Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR

MANUSIA PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT


DAN TIDUR DAN RESUME SEHARI PADA...DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN POLA
TIDUR DI RS WALUYO JATI

Disusun oleh:
Olivia Dwi Kartika
NIS: 744/363.076

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN


BAKTI INDONESIA MEDIKA PROBOLINGGO
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
`DAN RESUME SEHARI PADA...DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR DI RS
WALUYO JATI

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Tugas Praktek Kerja Lapangan

Disusun oleh:
Olivia Dwi Kartika
NIS: 744/363.076

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN


BAKTI INDONESIA MEDIKA PROBOLINGGO
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR SERTA
RESUME PADA..................... DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN HAMBATAN
TIDUR DI RUANG.............. RS WALUYO JATI

TUGAS AKHIR
Oleh:
OLIVIA DWI K
NIS. 744/363.076
Di Ujikan
Pada Tanggal......
Menyetujui,
Peguji I, Penguji II,

(nama) (nama)
NIK NIK

Mengetahui,
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan
Bakti Indonesia Medika Probolinggo

(nama)
NIK
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DAN RESUME
SEHARI PADA.... DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN
POLA TIDUR DI RS WALUYO JATI

Laporan ini telah disetujui

Sebagai salah satu syarat praktek kerja lapangan SMK Kesehatan Bakti Indonesia
Medika Probolinggo

Menyetujui

Pembimbing Sekolah,Pembimbing institusi,

(nama) (nama)
NIK NIK

Mengetahui
Kepala Program
Kompetensi Keahlian Keperawatan

(nama)
NIK
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : OLIVIA DWI KARTIKA
NISN/NIS :0055633502 / 744/363.076
Tempat/tanggal lahir : Probolinggo,16 Juni 2005
Instansi : SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika

Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul LAPORAN PENDAHULUAN


KEBUTUHAN DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi.

Probolinggo,....................
Yang menyatakan

OLIVIA DWI KARTIKA


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“TERUSLAH MENJADI ORANG YANG MENCARI ILMU KAPANPUN


DAN DIMANAPUN”
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini
dengan judul “Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia... dst “.
Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat Praktek Kerja Lapangan SMK
Kesehatan Bakti Indonesia Medika Probolinggo Dalam penyusunan Tugas akhir
ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan, serta motivasi dari
berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. (nama kepala sekolah) selaku Kepala SMK Kesehatan Bakti
Indonesia Medika Probolinggo.
2. (nama wakil KS Bidang Kurikulum), selaku Wakil Kepala Sekolah
bidang Kurikulum.
3. (nama wakil Ks Bidang kesiswaan dan humas), selaku Wakil Kepala
Sekolah bidang Kesiswaan dan Humus.
4. (nama wakil Ks bidang Sarana dan Prasarana), selaku Wakil Kepala
Sekolah bidang Sarana dan Prasarana.
5. (Nama Ka. Kompli Keperawatan), selaku Kepala Kompetensi
Keahlian Bidang Keperawatan.
6. (Nama Pembimbing TA), selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, motivasi serta saran dalam penulisan Tugas Akhir ini.
7. (nama pembimbing RS), selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, motivasi serta saran dalam penulisan Tugas Akhir ini.
8. (nama wali kelas), selaku wali kelas kelas XI Keperawatan yang telah
memberikan motivasi
9. Bapak dan Ibu guru pengajar serta Staff TU SMK Kesehatan Bakti
Indonesia Medika Probolinggo.
10. Orangtua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari
Allah SWT. dan akhirnya penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh
dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu
penulis dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi membangun laporan penelitian ini.

Probolinggo,.................

OLIVIA DWI KARTIKA


DAFTAR ISI
Bagian Awal
Halaman Judul/Halaman Sampul.......................................................
Halaman Judul dan Syarat..................................................................
Halaman Pengesahan...........................................................................
Halaman Persetujuan...........................................................................
Pernyataan Keaslian.............................................................................
Moto dan Persembahan........................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................
Daftar Gambar.......................................................................................
Daftar Tabel...........................................................................................
Daftar Bagan/Skema..............................................................................
Daftar Lampiran.....................................................................................
Bagian Utama
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................
1.4 Manfaat penelitian.........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................

1. Definisi.....................................................................................
2. Review Anatomi Fisiologi........................................................
3. Etiologi.....................................................................................
4. Tanda dan Gejala......................................................................
5. Klasifikasi.................................................................................
6. Patofisiologi..............................................................................
7. Pathways...................................................................................
8. Pemeriksaan Penunjang.............................................................
9. Penatalaksanaan.........................................................................
A. Medis...................................................................................
B. Keperawatan........................................................................
10. Komplikasi.................................................................................
11. Pengkajian keperawatan dan data pendukung............................
12. Diagnosa keperawatan yang timbul............................................
13. Rencana tindakan keperawatan dan rasional................................
14. Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pentingnya atau perlunya kebutuhan dasar istirahat dan t
Faktor dan dampak kebutuhan dasar istirahat dan tidur.
Peran perawat terhadap kebutuhan dasar istirahat dan tidur.
Kesimpulan dari penjabaran diatas

Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk
dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan
tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan stamin atubuh hingga berada dalam kondisi
yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola
istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan. Namun dalam keadaansakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu,
sehingga perawat perlu berupaya untukmembantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien.
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali
memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Sering kali,
orang yang lemah karenasakit menghabiskan sejumlah besar energi untuk kembali
sehat atau melaksanakan aktivitaskehidupan sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut
mengalami keletihan yang meningkat dansering serta membutuhkan istirahat dan
tidur tambahan. Istirahat memulihkan energiseseorang, yang memungkinkan
orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal.Apabila waktu istirahat
seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah, depresi,dan lelah,
serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan lingkungan yang
tenanguntuk klien merupakan fungsi penting perawat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah Pada tugas akhir ini antara lain:
1.1.1 Bagaimana Pengkajian pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
1.1.2 Bagaimana Analisis Data pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
1.1.3 Bagaimana Diagnosa pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat dan
tidur.
1.1.4 Bagaimana Intervensi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat dan
tidur.
1.1.5 Bagaimana Implementasi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
1.1.6 Bagaimana Evaluasi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat dan
tidur.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Dalam pengerjakan tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada
kebutuhan dasar tentang kebutuhan dasar istirahat dan tidur
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
b. Melakukan Analisis Data pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar
istirahat dan tidur.
c. Melakukan Diagnosa pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
d. Melakukan Intervensi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
e. Melakukan Implementasi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar
istirahat dan tidur.
f. Melakukan Evaluasi pada asuhan keperawatan tentang kebutuhan dasar istirahat
dan tidur.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bidang Keperawatan


Manfaat laporan ini bagi bidang keperawatan adalah untuk dapat memenuhi persyaratan
tertentu dalam melaksanakan praktik kerja industri.

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan


Manfaat penulisan laporan pendahuluan ini bagi instansi pendidikan adalah agar dapat
menerima ilmu yang sebelumnya mereka tidak ketahui atau kurang dimengerti menjadi tahu dan
lebih mengerti lagi akan pentingnya pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.

1.4.3 Bagi Penulis


Manfaat penulis laporan pendahuluan ini bagi penulis adalah untuk mengenali lebih dalam
tentang materi dan masalah gangguan pola tidur, juga sebagai pengalaman tertentu untuk bekal
depan.

1.4.4 Bagi Penulis Lain


Manfaat penulian laporan pendahuluan ini bagi penulis lain adalah agar menerima ilm
yang sebelumnya mereka tidak ketahui atau lurang dimengerti menjadi tahu dan lebih mengerti
lagi akan pentingnya gangguan pola tidur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis yang tentunya bertujuan untk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan ,kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam Teori Hierarki ,kebutuhan dasar menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri,
dan aktualitas (Wahyudi & Wahid, 2016).
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Istirahat berarti
berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
keadaan melepaskan diri dari sebuah hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan
menjengkelkan (Rahmadani, 2017).
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan
menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang kedua. (Tarwotoh & Wartonah,
2011).
Tidur adalah kondisi tidak sadarkan diri yang relative, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan suatu siklus yang berulang dengan ciri adanya
aktivitas minimal, memiliki kesadaran bervariasi dan terdapat proses fisiologis, tidur dibutuhkan
untuk fungsi fisiologis karena kebanyakan hormone pertumbuhan disekresi selama tidur.
(Apriyani, 2012).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indera rangsangan
yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan
tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu, secara umum, istirahat berarti
suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah,
beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, terkadang berjalan-jalan
ditaman juga bisa dikatakan suatu bentuk istirahat (Ambarwati, 2014).(Rahmadani, 2017).
2.2 ANATOMI FISIOLOGI

Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Gambar 2.1 Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

Komponen utama dari neuromodulator penginduksi siklustidur-bangun.Untuk


menginduksi tidur, proyeksi dari VLPO sebagai neuropenghasil GABA dan
galanin (gal) yang terletak di anterior darihipotalamus mengirimkan sinyal yang
berfungsi menginhibisi ascendingarousal system di pons, basis frontalis dan
hipotalamus. Sistem inimeliputi; nukleus tuberomamilarius (TMN) yang terletak
diposterior dari hipotalamus yang memproduksi histamin(HIST), sel raphe
dorsalis yang memproduksi serotonin (5-HT).Sel penghasil asetilkolin (Ach) yang
erletak di laterodorsal dari tegmentum (LDT), nukleus ditegmentum dari
pedukulopontin (PPT) serta nukleus di locus coeruleus yang memproduksi
noreprinefrin(NA).Sistem lain yang tidak diilustrasikan pada gambar ini meliputi
area perifornikal dari hipotalamus yang memproduksi orexin, selprodusen
dopamin yang terletak di periaquaduktus mesencephalon danserta proyeksi
kolinergik yang berasal dari basis frontalis (nukleus basalis,pita diagonal dari
brocca,dan septum medialis) semua struktur ini memberikan proyeksi ke istem
limbik dan korteks (Chiong, 2008).
Tidur berasal dari beberapa proses dalam otak yang meliputi beberapa sirkuit
neural yang saling berhubungan satu sama lain, serta meliputi beberapa
neurotransmitter yang saling mempengaruhi satu samalain. Berdasarkan penelitian
percobaan transeksi terhadap tikus yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan
bahwa terdapat regio yang mencetuskanterjadinya proses tidur di medulla
oblongata.Berikut dibawah ini merupakan area-area di otak yang berperan dalam
siklus tidur-bangun(Posner, 2007, Blumenfeld, 2002, Shneerson, 2005, Aminoff,
2008).

Gambar 2.2 skematis lokasi anatomi area-area diotak yang berperan saat tidur

a. Ascending Reticular Activating System (ARAS)


ARAS merupakan sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai promotor dari
proses tidur-bangun. Bagian ini terletak di formatioretikularis di batang otak yang
terdiri atas beberapa kelompok sel dan nukleus serta sejumlah besar interneuron
serta traktus ascenden dan descenden yang saling berhubungan satu sama lain.
Sebagian besar dari formatio retikularis terletak di sentral atau tegmentum dari
pons danmesencephalon serta memanjang sampai medula, hipothalamus
danthalamus. Struktur ini dipengaruhi oleh GABA yang disekresi oleh sebagian
besar sinapsnya, serta dipengaruhi oleh input sensoris yang masuk melalui batang
otak baik stimulus yang berasal dari sistemsensoris motorik maupun saraf kranial
( Carney, 2005, Shneerson, 2005,Chiong, 2008).
b. Nukleus Traktus Solitarius
Bagian ini terletak di bagian medulla oblongata, bersifat noradrenergik serta
memiliki hubungan dengan pons , hipothalamus danthalamus. Nukleus ini lebih
aktif saat fase NREM dibandingkan pada saatbangun (Carney, 2005, Shneerson,
2005).
c. Locus Coeruleus
Bagian ini terletak pada pons bagian atas dan dorsal serta bersifat
Noradrenergik. Locus coeruleus aktif pada saat bangun dan tersupresiparsial pada
fase NREM serta inaktif pada fase REM. Bagian ini memiliki fungsi untuk
menginhibisi aktivitas dari LDT/PPT, juga aktivitas dari bagian ini pula terinhibisi
oleh neuron GABA-ergik (Carney,2005,Posner, 2007, Shneerson, 2005).

d. Nucleus Raphe
Nukleus ini terletak di garis tengah dan bersifat serotonergik.Bagian yang
terpenting dari nukleus ini adalah nucleus raphe dorsalis.Nukleus ini bersifat aktif
saat bangun, tersupresi secara parsial saat NREMdan inaktif saat REM. Kinerja
nya di inhibisi oleh neuron GABA-ergik serta jika aktif, berfungsi menghambat
aktivitas LDT/PPT serta memberikan proyeksi ke hipotalamus. Diduga nukleus
ini memliki kontribusi terhadap respon motorik,otonom serta status emosional
saat perubahan dari tidur ke bangun (Carney, 2005, Shneerson, 2005,
Chiong,2008 ).

e. Laterodorsal Tegmental dan Pedunculopontine


Tegmental(LTD/PPT) nuclei
Nukleus-nukleus ini terletak di bagian Formasio Retikularis dibagian dorsal dari
tegmentum pons serta bersifat kolinergik. Aktivitasnya diinhibisi oleh locus
coeruleus, nucleus raphe dan nucleus tubero-mammilary serta berfungsi
menghubungkan area-area di batang otak dengan thalamus. LTD/PPT ini
merupakan generator dari siklus. REM,
juga berkontribusi terhadap komponen visual dari mimpi dan halusinasi.Jika
nukleus ini aktif, maka akan terjadi inhibisi dari locus coeruleus dannukleus raphe
(Shneerson, 2005).

f. Sistem Mesolimbik
Sistem ini berasal dari area ventral dari tegmentummesencephalon, serta
memiliki proyeksi ke area prefrontal dari korteksserebri dan sistem limbik yang
meliputi amigdala, hipokampus sertanukleus retikularis thalami.Sistem ini bersifat
dopaminergik serta dapat menyebabkan keterjagaan sebagai akibat dari stimulus
yang didapat(Posner, 2007, Shneerson, 2005).

g. Nukleus Tubero-Mammilary (TMN)


Nuklei ini terletak di bagian posterior dari hipotalamus dan bersifat
histaminergik dan hanya menerima input afferen dari ventrolateralpreoptic
nucleus (VLPO) dan sistem orexin yang berasal dari hipotalamu sebagian
lateral.Nuleus ini berfungsi menginhibisi VLPO dan LDT/PPTserta bersifat
aktif saat bangun, tersupresi parsial pada fase NREM daninaktif saat fase REM
(Shneerson, 2005, Chiong, 2008).

h. Nuklei Perifornical
Terletak di lateral dari hipothalamus, berfungsi mensekresi orexin(hipokretin).
Nukleus nukleus ini memiliki fungsi eksitatorik pada pusataminergik di batang
otak yakni locus coeruleus dan nuklei raphe sertainhibisi terhadap LDT/PPT.
Nuklei ini aktif pada saat fase wakefulnessdimana juga berfungsi melimitasi
durasi fase REM (Posner, 2007,Shneerson, 2005).

i. Nukleus Suprakhiasmatik (SCN)


Nukleus ini bertanggung jawab terhadap ritme sirkadian sertasebagai promotor
bangun. Jika terjadi lesi pada bagian ini maka akan menimbulkan rasa kantuk
yang berlebihan (Shneerson, 2005).

j. Area Preoptik Hipotalamus


Area ini terletak di anterior dari thalamus, dimana merupakan pusatintegrasi dari
homeostasis dan ritme sirkadian. Area ini meliputi VLPOdan VMPO yang
letaknya berdekatan dengan SCN, dimana fungsi dariarea ini adalah sebagai
reseptor osmotik penghasil arginin vasopressin(AVP) (Shneerson, 2005).
k. Ventrolateral Preoptic Nuclei (VLPO)
Nuklei ini terletak di inferior dari SCN dan di lateral dari ventrikelIII, dekat
dengan nukleus VMPO. Nukleus-nukleus ini menghasilkan GABA dan galanin
yang berfungsi sebagai neurotransmitter penginhibisinukleus yang mengatur
keterjagaan di batang otak yang bersifat aminergik meliputi locus coeruleus,
nukleus raphe, sistem mesolimbik dan nukleustuberomamilary. sehubungan
dengan fungsinya yang mempengaruhi banyak kinerja nukleus, maka VLPO
berpotensi untuk menyebabkan reaktivasi dari pusat pencetus tidur. Sebaliknya
pula fungsi dari nukleus inidi inhibisi oleh sistem Keterjagaan yang bersifat
aminergik (Posner, 2007,Shneerson, 2005, Chiong, 2008, Smith, 2008).Bagian
dorsal dari VLPO mencetuskan fase NREM dan bagian medialnya memberikan
proyeksi ke LDT/PPT, sehingga menginduksi faseREM. Kinerja dari VLPO tidak
dipengaruhi oleh ritme sirkadian, namun meningkat dengan adanya kekurangan
tidur.Nukleus ini aktif pada saattidur dan inaktif pada saat bangun (Carney, 2005,
Chiong, 2008).

l. Ventromedial Preoptic Nuclei (VMPO)


Nukleus ini berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan modifikasi fungsitidur-
bangun (Shneerson, 2005).

m. Median Preoptic Nucleus (MPN)


Terletak di hipothalamus, di bagian dorsal dari ventrikel III danbersifat
GABA-ergik. Nukleus ini menerima input dari SCN dan memproyeksikannya ke
neuron kolinergik di basal dari lobus frontalis dan nuklei perifornical. Nukleus ini
aktif saat tidur, terutama fase NREM fase3 dan 4 (Shneerson, 2005, Chiong,
2008).

n. Zona Subparaventrikuler
Letaknya berdekatan dengan SCN input yang berasal dari bagian ini kemudian
akan secara terintegrasi akan mempengaruhi ritmesirkadian, temperatur (melalui
VMPO),perilaku dan fungsi endokrin(Chiong, 2008, Aminoff, 2008).

o. Nukleus Dorsomedial
Nukleus ini menerima jaras dari zona subparavetrikuler serta memberikan
proyeksi ke nukleus paraventrikuler dan nukleus perifornikaldan berperan dalam
inhibisi VLPO , pengaturan suhu tubuh, perilaku makan dan keterjagaan. (Carney,
2005, Shneerson, 2005, Chiong, 2008)

p. Basis Frontalis (Substansia inominata)


Lokasinya terdapat pada area preoptik dari Hipotalamus.Terdiri atas nukleus-
nukleus penting yang memegang peran penting dalam prosestidur (Shneerson,
2005).

q. Nukleus Basalis dari Meynert


Neuron-neuronnya di aktivasi oleh neuron glutamat-ergik yang
terletak di pons meliputi locus coeruleus, nukleus raphe dan nukleus perifornical.
Neuron dari meynert ini bersifat kolinergik dan dapat diinhibisi oleh akumulasi
dari adenosin(Shneerson, 2005, Chiong, 2008).

r. Neuron yang berkaitan dengan Amigdala ,Nukleus


Accumbens danVentral Putamen
Nukleus-nukleus in memiliki fungsi yang beragam, beberapa dari mereka
bersifat GABA-ergik yang aktif saat fase 3 dan 4 NREM dan memberikan
proyeksi ke LDT/PPT, sedangkan yang lain mensekresiglutamat atau galanin
sebagai transmitter (Shneerson, 2005, Chiong, 2008,Aminoff, 2008).Para nukleus
ini memberikan proyeksi yang luas ke SCN dan kesistem limbik.area yang
terletak di basis frontalis ini membentuk jalur ascending menuju ke sistem
aktivasi rekular serta menghasilkan relay diekstra-thalamik ventralis sebelum
menuju ke korteks serebri. Area ini aktif pada saat bangun dan fase REM, tetapi
inaktif pada fase NREM.Adenosine terakumulasi di ekstraseluler dan menempel
pada reseptor A1 dan menginhibisi kinerja dari neuron basis frontalis yang
bersifat kolinergik,sehingga mencetuskan fase NREM (Shneerson, 2005,
Chiong,2008).

s. Sistem Limbik
Sistem limbik meregulasi baik sistem saraf otonomik maupun reaksi emosional
seseorang terhadap stimulus eksternal dan memori sehingga menyebabkan sistem
ini bersifat fleksibel dan adaptif. Area-area yang termasuk dalam sistem limbik
meliputi girus cingulate anterior, giruspara-hipokampalis, formasio hipokampal di
lobus temporalis, regio orbito-frontal di korteks prefrontal. Sistem ini tidak aktif
pada fase NREM tetapi aktif pada saat REM. Bagian dari sistem limbik yang
terletak di substansiagrisea dari periaquaduktus sylvii memberikan impuls yang
mempengaruhi kinerja dari saraf simpatis (Carney, 2005, Posner, 2007,
Shneerson, 2005).
t. Thalamus
Thalamus merupakan stasiun relay yang terahkir yang menghubungkan jaras
informasi dari reseptor ke korteks serebri, kecualiinput yang berasal dari regio
olfaktorius, sebaliknya pula aktivitas dari thalamus ini sendiri diatur oleh korteks
serebri. Thalamus memilikibeberapa kumpulan nukleus yakni nukleus
retikuler dari thalamus.
Memegang peranan penting dalam proses keterjagaan, bagian ini terdiriatas
kelompok neuron eksitatorik yang berfungsi menghasilkan glutamatserta
kelompok neuron inibitorik yang menghasilkan GABA,Neuronintratalamikus
yang berfungsi memodifkasi aktivitas dari thalamus sedangkan nukleus-nukleus
thalamus yang lainnya membentuk jarasproyeksi thalamokortikal (Carney, 2005,
Posner, 2007, Shneerson, 2005,Chiong, 2008, Aminoff, 2008)Thalamus mengatur
aktivitas ARAS dan impuls lainnya yang melewati mesencephalon. Thalamus
memodifikasi aktifitas spindel dari mesencephalon serta melalui sistem
proyeksinya yang luas bagian inimampu mengintegrasikan dan mensinkronisasi
aktivitaskorteks.Sinkronisasi aktivitas dari korteks ini menyebabkan korteks
serebridapat menginisiasi serta mempertahankan fase NREM. Bagian ini secara
efektif memutus hubungan antara korteks dengan batang otakertastimulus-
stimulus lainya secara reversibel. Melalui neuron pensekresiGABA-nya, thalamus
menginhibisi promotor keterjagaan yang terletak dibatang otak juga memberikan
pengaruh terhadap fase REM melaluiproyeksinya ke LDT/PPT.
2.3 ETIOLOGI

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tidur.

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak


darinormal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasanseperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,kemungkinan
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akanmenghambat tidurnya.

c. Motivasi

Dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap


bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan

Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga


mengganggu tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan

Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein(Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), danNarkotika (Mensupresi
REM).

2.4 TANDA & GEJALA

Tanda-tanda gangguan tidur

1. Kesulitan untuk tidur

Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tertidur alias sulit tidur. Jika tidak ada
faktor lain —stres, kecemasan umum, kasur yang buruk— yang membuat kita
tidak bisa tidur, bisa jadi itu adalah insomnia. Gejala insomnia ini biasanya terjadi
terus-menerus atau tidak hanya sesekali. Apabila kita sering mengalaminya, maka
kita membutuhkan studi tidur.

2. Tidak bisa tetap tidur

Seperti yang sudah kita ketahui mengenai insomnia, salah satu gejalanya adalah
ketidakmampuan untuk bisa tetap tidur dengan nyenyak. Jika kita bisa tertidur
tetapi kemudian di tengah-tengah terbangun dalam waktu yang lama di malam
hari, itu menjadi tanda kita mengalami gangguan tidur.
3. Sering terbangun di malam hari

Sering terbangun sepanjang malam bisa menjadi tanda gangguan tidur. Hall
mencatat bahwa parasomnia adalah gangguan tidur yang melibatkan pengalaman
yang tidak diinginkan saat kita tertidur atau saat bangun. Gerakan atau perilaku
yang tidak normal di malam hari atau saat kita tertidur dapat membuat kita
terbangun tanpa memahami alasannya.

4. Bangun dengan terengah-engah

Bangun tidur dengan terengah-engah dapat mengindikasikan kita menderita


gangguan pernapasan terkait tidur (SRBD) atau apnea tidur obstruktif (OSA).
Pada penderita OSA, otot tenggorokan berkontraksi dan rileks berulang kali,
sehingga menyebabkan pernapasan mulai dan berhenti. Gerakan terus menerus ini
bisa membangunkan kita sepanjang malam. Menurut Dokter Cherian, pria berusia
di atas 50 tahun dengan lingkar leher lebih dari 40 cm kemungkinan besar dapat
mengembangkan gangguan OSA pada tidurnya.

5. Selalu lelah sepanjang hari

Tidak peduli jam berapa kita bangun di pagi hari, kelelahan terus-menerus
adalah pertanda bahwa ada hal lain yang sedang terjadi. Mungkin saja kita sedang
menderita gangguan ritme sirkadian. Jika jam internal kita tidak sinkron dengan
bagian tubuh yang lain, tidur tidak akan datang dengan mudah. Ini biasanya
dialami orang-orang yang kerap berperigian dengan zona waktu yang berbeda.

6. Kelelahan menurunkan kualitas hidup

Ketika kita sangat lelah sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan atau
menikmati waktu tidur, inilah saatnya untuk berkonsultasi kepada dokter tentang
studi tidur. Terutama, jika kita melihat peningkatan tekanan darah dan permulaan
masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi.
Gejala Gangguan Tidur

Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan
tidur, antara lain:

a. Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur


b. Sulit tidur di malam hari
c. Gerakan tungkai yang tidak disengaja saat ingin tertidur
d. Irama napas yang tidak normal saat tidur
e. Ketakutan, bermimpi buruk, berteriak, atau berjalan ketika tidur
f. Kebiasaan mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti
bernapas sesaat, ketika sedang tidur
g. Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali
h. Tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur
i. Sering mengantuk di siang hari sehingga dapat tiba-tiba tertidur di waktu
yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi
j. Kesemutan atau sensasi yang menjalar di tangan dan kaki
k. Lemah otot, badan lemas, atau sering merasa lelah

2.5 KLASIFIKASI

Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam.
Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yangberlangsung dalam
suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu
pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREMN-on Rapid Eye Movement)
dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur
nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasa nya mengalami
penurunan suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan keteganganotot.
Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan tindakan responsif,baik
secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak matacepat
(REM-Rapid Eye Movement).Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan
meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidurREM
berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi.(Tarwoto
dan Wartonah, 2010).
a.Non Rapid Eye Movement

(NREM)Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur.


Terbagi menjadi empat tahapan yaitu:

1)Tahap I

Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung


beberapamenit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini
ditandai dengan:

a) Mata menjadi kabur dan rileks.


b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.

2)Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung
10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak
menjadi lebihlambat. Tahap II ini ditandai dengan :

a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.


b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang
disebutgelombang tidur.

3)Tahap III

Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
TahapIII ini ditandai dengan:

a) Relaksasi otot menyeluruh.


b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.

4)Tahap IV

Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini


ditandaidengan:

a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.


b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam
bangunpagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-
2siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta
enuresis(mengompol).

b.Rapid Eye Movement (REM)


Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
daritidurnya.

1)Tahap REM ditandai dengan:

a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-


tahapsebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan
yangberfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.

2. Karakteristik tidur REM

a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.


b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati,
umunyamenyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga
masalahinsomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika
terbangun dimalam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari (Tarwoto dan
Wartonah,2010)

a. Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalamikesulitan


tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidurnon
retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitasmaupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya
bisakarena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah
dangelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan
untukmemulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur
karenaseringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit
untuk tidur kembali.

b. Parasomnia

adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur,dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis
(mengompol),badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).

. c . Hipersomnia
adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama padasiang
hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi sepertinyata
yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bangun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminault dan
Bassiri,2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung
dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur
apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling umum
adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi
10-15% dari dewasa menengah. OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga
mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur.Saluran napas tersumbat
sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau
menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminaultdan Bassiri, 2005).
Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak,
sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau
mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang,
setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan
terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai
apnea maka bisa menjadi masalah.

f. Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

2.6 PATOFISIOLOGI

Fisiologi tidur merupakan pengaturan yang melibatkan hubungan mekanisme


serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat
tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi
retikularis. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf
pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Dalam
keadaan sadar, neuron dalam reticular activating sistem(RAS) akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi pada korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada
saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR) , sedangkan
saat bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak
dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus
atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan pross fisiologis, yaitu:

a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi


b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastroinsternal
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal metabolisme rata menurun 10-30%
2.7 PATHWAYS
Lingkungan Latihan
Obat & Stress /
Gaya hidup tidak nyaman kelelahan
substansi emosiaonal

Rutinitas & Kecemasan Mengurangi Sulit tidur


Mengubah bekerja kenyamanan
pola tidur tidur
Tegang/
Kesulitan frustasi
Nutrisi & kalori menyesuaiakan
perubahan Motivasi
jadwal tidur Sering
Gangguan terbangun
Keinginan
pencernaan
menati tidur

Gangguan tidur
Gangguan tidur Gangguan
proses tidur
Penyakit

Tidak dapat Tidak dapat


Perbaikan tidur dalam
Lemah & letih tidur dengan
pola tidur periode
kualitas baik
panjang

Butuh lebih
banayak tidur

Kesiapan Deprivasi
Akibat factor Akibat facor meningkatkan tidur
eksternal internal tidur

Gangguan pola Insomnia


tidur
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Ramelda (2008) untk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan


atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap:

1. Pola tidur menderita


2. Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang
3. Tingkatan stress psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik

Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang di sebut
polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG).
Elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini
kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur, aktivitas yang klien terjaga
dimalam hari. The multiple sleep latencytest (MSLT) memberikan informasi yang
objektif tentng kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur tidur dan mengukur
gerakan menggunaka EOG, perubahan tonus otot menggunakan EMG.

2.9PENATALAKSANAAN

a. Terapi Non Farmakologi

Menurut Rahmadani,(2017) Pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan


karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun
cara yang dapat dilakukan antara lain:

1) Terapi relaksasi
Terapi ini ditunjukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjan kantor
kerumah, teknik pengaturan pernapasan aroma terapi, peningkatan spiritual dan
penegndalian emosi.

2) Terapi tidur yang bersih

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempattidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

3) Terapi pengaturan tidur

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu-waktu tidurnya.

4) Terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.

5) CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam


memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan
rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa
dirinya masih berharga.

6) Sleep Restriction TherapySleep restriction therapy


digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidursi penderita gangguan tidur.

7) Stimulus Control Therapy

Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi


si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan
melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.

8) Cognitive TherapyCognitive Therapy

berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah


mengenai tidur.

9) Imagery Training

Imagery Training berguna untuk mengganti pikirn-pikiran si penderita yang


tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

10) Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolahraga secara teratur, menghindari rokok dan


alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

b. Terapi Farmakologi

Menurut Rahmadani,(2017) Mengingat banyaknya efek samping yang


ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang kompeten dan bidangnya. Obat-obatan untuk
penanganan gangguan tidur antara lain:
a.Golongan obat hipnotik
b.Golongan obat antidepresan
c.Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d.Golongan obat antihistamin

. Untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan


cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari
obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan
psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering,dsb (Rahmadani, 2017)

2.10 KOMPLIKASI

a. Efek psikologis
Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, irritable, kehilangan
motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik
Dapat berupa kualitas kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
c. Efek sosial
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat promosi
pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.
d. Kematian
Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup
lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin disebabkan
karena penyakit yang menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan
hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada insomnia mempertinggi
angka mortalitas atau mengurangi kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu,
orang yang menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk
mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

2.11 PENGKAJIAN
1) Anamnesa
2) Riawayat Kesehatan
a. Keluhan utama:
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan
pelayanan seperti:
a) Apa yang dirasa klien
b) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan dan sejak kapan dirasakan
c) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien

b. Riwayat penyakit sekarang:


Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya , namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan
c. Riwayat diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah dapat
menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji:
a) Penurunan berat badan yang drastis
b) Selera makan yang menurun
c) Pola makan dan minum sehari-hari
d) Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat menggnggu fungsi
pencernaan
d. Pemeriksaan TTV
Secara umum, teknik pmeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah: Inpeksi, palapsi, Auskultasi,
Perkusi. Pengkjian psikososial: Mengkaji keterampilan koping, dukungan
keluarga, teman dan serta bagaiamana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.
e. Analisa (pengelompokan data)
DS:
a) Klien mengeluh nyeri
b) Klien mengaku tidak bisa beristirahat dengan baik dan selalu mengantuk
c) Klien mengeluh sulit tidur dan jika tertidur terbangun lagi beberapa jam
kemudian
DO:
a) Klien tampak pucat
b) Klien tampak lemas
c) Klien tampak bingung
d) Klien sesak nafas
e) Frekuensi pernapasan klien>24x/menit
f) Frekuensi nadi klien>100x/menit

2.12 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

Penyebab

Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,


pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan.

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

Mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur,
mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.

2.13 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa yang Tujuan dan Kriteria Intervensi


mungkin muncul Hasil (SIKI)
(SLKI)
1. Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan Tidur
tidur (D.0055) intervensi keperawatan (1.05174)
Faktor yang selama......x24 jam 1.Identifikasi pola
berhubungan: maka Pola Tidur aktivitas dan tidur
a. Hambatan Membaik dengan 2.Identifikasi faktor
lingkungan (mis: kriteria hasil: pengganggu tidur
kelembapan, (fisik/psikologis)
lingkungan, Pola Tidur (L.05045) 3.Modifikasi
pencahayaan, 1.Keluhan sulit tidur lingkungan (mis.
kebisingan,bau tidak meningkat (skala 5) Pencahayaan,kebisingan
sedap/pemeriksaan/ 2.Keluhan sering ,suhu, dan empat tidur
tindakan) terjaga meningkat 5.Anjurkan
b.Kurang kontrol (skala 5) menghindari makanan
tidur 3.Keluhan tidak puas atau minuman yang
c.Kurang privasi tidur meningkat (skala dapat mengganggu tidur
d.Restraint fisik 5) 6.Fasilitasi
e.Ketiadaan teman 4.Keluhan pola tidur menghilangkan stress
tidur berubah meningkat 7.Ajarkan teknik
f.Tidak familiar (skala 5) relasaksi
dengan perlatan tidur 5.Keluhan istirahat Edukasi Aktivitas/
g.mobilisasi tidak cukup meningkat istirahat (1.12362)
(skala 5) 1.Mengajarkan
pengaturan aktivitas dan
istirahat
2.Sediakan materi dan
media pengaturan
aktivitas dan istirahat
3.Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik atau olahraga
secara rutin
4.Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
5.Ajarkan cara
mengidentifiksi
kebutuhan istirahat.
Terapi Relaksasi Otot
Progresif (1.05178)
1.Identifikasi tempat
yang tenang dan
nyaman
2.Berikan posisi
bersandar pada kursi
atau posisi yang
nyaman
3.Anjurkan melakukan
relaksasi otot rahang
4.Anjurkan fokus pada
sensasi otot rileks
5.Anjurkan bernafas
dalam dan perlahan
2. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen
aktivitas(D.0056) intervensi keperawatan Energi(1.05178)
Faktor yang selama....x24 jam maka 1.Identifikasi gangguan
berhubungan: Toleransi Aktivitas fungsi tubuh yang
a.Ketidakseimbangan Meningkat dengan mengakibatkan
antara suplai dan kriteria hasil: kelelahan
kebutuhan oksigen 2.Monitor kelelahan
b.Tirah baring Toleransi fisik dan emosional
c.Kelemahan Aktivitas(L.05047) 3.Monitor pola dan jam
d.Mobilisasi 1.Frekuensi nadi tidur
e.Gaya hidup meningkat (skala 5) 4.Sediakan lingkungan
monoton 2.Saturasi oksigen yang nyaman
meningkat (skala 5) 5.Lakukan rentang
3.Kemudahan dalam gerak pasif/aktif
melakukan aktivitas 6.Berikan aktivitas
sehari-hari meningkat distraksi yang
(skala 5) menenangkan
4.Keluhan lelah 7.Anjurkan tirah baring
mnurun (skala 5) 8.Anjurkan melakukan
5.Dispena saat aktivitas secara
beraktivitas menurun bertahap
(skala 5) 9.Ajarkan strategi
6.Dispnea setelah koping untuk
beraktivitas menurun mengurangi kelelahan
(skala 5) 10.Kolaborasi untuk
7.TD membaik (skala meningkatkan asupan
5) makanan.
8.Frekuensi nafas
membaik (skala 5)
3. Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas/
Faktor yang intervensi keperawatan istirahat (1.12362)
berhubungan: selama....x 24 jam 1.Mengajarkan
a.Gangguan tidur maka Tingkat pengaturan aktivitas dan
b.Gaya hidup Keletihan membaik istirahat
monoton dengan kriteria hasil: 2.Sediakan materi dan
c.Kondisi fisiologis media pengaturan
(mis. Penyakit Tingkat aktivitas dan istirahat
kronis, penyakit Keletihan(L.05046) 3.Jelaskan pentingnya
terminal, anemia, 1.Kemampuan melakukan aktivitas
malnutrisi, melakukan aktivitas fisik atau olahraga
kehamilan) rutin meningkat (skala secara rutin
d.Program 5) 4.Anjurkan menyusun
perawatan/ 2.Tenaga meningkat jadwal aktivitas dan
pengobatan jangka (skala 5) istirahat
panjang 3.Verbalisasi lelah 5.Ajarkan cara
e.Peristiwa hidup menurun (skala 5) mengidentifiksi
negatif 4.Lesu menurun (skala kebutuhan istirahat.
f.Stress berlebihan 5) Manajemen Energi
g.Depresi 5.Gangguan (1.12362)
konsentrasi menurun 1.Identifikasi gangguan
(skala 5) fungsi tubuh yang
6.Gelisah menurun mengakibatkan
(skala 5) kelelahan
7.Frekuensi nafas 2.Monitor kelelahan
menurun (skala 5) fisik dan emosional
8.Pola istirahat 3.Monitor pola dan jam
membaik (skala 5) tidur
4.Sediakan lingkungan
yang nyaman
5.Anjurkan tirah baring
6.Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
7.Anjurkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
8.Kolaborasi untuk
meningkatkan asupan
makanan.

2.14 DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia ., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7


Buku 3. Jakarta: Salemba Medika
NANDA Internasional. 2013. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Aziz, H. A. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai