Anda di halaman 1dari 9

MUHAMMADIYAH &

AKTUALISASI DOKTRIN
AMAR MA’RUF NAHI
MUNGKAR
SITI NURJANA GANI (202210440211013)
Makna
Ma’ruf & Munkar
Secara etimologi kata ma’ruf adalah berasal dari bahasa Arab, isim maf’ul dari kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfatan
atau ma’rifatan yang berarti mengetahui, mengenal, mengakui. Sebagai isim maf’ul, kata ma’ruf diartikan
sebagai sesuatu yang telah diketahui, yang telah dikenali atau yang telah diakui. Kadang-kadang kata ma’ruf
juga diartikan sebagai sesuatu yang sepantasnya, sewajarnya atau sepatutnya atau sesuatu yang terpuji.
Sedangkan kata munkar juga berasal dari bahasa Arab, yang kata dasarnya adalah nakira, yang
diartikan dengan jahala (tidak mengenal, tidak mengetahui atau tidak mengakui). Sebagai isim maf’ul, kata
munkar diartikan sebagai sesuatu yang tidak diketahui, yang tidak dikenali atau yang tidak diakui, yang pada
gilirannya diingkarinya.
Definisi Ma’ruf & Mungkar
Menurut Para Ahli Tafsir
• Menurut Sayyid Quthub, ma’ruf adalah kebaikan, keutamaan, kebenaran dan keadilan. Sedangkan
munkar adalah kejahatan, kehinaan, kebatilan dan kezhaliman.
• Imam Mahmud An-Nasafi mendefinisikan ma’ruf dengan sesuatu yang dipandang baik oleh syara’ (agama)
dan akal sehat. Sedangkan munkar menurutnya adalah sesuatu yang dipandang buruk atau jelek oleh
syara’ dan akal sehat.
• Selanjutnya Muhammad Sayid Thanthawi, memaknakan ma’ruf sebagai ucapan dan perbuatan yang
dipandang baik oleh agama dan apa yang dipandang baik oleh akal sehat. Sedangkan makna munkar
menurut beliau adalah kebalikan dari makna ma’ruf.

Jadi, Amar ma’ruf merupakan kegiatan mengajak orang mengikuti dan melakukan kebaikan, sedangkan
nahi munkar merupakan kegiatan mengajak orang agar mereka meninggalkan dan menjauhi segala
perbuatan jelek, buruk atau jahat.
Perintah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam Al-Quran & Hadits
Terkait perintah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Allah bersabda dalam surah Ali Imran ayat 104:
ٰۤ
‫ول ِٕى َك ُه ُم ا ْل ُم ْفلِ ُح ْو َن‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْدع ُْو َن اِلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَْأ ُم ُر ْو َن بِا ْل َم ْع ُر ْو‬
ُ‫ف َويَ ْن َه ْو َن َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬
“Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Nabi Muhammad bersabda, 

ْ ‫ فَِإنْ لَ ْم يَستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ َأ‬،‫سانِ ِه‬


ُ‫ض َعفُ اِإل ْي َما ِن» َر َواه‬ َ ِ‫ فَِإنْ لَ ْم يَستَ ِط ْع فَبِل‬،‫َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكراً فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه‬
‫سلِ ٌم‬
ْ ‫ُم‬
“Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal itu adalah selemah-lemahnya iman”  (HR. Muslim).

Amar makruf nahi munkar merupakan doktrin agama yang disebut dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya dalam Ali
Imran ayat 104, 110, dan 114, Al-A’raf ayat 156, At-Taubah ayat 22, Al-Hajj ayat 41 dan 56, serta surat At-Talaq ayat 6. Oleh
karena itu, maka hukum Amar Ma’ruf Nahi Mungkar cenderung dianggap fardhu-fardhu kifayah.
AKTUALISASI DOKTRIN
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
OLEH MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah yang telah menobatkan
organisasinya sebagai gerakan dakwah “amar ma’ruf
nahi munkar”, menempatkan tiga pilar sebagai dasar
perjuangan penegakan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu:
● Liberasi
● Humanisasi
● Transendensi
AKTUALISASI DOKTRIN
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
OLEH MUHAMMADIYAH

LIBERASI HUMANISASI TRANSENDENSI


Membebaskan manusia dari Memberdayakan manusia sehingga Mengarahkan dan membina manusia
keterbelakangan, kebodohan, menjadi Sumber Daya Insani (SDI) untuk mengokohkan keimanannya
kemiskinan, ketertindasan, penyakit, yang mampu berdikari dan sanggup kepada Allah Swt, mentaati perintah-
kelompok rentan dan sebagainya. bersaing dalam menghadapi perintahNya dan menjauhi larangan-
tantangan zaman. laranganNya serta berakhlak mulia.
PERBEDAAN AKTUALISASI DOKTRIN AMAR MA’RUF
NAHI MUNKAR OLEH MUHAMMADIYAH DENGAN
GERAKAN LAIN
 Muhammadiyah menjadikan pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar sebagai dasar
pergerakan organisasinya sejak didirikannya pada tahun 1912.
 Demikian pula dengan Nahdhatul Ulama (NU) yang menjadikan istilah amar
ma’ruf nahi munkar sebagai dasar perjuangan organisasi yang tercantum dalam
Pasal 7 AD/ART yang dirumuskan pada muktamar NU ke-28 di Yogyakarta.
 Penganut aliran Mu’tazilah sebagai salah satu aliran teologi dalam Islam
menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu rukun iman mereka.
 Hizbut Tahrir Indonesia (Indonesia) mendeklarasikan amar ma’ruf nahi munkar
sebagai tujuan utama gerakan dakwah, satu-satunya cara yang dianggap efektif
untuk menerapkannya adalah dengan merubah sistem pemerintahan menjadi
sistem Khilafah al-Islamiyah.
 Golongan Mu’tazilah dan termasuk Syi’ah mewujudkan amar ma’ruf nahi munkar
dengan “jihad”, yang sering dilaksanakan dengan cara kekerasan. Kaum Mu’tazilah
menempatkan term amar ma’ruf nahi munkar sebagai doktrin Teologi.
 Berbeda dengan kaum Mu’tazilah, Muhammadiyah menempatkan amar ma’ruf
nahi munkar sebagai doktrin aksi. Aksi amar ma’ruf nahi munkar yang diwujudkan
Muhammadiyah adalah dengan cara damai dan moderat yang sering disebut
dengan dakwah.
Referensi
• Abdul Karim Syeikh. (2018). Rekonstruksi Makna dan Metode Penerapan Amar Ma’ruf Nahi Munkar Berdasarkan Al-Qur’an.
Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam, 2(2).

• Muhammadiyah Sebagai Gerakan Amar Mak’ruf Nahi Munkar dalam Politik. Diakses pada 28 Oktober 2022:
https://aik.uhamka.ac.id/2014/03/26/muhammadiyah-sebagai-gerakan-amar-makruf-nahi-munkar-dalam-politik/

• Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah. (1998). Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Kepada Kebaikan, Larangan dari Kemungkaran).
Arab Saudi: Departemen Urusan Keislaman, Wakaf, Da’wah, dan Pengarahan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai