Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1 Gelombang........................................................................................................................2

2.2 Ikatan Hidrogen.................................................................................................................4

2.3 Orbital Ikatan Dan Anti Ikatan Serta Beberapa Hal Penting Didalamnya........................6

2.4 Orbital hibrida karbon.......................................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika yang menggambarkan perilaku sebuah
elektron ataupun sepasang elektron bak-gelombang dalam sebuah atom. Fungsi ini dapat
digunakan untuk menghitung probabilitas penemuan elektron dalam sebuah atom pada daerah
spesifik mana pun di sekeliling inti atom.
Dari fungsi inilah kita dapat menggambarkan sebuah grafik tiga dimensi yang
menunjukkan kebermungkinan lokasi elektron. Oleh karena itu, istilah orbital atom dapat pula
secara langsung merujuk pada daerah tertentu pada sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi
matematis kebermungkinan penemuan elektron. Secara spesifik, orbital atom menyatakan
keadaan-keadaan kuantum yang mungkin dari suatu elektron dalam sekumpulan elektron di
sekeliling atom.
Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling ini atom dengan momentum sudut
yang pasti diargumenkan dengan penuh keyakinan oleh Niels Bohr pada tahun 1913 dan
fisikawan Jepang Hantaro Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit elektron
seawal tahun 1904. Namun adalah penyelesaian persamaan Schrodinger pada tahun 1926 untuk
gelombang elektron pada atom yang memberikan fungsi matematis orbital atom modern.
Oleh karena berbeda dengan "orbit" mekanika klasik, istilah "orbit" elektron pada atom
digantikan dengan istilah orbital, yang diciptakan oleh kimiawan Robert Mulliken pada tahun
1932. Orbital atom umumnya dideskripsikan sebagai fungsi gelombang "bak hidrogen" dengan
bilangan kuantum n, l, m yang berkorespondensi dengan energi, momentum sudut, dan arah
momentum sudut pasangan elektron secara berurutan. Tiap-tiap orbital (ditentukan oleh
sehimpunan bilangan kuantum yang berbeda) yang secara maksimal hanya dapat menampung
dua elektron ini memiliki nama klasik s,p,d, dan f.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gelombang
Elektron oleh ahli kimia (sampai 1923) diandaikan hanya sebagai partikel bermuatan
negatif yang mengelilingi inti atom.Namun, dalam 1923 louis de Broglie mengemukakan bahwa
elektron mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel.Pendapatnya tersebut menjadi konsep
dari mekanika kuantum tentang gerak elektron dan teori orbital molekul .
Gelombang diam :
jenis gelombang diam berdasarkan gerakannya :
 Dimensi Orang memetik senar gitar yang kedua ujungnya mati
 Dimensi Pemukulan kepala drum
 Dimensi Sistem geklombang elektron
 Amplitudo Adalah tinggi gelombang diam, bila mengarah keatas, amplitudo (+) dan bila
kebawah, amplitudo(-)
 Simpul Adalah kedudukan pada gelombang yang amplitudonya = 0

Gambar 2.1 Amplitudo dan simpul


Perbedaan Dua Gelombang Diam sefase dan keluar fase
 Sefase : antara amplitudo (+) dan (+) atau antara amplitudo (-) dan (-) Bila 2 gelombang
sefasesaling tumpang tindih, mereka akan saling menguatkan
 Keluar fase : bila tanda dari amplitudo saling berlawanan (+) dan (-) atau sebaliknya Bila 2
gelombang keluar fase saling tumpang tindih akan saling mengganggu atau berinterferensi

iii
Gambar 2.2 Gelombang sefase dan keluar fase

Walaupun lebih rumit, prinsip sistem gelombang elektron


(3 dimensi) = sistem senar (1 dimensi)
Masing-masing orbital atom dari atom berkelakuan seperti fungsi gelombang, dapat mempunyai
ampliudo (+) dan (-) dan simpul.
Contoh : orbital 1s (tak ada simpul), 2s (ada simpul), 2p ( ada amplitudo +, -, bidang simpul)
Satu orbital atom dapat bertumpang tindih dengan orbital atom dari atom lain :
1. Bila orbital tumpang tindih sefase, hasilnya perkuatan dan orbital molekul ikatan

2. Bila orbital tumpang tindih keluar fase, hasilnya interferensi yang menimbulkan simpul antara
2 inti. Interferensi tersebut menuju ke orbital molekul anti-ikatan.

Gambar 2.3 Perkuatan dan interferensi gelombang

iv
2.2 Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antar atom hidrogen pada molekul yang satu
dengan salah satu unsur (N,O,F) pada molekul yang lainnya yang merupakan gaya dipol-dipol
yang paling kuat. Selain itu, ikatan hidrogen digambarkan sebagai suatu bentuk interaksi
elektrostatik antara atom hidrogen yang terikat pada atom-atom elektronegatif dengan atom
elektronegatif lainnya.
Sedangkan menurut Kurniawan dan Nur (2005), pada ikatan hidrogen terdapat
karakteristik proton penyusun atomnya, yaitu gerakan-gerakan dinamis proton dalam ikatan.
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul ini umumnya berbentuk interaksi dengan gambar
putus-putus yang sulit diamati dengan mata telanjang.
Hal ini dikarenakan ikatan tersebut termasuk dalam kajian mikroskopik. Ikatan hidrogen
ini memiliki peranan penting pada penentuan struktur, sifat, dan fungsi suatu molekul. Hal ini
sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Karna Wijaya (2003) yang mengatakan bahwa ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang berperan penting dalam penentuan struktur dan aktivitas
biologi, selforganization, di dalam ilmu bahan, ilmu fisika, dan ilmu kimia.
Ikatan hidrogen juga bias di artikan sebagai ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom
lain yang memiliki pasangan elektron bebas (keelektronegatifan tinggi) seperti Cl, F, O, dan N.
Ikatan hidrogen dapat terjadi baik dalam satu molekul maupun antar molekul.
Ikatan hidrogen dalam satu molekul sering terjadi pada senyawa organik yang, misalnya
yang mengandung dua gugus -OH, dengan jarak yang tidak terlalu jauh, misalnya asam oksalat
(H C O ). Adanya ikatan hidrogen membuat titik didih suatu senyawa menjadi lebih tinggi.
2 2 4

Kekuatan ikatan hidrogen lebih lemah dibanding dengan ikatan ion dan kovalen tetapi lebih kuat
dibanding gaya van der Waals.
Contoh ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen digambarkan dengan garis putus-putus. Ikatan hidrogen antar molekul
terjadi pada senyawa-senyawa berikut.
 H2O, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom O molekul lain

v
Gambar 2.4 Ikatan hidrogen

Pada H2O, atom H yang relatif bermuatan positif akan saling tarik menarik dengan atom O
yang sangat elektronegatif dari molekul yang berbeda, sehingga terbentuklah ikatan hidrogen.
Setiap satu molekul air bisa membentuk empat ikatan hidrogen dengan dikelilingi oleh molekul-
molekul air lainnya. Dua ikatan hidrogen melalui dua atom H, dan dua ikatan hidrogen melalui
atom O (karena memiliki 2 pasang elektron bebas).
 Ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom F molekul lain

Gambar 2.5 Ikatan hidrogen

Pada HF, atom H yang relatif bermuatan positif akan saling tarik menarik dengan atom F
yang sangat elektronegatif dari molekul yang berbeda, sehingga terbentuklah ikatan hidrogen.
Setiap satu molekul HF bisa membentuk dua ikatan hidrogen, yaitu satu ikatan melalui atom H,
dan satu ikatan melalui atom F.

vi
 Ikatan hidrogen antara atom H dengan atom N

Gambar 2.6 Ikatan hidrogen


Pada NH3, atom H yang relatif bermuatan positif akan saling tarik menarik dengan atom N
yang sangat elektronegatif dari molekul yang berbeda, sehingga terbentuklah ikatan hidrogen.
Setiap satu molekul NH3 bisa membentuk dua ikatan hidrogen, yaitu satu ikatan melalui atom H,
dan satu ikatan melalui atom N (karena memiliki satu pasang elektron bebas).
2.3 Orbital Ikatan Dan Anti Ikatan Serta Beberapa Hal Penting Didalamnya
Teori Orbital Molekul (Molecular Orbital Theory) melibatkan pembentukan ikatan
kovalen. Dalam teori orbital molekul, ikatan dalam kompleks terjadi melalui pembentukan
orbital molekul. Orbital molekul merupakan orbital yang terbentuk sebagai kombinasi antara
orbital atom yang dimiliki logam dengan orbital atom yang dimiliki ligan. Oleh karena itu orbital
molekul dapat dipelajari dengan menggunakan pendekatan Linear Combination Atomic Orbital
(LCAO).
Setiap penggabungan orbital atom menjadi orbital molekul akan menghasilkan orbital
bonding (orital ikatan) dan orbital antibonding (orbital anti ikatan).
Molekul kompleks terbentuk dari ikatan antara logam transisi sebagai ion pusat dengan
ligand. Interaksi antara keduanya dapat berupa interaksi ionik dan interaksi kovelen. Sehingga
molekul kompleks tidak sepenuhnya ionik melainkan juga berupa interaksi secara kovalen. Pada
senyawa kompleks orbital molekul terbentuk sebagai gabungan / kombinasi dari orital atom
logam dengan orbital atom dari ligan.
Orbital atom logam dapat bergaung dengan orbital atom ligan jika orbital-orbital atom
tersebut memiliki simetri yang sama. Untuk logam transisi pertama, orbital yang dapat
membentuk orbital molekul adalah orbital-orbital eg (dx 2 -y 2 dan dz2 ) 4s, 4p, 4px, 4py dan

vii
4pz. Orbital- orbital t2g (dxy, dxz dan dyz) dari logam tidak dapat membentuk orbital  orbital-
orbital t29 tersebut dapat membentuk orbital molekul π dengan orbital atom dari ligan yang tidak
searah dengan orital atom logam.
Atom pusat pada molekul kompleks berupa unsur logam transisi mulai dari periode 3 dan
yang berikutnya. Atom pusat berperan sebagai akseptor elektron dari ligand yang kaya atau
elektron untuk membentuk ikatan yang stabil.
Menurut teori orbital molekul, orbital molekul dihasilkan dari interaksi antara dua atau
lebih orbital atom. Terjadinya tumpang tidih suatu orbital mengarah pada pembentukan dua
orbital atom : satu orbital molekul ikatan dan satu orbital molekul antiikatan. Orbital molekul
ikatan (bonding molecular orbital) memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih
besar dibandingkan dengan orbital atom pembentuknya. Orbital molekul antiikatan (antibonding
molecular orbital) memiliki energi yang lebih tinggi dan kestabilan yang lebih rendah
dibandingkan dengan orbital-orbital atom pembentuknya.
Teori orbital molekul (OM) menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul
yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang
terkait dengan molekul secara keseluruhan (lischer, 2009). Konstruksi orbital molekul dari
orbital atom, ibagian dalam pembentukan molekul. Separuh dari orbital molekul mempunyai
energi yang lebih besar daripada energi orbital atom.
Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul pengikatan (bonding) dan orbital molekul
antiikatan (anti bonding). Elektron yang tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut
elektron tidak berikatan (nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang
dimiliki atom-atom yang terpisah. Energi –energi relatif dari setiap jenis orbital secara umum
terlihat pada gambar berikut ini (Dogra, 1990):

Gambar 2.5 Orbital

viii
Orbital atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus memenuhi
persyaratan sebgai berikut:
 Orbital atom yang membentuk orbital molekul harus mempunyai energi yang dapat
dibandingkan.
 Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan
sebanyak mungkin.
 Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu
molekul.
Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital
sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir
(biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p
dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir.
Orbital π terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu
antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan.

Gambar 2.6 Bonding dan anti bonding orbital


2.4 Orbital hibrida karbon
Hibridasi adalah konsep pencampuran orbital atom menjadi orbital hibrida yang sesuai
dengan pasangan elekton untuk membentuk ikatan kimia. Orbital hibrida biasanya mempunyai
perbedaan energi dan bentuk. Hibridasi berguna untuk menjelaskan struktur molekuler ketika
teori ikatan valensi gagal untuk menjelaskan. Karbon merupakan contoh yang baik untuk
penjelasan orbital hibrida.
Berdasarkan teori ikatan valensi, karbon seharusnya membentuk ikatan kovalen,
menghasilkan CH , karena karbon mempunyai dua elektron tak berpasangan secara konfigurasi
2

elektron. Meskipun demikian, melalui eksperimen dapat ditunjukkan bahwa CH bersifat sangat
2

ix
reaktif dan tidak dapat terbentuk setelah akhir reaksi (meskipun hal ini juga tidak menjelaskan
bagaimana CH dapat terbentuk ).
4

Untuk membentuk empat ikatan, konfigurasi karbon harus mempunyai empat elektron
tidak berpasangan. Dengan demikian karbon telah mempunyai empat elektron tidak berpasangan,
sehingga mempunyai empat energi ikatan yang sama. Hibridisasi orbital juga lebih disukai
karena mempunyai energi yang lebih kecil dibandingkan dengan orbital terpisah. Hal tersebut
menghasilkan senyawa yang lebih stabil ketika terjadi hibridisasi dan ikatan yang terbentuk juga
lebih baik.
 Hibridisasi sp 3

Hibridisasi sp dapat menjelaskan struktur molekul tetrahedral. Orbital 2s dan tiga orbital
3

2p melakukan hibridisasi untuk membentuk empat orbital sp, masing-masing terdiri dari 75%
karakter p dan 25% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri dan penolakan electron bersifat
lemah.

Gambar 2.7 Hibridasi Sp 3

Hibridisasi satu orbital s dengan tiga orbital p (p p dan p ) menghasilkan empat orbital
x, y, z

hibrida sp yang mempunyai sudut sebesar 109,5˚ satu sama lain sehingga membentuk geometri
3

tetrahedral.
 Hibridisasi sp 2

Hibridisasi sp berguna untuk menjelaskan bentuk struktur molekul trigonal planar. Orbital
2

2s dan dua orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk tiga orbital sp, masing – masing terdiri
dari 67% karakter p dan 33% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri membentuk trigonal
(segitiga) planar, menghadap sudut segitiga untuk meminimalisasi penolakan elektron.

x
Gambar 2.8 Hibridasi Sp 2

Hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p menghasilkan tiga orbital hibrida sp yang
2

berorientasi dengan sudut sebesar 120˚ satu sama lain sehingga membentuk geometri trigonal
(segitiga).

 Hibridasi sp
Hibridasi sp dapat digunakan untuk menjelaskan struktur molekul linier. Orbital 2s dan
satu orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk dua orbital sp, masing – masing terdiri dari
50% karakter p dan 50% karakter s.

Gambar 2.9 Hibridasi Sp


Cuping depan berhadapan satu sama lain dan membentuk garis lurus 180˚ antara dua
orbital.

xi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Elektron oleh ahli kimia (sampai 1923) diandaikan hanya sebagai partikel bermuatan
negatif yang mengelilingi inti atom.Namun, dalam 1923 louis de Broglie
mengemukakan bahwa elektron mempunyai sifat gelombang dan sifat
partikel.Pendapatnya tersebut menjadi konsep dari mekanika kuantum tentang gerak
elektron dan teori orbital molekul.
- Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika yang menggambarkan perilaku sebuah
elektron ataupun sepasang elektron bak-gelombang dalam sebuah atom.
- Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom lain yang
memiliki pasangan elektron bebas (keelektronegatifan tinggi) seperti Cl, F, O, dan N.
- Hibridasi adalah konsep pencampuran orbital atom menjadi orbital hibrida yang sesuai
dengan pasangan elekton untuk membentuk ikatan kimia

xii
DAFTAR PUSTAKA

Fesseden, F., 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, N., 2005. Studi Pemodelan Dinamika Proton Dalam Ikatan Hidrogen H2O Padatan
Satu Dimensi. Jurnal Berkala Fisika, 8(3), p. 107.

Wijaya, K., 2003. Studi Mekanisme Migrasi Proton Ganda Pada Struktur Supramolekul Asam
Asetat-Air dan Asam AsetatAmmoniak dengan Metode Ab Initio. Indonesian Journal Of
Chemistry, 3(2), p. 102.

Prof Sjahrul, H.M. and Raya, I. (2014) Kimia Koordinasi Dan Organologam, Matematika Dan
Ilmu

Indra (2018) ‘Analisis ikatan hidrogen pada pembentukan garam dan kokristal ketokonazol’,
Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan, (April), pp. 196–200.
Pengetahuan Alam.

xiii

Anda mungkin juga menyukai