Anda di halaman 1dari 16

0

Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Secercah cahaya…
Dalam Kitab Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zadil Mustaqni (ditulis oleh Syaikh Ibnu Al-‘Utsaimin
Rahimahullahu Ta’ala), diceritakan bahwa para ulama kita rahimahullah mengawali
karya-karya fiqh mereka dengan pembahasan ibadah, kemudian lanjut pada
pembahasan fiqh muamalah kemudian fiqh pernikahan kemudian lanjut pada hal-hal
seputar darah baru lanjut pengadilan.
Pembahasan tentang ibadah diletakkan didepan karena terkait tujuan penciptaan
manusia itu sendiri, yakni sebagai Abdullah.
Dalam bab fiqh ibadah sendiri, kita melihat pembahasan thoharoh (bersuci)
dipelajari dan hendaknya dipahami diawal sebelum melakukan ibadah (sholat) itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa thoharoh adalah syarat sah nya sholat dan
menunjukkan amalan penyucian dan pembersihan (baik maknawi maupun dzohir)
Sering kita temukan ungkapan yang mahsyur di kalangan ulama’

‘at-takhliyah qabla at-tahliyah’


Dibersihkan dahulu sebelum menghiasinya. Bersuci terlebih dahulu sebelum beribadah
Satu hal yang unik pada kitab ini, mengapa kemudian para ulama memasukkan
pembahasan jihad dalam kategori ibadah? Dan mengapa tidak memasukkannya
pada kategori fiqh huduud (criminal).
Maka jawabannya; karena jihad itu dzhohirnya lebih dominan unsur ibadah
(ketaatan dalam perintah Allah) di banding hanya terbatas pada aktivitas
memerangi dan kekerasan (crime), sehingga fiqh jihad akan ditemukan banyak dalil
tentang keutamaan jihad, pahala jihad dan motivasi untuk berjihad.
Setelah pembahasan fiqh ibadah ini selesai, maka step selajutnya adalah
pembahasan fiqh muamalah, kemudian dilanjutkan fiqh pernikahan. Hikmahnya,
belajar muamalah dulu, baru menikah…
Islam mengatur tata cara muamalah Khaliq dengan makhluq, dan juga antara
makhluq dengan makhluq. Jika tidak ada aturan yan demikian, maka antar manusia
akan berpotensi saling mendzolimi atau memakan harta mereka. Maka hendaklah
manusia berpedoman pada nash-nash Quran dan Sunnah, bukan hawa nafsu.

Belajar muamalah itu harusnya berangkat dari Aqidah


yang benar
Saat Anda belajar halal-haram, belajar masalah muamalah khususnya muamalah maaliyah, maka
yang Anda butuhkan adalah mental “tauhid”, aqidah yang bersih. Para ulama mengatakan kajian
masalah tauhid itu bergeser dari majlis ke majlis sambil dibawa, bukan ditinggalkan.
( Ammi Nur Baits, 2018)
1
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Mengapa MUAMALAH harus sesuai
SYARIAH?

MUKADIMAH
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam bersabda :

ُ‫سل ِم‬
ْ ‫لُ م‬
ِ ‫طَلَبُ ال ْعِل ُْم ِ فَرِ يْض َُة عَلَى ك‬

“Menuntut ilmu wajib hukumnya atas setiap muslim”


(HR Ibnu Majah).

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU


Yang dimaksud dengan ‘ilmu’ : adalah ilmu syar’i yang menghasilkan apa-apa
yang diwajibkan atas setiap mukallaf dalam urusan agamanya baik dalam
ibadahnya ataupun mu’amalahnya.
Termasuk didalam pengertian ‘ilmu adalah semua perkataan Allah dan
Rasul-Nya.

Mukallaf adalah muslim yang dikenai kewajiban/perintah dan menjauhi


larangan agama (pribadi muslim yang sudah dapat dikenai hukum). Dikatakan
seseorang berstatus mukallaf, bila ia telah dewasa (baligh) dan tidak
2

mengalami gangguan jiwa maupun akal (aqil). Saat seseorang telah baligh,
Page

maka pena amalnya mulai ditulis, sehingga saat ia melakukan kebaikan akan

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
dicatat sebagai amal sholih dan mendapat pahala. Sementara jika ia
melakukan keburukan/maksiat akan dicatat sebagai dosa.

Hukumnya wajib bagi setiap muslim.

SYARAT DITERIMANYA AMAL


Suatu amalan disebut amal shalih yang diterima di sisi Allah Subhanahu Wa
Ta’ala jika terpenuhi padanya dua syarat:

Syarat Pertama adalah Ikhlas, yakni amalan yang dilakukan itu semata-mata
hanya untuk mengharapkan ridha Allah Azza Wa Jalla, bukan karena
terpaksa atau karena mengharapkan pujian orang lain, ataupun dalam
rangka untuk mencari jabatan, kekayaan, popularitas dan semisalnya dari
perkara-perkara duniawi.

Dalam hadist 1 Arbain An-Nawawy;


ِ
ٍ‫ىُالل ُه‬
َّ َ ‫لُا ْمر ِئُُم َاُنَو َىُفَم َنْ ُك َان َْتُهِ ج ْرَته ُِإل‬ َّ َّ‫َُاللهُِصَل‬
ِ ‫ىُاللهمُعَلَيْه ُِوَس ََّلم َُقَال َُِإ َّ َّنم َاُالْأَ عْمَالُب ِالن َِّية ُِو َل ِك‬ َّ ‫ُع َنْ ُعم َر َُأَ َّنُر َسول‬
ِ ‫ىُاللهُِوَر َسولِه ُِوَم َنْ ُك َان َْتُهُِج ْرَتهُلدن ْيَاُيصِ يبهَاُأَ وُِا ْمر َأَ ةُيَتَز ََّوجه َاُفَه ِجْ رَته ُِإلَىُم َاُه َاجَر َُِإلَي ُْه‬
َّ َ ‫وَر َسول ُِه ُِفَه ِجْ رَته ُِإل‬

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan
sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena
3

dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke
Page

mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Syarat Kedua haruslah amalan itu sesuai dengan tuntunan/ajaran Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam bersabda:


‫ْسُعَلَيْه ُِأَ مْرنَاُف َهو َُر ََُّد‬
َ ‫م َنْ ُع َُم ِلَُع َمَلاًُلَي‬
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunan (ajaran)nya
dari kami, maka amalan itu akan tertolak (di sisi Allah)” (HR. Muslim)

MENGAPA MUAMALAH HARUS SESUAI SYARIAT?

ِ ِ‫يَاُأَ ُّيهَاُالَّذ ِينَُآم َنواُْلاَُتَأْ كلوا ُْأَ مْوَال َكمُْبَي ْن َكمُْب ِال ْبَاط‬
َّ ‫ل ُِإ‬
٢٩﴿ُْ‫لاُأَ نُتَكونَُتِ جَارَة ًُع َنُت َر َاضُم ِنكم‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. (QS. An-Nissa’: 29)

Dilarang mengelola dan memperoleh harta kekayaan melalui jalan yang


bathil, yaitu jalan yang tidak sesuai dengan Syariat Islam.

Harta yang diperoleh melalui jalan yang bathil antara lain adalah harta
hasil perjudian, hasil pencurian, hasil perampokan, hasil pemalakan, hasil suap,
hasil korupsi, hasil penggelapan, harta ribawi dan sejenisnya.

Atau hasil dari aktivitas ekonomi/perdagangan yang di dalamnya


mengandung unsur penipuan, gharar, dan ketidakjelasan (majhul).
4

Sebab, semua perolehan itu tidak disyariatkan.


Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Harus memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun dari aktivitas pengelolaan
dan pengembangan harta (tasharufât al-mâl) yang islami, sebagaimana yang
telah dijelaskan di dalam kitab-kitab Fiqh Islam.

Entah itu melalui jual beli (al-bai‘), pinjaman (qardh), bagi hasil (syirkah), upah
dari gaji (ujrah dari akad ijarah), hasil komisian (samsarah), hasil pertukaran
(sharf), hasil gadai (ar-rahn), dan seterusnya.

Bukan hanyalah akal-akalan agar bentuk/jenis transaksinya sama dengan


transaksi jual beli, padahal hakikatnya riba. Atau menjalankan akad-akad
Bathil lainnya.

PERTANGGUNG JAWABAN HARTA


ُْ‫لاُي َزولُق َ ْدم َُابْنُِآدَم َُيَوْم َُال ْق ِيَامَة ُِم ِنْ ُعِنْدُِر َبِه ُِح ََّتىُيسْألَُع َن‬:َ‫ُقَال‬،َ ‫ىُاللهُعَلَيْه ُِوَس ََّلم‬
َّ َّ‫ُالنب ِ ِيُصَل‬
َّ ‫ن‬ ِ َ ‫ُع‬
‫ُوَم َاذ َاُعَمِلَُف ِيم َا‬،‫كسَب َهُو َف ِيم َاُأنْفَق َه‬
َ َُ‫ُوَم َالِه ُِم ِنْ ُأيْن‬،‫ُوَشَبَابِه ُِف ِيم َاُأب ْلاه‬،‫ُع َنْ ُعمْرِه ُِف ِيم َاُأف ْنَاه‬:‫ُخَم ْس‬

‫عَل ِم َ؟‬

“Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum beranjak di sisi
Tuhannya sebelum ditanya mengenai lima perkara: tentang umurnya, apa yang
telah dilakukannya? Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya?
Tentang hartanya, dari mana dia memperolehnya? Dan untuk apa
dibelanjakannya? Tentang ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu?.”
(HR. Ahmad dan At-Tabrani)

5
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
ISLAM RAHMATAN LIL 'ALAMIN
ُ ِ ‫وَم َاُأَ ْرسَل ْنَاك َُِإ َّلاُرَحْم َة ًُلِل ْع َالم َي‬
َ‫ن‬
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu
(ya Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(QS.Al Anbiya : 107)

Tidaklah kami utus engkau wahai makhluk yang paling mulia dengan berbagai
peraturan (bisyarai’) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam, dalam
agama maupun dunia, sebab manusia dalam kesesatan dan kebingungan.

Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus Nabiyullah Muhammad Shalallahu


‘Alaihi Wa Sallam sehingga beliau menjelaskan jalan menuju pahala,
menampilkan dan memenangkan hukum-hukum syariat islam, membedakan
yang halal dan haram.

Sebagai Rasul yang diutus dengan membawa suatu syariat yang memang
paling unggul dibandingkan aturan-aturan atau agama yang ada di dunia,
sebagaimana firmannya :

‫كفَىُب َِّاللهُِشَه ِيدًا‬ َ ‫هو َُالَّذ ِيُأَ ْر‬


َ َ ‫سلَُر َسولَهُب ِال ْهد َىُوَدِينُِالْحَقُِلِي ْظه ِر َهُعَلَىُالد ِينُِكُل ِهُُِۚو‬
ٰ ٰ
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama dan cukuplah Allah sebagai saksi
(QS Al Fath : 28)

Seluruh syariat Islam yang datang merupakan rahmat bagi hamba-Nya.

Rahmat tersebut merupakan hasil dari penerapan syariah Islam.


Karena itu rahmatan lil ‘alamin bukanlah illat yang menjadi perkara yang
memunculkan hukum. Dalam arti bahwa bukan karena adanya mashlahat
pada sesuatu lalu dikatakan disitu ada syariah. Sebaliknya justru karena
syariah dilaksanakan akan mendatangkan mashlahat dan rahmat.

Oleh karena itu dalam hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
pada aspek ibadah (shalat, puasa, zakat, haji, dll) dan aqidah harus
berdasarkan syariah dan setelah dilaksanakan barulah diperoleh rahmat
pada hubungan tersebut.

Hubungan diri sendiri demikian juga adanya, yang meliputi akhlak, makanan,
minuman dan pakaian.

Demikian juga hubungan sesama manusia meliputi muamalah (ekonomi, politik,


pemerintahan, pendidikan, budaya dll) dan sanksi hal ini juga setelah selesai
dilaksanakan barulah dapat diperoleh rahmat pada hubungan tersebut.
6
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Intinya rahmat diperoleh sebagai hasil / buah
manis dari pelaksanaan syariat Islam.

URGENSI FIQH MUAMALAH

DEFINISI FIQH MUAMALAH


ُّ ِ ‫ُالناسُِف‬
‫يُالدن ْيَا‬ َّ ‫ُالشرِعَيْة ُِلِت َع َامل‬
َّ ‫ُاَل ْعِلْم ُِب ِا ْل َأحْك َا ِم‬:ُ‫فقهُالمعاملات‬

Fiqih Muamalat adalah hukum syariat yang berkaitan dengan hubungan


interaksi antar-manusia seperti buyu‘, wakaf, gadai, nikah, talak, waris dan
lain sebagainya. Untuk hal yang berkenaan dengan harta (jual-beli, sewa
menyewa, warisan dan lain sebagainya) biasanya ditambahkan kata
maaliyyah yang berarti harta, sehingga menjadi muamalat maaliyyah.—Dr.
Sa’id Abu Habib, Al qamus al fiqhi, hal 263

Ini pengertian luas (umum), sedang pengertian secara khusus (spesifik) adalah
:
ُّ َ ‫ُالناسُِف‬
ُِ ‫يُالدن ْيَاُف ِيم َاُيَت َع َلَقَُب ِشؤونُِال ْمَا‬
‫ل‬ َّ ‫ُالشرِعَيْة ُِلِت َع َامل‬
َّ ‫ُاَل ْعِلْم ُِب ِالْأَ حْك َا ِم‬:ُ‫فقهُالمعاملاتُالمالية‬
Fiqih Muamalat Maliyah : ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang mengatur
hubungan / interaksi manusia dalam kehidupan dunia khususnya yang terkait
7

dengan urusan harta.


Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
PENTINGNYA FIQH MUAMALAH, SEBAB KITA INI SEKARANG
BERADA DI ZAMAN DIMANA MANUSIA BANYAK YANG TIDAK
PEDULI HALAL-HARAM
Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam :

“Akan datang pada manusia suatu zaman, ketika seseorang tidak peduli
akan apa yang dia ambil, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.”
(HR Bukhari dan Muslim).

KITA BERADA DI ZAMAN RIBA MERAJALELA


Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

َّ ‫ىُالناسُِزَم َانُلْاَُيَب ْقىَُمِنْهمُْأَ ح َد‬


‫ُرواهُأبوُداودُوابنُماجة‬.ِ ‫ُإلاُأَ كَلَُالر ِبَاُفَإنُْلَمُْيَأكل ْهُأَ صَابَهُم ِنْ ُغُبَارِه‬ َّ َ ‫لَي َأتِي ََّنُعَل‬
“Sungguh benar-benar akan datang pada manusia suatu zaman, ketika
tidak tersisa seorang pun kecuali pasti makan riba. Yang tidak makan riba
pun tetap terkena debu riba.” (HR Abu Dawud & Ibnu Majah)
8
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
KITA TETAP WAJIB MENCARI YANG HALAL, WALAUPUN ZAMAN
TELAH RUSAK
Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
‫ُرواهُالطبراني‬.‫سل ِم‬
ْ ‫لُم‬
ِ ‫طَلَبُالْحَلاَلُِو َاجِبُعَلَىُك‬
“Mencari yang halal adalah wajib hukumnya atas setiap muslim.” (HR Thabrani).

SEHINGGA, APA URGENSINYA?


Agar kita tahu halal-haramnya muamalah kita.
Yang halal adalah baik, dan itulah yang kita kerjakan.
Yang haram adalah buruk, dan itulah yang harus kita jauhi.

Sebab,

Harta kita, jika halal akan dihisab, jika


haram akan diadzab !

9
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
HUKUM BELAJAR FIQH MUAMALAH
Belajar Fiqh Muamalah, hukumnya fardhu (wajib) atas setiap muslim, sesuai
keumuman sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
‫طلبُالعلمُفر يضةُعلىُكلُمسلم‬
”Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” (HR Abu Dawud)

Hadits tersebut mewajibkan muslim untuk mempelajari ilmu secara umum,


termasuk di dalamnya adalah ilmu Fiqh Muamalah.

Maka mempelajari Fiqh Muamalah hukumnya adalah fardhu (wajib).

Hal senada juga disampaikan Ustadz Aris Munandar dan Ustadz DR. Erwandi
Tarmidzi, bahwa terkhusus di akhir zaman ini dan kita sebagai pelaku dunia
bisnis maka sangat dianjurkan untuk dapat mempelajari dan memahami
secara mendalam perihal Fiqh Muamalah ini.

Sebab, fiqh sendiri bermakna pemahaman yang mendalam. Al-Fiqh fii dien
berarti memahami agama Allah dengan pemahaman yang mendalam.

KEUTAMAAN TAFAQQUH FII DIEN


2 Hadist yang menunjukkan tentang Keutamaan Tafaqquh Fii Dien (orang yang
paham agama);

1. Sifat orang-orang yang mendapat jaminan dari Nabi Shallahu alaihi wa


10

sallam sebagai orang yang ditakdirkan Allah untuk menjadi orang baik.
Page

Nabi bersabda, “Siapa yang dikehendaki Allah untuk menjadi orang

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
yang baik, niscaya Allah takdirkan orang tersebut faqih tentang
diennya (memahami hukum Allah dengan pemahaman mendalam) “—HR
Bukhari dan Muslim

2. Sifat sangat layak untuk orang semisal Ibnu Abbas Radhiyallahu


‘anhuma, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakannya menjadi
ahli Fiqh fii dien. Dalam suatu kesempatan, beliau mendoakan, “Ya, Allah!
berilah ia (Ibnu Abbas) fiqh tentang agama…”. –HR Bukhari dan Muslim

Sehingga praktisnya secara lebih rinci, hukum mempelajari Fiqh Muamalah


Maliyah adalah:

1. FARDHU ‘AIN, bagi seorang muslim yang aktivitas atau pekerjaan sehari-
harinya terkait Muamalah maliyah, misalnya pebisnis, entrepreneur,
pedagang, perantara (jual beli), developer, dll.
2. FARDHU KIFAYAH, bagi seorang muslim yang aktivitas atau pekerjaan
sehari-harinya tidak terkait dengan Fiqh Muamalah Maliyah.

Fardhu Kifayah pula hukumnya menjadi Ahli Fiqh Muamalah.


.
.
.
Mari menarik nafas…., hempaskan pelan-pelan, pfuuuuf…. Semoga kita semua
mendapat taufiq dan diberkahi Allah Ta’ala.

Sebagai renungan maka dua perkataan Rasulullah berikut juga hendaknya


menjadi “strong why” kita dalam menuntut ilmu Fiqh Muamalah ini,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap daging


yang diberi asupan makanan yang haram maka nerakalah yang berhak
melumatkannya… “—HR Ahmad; hadist ini dinyatakan shahih oleh Al Bani

Nabi bersabda, “Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung,


sungguh mereka telah mengundang azab menimpa mereka.”—HR Al Hakim,
menurut Al Bani bahwa derajat hadist ini hasan li ghairi

Maka sejak zaman Amirul Mukminin Umar bin Khattab telah mengambil
kebijakan preventif. Beliau mengutus para petugas ke pasar-pasar untuk
melakukan inspeksi, mengusir para pedagang yang tidak mengerti halal-
haram (fikih muamalat) dalam hal jual-beli.— Dr. Nazih Hamad, Al maaliyah wal
Mashrafiyyah, hal. 359

Wallahu ‘Alam
11

Amatullah yang Faqir Ilmu,


Page

| Lina Ibune Azzam |

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Referensi Ilmiah :
^ Resume Ngaji Bisnis, Ustadz Firly Ferdiansyah (Founder Syiar, Koordinator Bidang Syariah X-
Bank Pusat Yogyakarta)
^ Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zadil Mustaqni (Karangan Syaikh Ibnu Al-‘Utsaimin Rahimahullahu
Ta’ala)
^ Ustadz DR. Erwandi Tarmidzi (Doctor Ushul Fiqh lulusan Fakultas Syariah Universitas Islam
Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, KSA) https://pengusahamuslim.com/5293-pengusaha-
belajarlah-fikih-muamalah.html

Finally, demikian modul sederhana yang dapat kami berikan, semoga


bermanfaat dan Allah berkenan memberkahi kita semua, jika ada kritik
saran mohon berkenan menyampaikan melalui nomor Whatsapp berikut :
0856.4361.5797

Kami pun mohon maaf sebesar-besarnya sebab kami bukanlah pakar Fiqh
Muamalah, modul ini merupakan sedikit catatan hasil belajar penulis ketika
proses ikhtiar mendalami perihal Fiqh Muamalah baik melalui kajian online
maupun offline (di bawah bimbingan Ustadz).

Baarokallahu fiikunna
Follow kami juga yah;
@lina.ibuneazzam
@madrasahsakinah.id
@belajarmuamalah.id
@masjidbaiturrohmaan.kp
12

Next Materi :#2 Dasar Pemahaman Harta dan Kepemilikan


Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Assalamu ‘alaykum warahmatulloh,

Saudari Muslimah dimanapun berada,


Marhaban bikunna telah bergabung dalam kelas Muslimah Belajar
Muamalah,

Sebelumnya perkenalkan saya Lina Ibune Azzam yang akan


menjadi teman belajar ( fasilitator ) Anda semua,

Dan penting juga saya infokan bahwa, saya bukan sumber


ilmunya, disini saya juga sebagai penuntut ilmu, sehingga mohon
bantuannya jika diantara teman-teman ada yang memiliki
pemahman dalam fiqh muamalah kiranya berkenan turut
memeriksa perihal keilmuan, referensi dan kesediannya untuk
berbagi pemahaman bersama kami di kelas ini.

Tak lupa pula kami haturkan Jazaakunallahu khayran atas


semangatnya untuk menjadi peserta kelas MBM ini, semoga
kegiatan kita ini dianggap senilai dengan ikhtiar menuntut ilmu di
jalan Allah Azza Wa Jalla.

💜 Muslimah Belajar Muamalah merupakan platform belajar


seputar fiqh muamalah maaliyah, terkhusus pada bidang dunia
niaga/bisnis.

⏩InsyaaAllah kelas akan berlangsung pada pekan 2 dan 4 setiap


bulannya,
~ Kelas bersifat Online
~ Video presentasi di upload dalam FBG dan Padlet MBM setiap
hari Sabtu
~ Kompilasi Modul di upload dalam Private Telegram Channel atau
dikirimkan dalam email personal ( Istimewa hanya untuk peserta
yang order modul materi )
13
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
⏩InsyaaAllah mulai bulan 8 Oktober 2022. Asumsinya Desember
2022 semoga materi Muamalah Dasar sudah kita tuntaskan.

📚 Menu Materi :
1. Urgensi Fiqh Muamalah
2. Dasar Pemahaman Harta & Kepemilikan
3. Konsep Rizqi
4. Aturan Dasar Muslimah Berbisnis | Fiqh Wanita Bekerja
5. Akad Dasar dalam Muamalah
6. Akad Jual Beli | Fiqh Berbisnis
7. Akad Ijarah
8. Akad Qardh | Riba disekitar Wanita
9. Fiqh Reseller & PO
10. Fiqh Jastip, Giveaway
11. Dunia Dropshipping
12. Diskusi Studi Kasus Muamalah Kontemporer (via Zoom)

Catatan tambahan:
✓ Biaya Belajar 100% Free
✓ Platform belajar FBG Muslimah Belajar Muamalah dan Padlet
✓WhatsApp Group berfungsi sebagai jembatan informasi dan
ruang diskusi bebas-bermartabat antar sesama peserta kelas.
✓TANPA MODUL
✓ SEPAKAT dengan kontrak belajar;
1. Mengisi absensi setiap pertemuan
2. Bila 3x absen peserta dikeluarkan dari grup belajar

💜💜🎀🎀💜💜

PENAWARAN MODUL MATERI ( bersifat opsional )


Modul Belajar seharga Rp. 199.000;
Pemesanan langsung via wa.me/6285643615797
______
14

______
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam
Untuk akhwat domisili Yogyakarta dan sekitarnya,
kelas MBM dilaksanakan offline di Masjid Baiturrohmaan, Kulon
Progo (jadwal menyusul)

🎙️ Rujukan Ilmiah :
1. Pengantar Jual Beli, Ammi Nur Baits Hafidzahullah
2. Halal Haram Muamalah Kontemporer, DR. Erwandi Tarmidzi, MA
Hafidzahullah
3. Halal Haram Bisnis Online, Ammi Nur Baits Hafidzahullah
4. Materi Kuliah Bisnis Syariah, Firly Ferdiansyah Bisyarah
Hafidzahullah

▶️ Form Pendaftaran
https://bit.ly/DaftarSinauMuamalah
https://bit.ly/DaftarSinauMuamalah

📲Info detail monggo terhubung dengan admin di


wa.me/6285643615797

Baarokallahu fiikunna,

Tim MBM

15
Page

@belajarmuamalah.id @lina.ibuneazzam

Anda mungkin juga menyukai