PARA PEMAIN
Guru
Ortu
Nero
Timika
Siswa 1
Siswa 2
Pedagang
Usman
Pembeli
Caleg
Pengawal 1
Pengawal 2
Pemain yang tidak boleh memerankan dua/lebih tokoh adalah guru, pedagang, dan caleg.
BAGIAN I
MEJA DAN KURSI GURU DI TENGAH PANGGUNG. 4 PASANG MEJA DAN KURSI BERDERET RAPI
MENGHADAP MEJA GURU DENGAN POSISI DIAGONAL
LAMPU ON. 2 ORANG SISWA SUDAH DUDUK DI DALAM KELAS. SEORANGNYA DUDUK DI KURSI,
SEORANGNYA LAGI DUDUK DI MEJA.
NERO (Masuk dengan sikap angkuh dan anggun. Pandangannya meremehkan orang lain)
My name is Nero
TIMIKA MASUK DARI ARAH BELAKANG NERO. TAMPILANNYA TIDAK SEPARLENTE NERO
TIMIKA
Ada yang salah ?
NERO
Ada yang salah, Ada yang salah, Ada yang salah ? Ya jelas salah dong. Lihat bawaanku. Hp aja 3.
Sekolah aja pakai mobil mewah. Sepatu merk Rusia. Mau, mau, mau ?
TIMIKA (Diam)
GURU (Masuk dan diikuti Timika. Timika duduk di kursi. Sedangkan guru menuju ke mejanya dengan
wajah muram dan tergesa-gesa. Setelah meletakkan semua peralatan mengajar, ia duduk di kursi)
Maaf anak-anak, saya terlambat.
NERO
Gak apa-apa, Bu. Kita sendiri baru saja datang.
GURU
Baiklah, sekarang kita belajar menulis notulen diskusi
NERO
Aduuuh, Bu. Susah. Belajar lain saja.
GURU
Kok kamu yang mengatur saya ?
NERO
Bukannya gitu, Bu. Cuma, ngapain belajar notulen, kalo hasil diskusi hanya jadi wacana
GURU
Nero ! Memangnya kamu gak mau dapat nilai ? Memangnya kamu gak mau dapat ijazah ?
NERO
Kita-kita sih berpikir realis. Buat apa belajar Bahasa Indonesia atau Matematika kalau kita tidak tahu
kenapa kita harus belajar Bahasa Indonesia atau Matematika. Buat apa belajar PKN atau Ekonomi
kalau kita gak mau jadi pedagang jujur yang miskin. saya sih maunya belajar musik atau modeling,
Bu. Itu baru berguna.
GURU (Marah)
Lalu buat apa kau jadi musisi kalau bahasamu masih tidak sopan ?!
NERO
Alaaah ... Ibu gak gaul !
KELUAR
NERO (Berteriak ke arah guru)
Buat apa sekolah benar kalo cuma dapet selembar ijazah ? Berhasil atau gak-nya orang, gak diliat dari
angka 8 di nilai Ujian Nasional. Eh, denger semua ! Apa ada jaminan lulus Ujian Nasional, kita pasti
jadi berhasil dan berbudi ?
TIMIKA
Yang lulus aja belum tentu jadi orang sukses dan berbudi, apa lagi gak lulus !
NERO
Nanya balik lagi lo ! Kalo setiap pertanyaan dibalas dengan pertanyaan, kapan kita tahu jawabannya ?
Kalian akan liat nanti kalau duit juga yang pegang kendali !
TIMIKA
Tapi kalo semua orang kaya bego kayak kamu, bentar lagi ada majikan bergelar pembantu !
Mengejar Timika karena hendak memukul Timika. Semua siswa keluar. Terdengar suara perkelahian
dari belakang panggung. Lama kemudian terdengar sayup, kemudian tak terdengar sama sekali
GURU
Saya memanggil Bapak menemui saya, berhubungan dengan anak Bapak, Nero. Dia sudah banyak
melanggar peraturan. Terakhir kali, dia berkelahi dengan Timika. Perkelahian antar genk!
ORTU
Oh soal itu. Kita lupakan saja masalah ini.
GURU (Heran)
Asal Bapak tahu, beban kami sudah berat. Ditambah perilaku buruk siswa. Seharusnya orang tua
memberikan teguran yang tegas pada siswa. Barangkali siswa bisa berubah.
ORTU
Sudahlah, Bu. Namanya juga masih remaja. Kalau Ibu menganggap hal ini berat, kan malah
menambah masalah pribadi Ibu, kan ?
GURU
Tak bisa semudah itu, Pak. Nero sudah banyak melanggar peraturan.
ORTU
Kalau saya boleh tahu, beban seperti apa yang Ibu maksud ? Barangkali bisa saya ringankan.
GURU
Ibu tahu sendirilah bagaimana nasib guru seperti saya. Gaji tak cukup, tapi pengeluaran banyak.
Tidak cukup, Pak.
ORTU
Oh, kalau begitu kebetulan sekali.
GURU
Maksud Bapak ?
ORTU
Saya bisa kirim uang 20 juta buat Ibu dan Ibu bisa tarik hukuman untuk anak saya. Jadi, kita saling
meringankan beban kan ? Permisi, Bu.
BAGIAN II
PEDAGANG MASUK DAN SIBUK MERAPIKAN WARUNGNYA (PROPERTI KELAS DIUBAH OLEH PEMAIN
MENJADI MEJA WWARUNG DENGAN MEJA DAN KURSI TERSUSUN MEMANJANG). IA KELUAR
PANGGUNG LAGI DENGAN MEMBAWA BARANG DAGANGAN.
PEMBELI (Masuk)
Baru buka nih ?
PEDAGANG
Iya, Bu. Ibu mau beli apa, Bu ?
PEMBELI
Saya mau beli minyak goreng curah. Ada ?
PEDAGANG
Oh ada...mau berapa kilo ?
PEMBELI
Sekilo berapa ?
PEDAGANG
7 ribu
PEMBELI
Mahal amat !!!
PEDAGANG
Sekarang barang-barang memang mahal, Bu. Jangankan minyak goreng, jarum pentol aja mahal
PEMBELI
Gak mungkin! Harga kelapa saja murah, masak harga minyak goreng mahal ? Sekarangkan BBM
turun, turun, turun lagi, seharusnya harga sembako turun dong.
PEDAGANG
Bu, kita berdagang ini gak hanya soal produksi dan transportasi, tapi juga retribusi dan sesaji ! Jadi
beli gak ?
PEMBELI
Iya. Kasih 3 kilo.
PEMBELI
Oh ya, pas ! Terima kasih ya, ini uangnya
PEDAGANG (tertawa)
Kenapa ? Kalian meragukan timbangan saya ? Alah, penipuan dan kejujuran hanya perkara teori. Kita
harus memilih teori mana yang lebih efisien. Kalau kita gak begini, mana bisa kaya.
BAGIAN III
TEKNIS PANGGUNG KHUSUS UNTUK STAGE YANG TIDAK MENGGUNAKAN LAMPU ATAU TIRAI KETIKA
PERGANTIAN PROPERTI. KETIKA BERGANTI ADEGAN POLITIK, SEMUA KRU PANGGUNG DAPAT
MENGAMBIL SEMUA PROPERTI YANG ADA DI PANGGUNG HINGGA PANGGUNG KOSONG. TANPA
BARANG SATU PUN. SEMENTARA ITU, DARI ARAH PINTU MASUK, DATANG CALEG DAN DUA ORANG
PENGAWAL. CALEG MENYALAMI BEBERAPA PENONTON, SEDANGKAN DUA ORANG PENGAWAL
BERPAKAIAN RAPI DAN BERKACA MATA HITAM MEMBAGIKAN BROSUR KE PENONTON. ADEGAN INI
BERLANGSUNG HINGGA KRU PANGGUNG SELESAI MERAPIKAN PANGGUNG DARI PROPERTI !
CALEG
Saya yakin kalau saya bisa terpilih dalam Pemilu legislatif tahun ini.
PENG. 1
Kenapa Anda begitu yakin, Pak ? Bukannya tahun ini ada banyak calon legislatif yang jadi saingan
Anda ?
CALEG
Tentu saya yakin karena saya punya visi dan misi yang jelas !
PENG. 1
Tapi menurut pengamatan saya, semua partai mengusung visi dan misi yang hampir sama.
Memangnya partai Bapak ini ada bedanya dengan partai lain ?
CALEG
Ya, sama aja sih.
PENG. 1
Lha, ngapain ngikut kalo sama aja ? Gak kreatif dong !
CALEG
Eh, yang penting itu tujuannya baik. Semua partai atau organisasi ingin memajukan bangsa. Apa
salahnya sama visi misi.
PENG. 1
Ya gak perlu bersaing dong kalau begitu. Berbaur aja jadi satu partai.
CALEG
Meski visi dan misi hampir sama, yang beda kan jalannya. Pokoknya kalian promosikan saja saya.
Kalian bikin panggung dangdut ! Kalian pasang poster saya besar-besar.
PENG. 2
Tampang kayak Bapak, mana ada yang percaya !
CALEG
Husss...
PENG. 2
Lihat saja, rata-rata para caleg ada gelar akademisnya. Lha Bapak hanya tamatan SMA. Mau ngerjain
apa tamat SMA ?
CALEG
Lo kira SMA gak mutu ? Apa lo bisa jadi sarjana kalo kagak lewat SMA ? Kalau kalian mengira tamatan
SMA gak punya kapabilitas, berarti kalian menghina pendidikan dong ! Memangnya bayi lahir
langsung masuk universitas !!!
PENG. 2
Ya, tapi kan setidaknya ada sesuatu embel-embel yang bisa membuat nama Bapak jadi hebat gitu.
Kita bikin titel boongan aja yuk ! Gak mahal kok...
CALEG
Tidak ! Saya tidak mau lewat jalan itu. Saya yakin dengan cara dan aura yang saya miliki, saya bisa
memajukan rakyat.
PENG. 1
Memangnya Bapak tahu caranya memajukan rakyat ?
CALEG
Berusaha dan jangan lupa berdoa !
PENG. 1
Berusahanya bagaimana ?
CALEG
Misalnya dengan mengikuti kebijakan pimpinan partai. Tapi saya tidak akan gentar membantah pada
kebijakan pemimpin yang salah.
PENG. 1
Ya, jangan saja Bapak nanti jadi kecut meski presidennya suka keluar negeri, suka jual BUMN, suka
tukar ganti parlemen, suka nyulik wartawan dan aktivis.
PENG. 2
Memangnya Bapak yakin gak mau bekerja sama kalau presiden atau atasan Bapak ngasih pembagian
hasil penjualan BUMN ?
CALEG
Jelas tidak mungkin. Saya maju sebagai caleg untuk bisa mengawasi kerjaan presiden dan membantu
rakyat. Bukan untuk 7 D. Duduk, diam, dan dapat duit dari dana dorongan !
PENG. 1
Hebat kalau begitu ! Mudah-mudahan nama Bapak yang gak besar itu bisa terpilih oleh rakyat dan
Bapak bisa jadi anggota legislatif.
PENG. 2
Memangnya bisa terpilih, Pak ? Yang punya nama dan relasi besar, punya otak pintar, dan pandai
bicara kan banyak, Pak. Bisa-bisa Bapak kalah pamor sama mereka.
CALEG (Khawatir)
Memangnya berdasarkan survey, saya mendapatkan berapa persen suara ?
PENG. 1
Baru kami berdua, Pak !
CALEG
Apa ? Ini tidak bisa dibiarkan !!! Sekarang kita ke perusahaan percetakan kertas suara !
PENG. 1
Buat apa ?
CALEG
Manipulasi surat suara !!! (Keluar dan diikuti kedua pengawal)
BAGIAN IV
DI PANGGUNG, MASUK RAKYAT, GURU, PEDAGANG, DAN CALEG SECARA BERGANTIAN DENGAN
ARAH KEDATANGAN YANG BERBEDA. SEMUA PEMAIN BERAKTIVITAS BERDASARKAN PERAN.
MUSIK
MASUK PUTIH. KETIKA PUTIH MASUK, SEMUA AKTIVITAS MENDADAK DIAM. CALEG, GURU, DAN
PEDAGANG BERHENTI DI BERBAGAI SUDUT PANGGUNG. RAKYAT BERBARUING DI TENGAH DEPAN
PANGGUNG. PUTIH BERJALAN MENGITARI MEREKA, KEMUDIAN BERHENTI DI TENGAH PANGGUNG.
GURU, PEDAGANG, DAN CALEG KEMBALI BERDIALOG SECARA BERSAMAAN.
GURU
Kemari kalian !!!
(Masuk 3 orang murid)
Apa yang kalian lakukan ? Kalian melanggar peraturan. Sini !!!
MENAMPAR MURID SATU PER SATU DENGAN WAJAH GIRANG, KEMUDIAN PERGI
KELUAR
CALEG
Bagaimana mungkin saya bisa tidak menang dalam pemilihan ? Ap-a ada yang salah ? Semua sudah
saya berikan ke masyarakat. Bantuan, uang, juga senyuman....pasti ada mereka menggelembungkan
suara pada caleg lain...pasti...pasti...!
CALEG
Apa !!! Mereka tidak mencontreng saya ?! Monyet ! Pantas saja saya tidak menang. Ember !
Sudah...tarik kembali uang yang sudah kita berika pada mereka. Blokir jalan raya yang mereka
gunakan selama ini. Sekalian ambil alat bandnya...
PENGAWAL
Maaf, Bu. Tapi alat bandnya bukan punya kita.
CALEG
A...apa ? Ya..ya...ya...sudah...laksanakan tugas!
KEDUANYA KELUAR. PUISI SAJAK PALSU DIPERDENGARKAN DARI DALAM PANGGUNG. PUTIH DAN
HITAM BERDIRI DI TENGAH-TENGAH PANGGUNG. SECARA PERLAHAN DATANG HITAM. BERJALAN
MERANGKAK. ADANYA HITAM DAN PUTIH ADALAH SIMBOL BAGI TOPENG YANG SELALU DIGUNAKAN
OLEH PARA PETINGGI TERTENTU UNTUK MENUTUPI KEBURUKAN MEREKA. PUTIH BERDIRI PALING
DEPAN SEBAGAI TOPENG DENGAN WAJAH ANGGUN, ANGKUH, DAN CANTIK.
MEREKA MULAI MENYENGSARAKAN RAKYAT YANG TAK BERDAYA. MENJERAT RAKYAT DENGAN
KEBIJAKAN DAN KEKUASAAN. MENUTUP MULUT DENGAN PROGRAM-PROGRAM PENIPUAN.
AKHIRNYA RAKYAT YANG MENGALAMI NASIB BURUK. RAKYAT BERJALAN TIMPANG. PUTIH
BERGERAK. HITAM MENDADAK BERHENTI DAN SEGERA MENGIKUTI PUTIH PERGI.
RAKYAT MEMBERONTAK DENGAN BERUSAHA MELEPASKAN TALI DAN SELOTIP DI LEHER DAN
MULUTNYA. KETIKA SUDAH TERLEPAS, IA BERDIRI DAN MEMBERSIHKAN DIRI SEPERTI ORANG YANG
BERSIAP-SIAP TAMPIL KE PUBLIK. IA MENGELUARKAN PECI. PECI KUMAL ITU DIBERSIHKAN
KEMUDIAN DI PAKAI. KEMUDIAN DIA BERDIRI DI TENGAH-TENGAH PANGGUNG DAN
MENGELUARKAN SELEMBAR KERTAS. IA MEMPROKLAMASIKAN NEGARA YANG KEDUA KALINYA
DENGAN MEMBACA PUISI PROKLAMASI 2
SELESAI
Lakon Remaja