Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisces merupakan hewan yang hidup di dalam air. Ada yang hidup di air
tawar, air payau, dan ada juga yang hidup di air laut. Untuk memudahkan
geraknya, tubuh ikan diselimuti oleh sisik yang berlendir. ciri-ciri Ikan bergerak
dengan menggunakan sirip. Sirip terdiri atas sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip belakang, dan sirip ekor. Selain itu, ciri-ciri ikan juga mempunyai
gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. ciri-ciri Ikan bernapas
dengan insang yang dilindungi oleh tutup insang yang operkulum. ciri-ciri Ikan
bersifat poikiloterm atau berdarah dingin. Suhu disebut tubuhnya dapat berubah
sesuai dengan suhu lingkungannya.

Ikan Arapaima (bahasa latinnya: Arapaima gigas) yang dikenal dengan nama
pirarucu di Brazil dan paiche di Peru merupakan salah satu jenis ikan air tawar
terbesar di dunia yang masih hidup. Ikan raksasa ini merupakan hewan warisan
jaman purba yang tidak mengalami evolusi dan belum punah.

Ikan arapaima berasal lembah sungai Amazon dan danau-danau serta rawa-
rawa di dekatnya di Amerika Selatan. Terbatasnya distribusi ikan ini karena
adanya jeram besar atau air terjun yang tidak bisa dilewatinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perbedaan morfologi dan anatomi ikan arapaima dibandingkan
dengan ikan lain?
2. Dimana letak habitat ikan arapaima?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan morfologi dan anatomi ikan arapaima
dibandingkan dengan ikan lain.
2. Untuk mengetahui habitat ikan arapaima.
BAB II
PEMBAHASAN

Ikan Arapaima (bahasa latinnya: Arapaima gigas) yang dikenal dengan nama
pirarucu di Brazil dan paiche di Peru merupakan salah satu jenis ikan air tawar
terbesar di dunia yang masih hidup. Ikan raksasa ini merupakan hewan warisan
jaman purba yang tidak mengalami evolusi dan belum punah.

Sepintas apabila dilihat dari samping, ikan ini memiliki bentuk tubuh yang
mirip ikan arwana. Arapaima memang satu keluarga (famili) dengan ikan arwana
yaitu famili Osteoglossidae. Namun penampang tubuh ikan arapaima lebih bulat
sedangkan ikan arwana penampang tubuhnya pipih. Kepala arapaima lebih lancip
jika dilihat dari samping dan lebih ceper. Ikan arapaima dewasa bisa mencapai
panjang 4,5 meter, dengan berat sampai dengan 200 kg. Karena bentuknya yang
unik (mirip ikan arwana) dan ukurannya yang luar biasa besar, ikan ini sekarang
menjadi ikan hias yang banyak diminati para hobiis ikan hias sebagai hewan
peliharaan.
Ikan arapaima berasal lembah sungai Amazon dan danau-danau serta
rawa-rawa di dekatnya di Amerika Selatan. Terbatasnya distribusi ikan ini karena
adanya jeram besar atau air terjun yang tidak bisa dilewatinya.

Arapaima termasuk ikan yang bernapas dengan mengambil udara langsug


dari udara atmosfer. Oleh karena itu, ikan ini harus muncul ke permukaan air
setiap 5 – 20 menit sekali untuk menghirup udara, tergantung pada ukurannya.
Ikan arapaima muda, biasanya muncul dipermukaan setiap 5 menit sekali,
sedangkan ikan dewasa muncul setiap 15 – 20 menit sekali. Meskipun arapaima
menyelam di bawah air selama beberapa menit, ikan ini cenderung untuk tetap
dekat permukaan air, dimana mereka berburu dan sering menghirup udara yang
menimbulkan suara khas seperti suara batuk.

Arapaima adalah hewan karnivora. Karnivora adalah hewan pemakan


hewan lain. Arapaima adalah predator yang berada di puncak rantai makanan di
habitatnya. Ikan ini memakan ikan-ikan kecil, krustasea (seperti udang, kepiting,
lobster), dan hewan-hewan darat di sekitar sungai yang bisa diburu terutama
burung.

Banjir musiman Amazon telah menjadi bagian dari siklus reproduksi


arapaima. Arapaima bertelur pada bulan-bulan dimana ketinggian air surut atau
mulai naik. Arapaima membuat sarang kira-kira 50 cm lebarnya sedalam 15 cm di
dasar air, biasanya di daerah yang berlumpur. Saat permukaan air naik, telur-telur
tersebut menetas dan bayi-bayi arapaima mendapatkan musim banjir untuk mulai
tumbuh, pada bulan antara Mei sampai Agustus. Arapaima jantan melindungi
bayi-bayi arapaima dalam mulutnya sampai mereka cukup umur untuk dilepas
berenang sendiri. Arapaima betina membantu melindungi arapaima jantan dan
anak-anaknya dengan mengitari mereka dan menghalangi predator yang
berpotensi memangsa anak-anaknya. Arapaima bisa hidup sampai 20 tahun.

Meskipun jumlahnya semakin berkurang di alam, statusnya tidak sedang


terancam punah sehingga ikan ini bukan termasuk spesies hewan yang dilindungi.
Kecenderungan arapaima untuk berada dekat permukaan air membuatnya rentan
terhadap predator manusia, yang dengan mudah dapat membidiknya dengan
tombak. Beberapa komunitas penduduk setempat mengkonsumsi daging dan lidah
arapaima dan mengumpulkan sisiknya, yang dibentuk menjadi perhiasan unik dan
barang-barang lainnya.

Klasifikasi Ilmiah

Klasifikasi ilmiah arapaima adalah sebagai berikut:


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Osteoglossidae
Subfamili : Heterotidinae
Genus : Arapaima
Spesies : A. gigas
Nama binomial : Arapaima gigas
Tipe sisik ikan arapaima gigas ini merupakan tipe sisik cikoid.Sisik ini hanya
ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok
Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang
berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,
kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini
hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup
yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria
chalumnae.

A. Distribusi & Habitat


Semua spesies pirarucu, yaitu empat spesies valid dan tiga sinonimnya
berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Amazon, Brasil. Namun ikan ini juga
dijumpai di negara-negara lain sepanjang S. Amazon lainnya, yaitu
Colombia, Equador, Guyana dan Peru.
Sama halnya dengan ikan dari perairan di wilayah hutan tropis seperti di
Indonesia, ikan pirarucu di musim hujan akan beruaya ke daerah paparan banjir.
Seiring dengan datangnya musim kemarau, air di wilayah paparan banjir mulai
mengering, ikan ini akan kembali beruaya ke perairan yang lebih dalam, di sungai
atau pun danau. Ikan ini dapat hidup dan berkembang biak di Indonesia karena
mempunyai kemiripan dengan habitat aslinya yaitu kawasan tropis.

B. Ancaman Terhadap Ikan Asli Indonesia


Arapaima gigas termasuk satu jenis ikan berbahaya dari luar negeri (Spesies
Asing Invasif) yang dilarang masuk ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Larangan ini termaktub dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia No. 41/PERMEN-KP/2014.

Meskipun sudah dilarang masuk ke wilayah RI namun pada kenyataannya A.


gigas banyak diperjual belikan oleh para penjual ikan hias, bahkan banyak pula
penjualan via online, baik berukuran kecil maupun besar.

Arapaima gigas sangat berbahaya bagi ikan asli Indonesia karena bersifat
karnivor/predator, makanannya berupa ikan jenis lain, krustasea, katak, burung
yang dijumpai di sekitar permukaan perairan. Perilakunya ini di beberapa
akuarium menjadi suatu atraksi yang menarik pengunjung, beberapa tahun lalu hal
ini ditampilkan pula di Taman Akuarium Air Tawar (TAAT), Taman Mini
Indonesia Indah. Pirarucu yang besar dan berenang dengan tenang dalam
akuarium di area pintu masuk, tiba-tiba akan melompat dan memangsa ayam yang
diacungkan oleh petugas.

Bila A. gigas ini sampai lepas ke perairan umum Indonesia akan sangat
berbahaya bagi fauna akuatik asli Indonesia, tidak hanya ikan tapi juga krustasea,
katak, bahkan burung yang terbang di dekat permukaan air, karena akan dimangsa
oleh ikan tersebut. Ikan A. gigas dapat menjadi kompetitor bagi ikan asli dalam
mendapat makanan maupun pemanfaatan ruang, bila ukurannya sama dengan ikan
asli. Namun mengingat ukuran tubuh A. gigas bisa mencapai 3-4 meter, dengan
berat ratusan kilogram yang dilepaskan oleh pemeliharanya ke sungai/danau tentu
bisa menghabiskan fauna akuatik asli di perairan tersebut.

Kemampuan ikan A. gigas di perairan umum lebih tinggi sekali pun kondisi
perairan yang tidak bagus, karena ikan ini dapat mengambil oksigen langsung dari
udara. Struktur insang hanya berfungsi saat masih juvenil, seiring dengan
pertumbuhannya insang tersebut mengalami transisi, menjadi paru-paru primitive
yang memungkinkan ikan ini untuk beradaptasi di lingkungan yang buruk, rendah
kadar oksigen sekalipun. Oleh karena itu, ikan ini mempunyai kebiasaan naik
muncul permukaan air untuk mengambil oksigen langsung dari udara.

Hal lain yang membahayakan bila dibiarkan hidup di perairan umum,


induk A. gigas mempunyai pola pengasuhan, jantan dan betina bekerja sama
membuat lubang sekitar 50 cm lebar dan kedalaman 20 cm, betina akan
meletakkan telurnya yg dapat mencapai 50.000 butir di lubang tersebut, jantan
lalu membuahi telur-telur tersebut dijaga oleh si jantan, warna kepalanya berubah
menjadi lebih gelap untuk melindungi keberadaan junvenilnya yang baru menetas.
Setelah anak-anaknya cukup besar, induk jantan warnanya kembali lebih cerah
dan berenang meninggalkan mereka.

Di negara asalnya, ikan ini sudah mengalami overfishing (tangkap lebih),


hingga di Brasil telah dilarang untuk menangkapnya sejak tahun 2001,
namun illegal fishing masih terus berlanjut hingga diduga populasinya semakin
menurun. Menurut World Conservation Monitoring Centre, ikan ini telah masuk
dalam Red List of Threathened Species IUCN 1996, walaupun IUCN belum
menetapkan status karena tidak adanya data mendetail tentang status populasinya.
Hingga saat ini pun statusnya di laman Red List of Threathened Species IUCN
masih kurang data ver. 2.3 dan perlu di update. Arapaima gigas telah pula masuk
dalam list Convention International Trade in Endangered (CITES) dan tergolong
Appendix II, berarti ikan spesies ini belum mengalami kepunahan, namun harus
dikontrol perdagangannya untuk mencegah hal-hal yang berimbas pada
kelestarian, keberadaannya di alam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ikan arapaima berasal lembah sungai Amazon dan danau-danau serta
rawa-rawa di dekatnya di Amerika Selatan. Terbatasnya distribusi ikan ini karena
adanya jeram besar atau air terjun yang tidak bisa dilewatinya.

Arapaima adalah hewan karnivora. Karnivora adalah hewan pemakan


hewan lain. Arapaima adalah predator yang berada di puncak rantai makanan di
habitatnya. Ikan ini memakan ikan-ikan kecil, krustasea (seperti udang, kepiting,
lobster), dan hewan-hewan darat di sekitar sungai yang bisa diburu terutama
burung.

Banjir musiman Amazon telah menjadi bagian dari siklus reproduksi


arapaima. Arapaima bertelur pada bulan-bulan dimana ketinggian air surut atau
mulai naik. Arapaima membuat sarang kira-kira 50 cm lebarnya sedalam 15 cm di
dasar air, biasanya di daerah yang berlumpur.

Saat permukaan air naik, telur-telur tersebut menetas dan bayi-bayi


arapaima mendapatkan musim banjir untuk mulai tumbuh, pada bulan antara Mei
sampai Agustus. Arapaima jantan melindungi bayi-bayi arapaima dalam mulutnya
sampai mereka cukup umur untuk dilepas berenang sendiri. Arapaima betina
membantu melindungi arapaima jantan dan anak-anaknya dengan mengitari
mereka dan menghalangi predator yang berpotensi memangsa anak-anaknya.
Arapaima bisa hidup sampai 20 tahun.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat membantu pembaca untuk menambah ilmu dan
pengalaman dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziawati, Nova. 2011. Zoologi Vertebrata.http://novanurfauziawati.files.


wordpress. com
Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-dasar Zoologi vertebrata pisces. Jakarta:
Rajawali Pers
Lovelles, A. R. 1997. Zoologi Dasar. Gramedia, Jakarta.
Magfirah, Feyzar. 2013.Zoologi Ikan Purba.http://feyzarmaghfirah.
blogspot.com.transpor-elektron.html.
Santosa. 1990.Panduan Zoologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Prakarya tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat
beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari kebangkitan.

Walaupun Prakarya ini telah diusahakan penyusunannya secermat dan


sebaik mungkin, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunannnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penyusunan
Prakarya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin…

Rantauprapat, April 2019


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar belakang................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
BAB III PENUTUP........................................................................................ 5
A. Kesimpulan .................................................................................... 5
B. Saran............................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai