Anda di halaman 1dari 9

Punuh et al.

Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di


Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Frontier Agribisnis OPEN ACCESS


e-ISSN 0000-0000
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/fag

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP


PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN BARU
KECAMATAN ARUT SELATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN
BARAT

The Influence Factors Analysis on Household Food Expenditure in Sub-


District Baru, Districts Arut Selatan, Kotawaringin Barat Regency
Shania Sulie Punuh *, Muhammad Husaini dan Ahmad Yousuf Kurniawan
*
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Kata Kunci
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pangsa pengeluaran
Analisis; Pangsa pengeluaran pangan dan non pangan rumah tangga dan untuk mengetahui
pangan; pengeluaran pangan; faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran pangan
rumahtangga rumah tangga di Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan
Kabupaten Kotawaringin Barat. Penelitian ini dilaksanakan di
Korespondensi Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin
Corresponding author
Barat, dengan jumlah populasi sebanyak 464 rumah tangga. Dari
E-mail :
shaniasuliepunuh9@gmail.com jumlah tersebut diambil sebanyak 35 rumah tangga dengan teknik
acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangsa
Diterima: xx Januari 2022, pengeluran pangan dan non pangan rumahtangga di Kelurahan
Disetujui: 28 Maret 2022, Baru masing-masing sebesar 46,56% dan 53,44%. Sesuai kriteria
Diterbitkan on-line : 1 Juni 2022 yang telah ditetapkan, pangsa pengeluaran pangan lebih kecil dari
60% sehingga rumah tangga di Kelurahan Baru tergolong tahan
pangan. Berdasarkan pangsa pengeluraan tersebut, sebesar 65,71%
dari total rumah tangga tergolong tahan pangan, sisanya sebesar
34,29% dari total rumah tangga tergolong tidak tahan pangan.
Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran
pangan rumah tangga yaitu pendapatan rumah tangga, jumlah
anggota keluarga dan pengeluaran pendidikan. Faktor-faktor yang
lain yang meliputi pendidikan kepala keluarga, jenis pekerjaan,
keikutsertaan BPJS, dan kepemilikan rumah tidak berpengaruh
signifikan.

PENDAHULUAN didahulukan, sehingga pada kelompok


masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah
bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan
satu indikator yang dapat memberikan
untuk membeli makanan. Seiring dengan
gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. peningkatan pendapatan, maka lambat laun akan
Tingkat pengeluaran terdiri atas dua kelompok, terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu
yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan
makanan. Tingkat kebutuhan atau permintaan
untuk makanan dan peningkatan porsi
(demand) terhadap kedua kelompok tersebut
pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan
pada dasarnya berbeda-beda. Dalam kondisi makanan. Kabupaten Kotawaringin Barat
pendapatan terbatas, kebutuhan makanan

Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022 - 9


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

merupakan salah satu kabupaten yang terletak di rumah tangga di Kelurahan Baru Kecamatan
Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten ini Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
memiliki jumlah penduduk terbanyak urutan
Terdapat tiga tujuan dari hasil penelitian ini.
ketiga setelah Kabupaten Kotawaringin Timur
Pertama dapat memberi masukan dan manfaat
dan Kapuas (BKP, 2010).
kepada pemerintah dalam mengambil
Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari 6 kebijakan-kebijakan. Kedua sebagai
kecamatan yaitu Arut Selatan, Arut Utara, penambahan wawasan dan pengetahuan
Kumai, Kotawaringin Lama, Pangkalan mengenai pengeluaran pangan rumah tangga di
Banteng dan Pangkalan Lada. Kecamatan Arut Kecamatan Arut Selatan. Ketiga sebagai
Selatan sebagai salah satu kecamatan yang referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan
memiliki jumlah penduduk dan rumahtangga penelitian dalam kasus yang sama
terbanyak dibandingkan dengan kecamatan
lainnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan METODE
dan laju penduduk di Kabupaten Kotawaringin
Tempat dan Waktu Penelitian
Barat di setiap tahunnya maka pengeluaran
pangan menjadi meningkat. Oleh sebab itu, Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Baru
maka perlu dilakukannya penelitian tentang Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan
pengeluaran pangan rumah tangga agar dapat Tengah. Dengan ruang lingkup rumah tangga di
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh Kecamatan Arut Selatan. Pelaksanaan penelitian
terhadap pengeluaran pangan dan mengetahui ini dilaksanakan pada bulan November 2020
tingkat ketahanan pangan rumah tangga di sampai dengan selesai, yaitu mulai dari
daerah peneliti. pembuatan proposal penelitian, pengambilan
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia. data, pengolahan data sampai dengan
pembuatan laporan akhir.
Kemampuan rumah tangga dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang paling mendasar dan
Jenis dan Sumber Data
sangat erat yaitu berkaitan dengan pendapatan
yang diperoleh dalam suatu rumahtangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Rumah tangga yang memiliki pendapatan yang berupa data primer dan data sekunder. Data
rendah akan lebih mendahulukan pengeluaran primer diperoleh dengan cara wawancara secara
untuk kebutuhan pangan. Pendapatan langsung kepada rumah-rumah tangga yang
rumahtangga bukanlah satu-satunya faktor yang terpilih dengan bantuan kuesioner. Data
berpengaruh terhadap pengeluaran sekunder diperoleh dari dinas dan instansi
rumahtangga. Terdapat faktor lain yang turut terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas
berkontribusi yaitu jumlah anggota keluarga, Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin
pendidikan kepala keluarga, jenis pekerjaan, Barat, Kantor Kelurahan Baru, penelitian
pengeluaran untuk pendidikan, pengeluran terdahulu, jurnal serta laporan-laporan dan
untuk kesehatan dan juga kepemilikan rumah terbit-terbitannya yang berkaitan dengan
dari rumahtangga tersebut (Rosida, 2007). Oleh penelitian ini.
sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengatahui seberapa besar pangsa pengeluaran Metode Penarikan Contoh
pangan dan non pangan rumah tangga dan
Dalam penelitian ini digunakan metode survei.
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 6.302
terhadap pengeluaran pangan rumah tangga di
rumahtangga dan diambil sebanyak 35
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan
rumahtangga. Dari 35 rukun tetangga di
Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kelurahan Baru terpilih 4 rukun tetangga
dengan menggunakan teknik acak sederhana.
Tujuan dan Kegunaan Kemudian memilih sampel rumahtangga
Terdapat dua tujuan dalam penelitian ini. dengan teknik proportionate random sampling
Pertama untuk mengetahui pangsa sehingga diperoleh pada RT 24 sebanyak 12
pengeluaran pangan dan non pangan rumah rumahtangga, RT 28 sebnayak 9 rumahtangga,
tangga. Kedua untuk mengetahui faktor-faktor RT 25 sebanyak 8 rumahtangga dan pada RT 35
yang berpengaruh terhadap pengeluaran pangan sebanyak 6 rumahtangga.

10 – Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

0 = tidak tetap
Variabel Penelitian 1 = tetap
X6 [dummy)] = keikutsertaan ikut BPJS
Variabel yang digunakan pada penelitian ini
0 = tidak ikut BPJS
meliputi : 1) Pengeluaran pangan rumahtangga
1 = BPJS
(Y); 2) pendapatan rumahtangga (X1); 3) jumlah
X7 [dummy)] = kepemilikan rumah
anggota keluarga (X2); 4) pendidikan kepala
0 = sewa
keluarga (X3); 5) pengeluaran pendidikan (X4);
1 = milik sendiri
6) jenis pekerjaan (X5); 7) keikutsertaan BPJS
e = error term (koefisien error)
(X6); 8) kepemilikan rumah (X7).
Untuk menguji asumsi dasar model regresi,
Analisis Data digunakan uji normalitas untuk mengetahui
Untuk mengetahui tujuan pertama yaitu pangsa apakah dalam pendistribusiannya data diperoleh
pengeluaran pangan dan non pangan dengan normal. Apabila nilai signifikansi lebih
rumahtangga di Kelurahan Baru Kecamatan besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi
Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat, normal dan sebaliknya (Priyatno, 2010:54).
digunakan metode kuantitatif yaitu dengan cara Uji multikolinieritas digunakan untuk melihat
menghitung besarnya pangsa atau persentase apakah dalam model regresi yang digunakan
pengeluaran pangan dan non pangan terhadap ditemukan adanya hubungan atau kolerasi antar
terhadap total pengeluaran dari rumahtangga, setiap variabel bebas. Korelasi atau hubungan
dengan rumus sebagai berikut (Damanik, 2018): diantara variabel bebas (independent)
seharusnya tidak terjadi dalam model regresi.
PPi = × 100 % (1) Apabila nilai VIF lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa model tersebut terjadi
multikolinieritas (Damanik, 2018).
dengan :
Uji homokedastisitas digunakan untuk
PPi = Pangsa atau persentase mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan
pengeluaranpangan (%) ke-i varian dan residual pada model regresi. Dalam
FE = Pengeluaran rumahtangga suatu model regresi harus tidak ada gejala
(Rp/Bulan) ke-i heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:67).
I = Pengeluaran pangan dan non Untuk uji kesesuaian model maka setiap model
pangan akan diuji dengan menggunakan uji R, uji F dan
TE = Total pengeluaran rumahtangga uji parsial t. Uji R digunakan untuk mengukur
(Rp/Bulan). seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependent. Uji F
Untuk mengetahui tujuan kedua yaitu faktor- digunakan untuk menguji apakah semua
faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran variabel independent yang dimasukkan dalam
pangan rumahtangga, digunakan analisis regresi model secara serempak berpengaruh terhadap
linier berganda dengan model sebagai berikut : variabel dependent. Uji parsial t digunakan
untuk menguji apakah variabel independent
Ý = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent (Damanik, 2018).
b6X6 + b7X7 + e (2)

dengan :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Rumah tangga
Y= pengeluaran pangan rumahtangga(Rp/bulan)
Karakteristik rumahtangga dapat dilihat dari
A = konstanta
segi umur ibu rumahtangga, umur kepala
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = koefisien regresi
keluarga, pendidikan kepala keluarga, jumlah
X1 = pendapatan rumahtangga (Rp/bulan)
anggota keluarga, jenis pekerjaan, pengeluaran
X2 = jumlah anggota kelurga (jiwa)
pendidikan, keikutsertaan BPJS, pendapatan
X3 = pendidikan kepala keluarga (tahun)
rumahtangga dan kepemilikan rumah.
X4 = pengeluaran untuk pendidikan
X5 [dummy)] = jenis pekerjaan

Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022 - 11


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Umur ibu rumahtangga. Berdasarkan hasil orang anggota keluarga yang terdiri dari kepala
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur keluarga, istri dan 2 orang anak yaitu sebesar
ibu rumahtangga adalah 45 tahun. Hal ini berarti 60%. Namun masih terdapat rumahtangga yang
bahwa usia ibu rumahtangga termasuk dalam terdiri dari 5 anggota keluarga dengan 3 orang
usia produktif (≤64 tahun). Berdasarkan sebaran anak yaitu sebanyak 40%.
umur, sebanyak 97,14% berada dalam usia
Tabel 4. Jumlah anggota keluarga
produktif dan sisanya 2,86% berada di luar usia
Jumlah anggota Jumlah
produktif (Tabel 1).
keluarga Persentase (%)
(orang)
(orang)
Tabel 1. Umur ibu rumahtangga
2 2 6
Kelompok Umur Jumlah
Persentase (%) 3 9 26
(tahun) (orang)
4 11 31
21-30 2 5,71
5 9 26
31-40 8 22,86
6 4 11
41-50 15 42,86
51-60 9 25,71
Jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian
61-70 1 2,86
menunjukkan bahwa jenis pekerjaan kepala
keluarga di dominasi oleh kepala keluarga yang
Umur kepala keluarga. Berdasarkan hasil memiliki pekerjaan tetap yaitu sebanyak 51%
penelitian menunjukan bahwa rata-rata umur rumahtangga. Sedangkan sebanyak 49%
kepala di Kelurahan Baru sebesar 49 tahun dan rumahtangga memiliki kepala keluarga yang
termasuk kedalam usia produktif, karena pekerjaan nya tidak tetap.
termasuk kedalam rentang umur 15-64 tahun.
Sebaran umur kepala keluarga berkisar 28-70 Tabel 5. Jenis pekerjaan
tahun. Jumlah Persentase
Jenis pekerjaan
(rumahtangga) (%)
Tabel 2. Umur kepala keluarga
Jumlah Tetap 18 51
Kelompok umur Persentase (%)
(tahun) (orang) Tidak tetap 17 49
15-64 27 77
Pengeluaran pendidikan. Berdasarkan hasil
≥64 8 23
penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran
pendidikan terbanyak ada di rentang 100.000-
Pendidikan kepala keluarga. Berdasarkan 3.500.000 yakni 85%. Untuk pengeluran
hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan pendidikan pada rentang 3.600.000-7.000.000
kepala keluarga di Kelurahan Baru cukup tinggi, ada sebanyak 11%. Sedangkan pengeluaran
karena hampir setengahnya (46%) sudah pendidikan yang terdapat pada rentang
berpendidikan setingkat sekolah menengah atas, 7.100.000-10.500.000 hanya sebanyak 4% saja.
dan bahkan sebesar 8% dari jumlah tersebut
berpendidikan perguruan tinggi. Tabel 6. Pengeluaran pendidikan
Pengeluaran Jumlah
Tabel 3. Pendidikan kepala keluarga Persentase
pendidikan (rumahtan
Jumlah (%)
Tingkat Pendidikan Persentase (%) (Rp/bulan) gga)
(orang)
100.000-3.500.000 23 85
Tidak Sekolah 0 0
3.600.000-7.000.000 3 11
SD 6 17
7.100.000-10.500.000 1 4
SMP 10 29
SMA 16 46
Keikutsertaan BPJS. Berdasarkan hasil
Perguruan Tinggi 3 8 penelitian menunjukkan bahwa rumahtangga
Jumlah anggota keluarga. Berdasarkan hasil yang mengikuti BPJS kesehatan sebanyak 69%.
penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota Sedangkan untuk rumahtangga yang tidak
keluarga termasuk ideal, yaitu dengan jumlah 4 mengikuti BPJS kesehatan sebanyak 31%
rumahtangga.

12 – Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Tabel 7. Keikutsertaan BPJS Pengeluaran pangan


Keikutsertaan Jumlah Persentase Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
BPJS (rumahtangga) (%) bahwa, total pengeluaran pangan per
Mengikuti BPJS 24 69 rumahtangga sebesar Rp 2.870.743/bulan.
Tidak mengikuti 11 31
BPJS Tabel 10. Rata-rata pengeluaran pangan rumah
tangga di Kelurahan Baru
Tabel 8. Pendapatan rumahtangga Rata-rata
Persentase
Jumlah No. Jenis pangan pengeluaran
Pendapatan (%)
Persentase (Rp/bulan)
rumahtangga (rumahtan 1. Padi-padian (Beras,
(%) 299.571 10,44
(Rp/bulan) gga) Jagung)
4.000.000-4.500.000 5 14 2. Umbi-umbian (Ubi
jalar, Ubi Kayu, 123.543 4,30
5.000.000-5.500.000 12 34 Kentang)
6.000.000-6.500.000 7 20 3. Pangan Hewani
7.000.000-7.500.000 4 11 (Daging Ayam,
758.229 26,41
Daging Sapi,
8.000.000-8.500.000 3 9 Telur)
> 9.000.000 4 11 4. Minyak dan Lemak
(Minyak Goreng, 76.257 2,66
Pendapatan rumahtangga. Berdasarkan dari Margarin)
Tabel 8, pendapatan yang dimiliki oleh setiap 5. Buah/biji
rumahtangga di Kelurahan Baru cukup Berminyak 22.000 0,77
bervariasi. Pendapatan rumahtangga terbesar (Kemiri, Kelapa)
(34%) antara Rp 5.000.000 – 5.500.000/bulan 6. Kacang-kacangan
(Kedelai, Kacang 83.886 2,92
Sedangkan rumahtangga yang pendapatan
Tanah)
antara Rp 8.000.000-8.500.000 relatif kecil 7. Gula (gula putih,
hanya sebesar 9% dari jumlah rumahtangga. 48.657 1,69
gula merah)
Sisanya sebesar 67% dari total rumahtangga 8. Sayur-sayuran 410.000 14,28
dari berbagai pendaoatan. 9. Buah-buahan 95.857 3,34
10 Lain-lain (cabai,
Tabel 9. Kepemilikan rumah . tomat, teh, kopi, 952.743 33,19
garam)
Kepemilikan Jumlah Persentase Jumlah 2.870.743 100,00
rumah (rumahtangga) (%) Sumber : Pengolahan data primer, 2021
Milik sendiri 33 94
Dari jumlah tersebut pengeluaran terbesar Rp
Sewa 2 6 952.743/bulan atau 33,19% dari total
Kepemilikan rumah. Berdasarkan hasil pengeluaran, untuk membeli lain-lain yang
penelitian menunjukkan bahwa status dari meliputi cabai, tomat, garam, rempah-rempah,
kepemilikan rumah di Kelurahan Baru paling penyedap rasa, teh, kopi, kecap, saos, jajan dan
banyak adalah milik sendiri sebesar 94% rokok. Urutan berikutnya untuk membeli
rumahtangga dan ada 6% rumahtangga yang pangan hewani seperti (daging ayam, daging
rumahnya masih status menyewa. sapi, telur, susu, ikan segar dan ikan kering)
sebesar Rp 758.229/bulan atau 26,41% dari total
Pangsa Pengeluaran Pangan dan Non pengeluaran. Sedangkan pengeluaran yang
Pangan Rumahtangga paling sedikit yaitu untuk membeli buah atau
Pangsa pengeluaran pangan dapat biji berminyak (kemiri dan kelapa) yaitu hanya
dijadikan indikator untuk mengukur tingkat sebesar Rp 22.000/bulan atau 0,77% saja seperti
ketahanan pangan rumahtangga. Perhitungan (Tabel 10).
dari pangsa pengeluran pangan yaitu dengan
membagi antara pengeluaran pangan Pengeluaran non pangan
rumahtangga dengan total pengeluaran Total pengeluaran non pangan per rumahtangga
rumahtangga dan dikali 100%. Pengeluaran berdasarkan hasil penelitian yaitu sebesar Rp
rumahtangga terdiri dari pengeluaran pangan 3.295.429/bulan.
dan non pangan.

Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022 - 13


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Tabel 11. Rata-rata pengeluaran non pangan pengeluaran pangan (<60%) maka rumahtangga
rumah tangga di Kelurahan Baru di Kelurahan Baru dikatakan tahan pangan.
Rata-rata
Persenta Tabel 12. Rata-rata pengeluaran pangan dan non
No. Jenis Non Pangan pengeluaran
se (%) pangan rumah tangga di Kelurahan
(Rp/bulan)
1. Tarif Listrik 283.286 8,60 Baru
2. Tarif Air Rata-rata Persenta
146.429 4,44
(PDAM/beli) No. Kelompok pengeluaran se (%)
3. BBM 311.429 9,45 (Rp/bulan)
4. Pulsa/Internet 250.343 7,60 1. Kelompok 2.870.743 46,56
5. Biaya Pendidikan 999.000 30,31 pangan
6. Kesehatan 196.971 5,98 2. Kelompok 3.295.429 53,44
7. Pakaian, alas kaki non pangan
108.000 3,28
dan penutup kepala Total 6.166.172 100,00
8. Tabungan Arisan 98.400 2,99 Sumber : Pengolahan data primer, 2021
9. Pajak dan Asuransi 141.429 4,29
10 LPG Berdasarkan kriteria pangsa pengeluaran
110.686 3,36
. pangan, maka kondisi rumahtangga di
11 MCK (sabun Kelurahan Baru sebanyak 65,71% total
. mandi, pasta gigi, 189.143 5,74 rumahtangga termasuk dalam kategori
shampo)
12 Perumahan (sewa
rumahtangga tahan pangan, dengan rata-rata
126.857 3,85 pengeluaran untuk kebutuhan pangan hanya
. atau perbaikan)
13 Zakat, sumbangan, sebesar 43,70%. Sisannya sebesar 34,29% dari
. kegiatan 36.886 1,12 total rumahtangga di kelurahan tersebut
agama/adat termasuk dalam kategori rawan dengan rata-rata
14 Alat Rumah Tangga pengeluaran untuk kebutuhan pangan sebesar
33.429 1,01
. 63%.
15 Alat-alat Elektronik
170.571 5,18
.
16 Meubelaire Tabel 13. Rata-rata persentase pengeluaran
92.571 2,81 rumah tangga di Kelurahan Baru
.
Jumlah 3.295.429 100,00 Rata-rata Kriteria Persentase
No PPP (%) PPP (%)
Sumber : Pengolahan data primer, 2021
1. 43,70 ≤ 60 % 65,71
Dari jumlah tersebut pengeluaran non pangan 2. 63,00 > 60 % 34,29
terbesar yaitu untuk biaya pendidikan sebesar Total 100,00
Rp 999.000/bulan atau sebesar 30,31%. Sumber : Pengolahan data primer, 2021
Dikarenakan cukup banyak rumahtangga yang
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
memiliki tanggungan anak sekolah yang berada
Pengeluaran Pangan Rumahtangga
di jenjang perkuliahan. Berikutnya adalah
pengeluaran untuk membeli BBM kendaraan Untuk mengetahui faktor-faktor yang
untuk keperluan transportasi setiap hari yaitu berpengaruh terhadap pengeluaran pangan
sebesar Rp 311.429/bulan atau sebesar 9,45% rumahtangga digunakan model regresi linier
dari total pengeluaran. Sementara pengeluaran berganda. Sebelum model regresi tersebut
yang relatif kecil adalah untuk membeli digunakan, maka harus terlebih dahulu
keperluan alat rumahtangga dan untuk dilakukan uji asumsi dasar.
keperluan kesehatan seperti membeli jamu, Uji Asumsi Dasar.
P3K, minyak urut/balsam yaitu masing-masing
sebesar 1,01% dan 5,98% saja. Uji asumsi dasar dilakukan untuk menilai apakah
dalam model terdapat pelanggaran. Uji asumsi
Pangsa pengeluaran pangan dasar meliputi uji normalitas, uji
Berdasarkan hasil penelitian, pengeluaran multikolinearitas, dan uji homokedastisitas.
rumahtangga untuk kelompok pangan sebesar
Berdasarkan uji normalitas, nilai dari keseluruhan
46,56% dari total pengeluaran. Sedangkan variabel yaitu sebesar 0,166 dan lebih besar dari
pengeluaran untuk kelompok non pangan α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
sebesar 53,44% dari total pengeluaran. berdistribusi normal.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan,

14 – Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Model regresi yang digunakan menunjukkan Berdasarkan hasil analisis model regresi
nilai VIF variabel independent yang digunakan tersebut, diperoleh koefisien variabel
(VIF < 10), maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumahtangga sebesar 0,182,
tidak terjadi multikolinieritas atau tidak terjadi berdasarkan uji t signifikan berbeda dengan nol
kolerasi antar variable independent. pada α = 0,05. Sehingga hipotesis nol (Ho)
Model regresi yang digunakan tersebut tidak ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.
terjadi heterokedastisitas, karena grafik Hal ini berarti apabila pendapatan rumahtangga
scatterplot (Lampiran 1) menunjukkan bahwa naik sebesar Rp 100.000/bulan, maka
titik-titik terlihat menyebar secara acak diatas pengeluaran pangan rumahtangga meningkat
dan dibawah angka nol, tidak berkumpul hanya sebesar Rp. 18.200/bulan. Hasil penelitian ini
diatas atau dibawah saja, dan tidak terlihat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
membentuk suatu pola atau bergelombang. Sahudini (2019) dan Supriyanto (2020) yang
menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga
Uji R² berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai pangan rumah tangga, dan semakin besar
R2 adj sebesar 0,406. Hal ini berarti bahwa pendapatan rumah tangga maka pengeluaran
sebesar 40,6% variabel pendapatan pangan akan meningkat.
rumahtangga, jumlah anggota keluarga, Koefisien regresi jumlah anggota keluarga
pendidikan kepala keluarga, pengeluaran untuk sebesar 427.751,944, berdasarkan uji t
pendidikan, jenis pekerjaan, keikutsertaan BPJS signifikan berbeda dengan nol pada α = 0,05,
dan kepemilikan rumah dapat menjelaskan sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan
keragaman dari pengeluaran pangan hipotesis alternatif (H1) diterima. Hal ini
ruamhtangga. Sementara sisanya adalahsebesar menunjukan bahwa setiap penambahan 1
59.4% dari keragaman tersebut yang tidak anggota keluarga dalam rumahtangga, maka
dijelaskan oleh persamaan regresi tersebut, atau pengeluaran pangan akan bertambah sebesar Rp
ditentukan oleh variabel bebas lain yang tidak 427.751 dalam setiap bulannya. Hasil dari
dimasukkan kedalam model regresi. penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Uji F dilakukan oleh Damanik (2018) dan Faradina
(2018) yang menyatakan bahwa dengan
Berdasarkan hasil analisis uji F, diperoleh nilai bertambahnya jumlah anggota keluarga, maka
Fhit sebesar 4,316 dan signifikan berbeda dengan akan di ikuti dengan bertambahnya pengeluaran
nol pada α = 0,05. Hal ini berarti bahwa pangan rumah tangga.
variabel-veriabel independent secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran Koefisien regresi pendidikan kepala keluarga
pangan rumahtangga. (X3) bernilai negatif sebesar 49.520,904,
berdasarkan uji t tidak signifikan berbeda
Uji t (Uji Parsial) dengan nol pada α = 0,05, sehingga hipotesis
Berdasarkan analisis model regresi linier nol (Ho) diterima dan hipotesisi alternatif (H1)
berganda, faktor-faktor pendapatan ditolak. Meskipun tidak signifikan,
rumahtangga (X1), jumlah anggota keluarga meningkatnya pendidikan kepala keluarga
(X2), pendidikan kepala keluarga (X3), sebanyak 1 tingkat pendidikan, maka akan
pengeluaran pendidikan (X4), jenis pekerjaan membuat berkurangnya pengeluaran pangan
(X5), keikutsertaan BPJS (X6), kepemilikan rumahtangga sebesar Rp 49.520 dalam setiap
rumah (X7) diduga berpengaruh terhadap bulannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan
pengeluaran pangan rumahtangga, sehungga penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto
diperoleh persamaan sebagai berikut : (2020) yang mengatakan bahwa apapun tingkat
pendidikan kepala keluarga tidak memberi
Y = 1275227,245 + 0,182 X1 + 427751,944 X2 + pengaruh terhadap konsumsi pangan rumah
Se = 855983,744 0,81 95965,959 tangga.
(-49520,904) X3 + (-0.304) X4 + 32370,775 X5 + Berdasarkan hasil analisis model regresi
Se = 36975,207 0,122 207694,980 diperoleh koefisien variabel pengeluaran
(-256752,425) X6 + (-462874,180) X7 +e pendidikan (X4) bernilai negatif sebesar 0,304,
Se = 210468,997 428776,765 berdasarkan uji t signifikan berbeda dengan nol
pada α = 0,05. sehingga hipotesis nol (Ho)

Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022 - 15


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

ditolak dan hipotesisi alternatif (H1) diterima. besar dibandingkan dengan rumah tangga yang
Hal ini berarti bahwa dengan peningkatan status kepemilikan rumah menyewa.
pengeluaran pendidikan sebesar Rp. 100.000,
maka pengeluaran untuk pangan rumahtangga Tabel 14. Hasil analisi regresi faktor-faktor
akan berkurang sebesar Rp. 30.400/bulan. yang berpengaruh terhadap
pengeluaran pangan rumah tangga
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
Unstandardized
koefisien untuk dummy jenis pekerjaan (X5) Model Coefficients t-hit Sig.
bernilai positif sebesar 32370,775. Berdasarkan B Std. E
hasil dari uji t, tidak signifikansi berbeda Konstanta 1.275.227.245 855.983.744 1,490 0,148
dengan nol pada α = 0,05. Sehingga hipotesis Pendapatan RT
0,182 0,081 2,264 0,032
nol (Ho) diterima dan hipotesisi alternatif (H1) (X1)
ditolak. Meskipun tidak signifikan, Jumlah AK (X2) 427.751,944 95.965,959 4,457 0,000
Pendidikan KK
rumahtangga yang jenis pekerjaannya tetap -49.520,904 36.975,207 -1,339 0,192
(X3)
pengeluaran pangannya lebih besar sebesar Rp Peng.
32.370 dalam setiap bulannya jika dibandingkan -0,304 0,122 -2,486 0,019
Pendidikan (X4)
dengan rumahtangga yang jenis pekerjaannya Jenis Pekerjaan
32.370,775 207.694,980 0,156 0,877
tidak tetap. (X5)
Keikutsertaan
Berdasarkan dari hasil analisis model regresi -256.752,425 210.468,997 -1,220 0,233
BPJS (X6)
Keikutsertaan BPJS (X6) diperoleh koefisien Kepemilikan
-462.874,180 428.776,765 -1,080 0,290
sebesar -256752,425. Berdasarkan dari uji t Rumah (X7)
tidak signifikan berbeda dengan nol pada R2 adj =
α=0,05, sehingga hipotesis nol (Ho) diterima 0,406
dan hipotesisi alternatif (H1) ditolak. Fhit =
Keikutsertaan BPJS terdiri dari dua kategori, 4,316
yaitu tidak ikut BPJS dan ikut BPJS. Hal ini Sumber : Pengolahan data primer, 2021
menunjukkan bahwa rumahtangga yang ikut
BPJS atau tidak ikut BPJS tidak berpengaruh KESIMPULAN DAN SARAN
signifikan terhadap pengeluaran pangan
Kesimpulan
rumahtangga. Dengan kata lain bahwa
pengeluaran pangan rumahtangga yang ikut Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
BPJS lebih rendah sebesar Rp. 256.752 dalam disimpulkan sebagai berikut.
setiap bulannya, jika dibandingkan dengan 1. Pangsa pengeluaran pangan dan non pangan
rumahtangga yang tidak ikut BPJS. rumahtangga di Kelurahan Baru masing-
masing sebesar 46,56% dan 53,44%. Sesuai
Sama halnya dengan variabel dummy
kriteria yang telah ditetapkan menunjukkan
keikutsertaan BPJS, nilai dari koefisien regresi
bahwa pangsa pengeluaran pangan lebih
variabel dummy kepemilikan rumah (X7)
kecil dari 60% sehingga rumahtangga di
bernilai negatif sebesar 462.874,180.
Kelurahan Baru tergolong tahan pangan.
Berdasarkan uji t tidak signifikan berbeda
Berdasarkan pangsa pengeluraan tersebut
dengan nol pada α=0,05, sehingga hipotesis nol
sebesar 65,71% dari total rumatangga
(Ho) diterima dan hipotesis alternatif (H1)
tergolong tahan pangan, sisanya sebesar
ditolak. Rumahtangga yang rumahnya milik
34,29% dari total rumahtangga tergolong
sendiri, pengeluaran pangannya lebih rendah
tidak tahan pangan.
sebesar Rp 462.874 dalam setiap bulannya jika
2. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
dibandingkan dengan rumatangga yang
terhadap pengeluaran pangan rumahtangga
rumahnya dengan sewa. Hal ini sesuai dengan
yaitu pendapatan rumahtangga, jumlah
hasil penelitian Ratna (2015) yang menyatakan
anggota keluarga dan pengeluaran
bahwa rumah tangga yang status kepemilikan
pendidikan, sedangkan pendidikan kepala
rumahnya milik sendiri memiliki pengeluaran
keluarga, jenis pekerjaan, keikutsertaan
pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan
BPJS, dan kepemilikan rumah tidak
rumah tangga yang status kepemilikan
berpengaruh signifikan.
rumahnya menyewa. Karena rumah tangga yang
status kepemilikan rumahnya milik sendiri Saran
memiliki pengeluaran untuk pendidikan lebih

16 – Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022


Punuh et al. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengeluaran Pangan Rumahtangga di
Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang Dengan SPSS. Gava Media.
diberikan yaitu: Yogyakarta:67
1. Dalam meningkatkan tingkat ketahanan Ratna, Dwi Wulandari. 2015. Faktor-Faktor
pangan rumahtangga di Keluarahan Baru, Yang Mempengaruhi Pengeluaran
sebaiknya lebih memperhatikan jumlah dari Makanan, Pendidikan, dan Kesehatan
anggota keluaraga karena jumlah anggota Rumahtangga Indonesia. Puslitbang
keluarga memiliki pengaruh nyata terhadap Tenaga Kerja, Kementrian
pengeluaran pangan. Oleh sebab itu, Ketenagakerjaan. Jurnal Kependudukan
diharapkan pemerintah dapat lebih gencar Indonesia.
dalam mensosialisasikan program keluarga Rosida. 2007. Tingkat Pengeluaran
berencana (KB) agar dalam setiap Masyarakat. Kanisius. Yogyakarta.
rumahtangga cukup memiliki 2 anak saja.
2. Saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat Supriyanto, Sugeng. 2020. Analisis Faktor-
menggunakan variabel yang lainnya untuk Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran
dapat mengetahui faktor yang berpengaruh Konsumsi Pangan Keluarga Petani Di
Kecamatan Belitang Kabupaten Oku
terhadap pengeluaran pangan dalam suatu Timur. Program Studi Agribisnis. Sekolah
rumahtangga dan agar dapat lebih Tinggi Ilmu Pertanian (ISTIPER)
memfokuskan penelitian hanya pada bulan Belitang.
atau waktu tertentu saja.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ketahanan Pangan Kota Medan. 2010.
Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi
dan Supply Pangan Kota Medan. Medan.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan


Tengah, 2019. Kalimantan Tengah
Dalam Angka 2019. Kalimantan Tengah :
Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin


Barat, 2019. Kotawaringin Barat Dalam
Angka 2019. Kotawaringin Barat : Badan
Pusat Statistik. Lampiran 1. Grafik scatterplot

Damanik, Rohni Apriana. 2018. Analisis


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengeluaran Pangan Rumahtangga Di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
Sarjana di Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra
Utara. Medan.
Faradina, Rizka. 2018. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan
Rumahtangga (Studi Kasus: Desa Karang
Gading, Kecamatan Secanggang
Kabupaten Langkat). Program Studi
Agribisnis. Universitas Sumatra Utara
Medan.
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian
Dengan SPSS. Gava Media.
Yogyakarta:54
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian

Frontier Agribisnis 6 (2), Juni 2022 - 17

Anda mungkin juga menyukai