NIM : 2201060028
MatKul : ASWAJA
Rasulullah telah memberikan contoh berkaitan dengan bacaan-bacaan dzikir atau doa.
Demikian pula, berkaitan dengan waktu-waktu di mana kita disunnahkan membaca dzikir tertentu,
seperti dzikir setelah shalat, dan lain sebagainya. Namun, banyak orang yang tidak sama atau tidak
sepaham memahami apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Sehingga muncul banyak perbedaan
dalam melaksanakan hal tersebut. Apalagi dzikir – dzikir itu dilakukan oleh orang – orang dari
berbagai adat sehingga ada kemungkinan dzikir tersebut disesuaikan dengan adat dan tradisi
masyarakat setempat.
TUJUAN DZIKIR
Dzikir dilakukan dengan tujuan menghadirkan kalbu bersama Al Haqq. Pengulangan nama
Allah dapat mengingatkan pada keagungan, kekuasaan dan tanda – tanda kebesarannya. Dzikir
juga menjadi sarana untuk merenung dan bertadabbur. Setiap dzikir memberi pengaruh tertentu,
disertai dengan terbukanya tirai penghalang hati orang yang berdzikir. Menurut Al Ghazali, dzikir
memiliki tiga lapisan, inti yang menjadi hakikat ketenangan dan kehadiran yang Haqq. Pada
lapisan kedua, dzikir menjadi sarana dan jalan untuk mencapai ketenanganhati. Sedangkan lapisan
terluar hanya berupa dzikir lisan semata, namun hal inilah yang menjadi inti perjalanan menuju
dzikir yang khusyu’ dan menenangkan. Seorang yang berdzikir selalu berusaha mengaplikasikan
dzikir lisan disertai dengan usaha menghadirkan kalbu, karena kalbu membutuhkan penyesuaian
dengan lisan agar sanggup menafsirkan dan menghadirkan makana dzikir secara seutuhnya.
HAKIKAT DZIKIR
Dzikir berarti menyebut dan mengingat. Dzikrullah menyebut dan mengingat Allah SWT.
Dzikir yang baik mencakup dua makna di atas; menyebut dan mengingat. Dzikir dengan hanya
menyebut dengan lisan tanpa menghadirkan hati tetap bisa mendatangkan pahala, namun tentu
dzikir macam ini berada pada tingkat yang paling rendah. Dzikir dengan lisan tanpa menghadirkan
hati dan pikiran bisa saja memberi pengaruh terhadap hati dan keimanan seseorang, tetapi
pengaruhnya tidak sebesar dzikir sambil menghadirkan hati. Paling baik adalah dzikir dengan lisan
sambil menghadirkan hati.
Kita dapat berdzikir kapanpun, baik itu subuh, pagi, siang, petang, malam, dan kapanpun itu
tentunya berdzikir harus dilakukan di tempat yang terbaik yang bersih dan bukan di tempat-
tempat yang dilarang seperti di toilet atau di kamar mandi.Sebab sangat tidak dianjurkan
mengucapkan kata pujian di dalam tempat yang kotor, seperti toilet.
3 waktu terbaik untuk berdzikir menyebut dan mengingat nama Allah, walaupun setiap saat kita
dianjurkan bahkan diwajibkan untuk selalu mengingat nama Allah.
Berzikir dapat dilakukan kapanpun, namun pagi dan petang merupakan waktu yang paling utama
dibandingkan waktu-waktu lainnya.
“Dan sebutlah nama tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan
dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A'raf ayat 205)
“Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-
banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QA. Al-Ahzab ayat 41-42)
Dari ayat tersebut Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berdzikir sebanyak-
banyaknya terutama diwaktu pagi dan petang.
Berdzikir dengan merendahkan diri dengan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara.
Dari ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk selalu bertasbih di pagi dan sore hari hari.
Dzikir pagi yaitu dimulai ba'da shalat subuh, setelah kita shalat subuh, kemudian berdzikir.
Sesudah shalat subuh maka barulah kita melaksanakan dzikir pagi batasannya yaitu hingga
sebelum terbit matahari.
Sementara dzikir petang atau sore hari yaitu dimulai ba'da shalat ashar hingga adzan maghrib.
Itulah waktu yang paling afdhol, namun apabila sudah terbit matahari kita lupa mengerjakan
dzikir pagi atau sudah adzan maghrib, kita lupa mengerjakan dzikir petang, maka hal itu tidak
apa-apa atau masih diperbolehkan.
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “QS. Al-Jumu'ah ayat 10)
“Barangsiapa yang membaca ayat kursi Setiap kali selepas solat maka tidak ada penghalang
antaranya dan masuk surga selain kematian.” (HR. An-Nasa'i)
“Maka kamu telah telah menyelesaikan shalatmu Ingatlah Allah diwaktu berdiri. di waktu
duduk, dan di waktu berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman maka Dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa ayat 103)
Selepas mengerjakan shalat hendaknya kita terus senantiasa mengingat Allah baik ketika kita
sedang mencari rizki atau bekerja bahkan ketika dalam keadaan perang pun.
Allah menganjurkan kita untuk terus berdzikir karena dengan berzikir dapat memperkuat hati
kita dan menghilangkan rasa takut serta dengan berzikir ada banyak keutamaan-keutamaan yang
luar biasa.
Mengisi waktu kita dengan berdzikir kepada Allah diwaktu pagi dan petang hari, di waktu
setelah melakukan shalat fardhu, dan di waktu kapanpun itu dalam setiap kondisi.
Karena itu adalah ibadah yang mengandung kecintaan dari Allah, menahan lisan dari dosa, dan
membantu kepada segala kebaikan.
Semoga kita bisa menjadi orang yang selalu senantiasa rajin berdzikir dan semoga keberkahan
selalu menyertai kita. Aamiin.
Semoga bermanfaat.