Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH:

Aqila Dewi Savitri (21017)

Chelsi Hanifa Suci B.S (21022)

Citra Aulia Setiawan (21023)

Meisya Eleonora (21038)

Nabila Putri Ayu (21050)

Zafirah Salsabilah (21081)

SMK FARMASI YAMASI MAKASSAR


JL. Mappala II, Tidung, Kec. Rappocini, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan
202
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Disetujui Oleh :

Pembimbing Supervisi Pembimbing Teknis

(Masyudi Z.Imansyah S.Farm.,M.SI) (Latifah Mahaya Sarifah, S.Si,

Apt)

Mengetahui

Kepala SMK Farmasi Yamasi Makassar

( Amiruddin, S.T, M.Si )

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Labuang Baji dan dapat menyusun

laporan ini dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti belajar.

Melalui laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, perkenankan kami

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan

dan dukungan sebagai bahan masukan untuk kami dalam menyelesaikan laporan

ini.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan

kekeliruan dalam penullisan serta masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Terima kasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat

tersusun dengan baik.

Laporan ini dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak

Pembimbing, materi maupun teknis oleh karena itu saya selaku penulis

Mengucapkan banyak terimaksih kepada :

1. Amiruddin, ST., M.Si. selaku Kepala Sekolah SMK Farmasi Yamasi

Makassar

ii
2. Latifah Mahaya Sarifah, S.Si, apt selaku pembimbing lahan kepala gudang

instalasi farmasi RSUD Labuang Baji.

3. Masyudi Z.Imansyah S.Farm., M.SI selaku Pembimbing Pendidikan selama

PKL.

4. Serta Orang Tua yang telah memberikan doa,arah,dukungan dan dorongan

dari segi material maupun moral.

5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu jalannya kegiatan

PKL dan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak kekurangan dari segi kualitas atau kuantitas maupun dari ilmu

pengetahuan yang penyusun kuasai. Oleh karena itu, kami selaku penulis mohon

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan pembuatan

laporan.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang

berkenan dalam penulisan laporan atau tingkah aku serta perbuatan kami saat

pelaksanaan PKL yang tidak sesuai.

Sekian penulisan laporan kami, semoga dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca

iii
Makassar, September 2023

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..........................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................v

Bab I Pendahuluan............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan................................................................2
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan..............................................................3

Bab II Tinjauan Umum.................................................................... 5

A. Ketentuan Umum Tentang Rumah Sakit...................................................5


B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit.................................................................6
C. Pendirian Rumah Sakit..............................................................................7
D. Pengelolaan Sumber Rumah Sakit............................................................8
1. Sumber Daya Manusia..................................................................8
2. Sedian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya.....................9
a. Perencanaan.........................................................................9
b. Pengadaan.............................................................................9
c. Penyimpanan........................................................................9
d. Administrasi.........................................................................11
e. Keuangan..............................................................................11
E. Pelayanan di Rumah Sakit.........................................................................14
1. Pelayanan Resep............................................................................14
2. Edukasi.........................................................................................14
3. Pelayanan Obat tanpa Resep.........................................................14
4. Pelayanan Narkotika......................................................................15
F. Perpajakan..................................................................................................15

v
Bab III Pembahasan.........................................................................17

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan...................................................17


B. Sejarah RSUD Labuang Baji Makassar....................................................17
C. Tujuan Pendirian RSUD Labuang Baji Makassar.....................................18
D. Pengelolaan................................................................................................19
1. Sumber Daya Manusia..................................................................19
2. Sarana dan Prasarana.....................................................................20
3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya...................20
a. Perencanaan..........................................................................20
b. Pengadaan.............................................................................21
c. Penyimpanan........................................................................21
E. Pelayanan..................................................................................................21
F. Evaluasi Mutu Pelayanan..........................................................................22
G. Strategi Pengembangan.............................................................................23

Bab IV Kesimpulan dan Saran........................................................ 24

Daftar Pustaka...................................................................................26

Lampiran............................................................................................27

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan secara tidak langsung akan

memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman

yang diperoleh saat melaksanakan praktik industri, selain mempelajari

bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memiliki

pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa

tersebut.

Praktik kerja lapangan adalah Praktik kerja lapangan atau di

sekolah sering disebut dengan on the job training merupakan model

pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan

dalam pekerjaan Hal ini sangat berguna sekali bagi para siswa untuk dapat

beradaptasi dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di dalam bekerja

nantinya dapat sesuai dengan tuntutan dunia kerja. menurut Omar

Hambalik (2001: 21)

Praktek Kerja Lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa

kepada tuntutan kerja/industri,yang sekaligus diharapkan mampu

memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri,maupun

sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal,sehingga diperoleh

gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang

sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia usaha/industri serta masukan-

1
masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya di

SMK Farmasi Yamasi Makassar

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan PKL pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang

membentuk kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk

memasuki lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program

pendidikan yang ditetapkan.

2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan

masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek

administrasi, teknis maupun sosial budaya.

3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu

dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di bidang

Farmasi di Rumah sakit dan Puskesmas.

4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap

etis,profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta

didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja

yang sebenarnya.

6. Meningkatkan,memperluas dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

2
7. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelengaraan pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi.

8. Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada peserta didik.

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Manfaat praktek kerja lapangan bagi peserta didik:

a. mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah

diperoleh di sekolah.

b. menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang

berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

c. menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat

menanamkan etos kerja yang tinggi.

d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi

keahlian yang dipelajari di tempat PKL.

e. mengembangkan kemampuannya sesuai dengan

bimbingan/arahan pembimbing lahan.

2. Manfaat praktek kerja lapangan bagi sekolah:

a. terjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan

antara sekolah dan dunia kerja.

b. meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman

kerja selama PKL.

3
c. mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi

kurikulum,proses pembelajaran, teaching factory, dan

pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan

hasil pengamatan di tempat PKL.

d. meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi DU/DI:

a. dunia kerja (DU/DI) lebih dikenal oleh masyarakat sekolah

sehingga dapat membantu promosi produk.

b. adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK

untuk pengembangan DU/DI.

c. dunia kerja (DU/DI) dapat mengembangkan proses dan

atau produk melalui optimalisasi peserta PKL.

d. mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai

kebutuhannya.

e. meningkatkan citra positif DU/DI sebagai bentuk

implementasi dari Inpres No.9 tahun 2016.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Ketentuan Umum Tentang Rumah Sakit


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(UU RI 44/2009).

Rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu

bagian menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik

kuratif maupun rehabilitatif, output layanannya menjangkau pelayanan

keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan

tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang kompleks menggunakan

gabungan alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menangani masalah medic

modern yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama

untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, 2004).

5
B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas Rumah Sakit Umum

adalah melaksanakan upaya pelayanan keschatan secara berdaya guna

dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan

pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

fungsi Rumah Sakit adalah :

1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan keschatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis.

3. penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

6
C. Pendirian Rumah Sakit

Perizinan merupakan fungsi pengendalian pemerintahan terhadap

penyelenggara kegiatan yang dilakukan oleh swasta. Pemberian izin

sarana kesehatan merupakan akuntabilitas pemerintah kepada masyarakat

bahwa sarana kesehatan yang telah diberi izin tersebut telah memenuhi

standar pelayanan dan aspek keamanan pasien, Menteri Kesehatan selaku

pimpinan Departemen Kesehatan yang membidangi urusan kesehatan

dalam Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki

kewenangan untuk membuat dan menetapkan tata cara perizinan

pendirian rumah sakit.

Adanya pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

maka ketentuan perizinan pendirian Rumah Sakit akan mengalami

perubahan. Oleh karena itu sampai saat ini peraturan pelaksana yang

merupakan amanat dari PP 38/2007 tersebut masih belum ditetapkan,

maka ketentuan perizinan pendirian rumah sakit masih menggunakan

peraturan lama yang masih berlaku. Pemerintah juga sampai saat ini telah

berusaha menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Rumah Sakit

(RUU Rumah Sakit). Salah satu peluang peraturan-peraturan yang lebih

spesifik akan dipayungi oleh RUU Rumah Sakit tersebut.

7
D. Pengelolaan Sumber Rumah Sakit

1. Sumber Daya Manusia

Keberadaan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan sistem

yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

keberhasilan industri rumah sakit. Melihat pentingnya faktor

tersebut,perlu adanya metode proses penyusunan kompetensi serta

manajemen kompetensi yang efektif.

Manajemen kompetensi hanya akan berhasil apabila tujuan

inisiatif kompetensi disusun secara jelas. Elemen kompetensi disusun,

diintegrasikan serta diimplementasikan sesuai dengan visi, misi, tata

nilai dan tujuan organisasi. Unsur dalam manajemen, sumber daya

manusia (SDM) yang dimiliki oleh Rumah Sakit akan mempengaruhi

diferensiasi dan kualitas pelayanan keschatan. Adanya keterbatasan dan

keanckaragaman jenis tenaga kesehatan akan menghasilkan kinerja

rumah sakit dalam pencapaian indikator mutu pelayanan rumah sakit.

Sistem manajemen SDM yang efektif dan akuntabel dan juga

SDM yang berkompeten sesuai bidang keahliannya diperlukan dalam

peningkatan kinerja.

Salah satu yang mulai dikembangkan dalam rangka

meningkatkan kualitas dan pengembangan SDM dan memberikan

penilaian secara objektif SDM rumah sakit adalah menyusun Sistem

Manajemen SDM Berbasis Kompetensi.

8
2. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

a. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk

menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi dan

alat kesehatan sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk

menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat

waktu dan efisien.

b. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan

kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui :

1) pembelian

2) produksi atau pembuatan sediaan farmasi

3) pumbangan/drooping atau hibah

Pembelian dengan penawaran yang kompetitif (tender)

merupakan suatu metode penting untuk mencapai kescimbangan

yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada dua atau lebih

pemasok, apotcker harus mendasarkan pada kriteria mutu produk,

reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu

pengiriman, mutu pelayanan pemasok dapat dipercaya, kebijakan

tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan.

c. Penyimpanan

Gudang merupakan tempat penyimpanan sementara sediaan

farmasi dan alat kesehatan sebelum didistribusikan. Fungsi gudang

9
adalah mempertahankan kondisi sediaan farmasi dan alat kesehatan

yang disimpan agar tetap stabil sampai ke tangan pasien. Tujuan

penyimpanan adalah:

1) memelihara mutu sediaan farmasi.

2) menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.

3) menjaga ketersediaan.

4) memudahkan pencarian dan pengawasan (Depkes RI,2008)

Penumpukan stok barang yang kadaluwarsa dan rusak dapat

dihindari dengan pengaturan sistem penyimpanan seperti First

Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO). Sistem

FEFO adalah dimana obat yang memiliki waktu kadaluwarsa lebih

pendek keluar terlebih dahulu, sedangkan dalam sistem FIFO obat

yang pertama kali masuk adalah obat yang pertama kali keluar

(Quick,1997).

Obat-obatan sebaiknya disimpan sesuai dengan syarat

kondisi penyimpanan masing-masing obat. Kondisi penyimpanan

yang dimakud antara lain adalah temperatur/suhu sekitar 20-25

derajat Celcius, kelembaban dan atau paparan cahaya. Tempat

penyimpanan yang digunakan dapat berupa ruang atau gedung

yang terpisah, lemari, lemari terkunci, chiller, freezer, atau ruangan

sejuk. Tempat penyimpanan tergantung pada sifat atau karakteristik

masing-masing obat.

10
d. Administrasi

Bagian administrasi rumah sakit adalah pintu gerbang untuk

dilakukannya pendaftaran dan pengurusan kartu untuk rawat jalan

maupun rawat inap. Selain mengurus bagian pendaftaran, bagian

administrasi juga bisa mengeluarkan rincian pembiayaan jika

dibutuhkan gambaran biaya di awal. Namun kadang, gambaran

pembiayaan bisa berubah setelah pasien menjalani perawatan dan

pengobatan. Selanjutnya, bagian administrasi akan membantu

mengarahkan pasien menuju bagian pembayaran atau kasir.

Bagian administrasi akan bekerja melayani pasien yang

datang ke loket administrasi sesuai sub bagian atau divisi rumah

sakit. Selanjutnya, bagian administrasi akan menjembatani

komunikasi serta kebutuhan pasien terhadap dokter ataupun perawat.

e. Keuangan

Pengelolaan keuangan di Rumah Sakit terdiri dari 4 siklus,

yaitu:

1) Perencanaan keuangan (Planning)

Siklus perencanaan dan penganggaran keuangan

memainkan peran penting dalam fungsi keuangan setiap layanan

kesehatan.Perencanaan mencakup keseluruhan proses persiapan

keuangan di masa datang dan sangat memengaruhi keberhasilan

11
organisasi kesehatan tersebut.Perencanaan dapat diklasifikan

menjadi dua, yaitu :

a. rencana strategis yang berisi aktivitas jangka panjang untuk

mencapai tujuan perusahaan yang biasanya dalam kurun 5

sampai 10 tahun.

b. rencana operasional yang disusun untuk melaksanakan

aktivitas jangka pendek terkait pengelolaan harian

perusahaan (Warren, et.al.,2018).

2) Pengorganisasian rencana keuangan (Organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang

melibatkan pengembangan struktur organisasi dan alokasi

Sumber Daya Manusia untuk memastikan pencapaian rencana

keuangan yang telah disusun. Struktur organisasi

memperlihatkan kerangka kerja dan

koordinasi.Pengorganisasian juga melibatkan pembagian dan

desain tugas individu dalam organisasi. Desain organisasi sangat

penting dan harus disusun secara detail bagaimana tugas dan

tanggung jawab setiap individu, serta metode pelaksanaan tugas

tersebut.

3) Implementasi rencana keuangan (Actuating)

Siklus pelaksanaan (actuating) merupakan bagian dari

majemen keuangan yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan

operasional perusahaan setiap hari. Setelah suatu organisasi

kesehatan melakukan perencanaan keuangan, peorganisasani

12
tanggung jawab dan tugas kepada para pengelola keuangan,

langkah penting yang harus dilakukan adalah memberikan

arahan dan motivasi supaya setiap bagian perusahaan mampu

mencapai tujuan keuangan yang telah dilaksanakan. Secara

spesifik, siklus ini menyangkut aspek personalia dari

pengelolaan organisasi kesehatan yang berhubungan langsung

dengan memengaruhi, membimbing, mengawasi, memotivasi

bawahan untuk pencapaian tujuan organisasi.

4) Fungsi pengendalian (Controlling)

Aspek pengendalian dalam manajemen keuangan bertujuan

untuk memverifikasi apakah semua aktivitas manajemen

keuangan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Selain itu, aspek pengendalian juga mengevaluasi

apakah alokasi sumber daya organisasi telah ditempatkan secara

efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah

direncanakan. Dalam siklus ini perlu dilakukan dokumentasi

pengukuran penyimpangan kinerja aktual dari kinerja standar

yang telah ditentukan sebelumnya. Proses ini tidak kalah penting

karena penyebab penyimpangan tersebut dapat ditemukan,

sehinga hal tersebut dapat membantu pengambilan tindakan

korektif sebagai masukan dalam penyusunan rencana keuangan

pada siklus berikutnya.

13
E. Pelayanan di Rumah Sakit

1. Pelayanan Resep

Dijelaskan standar pelayanan kefarmasian rumah sakit itu

mencakup pengelolaan sediaan alat kesehatan, Bahan Medis Habis

Pakai (BMHP) dan juga standar tentang Pelayanan Farmasi Klinik.

Apoteker sendiri berperan di semua tahapan, baik di pengelolaan

maupun di farmasi kliniknya. Di bagian pengelolaan, Apoteker

berperan dalam semua lini, termasuk pemilihan, perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pemusnahan,

pengendalian dan administrasi pelaporan. Pelayanan farmasi klinik,

Apoteker juga berperan dalam pengkajian dan pelayanan resep dari

awal, lalu penelusuran riwayat penggunaan obat pasien, rekonsiliasi

obat, pemberian informasi obat, konseling, monitoring efek samping

obat, dispensing steril,sampai ke pemantauan kadar obat dalam darah

(PERMENKES No. 72/2016).

2. Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker dan Asisten

Apoteker selalu memberikan edukasi apabila masyarakat ingin

mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan

memilihkan obat yang sesuai. Dan kadang juga dilakukan dengan

menyebar brosur/leaflet, dan lain-lain.

3. Pelayanan Obat Tanpa Resep

Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien

yang ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan

swamcdikasi. Obat
14
untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa

resep yang meliputi Obat Wajib Apotek (OWA), Obat Bebas Terbatas

(OBT) dan Obat Bebas (OB). Obat Wajib Apotik terdiri dari kelas

terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta

tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem

neuromuskuler, antiparasit dan obat kulit topikal

4. Pelayanan Narkotika

Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas hanya dapat

melayani resep Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi

berdasarkan resep dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas

tersebut (Peraturan BPOM No.24/2021).

F. Perpajakan

Seperti yang diketahui bahwa Rumah Sakit yang dimiliki oleh

Pemerintah (RSU/RSUD) didanai dari APBN dan APBD, maka rumah

sakit tidak memiliki kewajiban PPh terhadap diri sendiri. Dengan kata lain,

Rumah Sakit Pemerintah tidak perlu melaporkan PPh 25 (SPT Masa)

maupun PPh 29 (SPT Tahunan) karena bukan subyek pajak, beda hal jika

rumah sakit swasta sebagaimana objek penulisan kali ini yang tentu saja

memiliki kewajiban PPh Pasal 25 dan untuk itulah wajib pajak

mengajukan permohonan penurunan angsuran PPh Pasal 25.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan

1. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 28

Agustus 2023 sampai dengan tanggal 9 Agustus 2023

2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertempat di RSUD Labuang Baji

yang beralamat di Jalan DR. Ratulangi No. 81, Kec. Mamajang, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Labuang Baji ini dilakukan

secara berkelompok sebanyak 6 orang yang terdiri dari Aqila Dewi

Savitri, Chelsi Hanifa, Citra Aulia Setiawan, Meisya Eleonora, Nabila

Putri, Zafirah Salsabilah.

4. Praktek dilaksanakan mulai pukul 7.30 – 14.00 WITA. Hari Senin -

Sabtu untuk depo apotek rawat inap 1 dan 2, apotek rawat ralan,

apotek IRD. Hari Senin – Jumat depo OK dan Gudang.

B. Sejarah RSUD Labuang Baji Makassar

RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh

Zending Gereja Geno Formaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai

rumah sakit Zending. RSUD Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12

Juni 1938. Pada masa perang dunia ke II, Rumah Sakit ini digunakan

oleh

17
pemerintah Kota praja Makassar untuk menampung penderita korban

perang.

Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan

dari pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi

gedung- gedung yang hancur akibat perang. Kapasitas tempat tidur yang

tersedia pada saat diresmikan adalah 25 tempat tidur. Pada tahun 1949-

1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga kapasitas tempat

tidur menjadi 170 tempat tidur.

Pada tahun 1952-1955,oleh pemerintah daerah Kota praja

Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan, sehingga

kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 tempat tidur. Sejak saat

itulah RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I

Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji

diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat Sulawesi Selatan dan

dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi

rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996, melalui

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No.2 Tahun 1996, kelas

Rumah Sakit ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas B. Pada tahun 2023,

RSUD Labuang Baji telah menjadi Rumah Sakit pemerintah provinsi

Sulawesi Selatan dengan kualifikasi RS tipe B Pendidikan.

18
C. Tujuan Pendirian RSUD Labuang Baji Makassar

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada

pasien atau pelanggan berdasarkan keilmuan dengan landasan moral dan etika.

1. Tujuan khusus

a. meningkatkan Pembinaan dokter dan dokter spesialis yang

professional,visioner, inovatif dan berakhlak mulia.

b. meningkatkan pengembangan SDM yang berkesinambungan.

c. mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan

rumah sakit.

e. melakukan kerja sama dengan lembaga instititusi pendidikan,

terutama di bidang kesehatan.

D. Pengelolaan

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah aset Rumah Sakit yang sangat

berharga karena manusia lah yang mengendalikan seluruh kegiatan

yang ada di Rumah Sakit. Kegiatan inti RSUD Labuang Baji ialah

pelayanan kesehatan yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan, sedangkan

kegiatan manajemen dan teknis yang tidak langsung berhubungan

dengan pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga non kesehatan.

Tenaga kesehatan tersebut bekerja dalam tim yang terdiri dari berbagai

profesi,

19
yaitu Dokter, Dokter Spesialis, Perawat, Laboran, Ahli Gizi, Ahli

Farmasi atau Apoteker dan Asisten Apoteker dan sebagainya.

2. Sarana dan Prasarana

Fasilitas layanan dan tindakan yang dimiliki oleh RSUD Labuang

Baji adalah:

a) Instalasi Gawat Darurat meliputi, ruangan utama, ruangan triase,

ruangan resusitasi, ruangan urgent & non urgent, bedah cito,

ambulance, apotek IRD,radiologi dan laboratotium

b) Rawat Inap meliputi, VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3

c) Poliklinik meliputi, interna, kardiologi, paru & TB MDR, saraf,

mata, anak, kulit & kelamin, gigi & mulut, THT, kandungan,

orthopedi, bedah saraf, psikiatri, bedah umum, bedah digestif,

bedah mulut, bedah thorax & kardiovaskuler, bedah onkologi,

anestesi, vct, rheumatologi, tropik infeksi, geriatri, patologi

anatomi, patologi klinik, mikrobiologi, radiologi, forensik,

gastroenterologi & hepatologi

3. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

a. Perencanaan

Proses perencanaan obat merupakan proses pemilihan jenis,

jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan

dan anggaran RSUD Labuang Baji. Pedoman perencanaan di rumah

sakit ini berdasarkan:

20
1. Formularium Nasional tahun 2021 dan Formularium Rumah Sakit

tahun 2022. Standar terapi rumah sakit dan ketentuan setempat

yang berlaku

2. Data catatan medik

3. Anggaran yang tersedia

4. Penetapan prioritas

5. Siklus penyakit

b. Pengadaan

Pengadaan dilakukan untuk merealisasikan keutuhan yang telah

direncanakan dan disetujui melalui pembelian secara e-katalog dan

langsung dari PBF/distribusor. Kemudian produksi sediaan farmasi

,produksi steril dan produksi non steril. Pengadaan juga diterima

melalui sumbangan.

c. Penyimpanan

Stok obat di gudang disimpan di tempatnya masing-masing, stok

yang masih berada dalam box karton disimpan di gudang utuh

sedangkan sebagian dari stok disusun di ruangan yang berbeda

dalam bentuk eceran. Stok Obat disusun berdasarkan bentuk

sediannya dan diurutkan berdasarkan abjad untuk memudahkan

petugas dalam mencari obat.

E. Pelayanan

Pelayanan di RSUD Labuang Baji meliputi:

21
1. Pelayanan medik :

a. instalasi rawat jalan, terdiri dari 16 poliklinik

b. instalasi rawat darurat, terdiri dari 12 ruangan

c. instalasi rawat inap, terdiri atas perawatan umum dan ruang

perawatan khusus.

d. instaasi rawat inap intensif, terdiri dari 7 tempat tidur

e. instalasi bedah sentral, terdiri dari 7 kamar

2. Pelayanan penunjang medik :

a. radiologi

b. instalasi patologi anatomi

c. instalasi patalogi klinik

d. instalasi rawat insentif

e. instalasi farmasi

3. Pelayanan penunjang non medik :

a. instalasi gizi

b. instalasi pemeliharaan sarana

F. Evaluasi Mutu Pelayanan

Sarana pelayanan di RSUD Labuang Baji belum sepenuhnya

sempurna.Kekurangan yang dimiliki rumah sakit ini adalah ruang obat

yang kurang luas sehingga pelaksanaan kegiatan kefarmasian seperti

pengerjaan resep.obat dan lainnya sedikit tertanggu.

22
G. Strategi Pengembangan

Semua pihak RSUD Labuang Baji mempunyai keinginan yang baik

terhadap rumah sakit ini. Pengoptimalan sarana dan prasarana dilakukan

secara bertahap demi berjalannya proses pelayanan yang lancar. Dan juga

upaya peningkatkan kualitas dan kuantitas serta mutu pelayanan rumah

sakit ini dilakukan dalam persiapan pelaksanaan Akrediasi Rumah Sakit

yang telah tertunda 2 tahun belakangan ini.

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Organisasi dalam Rumah Sakit RSUD Labuang Baji dikepalai oleh

seorang Direktur dengan memiliki Wakil Direktur dari tiap bagian dan sub

bagian. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dikepalai oleh seorang Apoteker

untuk mengkoordinir bawahannya.

Tugas dan fungsi RSUD Labuang Baji yaitu, pelayanan kesehatan

yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Instalasi

Farmasi RSUD Labuang Baji memiliki tugas mengelola mulai dari

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan

langsung kepada penderita sampai pengendalian perbekalan farmasi

dengan fungsi klinik dan non klinik.

Cara pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien RSUD Labuang

Baji dilakukan dengan pasien konsultasi terlebih dahulu kepada dokter

kemudian dilanjutkan dengan pengiriman inputan obat ke instalasi farmasi

yang di tuju kemudian TTK dapat menyiapkan obat sesuai pesanan yang

tertera di inputan.

Cara pengolahan perbekalan farmasi di RSUD Labuang Baji yang

meliputi perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang

diperlukan, pengadaan yang dilakukan dengan melalui Spo dan dibawa

langsung ke gudang untuk mengambil obat yang diperlukan. Penerimaan

dengan cara

24
rekanan mengirim atau menyerahkan barang farmasi kepada panitia

pemeriksaan dan penerimaan barang berdasarkan surat pesanan atau Surat

Perintah Kerja (SPK), penyimpanan dengan cara penyusunan abjad dan

FIF serta penyimpanan obat disesuikan dengan suhu yang seharusnya dan

pendistribusian dilakukan secara merata pada Apotek.

B. Saran

1. RSUD Labuang Baji dapat meningkatkan pelayanan di setiap unitnya.

2. RSUD Labuang Baji perlu meningkatkan sarana pelayanan dan

prasarana demi kelancaran dalam melaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. RSUD Labuang Baji perlu meningkatkan pengontrolan dan

pengawasan terhadap persediaan obat dan alat kesehatan di setiap

Apotek RSUD Labuang Baji untuk meminimalkan kekosongan stok.

25
DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hambalik (2001:21) Praktik Kerja Lapangan

SiiAdmin. 2019. "Promosi Kesehatan Rumah Sakit"


https://diskes.baliprov.go.id/pkrs-promosi-kesehatan-rumah-sakit/

PPJK. “Modul Ekonomi Kesehatan Seri"


https://ppjk.kemkes.go.id/libftp/uploads/trs_local_nposth/133/Modul%20E
k onomi%20Kesehatan%20Seri%206_FINAL.pdf

Tim Penyusun. 2023. Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan SMK Farmasi
Yamasi Makassar Tahun Pelajaran 2022-2023.
Tim Penyusun. 2022/2023. Laporan PKL di RSUD Labuang Baji Makassar SMK
Farmasi Yamasi Makassar 2022

26
LAMPIRAN

1. Denah Lokasi RSUD Labuang Baji Makassaar

Gambar 1.Denah Lokasi RSUD Labuang Baji Makassar

2. Etiket putih dan biru

Gambar 2. Contoh etiket putih & biru

27
3. Copy resep

Gambar 3. Contoh Copy Resep

4. Kuitansi

Gambar 4. Contoh Kuitansi

28
5. Surat pesanan obat

Gambar 5. Contoh Surat Pesanan Obat

29
6. Laporan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika

Gambar 6. Contoh Laporan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropik

30

Anda mungkin juga menyukai