Anda di halaman 1dari 22

EKSPLORASI HUBUNGAN INTERAKSI

SOSIAL DAN IDENTITAS SOSIAL

Disusun oleh :

Bella Calista Putri NISN 0083568937


M. Aditya NISN 0088263035
M. Daffa Fahrizal NISN 0081276081
Maria Janny T.D NISN 0088228216
Raja Panji A. NISN 0088097743
Zora Zerlinda NISN 0088400624

SMA NEGERI 1 PONTIANAK


KALIMANTAN BARAT
2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatnya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Eksplorasi
Hubugan Interaksi Sosial dan Identitas Sosial ini dengan tepat waktu. Meski
banyak tantangan yang dihadapi,berkat doa orang tua, bimbingan serta dukungan
dari guru, dan kepala sekolah, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pimpinan SMA Negeri 1 Pontianak, atas dukungan dan penyediaan fasilitas
yang diberikan sehingga memudahkan kami untuk menyelesaikan makalah
ini.
2. Bapak Dionesius Willy, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran Sosiologi. Terima
kasih atas dukungan dan materi dari Bapak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman SMA Negeri 1 Pontianak, atas doa dan dukungannya dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari, karya tulis ini belum sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca guna proses perbaikan di
kemudian hari. Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami melepas tulisan
ini ke dalam hati para pembaca. Semoga bermakna. Terima kasih

Pontianak, 30 Januari 2024

Perwakilan Kelompok
Bella Calista Putri
NIS 7380
iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..…………………………………………………. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

BAB I: PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….…. 1


1.2 Rumusan Masalah ………………...………………..…………………… 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan …………………...……………….......... 2

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4

BAB III: METODE ANALISIS MAKALAH ........................................... 5

BAB IV: PEMBAHASAN

4.1 Perbedaan Interaksi Sosial dan Identitas Sosial ..................................... 6

4.2 Hubungan antara Interaksi Sosial dan Identitas Sosial ........................... 7

4.3 Pengaruh Interaksi Sosial dan Identitas Sosial .......................................... 8

4.4 Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interaksi dan Identitas Sosial.... 10

BAB V: PENUTUP
iv

5.1 Kesimpulan………………………………… …………………….….... 13

5.2 Saran…………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16


v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Indentitas Sosial................................................................................. 7

Gambar 4.2 Interaksi Sosial................................................................................... 7

Gambar 4.3 Eksklusi.............................................................................................. 8

Gambar 4.4 Inklusi............................................................................................... 8

Gambar 4.5 Kerja Sama......................................................................................... 9

Gambar 4.6 Stereotip............................................................................................. 9

Gambar 4.7 Interaksi Sosial.................................................................................. 10

Gambar 4.8 Makan dan Minum............................................................................ 10

Gambar 4.9 Faktor Sosial..................................................................................... 12

Gambar 4.10 Faktor Situasional........................................................................... 12


vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi dan menganalisis hubungan yang


kompleks antara interaksi sosial dan identitas sosial dalam konteks kehidupan
manusia. Melalui eksplorasi mendalam terhadap dinamika interaksi di berbagai
lapisan masyarakat, makalah ini mencoba mengidentifikasi pengaruh interaksi
sosial terhadap pembentukan identitas individu dan kelompok. Konsep ini
dipandang sebagai jaringan yang saling terkait, di mana pola interaksi sosial dapat
membentuk dan membimbing evolusi identitas sosial. Penelitian ini melibatkan
analisis literatur, studi kasus, dan pemahaman teoretis untuk merinci bagaimana
faktor-faktor sosial, seperti budaya, norma, dan nilai-nilai bersama, berperan dalam
mengonstruksi identitas individu dan kelompok. Selain itu, akan ditekankan juga
tentang peran teknologi dan globalisasi dalam merubah dinamika interaksi sosial
dan dampaknya terhadap identitas sosial. Hasil eksplorasi ini diharapkan dapat
memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana interaksi sosial
menjadi katalisator penting dalam pembentukan identitas sosial manusia. Implikasi
dari pemahaman ini dapat memperkaya perspektif dalam pengembangan strategi
intervensi sosial yang lebih efektif dan inklusif, serta memberikan dasar yang kuat
bagi pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas hubungan antara interaksi
sosial dan identitas sosial dalam masyarakat kontemporer.
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, interaksi sosial menjadi unsur kritis dalam
membentuk kerangka sosial manusia. Terjalinnya hubungan antarindividu dan
kelompok memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk identitas
sosial, yang pada gilirannya memengaruhi pola-pola perilaku dan pandangan dunia.
Pemahaman mendalam tentang hubungan antara interaksi sosial dan identitas sosial
menjadi penting untuk menjawab tantangan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat modern.
Masyarakat kontemporer dihadapkan pada perubahan-perubahan yang
cepat dalam pola interaksi sosial, seiring dengan kemajuan teknologi dan
pergeseran budaya global. Dalam konteks ini, eksplorasi yang komprehensif terkait
bagaimana interaksi sosial mempengaruhi identitas sosial menjadi esensial.
Bagaimana norma-norma budaya, nilai-nilai bersama, dan tekanan-tekanan sosial
memainkan peran dalam membentuk identitas individu dan kelompok perlu
dipelajari lebih lanjut.
Melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap hubungan ini,
masyarakat dapat merespons secara lebih baik terhadap dinamika sosial yang terus
berkembang. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan pandangan yang berharga
bagi praktisi sosial, pendidik, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merancang
strategi intervensi yang lebih tepat guna dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
masa kini. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan
pengetahuan terkait hubungan antara interaksi sosial dan identitas sosial,
mendorong pemahaman yang lebih komprehensif, dan memberikan landasan bagi
upaya-upaya positif dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya
saing.
2

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa perbedaan interaksi sosial dan identitas sosial?
B. Bagaimana hubungan antara interaksi sosial dengan identitas sosial?
C. Apa saja faktor yang memengaruhi hubungan antara interaksi sosial dan
identitas sosial?
D. Bagaimana pengaruh interaksi sosial dan identitas sosial dalam lingkungan
masyarakat?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

A. Untuk menganalisis dan memahami perbedaan interaksi sosial dan identitas


sosial.
B. Untuk menjelaskan dan mengidentifikasi hubungan antara interaksi sosial
dan identitas sosial.
C. Untuk mengeksplorasi faktor yang dapat memengaruhi hubungan antara
interaksi sosial dan identitas sosial.
D. Untuk mengidentifikasi pengaruh interaksi sosial dan identitas sosial dalam
lingkungan masyarakat.

1.4 Manfaat Makalah

Manfaat Praktis :

A. Bagi pendidik makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan atau sumber
informasi dalam mempelajari materi interaksi sosial dan identitas sosial.
B. Bagi pesertas duduk, makalah ini diharapkan dapat sebagai bahan
pembelajaran materi interaksi sosial dan identitas sosial.
C. ⁠Bagi sekolah, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi
peserta didik untuk diletakkan di perpustakaan sekolah.
3

D. Bagi peneliti, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
meneliti lebih dalam mengenai hubungan interaksi sosial dan identitas sosial.

Manfaat Teoritis :

A. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan


terutama ilmu sosiologi khususnya materi interaksi sosial dan identit sosial.
B. Makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran hubungan interaksi sosial
dan identitas sosial.
C. Pembaca makalah ini diharapkan mampu berinteraksi sosial dengan baik
dengan memanfaatkan isi dari makalah ini.
D. Para Pembaca juga diharapkan dapat menyadari hubungan interaksi sosial
dan identitas sosial yang saling ketergantungan.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai hubungan antara interaksi sosial dan identitas sosial


memiliki landasan kuat dalam teori identitas sosial yang dikembangkan oleh
Tajfel dan Turner. Teori ini menyajikan perspektif penting tentang cara individu
membentuk identitas sosial mereka melalui afiliasi dengan kelompok sosial
tertentu. Seiring perjalanan literatur, perhatian pada konsep interaksi sosial
menjadi semakin kritis. Teori dramaturgi sosial oleh Goffman dan teori
pertukaran sosial memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana interaksi
sosial membentuk jaringan hubungan antarindividu.
Penting untuk melibatkan konteks kontemporer dalam eksplorasi ini,
khususnya perubahan sosial yang terjadi dalam era teknologi informasi dan
media sosial. Studi terkini menyoroti peran signifikan teknologi dalam
mengubah dinamika hubungan sosial dan identitas sosial. Dalam konteks ini,
perubahan perilaku dan persepsi individu terhadap diri mereka dan kelompok
mereka menjadi pusat perhatian.
Metode penelitian yang digunakan dalam menggali hubungan antara
interaksi sosial dan identitas sosial juga mencerminkan perkembangan terkini.
Pendekatan kualitatif, dengan fokus pada narasi dan pengalaman individu,
memberikan wawasan mendalam, sementara metode eksperimental
memberikan landasan empiris yang kuat. Integrasi metode penelitian ini
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kompleksitas hubungan ini.
Terakhir, tinjauan literatur menyoroti implikasi teoritis dan praktis dari studi
mengenai hubungan ini. Secara teoritis, pemahaman lebih lanjut tentang
interaksi sosial dan identitas sosial dapat memperkaya teori-teori sosial yang
ada. Sementara itu, secara praktis, penelitian ini dapat memberikan landasan
bagi pengembangan kebijakan sosial yang lebih adaptif dan efektif, merespons
perubahan dalam cara individu berinteraksi dan membentuk identitas sosial
mereka.
5

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara


mendalam. Penelitian kualitatif ini melibatkan wawancara dengan responden yang
dipilih secara purposif dari berbagai kelompok sosial. Pertanyaan wawancara akan
difokuskan pada pengalaman interaksi sosial mereka dan bagaimana hal itu
memengaruhi pembentukan identitas sosial. Wawancara mendalam memberikan
kesempatan untuk mendapatkan pandangan yang kaya dan mendalam tentang
pengalaman individu. Pertanyaan wawancara akan dirancang untuk mencakup
berbagai aspek, termasuk pengalaman interaksi sosial yang signifikan, peran
kelompok sosial dalam membentuk identitas, dan perubahan-perubahan dalam
hubungan ini seiring waktu. Struktur wawancara akan bersifat terbuka untuk
memberikan ruang pada narasi pengalaman individu.

Selain wawancara, metode observasi partisipatif akan digunakan. Peneliti akan


terlibat aktif dalam situasi interaksi sosial di kelompok-kelompok tertentu.
Observasi akan dilakukan dengan mengikuti aktivitas sehari-hari para responden,
memperhatikan dinamika sosial yang terjadi, dan mencatat perubahan dalam
perilaku serta identitas sosial mereka. Lokasi observasi akan dipilih secara strategis,
mencakup lingkungan online dan offline yang relevan dengan konteks penelitian.
Misalnya, grup diskusi online atau kegiatan sosial di komunitas lokal. Pemilihan
lokasi akan memastikan representasi yang luas dari interaksi sosial dalam berbagai
konteks.

Data dari wawancara dan observasi akan dianalisis secara tematik. Tema-tema
kunci yang muncul dari narasi dan pengamatan akan diidentifikasi, memungkinkan
peneliti untuk memahami pola-pola dan hubungan antara interaksi sosial dan
identitas sosial. Analisis ini akan memberikan wawasan mendalam tentang
kompleksitas hubungan tersebut. Untuk memastikan validitas dan reliabilitas,
triangulasi akan diterapkan dengan membandingkan temuan dari wawancara dan
observasi. Selain itu, tahap verifikasi dengan partisipan akan dilakukan untuk
memastikan interpretasi yang tepat dan sesuai dengan pengalaman mereka.
6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perbedaan Interaksi Sosial dan Identitas Sosial

Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi
secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak
langsung maupun tidak langsung. Sosial yang berarti mencakup saling
berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain.

Sehingga, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara


individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi,
kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi sosial
melibatkan berbagai bentuk komunikasi verbal dan non-verbal yang
memungkinkan individu untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan membentuk
hubungan dengan orang lain. Dalam interaksi sosial, individu dapat membangun
koneksi emosional, memperoleh dukungan sosial, dan mengembangkan
keterampilan sosial yang diperlukan untuk berfungsi dalam lingkungan sosial.
Sedangkan Identitas sosial mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan orang-
orang yang mengkategorikan diri mereka sebagai bagian dari kategori sosial yang
sama. Kesamaan ini mereka bangun dengan menginternalisasikan atribut-atribut
yang menentukan identitas sosial. Konsep ini merujuk pada cara individu
mengidentifikasi diri mereka sendiri dalam konteks sosial, bagaimana mereka
merasa terhubung dengan berbagai kelompok sosial, dan bagaimana identitas ini
memengaruhi perilaku dan persepsi mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang
lain. Dalam hal ini, identitas sosial bukan hanya tentang bagaimana individu
melihat diri mereka sendiri. Akan tetapi juga bagaimana mereka dilihat oleh orang
lain dalam kelompok sosial yang berbeda. Dengan demikian, sementara interaksi
sosial memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain, identitas
sosial memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami diri sendiri
dalam konteks sosial yang lebih besar.
7

4.1 Identitas sosial 4.2 Interaksi sosial

4.2 Hubungan antara Interaksi Sosial dengan Identitas Sosial

Interaksi sosial dan identitas sosial saling terkait dan saling mempengaruhi
dalam pembentukan individu dalam masyarakat. Melalui interaksi sosial, individu
berinteraksi dengan orang lain, mengadopsi nilai-nilai, norma, dan peran-peran
sosial yang ada dalam lingkungan mereka. Proses interaksi ini memungkinkan
individu untuk memperkuat dan mengembangkan identitas sosial mereka dengan
mengonfirmasi atau menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok tertentu. Di
sisi lain, identitas sosial juga memengaruhi cara individu berinteraksi dengan orang
lain. Identitas sosial yang kuat dapat mempengaruhi perilaku, preferensi, dan pola
interaksi seseorang dengan anggota kelompok yang serupa atau berbeda. Interaksi
sosial dan identitas sosial saling memperkuat satu sama lain, membentuk dasar bagi
pembentukan individu dan dinamika sosial dalam masyarakat.

Identitas adalah ciri khas atau karakteristik yang membedakan seseorang


atau kelompok dari yang lain. Identitas dapat bersifat pribadi (seperti nama, jenis
kelamin, atau hobi) atau sosial (seperti suku, agama, atau profesi). Identitas juga
dapat bersifat tetap (seperti ras, etnis, atau golongan darah) atau berubah (seperti
status, pendidikan, atau pekerjaan). Identitas dibentuk melalui proses sosialisasi dan
interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu
identitas sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi. Misalnya, seseorang
dapat memiliki identitas sebagai anak, pelajar, atlet, muslim, dan Indonesia secara
bersamaan. Identitas sosial memiliki konsekuensi bagi individu maupun kelompok.
Konsekuensi tersebut antara lain:
8

- Eksklusi, yaitu proses pengecualian atau pemisahan individu atau kelompok dari
lingkungan sosial karena perbedaan identitas. Contoh: diskriminasi, marginalisasi,
atau pengucilan.

- Inklusi, yaitu proses penerimaan atau penyatuan individu atau kelompok ke dalam
lingkungan sosial karena kesamaan identitas. Contoh : solidaritas, toleransi, atau
integrasi.

4.3 Eksklusi 4.4 Inklusi

4.3 Pengaruh Interaksi Sosial dan Identitas Sosial dalam


Lingkungan Masyarakat

Identitas sosial juga sangat berpengaruh dalam lingkungan masyarakat.


Identitas sosial tidak hanya mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya
sendiri dan kelompoknya, tetapi juga mempengaruhi cara seseorang berperilaku
terhadap anggota kelompoknya atau kelompok lain. Identitas sosial dapat memiliki
dampak positif maupun negatif terhadap perilaku, tergantung pada situasi dan
konteksnya. Beberapa dampak identitas sosial terhadap perilaku antara lain :

a) Kerjasama : merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling


membantu, mendukung, dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya
atau kelompok lain untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat
dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal keterikatan, loyalitas, dan
solidaritas yang dirasakan oleh seseorang terhadap kelompoknya atau
kelompok lain.
b) Kompetisi : merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling bersaing,
menantang, dan berusaha mengungguli anggota kelompoknya atau
9

kelompok lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kelompok. - Kompetisi


dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal perbandingan, penilaian,
dan keinginan untuk mempertahankan atau meningkatkan status sosial yang
dimiliki oleh seseorang atau kelompoknya.
c) Konflik : merupakan perilaku yang menunjukkan sikap saling bertentangan,
berlawanan, dan berkonfrontasi dengan anggota kelompoknya atau
kelompok lain karena adanya perbedaan atau ketidaksesuaian tujuan, nilai-
nilai, kepentingan, atau pandangan. Konflik dapat dipengaruhi oleh
identitas sosial dalam hal perasaan ancaman, ketidakadilan, atau
ketidakpuasan yang dirasakan oleh seseorang atau kelompoknya terhadap
kelompok lain.
d) Diskriminasi : merupakan perilaku yang menunjukkan sikap tidak adil,
tidak setara, atau tidak menghormati anggota kelompok lain karena adanya
perbedaan atau ketimpangan status sosial. Diskriminasi dapat dipengaruhi
oleh identitas sosial dalam hal stereotip, prasangka, atau sikap negatif yang
dimiliki oleh seseorang atau kelompoknya terhadap kelompok lain.
e) Stereotip : merupakan perilaku yang menunjukkan sikap menyederhanakan,
menggeneralisasi, atau memberi label kepada anggota kelompok lain
berdasarkan ciri-ciri tertentu tanpa mempertimbangkan variasi individual.
Stereotip dapat dipengaruhi oleh identitas sosial dalam hal kategorisasi
sosial yang dilakukan oleh seseorang untuk membedakan dirinya dengan
orang lain atau kelompok lain.

4.5 Kerja sama 4.6 Stereotip

Interaksi sosial berpengaruh pada pembentukan lembaga sosial. Karena salah


satu upaya memenuhi kebutuhan manusia dalam hubungan interaksi adalah lewat
10

pembentukan lembaga sosial. Tiap manusia memerlukan interaksi sosial guna


mencukupi kebutuhannya. Agar hal ini tercapai, manusia membutuhkan lembaga
sosial yang mana di dalamnya terdapat kumpulan manusia dengan latar belakang
atau tujuan yang sama. Lembaga sosial tidak akan terbentuk tanpa adanya interaksi
sosial. Karena lembaga sosial muncul dari hubungan atau interaksi antarmanusia.
Selain itu, kemunculan lembaga sosial juga dipengaruhi oleh kebutuhan manusia.
Artinya pembentukan lembaga sosial disesuaikan dengan apa yang diperlukan dan
bagaimana interaksi antarmanusia. Hubungan yang terjalin antara interaksi sosial
dengan lembaga sosial sifatnya timbal balik. Interaksi sosial akan membentuk
lembaga sosial. Sementara itu, kehadiran lembaga sosial akan mengatur interaksi
sosial sesuai norma yang berlaku. Berikut tiga contoh pengaruh interaksi sosial:

a) Kebutuhan interaksi sosial antara guru dan murid, sehingga terciptalah


lembaga sosial berupa sekolah atau lembaga pendidikan.
b) Kebutuhan akan makan dan minum, sehingga terciptalah interaksi sosial
antara pedagang dan pembeli lewat lembaga sosial, seperti toko dan pasar.
c) Kebutuhan untuk ibadah atau menjalankan kewajiban agama, sehingga
mendorong terciptanya interaksi sosial antara pemimpin agama dan umat
atau jemaat lewat lembaga sosial, seperti gereja, pura, wihara, dan masjid.

4.7 Interaksi Sosial 4.8 Makan dan Minum

4.4 Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interaksi Sosial dan


Identitas Sosial

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara interaksi


sosial dan identitas sosial:
11

Faktor Individu:

a) Kepribadian: Individu dengan kepribadian yang terbuka dan mudah bergaul


cenderung lebih mudah menjalin interaksi sosial dan membentuk identitas
sosial yang positif.
b) Nilai dan Keyakinan: Nilai dan keyakinan individu dapat memengaruhi
bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain dan kelompok mana yang
mereka identifikasikan.
c) Motivasi: Motivasi individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan
membangun identitas sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
kebutuhan akan rasa memiliki, aktualisasi diri, atau penghargaan.

Faktor Sosial:

a) Norma dan Nilai Sosial: Norma dan nilai sosial yang berlaku di suatu
masyarakat dapat memengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan
orang lain dan kelompok mana yang mereka anggap sebagai bagian dari diri
mereka.
b) Struktur Sosial: Struktur sosial, seperti kelas sosial, gender, dan ras, dapat
memengaruhi peluang individu untuk berinteraksi dengan orang lain dan
membentuk identitas sosial.
c) Diskriminasi dan Prasangka: Diskriminasi dan prasangka terhadap
kelompok tertentu dapat menghambat interaksi sosial dan pembentukan
identitas sosial yang positif.

Faktor Situasional:

a) Konteks Interaksi: Konteks di mana interaksi sosial terjadi, seperti di


sekolah, tempat kerja, atau komunitas, dapat memengaruhi bagaimana
individu berinteraksi dengan orang lain dan identitas sosial yang mereka
tampilkan.
b) Tujuan Interaksi: Tujuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain,
seperti untuk mencari teman, menjalin hubungan, atau mencapai tujuan
bersama, dapat memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dan identitas
sosial yang mereka tampilkan.
12

Hubungan antara interaksi sosial dan identitas sosial:

a) Interaksi sosial dapat membantu individu membentuk identitas sosial.


Ketika individu berinteraksi dengan orang lain, mereka belajar tentang nilai-
nilai, norma, dan perilaku yang diharapkan dari kelompok tertentu.
b) Identitas sosial dapat memengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan
orang lain. Individu dengan identitas sosial yang kuat cenderung lebih
mudah berinteraksi dengan orang lain yang memiliki identitas sosial yang
sama.
c) Interaksi sosial dan identitas sosial saling memperkuat satu sama lain.
Semakin banyak individu berinteraksi dengan orang lain, semakin kuat
identitas sosial mereka.

Contoh:

a) Seorang remaja yang bergabung dengan klub sepak bola mungkin akan
mengembangkan identitas sosial sebagai pemain sepak bola. Identitas ini
dapat memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain,
seperti berpakaian dengan seragam sepak bola dan berbicara tentang sepak
bola dengan teman-teman.
b) Seorang wanita yang bekerja di perusahaan teknologi mungkin akan
mengembangkan identitas sosial sebagai pekerja teknologi. Identitas ini
dapat memengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain di
tempat kerja, seperti berbicara dengan percaya diri tentang teknologi dan
menawarkan bantuan kepada rekan kerja.

4.9 Faktor Sosial 4.10 Faktor Situasional


13

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Interaksi sosial adalah proses timbal balik antara dua orang atau lebih yang
melibatkan kontak langsung maupun tidak langsung. Manusia sebagai makhluk
sosial secara alami membutuhkan interaksi sosial untuk bertahan hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Interaksi sosial meliputi berbagai bentuk
komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, yang memungkinkan individu untuk
menjalin hubungan pertemanan, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan orang lain
dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas sosial adalah cara individu
mengidentifikasi diri mereka dalam konteks sosial, termasuk bagaimana mereka
merasa terhubung dengan berbagai kelompok sosial dan bagaimana identitas ini
memengaruhi perilaku dan persepsi mereka. Identitas sosial tidak hanya mencakup
bagaimana individu melihat diri mereka sendiri, tetapi juga bagaimana mereka
dilihat oleh orang lain dalam kelompok sosial yang berbeda. Interaksi sosial
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain, sementara identitas
sosial memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami diri sendiri
dalam konteks sosial yang lebih besar.

Interaksi sosial dan identitas sosial merupakan dua konsep yang saling
terkait dan mempengaruhi pembentukan individu dalam masyarakat. Melalui
interaksi sosial, individu mengadopsi nilai-nilai, norma, dan peran-peran sosial
yang ada dalam lingkungan mereka, yang membantu memperkuat dan
mengembangkan identitas sosial mereka. Identitas sosial, sebagai ciri khas yang
membedakan individu atau kelompok dari yang lain, dibentuk melalui proses
sosialisasi dan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Identitas sosial dapat
bersifat pribadi atau sosial, serta tetap atau berubah sesuai dengan konteks dan
situasi yang dihadapi individu. Identitas sosial memiliki konsekuensi bagi individu
dan kelompok, seperti eksklusi dan inklusi dalam lingkungan sosial. Eksklusi
terjadi ketika individu atau kelompok dipisahkan dari lingkungan sosial karena
14

perbedaan identitas, sementara inklusi terjadi ketika individu atau kelompok


diterima atau disatukan dalam lingkungan sosial karena kesamaan identitas.

Identitas sosial memengaruhi perilaku individu terhadap anggota


kelompoknya atau kelompok lain dalam masyarakat. Identitas sosial dapat
mempengaruhi perilaku dalam bentuk kerjasama, kompetisi, konflik, diskriminasi,
dan stereotip. Interaksi sosial berpengaruh pada pembentukan lembaga sosial dalam
masyarakat. Pembentukan lembaga sosial, seperti sekolah, pasar, atau tempat
ibadah, dipengaruhi oleh kebutuhan manusia untuk interaksi sosial dalam
memenuhi berbagai kebutuhan fisik, sosial, dan spiritual. Kebutuhan interaksi
sosial antara individu menyebabkan pembentukan lembaga sosial yang sesuai
dengan kebutuhan dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Hubungan antara interaksi sosial dan lembaga sosial bersifat timbal balik, di mana
interaksi sosial membentuk lembaga sosial, sementara keberadaan lembaga sosial
mengatur interaksi sosial sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Kondisi dan faktor Interaksi sosial yang baik, akan sangat menentukan
terbentuknya identitas sosial yang positif dari tiap individu/pribadi. Kondisi dan
faktor yang mendukung perkembangan interaksi sosial yang baik adalah:
a. Faktor individu: kepribadian, nilai dan keyakinan, serta motivasi diri.
b. Faktor sosial: norma dan pranata sosial, struktur sosial, diskriminasi dan
prasangka.
c. Faktor situasional: konteks interaksi dan tujuan interaksi.

5.2 Saran

Sekolah akan tumbuh dan berkembang menjadi lembaga sosial yang


memberikan citra dan identitas sosial yang positif jika sekolah mampu melibatkan
dan mengembangkan interaksi sosial dari setiap individu yang terlibat di dalamnya
melalui:

1. Memiliki visi dan misi serta tujuan pendidikan dan pengajaran yang
jelas.
2. Menerapkan metode pendidikan dan pengajaran yang efektif dan
terkukur.
15

3. Memiliki tenaga pengelola dan pengajar yang visioner dan


berdedikasi tinggi terhadap perkembangan peserta didik.
4. Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang ramah dan
menyenangkan.
5. Tidak berlaku diskriminatif dalam penerimaan peserta didik
maupun dalam pembinaan peserta didik.
6. Melibatkan peran aktif dan sumbang saran dari peserta didik dan
atau orang tua peserta didik dalam setiap perumusan dan
pengambilan keputusan kebijakan yang akan diambil untuk
kemajuan sekolah.
16

DAFTAR PUSTAKA

Aris. 2021. Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Syarat, Faktor dan Contoh.
https://www.gramedia.com/literasi/interaksi-sosial/ , diakses pada pukul 13.04

Faaizah, Noor. 2023. Apa Itu Identitas Sosial? Begini Pengertian dan Contohnya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6926672/apa-itu-identitas-sosial-begini-
pengertian-dan-contohnya/amp , diakses pada pukul 15.23

Humas. 2023. Identitas Sosial: Pengertian, Fungsi, Dimensi, Komponen, Teori,


Faktor, dan Dampak. https://an-nur.ac.id/identitas-sosial-pengertian-fungsi-
dimensi-komponen-teori-faktor-dan-
dampak/#:~:text=permintaan%20teman%2Dtemannya.-
,Dampak%20Identitas%20Sosial%20Terhadap%20Perilaku,anggota%20kelompo
knya%20atau%20kelompok%20lain , diakses pada pukul 17.02

Anda mungkin juga menyukai