Anda di halaman 1dari 21

Nama : LUCSI ASTRIAN

NIM : 23844005
Kelas : I/RPL Bungbulang
Dosen Pengampu : Asep Darmawan, M.Pd
Mata Kuliah : Supervisi dan Manajemen Pendidikan

TUGAS RESUME PERTEMUAN 1 - 17

1. Memahami silabus mata kuliah dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
Pengantar:
Pengantar bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
dan bagaimana proses pembelajaran akan berlangsung.
Perkenalan:
Perkenalan adalah kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk memperkenalkan diri mereka
sendiri. Berbagi nama, latar belakang pendidikan, minat, dan apa yang harapkan dari
perkuliahan. Ini membantu membangun suasana belajar yang ramah dan saling mendukung.
Deskripsi:
Deskripsi adalah memberikan gambaran rinci tentang topik-topik yang akan dibahas, tujuan
pembelajaran, dan harapan dari pihak pengajar.
Kontrak Belajar:
Kontrak belajar adalah dokumen yang berisi komitmen antara mahasiswa dan pengajar. Dalam
kontrak belajar, akan dijelaskan dengan jelas apa yang diharapkan dari mahasiswa dan apa yang
dapat diharapkan oleh mahasiswa dari pengajar. Ini mencakup kewajiban, aturan, dan
bagaimana proses pembelajaran akan dijalankan.
Rencana Kegiatan Mahasiswa:
Rencana kegiatan mahasiswa adalah dokumen yang berisi jadwal dan strategi pembelajaran
pribadi mahasiswa. Ini termasuk waktu belajar, metode pembelajaran yang akan digunakan, dan
cara mengukur progres. Rencana ini membantu mahasiswa untuk lebih terorganisir dan efektif
dalam mengelola waktu dan upaya belajar mereka.

2. Konsep Dasar, Tujuan, Fungsi, dan Peran Supervisi Sekolah


Supervisi sekolah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki
tanggungjawabuntukmengawasi,membimbing,danmengevaluasikinerjasekolah,guru,danstafpen
didikanlainnya.Berikut adalahkonsepdasar,tujuan,fungsi,danperansupervisi sekolah:
1) KonsepDasarSupervisi Sekolah:
● ProsesBerkelanjutan: Supervisisekolahadalahsuatuprosesyangbersifatberkelanjut
anuntuk meningkatkankualitaspendidikandi sekolah.
● BersifatFormatif: Tujuanutamasupervisiadalahmemberikanumpanbalikyangkonstru
ktifuntukmembantupengembanganprofesional danpeningkatankinerja.
2) TujuanSupervisi Sekolah:
● PeningkatanKualitasPendidikan:Supervisibertujuanuntukmeningkatkanmutupendidik
andisekolah denganfokuspadapembelajaransiswa.
● PengembanganProfesional: Mendorongpengembanganprofesionalgurudanstafpendi
dikanmelalui pembinaan, pelatihan,dan sumber daya yang relevan.
● PengelolaanEfektif: Menjamin pengelolaan efektif dan efisien sumber daya
sekolah,termasukmanusia, materi, dan waktu.
3) FungsiSupervisiSekolah:
● PemantauanKinerja:Memantaupelaksanaankebijakan,prosedur,danprogram-program
pendidikan di sekolah.
● Evaluasi Kinerja: Menilai kinerja guru dan staf pendidikan untuk menentukan
keberhasilan implementasi kurikulum dan metode pengajaran.
● Pengembangan Kurikulum: Membantu pengembangan dan implementasi kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan standar pendidikan.
● Pemberian Umpan Balik: Memberikan umpan balik konstruktif kepada guru dan staf
pendidikan untuk membantu mereka meningkatkan kinerja mereka.
4) Peran Supervisi Sekolah:
∙ Pemimpin Pendidikan: Seorang supervisor sekolah berperan sebagai pemimpin
pendidikan yang memberikan arahan, membimbing, dan memotivasi staf untuk
mencapai tujuan pendidikan.
● Fasilitator Pengembangan Profesional: Menyediakan pelatihan, bimbingan, dan
sumber daya untuk membantu pengembangan profesional guru dan staf.
● Penengah Konflik: Membantu dalam penyelesaian konflik di antara staf, siswa, atau
pihak-pihak terkait lainnya yang dapat mempengaruhi lingkungan belajar.
● Advokat Pendidikan: Menyuarakan kebutuhan dan aspirasi sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat lokal maupun lebih tinggi.
Dengan menjalankan supervisi sekolah yang efektif, diharapkan sekolah dapat mencapai tujuan
pendidikan dan memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.

3. Jenis, Ciri, dan Teknis Supervisi Sekolah


Supervisi sekolah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, memiliki ciri-ciri tertentu, dan melibatkan
berbagai teknik. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis, ciri, dan teknis supervisi sekolah:
Jenis Supervisi Sekolah:
1) Supervisi Klinis:
● Ciri-ciri: Terfokus pada perbaikan langsung kinerja individu (guru atau staf).
● Tujuan: Membantu guru atau staf meningkatkan keterampilan dan praktik pengajaran
mereka melalui pengamatan langsung dan umpan balik.
2) Supervisi Formatif:
● Ciri-ciri: Bersifat pembinaan dan memberikan umpan balik untuk pengembangan
profesional.
● Tujuan: Mendorong pengembangan kemampuan guru, meningkatkan kualitas
pengajaran, dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Supervisi Sumatif:
● Ciri-ciri: Bersifat evaluatif dengan tujuan memberikan penilaian akhir terhadap
kinerja guru.
● Tujuan: Menentukan apakah guru memenuhi standar tertentu dan memutuskan
apakah mereka layak memegang posisi atau menerima penghargaan tertentu.
4) Supervisi Pengelolaan:
● Ciri-ciri: Fokus pada efisiensi dan efektivitas manajemen sekolah.
● Tujuan: Menilai kemampuan kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah dalam
mengelola sumber daya dan proses administratif sekolah.
Ciri-ciri Supervisi Sekolah:
1) Berfokus pada Peningkatan Kinerja:
● Supervisi sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
pengembangan kinerja guru dan staf.
2) Bersifat Kolaboratif:
● Melibatkan kolaborasi antara supervisor dan guru/staf dalam merancang strategi
perbaikan dan pengembangan.
3) Berbasis Bukti:
● Keputusan dan umpan balik didasarkan pada bukti konkret, seperti observasi kelas,
data hasil belajar siswa, atau proyek-proyek pengembangan profesional.

4) Berkesinambungan:
● Supervisi merupakan proses berkelanjutan yang terintegrasi ke dalam budaya
sekolah.
Teknis Supervisi Sekolah:
1) Pengamatan Kelas:
● Pengamatan langsung kinerja guru dalam kelas untuk mengevaluasi metode
pengajaran, interaksi dengan siswa, dan penerapan strategi pembelajaran.
2) Wawancara:
● Melibatkan percakapan antara supervisor dan guru/staf untuk mendapatkan informasi
tentang praktik pengajaran, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan pengembangan.
3) Pemetaan Kurikulum:
● Meninjau dan mengevaluasi kurikulum sekolah, memastikan bahwa itu sesuai dengan
kebutuhan siswa dan memenuhi standar pendidikan.
4) Analisis Data Hasil Belajar:
● Menilai hasil belajar siswa untuk menentukan keberhasilan implementasi kurikulum
dan efektivitas pengajaran.
5) Pelatihan dan Bimbingan:
● Menyediakan pelatihan dan bimbingan kepada guru/staf untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka.
Supervisi sekolah yang efektif melibatkan kombinasi teknik-teknik ini sesuai dengan kebutuhan
dan konteks sekolah tertentu. Pendekatan yang holistik dan berfokus pada pengembangan
profesional dapat memberikan dampak positif pada kualitas pendidikan di sekolah.

4. Pendekatan Supervisi Sekolah


Pendekatan supervisi sekolah mencakup metode dan filosofi yang mendasari cara supervisi
diimplementasikan. Berikut adalah beberapa pendekatan umum dalam supervisi sekolah:
1) Pendekatan Pengembangan (Developmental Approach):
● Filosofi: Fokus pada pengembangan profesional dan pemberdayaan guru.
● Tujuan: Mendorong pertumbuhan dan peningkatan keterampilan melalui pelatihan,
bimbingan, dan dukungan.
2) Pendekatan Kolaboratif (Collaborative Approach):
● Filosofi: Mengutamakan kerja sama dan partisipasi aktif antara supervisor dan guru.
● Tujuan: Membangun hubungan kerjasama untuk merancang strategi perbaikan dan
pengembangan bersama.
3) Pendekatan Klinis (Clinical Approach):
● Filosofi: Menekankan pada diagnosis dan perbaikan masalah-masalah konkret dalam
pengajaran dan pembelajaran.
● Tujuan: Mengidentifikasi masalah, memberikan umpan balik, dan memberikan
bimbingan untuk meningkatkan kinerja guru.
4) Pendekatan Formatif (Formative Approach):
● Filosofi: Berfokus pada perbaikan dan pengembangan secara berkelanjutan.
● Tujuan: Memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan untuk membantu guru
meningkatkan keterampilan dan praktik pengajaran mereka.
5) Pendekatan Transformasional (Transformative Approach):
● Filosofi: Bertujuan untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam budaya
sekolah dan praktik pengajaran.
Tujuan: Mengubahparadigmapendidikandanmenciptakanlingkunganbelajaryanglebih
inklusif, responsif,dan berfokuspada hasilbelajarsiswa.
6) PendekatanEvaluatif (Evaluative Approach):
● Filosofi: Menekankanpadaevaluasikinerjagurudengantujuanmemberikanpenilaianak
hir.
● Tujuan: Menentukansejauhmanagurumemenuhistandartertentudanapakahmerekalay
ak memegang posisiataumenerimapenghargaan.
7) PendekatanStrategis(StrategicApproach):
● Filosofi: Melibatkanperencanaandanimplementasistrategiyangterarahuntukmencapa
i tujuan pendidikan dan kualitaspengajaran.
● Tujuan: Mengintegrasikansupervisidenganperencanaanstrategissekolah.Pe
8) ndekatan Otonom(AutonomousApproach):
● Filosofi: Memberikanotonomikepadaguruuntukmengidentifikasikebutuhan
pengembanganmereka sendiri.
● Tujuan: Mendorongkemandiriangurudalammerancangdanmengimplementasikanprog
ram pengembangan profesionalmerekasendiri.
Pendekatan supervisi yang diadopsi oleh sebuah sekolah dapat dipengaruhioleh kebutuhanunik
dan konteks sekolah tersebut. Kombinasi pendekatan tertentu atau penyesuaian
denganmempertimbangkankarakteristikindividugurudankebijakansekolahdapatmenciptakan
pendekatansupervisi yangefektif.

5. Prinsip, Kualifikasi , dan Model/Type Supervisi Sekolah


Prinsip Supervisi Sekolah:
1) Berorientasi pada Peningkatan Kualitas:
● Supervisi sekolah harus memiliki fokus utama pada peningkatan kualitas pendidikan,
baik dari segi pembelajaran siswa maupun pengembangan profesional guru.
2) Kolaboratif dan Partisipatif:
● Kolaborasi antara supervisor dan guru merupakan prinsip penting, di mana
keputusan dan perencanaan pengembangan dihasilkan secara bersama-sama.
3) Berdasarkan Bukti (Evidence-Based):
● Keputusan supervisi sebaiknya didasarkan pada bukti konkret, seperti hasil observasi
kelas, data siswa, dan penilaian kinerja.
4) Adil dan Objektif:
● Supervisi harus dilakukan dengan keadilan dan objektivitas, tanpa prasangka atau
diskriminasi, untuk memastikan keadilan dalam pengembangan profesional dan
penilaian kinerja.
5) Berkelanjutan:
● Supervisi bukan hanya kegiatan satu kali, melainkan merupakan proses
berkelanjutan yang terintegrasi ke dalam budaya sekolah.
6) Mendorong Pemberdayaan Guru:
● Supervisi seharusnya memberdayakan guru dengan memberikan dukungan,
pelatihan, dan sumber daya untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Kualifikasi Supervisor Sekolah:
1) Pendidikan dan Pengalaman Pendidikan:
● Kualifikasi pendidikan tinggi dalam bidang pendidikan atau bidang terkait.
Pengalaman pengajaran dan kepemimpinan pendidikan sangat dihargai.
2) Keterampilan Observasi dan Evaluasi:
● Kemampuan untuk melakukan observasi kelas dengan teliti, memberikan umpan
balik yang konstruktif, dan mengevaluasi kinerja guru dengan adil.
3) Keterampilan Komunikasi:
● Kemampuan berkomunikasi dengan baik, termasuk memberikan umpan balik yang
jelas, mendengarkan dengan baik, dan menjalin hubungan kerjasama dengan guru.
4) Pemahaman terhadap Kurikulum dan Standar Pendidikan:
● Pengetahuan mendalam tentang kurikulum, pedagogi, dan standar pendidikan yang
berlaku.

5) Kemampuan Memimpin dan Mendorong Perubahan:


● Kemampuan untuk memimpin perubahan, memotivasi staf, dan merancang strategi
perbaikan.
Model/Type Supervisi Sekolah:
1) Supervisi Formatif (Formative Supervision):
● Berfokus pada pengembangan profesional dan perbaikan kinerja melalui pembinaan
dan umpan balik.
2) Supervisi Klinis (Clinical Supervision):
● Melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap praktik pengajaran dengan fokus pada
perbaikan.
3) Supervisi Transformasional (Transformative Supervision):
● Bertujuan untuk menciptakan perubahan positif dalam budaya sekolah dan praktik
pengajaran.
4) Supervisi Kolegial (Collegial Supervision):
● Kolaborasi dan kerjasama antar guru dalam memberikan umpan balik dan berbagi
pengalaman.
5) Supervisi Pengelolaan (Management Supervision):
● Menekankan pada pengelolaan efektif sumber daya sekolah dan proses administratif.
6) Supervisi Otonom (Autonomous Supervision):
● Mendorong guru untuk mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan pengembangan
mereka sendiri.
7) Supervisi Eksternal (External Supervision):
● Melibatkan pihak eksternal, seperti supervisor distrik atau ahli pendidikan
independen, dalam mengawasi kinerja sekolah.
8) Supervisi Format Evaluatif (Evaluative Form Supervision):
● Lebih menekankan pada penilaian kinerja guru dengan tujuan evaluatif.
Pilihan model supervisi sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks spesifik di
sekolah tersebut, serta tujuan yang ingin dicapai. Kombinasi pendekatan yang tepat dapat
memberikan dampak positif pada kualitas pendidikan di sekolah.

6. Ruang Lingkup dan Penerapan Supervisi Sekolah secara efektif


Ruang Lingkup Supervisi Sekolah:
1) Pengembangan Profesional:
● Memfasilitasi pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru melalui pelatihan,
bimbingan, dan program pengembangan profesional.
2) Pembinaan dan Pemantauan Pengajaran:
● Mengamati kelas, memberikan umpan balik, dan membimbing guru untuk
meningkatkan praktik pengajaran mereka.
3) Pemantauan Implementasi Kurikulum:
● Menyupervisi implementasi kurikulum, memastikan bahwa kurikulum dijalankan
sesuai rencana dan memenuhi standar pendidikan.
4) Evaluasi Kinerja Guru dan Staf:
● Melakukan evaluasi kinerja secara periodik, memberikan umpan balik, dan
mengidentifikasi area perbaikan.
5) Manajemen Sumber Daya:
● Memastikan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah, termasuk
anggaran, fasilitas, dan personel.
6) Penyelesaian Konflik:
● Menangani konflik antar guru atau antara staf, membantu dalam pemecahan
masalah, dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
7) Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran:
● Mengawasi integrasi teknologi dalam proses pembelajaran dan memberikan
dukungan untuk penggunaan yang efektif.
8) Mengelola Perubahan:
● Memimpin atau mendukung implementasi perubahan di sekolah, baik dalam hal
kurikulum, kebijakan, atau praktik pengajaran.
Penerapan Supervisi Sekolah secara Efektif:
1) Pemahaman Konteks Sekolah:
● Sebelum mengimplementasikan supervisi, penting untuk memahami konteks,
budaya, dan tantangan khusus yang dihadapi oleh sekolah.
2) Keterlibatan dan Kolaborasi:
● Melibatkan staf dan guru dalam proses supervisi, mendorong partisipasi aktif, dan
membangun hubungan yang positif.
3) Rencana dan Tujuan Jelas:
● Membuat rencana supervisi yang jelas, termasuk tujuan yang ingin dicapai dan
langkah-langkah konkret yang akan diambil.
4) Penggunaan Berbagai Teknik Supervisi:
● Memanfaatkan berbagai teknik supervisi, seperti pengamatan kelas, wawancara,
analisis data hasil belajar, dan pemetaan kurikulum.
5) Umpan Balik Konstruktif:
● Memberikan umpan balik yang konstruktif dan bersifat mendukung, bukan bersifat
kritis atau menghakimi.
6) Perencanaan Pengembangan Profesional:
● Merencanakan kegiatan pengembangan profesional yang sesuai dengan kebutuhan
guru dan staf berdasarkan hasil supervisi.
7) Keterlibatan Siswa dalam Evaluasi:
● Mengumpulkan masukan dari siswa melalui berbagai metode untuk mendapatkan
pandangan mereka tentang pengajaran dan pembelajaran.
8) Adaptasi dan Fleksibilitas:
● Mampu menyesuaikan pendekatan supervisi sesuai dengan perubahan kebutuhan dan
dinamika sekolah.
9) Pendekatan Pembelajaran Bersama:
● Mendorong pendekatan pembelajaran bersama antara supervisor dan guru untuk
merancang strategi perbaikan bersama.
10) Evaluasi Diri dan Refleksi :
● Mendorong guru dan staf untuk melakukan evaluasi diri dan refleksi terhadap
praktik pengajaran mereka sendiri.
Penerapan supervisi sekolah yang efektif membutuhkan kesadaran akan tujuan pendidikan
sekolah, keterlibatan aktif seluruh staf, dan komitmen terhadap peningkatan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang tepat, supervisi dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
7. Keterampilan Supervisi Sekolah dan Tugas sebagai Supervisor Sekolah
Keterampilan Supervisi Sekolah:
1) Keterampilan Komunikasi:
● Mampu berkomunikasi secara efektif dengan guru dan staf, termasuk memberikan
umpan balik dengan cara yang jelas dan memotivasi.
2) Kemampuan Observasi:
● Mampu mengamati kelas dan aktivitas pendidikan dengan cermat, mengidentifikasi
kekuatan dan area perbaikan dalam pengajaran.
3) Analisis Data:
● Mampu menganalisis data hasil belajar siswa, ujian, atau evaluasi lainnya untuk
mendukung keputusan supervisi.
4) Kemampuan Memberdayakan:
● Mampu memberdayakan guru dengan memberikan dukungan, pelatihan, dan sumber
daya untuk meningkatkan kinerja mereka.
5) Kemampuan Memimpin:
● Memiliki kemampuan kepemimpinan untuk memandu perubahan, memotivasi staf,
dan menciptakan budaya sekolah yang positif.
6) Keterampilan Mengelola Konflik:
● Mampu menangani konflik antara staf atau dengan siswa dengan cara yang
konstruktif dan solutif.
7) Pemahaman terhadap Kurikulum:
● Memahami dan menguasai kurikulum sekolah, serta memiliki wawasan tentang
perkembangan pendidikan terkini.
8) Kemampuan Merencanakan dan Mengorganisir:
● Mampu merencanakan dan mengorganisir kegiatan supervisi, termasuk
mengidentifikasi prioritas dan menetapkan tenggat waktu.
9) Keterampilan Kepemimpinan Instruksional:
● Mampu memberikan arahan dan dukungan instruksional kepada guru untuk
meningkatkan praktik pengajaran.
10) Kemampuan Memberikan Umpan Balik:
● Mampu memberikan umpan balik yang konstruktif dan spesifik kepada guru untuk
meningkatkan kinerja mereka.
Tugas Sebagai Supervisor Sekolah:
1) Pengamatan Kelas:
● Melakukan pengamatan kelas secara teratur untuk mengevaluasi praktik pengajaran
dan memberikan umpan balik.
2) Evaluasi Kinerja Guru:
● Melakukan evaluasi kinerja guru berdasarkan standar dan kriteria tertentu.
3) Pengembangan Program Pengembangan Profesional:
● Merancang dan mengimplementasikan program pengembangan profesional sesuai
dengan kebutuhan guru dan staf.
4) Bimbingan Individu dan Kelompok:
● Memberikan bimbingan individu atau kelompok kepada guru untuk membantu
mereka mencapai tujuan pengembangan mereka.
5) Manajemen Sumber Daya:
● Memastikan pengelolaan efisien dan efektif sumber daya sekolah, termasuk personel
dan anggaran.
6) Pemetaan Kurikulum:
● Meninjau dan memastikan implementasi kurikulum sekolah sesuai dengan standar
dan kebijakan pendidikan.
7) PenyelesaianKonflik:
1. Menanganikonflikyangmungkinmunculdiantara
8) stafataudengansiswa.Pembinaan Kepemimpinan:
2. Membantu dalam pengembangan kepemimpinan di antara staf, termasuk
membinacalon-calonpemimpin.
9) PengembanganBudayaSekolah:
3. Berkontribusi pada pengembangan budaya sekolah yang positif dan
mendukungpembelajaransiswa.
10) PembuatanLaporan danDokumentasi:
4. Membuat laporan supervisi, mencatat perkembangan guru, dan
mengeloladokumentasi yang diperlukan.
Sebagai supervisor sekolah, tugasnya melibatkan upaya untuk meningkatkan kualitaspendidikan
dan pengajaran di sekolah melalui pengembangan profesional, evaluasi kinerja, danmanajemen
sumber daya. Dengan kombinasi keterampilan yang tepat dan pemahaman
tugas,supervisorsekolahdapat berperankuncidalammencapai tujuanpendidikan sekolah.

8. Tupoksi Supervisor (Hal-hal yang harus dilaksanakan dan penampilan supervisor dalam
melaksanakan supervisi
Tupoksi atau tugas pokok supervisor sekolah mencakup berbagai aspek yang dirancang untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengelolaan di sekolah. Berikut adalah hal-hal yang harus
dilaksanakan oleh seorang supervisor dan indikator penampilan yang dapat diukur dalam
melaksanakan supervisi:
Tupoksi Supervisor Sekolah:
1) Pengamatan Pengajaran:
● Dilaksanakan: Melakukan observasi kelas secara teratur.
● Penampilan: Pengamatan kelas dilakukan dengan metode yang sistematis dan
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru.
2) Evaluasi Kinerja Guru:
● Dilaksanakan: Melakukan evaluasi kinerja guru berdasarkan standar yang ditetapkan.
● Penampilan: Menyusun laporan evaluasi yang jelas, adil, dan dapat digunakan
sebagai dasar pengembangan profesional.
3) Pengembangan Program Pengembangan Profesional:
● Dilaksanakan: Merancang dan mengimplementasikan program pengembangan
profesional sesuai dengan kebutuhan.
● Penampilan: Program pengembangan profesional dapat meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan staf.
4) Manajemen Sumber Daya:
● Dilaksanakan: Memastikan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya
sekolah.
● Penampilan: Sumber daya digunakan secara optimal, dan sekolah beroperasi sesuai
dengan anggaran dan kebijakan.
5) Pemetaan Kurikulum:
● Dilaksanakan: Meninjau dan memastikan implementasi kurikulum
sesuai dengan
standar pendidikan.
● Penampilan: Kurikulum yang diterapkan mendukung tujuan pembelajaran dan
memenuhi standar.
6) Bimbingan dan Pembinaan:
● Dilaksanakan: Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada guru untuk
pengembangan profesional mereka.
● Penampilan: Guru menunjukkan peningkatan kinerja dan penerapan umpan balik
yang diberikan.
7) Penyelesaian Konflik:
● Dilaksanakan: Menangani konflik antara staf atau dengan siswa.
● Penampilan: Konflik diselesaikan dengan cara yang adil dan meminimalkan
dampaknya terhadap lingkungan belajar.
8) Pembinaan Kepemimpinan:
● Dilaksanakan: Membantu dalam pengembangan kepemimpinan di antara staf.
● Penampilan: Meningkatnya keterlibatan staf dalam kegiatan kepemimpinan dan
pengembangan diri.
Indikator Penampilan Supervisor Sekolah:
1) Ketepatan Waktu:
● Supervisor mengikuti jadwal supervisi dan memberikan umpan balik tepat waktu.
2) Keterlibatan Guru:
● Guru merasa terlibat dalam proses supervisi dan merasa didukung untuk
meningkatkan kinerja mereka.
3) Perbaikan Kinerja:
● Kinerja guru mengalami peningkatan berdasarkan umpan balik dan evaluasi.
4) Penerapan Rekomendasi:
● Guru menerapkan rekomendasi dan saran yang diberikan oleh supervisor dalam
praktik pengajaran mereka.
5) Partisipasi dalam Pengembangan Profesional:
● Staf aktif berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan profesional yang diadakan
oleh supervisor.
6) Pembinaan Kepemimpinan Muncul:
● Munculnya pemimpin-pemimpin potensial di antara staf yang dibina oleh supervisor.
7) Pengelolaan Konflik dengan Efektif:
● Konflik diatasi dengan cara yang efektif dan mendukung hubungan yang positif di
sekolah.
8) Efektivitas Pengelolaan Sumber Daya:
● Sumber daya sekolah dikelola dengan efektif untuk mendukung kebutuhan
pembelajaran.
Melalui implementasi tupoksi tersebut dan evaluasi kinerja yang baik, seorang supervisor dapat
berkontribusi secara positif terhadap peningkatan mutu pendidikan dan lingkungan belajar di
sekolah.

9. Konsep Dasar Manajemen Sekolah (Pengertian, Prinsip, Fungsi, dan Standar Manajemen
Sekolah
PengertianManajemenSekolah:
Manajemen sekolah merujuk pada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kepala
sekolahdantimmanajemenuntukmerencanakan,mengorganisir,mengarahkan,danmengontrolsum
ber daya serta aktivitas di sekolah. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan
pendidikanyangtelah ditetapkan.
Prinsip-prinsipManajemenSekolah:
1) Partisipasi danKeterlibatan:
● Melibatkansemuastakeholder,termasukguru,staf,siswa,danorangtua,dalamprosespeng
ambilan keputusan.
2) TujuanBersama:
● Memastikanbahwaseluruhanggotasekolahmemilikipemahamanyangjelastentangtujua
n dan visi sekolah.
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia:
● Menekankan pada pengembangan keterampilan dan kompetensi staf melalui
pelatihan dan pembinaan.
4) Transparansi dan Komunikasi Efektif:
● Mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan dan menjaga komunikasi
yang efektif di antara semua pihak terkait.
5) Pengelolaan Efisien dan Efektif:
● Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif, termasuk anggaran, waktu, dan
personel.
6) Kepemimpinan yang Mendorong Inovasi:
● Mendorong kepemimpinan yang mendukung inovasi dan pengembangan konstan di
sekolah.
7) Orientasi pada Hasil dan Kualitas:
● Menempatkan fokus pada pencapaian hasil pendidikan yang berkualitas tinggi.
8) Responsif terhadap Perubahan:
● Bersifat responsif terhadap perubahan dalam lingkungan pendidikan dan mampu
menyesuaikan strategi manajemen.
Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah:
1) Perencanaan:
● Membuat rencana strategis yang mencakup visi, misi, dan tujuan pendidikan
sekolah.
2) Pengorganisasian:
● Menyusun struktur organisasi dan membagi tugas dan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan.
3) Pengarah:
● Memberikan arahan dan membimbing staf dalam pencapaian tujuan sekolah.
4) Pengawasan:
● Melakukan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan implementasi rencana dan
mencapai hasil yang diinginkan.
5) Koordinasi:
● Mengkoordinasikan kegiatan di seluruh sekolah untuk memastikan keterpaduan dan
kesinambungan.
Standar Manajemen Sekolah:
Standar manajemen sekolah dapat mencakup berbagai aspek, dan dapat berbeda tergantung pada
sistem pendidikan atau regulasi setempat. Beberapa standar umum melibatkan:
1) Standar Pencapaian Akademis:
● Membuat dan mencapai target prestasi akademis yang telah ditetapkan.
2) Standar Pengelolaan Sumber Daya:
● Menyusun dan mengelola anggaran dengan efisien, memastikan pemanfaatan
sumber daya manusia, fisik, dan finansial yang optimal.
3) Standar Tata Kelola:
● Menjaga prinsip-prinsip tata kelola yang baik, termasuk transparansi, etika, dan
akuntabilitas.
4) Standar Lingkungan Belajar:
● Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung pembelajaran.
5) Standar Kepemimpinan dan Manajemen Staf:
● Memastikan kepemimpinan yang efektif dan manajemen staf yang mendorong
motivasi dan kinerja yang tinggi.
6) Standar Hubungan dengan Stakeholder:
● Membangundanmemeliharahubunganyangpositifdengansiswa,orangtua,dankomunita
slokal.
7) StandarInovasidanPerubahan:
● Mendorong budaya inovasi dan responsif terhadap perubahan dalam
pendidikan.Penerapanstandarinimembantusekolahmencapaivisidanmisipendidikan,menciptakan
lingkunganpembelajaran yangbaik, danmeraih keberhasilansecaraberkelanjutan.

10. Kepemimpinan Sekolah (Pengertian, Manfaat, Teori, Macam-macam, dan Model


Kepemimpinan serta Konsep Kekuasaan)
Pengertian Kepemimpinan Sekolah:
Kepemimpinan sekolah merujuk pada proses memandu, mengarahkan, dan memotivasi staf,
guru, siswa, dan pihak terkait lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan sekolah tidak hanya berkaitan dengan administrasi dan manajemen, tetapi juga
melibatkan pengembangan visi, budaya, dan iklim sekolah yang positif.
Manfaat Kepemimpinan Sekolah:
1) Meningkatkan Kinerja Guru dan Staf:
● Kepemimpinan yang efektif dapat membimbing dan memotivasi guru dan staf untuk
meningkatkan kinerja mereka.
2) Pencapaian Tujuan Pendidikan:
● Kepemimpinan yang jelas dapat membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan dan
meningkatkan kualitas hasil akademis siswa.
3) Pengembangan Budaya Sekolah yang Positif:
● Kepemimpinan memainkan peran kunci dalam membentuk budaya sekolah yang
positif dan inklusif.
4) Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia:
● Kepemimpinan mendukung pemberdayaan staf dan pengembangan sumber daya
manusia di sekolah.
5) Manajemen Konflik dan Penyelesaian Masalah:
● Kepemimpinan efektif membantu dalam mengelola konflik dan menyelesaikan
masalah dengan cara yang konstruktif.
6) Inovasi dan Perubahan:
● Kepemimpinan dapat merangsang inovasi dan mendukung perubahan yang diperlukan
untuk meningkatkan pendidikan.
Teori Kepemimpinan Sekolah:
1) Teori Kepemimpinan Transaksional:
● Berfokus pada hubungan transaksional antara pemimpin dan bawahan, di mana
pemimpin memberikan imbalan atau hukuman sebagai respons terhadap kinerja
bawahan.
2) Teori Kepemimpinan Transformasional:
● Menekankan pada pengembangan visi bersama, pemberdayaan, dan inspirasi untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kepemimpinan transformasional melibatkan
memotivasi dan menginspirasi orang untuk mencapai potensi terbaik mereka.
3) Teori Kepemimpinan Situasional:
● Menyatakan bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada situasi tertentu, dan
pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan dan
konteks.
Macam-macam Kepemimpinan Sekolah:
1. Kepemimpinan Otoriter:
● Pemimpin mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan banyak partisipasi dari
anggota tim.
2. Kepemimpinan Demokratis:
● Pemimpin melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan dan menghargai
kontribusi mereka.
3. Kepemimpinan Transformasional:
● Pemimpin memotivasi dan menginspirasi untuk mencapai tujuan bersama dan
meningkatkan kualitas pribadi dan organisasional.
4. Kepemimpinan Transaksional:
● Pemimpin berfokus pada tugas, memberikan penghargaan atau hukuman sesuai
dengan kinerja.
Model Kepemimpinan Sekolah:
1) Model Kepemimpinan Servant (Pelayan):
● Pemimpin melihat dirinya sebagai pelayan dan berfokus pada kebutuhan dan
perkembangan orang lain.
2) Model Kepemimpinan Distributif:
● Kepemimpinan didistribusikan di antara berbagai individu atau tim di dalam sekolah.
3) Model Kepemimpinan Transformasional:
● Pemimpin menciptakan visi bersama dan memotivasi orang untuk mencapainya
melalui inspirasi dan pemberdayaan.
Konsep Kekuasaan dalam Kepemimpinan Sekolah:
1) Kekuasaan Coercive (Paksaan):
● Kekuasaan yang berasal dari kemampuan untuk memberikan hukuman atau sanksi.
2) Kekuasaan Reward (Imbalan):
● Kekuasaan yang berasal dari kemampuan memberikan penghargaan atau imbalan.
3) Kekuasaan Legitimate (Legas):
● Kekuasaan yang diberikan oleh posisi atau jabatan yang dipegang.
4) Kekuasaan Expert (Keahlian):
● Kekuasaan yang berasal dari pengetahuan, keterampilan, atau keahlian tertentu.
5) Kekuasaan Referent (Referensi):
● Kekuasaan yang berasal dari daya tarik pribadi atau ketertarikan dari orang lain.
Memahami konsep kepemimpinan sekolah dan konsep kekuasaan membantu pemimpin untuk
memahami cara memotivasi, memimpin, dan berinteraksi dengan anggota sekolah dan
stakeholder lainnya secara efektif.

11. Manajemen Kurikulum (Pengertian, Prinsip, Fungsi, Komponen, Tahapan Manajemen


Kurikulum, Silabus, RPP, dan Kurikulum Mulok
PengertianManajemenKurikulum:
Manajemen kurikulum merujuk pada proses perencanaan, pengembangan, implementasi,
danevaluasi kurikulum di suatu institusi pendidikan. Ini mencakup koordinasi dan
pengelolaansemua aspek yangterkaitdenganpembelajaran dan pengajarandilembagatersebut.
Prinsip-prinsipManajemenKurikulum:
1) KeterlibatanStakeholder:
● Melibatkanguru,siswa,orangtua,danpihakterkaitlainnyadalamprosespengambilankepu
tusan kurikulum.
2) Relevansi danRevisi:
● Menjaga agar kurikulum tetap relevan dengan tuntutan zaman dan revisi
berdasarkanperubahan kebutuhan dan perkembanganpendidikan.
3) KontinuitasdanKeterpaduan:
● Menjamin kesinambungandanketerpaduanantar matapelajaran dan
tingkatanpendidikan.
4) KeterbukaanterhadapInovasi:
● Mendorong penerimaan inovasi dan perubahan dalam kurikulum untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Fungsi Manajemen Kurikulum:
1) Perencanaan Kurikulum:
● Menyusun rencana kurikulum yang mencakup tujuan, struktur, dan strategi
implementasi.
2) Pengembangan Kurikulum:
● Merancang dan mengembangkan kurikulum berdasarkan tujuan pendidikan dan
kebutuhan siswa.
3) Implementasi Kurikulum:
● Menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari.
4) Evaluasi dan Revisi Kurikulum:
● Menilai efektivitas kurikulum dan melakukan revisi sesuai dengan hasil evaluasi.
Komponen Manajemen Kurikulum:
1) Tujuan Pendidikan:
● Mengidentifikasi tujuan dan harapan yang ingin dicapai melalui kurikulum.
2) Struktur Kurikulum:
● Menentukan struktur dan hierarki mata pelajaran dan keterkaitannya.
3) Rencana Pembelajaran:
● Merancang rencana pembelajaran yang mendukung tujuan dan kurikulum.
Tahapan Manajemen Kurikulum:
1) Perencanaan:
● Menentukan tujuan, struktur, dan sumber daya yang diperlukan.
2) Pengembangan:
● Membuat kurikulum berdasarkan tujuan dan perencanaan yang telah ditetapkan.
3) Implementasi:
● Menjalankan kurikulum dalam proses pembelajaran sehari-hari.
4) Evaluasi:
● Menilai efektivitas kurikulum dan identifikasi perubahan yang diperlukan.
Silabus, RPP, dan Kurikulum Mulok:
1) Silabus:
● Dokumen yang merinci rincian mata pelajaran, tujuan, topik, dan metode pengajaran
suatu kursus.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):
● Rencana yang lebih rinci untuk setiap sesi pembelajaran, mencakup strategi
pembelajaran, materi, dan evaluasi.
3) Kurikulum Muatan Lokal (Mulok):
● Bagian dari kurikulum yang merinci materi pembelajaran khusus atau lokal yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa setempat.
Manajemen kurikulum bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan
relevan bagi siswa. Ini melibatkan kerja sama antar stakeholder untuk memastikan pendidikan
yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan siswa serta tuntutan lingkungan pendidikan.

12. Manajemen Peserta Didik (Pengertian, Ruang Lingkup, PPDB, Ketatausahaan PD,
Layanan BK, dan Pencatatan Prestasi Belajar
PengertianManajemenPesertaDidik:
Manajemen peserta didik mencakup serangkaian kegiatan dan proses yang bertujuan
untukmengelola siswa atau peserta didik di suatu institusi pendidikan. Ini melibatkan
perencanaan,pelaksanaan,danevaluasi berbagaiaspekyangterkait dengan pengelolaanpeserta
didik.
Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik:
1) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB):
● Mengelola proses penerimaan siswa baru, termasuk pengaturan mekanisme seleksi
dan pendaftaran.
2) Ketatausahaan Peserta Didik:
● Melibatkan pengelolaan administrasi peserta didik, termasuk data pribadi, kehadiran,
dan catatan akademis.
3) Layanan Bimbingan dan Konseling (BK):
● Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu
perkembangan sosial dan emosional peserta didik.
4) Pemantauan dan Evaluasi Prestasi Belajar:
● Melibatkan pemantauan dan evaluasi terhadap prestasi belajar peserta didik secara
berkala.
5) Pencatatan Prestasi Belajar:
● Mengelola catatan prestasi belajar siswa untuk memberikan umpan balik dan
mendukung keputusan pengembangan kurikulum.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB):
1) Perencanaan PPDB:
● Menyusun rencana dan kebijakan penerimaan peserta didik baru.
2) Pendaftaran:
● Mengelola proses pendaftaran peserta didik baru.
3) Seleksi dan Pengumuman Hasil:
● Menyelenggarakan proses seleksi, pengumuman hasil, dan registrasi peserta didik
yang diterima.
4) Orientasi Peserta Didik Baru:
● Menyelenggarakan kegiatan orientasi untuk memperkenalkan peserta didik baru
dengan lingkungan sekolah.
Ketatausahaan Peserta Didik:
1) Manajemen Data Peserta Didik:
● Mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data pribadi, kehadiran, dan prestasi
belajar peserta didik.
2) Kehadiran dan Absensi:
● Memantau kehadiran peserta didik dan menangani masalah absensi.
3) Arsip dan Dokumentasi :
● Menjaga arsip dan dokumentasi terkait peserta didik, termasuk surat keterangan,
rapor, dan dokumen lainnya.
Layanan Bimbingan dan Konseling (BK):
1) Penyelenggaraan Konseling:
● Memberikan layanan konseling individu dan kelompok kepada peserta didik.
2) Pengembangan Program Bimbingan:
● Merancang dan melaksanakan program bimbingan yang mendukung perkembangan
peserta didik.
3) Pemantauan Kesejahteraan Sosial dan Emosional:
● Memantau kesejahteraan sosial dan emosional peserta didik.
Pencatatan Prestasi Belajar:
1) Penilaian dan Evaluasi:
● Menyusun dan melaksanakan kebijakan penilaian dan evaluasi prestasi belajar.
2) Pelaporan dan Umpan Balik:
● Memberikan laporan prestasi belajar secara berkala kepada peserta didik dan orang
tua.
3) Pemantauan dan Analisis:
● Memantau dan menganalisis data prestasi belajar untuk mengidentifikasi tren dan
area perbaikan.
Manajemen peserta didik berfokus pada pembinaan, pembimbingan, dan pencapaian optimal
peserta didik di lingkungan pendidikan. Dengan manajemen yang baik, peserta didik dapat
mengalami perkembangan yang seimbang di berbagai aspek kehidupan mereka.

13. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Perencanaan/Pengadaan, Pembinaan


dan Pengembangan, Penilaian, dan Pemberhentian PTK)
Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK):
Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) melibatkan serangkaian kegiatan dan
proses untuk merencanakan, mengelola, dan memastikan kesejahteraan serta pengembangan staf
pendidikan di sebuah institusi pendidikan. Ini mencakup perencanaan dan pengadaan, pembinaan
dan pengembangan, penilaian kinerja, dan pemberhentian pegawai.
Perencanaan/Pengadaan PTK:
1) Perencanaan Kebutuhan:
● Menentukan kebutuhan tenaga pengajar dan kependidikan berdasarkan pertimbangan
jumlah siswa, kurikulum, dan kebijakan sekolah.
2) Proses Pengadaan:
● Melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga pengajar dan kependidikan yang sesuai
dengan kualifikasi dan kebutuhan sekolah.
3) Penempatan dan Penugasan:
● Menempatkan dan menugaskan PTK sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan masing-
masing.
Pembinaan dan Pengembangan PTK:
1) Program Pengembangan Profesional:
● Menyusun program pengembangan profesional untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan PTK.
2) Mentoring dan Bimbingan:
● Menyelenggarakan program mentoring dan bimbingan bagi PTK, terutama bagi yang
baru bergabung.
3) Pelatihan:
● Menyediakan pelatihan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pengembangan staf.
Penilaian Kinerja PTK:
1) Penetapan Standar Kinerja:
● Menetapkan standar kinerja yang jelas untuk evaluasi PTK.
2) Evaluasi Periodik:
● Melakukan evaluasi kinerja secara periodik berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
3) Umpan Balik dan Pengembangan:
● Memberikan umpan balik kepada PTK dan menyusun rencana pengembangan
berdasarkan hasil evaluasi.
Pemberhentian PTK:
1) Proses Pemberhentian:
● Menjalankan prosedur pemberhentian atau pemecatan PTK yang tidak memenuhi
standar kinerja atau melanggar etika profesional.
2) Pemberian Sanksi:
● Memberikan sanksi yang sesuai, seperti peringatan atau tindakan disiplin, sebelum
pemberhentian sebagai upaya perbaikan.
3) Ketentuan Hukum dan Etika:
● Memastikan bahwa proses pemberhentian dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
dan etika yang berlaku.
Aspek Penting dalam Manajemen PTK:
1) Pengembangan Kepemimpinan:
● Mendorong dan memberdayakan para PTK untuk mengembangkan kemampuan
kepemimpinan mereka.
2) Kesejahteraan dan Motivasi:
● Menjaga kesejahteraan dan motivasi PTK melalui program insentif, tunjangan, dan
dukungan psikologis.
3) Pengelolaan Konflik:
● Menangani konflik di antara PTK dan memberikan solusi yang konstruktif.
4) Komitmen terhadap Keadilan:
● Memastikan bahwa semua kebijakan dan keputusan manajemen berkaitan dengan
PTK didasarkan pada prinsip keadilan.
5) Dukungan Administratif:
● Memberikan dukungan administratif yang memadai untuk memastikan bahwa PTK
dapat fokus pada tugas-tugas pengajaran dan pembelajaran.
Manajemen PTK yang efektif melibatkan perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan
pengelolaan berkelanjutan terhadap staf pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan siswa dan prestasi sekolah secara
keseluruhan.

14. Manajemen Keuangan Sekolah


(Pengertian, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen Keuangan Sekolah:
Manajemen Keuangan Sekolah melibatkan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pengelolaan keuangan di sebuah lembaga pendidikan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan
penggunaan sumber daya keuangan secara efisien dan efektif guna mendukung kegiatan
pendidikan.
Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah:
Manajemen keuangan sekolah adalah pendekatan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan penggunaan dana dan sumber daya keuangan sekolah agar dapat
mencapai tujuan pendidikan dengan efisien.
Perencanaan Manajemen Keuangan Sekolah:
1) Penyusunan Anggaran:
● Menyusun anggaran yang mencakup pendapatan dan belanja untuk kebutuhan
operasional, pembangunan, dan program-program pendidikan.
2) Analisis Kebutuhan:
● Menganalisis kebutuhan sekolah dan merencanakan alokasi dana sesuai dengan
prioritas dan tujuan pendidikan.
3) Proyeksi Penerimaan dan Pengeluaran:
● Membuat proyeksi penerimaan dan pengeluaran keuangan untuk beberapa periode ke
depan.
Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah:
1) Pengelolaan Dana:
● Melaksanakan pengelolaan dana sesuai dengan rencana anggaran yang telah disusun.
2) Pengawasan Pengeluaran:
● Memantau dan mengawasi pengeluaran untuk memastikan sesuai dengan rencana
anggaran dan kebijakan sekolah.
3) Pemantauan Pendapatan:
● Memantau penerimaan dana, termasuk dana dari pemerintah, donatur, dan sumber
pendapatan lainnya.
Evaluasi Manajemen Keuangan Sekolah:
1) Audit Keuangan:
● Melakukan audit keuangan secara berkala untuk memastikan akuntabilitas dan
transparansi penggunaan dana.
2) Evaluasi Kinerja Keuangan:
● Menilai kinerja keuangan sekolah berdasarkan indikator keuangan seperti rasio
efisiensi, likuiditas, dan profitabilitas.
3) Analisis Keberlanjutan:
● Menganalisis keberlanjutan kebijakan keuangan dan mengidentifikasi potensi
perbaikan atau pengembangan.
Aspek Penting dalam Manajemen Keuangan Sekolah:
1) Transparansi dan Akuntabilitas:
● Menjaga transparansi dalam pengelolaan keuangan dan memastikan akuntabilitas
kepada semua pihak terkait.
2) Efisiensi Penggunaan Dana:
● Memastikan dana sekolah digunakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan
pendidikan.
3) Kerjasama dengan Pihak Eksternal:
● Mengelola hubungan dengan pihak eksternal seperti pemerintah, donor, dan lembaga
keuangan.
4) Resiliensi Keuangan:
● Membangun cadangan keuangan untuk menghadapi kemungkinan ketidakpastian
dan perubahan dalam pendanaan.
5) Partisipasi Komunitas:
● Melibatkan komunitas sekolah dalam pengambilan keputusan keuangan dan
menyampaikan informasi secara terbuka.
Manajemen keuangan sekolah yang baik menjadi kunci keberlanjutan dan pengembangan
institusi pendidikan. Dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efisien, dan evaluasi
yang cermat, sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya keuangan untuk
mencapai tujuan pendidikannya.

15. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Pengertian, Ruang Lingkup, Pengadaan,
Pengaturan, Penggunaan, dan Tata Cara Penghapusan Barang
ManajemenSaranadanPrasaranaSekolah:
Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah melibatkan perencanaan, pengelolaan,
danpemeliharaan fasilitas fisik serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mendukungkegiatanpembelajaran dan operasionalsekolah.
PengertianManajemenSaranadanPrasaranaSekolah:
Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah adalah proses pengelolaan, perencanaan,
danpemeliharaan semua aspek fisik dan non-fisik yang membantu operasional sekolah,
termasukgedung, peralatan, ruang kelas, sertaareapenunjang lainnya.
RuangLingkupManajemenSaranadanPrasaranaSekolah:
1) PerencanaandanPengembanganFasilitas:
● Menyusunrencanajangkapanjanguntukpengembangandanpeningkatanfasilitassekolah
.
2) PengadaandanPembangunan:
● Melakukanprosespengadaan,konstruksi,ataupemeliharaanfasilitassesuaikebutuhan
sekolah.
3) Pengaturan Ruang Kelas dan Area Penunjang:
● Mengatur penempatan dan penggunaan ruang kelas, perpustakaan, ruang guru, dan
fasilitas lainnya.
4) Kebersihan dan Pemeliharaan:
● Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan menjaga kebersihan seluruh fasilitas
sekolah.
5) Keamanan dan Keselamatan:
● Menjaga keamanan dan keselamatan fasilitas dan penghuninya, termasuk penerapan
protokol keamanan.
Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah:
1) Pemilihan dan Pembelian Peralatan:
● Menentukan kebutuhan peralatan dan fasilitas baru serta melakukan pembelian
sesuai anggaran yang tersedia.
2) Proses Lelang atau Pemilihan Vendor:
● Melaksanakan proses lelang atau pemilihan vendor untuk memastikan transparansi
dalam pengadaan.
Pengaturan Penggunaan Sarana dan Prasarana:
1) Penjadwalan Ruang Kelas:
● Menjadwalkan penggunaan ruang kelas untuk berbagai kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurikuler.
2) Pengaturan Area Terbuka:
● Mengelola penggunaan lapangan olahraga, halaman sekolah, dan area terbuka
lainnya untuk kegiatan siswa.
Tata Cara Penghapusan Barang:
1) Inventarisasi Barang:
● Melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap barang-barang yang akan
dihapuskan.
2) Penentuan Kondisi Barang:
● Menentukan apakah barang masih dapat digunakan, perlu direparasi, atau memang
harus dihapuskan.
3) Proses Penjualan atau Lelang:
● Mengadakan proses penjualan atau lelang untuk barang-barang yang masih memiliki
nilai atau digunakan oleh pihak lain.
4) Pembuangan Barang yang Tidak Layak:
● Menghapuskan barang-barang yang tidak dapat digunakan lagi sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang berlaku.
5) Pelaporan dan Dokumentasi:
● Membuat laporan dan dokumentasi tentang penghapusan barang, termasuk alasan,
proses, dan hasilnya.
Aspek Penting dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah:
1) Keberlanjutan Lingkungan :
● Memastikan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana sekolah mendukung prinsip
keberlanjutan dan ramah lingkungan.
2) Aksesibilitas dan Keterjangkauan:
● Memastikan bahwa fasilitas sekolah dapat diakses oleh semua siswa, termasuk
mereka dengan kebutuhan khusus.
3) Pemeliharaan Pencegahan:
● Melakukan pemeliharaan preventif untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang
umur pakai fasilitas.
4) Partisipasi Komunitas:
1) Melibatkankomunitassekolahdalamprosesperencanaandanpengelolaansaranadanpras
arana.
Manajemen Sarana dan PrasaranaSekolah yang baik mendukung pembelajaran yang efektifdan
menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif untuk perkembangan siswa
dankegiatanpendidikan.

16. Manajemen Kelas (Konsep Dasar, Aspek Fungsi dan Masalah, dan Pendekatan
Manajemen Kelas
Manajemen Kelas:
Manajemen kelas adalah serangkaian kegiatan dan strategi yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, kondusif, dan mendukung perkembangan
siswa. Ini mencakup pengelolaan perilaku siswa, struktur kelas, serta interaksi guru-siswa.
Konsep Dasar Manajemen Kelas:
1) Pengelolaan Perilaku:
● Mengelola perilaku siswa dengan memberikan ekspektasi yang jelas, memberikan
umpan balik positif dan negatif, dan menerapkan konsekuensi yang konsisten.
2) Pembentukan Hubungan Positif:
● Membangun hubungan positif antara guru dan siswa, serta antar-siswa, untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
3) Struktur dan Organisasi Kelas:
● Menyusun struktur kelas, termasuk tata letak ruangan, penataan kursi, dan
pembagian tugas, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
4) Pembinaan dan Motivasi:
● Mendorong partisipasi aktif, memberikan dorongan positif, dan memotivasi siswa
untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Aspek Fungsi dan Masalah dalam Manajemen Kelas:
1) Aspek Fungsi:
∙ Disiplin: Menciptakan aturan dan konsekuensi yang jelas.
∙ Partisipasi: Mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif siswa.
∙ Pengaturan Fisik: Menata ruang kelas dan sumber daya pembelajaran.
2) Masalah yang Mungkin Muncul:
∙ Gangguan Kelas: Ketidakpatuhan, ketidaktaatan, atau gangguan lainnya.
∙ Kesulitan Belajar : Siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi.
∙ Perlakuan yang tidak adil atau tidak setara terhadap siswa.
Ketidaksetaraan:
Pendekatan Manajemen Kelas:
1) Pendekatan Proaktif:
●Mencegah masalah perilaku sebelum mereka muncul dengan menetapkan ekspektasi
yang jelas, merencanakan kegiatan pembelajaran menarik, dan memotivasi siswa.
2) Pendekatan Reaktif:
● Menanggapi perilaku siswa setelah masalah muncul, dengan memberikan
konsekuensi atau mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah.
3) Pendekatan Kolaboratif:
● Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan, mengajak mereka berpartisipasi
dalam aturan kelas, dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah.
4) Pendekatan Holistik:
● Memahami bahwa manajemen kelas bukan hanya tentang aturan dan konsekuensi,
tetapi juga tentang membangun hubungan positif, mengakui keberagaman, dan
mendukung kebutuhan individu siswa.
5) Pendekatan Diferensiasi:
1) Mengakuiperbedaanindividualsiswadanmenyesuaikanstrategipengajaransertamanaje
menkelassesuai dengan gaya belajar dankebutuhan mereka.
TipsManajemenKelasyangEfektif:
1) Aturan yang Jelas dan Konsisten :
● Tetapkanaturanyangjelasdanberlakukonsistendalammemberikankonsekuensi.Pujia
2) n dan Umpan BalikPositif:
● Berikan pujian dan umpan balik positif untuk meningkatkan motivasi dan
perilakupositif.
3) Rencana Pembelajaran yangMenarik:
● Rencanakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan relevan untuk menjaga
minatsiswa.
4) HubunganPositif dengan Siswa:
● Bangun hubungan positif dengan siswa, tunjukkan empati, dan dengarkan
denganpenuh perhatian.
5) PartisipasiSiswadalamPengambilanKeputusan:
● Libatkan siswa dalam pembuatan aturan kelas dan pengambilan keputusan
yangmemengaruhi mereka.
Manajemen kelas yang efektif menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif
untukperkembangan siswa. Dengan kombinasi strategi proaktif dan reaktif, guru dapat
mencapaitujuanpembelajaran sambil membangun hubungan yangpositif dengansiswa.

17. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah (Konsep Dasar Manajemen Mutu, Prinsip Mutu,
Komponen Mutu, dan Implementasi Manajemen Mutu)
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah:
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah adalah suatu pendekatan yang melibatkan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di sebuah
sekolah. Hal ini melibatkan semua elemen sekolah, termasuk guru, siswa, orang tua, dan staf
pendukung.
Konsep Dasar Manajemen Mutu:
1) Orientasi pada Pencapaian Tujuan:
● Fokus pada pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan hasil belajar siswa.
2) Pendekatan Berkelanjutan:
● Menekankan pada perbaikan terus-menerus dan proses pembelajaran organisasi yang
berkelanjutan.
3) Partisipatif:
● Melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan peningkatan mutu.
Prinsip Mutu:
1) Orientasi pada Siswa:
● Memastikan bahwa seluruh kebijakan dan kegiatan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pencapaian siswa.
2) Kepemimpinan Efektif:
● Pemimpin sekolah harus memiliki peran yang efektif dalam mengarahkan dan
mendukung inisiatif peningkatan mutu.
3) Keterlibatan Stakeholder:
● Melibatkan orang tua, siswa, guru, dan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan implementasi perubahan.
4) Pengelolaan Berbasis Bukti:
● Pengambilan keputusan didasarkan pada data dan bukti yang dapat diukur untuk
mengukur kinerja dan efektivitas.
Komponen Mutu:
1) Penjaminan Kualitas Pendidikan:
● Memastikan bahwa standar kualitas pendidikan dipertahankan dan ditingkatkan
secara terus-menerus.
2) Evaluasi dan Pemantauan:
● Melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala terhadap proses pembelajaran,
kinerja guru, dan hasil belajar siswa.
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia :
● Meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru, staf, dan kepemimpinan sekolah.
4) Kurikulum dan Pembelajaran:
● Menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran dengan kebutuhan siswa dan
tuntutan kurikulum nasional.
Implementasi Manajemen Mutu:
1) Penetapan Tujuan dan Sasaran:
● Menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas untuk peningkatan mutu sekolah.
2) Pengumpulan Data dan Analisis:
● Mengumpulkan data tentang kinerja siswa, efektivitas guru, dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi mutu pendidikan.
3) Perencanaan dan Implementasi Tindakan Perbaikan:
● Mengembangkan rencana perbaikan berdasarkan analisis data dan melaksanakan
tindakan perbaikan yang sesuai.
4) Pelibatan Seluruh Komunitas Sekolah:
● Melibatkan semua stakeholder dalam implementasi dan pemantauan proyek
peningkatan mutu.
5) Evaluasi dan Pelaporan:
● Melakukan evaluasi berkala terhadap progres peningkatan mutu dan menyusun
laporan hasil.
6) Siklus Perbaikan Berkelanjutan:
● Menerapkan siklus perbaikan berkelanjutan dengan terus memonitor, mengevaluasi,
dan menyesuaikan tindakan perbaikan.
Tantangan dalam Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah:
1) Keterbatasan Sumber Daya:
● Tantangan finansial dan sumber daya manusia yang mungkin membatasi
kemampuan sekolah untuk melaksanakan perubahan.
2) Perubahan Budaya Sekolah:
● Mengubah budaya sekolah agar lebih terbuka terhadap perubahan dan orientasi pada
peningkatan mutu.
3) Keterlibatan Stakeholder:
● Memastikan keterlibatan aktif semua stakeholder, termasuk orang tua dan
masyarakat.
4) Penyesuaian dengan Perubahan Kebijakan Pendidikan:
● Menyesuaikan diri dengan perubahan kebijakan pendidikan yang dapat
mempengaruhi manajemen dan mutu sekolah.
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
efektif, mendukung perkembangan siswa, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara
keseluruhan. Dengan fokus pada prinsip-prinsip mutu dan partisipasi seluruh komunitas sekolah,
manajemen mutu dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi dan
pengembangan siswa.

Anda mungkin juga menyukai