Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP PENGAMALAN KEAGAMAAN


MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN UPN
VETERAN JAWA TIMUR

Angga Afriliano Mahendra


23012010153
Abstract

This research is designed to delve into the intricate relationship between


the understanding of Islamic religious education and the religious practices
of students majoring in Management. Utilizing quantitative research
methods, the study engages students enrolled in Management programs as
the primary respondents. To measure the students' comprehension of
Islamic teachings and assess the extent to which this understanding
influences their religious practices, questionnaire instruments have been
employed. The gathered data will undergo rigorous analysis using various
statistical methods. The anticipated outcomes of this study are expected to
provide a comprehensive understanding of how the comprehension of
Islamic religious education significantly shapes the religious practices of
students within the Management discipline. This research holds the
potential to shed light on the nuanced interplay between religious
education and individual religious behaviors among Management students.
The implications of these findings extend beyond the academic realm,
aiming to contribute to the refinement of the Islamic religious education
curriculum at the tertiary level.

Key-words: islamic religious, Management, education, College, religious


practice, student/
A. PENDAHULUAN

Mapel agama Islam yang diterima mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai
dengan jenjang perguruan tinggi memiliki peran integral dalam perkembangan
pribadi dan spiritualitas seseorang. Pada tingkat SD, dasar-dasar agama Islam
diperkenalkan melalui pembelajaran mengenai ajaran dasar, ibadah, dan nilai-nilai
moral. Ini membentuk fondasi pemahaman keagamaan yang awal bagi siswa,
memperkenalkan mereka pada kisah-kisah keagamaan, hukum-hukum Islam
sederhana, serta etika sosial.
Ketika siswa melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama kemudian
selanjutnya Sekolah Menengah Atas (SMA), pendidikan agama Islam
berkembang menjadi mapel yang lebih mendalam, mencakup pemahaman tentang
hukum-hukum Islam, sejarah perkembangan Islam, dan kajian-kajian agama yang
lebih kompleks. Pada tahap ini, siswa juga diajak untuk mempertajam pemahaman
etika dan moralitas Islam, menjadikan mereka lebih mampu menghadapi
tantangan moral di tengah-tengah pergaulan sosial di lingkungan sekolah.
Ketika siswa memasuki perguruan tinggi, pendidikan agama Islam semakin
terfokus pada aspek akademis dan aplikatif. Mahasiswa belajar tentang filsafat
dan pemikiran Islam, mendalami pemahaman ajaran-ajaran Islam dari berbagai
perspektif, serta melibatkan diri dalam diskusi dan penelitian terkait dengan isu-
isu kontemporer yang melibatkan aspek keagamaan. Pendidikan di perguruan
tinggi juga mendorong mahasiswa untuk mengaitkan pemahaman agama Islam
dengan konteks kehidupan sehari-hari, bisnis, dan profesi, sehingga mereka dapat
mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam berbagai situasi.
Dengan perjalanan pendidikan agama Islam dari SD hingga perguruan tinggi,
diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang komprehensif
dan matang terkait dengan ajaran Islam. Ini tidak hanya membangun fondasi
keimanan yang kuat, tetapi juga membekali mereka dengan alat untuk menjalani
kehidupan sehari-hari dengan penuh integritas, kebijaksanaan, dan rasa tanggung
jawab moral. Pendidikan agama Islam di semua tingkatan bertujuan untuk
membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga
berakhlak mulia dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk karakter, moralitas, dan nilai-nilai etika mahasiswa.
Perguruan tinggi adalah lingkungan yang kompleks, tempat di mana mahasiswa
berinteraksi dengan berbagai ide dan pengalaman yang menciptakan landasan
untuk pengembangan pribadi mereka. Pendidikan agama Islam di tingkat
perguruan tinggi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendalami dan
memahami ajaran Islam secara lebih mendalam, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Salah satu aspek penting dari pendidikan agama Islam di perguruan tinggi
adalah memberikan landasan teoritis dan praktis bagi mahasiswa untuk
memahami nilai-nilai Islam dalam konteks kekinian. Materi pembelajaran tidak
hanya terfokus pada aspek teologis, tetapi juga mengintegrasikan pemahaman
agama dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk dalam konteks akademis,
sosial, dan profesional. Hal ini mencakup penekanan pada etika bisnis Islam, tata
nilai kehidupan, serta tanggung jawab sosial dan moral.
Selain itu, pendidikan agama Islam di perguruan tinggi juga menciptakan
lingkungan di mana mahasiswa dapat menggali identitas keagamaan mereka dan
menjalin keterhubungan yang lebih mendalam dengan nilai-nilai Islam. Dengan
memahami prinsip-prinsip Islam secara holistik, mahasiswa dapat membawa
nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengambilan
keputusan, interaksi sosial, dan kontribusi mereka pada masyarakat.
Pentingnya pendidikan agama Islam di perguruan tinggi juga terletak pada
peranannya dalam membentuk pemikiran kritis dan reflektif mahasiswa terkait
dengan isu-isu moral dan etis yang kompleks di tengah-tengah masyarakat yang
terus berubah. Ini memberikan dasar bagi mahasiswa untuk membentuk perspektif
yang seimbang dan ilmiah, sekaligus mempertahankan nilai-nilai etika dan
moralitas dalam segala aspek kehidupan.
Selain itu, pemahaman tentang etika sosial dalam Islam, seperti tanggung
jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama, mendorong mahasiswa untuk aktif
terlibat dalam kegiatan sosial atau amal. Ini menciptakan iklim sosialisasi yang
tidak hanya sehat secara individual, tetapi juga berdampak positif pada
masyarakat sekitar kampus. Mahasiswa yang memahami konsep zakat, sedekah,
dan kepedulian sosial dapat mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-
hari mereka, memperkuat ikatan sosial dan membantu mereka menjadi bagian
yang positif dari masyarakat.
Dengan demikian, pendidikan agama Islam di perguruan tinggi tidak hanya
menjadi pengetahuan teoritis, tetapi juga menjadi alat yang mendorong mahasiswa
untuk mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam kehidupan mereka, memberikan
kontribusi positif pada masyarakat, dan menjadi agen perubahan yang membawa
nilai-nilai luhur ke dalam berbagai lapisan kehidupan.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di UPN
Veteran Jawa Timur dengan tujuan untuk menginvestigasi korelasi antara variabel
yang diamati terhadap seluruh populasi mahasiswa, yang berjumlah 360 orang.
Sampel penelitian diambil sebanyak 104 mahasiswa dengan menerapkan teknik
pengambilan sampel yang representatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan mencakup angket untuk mendapatkan tanggapan langsung dari
responden, observasi untuk pengamatan langsung, wawancara untuk mendalami
informasi, dan dokumentasi untuk mengakses data yang relevan. Tahapan analisis
data melibatkan pengumpulan data dari lapangan dalam bentuk hasil observasi
atas penelitian
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan Korelasi Produc
Moment untuk menganalisis hubungan variabel yang diamati. Pendekatan
kuantitatif ini memungkinkan peneliti untuk mengukur dan mengidentifikasi
hubungan statistik yang signifikan antara variabel yang sedang diteliti. Melalui
kombinasi teknik pengumpulan data dan analisis kuantitatif ini, diharapkan
penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-
faktor yang memengaruhi populasi mahasiswa di UPN Veteran Jawa Timur, serta
memberikan sumbangan pada pengembangan kebijakan dan program-program
yang lebih efektif di lingkungan perguruan tinggi tersebut.

C. Hasil Penelitian
Dalam tahap pengumpulan data ini, peneliti telah menjelaskan digunakan,
termasuk observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti membuat
104 pertanyaan kuisioner untuk responden. Setelah mendapatkan respons dari
angket atau tes yang disebarkan, peneliti kemudian menyusun data tersebut
dengan memberikan skor.
1. Agket pemahaman agama mahasiswa
Angket digunakan dalam penelitian berisi 25 pertanyaan, dengan masing-
masing pertanyaan memiliki kriteria penskoran berdasarkan tingkat pemahaman.
Skala penskoran ini dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:
(a) Sangat memahami = 5,
(b) Memahami = nilai 4,
(c) Cukup memahami =3,
(d) Kurang memahami= nilai 2, dan
(e) Tidak memahami = 1.

Setiap responden diminta untuk memberikan jawaban sesuai dengan tingkat


pemahaman mereka terhadap setiap pertanyaan dalam angket. Dengan
menggunakan kriteria penskoran ini, penelitian dapat mengukur secara sistematis
tingkat pemahaman siswa terhadap ajaran agama Islam, yang nantinya akan
dikorelasikan dengan kemampuan mereka dalam mengamalkan nilai-nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari. Skala penskoran ini memberikan kerangka evaluasi
yang jelas dan terstruktur untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa dalam
konteks pendidikan agama Islam.
skor pemahaman agama mahasiswa (Y)
119 92 84 91

108 84 74 97

100 85 89 84

93 100 93 104

95 76 98 82

99 74 96 92

92 59 108 107

98 94 96 87

104 99 83 100

102 105 91 85

85 92 103 91

83 80 86 77

78 85 95 85

108 100 88 914

96 76 88 98

85 74 88 90

89 87 95 91

78 94 95 90

92 99 78 99

93 105 95 93
2. Angket
100 92 95 94

63 80 78 100

89 85 95 100

82 99 80 84

84 88 80 93

98 83 106 86

pengamalan agama Mahasiswa (variabel y)

Hasil angket mengenai pengamalan agama mahasiswa, yang merupakan variabel


y dalam penelitian 25 pertanyaan memiliki kriteria sebagai berikut:
(a) Skor 5 = Selalu
(b) Skor 4 =Sering
(c) Skor 3 = Kadang-Kadang
(d) Skor 2 = Tidak Pernah
(e) Skor 1 = Tidak Tahu

Melalui skala penskoran ini, setiap responden diminta untuk memberikan


penilaian terhadap frekuensi kegiatan agama mereka saat bermasyarakat. Skor yang
diberikan mencerminkan sejauh mana siswa menerapkan ajaran agama dalam praktek
sehari-hari, dan ini akan menjadi dasar untuk mengukur kemampuan pengamalan
keagamaan siswa secara kuantitatif. Dengan pendekatan penskoran yang jelas ini,
penelitian dapat menganalisis dengan sistematis tingkat pengamalan agama siswa dan
kemudian menjelaskan hubungannya dengan memaknai agamanya. Skala penskoran ini
memberikan landasan yang solid untuk mengevaluasi praktik keagamaan siswa dalam
kerangka penelitian ini.

Angket pengamalan mahasiswa berisi 25 pertanyaan, dengan


penskoran:
a) Skor 5 = Selalu
b) Skor 4 = Sering
c) Skor 3 = Kadang-Kadang
d) Skor 2 = Tidak Pernah
e) Skor 1 = Tidak Tahu

Berikut adalah hasil skor angket Pengamalan Agama Siswa (Y)

76 89 80 68

74 78 84 64

59 92 74 84

94 93 89 88

99 100 93 97

105 63 98 84

92 89 96 104

80 82 108 82

85 93 96 92

100 95 83 80

76 99 91 85

74 92 103 99

98 98 95 60
90 104 99 52

91 95 92 64

90 95 98 78

99 78 100 108

93 95 76 96

94 80 74 85

100 80 100 85

100 106 85 89

84 88 91 78

93 92 77 92

86 64 85 93

96 84 64 95

85 80 56 80

D. Pembahasan
Setelah berhasil mengumpulkan dan menyusun data dengan baik, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan. Analisis korelasi product moment digunakan dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95% atau tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Hasilnya
mendapatkan nilai Pearson’s r sebesar 0,587 dengan sig. sebesar 0,02, yang lebih
kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Pendidikan
Agama Islam Siswa memiliki hubungan yang nyata dan signifikan dengan
Pengamalan Keagamaan Siswa. Hasil analisis memberikan dukungan lebih lanjut
untuk temuan tersebut. Seluruh hasil analisis ini memperkuat kesimpulan bahwa
variabel pemahaman pendidikan agama Islam berpengaruh signifikan atas
pengamalan keagamaan siswa.
Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1
Pemahaman (X)b . Enter

a. Dependent Variable: Pengamalan (Y)

b. All requested variables entered.

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 ,294a ,086 ,077 11,469

a. Predictors: (Constant), Pemahaman (X)

ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1266,586 1 1266,586 9,629 ,002b

Residual 13417,530 102 131,544

Total 14684,115 103

a. Dependent Variable: Pengamalan (Y)


b. Predictors: (Constant), Pemahaman (X)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 91,628 1,775 51,609 ,000

Pemahaman (X) ,043 ,014 ,294 3,103 ,002

a. Dependent Variable: Pengamalan (Y)

Dalam analisis persamaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai


variabel pemahaman pendidikan agama Islam (X) memiliki dampak yang
signifikan terhadap penginterpretasian pendidikan agama Islam. Angka koefisien
a=91,628 menandakan bahwa ketika tidak ada kontribusi dari pemahaman
pendidikan agama Islam (X=0), tingkat pengamalan PAI akan memiliki nilai
91,628. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap
pendidikan agama Islam memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap
peningkatan kemampuan pengamalan agama mahasiswa. Selain itu, nilai
konstanta b sebesar 0,043 menunjukkan adanya peningkatan yang bersifat
tambahan terhadap kemampuan pengamalan pendidikan agama Islam dengan
adanya variabel pemahaman pendidikan agama Islam. Sebagai hasilnya,
interpretasi dari persamaan tersebut mengindikasikan bahwa pemahaman yang
baik terhadap pendidikan agama memiliki peran penting dalam nilai
regresiparameter atau koefisien regresi b pada penelitian ini mengindikasikan
hubungan antara variabel pemahaman pendidikan agama Islam (X) dan
kemampuan pengamalan keagamaan siswa. Dalam konteks ini, nilai b sebesar
0.43 menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit pada pemahaman
pendidikan agama Islam akan menyebabkan peningkatan sebanyak 0.43 unit pada
tingkat pengamalan keagamaan mahasiswa. maka, terdapat hubungan positif
antara interpretasi pendidikan agama Islam dan kemampuan pengamalan
keagamaan mahasiswa.

Selain itu, nilai koefisien b sebesar 0,043 pada persamaan tersebut


menggambarkan hubungan proporsional antara variabel pemahaman pendidikan
agama Islam dan pengamalan agama mahasiswa. Dengan kata lain, setiap
kenaikan satu unit pada skala pemahaman pendidikan agama Islam berkontribusi
pada peningkatan sekitar 0,043 unit pada kemampuan pengamalan agama siswa.
Hasil ini mencerminkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap
ajaran agama Islam, semakin signifikan pula peningkatan tingkat pengamalan
keagamaan mahasiswa. Artinya, angka korelasi sebesar 86% menunjukkan sejauh
mana variabilitas dalam pemahaman PAI dapat dihubungkan dengan kesediaan
siswa dalam mengamalkan ajaran agama tersebut. Dengan adanya koefisien
korelasi yang tinggi, dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap pendidikan
agama Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
pengamalan agama siswa. Hal ini memberikan indikasi penting bagi para
pengambil kebijakan pendidikan untuk memberikan perhatian khusus terhadap
peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai agama Islam guna memperkuat
dan mendukung pengembangan aspek keagamaan dalam konteks pendidikan.

Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,86, atau 86%, memberikan


gambaran tentang sejauh mana variabel pemahaman pendidikan agama Islam
dapat menjelaskan variasi dalam kemampuan pengamalan agama siswa. Dengan
nilai determinasi sebesar 86%, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengamalan
pendidikan agama Islam siswa secara substansial dipengaruhi oleh tingkat
pemahaman mereka terhadap ajaran agama tersebut. Ini menandakan bahwa
sebagian besar variabilitas dalam variabel dependen, yaitu kemampuan
pengamalan keagamaan siswa, dapat diatribusikan langsung pada pemahaman
pendidikan agama Islam. Namun, perlu diakui bahwa terdapat 14% sisanya yang
tidak dapat tergambar pada pemahaman PAI, menunjukkan kemungkinan adanya
faktor-faktor lain di luar lingkup penelitian yang juga turut memengaruhi
kemampuan pengamalan agama siswa. Oleh karena itu, hasil ini memberikan
landasan bagi penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki faktor-faktor tambahan
yang dapat memengaruhi kemampuan pengamalan agama siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai r hitung untuk


variabel Pemahaman Pendidikan Agama Islam sebesar 0,294, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0020. Perbandingan nilai r hitung (0,294) dengan nilai r
tabel (0,191) menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai kritis r tabel,
yaitu 0,294 > 0,191. Dengan demikian, hasil pengujian statistik menunjukkan
penolakan terhadap hipotesis nol (Ho) dan penerimaan terhadap hipotesis
alternatif (Ha). Artinya, pemahaman pendidikan agama Islam memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kemampuan pengamalan keagamaan mahasiswa.
Temuan ini memperkuat keyakinan bahwa pemahaman yang baik terhadap
pendidikan agama Islam berkontribusi secara bermakna terhadap peningkatan
kemampuan mahasiswa dalam mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil ini memberikan dasar empiris yang kuat untuk
mendukung pentingnya perhatian pada pemahaman agama Islam dalam
pengembangan pendidikan keagamaan di lingkungan akademik.
Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa nilai R Square yang diperoleh
sebesar 0,294, mengindikasikan bahwa sekitar 29,4% dari variabilitas dalam
variabel Pengamalan Keagamaan Siswa dapat dijelaskan oleh variabel
Pemahaman Pendidikan Agama Islam. Secara konkret, hasil ini menyiratkan
bahwa hampir sepertiga dari variasi dalam kemampuan pengamalan keagamaan
siswa dapat diatribusikan langsung kepada tingkat pemahaman mereka terhadap
pendidikan agama Islam. Meskipun pemahaman agama Islam memiliki kontribusi
yang signifikan, sebagian sisanya, sekitar 70,6%, dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Temuan ini menegaskan
pentingnya pertimbangan terhadap variabel-variabel tambahan yang mungkin
turut memengaruhi kemampuan pengamalan keagamaan siswa. Oleh karena itu,
penelitian lebih lanjut yang melibatkan faktor-faktor eksternal dapat memberikan
wawasan yang lebih holistik untuk memahami dinamika kompleks yang
mempengaruhi pengamalan keagamaan siswa di lingkungan pendidikan.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa variabel Pemahaman Pendidikan Agama Islam


memiliki nilai r hitung sebesar 0,294, dengan nilai signifikansi mencapai 0,000.
Analisis statistik juga menunjukkan bahwa nilai r hitung ini lebih besar dari nilai r
tabel (0,294 > 0,191), dan signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,294 < 0,05).
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis alternatif (Ha)
diterima, sementara hipotesis nol (Ho) ditolak. Data ini memberikan indikasi kuat
PAI berpengaruh secara positif juga signifikan terhadap Pengamalan Keagamaan
mahasiswa. Selain itu, R = 0,294 mengungkapkan bahwa sekitar 29,4% variasi
dalam variabel Pengamalan Pendidikan Agama Islam Siswa dapat dijelaskan oleh
variabel Pemahaman Pendidikan Agama Islam, sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Temuan
ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang hubungan antara
pemahaman agama Islam dan pengamalan keagamaan siswa di konteks
pendidikan.

BIBLIOGRAPHY
Ahmadi,Abu&Noor Salimi,Dasar-DasarPendidikanAgamaIslam,Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam diIndonesia Pasca kemerdekaan,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Hasan, Iqbal Analisis Data dan Penelitian Dengan Statistik.Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006.
Gafar, Irpan Abd.Muhammad Jamil, Re-Formulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Panduan Dosen, Guru, dan Mahasiswa,
Jakarta : Nur Insani, 2003.

Anda mungkin juga menyukai