Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN PRIORITAS

PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2025
BANDUNG, 21 FEBRUARI 2024

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN


PERUBAHAN STRUKTUR PENDUDUK BERDAMPAK PADA
PERLUNYA PELAYANAN YANG RAMAH UNTUK SELURUH KELOMPOK USIA

MUDA DAN REMAJA REMAJA & USIA PRODUKTIF LANSIA

Perkawinan anak mencapai 8,06% (Susenas, 2022) Jumlah penduduk Angkatan kerja semakin Populasi lansia 2045 diproyeksikan mencapai 20%
tinggi, namun baru 7 provinsi dengan seluruh penduduk, 2x lipat dibandingkan saat ini
Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun kab/kota telah melaksanakan kesehatan kerja
sebesar 26,64 per 1000 perempuan (LFSP 2020) (Kemkes, 2021)

9,8% penduduk umur ≥ 15 tahun mengalami Penderita TB mayoritas kelompok usia


gangguan mental emosional dan 6,1% produktif, yaitu 15-59 tahun (Kemkes, 2021)
mengalami depresi (Riskesdas, 2018) 1 dari 3 penduduk pada umur 25-59 tahun
35% ODGJ berat tidak mendapat pelayanan adalah perokok aktif (BPS, 2022)
sesuai standar (Kemkes, 2022)
55,3% Puskesmas & 53% RS belum memiliki Sumber : SP, Proyeksi Penduduk 2015-2045

layanan Keswa (Kemkes, 2022) 4 dari 10 lansia


32,4% puskesmas belum
memiliki keluhan
menyelenggarakan
kesehatan, 2
pelayanan kesehatan
diantaranya sakit
santun lansia (Kemkes, 2022)
Perlu menggencarkan skrining, deteksi dini pada lansia dan gaya hidup sehat (BPS, 2021)

pada penduduk usia produktif agar penduduk Indonesia masa depan menjadi Tingginya biaya 25,97% lansia masih belum
lansia yang sehat dan tetap produktif perawatan jangka memiliki jaminan kesehatan
panjang (BPS, 2022)

Gap 8 tahun antara Penduduk menghabiskan 8


UHH dengan HALE tahun sisa hidupnya dengan
(WHO, 2019)
kondisi sakit atau
disabilitas

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas, 2024


Sasaran Pembangunan Tahun 2045: IE
Kesehatan Untuk Semua
Baseline Target
Indikator 2025 2045
Untuk Setiap Penduduk
(Setiap penduduk dapat hidup
sehat pada seluruh siklus
hidup, wilayah dan kelompok
Usia Harapan Hidup 74,43 80,00
(tahun)
masyarakat)

Angka Kematian Ibu 115 16


(per 100.000 kelahiran hidup)
Kesehatan Pada Semua Layanan
(Setiap penduduk dijamin
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang terjangkau
Prevalensi stunting
pada balita (%) 13,5 5,0
dan berkualitas)
Semua Insidensi tuberkulosis
(per 100.000 penduduk) 274 76
Oleh Semua
Pemangku Kepentingan
(Pemerintah, NGO, pelaku
usaha, masyarakat) Cakupan kepesertaan JKN (%) 98,0 99,5

Sumber: Kementerian
Sekretariat PPN/Bappenas,PPN/Bappenas
RPJPN, Kementerian 2024
UU 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
TONGGAK PENTING DALAM PELAKSANAAN
TRANSFORMASI KESEHATAN

Transformasi Sistem Pelayanan Primer


Kesehatan Indonesia
Memenuhi hak masyarakat untuk Pelayanan Rujukan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, paripurna, accessible dan
Ketahanan Kesehatan
responsif

Pe n danaan

➢ Meningkatkan promotive preventif


Sumber D a y a Manusia
➢ mempermudah masyarakat mendapat layanan kesehatan
berkualitas
➢ meningkatkan kemandirian di sektor farmasi & alat kesehatan Teknologi Kesehatan
➢ meningkatkan ketahanan dalam menghadapi krisis kesehatan
➢ meningkatkan efisiensi pembiayaan, optimalisasi pendanaan &
Perkembangan p e m b a n g u n a n mengefektifkan koordinasi
kesehatan & pembelajaran atas ➢ meningkatkan produksi tenaga medis/kesehatan berkualitas
pandemi Covid-19 ➢ mewujudkan digitalisasi sistem kesehatan dan meningkatkan
inovasi teknologi kesehatan
4
KEBIJAKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2025
Perencanaan diprioritaskan untuk mendukung pencapaian target pembangunan nasional bidang kesehatan dan
z
transformasi kesehatan. Program dan indikator mengacu pada pencapaian target SDG’s 3 “to promote healthy lives and
for all people at all ages”.

Kegiatan prioritas mengacu pada RPJMN 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-
2024, namun tetap memperhatikan rancangan teknokratik RPJMN 2025-2029, Rencana Induk Bidang Kesehatan
(RIBK), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, dan Renstra Kementerian Kesehatan 2025-2029.

Prioritas pembangunan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden, Instruksi Presiden, dan Direktif Presiden.

Penajaman program dan kegiatan tahun 2025 dengan menekankan pada 6 pilar tema transformasi kesehatan
yaitu:
1) Layanan primer
2) Layanan rujukan
3) Sistem ketahanan kesehatan
a) Resiliensi farmasi dan alat kesehatan
b) Ketahanan tanggap darurat
4) Pembiayaan kesehatan
5) Sumber daya manusia kesehatan
6) Teknologi kesehatan
5
KEBIJAKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2025
KEGIATAN PRIORITAS SESUAI ARAHAN MENTERI KESEHATAN
1. Prioritisasi pada program dengan indikator yang memiliki impact g) Pemenuhan SDM melalui:
terbesar dan mudah diukur. ➢ perbaikan penghasilan untuk tenaga kesehatan terutama di
2. Program prioritas harus berfokus pada: daerah terpencil, terluar dan kepulauan
a) Ketersediaan dan aksesibilitas, mutu dan keterjangkauan ➢ pemenuhan tenaga spesialis dengan mekanisme import
pelayanan kesehatan, termasuk termasuk obat, vaksin, alat dokter spesialis sambal menunggu pemenuhan melalui
kesehatan, reagen dan alat diagnotik, SDM Kesehatan; pendidikan dokter spesialis di Indonesia
b) Penguatan prevent, prepare dan response untuk menghadapi ➢ pelibatan dengan organisasi profesi, universitas dan
pandemi dan memastikan terintegrasi dengan stakeholder lain kolegium untuk pemenuhan dokter/dokter gigi dan dokter
baik dalam maupun luar negeri; spesialis
c) Integrasi penanganan penyakit baik dari upaya promotif, ➢ penguatan Poltekkes sebagai mitra dari perguruan tinggi
preventif, kuratif dan rehabiltatif serta terintegrasi antara pusat untuk menjadi coordinator pendidikan dan ketersediaan nakes
dan daerah; dalam pencapaian program prioritas Kemenkes.
d) Integrasi layanan rujukan dengan sektor swasta maupun luar
negeri, dengan perbaikan sistem yang tidak hanya berlaku h) penguatan penyusunan kebijakan, advokasi pelaksanaan
nasional tetapi juga internasional; program, penerapan reformasi birokrasi, dan penguatan
e) Pembudayaan hidup sehat; manajemen risiko.

f) Penguatan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN), meliputi:


➢ Transfer knowledge untuk memperkaya sistem kesehatan di
Indonesia
➢ Implementasi rekam medis elektronik dan satu sehat sebagai
basis data pengguna layanan kesehatan, terutama untuk program
rujuk balik
➢ Fasilitasi registry untuk sektor swasta masuk dalam e-katalog obat
dan alkes
PENAJAMAN PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2025 DI KEMENTERIAN KESEHATAN
Pilar Program Prioritas Kode Pilar Program Prioritas Kode

1. Integrasi layanan primer : 3.


LP-1 Resiliensi : Obat RF-13
Layanan Primer Posyandu Prima Layanan
Ketahanan
Integrasi layanan primer : Labkesmas LP-2 Kesehatan Resiliensi : Vaksin RF-14

Promosi kesehatan LP-3 Resiliensi : Alkes HS-15

Stunting LP-4 Tenaga Kesehatan Cadangan HS-16

Surveilans HS-29
Imunisasi LP-5
Penanganan Bencana HS-32
TBC LP-6
4. National Health Account PK-17
Penurunan AKI dan AKB LP-7 Pembiayaan
Kesehatan Annual Review Tarif PK-18
HIV LP-8
Health Technology Assessment PK-19
Malaria LP-9
Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan PK-20
PTM LP-10
Penguatan pembiayaan PK-33
Penyakit menular lainnya LP-26
5. Peningkatan Tenaga Kesehatan SDM-21
SDM Kesehatan
2. RS Rujukan LR-11
Layanan Rujukan Pemerataan Tenaga Kesehatan SDM-22
RS Vertikal LR-12 Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan SDM-23

RS jejaring KJSU LR-27 6. Rekam Medis Elektronik TK-24


Teknologi
RS Jejaring KIA LR-28 Kesehatan BGS-I TK-25
RIBK DISUSUN MENGACU RPJMN DAN SBG PEDOMAN MENYUSUN RENSTRA K/L & OPD

5 Tahunan 1 Tahunan

Renstra Renja RKA Rincian APBN


RPJMN K/L K/L K/L

Badan Usaha
RIBK (Swasta/BUMN/D) dan
masyarakat

Renja RKA Rincian APBD


RPJMD Renstra OPD
OPD OPD

Perencanaan Penganggaran

8
Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK)

UU 17/2023 Pasal 409 ayat (3) dan (4)

▪ berperan sebagai panduan dalam penyusunan rencana pembangunan dan belanja bidang kesehatan
baik di Pemerintah Pusat dan daerah

▪ mengacu pada indikator sasaran strategis RPJMN dan merupakan acuan daerah dalam
penyusunan RPJMD
▪ berfungsi mensinkronisasikan perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat, daerah dan
swasta dalam pembangunan kesehatan

▪ Mengintegrasikan Seluruh Sumber Pendanaan Kesehatan

Pusat

Prov/Kab/Kota
Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas lainnya yang berkaitan dengan kesehatan
Masyarakat
Out-of-pocket, LNPRT, mitra pembangunan
Badan Usaha
Perusahaan swasta, asuransi swasta, BUMN, BUMD
9
Rancangan awal RIBK ditargetkan selesai pada februari 2024 sejalan dengan penyusunan
RPJMN 2025-2029

Surat Izin Prakarsa RIBK akan diundangkan dalam bentuk


Minggu IV Desember 2023 Peraturan Presiden
(menunggu ditetapkan PP Kesehatan)
(turunan dari PP amanat turunan UU 17/2023)

Naskah Urgensi Persetujuan Prakarsa dan


Minggu IV Desember 2023 PAK

Rancangan Awal RIBK Pelantikan Estimasi Pengesahan RIBK


W-3 Februari 2024 Presiden

2023 2024 2025

Oct Nov dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov dec Jan Feb

Estimasi penerbitan RPJMN*


Drafting
Oktober 2023 s.d Januari 2024
(selaras dengan penyusunan RPJMN 2025-
2029)
Siklus Perencanaan dan Anggaran Tahun 2025

*) Perpres RPJMN Paling lambat diterbitkan 2 bulan setelah pelantikan presiden 10


PENUTUP

11
SURAT SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TANGGAL 16 FEBRUARI 2024
TENTANG
KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TA 2025

DANA DEKONSENTRASI TA 2025


1. Kementeriaan Kesehatan TIDAK MENGALOKASIKAN DANA
DEKONSENTRASI TA 2025.
2. Untuk pelaksanaan fungsi PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN MENGGUNAKAN ANGGARAN DANA TRANSFER
DAERAH.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai