Anda di halaman 1dari 4

Materi 01 – Muqoddimah Fiqih

Muamalah
WAG Dirosah Islamiyah
Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri MA ‫ﺣﻔﻈﻪ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
Kitabul Buyu’ Matan Abu Syuja
〰〰〰〰〰〰〰

‫اَﻟﺴ َّﻼ َمُ ﻋ َﻠَﻴ ْﻜ ُﻢْ وَر َﺣ ْﻤَﺔُ اﻟﻠّﻪِ وَﺑ َﺮ َﻛ َﺎﺗﺔ‬
ُ‫إنَّ اﻟـﺤ َﻤْﺪ َ ﻟِﻠّﻪِ ﻧَـﺤ ْﻤَﺪ ُه ُ وَﻧَﺴ ْﺘَﻌِﻴ ْﻨُﻪ‬
َ
‫ وَﻧَﻌُﻮذ ُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦ ْ ﺷ ُﺮ ُورِ أ ﻧْﻔُﺴ ِﻨَﺎ‬،ُ ‫وَﻧَﺴ ْﺘَﻐْﻔِﺮ ُه‬
َ‫ ﻣَﻦ ْ ﻳَﻬ ْﺪِهِ اﻟﻠﻪُ ﻓ َﻼ‬،‫وَﻣِﻦ ْ ﺳَﻴِّﺌَﺎتِ أَﻋ ْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ‬
َ َ
‫ أ ﺷ ْﻬ َﺪ ُ أ ن‬،ُ‫ وَﻣَﻦ ْ ﻳُﻀ ْﻠِﻞ ْ ﻓ َﻼَ ﻫَﺎدِيَ ﻟَﻪ‬،ُ‫ﻣُﻀ ِﻞ َّ ﻟَﻪ‬
ُ ‫ﻻ َّ إِﻟَﻪَ إِﻻ َّ اﻟﻠﻪ وَﺣ ْﺪ َه ُ ﻻَ ﺷ َﺮ ِﻳْﻚ َ ﻟَﻪُ وَأَﺷ ْﻬ َﺪ‬
ُ ‫ أَﻣَّﺎ ﺑ َﻌْﺪ‬.‫أَنَّ ﻣُـﺤ َﻤَّﺪاً ﻋ َﺒْﺪ ُه ُ وَر َﺳُﻮﻟُﻪ‬

Alhamdulillah, di kesempatan yang berbahagia ini kita bersama-


sama mengisi waktu kita membekali diri kita dengan satu hal
yang paling istimewa dalam kehidupan umat manusia, yaitu
hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada program acara kita ini, kita akan bersama-sama membekali


diri kita dengan ilmu agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang
itu sebagai bukti kongkrit ketika ilmu itu berhasil kita
gapai, berhasil kita pahami, dan kemudian kita ajarkan dan
kita amalkan. Maka, itu pertanda Allah Subhanahu wa Ta’ala
betul-betul cinta kepada kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala sayang kepada kita,

ِ ‫ﻣَﻦ ﻳُﺮ ِد ِ اﻟﻠﻪُ ﺑﻪ ﺧﻴﺮ ًا ﻳُﻔَﻘِّﻬ ْﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻳﻦ‬

Siapapun yang Allah kehendaki untuk mendapatkan kebaikan. Kata


‫ ﺧﻴـــﺮا‬di sini bahasa Arab menggunakan kata ‫ﻧﻜـــﺮة‬, kata yang
tidak beralif dan tidak berlam.

Kemudian kata ini terletak pada jumlah syarthiyah (‫اﻟﺠﻤﻠـــــﺔ‬


‫ )اﻟﺸﺮﻃﻴـــﺔ‬pada redaksi satu pra-syarat, “barangsiapa”, kata-
kata ‫ ﻣـــﻦ‬itu adalah huruf syarat, maka ini memberi arti yang
sangat umum. Kebaikan dunia akhirat kebaikan dalam harta,
kebaikan dalam kehidupan, dan lain sebagainya. Siapapun yang
Allah kehendaki untuk mendapatkan segala bentuk kebaikan.
Allah akan berikan dia kefaqihan dalam agama.

Kalau Anda sebagai kepala rumah tangga, Anda menjadi kepala


rumah tangga yang baik bila Anda menguasai ilmu agama. Anda
menjadi seorang masyarakat, rakyat, Anda akan menjadi rakyat
yang baik kalau Anda menguasai ilmu agama.

Kalau Anda sebagai seorang pedagang pun demikian, Anda menjadi


pedagang yang baik, pedagang yang senantiasa mendapatkan
kebaikan, mendapatkan petunjuk untuk berhasil menggapai
kebaikan dalam perdagangan Anda bila Anda menguasai ilmu.

Dan tentu yang dimaksud dengan ilmu dalam hadits ini adalah
ilmu agama. Karena dengan ilmu agama Anda bisa mendekatkan
diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, bisa istiqomah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
terhindar dari segala yang dapat menodai jiwa Anda,
menjerumuskan jiwa Anda dalam kesengsaraan dunia maupun
akhirat.

Pada rangkaian silsilah program acara kita ini, saya akan


menghadirkan satu tema yaitu tentang muamalah. Seluk beluk
hukum syariat dalam perdagangan.

Kenapa demikian? Kenapa tema ini yang menurut saya urgent


untuk diketengahkan karena siapapun kita, kapanpun kita
berada, dimanapun kita, tidak lepas dari praktek-praktek
perniagaan. Sebagai konsumen, sebagai pembeli, sebagai
penjual, sebagai produsen, ataupun sebagai pengguna.

Minimal interaksi di antara kita sering kali diwarnai dengan


praktek-praktek perniagaan, baik kita sadar ataupun tidak.
Barter, jual beli, sewa menyewa kerjasama yang lainnya, itu
adalah bentuk-bentuk dari perniagaan.
Namun sayang tema tentang Fiqih Muamalah Pernigaan ini di
masyarakat masih asing, banyak yang belum mempelajarinya,
apalagi mengamalkannya. Sehingga walaupun praktek muamalah
perniagaan ini kita lakukan setiap hari, setiap saat, berkali-
kali dalam intensitas yang sangat tinggi, tetapi penguasaannya
masih sangat minim.

Sehingga tidak heran bila kita tanpa menyadari telah


terjerumus dalam praktek riba. Tanpa kita sadari kita telah
melakukan satu praktek-praktek yang menyimpang dari tuntunan
syariat. Praktek-praktek yang di haramkan.

Dahulu di jaman Khalifah Umar bin Khattab ketika beliau telah


memimpin umat islam dan wilayah kepemimpinan beliau begitu
luas, sampai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Persia,
dikuasai oleh Romawi saat itu telah berada di bawah kekuasaan
umat islam. Khilafah Islamiyyah.

Walaupun demikian Umar bin Khattab membuat satu regulasi,


membuat satu peraturan yang ini diterapkan kepada seluruh
masyarakat kala itu. Beliau memberikan instruksi,

َ ‫ﻻ َ ﻳَﺘَّﺠ ِﺮ ُ ﻓ ِﻲ ﺳُﻮْﻗ ِﻨَﺎ إِﻻ َّ ﻣَﻦ ْ ﻓ َﻘُﻪَ وَإِﻻ َّ أَﻛ َﻞ‬


‫اﻟﺮ ِّﺑ َﺎ‬

“Tidak pantas tidak boleh bagi siapapun untuk berniaga di


pasar kami, kecuali bagi orang yang telah menguasai ilmu
Fiqih, telah memahami ilmu agama. Karena kalau tidak sudah
bisa dipastikan dia terjerumus ke dalam praktek riba.”

Subhanallah

Dahulu Imam Syafi’i rahimahullah ta’ala memahami pentingnya


ilmu, sehingga beliau memberikan satu statement yang begitu
indah, andai ini kita terapkan. Satu statement yang begitu
inspiratif, beliau berkata,
َ َ
َ‫ وَﻣَﻦ ْ أ ر َاد‬، ِ‫ﻣَﻦ ْ أ ر َادَ اﻟﺪ ُّﻧْﻴَﺎ ﻓ َﻌَﻠَﻴﻪِ ﺑِﺎﻟﻌِﻠْﻢ‬
ِ‫اﻵﺧ ِﺮ َةَ ﻓ َﻌَﻠَﻴﻪِ ﺑِﺎﻟﻌِﻠْﻢ‬
“Siapapun yang ingin mendapatkan kebahagiaan sukses di dunia,
dia harus menguasai ilmu, dan siapapun yang ingin menggapai
sukses di akhirat, dia juga harus menguasai ilmu”.

Kalau kita aplikasikan dalam kehidupan kita maka sederhanya


kita berkata, “Siapapun yang ingin berdagang, siapapun yang
ingin membeli, siapapun yang ingin menjual, siapapun yang
ingin memproduksi, maka hendaknya dia terlebih dahulu
menguasai ilmunya, agar tidak memproduksi yang haram, agar
tidak membeli yang haram, tidak menjual dengan cara-cara yang
haram.”

Nampaknya pernyataan dari Imam Syafi’i ini kemudian digubah


oleh Al-Imam Bukhari dengan redaksi yang lebih simple dan
lebih tegas. Beliau mengatakan dalam salah satu judul kitab
beliau, beliau mengatakan,

ِ ‫ اﻟﻌِﻠْﻢُ ﻗ َﺒْﻞ َ اﻟﻘَﻮْل ِ وَاﻟْﻌَﻤَﻞ‬:ٌ‫ﺑ َﺎب‬

Bab penjelasan wajibnya kita berilmu terlebih dahulu sebelum


kita berkata-kata, ber-statement, membuat suatu pernyataan dan
juga ‫ اﻟﻌﻤـــــﻞ‬sebelum kita melakukan suatu tindakan dan satu
aksi.

Karenanya saya mengajak Anda sekalian pada kesempatan ini


untuk bersama-sama dimulai dari saat ini dan beberapa waktu ke
depan kita akan mengkaji Fiqih Muamalah.

Ini yang bisa kita sampaikan pada sesi kali ini kurang dan
lebihnya mohon maaf.

‫وﺑﺎﻟﻠﻪ اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ و اﻟﻬﺪاﻳﺔ‬

Sampai jumpa di lain kesempatan

‫اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•

Anda mungkin juga menyukai