Anda di halaman 1dari 12

Tujuan yang ingin dicapai dari Pengelolaan Kinerja adalah

mendukung Guru dan Kepala Sekolah melakukan peningkatan


kinerja dengan lebih terfokus pada 1 indikator kinerja yang telah
dipilih pada setiap siklusnya.

Adapun detail Siklus Peningkatan Kinerja adalah sebagai berikut:

1. Diskusi Persiapan: Upaya merumuskan fokus perilaku, upaya


mempelajari, dan menentukan jadwal observasi kinerja.
2. Observasi Kinerja: Observasi Kinerja bertujuan menetapkan
batas dasar kinerja (baseline) berdasarkan upaya yang telah
dirumuskan pada siklus Diskusi Persiapan antara Guru dan
Kepala Sekolah. Observasi kinerja dilakukan bukan untuk
melakukan penilaian.
3. Diskusi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan hasil observasi
kinerja dan upaya menentukan tindak lanjut yang akan
dilakukan dan kebutuhan dukungan untuk peningkatan kinerja.
Diskusi ini juga dilakukan antara Guru dan Kepala Sekolah.
4. Upaya Tindak Lanjut: Upaya melakukan pengembangan
kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja sesuai
dengan hasil diskusi tindak lanjut sebelumnya.
5. Refleksi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan tindak lanjut
termasuk identifikasi capaian, tantangan, dan rencana
perbaikan.

Manfaat Pengelolaan Kinerja


Bagi Guru dan Kepala Sekolah yang memenuhi ketentuan yang dapat
mengakses pengelolaan kinerja, Guru dan Kepala Sekolah akan
mendapatkan manfaat yang signifikan ketika melibatkan diri dalam
kegiatan Pengelolaan Kinerja. Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh oleh Kepala Sekolah dan Guru meliputi:

1. Memfasilitasi pegawai (guru dan kepala sekolah) melakukan


pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja secara
berkelanjutan.
2. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kontribusi
pegawai (guru dan kepala sekolah) terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran.
3. Memberikan penguatan dan dukungan terhadap peningkatan
karier pegawai (guru dan kepala sekolah) berdasarkan kualitas
kinerjanya.

Pengelolaan Kinerja untuk Guru memiliki tiga tahapan penting yang


dilakukan oleh Guru selama enam bulan dan terjadi dua kali dalam
setahun. (Perdirjen GTK/Nomor7607/B.B1/HK.03/2023). Berikut
adalah Tahapan Pengelolaan Kinerja dimulai dari Perencanaan
Kinerja hingga Penilaian Hasil Kinerja di Platform Merdeka
Mengajar.

1. Perencanaan Kinerja
2. Pelaksanaan Kinerja
3. Penilaian Kinerja

Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja merupakan proses penting bagi Guru dalam


meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran yang berdampak
pada Peserta Didik. Pada tahap ini, Guru dapat memulai menyusun
Perencanaan Kinerja pada awal bulan di setiap semester tahun ajaran
baru. Guru dapat memilih indikator yang direkomendasikan berdasarkan
penilaian dari Rapor Pendidikan atau indikator lainnya sesuai dengan
kebutuhan peningkatan kinerja. Bagi ‘Perencanaan Kinerja' yang telah
disusun akan diajukan kepada Atasan dan akan melakukan peninjauan
serta memberikan persetujuan terhadap 'Perencanaan Kinerja' yang
diajukan oleh Guru.

Pada tahap Perencanaan Kinerja, Guru hanya dapat memilih satu indikator
peningkatan sebagai fokus utama. Hal ini dilakukan untuk memastikan
perencanaan yang terfokus dan pengembangan yang lebih efektif

Guru PNS yang akan pensiun pada periode pengelolaan kinerja berjalan
(Januari-Juni dan Juli-Desember), tetap perlu merencanakan dan
melakukan Pengelolaan Kinerja di Platform Merdeka Mengajar sesuai
periode tersebut, karena diwajibkan oleh regulasi (vide Pasal 4 dan Pasal 6
PermenPANRB No. 6 Tahun 2022) dan berdampak terhadap pembayaran
tunjangan kinerja yang bersangkutan (vide Pasal 32 PermenPANRB No. 6
Tahun 2022)

Guru dan Kepala Sekolah memulai Pengelolaan Kinerja dengan


menyusun Perencanaan Kinerja sebagai langkah awal. Pada tahap
ini, Anda melakukan pemilihan indikator Praktik Kinerja / Praktik
Pembelajaran yang relevan untuk menjadi fokus peningkatan
kinerja. Pemilihan indikator ini dapat merujuk pada rekomendasi
Indikator yang direkomendasikan melalui Rapor Pendidikan di
Satuan pendidikan, mencakup aspek-aspek kritis dari proses
pembelajaran.

Anda juga memiliki fleksibilitas untuk memilih indikator lainnya yang


sesuai dengan konteks dan kebutuhan spesifik satuan pendidikan.
Keseluruhan, keterkaitan antara Indikator Rapor Pendidikan dan
Pengelolaan Kinerja membantu membimbing Guru dalam
merencanakan strategi peningkatan kinerja yang efektif.
Apabila Guru memilih Indikator yang direkomendasikan berdasarkan
Rapor Pendidikan, Guru akan diberikan Indikator D1 Kualitas
Pembelajaran dalam Rapor Pendidikan. Sementara itu, jika Kepala
Sekolah memilih indikator berdasarkan Rapor Pendidikan, Kepala
Sekolah akan diberikan Indikator D3 Kepemimpinan
Pembelajaran dalam Rapor Pendidikan.

Indikator D1 Kualitas Pembelajaran memiliki 8 turunan Sub


Indikator dalam Praktik Kinerja / Praktik Pembelajaran, mulai
dari Keteraturan Suasana Kelas hingga Instruksi Pembelajaran.
Guru hanya dapat memilih satu sub indikator yang akan ditingkatkan
melalui Siklus Peningkatan Kinerja. Pilihan indikator dapat diubah
sesuai dengan prioritas pendidikan nasional.

Indikator D3 Kepemimpinan Pembelajaran memiliki 8 turunan Sub


Indikator dalam Praktik Kinerja / Praktik Pembelajaran, mulai dari
Memandu Perencanaan Pembelajaran hingga Refleksi Program
Pengembangan Kompetensi Guru. Kepala Sekolah hanya dapat
memilih satu sub indikator yang akan ditingkatkan melalui Siklus
Penglolaan Kinerja. Pilihan indikator dapat diubah sesua i dengan
prioritas pendidikan nasional.
Apa itu Dimensi Prioritas ?
Indikator D1 Kualitas Pembelajaran memiliki pasangan Indikator
Akar Masalah atau pada tampilan di bawah adalah Dimensi
Prioritas. Dimensi Prioritas ini mencakup faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil capaian dari Indikator Prioritas tersebut. Guru
dapat merujuk pada informasi di bawah ini untuk memahami lebih
lanjut tentang Indikator Akar Masalah atau Dimensi Prioritas, mulai
dari Manajemen Kelas hingga Metode Pembelajaran.
Jika terdapat hasil yang kurang memuaskan pada lebih dari satu
Dimensi Prioritas, Guru akan menerima rekomendasi Indikator yang
berasal dari Rapor Pendidikan. Rekomendasi ini dirancang untuk
memberikan panduan yang lebih spesifik dalam merinci aspek-aspek
yang perlu diperbaiki dalam setiap Dimensi Prioritas.

Dengan adanya rekomendasi ini, Guru dapat lebih mudah


mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian khusus dan
merancang strategi perbaikan yang lebih terfokus untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Terkait penilaiain Rapor Pendidikan Satuan Pendidikan Bapak/Ibu
yang sudah purna bakti/mutasi, akan berpengaruh jika Pengelolaan
Kinerja pegawai di satuan pendidikan tersebut tidak dikerjakan
100% meski tidak berpengaruh signifikan. Hal ini hanya
mempengaruhi indikator Rapor Pendidikan yang terkait dengan
kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, silahkan lakukan pemutakhiran


data Guru ASN bersangkutan dengan melakukan 2 cara:
1. Diajukan secara resmi oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan
dengan menghubungi Operator SI-ASN di BKD/BPSDM setempat
melalui jalur komunikasi yang disediakan atau ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
2. Selain melakukan pembaruan data melalui Operator SI-ASN di
BKD/BPSDM, mohon kesediaannya juga melakukan
penonaktifan data di Dapodik untuk Guru bersangkutan melalui
Operator Sekolah
Pelaksanaan Kinerja

1. Saat ini Pelaksanaan Kinerja pada platform Merdeka Mengajar


masih dalam tahap pengembangan.

Pelaksanaan Kinerja merupakan tahap kedua setelah Perencanaan


Kinerja yang sudah disetujui. Pada tahap ini, Kepala Sekolah akan
melakukan pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan kinerja melalui
observasi. Pelaksanaan Kinerja memiliki empat proses tahapan
dalam melakukan observasi yang dilakukan oleh Guru dan/atau
Kepala Sekolah mulai dari Bulan Februari sampai dengan Mei.
Berikut empat proses tahapan dalam melakukan :

1. Diskusi Persiapan
2. Observasi Kelas
3. Diskusi Tindak Lanjut
4. Refleksi Tindak Lanjut

Pelaksanaan Kinerja merupakan tahap kedua dalam Pengelolaan


Kinerja setelah Perencanaan Kinerja yang telah disusun oleh Guru
mendapatkan persetujuan dari Kepala Sekolah. Dalam Pelaksanaan
Kinerja, Guru diharapkan dapat menjalankan dua kegiatan penting,
yaitu melakukan ‘Observasi Praktik Kinerja’ melalui Observasi
Kelas yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, serta mengumpulkan
bukti dukung berupa 'Pengembangan Kompetensi' dan 'Tugas
Tambahan'.

Guru juga akan diminta untuk melampirkan bukti dukung


Pengembangan Kompetensi dan bukti dukung Tugas Tambahan di
Pelaksanaan Kinerja.
1. Bagi Anda seorang Guru yang tidak memiliki Kepala Sekolah
definitif dan sudah ada Plt. Kepala Sekolah yang ditunjuk untuk
Satuan Pendidikan Anda, maka idealnya Perencanaan Kinerja
yang diajukan akan disetujui secara otomatis oleh sistem.
Sehingga, Anda dapat melanjutkan ke tahap Pelaksanaan
Kinerja.
2. Bagi Guru yang tidak memiliki Kepala Sekolah definitif dan
belum ada Plt. Kepala Sekolah yang ditunjuk untuk Satuan
Pendidikan Anda, maka Anda akan mendapatkan notifikasi
Data atasan Anda tidak ditemukan.
3. Maka, silakan untuk dapat menghubungi Operator Sekolah atau
Dinas Pendidikan setempat unutk menyesuaikan data di
Dapodik. Anda dapat memulai Pelaksanaan Kinerja setelah
data atasan Anda sudah tersedia.

Pada Praktik Kinerja terdapat dua bagian yang harus Guru lakukan,
dimulai dari bagian pertama yaitu Pelaksanaan Observasi dan
bagian kedua, yaitu Tindak Lanjut Observasi.

Praktik Kinerja merupakan bagian yang penting dalam Implementasi


Kinerja. Praktik ini didasarkan pada sub-indikator yang dipilih oleh
Guru melalui Perencanaan Kinerja. Sub-indikator tersebut menjadi
pedoman bagi Kepala Sekolah saat melakukan Observasi di Kelas
tempat Anda mengajar. Keberhasilan Pelaksanaan Kinerja dinilai
berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh Anda
sebagai Guru melalui tindakan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai