Anda di halaman 1dari 45

Kimia Dan Bahan Listrik

ALUMUNIUM MURNI
Untuk Memenuhi Tugas Kimia Dasar

DISUSUN OLEH:

ATIQAH PUTRI

SARI 2011-11-184
Kelas E

S1 Teknik Elektro
STT - PLN Jakarta
2012

Alumunium Murni Dan Page 1


Kimia Dan Bahan Listrik

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
petunjuk dan perlindungannya, makalah yang berjudul „Aluminium Murni dan
Paduannya’ dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagai mahasiswa Departemen Teknik Elektro, pengetahuan terhadap bahan-
bahan keteknikan sangatlah penting dalam perancangan dan pembuatan alat dan mesin
listrik serta fasilitas penunjang listrik. Pengetahuan yang dibutuhkan antara lain sifat
dan struktur hingga aplikasi dan ketersediannya di pasar. Dengan disertai pengetahuan
tersebut, diharapkan lulusan Departemen Teknik Elektro dapat melakukan setiap
pekerjaan sesuai dengan tuntutan profesinya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan Pak Ir.
H.M. Masgunarto Budiman M.Se dan pihak lain yang telah memperlancar penyusunan
makalah penulis demi kelancaran studi penulis. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa Departemen Teknik Elektro pada khususnya dan masyarakat
luas pada umumnya.

Jakarta , 18 Januari 2012

Penulis

Alumunium Murni Dan Page 2


Kimia Dan Bahan Listrik

Daftar Isi

Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 1
D. Sistematika Makala 2
BAB II Alumunium Murni
A. Pengertian 3
B. Kandungan Atom/Unsur dan Ikatan 6
C. Bentuk Struktur Mikro 7
D. Proses Pembuatan 9
E. Klasifikasi dan Penggolongan 15
F. Sifat-Sifat Teknis Bahan 27
G. Contoh Aplikasi 33
H. Standarisasi dan Kodifikasi 36
I. Bentuk, Ukuran, dan Harga 40
BAB III Penutup
A. Kesimpulan 43
Glosarium 45
Daftar Pustaka 49

Alumunium Murni Dan Page 3


Kimia Dan Bahan Listrik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan aluminium dan logam paduan aluminium di dunia industri terus


berkembang. Aluminium merupakan logam yang ringan namun kuat dan tahan
terhadap karat. Aluminium merupakan bahan logam yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan saja
untuk peralatan alat-alat rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan kontruksi
pesawat terbang, mobil, dan lain-lain. Aluminium sangat menarik bagi dunia
industri, karena memiliki sifat yang ringan, ketahanan korosi yang tinggi,
densitasnya rendah, dapat dibentuk dengan baik, serta memiliki daya konduktivitas
yang tinggi, baik konduktivitas panas maupun listrik. Namun, kelemahan dari
aluminium ini adalah kekuatannya yang kurang, sehingga jarang sekali dijumpai
logam aluminium murni dalam pemanfaatannya (Arifin, S, 2004). Oleh karena
aluminium merupakan logam yang memiliki kekuatan yang kurang baik, maka
aluminium jarang kali digunakan dalam komposisi murni.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan alumunium.
2. Bagaimana prinsip kerja alumunium.
3. Apa aplikasi atau manfaat alumunium dalam kehidupa sehari hari.
4. Bagaimana cara mengetahui standarisasi dan kodefikasi sebuah alumunium.

C. Tujuan Pembuatan makalah


1. Menjelaskan tentang alumunium

Alumunium Murni Dan Page 4


Kimia Dan Bahan Listrik

2. Menjelaskan tentang bahan alumunium murni dan manfaatnya dalam dunia


nyata.
3. Menambah pengetahuan tentang mata kuliah Kimia dan Ilmu Bahan
4.Untuk menyampaikan informasi yang didapat penulis di dalam
penulisan makalah ini
5.menambah pengetahuan tentang prinsip-prinsip penulisan laporan ilmiah riset
dan teknologi.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas beberapa bab. Bab 1 merupakan
pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika. Bab II menjelaskan tentang teori teori yang
mendukung apa itu alumunium murni. Bab III menjelaskan kesimpulan dari alumunium
murni. Selanjutnya glosarium dan daftar pustaka.

Alumunium Murni Dan Page 5


Kimia Dan Bahan Listrik

BAB II
ALUMUNIUM MURNI

A. Pengertian
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak.

Gambar 1: Aluminium, dipotong setelah dicetak dari tanur tanpa perlakuan fisik maupun termal.

Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi
sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi,
dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit
dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain) (USGS).
Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan logam
yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam yang luas
penggunaannya setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya yang
ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik (aluminium paduan),
mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang paling

Alumunium Murni Dan Page 6


Kimia Dan Bahan Listrik

terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat terbang,


yang memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90
MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa.
Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan
dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya
lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan
aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan
dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan
tembaga.
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan
dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang
cukup baik, namun cukup berat.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah
mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya
adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan
pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas
cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak
baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni
yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil.
Pada aluminium paduan, kandungan unsur yang berada di dalamnya dapat
bervariasi tergantung jenis paduannya. Pada paduan 7075, yang merupakan bahan
baku pembuatan pesawat terbang, memiliki kandungan sebesar 5,5% Zn, 2,5% Mg,

Alumunium Murni Dan Page 7


Kimia Dan Bahan Listrik

1,5% Cu, dan 0,3% Cr. Aluminium 2014, yang umum digunakan dalam penempaan,
memiliki kandungan 4,5% Cu, 0,8% Si, 0,8% Mn, dan 1,5% Mg. Aluminium 5086
yang umum digunakan sebagai bahan pembuat badan kapal pesiar, memiliki
kandungan 4,5% Mg, 0,7% Mn, 0,4% Si, 0,25% Cr, 0,25% Zn, dan 0,1% Cu.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium
yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas
untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.

B. Kandungan Atom/Unsur dan Ikatan

Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel


periodik unsur. Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium
dalam julah yang bervariasi, namun pada umumnya di atas 40% dalam berat.
Senyawa aluminium yang terdapat di bauksit diantaranya Al2O3, Al(OH)3, γ-
AlO(OH), dan α-AlO(OH).

Alumunium Murni Dan Page 8


Kimia Dan Bahan Listrik

Gambar 2: Bauksit, sepanjang 4 cm dan ditambang di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat.

Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop 27Al, dengan persentase
sebesar 99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah yang sangat
kecil. Isotop 26Al merupakan radioaktif dengan waktu paruh sebesar 720000 tahun.
Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini adalah aluminium dengan berat atom
relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop 27Al merupakan isotop yang paling stabil.
Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat lambat
pada temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom tetap ada, jadi
dengan berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang menghasilkan perubahan
sifat-sifatnya. Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya waktu pada umumnya di
namakan penuaan. Apabila proses itu berjalan pada temperature kamar di namakan
penuaan ilmiah, sedangkan apabila proses itu terjadi pada temperatur lebih tinggi
dinamakn penuaan buatan.

C. Bentuk Struktur Mikro

Alumunium Murni Dan Page 9


Kimia Dan Bahan Listrik

Gambar 3. Struktur mikro alumina, bahan baku aluminium.

Gambar 4. Struktur mikro dari aluminium murni

Gambar 5. Struktur mikro dari paduan aluminium-silikon. Gambar (a) merupakan paduan Al-
Si tanpa perlakuan khusus. Gambar (b) merupakan paduan Al-Si dengan perlakuan termal.
Gambar (c) adalah paduan Al-Si dengan perlakuan termal dan penempaan. Perhatikan bahwa
semakin ke kanan, struktur mikro semakin baik.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

Gambar 6.Struktur mikro Al-Si-Mg tanpa perlakuan termal

Gambar 7. Struktur mikro dari paduan Al-Si-Mg setelah perlakuan termal

Gambar 8. Struktur mikro dari Al-Cu

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

D. Proses pembuatan
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia
berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi
aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al 2O3.
Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon.
Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang
mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan
sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.

Gambar 9: Proses Bayer

Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang


yang mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida pada temperatur
o
175 C sehingga menghasilkan aluminium hidroksida, Al(OH)3. Aluminium
hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk
alumina dan H2O yang menjadi uap air.
Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult.
Proses Hall-Heroult dimulai dengan melarutkan alumina dengan leelehan Na 3AlF6,
atau yang biasa disebut cryolite. Larutan lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan
aluminium cair menempel pada anoda, sementara oksigen dari alumina akan
teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon, membentuk karbon dioksida.
Aluminium cair memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada larutan alumina,
sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan mudah.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang


cukup banyak. Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis
alumina adalah 15 kWh per kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik
menghabiskan sekitar 20-40% biaya produksi aluminium di seluruh dunia.

Gambar 10: Diagram Proses Hall-Heroult yang disederhanakan. Perhatikan letak katoda yang berada di dasar
wadah, untuk mengantisipasi massa jenis aluminium cair yang lebih tinggi dibandingkan larutan cryolite-alumina

Aluminium daur ulang


Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah, mampu didaur ulang tanpa
mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak mengubah
struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat dilakukan berkali-kali
(wasteonline.org).
Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari yang
digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang (economist.com). Di
Eropa, terutama negara Skandinavia, 95% aluminium yang beredar merupakan
bahan hasil daur ulang.
Alumunium Murni Dan Page
Kimia Dan Bahan Listrik

Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan sampah


aluminium. Hal ini akan menghasilkan endapan. Endapan ini dapat diekstraksi ulang
untuk mendapatkan aluminium, dan limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
bahan campuran aspal dan beton karena merupakan limbah yang berbahaya bagi
alam.

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk membuat alumunium murni dan
alumunium paduan, yaitu :
1. Proses Penambangan Alumunium
Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi.
Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar alumunium40-
60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan secara halus dan
merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang
ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.
2. Proses Pemurnian Alumunium

Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir adalah
alumina.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda.


Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan
pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses
penyemaian untuk membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina). Alumina
basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara
memanaskan sampai suhu 1200oC. Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina
dengan rumus kimianya adalah Al2O3.

3. Proses Peleburan Alumunium


Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina
dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode
Hall-Heroult. Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada
sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari
baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan
karbon yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus listrik searah
sebesar 50-150 kiloampere.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen


bereaksi membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa akan turun
ke dasar pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel yang
kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur(holding furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium berkisar
sekitar 12-15 kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg alumina dan 1/2 kg
karbon. Reaksi pemurnian alumina menjadi alumunium adalah sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C → 4Al + 3CO2

E. Klasifikasi dan Penggolongan


Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk
penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.

Aluminium Paduan
Alumunium Murni Dan Page
Kimia Dan Bahan Listrik

Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,


magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya
kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada
konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya
hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.
Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium
paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi
dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat
terbentuknya kristal granula silika.

Gambar 11. Fase paduan Al-Si, temperatur vs persentase paduan

Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam
paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak
menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga
menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat
rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur
tersebut.

Gambar 12. Diagram fase Paduan Al-Mg, temperatur vs persentase Mg

Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat,
namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh
memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl 2
dalam logam yang menjadikan logam rapuh.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

Gambar 13. Diagram Fase Al-Cu, temperatur vs persentase paduan

Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan
pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam
paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan
aluminium.

Gambar 14. Diagram fase Al-Mn, temperatur vs konsentrasi Mn

Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan Listrik

kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam
setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang
memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6%
setiap 50 mm bahan.

Gamba15. Diagram fase Al-Zn, temperatur vs persentase Zn

Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis
dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap
penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi
diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan
biaya keselamatan kerja.
Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih
murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan
titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur
Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz,
2004).
Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek
kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan,
namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan
tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal
ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.

Tabel 1. Pengaruh Fe terhadap paduan aluminium. Perhatikan bahwa elongasi


berbanding lurus dengan kekuatan tensil pada tabel di bawah ini, berbeda dengan
kondisi pada umumnya yang berbanding terbalik, menunjukkan efek merusak Fe
terhadap paduan aluminium
% Fe Kekuatan tensil Elongasi (%) Skala
(MPa) pada 50 mm kekerasan
bahan Brinnel
0,29 217 14 62
0,79 216 9,8 65
0,90 210 6,0 65
1,13 171 2,5 66

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

1,60 126 1,5 68


2,08 78 1,0 70

Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah


(fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan
seperti baja, yang berarti failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan
pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit
memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena
aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan
sebelum melebur.

Gambar 16: Aluminium cair. Warna kemerahan adalah cetakan yang memanas, sedangkan aluminium
cair tidak menunjukkan perubahan warna walau dalam keadaan cair

Aluminium paduan untuk keperluan penempaan

Tabel 2. Sifat aluminium tempa pada tiga jenis paduan dengan komposisi yang berbeda-beda.
Perlu diperhatikan bahwa elongasi berbanding terbalik dengan kekuatan tensil.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%)


(MPa) pada 50 mm
bahan
1100 99,00 Al 90-170 5-35
3003 1,2 Mn 110-200 4-30
3004 1,2 Mn, 1,0 Mg 180-290 5-20
5052 2,5 Mg, 0,2 Cr 195-295 8-30
5056 5,2 Mg, 0,1 295-440 10-35
Mn, 0,1 Cr

Dengan persentase campuran tertentu, akan didapatkan aluminium paduan


dengan kekuatan tensil hingga 400 MPa dengan ductility yang cukup. Aluminium
paduan jenis ini lebih murah biaya produksinya karena tidak memerlukan perlakuan
termal.

Aluminium paduan dengan perlakuan termal

Tabel 3. Sifat aluminium paduan dengan perlakuan panas pada beberapa jenis
paduan dengan komposisi yang berbeda-beda. Perlu diperhatikan bahwa elongasi
berbanding terbalik dengan kekuatan tensil.
Paduan Komposisi (%) Kekuatan tensil Elongasi (%)
(MPa) pada 50 mm
bahan
2014 4,4 Cu, 0,8 Si, 190-490 10-22
0,8 Mn, 0,4 Mg
2024 4,5 Cu, 0,6 Mn, 190-525 6-20
1,5 Mg
6061 1,0 Mg, 0,6 Si, 125-410 6-25

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

0,2 Cr
7075 5,5 Zn, 2,5 Mg, 230-580 11-17
1,5 Cu, 0,3 Cr

Aluminium paduan jenis memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena
memerlukan teknik khusus dalam pembentukannya hingga aluminium siap untuk
dipakai. Teknik ini akan menghasilkan paduan dengan kekuatan tensil yang cukup
tinggi, yaitu di atas 400 MPa, sehingga pengurangan massa dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya dan mendapatkan kekuatan yang sesuai untuk aplikasi tertentu.
Perlakuan termal yang umum dilakukan adalah:
 Pengerjaan logam dengan menggunakan panas (misal: hot extrusion)
 Memanaskan logam hingga mendekati titik leburnya, lalu didinginkan
secara perlahan. Proses ini disebut annealing, dan menghasilkan logam
yang lunak.
 Pendinginan dengan cepat, baik dengan menggunakan es, air dingin,
ataupun air mendidih sesuai kebutuhan. Proses ini dinamakan quenching.
 Disimpan pada temperatur tertentu (umumnya mendekati titik leburnya)
selama beberapa lama (antara 1 jam hingga 40 hari). Proses ini disebut
artificial age hardening.
Perlakuan termal dapat berupa kombinasi nomor dua, tiga, dan empat, namun ada
juga yang melakukan penyimpanan selama beberapa lama pada suhu kamar setelah
quenching sebelum siap digunakan. Ada juga yang ditempa pada suhu kamar
sebelum disimpan pada suhu tinggi.
Penyimpanan pada suhu tinggi bermanfaat untuk meningkatkan kekerasan dan
kekuatan tensil. Nilai peningkatan kekuatan tensil dapat mencapai tiga kalinya jika
dibandingkan dengan aluminium paduan tanpa perlakuan termal.

Tabel 4. Perlakuan panas yang berbeda-beda terhadap paduan 2014 (4,4 Cu, 0,8
Si, 0,8 Mn, 0,4 Mg) dan pengaruhnya terhadap sifat mekanik bahan

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Perlakuan Kekuatan Elongasi Skala


Tensil (%) pada 50 Kekerasan
mm bahan Brinnel
Annealing 190 18 45
Quenching, lalu disimpan 435 20 105
pada suhu kamar
Quenching, lalu disimpan 490 13 135
dengan temperatur tertentu

Paduan 7075 merupakan paduan Al-Zn yang paling terkenal. Jika diberi
perlakuan quenching, lalu disimpan dengan temperatur tinggi selama beberapa
waktu, logam paduan akan memiliki kekuatan tensil 580 MPa. Jika tidak diberikan
perlakuan termal, paduan hanya memiliki kekuatan tensil 230 MPa.
Pada penggunaan di lingkungan yang bersifat korosif, permukaan paduan Al-Cu
yang merupakan paduan yang mudah korosi, harus dilapisi dengan aluminium murni
dengan teknik "hot rolling". Hal ini akan mencegah oksidasi Al-Cu lebih jauh,
bahkan ketika logam terpotong karena aluminium bersifat anodik. Meski pelapisan
dengan aluminium dapat mengurangi kekuatan, hal ini umum dilakukan.

Aluminium paduan cor


Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan
baja dengan diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan
cetakan logam, sehingga akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching,
yaitu memperkeras logam.
Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat
menyebabkan intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki
komposisi yang tidak diinginkan. Proses pengecoran, selain harus terbebas dari
pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air. Aluminium, dalam
temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium hidroksida

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

dan gas hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat
melarutkan gas tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat,
gelembung-gelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan
logam menjadi berpori-pori dan menyebabkan logam semakin rapuh.
Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya
dilakukan dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada
temperatur jauh di atas titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
tanur listrik, namun hal ini akan meningkatkan biaya produksi.
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga,
silikon, dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam
pengecoran dan memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan
kemudahan dalam pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan
pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam
cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga
memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena memiliki
ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi).
Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

F. Sifat-Sifat Teknis Bahan


Sifat Fisik Aluminium
Table 5, menunjukan sifat fisik aluminium
Nama, Simbol, dan Nomor Aluminium, Al, 13
Sifat Fisik
Wujud Padat
Massa jenis 2,70 gram/cm3
Massa jenis pada wujud cair 2,375 gram/cm3
Titik lebur 933,47 K, 660,32 oC, 1220,58 oF
Titik didih 2792 K, 2519 oC, 4566 oF

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Kalor jenis (25 oC) 24,2 J/mol K


Resistansi listrik (20 oC) 28.2 nΩ m
Konduktivitas termal (300 K) 237 W/m K
Pemuaian termal (25 oC) 23.1 µm/m K
Modulus Young 70 Gpa
Modulus geser 26 Gpa
Poisson ratio 0,35
Kekerasan skala Mohs 2,75
Kekerasan skala Vickers 167 Mpa
Kekerasan skala Brinnel 245 Mpa
Sifat Mekanik Aluminium
Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini
disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium
oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara
bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.
Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan logam yang
bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi aluminium.

Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan
pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan pada
kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya
necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di
lapangan, namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya
sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

kekuatan tensil yang tinggi, aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan
logam lain, ditambah dengan berbagai perlakuan termal, aluminium paduan akan
memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan
adanya pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya dengan
suatu mekanisme penguatan bahan logam yang disebut precipitation hardening.
Dalam precipitation hardening harus ada dua fasa, yaitu fasa yang jumlahnya lebih
banyak disebut matriks dan fasa yang jumlahnya lebih sedikit disebut precipitate.
Mekanisme penguatan ini meliputi tiga tahapan, yaitu solid solution treatment:
memanaskan hingga diatas garis solvus untuk mendapatkan fasa larutan padat yang
homogen, quenching: didinginkan dengan cepat untuk mempertahankan struktur
mikro fasa padat homogeny agar tidak terjadi difusi, dan aging: dipanaskan dengan
temperatur tidak terlalu tinggi agar terjadi difusi fasa alpha pada jarak membentuk
precipitate. Selain itu, ada beberapa cara pengujian kekerasan yang berstandar yang
digunakan untuk menguji kekerasan logam yaitu antara lain pengujian Brinell,
Rockwell, Vickers, Shore, dan Meyer.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight ratio, aluminium lebih
baik. Aluminium yang elastis memiliki titik lebur yang lebih rendah dan kepadatan.
Dalam kondisi yang dicairkan dapat diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang
memungkinkan produk-produk dari aluminium yang akan dibentuk pada dasarnya
dekat dengan akhir dari desain produk.

Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan
suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas,

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan
diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers,
Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala
Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk
kebutuhan aplikasi yang membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan
dengan logam lain dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan
4,4% Cu dan diperlakukan quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat
memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk
menerangkan seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa
terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil, ductility ditunjukkan dengan
bentuk neckingnya; material dengan ductility yang tinggi akan mengalami necking
yang sangat sempit, sedangkan bahan yang memiliki ductility rendah, hampir tidak
mengalami necking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan
skala yang disebut elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang
suatu bahan ketika dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase
pertambahan panjang per panjang awal bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan memiliki
ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, namun pada umumnya
memiliki ductility yang lebih rendah dari pada aluminium murni, karena ductility
berbanding terbalik dengan kekuatan tensil, serta hampir semua aluminum paduan
memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium murni.
Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan
gagal jika ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari
kualitas. Yang kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit energy,
hanya sekitar 5% dari energy yang diperlukan untuk memproduksi logam utama yang
pada awalnya diperlukan dalam proses daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang bersama-
sama dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor misalnya
perabotan ringan.
Kemurnian Al (%)

99,996 >99,0
Sifat-sifat
75% dirol
Dianil Dianil H18
dingin
Kekuatan tarik
4,9 11,6 9,3 16,9
2
(kg/mm )
Kekuatan mulur
1,3 11,0 3,5 14,8
2
(0,2%)(kg/mm )

Perpanjangan (%) 48,8 5,5 35 5

Kekerasan Brinell 17 27 23 44

Tensile strength Antara 230 sampai 570 MPa


Modulus young Antara 69 sampai 79 GPa
Yield strength Antara 215 sampai 505MPa
Ultimate strength 455 mPa
Regangan 10-25%
Shear strength 30 mPa

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Perbandingan uji tarik baja dan alumunium

G. Contoh Aplikasi
Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia. Produksi global dunia pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta ton, melebihi
produksi semua logam non-besi lainnya (Hetherington et al, 2007).
Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi,
sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuat pesawat dan roket. Aluminium
juga dapat menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium murni dapat
memantulkan 92% cahaya .
Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak. Penggunaan
aluminium murni yang paling luas adalah aluminium foil (92-99% aluminium).
Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan pembuat
badan kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan
dengan larutan alkali seperti air laut.
Paduan aluminium-tembaga-lithium digunakan sebagai bahan pembuat tangki
bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA.
Alumunium Murni Dan Page
Kimia Dan Bahan

Uang logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras. Hingga saat ini, sulit
dicari apa bahan paduan uang pembuat uang logam berwarna putih keperakan ini,
kemungkinan dirahasiakan untuk mencegah pemalsuan uang logam.
Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang dipadu dengan
magnesium, silicon, atau keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi atau dicor.
Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan paduan Cu
untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang cukup dan memperpanjang usia benda
akibat fatigue.

Gambar 17. Uang logam, juga terbuat dari aluminium

Gambar 18. Aluminium foil

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Gambar 19. Aluminium foam

Gambar 20. Velg mobil, mengunakan paduan Al-Si, Al-Mg, atau Al-Si-Mg

Gambar 21. Roda gigi menggunakan paduan Al-Cu

Gambar 22. Pesawat terbang, dibuat dengan menggunakan paduan 7075, Al-Zn.

H. Standarisasi dan Kodifikasi

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Pengkodean aluminium tempa berdasarkan International Alloy Designation


System adalah sebagai berikut:
 Seri 1xxx merupakan aluminium murni dengan kandungan minimun
99,00% aluminium berdasarkan beratnya.
 Seri 2xxx adalah paduan dengan tembaga. Terdiri dari paduan bernomor
2010 hingga 2029.
 Seri 3xxx adalah paduan dengan mangan. Terdiri dari paduan bernomor
3003 hingga 3009.
 Seri 4xxx adalah paduan dengan silikon. Terdiri dari paduan bernomor
4030 hingga 4039
 Seri 5xxx adalah paduan dengan magnesium. Terdiri dari paduan dengan
nomor 5050 hingga 5086.
 Seri 6xxx adalah paduan dengan silikon dan magnesium. Terdiri dari
paduan dengan nomor 6061 hingga 6069
 Seri 7xxx adalah paduan dengan seng. Terdiri dari paduan dengan nomor
7070 hingga 7079.
 Seri 8xxx adalah paduan dengan lithium.
Perlu diperhatikan bahwa pengkodean aluminium untuk keperluan penempaan
seperti di ats tidak berdasarkan pada komposisi paduannya, tetapi berdasarkan pada
sistem pengkodean terdahulu, yaitu sistem Alcoa yang menggunakan urutan 1
sampai 79 dengan akhiran S, sehingga dua digit di belakang setiap kode pada
pengkodean di atas diberi angka sesuai urutan Alcoa terdahulu. Pengecualian ada
pada paduan magnesium dan lithium.

Pengkodean untuk aluminium cor berdasarkan Aluminium Association adalah


sebagai berikut:
 Seri 1xx.x adalah aluminium dengan kandungan minimal 99% aluminium
 Seri 2xx.x adalah paduan dengan tembaga
 Seri 3xx.x adalah paduan dengan silikon, tembaga, dan/atau magnesium

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

 Seri 4xx.x adalah paduan dengan silikon


 Seri 5xx.x adalah paduan dengan magnesium
 Seri 7xx.x adalah paduan dengan seng
 Seri 8xx.x adalah paduan dengan lithium
Perlu diperhatikan bahwa pada digit kedua dan ketiga menunjukkan persentase
aluminiumnya, sedangkan digit terakhir setelah titik adalah keterangan apakah
aluminium dicor setelah dilakukan pelelehan pada produk aslinya, atau dicor segera
setelah aluminium cair dengan paduan tertentu. Ditulis hanya dengan dua angka,
yaitu 1 atau 0.
Klasifikasi aluminium pada Standar Nasional Indonesia tidak berdasarkan pada
konsentrasi paduan maupun perlakuannya. Klasifikasi aluminium paduan pada
Standar Nasional Indonesia didasarkan pada aplikasi aluminium tersebut. Berikut ini
adalah contoh penomoran aluminium pada Standar Nasional Indonesia:
 03-2583-1989 aluminium lembaran bergelombang untuk atap dan dinding
 07-0417-1989 ekstrusi aluminium paduan
 03-0573-1989 jendela aluminium paduan
 07-0603-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur
 07-0733-1989 ingot aluminium primer
 07-0734-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur, terlapis bahan anodisasi
 07-0828-1989 ingot aluminium sekunder
 07-0829-1989 ingot aluminium paduan untuk cor
 07-0851-1989 plat dan lembaran aluminium
 07-0957-1989 aluminium foil dan paduannya
 04-1061-1989 kawat aluminium untuk penghantar listrik
Terdapat 84 produk aluminium yang terdaftar dalam Sistem Informasi Standar
Nasional Indonesia, berupa aluminium murni dan paduannya, senyawa aluminium,
bahkan petunjuk teknis pembuatan aluminium dan aplikasinya juga merupakan
produk terdaftar di SNI.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Pengkodean Alumunium
ALLO AST DIN INTER ISO JIS
Y M
USA Germany Intl. Japan
1050A (1050) Al99,5 1050A Al99,5 (A1050)
1200 Al99 1200 Al99,0 A1200
2007 AlCuMgPb 2007 (Al Cu4PbMg)
2011 2011 AlCuBiPb 2011 Al Cu6BiPb A2011
2014 2014 AlCuSiMn 2014 Al Cu4SiMg A2014
2014A (AlCuSiMn) 2014A Al
Cu4SiMg(A)
2017A (2017) AlCuMg1 2017A Al (A2017)
Cu4MgSi(A)
2024 2024 AlCuMg2 2024 Al Cu4Mg1 A2024
2030 (AlCuMgPb) 2030 Al Cu4PbMg
3003 3003 AlMnCu 3003 Al Mn1Cu A3003
3004 Al Mn1Mg1 Al Mn1Mg1
3005 Al Mn1Mg0,5 Al Mn1Mg0,5
3103 AlMn1 3103 Al Mn1
3105 Al Mn0,5Mg0,5 Al
Mn0,5Mg0,5
5005 5005 (AlMg1) 5005 Al Mg1(B) A5005
5005A AlMg1 5005A
5049 Al Mg2Mn0,8 Al Mg2Mn0,8
5052 5052 AlMg2,5 5052 Al Mg2,5 A5052
5083 5083 AlMg4,5Mn 5083 Al A5083
Mg4,5Mn0,7
5086 5086 AlMg4Mn 5086 Al Mg4 A5086

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

5154A 5154A Al Mg3,5(A) (A5154)


5182 Al Mg5Mn Al
Mg4,5Mn0,4
5251 AlMg2Mn0,3 5251 Al Mg2
5454 5454 AlMg2,7Mn 5454 Al Mg3Mn A5454
5754 AlMg3 5754 Al Mg3
6005A AlMgSi0,7 6005A Al SiMg(A) (A6NO1)
6016
6060 (6063) AlMgSi0,5 6060 Al MgSi (A6063)
6061 6061 AlMg1SiCu 6061 Al Mg1SiCu A6061
6063 6063 (AlMgSi0,5) 6063 Al Mg0,7Si A6063
6082 AlMgSi1 6082 Al Si1MgMn
6106 Al MgSiMn
7010 7010 Al Zn6MgCu
7020 (7005) AlZn4,5Mg1 7020 Al Zn4,5Mg1 (A7N01)
7075 7075 AlZnMgCu1,5 7075 Al Zn5,5MgCu A7075

Cara membaca standar internasional


Pengkodean aluminium dengan 4 angka:
◾ Angka pertama = menunjukkan seri kelompok paduan
◾ Angka kedua = menunjukkan modifikasi dari paduan murni atau batas
ketidakmurnian.
 Angka 0 menunjukkan paduan murni
 Angka 1 sampai 9 menunjukkan modifikasi decimal, minimum presentase
Al.
◾ Dua angka terakhir = sama dengan dua angka ke kanan decimal, minimum
presentase Al.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

I. Bentuk, Ukuran, Harga yang Tersedia Di Pasaran


Bentuk Ukuran Harga
Diameter panjang lebar Tebal
Siku 6m 3/8 inch 0,5 mm Rp 10.000
6m ½ inch 0,5 mm Rp 15.000
6m ¾ inch 0,5 mm Rp 20.000
6m 1 inch 0,5 mm Rp 25.000
6m 5/8 inch 0,5 mm Rp 15.000
Pipa
3/8 inch 6 m 0,5 mm Rp 12.500
k
3/8 inch 6 m 0,5 mm Rp 15.000
b
½ inch 6m 0,5 mm Rp 20.000
5/8 inch 6m 0,5 mm Rp 27.500
¾ inch 6m 0,5 mm Rp 30.000
1 inch 6m 0,5 mm Rp 55.000
Kotak
6m 1 x 1 inch 0,5 mm Rp 45.000
6m ½ x ¾ 0,5 mm Rp 20.000
inch
6m ½ x 1 inch 0,5 mm Rp 25.000
6m 1 x 3/2 0,5 mm Rp 60.000
inch
6m 1 x 2 TB 0,5 mm Rp 100.000
lembaran
2m 1m 0,8 mm Rp 200.000
2m 1m 0,5 mm Rp 105.000

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aluminium merupakan logam yang ringan namun kuat dan tahan terhadap
karat. Aluminium merupakan bahan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan saja untuk
peralatan alat-alat rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan kontruksi pesawat
terbang, mobil, dan lain-lain.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90
MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa.
Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan
dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi.
Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang
mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan
sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.
Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini
disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium
oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara
bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.
Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan logam yang
bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi aluminium.
Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak. Penggunaan
aluminium murni yang paling luas adalah aluminium foil (92-99% aluminium).
Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan pembuat badan

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan dengan
larutan alkali seperti air laut. Paduan aluminium-tembaga-lithium digunakan sebagai
bahan pembuat tangki bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA. Uang
logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras.

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Glosarium

Age-hardening Adalah teknik perlakuan termal untuk meningkatkan kekuatan


tensil dari material yang dapat ditempa yang mengandalkan prinsip
perubahan fase dalam respon suatu material terhadap temperatur.
Annealing Adalah perlakuan termal yang mengubah struktur mikro dari
suatu material yang menyebabkan perubahan sifat seperti
kekuatan, kekerasan, dan ductility. Dalam logam, perlakuan ini
dilakukan dengan memanaskan material hingga bercahaya.
Cryolite Bahan yang digunakan sebagai pelarut alumina untuk proses
elektrolisis. Susunan senyawanya adalah Na3AlF6.
Die casting Proses membentuk logam cair di bawah tekanan
menggunakan cetakan.
Ductility Sifat mekanik yang digunakan untuk menjelaskan seberapa
jauh benda dapat dilakukan deformasi plastis hingga
mengalami keretakkan.
Ekstrusi Proses membuat benda dalam bentuk yang telah ditetapkan
dengan mendorong material melalui “die” hingga terbentuk bentuk
yang diinginkan.
Elektrolisis Metode menggunakan arus listrik untuk memicu reaksi kimia non-
spontan.
Elongasi Seberapa besar pertambahan panjang suatu bahan ketika dilakukan
uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan
panjang per panjang awal bahan yang diujikan.
Failure Hilangnya kemampuan suatu bahan dalam menahan beban atau
bahkan beban dirinya sendiri.
Fatigue Kerusakan material dan progresif yang terjadi akibat beban
siklik yang diaplikasikanke suatubahan.
Alumunium Murni Dan Page
Kimia Dan Bahan

Ingot Suatu material, umumnya logam, yang dicetak dalam bentuk


yang siap dipakai untuk pemrosesan berikutnya.
Kekerasan Berbagai sifat dari suatu material dalam wujud padat yang
memberikannya resistansi terhadap berbagai perubahan
bentuk ketika gaya diaplikasikan.
Kekuatan tensil Adalah seberapa besar gaya per satuan luas yang diaplikasikan
dalam uji tensil hingga benda uji mengalami necking.
Modulus geser Rasio dari tegangan geser dan regangan geser ketika suatu bahan
mengalami gaya paralel pada permukaan yang berlawanan
dengan arah yang berlawanan.
Modulus young Rasio dari tegangan dan regangan ketika suatu benda
mengalami tekanan atau tarikan dalam satu arah.
Necking Adalah bentuk dari deformasi tensil ketika tegangan yang
relatif besar memindahkan secara disproporsional sebagian dari
suatu bahan.
Pasivation Proses yang menjadikan suatu material bersifat pasif terhadap
zat lainnya.
Perlakuan termal Perlakuan yang menggunakan temperatur, dalam bentuk
pendinginan atau pemanasan, umumnya hingga mendekati
temperatur ekstrim, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan,
berupa meningkatnya kekuatan bahan atau melunakkan suatu bahan.
Poisson Ratio Rasio kontraksi benda secara horisontal terhadap
meregangnya benda seara vertikal ketika benda diregangkan
Quenching Proses termal, yaitu mendinginkan dalam waktu cepat suatu
material yang sedang berada dalam kondisi temperatur yang
mendekati ekstrim.
Work-hardening Penambahan kekuatan suatu logam dengan deformasi plastis

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Daftar Pustaka

Ahmad, Zaki.2003. "The properties and application of scandium-reinforced aluminum".


JOM
Anonim. Aluminium, dari [[http://webmineral.com/data/Aluminum.shtml]] diunduh
pada tanggal 29 Oktober 2011
Anonim. Cara Pembuatan Aluminium. 2011. www.google.com (berkala sambung
jaring) www.aluminum-matter.co.uk (29 Oktober 2011)
Anonim. Pengkodean Aluminium. 2011. www.google.com (berkala sambung jaring)
www.aluminum-matter.co.uk (29 Oktober 2011)
Anonim. Standardisasi Aluminium. 2011. www.aluminum-matter.co.uk (29
Oktober 2011)
Christoph Schmitz, Josef Domagala, Petra Haag.2006. Handbook of aluminium
recycling: fundamentals, mechanical preparation, metallurgical processing, plant
design. Vulkan-Verlag GmbH.
Dieter G. E.1988. Mechanical Metallurgy. McGraw-Hill.
Emsley, John.2001. Nature's Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements. Oxford,
UK: Oxford University Press
Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A.1997. Chemistry of the Elements (2nd ed.),
Oxford: Butterworth-Heinemann.
Guilbert, John M. and Carles F. Park.1986. The Geology of Ore Deposits. Freeman
Polmear, I. J. 1995. Light Alloys: Metallurgy of the Light Metals. Arnold. . 2006. Light
alloys from traditional alloys to nanocrystals. Oxford: Elsevier/Butterworth-
Heinemann
Schwarz James A. Contescu Cristian I., Putyera Karol. 2004. Dekker encyclopédia of
nanoscience and nanotechnology, Volume 3. CRC Press
Surdia Tata, dan Saito Shinroku.1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT
Dainippon Gitakarya Printing
Venetski S. 1969. ""Silver" from clay".

Alumunium Murni Dan Page


Kimia Dan Bahan

Alumunium Murni Dan Page

Anda mungkin juga menyukai