REGIONALISM
REGIONALISM
Tapi karena setiap wilayah punya keunikan sendiri, misalnya sejarah, politik,
ekonomi, dan budaya yang berbeda, kebijakan UE ini tidak bisa langsung disalin
begitu saja tanpa disesuaikan terlebih dahulu dengan kondisi negara. Meski begitu,
tentu ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari pengalaman UE dalam
membangun integrasi yang sukses.
Kedua, prinsip non-intervensi dalam urusan internal negara anggota. Ini membuat
anggotanya tidak bisa campur tangan dalam masalah masing-masing negara
ASEAN, yang juga bagus untuk menjaga stabilitas. Tapi terkadang hal ini juga
bisa membuat sulit untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia atau masalah-
masalah lain di dalam negara-negara ASEAN.
Selanjutnya, karena ASEAN sering mengadakan pertemuan informal dan
hubungan personal di antara pemimpin ASEAN yang mana hal itu bagus untuk
membangun kepercayaan, tapi kadang-kadang juga bisa membuat kita
menghindari diskusi yang penting atau masalah-masalah yang sensitif ketika kita
punya konflik dengan salah satu petingginya.
Integrasi yang lebih dalam juga menjadi terhambat karena kemajuan lambat dalam
menginstitusionalisasikan mekanisme yang diperlukan, seperti kerangka hukum
yang kuat dan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif.
Jadi, meskipun ASEAN Way punya kelebihan dalam menjaga perdamaian dan
stabilitas, tapi konsep ini juga perlu terus dikembangkan supaya bisa mengatasi
tantangan-tantangan yang lebih kompleks dan memfasilitasi kerjasama yang lebih
dalam di antara negara-negara ASEAN.
Pada akhirnya, regionalisasi menjadi strategi yang penting namun harus dijalankan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip kedaulatan dalam menghadapi dinamika
globalisasi. Hal ini memungkinkan untuk mencapai kerjasama yang efektif dan
berkelanjutan sambil tetap mempertahankan identitas, kepentingan, dan kontrol
yang mandiri bagi setiap entitas yang terlibat dalam kerangka regional tersebut.