Anda di halaman 1dari 6

PEMBANGUNAN PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL

Nur aini

Pendidikan Geografi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau

e-mail : nurainii011903@gmail.com

ABSTRACT

Fokus kebijakan terkait Otonomi Daerah adalah menggambarkan serta melaksanakan


kebijakan-kebijakan secara independen, yang menjadi sangat penting. Seiring berjalannya
waktu, pendekatan sentralistis dalam pembangunan selama beberapa dekade terbukti tidak
berhasil dalam menyiapkan landasan yang kokoh dan berkelanjutan untuk pembangunan
ekonomi. Dalam era Otonomi Daerah, kerangka pembangunan memberikan wewenang yang
lebih besar kepada daerah untuk menetapkan dan mengendalikan strategi pembangunan yang
sesuai dengan potensi lokalnya. Pemerintah memperhatikan secara khusus kebijakan
pengembangan dan pemanfaatan potensi pariwisata yang selalu mendorong keterlibatan semua
pihak, termasuk Pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Prioritas utama dalam upaya
pembangunan sektor pariwisata ini senantiasa terkait dengan destinasi dan daya tarik wisata,
dengan upaya untuk mengkoordinasikan semua faktor pendukung, seperti infrastruktur,
sebagai bagian dari sektor unggulan. Salah satu potensi yang menjadi perhatian saat ini adalah
potensi budaya atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah, yang dapat
dikembangkan lebih lanjut.

Keywords: geografi,pariwisata,kearifan lokal

PENDAHULUAN

Dalam skala nasional, upaya sektor yang diandalkan untuk


pembangunan sektor pariwisata telah diatur menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
dalam berbagai kebijakan pemerintah yang Oleh karena itu, pengembangan pariwisata
mencakup hukum-hukum, keputusan diarahkan melalui pendekatan yang
presiden, dan regulasi-regulasi daerah. holistik, terpadu, dan partisipatif dengan
Sektor pariwisata tetap menjadi salah satu mempertimbangkan berbagai kriteria
seperti aspek ekonomi, teknis, sosial- meningkatkan kemampuan manusia dalam
budaya, hemat energi, serta pelestarian menentukan masa depannya.
alam dan lingkungan.
Pariwisata adalah proses perjalanan
Ketika merumuskan kebijakan, sementara dari satu tempat ke tempat lain
pemerintah harus memperhatikan berbagai diluar tempat tinggalnya, baik oleh individu
aspek termasuk kehidupan masyarakat maupun kelompok, yang dilakukan karena
setempat, terutama di daerah yang masih berbagai kepentingan seperti budaya,
sangat dipengaruhi oleh hukum adat. sosial, agama, atau kepentingan lainnya
Secara geografis, Indonesia dengan dengan tujuan untuk memperoleh
kekayaan alam dan kebudayaan yang unik kenikmatan atau memenuhi keinginan
tersebar di seluruh nusantara menjadi untuk mengetahui sesuatu. Wisatawan
negara yang memiliki potensi pariwisata adalah orang atau kelompok yang
yang besar, yang dapat memberikan melakukan perjalanan dengan tinggal
manfaat ekonomi baik bagi negara maupun sekurang-kurangnya 24 jam di tujuan
masyarakat setempat. Oleh karena itu, wisata, sedangkan pelancong adalah
konsep dan definisi pariwisata perlu mereka yang tinggal dalam waktu kurang
didefinisikan dengan jelas. dari 24 jam.

Pembangunan, menurut Bryant Salah satu jenis pariwisata yang


dan White (dalam Suryono, 2010:2), menggunakan sumberdaya budaya sebagai
memiliki lima implikasi utama yang modal utama dalam atraksi wisata disebut
mencakup peningkatan kemampuan pariwisata budaya. Pariwisata budaya
manusia secara optimal, mendorong memberikan kesempatan kepada
tumbuhnya kebersamaan dan wisatawan untuk melakukan kontak
kesejahteraan, memberikan kepercayaan langsung dengan masyarakat lokal dan
kepada masyarakat untuk membangun kepada individu yang memiliki
dirinya sendiri, membangkitkan pengetahuan khusus tentang sesuatu objek
kemampuan untuk membangun secara budaya. Jenis pariwisata ini memberikan
mandiri, serta mengurangi ketergantungan variasi yang luas menyangkut budaya,
negara satu sama lain dengan menciptakan mulai dari seni pertunjukkan, seni rupa,
hubungan yang saling menguntungkan. festival, makanan tradisional, sejarah,
Prinsip-prinsip dasar pembangunan ini pengalaman nostalgia dan cara hidup yang
harus berfokus pada pembangunan yang lain. Pariwisata saat ini bisa dikatakan
berpusat pada rakyat, yang bertujuan untuk menjadi salah satu kebutuhan hidup
manusia modern karena kemajuan dari Pembangunan sosial bertujuan untuk
teknologi, serta informasi yang terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
mengalami perkembangan. termasuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Kemajuan pembangunan sosial
sangat bergantung pada modal sosial yang
dimiliki oleh masyarakat, termasuk

PEMBAHASAN kepercayaan, norma, dan jaringan kerja.


Kepercayaan merupakan dasar moral dalam
membangun modal sosial, sementara norma
Pembangunan pariwisata harus adalah nilai bersama yang mengatur
menguntungkan semua lapisan masyarakat perilaku individu, dan jaringan kerja
terutama yang tinggal di sekitar tempat awalnya adalah sistem komunikasi untuk
tujuan wisata. Pentingnya pembangunan memperluas dan memperkuat hubungan
pariwisata yang berkelanjutan terletak pada interpersonal.
kemampuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal.
Keberhasilan pembangunan pariwisata Modal sosial merupakan kekuatan

sangat tergantung pada kesiapan suatu yang dapat menyatukan masyarakat dan

destinasi dalam meningkatkan jumlah memperkuat hubungan antarmanusia. Salah

kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, satu aspek dalam membangun modal sosial

penting untuk memiliki otoritas manajemen adalah memperkuat konsep "masyarakat

yang mencakup semua aspek pengelolaan madani". Istilah "masyarakat madani"

destinasi, termasuk pengembangan produk, merujuk pada struktur formal atau semi-

pemasaran, dan lingkungan. formal yang dibentuk oleh masyarakat


secara sukarela, tanpa arahan khusus dari
Kebijakan sosial berkembang dari nilai-
pemerintah. Konsep "masyarakat madani"
nilai, realitas, dan teori-teori sosial. Studi
mencakup sektor non-pemerintah dan
kebijakan sosial telah dipelajari baik oleh
perusahaan, namun lebih luas dari itu.
akademisi maupun praktisi di Barat, dengan
Contoh dari "masyarakat madani" termasuk
fokus pada pemecahan masalah sosial. Di
organisasi sosial, kelompok kebudayaan,
negara-negara berkembang, kebijakan
dan asosiasi pemuda.
sosial dirancang untuk menyelesaikan
masalah dan mendorong pembangunan Kebudayaan merupakan bagian

sosial menuju kesejahteraan sosial. dari warisan sosial yang memiliki potensi
untuk mengalami perubahan dan berbagai fungsi yang beragam. Fungsi-
mempengaruhi generasi berikutnya. fungsi tersebut antara lain:
Kebudayaan terdiri dari sistem norma dan
1. Konservasi dan pelestarian
nilai, sedangkan masyarakat adalah
sumberdaya alam.
kelompok manusia yang tinggal bersama
dalam suatu wilayah dengan kebudayaan 2. Pengembangan sumberdaya

yang sama. Kebudayaan memberikan manusia.

pegangan bagi masyarakat dalam menjalani 3. Pengembangan kebudayaan dan


kehidupan bersama. Globalisasi budaya ilmu pengetahuan.
mengikuti pola yang serupa dengan
4. Petuah, kepercayaan, sastra, dan
globalisasi ekonomi, di mana budaya
pantangan.
universal tersebar melalui media global
yang canggih. Meskipun globalisasi budaya 5. Makna sosial, seperti upacara dalam
menimbulkan tantangan bagi pelestarian proses pertanian.
budaya lokal, namun hal ini juga menjadi
6. Makna etika dan moral.
bagian penting dalam perkembangan
7. Bermakna politik atau dalam
masyarakat. Namun, penting untuk
konteks hubungan kekuasaan.
mempertahankan keanekaragaman budaya
sebagai bagian dari identitas dan rasa Daya tarik wisata budaya
kepemilikan masyarakat. Oleh karena itu, merupakan salah satu nilai unggul yang
pengembangan budaya lokal menjadi dapat dikembangkan oleh Pemerintah
sangat penting bagi masyarakat. Daerah, menurut Sunaryo (2013:26). Daya
tarik ini berkaitan dengan hasil karya dan
Menurut Suryono (2010:14),
pencapaian manusia dalam bidang budaya,
kearifan lokal dan keunggulan lokal
baik berupa warisan budaya maupun nilai-
merujuk pada pengetahuan dan nilai-nilai
nilai budaya yang masih hidup dalam
yang telah berkembang dalam masyarakat
kehidupan masyarakat. Contohnya adalah
sejak lama, berdasarkan pada filosofi, etika,
upacara adat, tradisi, seni pertunjukan, dan
cara hidup, dan perilaku yang telah
lain sebagainya. Karakteristik wisata
diterapkan secara turun temurun. Bentuk-
budaya dari suatu daerah memainkan peran
bentuk kearifan lokal meliputi nilai-nilai,
penting dalam menarik minat wisatawan
norma, etika, kepercayaan, adat istiadat,
dan menyerap dampak dari destinasi
hukum adat, serta aturan-aturan khusus
pariwisata.
yang berlaku dalam masyarakat, dengan
Industri pariwisata memiliki beberapa Pariwisata budaya sebagai sebuah
karakteristik unggul yang menjadikannya daya tarik wisata menurut Damanik
sebagai keunggulan kompetitif dalam (2013:109) harus mempunyai keunikan
pembangunan daerah, antara lain: tempat atau lokasi yang dapat memberikan
sebuah pengalaman yang berbeda, serta
1. Berkaitan dengan nilai (multiplier
terciptanya citra menarik bagi tradisi, latar
effects) yang panjang dan mampu
belakang etnik dan lanskap destinasi. Setiap
memberikan sinergi pertumbuhan
produk budaya mempunyai potensi untuk
dengan usaha mikro termasuk home
dikemas sesuai kebutuhan pengembangan
industry.
pariwisata budaya dan juga memiliki nilai
2. Mampu menyerap tenaga kerja keunggulan kompetitif dan berkelanjutan.
lokal dan menggunakan bahan baku Pembangunan pariwisata berkelanjutan
yang dapat diperbaharui. tidak hanya mengedepankan pertumbuhan

3. Tidak terpengaruh oleh over supply ekonomi semata tetapi yang paling penting
karena produknya memiliki ialah terjaganya kelestarian lingkungan,

karakteristik khas dan relatif tidak keberlanjutan pembangunan, serta

dipengaruhi oleh situasi ekonomi peningkatan kesejahteraan masyarakat di

negara. sekitar destinasi

KESIMPULAN mengajarkan pentingnya menjaga


dan melestarikan sumber daya alam
Dalam perspektif kearifan lokal,
sebagai bagian integral dari
pembangunan pariwisata memiliki
pembangunan pariwisata.
beberapa implikasi yang penting. Kearifan
Pemanfaatan yang berkelanjutan
lokal mencakup pengetahuan, nilai-nilai,
akan membantu mencegah
dan tradisi yang telah ada dalam
kerusakan lingkungan dan
masyarakat secara turun temurun. Berikut
mempertahankan daya tarik wisata
adalah kesimpulan tentang pembangunan
alam yang unik.
pariwisata dalam perspektif kearifan lokal:
2. Pelestarian Budaya dan Identitas
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Lokal: Pembangunan pariwisata
yang Berkelanjutan: Kearifan lokal
harus memperhatikan pelestarian
budaya dan identitas lokal. Kearifan Jupir, M. M. (2013). Implementasi
lokal menyediakan landasan untuk kebijakan pariwisata berbasis
melestarikan tradisi, adat istiadat, kearifan lokal (studi di Kabupaten
dan seni budaya yang menjadi daya Manggarai Barat). Journal of
tarik wisata budaya bagi Indonesian Tourism and
pengunjung. Development Studies, 1(1), 28.

3. Partisipasi Masyarakat Lokal: Anwar, M. A., Noor, G. S., Maulana, A. Z.,


Kearifan lokal menekankan & Putryanda, Y. (2018). Strategi
pentingnya melibatkan masyarakat pengembangan wisata berbasis
lokal dalam pembangunan kearifan lokal di Kalimantan
pariwisata. Partisipasi aktif mereka Selatan. Jurnal Kebijakan
tidak hanya memastikan Pembangunan, 13(2), 187-197.
keberlanjutan proyek, tetapi juga
Nirwandar, S. (2011). Pembangunan sektor
memperkuat rasa memiliki dan
pariwisata di era otonomi
keterlibatan dalam pengambilan
daerah. Diakses pada, 24.
keputusan terkait pariwisata.

4. Pengembangan Produk Wisata yang


Berbasis Kearifan Lokal: Kearifan
lokal dapat menjadi inspirasi untuk
pengembangan produk wisata yang
berbeda dan berkesan. Memahami
nilai-nilai budaya dan tradisi lokal
dapat membantu menciptakan
pengalaman wisata yang autentik
dan berarti bagi pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmi, S. A. (2016). Pembangunan


pariwisata dalam perspektif
kearifan lokal. Reformasi, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai