Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 5

HIGH RISE
BUILDING
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

ASAS DAN STUDIO


PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
KELOMPOK 5

MUHAMMAD ILHAM

MUHAMMAD LUTHFI

NURQHAFIFAH ZALSYAHDIYAH ANJANI


KELOMPOK 5

PENDAHULUAN

ASAS DAN STUDIO


PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
PENDAHULUAN
High-rise building atau gedung pencakar langit, adalah struktur bangunan yang memiliki
beberapa lantai di atas tanah dan dibangun dengan ketinggian yang signifikan. Tidak ada
definisi resmi tentang tinggi minimum yang harus dimiliki oleh sebuah bangunan untuk
dianggap sebagai high-rise, tetapi umumnya gedung pencakar langit memiliki ketinggian
minimal sekitar 75 kaki (sekitar 23 meter) atau setara dengan 7 hingga 10 lantai.

Arsitektur hijau merujuk pada pendekatan dalam merancang,


membangun, dan mengelola bangunan yang bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta
meningkatkan kesejahteraan penghuninya. Pendekatan ini
berfokus pada penggunaan praktik-praktik ramah lingkungan
yang mengintegrasikan aspek-aspek keberlanjutan dalam setiap
tahapan proses pembangunan dan operasional bangunan.
KELOMPOK 5

KONSEP
PEMILIHAN
TAPAK

ASAS DAN STUDIO


PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
KONSEP PEMILIHAN TAPAK
TUJUAN :
UNTUK MENDAPATKAN TAPAK DENGAN
POTENSI TERBAIK SESUAI PENGEMBANGAN
FISIK, FASILITAS LINGKUNGAN, KEBUTUHAN
SERTA FUNGSI BANGUNAN.
JL. AROEPPALA

KRITERIA TAPAK MEMENUHI:


PERTIMBANGKAN TOPOGRAFI LOKASI
TERMASUK ELEVASI, KEMIRINGAN, DAN
STRUKTUR TANAH.
LOKASI BERJARAK 0-1.200 METER DARI
L. METRO TJ.BUNGA
JALAN PRIMER.
LOKASI MUDAH DIAKSES OLEH KOTA MAKASSAR
KENDARAAN DAN TRANSPORTASI
UMUM.
KEBUTUHAN KOMERSIAL DAN SOSIAL DI
SEKITAR LOKASI.
TINGKAT KEBISINGAN RENDAH.

JL. PERINTIS KEMERDEKAAN


KELOMPOK 5

DATA LOKASI

ASAS DAN STUDIO


PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
DATA LOKASI
LOKASI 1:
JL. AROEPPALA, KECAMATAN RAPPOCINI, KOTA
MAKASSAR, SULAWESI SELATAN 90221

LOKASI 2:
JL. METRO TJ. BUNGA, KECAMATAN TAMALATE,
KOTA MAKASSAR, SULAWESI SELATAN 90134

LOKASI 3:
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN, KECAMATAN
BIRINGKANAYA, KOTA MAKASSAR, SULAWESI
SELATAN 90245
KELOMPOK 5

STUDI KASUS

ASAS DAN STUDIO


PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
STUDI KASUS
The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta dibuka pada
tanggal 16 Mei 2007. Berlokasi di kompleks Pacific
Place, The Ritz-Carlton Jakarta adalah hotel high-rise
yang juga dikenal karena pendekatan arsitektur hijau.
Hotel ini menggunakan teknologi hemat energi,
material bangunan ramah lingkungan, dan memiliki
program pengelolaan limbah yang canggih.

The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta dirancang


oleh perusahaan arsitektur asal Singapura, DP
Architects. DP Architects merupakan salah satu firma
arsitektur terkemuka di Asia yang telah merancang
berbagai proyek bangunan ikonik di seluruh dunia,
termasuk hotel, pusat perbelanjaan, kompleks
perumahan, dan bangunan komersial lainnya.
STUDI KASUS
Dalam merancang The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, DP
Architects telah memperhatikan berbagai faktor seperti
konteks lokal, kebutuhan klien, teknologi bangunan yang
terbaru, serta prinsip-prinsip arsitektur hijau untuk
menciptakan bangunan yang berkesan dan berkelanjutan.
Desainnya menggabungkan elemen-elemen modern dengan
sentuhan lokal yang khas, menciptakan lingkungan yang
nyaman dan mewah bagi pengunjung dan penghuninya.

Bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi juga


menjadi faktor penting. Arsitektur hijau sering kali
menggunakan bahan yang ramah lingkungan, seperti bahan
daur ulang atau bahan dengan jejak karbon rendah. Selain itu,
penggunaan bahan yang meminimalkan polusi dalam ruangan
juga menjadi pertimbangan penting.
KESIMPULAN

Penting untuk mempertimbangkan pemilihan lokasi dalam merancang


bangunan arsitektur hijau. Lokasi yang dipilih harus memungkinkan
pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari
untuk energi surya, angin untuk energi angin, dan air untuk sistem
pengelolaan air. Penting untuk memilih lokasi yang memiliki akses yang
memadai ke layanan infrastruktur seperti air bersih, listrik, dan sistem sanitasi,
serta teknologi komunikasi yang canggih untuk mendukung operasi bangunan
hijau. Lokasi harus memiliki lahan yang cukup untuk membangun bangunan
hijau yang sesuai dengan kebutuhan dan visi desain, serta memberikan ruang
untuk pengembangan lanjutan atau pembangunan fasilitas pendukung.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai