Anda di halaman 1dari 2

Coach (P. Gunawan) : Selamat pagi, bagaimana kabarnya?

Coachee (P. Rafi) : Pagi, Coach Gunawan, alhamdulillah kabar baik.


Coach (P. Gunawan) : Kita langsung saja, ya ke sesi tanya jawab.
Coachee (P. Rafi) : Iya coach, siap.
Coach (P. Gunawan) : Sebelum kita mulai, bagaimana perasaanmu menjelang sesi coaching kali ini?
Ada hal khusus yang ingin kamu diskusikan atau fokuskan?
Coachee (P. Rafi) : Sejujurnya, saya sedikit merasa tegang. Beberapa tantangan di pekerjaan
membuat saya mencari solusi lebih efektif.
Coach (P. Gunawan) : (dengan penuh perhatian) Tentu, saya menghargai kejujuranmu. Mari kita
jadikan sesi ini sebagai ruang untuk menjelajahi solusi bersama. Apakah ada
hal khusus yang ingin kita bahas lebih mendalam hari ini?
Coachee (P. Rafi) : Ada coach, tapi mungkin nanti di akhir sesi saja.
Coach (P. Gunawan) : Oke. Kita langsung ke sesi tanya jawab saja, ya.
Coachee (P. Rafi) : Siap, Coach!

TUJUAN
Coach (P. Gunawan) : apa tujuan yang ingin kamu capai dari sesi coaching ini?
Coachee (P. Rafi) : Saya ingin meningkatkan kemampuan presentasi saya di depan umum.
Coach (P. Gunawan) : Baik, apa definisi tujuan akhir yang kamu inginkan?
Coachee (P. Rafi) : Saya ingin bisa presentasi dengan percaya diri dan membuat audiens terkesan
dengan presentasi saya.
Coach (P. Gunawan) : Bagus, apa ukuran keberhasilan yang kamu inginkan dari sesi coaching ini?
Coachee (P. Rafi) : Saya ingin bisa presentasi dengan lancar dan tanpa rasa gugup, serta
mendapatkan feedback positif dari audiens.

IDENTIFIKASI
Coach (P. Gunawan) : Oke, sekarang mari kita masuk ke tahap identifikasi. Apa yang membuat kamu
merasa kesulitan dalam presentasi?
Coachee (P. Rafi) : Saya merasa gugup dan sering lupa kata-kata saat presentasi.
Coach (P. Gunawan) : (dengan penuh perhatian) Ceritakan lebih lanjut. Bagaimana perasaan itu
muncul?
Coachee (P. Rafi) : (berbicara lebih mendalam) Rasa takut tidak bisa memberikan kesan positif
kepada audiens membuat saya gugup. Terkadang, saya merasa tekanan untuk
menyampaikan sesuatu yang sempurna.
Coach (P. Gunawan) : (memahami) Paham. Bagaimana Anda menghadapi situasi tersebut?
Coachee (P. Rafi) : (bercerita lebih rinci) Coach membimbing saya dengan pertanyaan-pertanyaan
yang membuat saya merenung, membuka ruang bagi saya untuk menyusun
pemahaman yang lebih mendalam mengenai tantangan yang saya hadapi. Saya
merasa didengar dan didukung.
Coach (P. Gunawan) : (mendengarkan dengan empati) Kita akan bersama-sama mencari solusi untuk
mengatasi hambatan ini. Apakah ada hal lain yang ingin kamu tambahkan?
Coachee (P. Rafi) : Saya hanya ingin merasa lebih percaya diri dan terampil saat presentasi, dan
saya
yakin dengan bimbingan ini, saya bisa mencapainya.

RENCANA AKSI
Coach (P. Gunawan) : Baik, sekarang mari kita merancang rencana aksi. Apa rencana kamu dalam
mencapai tujuan presentasi yang kamu inginkan?
Coachee (P. Rafi) : Saya akan mempersiapkan materi presentasi dengan baik, berlatih presentasi
di
depan cermin, dan mencari feedback dari teman atau mentor.
Coach (P. Gunawan) : (mendalam) Bagus, adakah prioritas yang kamu miliki dalam rencana aksi
kamu?
Coachee (P. Rafi) : Prioritas saya adalah mempersiapkan materi presentasi dengan baik dan
berlatih
presentasi di depan cermin. Saya percaya bahwa fondasi yang kuat dalam
materi dan latihan akan membantu saya mengatasi rasa gugup.
Coach (P. Gunawan) : (menggali lebih dalam) Apa strategi yang kamu gunakan untuk mencapai
tujuan
presentasi kamu?
Coachee (P. Rafi) : Saya akan mencari referensi materi presentasi yang baik, mempersiapkan slide
presentasi yang menarik, dan berlatih presentasi dengan fokus pada intonasi
dan gerakan tubuh. Saya juga berencana untuk meminta feedback konstruktif
untuk terus memperbaiki diri.
Coach (P. Gunawan) : (memberikan dukungan) Itu adalah langkah-langkah yang sangat baik. Rencana
aksi yang terstruktur dan fokus pada detail akan membantu kamu mengatasi
tantangan presentasi dengan lebih efektif. Bagaimana kamu melihat tindak
lanjut dari rencana ini?

TANGGUNG JAWAB
Coach (P. Gunawan) : Baik, sekarang mari kita masuk ke tahap tanggung jawab. Apa komitmen kamu
terhadap rencana aksi yang sudah kamu buat?
Coachee (P. Rafi) : Saya berkomitmen untuk mempersiapkan materi presentasi dengan baik,
berlatih presentasi di depan cermin, dan mencari feedback dari teman atau
mentor.
Coach (P. Gunawan) : (mendalam) Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga
komitmen kamu?
Coachee (P. Rafi) : Saya akan meminta bantuan teman atau mentor untuk memberikan feedback
dan membantu saya dalam berlatih presentasi. Saya percaya dukungan mereka
akan menjadi pendorong motivasi dan pemantik perbaikan.

Coach (P. Gunawan) : (menggali lebih lanjut) Bagaimana dengan tindak lanjut dari kegiatan coaching
ini?
Coachee (P. Rafi) : Saya akan terus berlatih presentasi dan mencari feedback dari teman atau
mentor untuk terus meningkatkan kemampuan presentasi saya. Kegiatan ini
tidak hanya menjadi fokus sementara, tetapi juga sebuah perjalanan
berkelanjutan menuju pengembangan diri dalam berkomunikasi efektif.

Dalam dialog di atas, coach dan coachee mengikuti alur TIRTA dalam coaching. Coach menanyakan
tujuan yang ingin dicapai coachee, membantu coachee mengidentifikasi masalah, merancang rencana
aksi, dan mengarahkan coachee dengan pertanyaan mengenai komitmen terhadap rencana aksi, siapa
dan apa yang dapat membantu dalam menjaga komitmen, serta tindak lanjut dari kegiatan coaching.
Dengan menerapkan alur TIRTA, proses coaching menjadi lebih terarah dan bermakna.

Dengan menerapkan model TIRTA, proses coaching guru penggerak dapat menjadi lebih terstruktur dan
bermakna. Guru penggerak memiliki peran kunci dalam membantu coachee menemukan solusi dan
merancang rencana aksi yang konkret. Pengembangan keterampilan coaching juga menjadi esensial
untuk mengatasi hambatan dan memastikan kelancaran proses coaching.

Anda mungkin juga menyukai