Anda di halaman 1dari 11

Hubungan kebutuhan air irigasi dengan

kebutuhan air tanaman

Tanaman membutuhkan air agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik
Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi
Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan
melalui sistem jaringan irigasi guna menjaga keseimbangan jumlah air di sawah
Keseimbangan air yang masuk dan keluar dari suatu lahan dapat diilustrasikan seperti gambar
di bawah ini:

Gambar 2.1. Skema keseimbangan air

Agar terjadi keseimbangan air di suatu lahan pertanian maka:

Dirumuskan sebagai: IR = (ET + Pd + P&I) – R


Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I)

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
2 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + Pd + P&I), maka pada saat ini air irigasi tidak
dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak tergenang air
secara berlebihan.
Kelebihan maupun kekurangan air pada lahan pertanian berakibat buruk terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.

Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang
akibat penguapan.

Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman
(transpirasi).

Bila kedua proses penguapan tersebut terjadi bersama-sama maka terjadilah


evapotranspirasi.

Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah air yang hilang akibat
proses evapotranspirasi.

Gambar 2.2. Proses evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi

Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, meliputi temperature, udara,
kecepatan angin, kelembaban udara dan kecepatan penyinaran matahari.

Besar transpirasi dipengaruhi oleh keadaan iklim, jenis tanaman, varietas tanaman dan umur
tanaman, yang biasa disebut dengan faktor tanaman.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
3 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Rumus kebutuhan air tanaman adalah ET = k.Eto

Dimana:

k = koefisien tanaman, besarnya tergantung dari jenis, varietas dan umur tanaman

Eto = evapotranspirasi potensial, besarnya dapat dihitung melalui berbagai rumus.

Bagan hubungan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan air tanaman adalah:

Gambar 2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bagi tanaman

Koefisien Tanaman (k)

Notasi k menyatakan koefisien tanaman (sering disebut dengan evapotranspirasi tanaman),


merupakan angka pengali untuk menjadikan evapotranspirasi potensial (Eto) menjadi
evapotranspirasi yang sebenarnya (ET).

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
4 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Besarnya koefisien tanaman (k) erat berhubungan dengan:

a. jenis tanaman (misal: padi, jagung, tebu)


b. varietas tanaman (missal: padi IR2, padi PB5)
c. umur tanaman

Beberapa data koefisien tanaman padi seperti pada tabel berikut (Suyono dan Takeda, hlm
62) :

Salah satu tujuan irigasi adalah membagi sejumlah air yang sama pada lahan yang seluas
mungkin. Untuk itu dilakukan berbagai macam cara, salah satunya adalah memperkecil
kebutuhan air irigasi (IR).

Upaya memperkecil IR dapat dilakukan dengan memperkecil kebutuhan air tanaman (ET).

Upaya memperkecil kebutuhan air tanaman (ET) hanya dapat dilakukan dengan memperkecil
koefisien tanaman (k), karena besarnya evapotranspirasi potensial (Eto) sulit dimanipulasi
karena sangat berhubungan dengan keadaan iklim.

Mengubah faktor koefisien tanaman (k) berarti mengubah jenis, varitas dan umur tanaman,
yaitu dengan memilih tebu sebagai pengganti padi, mengubah waktu tanam pada bulan
tertentu, dan lain-lain.

Kegiatan mengatur jenis tanaman, varitas tanaman dan masa pertumbuhan tanaman
biasanya disebut dengan pengaturan pola tata tanam.

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
5 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Dengan demikian usaha mengatur pola tata tanam dimaksudkan untuk mengubah besar
koefisien tanaman (k) agar didapat besaran ET tertentu.

Contoh: berdasarkan perhitungan nilai Eto didapatkan hasil seperti berikut:

Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti berikut:

Jika penanaman jagung dimulai awal Januari, maka kebutuhan air tanaman (ET) dapat
diketahui sebagai berikut:

Jika awal penanaman diganti menjadi awal Februari maka:

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
6 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari, maka besar RT
bulan Februari sebesar 3,11 mm/hari. Dengan mengubah awal tanam menjadi awal Februari,
maka terjadi perubahan ET, pada bulan Februari menjadi 2.00 mm/hari.

Perhitungan kehilangan air


Rumus perhitungan ETo
Berbagai rumus telah dikembangkan untuk menghitung besaran ETo, di antaranya rumus
Blaney-Criddle, rumus radiasi dan rumus Penman. Badan pertanian dan pangan PBB (FAO)
merekomendasikan rumus Penman untuk dipakai dalam perhitungan ETo.
Prinsip ketiga rumus tersebut untuk menghitung ETo adalah ETo = c.ETo*
ETo sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan keadaan iklim sangat berhubungan
erat dengan letak lintang daerah.
Perbedaan dari ketiga rumus tersebut adalah dalam penerapan besaran c dan ETo*, yang
berhubungan dengan macam data iklim yang dipergunakan.
Perhitungan ETo* membutuhkan data-data iklim yang benar-benar terjadi di suatu tempat
(data terukur).
Rumus Penman membutuhkan data terukur:
- temperature udara (t)
- kecepatan angin (u)
- kelembaban relatif (RH)
- kecerahan matahari (n/N)
- letak lintang

Pada daerah tertentu bisa jadi tidak semua data terukur bisa didapat, sehingga rumus
Penman tidak bisa dipakai dan sebagai gantinya digunakan rumus lainnya seperti rumus
Blaney Cridle yang membutuhkan data terukur lebih sedikit.

Secara umum perbedaan kebutuhan data terukur yang dibutuhkan untuk menghitung ETo*
adalah:

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
7 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Untuk menyesuaikan perbedaan hasil perhitungan ETo*, sehubungan dengan berbedanya
data iklim terukur, maka masing-masing rumus mempunyai angka koreksi yaitu c.

Besaran c ditetapkan berdasarkan perkiraan iklim dari daerah yang ditinjau, dengan demikian
penetapan harga c juga berbeda-beda dari ketiga rumus tersebut.

Perbedaan penetapan angka koreksi c adalah:

Bila diasumsikan bahwa makin banyak data iklim yang diperkirakan, maka kurang teliti hasil
perhitungannya. Dari sini tampak bahwa rumus Penman menggunakan banyak data iklim
terukur.

Rumus Penman Modifikasi

Rumus Penman adalah sebagai berikut:

Dimana:

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
8 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
w = faktor yang berhubungan dengan temperature (T) dan evaluasi daerah. Untuk daerah
Indonesia dengan elevasi antara 0-500 m, hubungan harga T dan w seperti pada tabel.

Rs = radiasi gelombang pendek dalam satuan evaporasi (mm/hari) = (0,25 + 0,54 n/N) Ra

Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir yang dipengaruhi oleh
letak lintang daerah.

Rn 1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari) = f(t) . f(ed).f(n/N)

f(t) = fungsi suhu

f(ed) = fungsi tekanan uap

f(n/N) = fungsi kecerahan matahari = 0,1 + 0,9 n/N

f(u) = fungsi kecepatan angina pada ketinggian 2 m dalam satuan (m/dt) = 0,27 (1+0,864 u)

U = kecepatan angina (m/dt)

(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang sebenarnya

ed = ea x Rh

RH = kelembaban udara relative (%)

ea = tekanan uap jenuh (mbar)

ed = tekanan uap sebenarnya (mbar)

c = angka koreksi Penman yang memasukkan harga perbedaan kondisi cuaca siang dan
malam. Harga c tertera pada tabel

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
9 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
10 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
Perencanaan Jaringan Irigasi dan
‘19
11 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.
DAFTAR PUSTAKA
1. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, KP-01, 2010
2. Hidrologi untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta, 1976.
3. Irigasi dan Bangunan Air, Ir. Hadi Susilo, MM, 2013

Perencanaan Jaringan Irigasi dan


‘19
12 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suprapti, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai