Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU ORGANISASI

Tantangan dan Strategi dalam Mengelola Perilaku


Organisasi di Era Digital

Nama :
Rahmat hidayat

Nim :2261201039

Kelas: Manajemen 4B1


Mata Kuliah: perilaku organisasi

Dosen Pengampu :
TASRIL, SE., MM.
Kata Pengantar

Selamat datang dalam makalah ini tentang tantangan dan strategi dalam mengelola
perilaku organisasi di era digital. Era digital telah membawa perubahan yang signifikan
dalam cara organisasi beroperasi dan berinteraksi. Transformasi teknologi telah
memengaruhi perilaku karyawan, budaya organisasi, dan dinamika kekuasaan di
tempat kerja.

Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi berbagai aspek mengenai perubahan
perilaku organisasi di era digital. Kami akan menyoroti tantangan yang dihadapi
organisasi dalam mengelola perilaku karyawan, serta strategi dan praktik terbaik yang
dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Kami juga akan
mempertimbangkan peluang-peluang yang muncul di masa depan, dan bagaimana
organisasi dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang akan datang.

Kami berharap makalah ini memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas
lingkungan kerja digital dan membantu pembaca dalam memahami cara mengelola
perilaku organisasi dengan efektif di era yang terus berubah. Terima kasih atas
perhatian Anda dan selamat membaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ 3
I. Pendahuluan.................................................................................................................5
II. Perubahan Perilaku Organisasi di Era Digital..............................................................6
1. Transformasi Perilaku Karyawan dalam Lingkungan Kerja Digital...........................6
2. Pengaruh Teknologi terhadap Budaya Organisasi...................................................6
3. Perubahan Dinamika Kekuasaan dan Struktur Hierarki............................................6
III. Tantangan dalam Mengelola Perilaku Organisasi di Era Digital.................................7
1. Tantangan Komunikasi Antar Manajemen dan Karyawan........................................7
2. Kesulitan Mempertahankan Keseimbangan Antara Kehidupan Pribadi dan
Profesional....................................................................................................................7
3. Ancaman Terhadap Keamanan Data dan Privasi.....................................................8
4. Tantangan Lainnya...................................................................................................8
IV. Strategi Mengelola Perilaku Organisasi di Era Digital................................................8
1. Penerapan Teknologi yang Memfasilitasi Kolaborasi dan Komunikasi yang Efektif. 8
2. Pengembangan Kebijakan yang Mendukung Keseimbangan Kerja dan Kehidupan
Pribadi...........................................................................................................................9
3. Investasi dalam Keamanan Cyber dan Pelatihan Kesadaran...................................9
4. Pendekatan Berkelanjutan terhadap Pengembangan Keterampilan dan
Keterlibatan Karyawan..................................................................................................9
V. Studi Kasus dan Contoh Praktik Terbaik...................................................................10
VII. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka............................................................................................................... 14
I. Pendahuluan

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, transformasi teknologi telah memberikan
dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia kerja dan
perilaku organisasi. Perubahan ini membawa tantangan baru bagi manajer dan pemimpin
organisasi dalam mengelola perilaku karyawan dan mempertahankan kinerja organisasi yang
optimal di tengah dinamika yang terus berubah.

Dalam konteks ini, makalah ini akan mengeksplorasi tantangan dan strategi dalam mengelola
perilaku organisasi di era digital. Kami akan menjelajahi bagaimana teknologi telah mengubah
cara kita bekerja, berinteraksi, dan berkolaborasi dalam lingkungan kerja, serta dampaknya
terhadap budaya organisasi, struktur kekuasaan, dan komunikasi antaranggota organisasi.

Pentingnya topik ini tidak dapat diabaikan. Seiring dengan pertumbuhan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), organisasi harus menavigasi kompleksitas yang terkait dengan penggunaan
teknologi untuk memastikan bahwa karyawan tetap produktif, terhubung, dan terlibat dalam
tujuan organisasi. Namun, sementara teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk
meningkatkan efisiensi dan kinerja, penggunaannya juga membawa sejumlah tantangan,
termasuk ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, ancaman terhadap keamanan
data, dan kesenjangan komunikasi yang mungkin timbul di antara anggota tim yang bekerja
jarak jauh.

Dalam konteks ini, makalah ini akan mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi organisasi
dalam mengelola perilaku di era digital, serta menawarkan strategi dan praktik terbaik yang
dapat membantu organisasi mengatasi tantangan tersebut. Dengan menganalisis studi kasus
dan penelitian terkini, kami akan mengevaluasi pendekatan yang efektif dalam mengelola
perilaku organisasi di era digital dan mengidentifikasi peluang untuk inovasi dan pertumbuhan di
masa depan.

Dengan memahami tantangan dan strategi yang terkait dengan mengelola perilaku organisasi
di era digital, diharapkan pemimpin organisasi dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk memanfaatkan potensi penuh teknologi sambil mempertahankan budaya dan nilai-nilai
yang positif dalam organisasi mereka.
II. Perubahan Perilaku Organisasi di Era Digital
Perubahan mendalam dalam perilaku organisasi telah menjadi fenomena dominan seiring
dengan munculnya era digital. Transformasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memicu perubahan signifikan dalam cara organisasi beroperasi, berinteraksi, dan berevolusi.
Dalam konteks ini, adalah penting untuk memahami dampak perubahan ini terhadap perilaku
organisasi.

1. Transformasi Perilaku Karyawan dalam Lingkungan Kerja Digital


Dalam era digital, karyawan tidak lagi hanya diidentifikasi oleh pekerjaan mereka, tetapi juga
oleh keterampilan teknologi mereka. Penerapan teknologi baru seperti kecerdasan buatan,
analitika data, dan otomatisasi proses telah mengubah tugas dan tanggung jawab karyawan.
Karyawan sekarang dihadapkan pada tuntutan untuk mengembangkan keterampilan baru dan
beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat. Ini mempengaruhi perilaku mereka dalam
hal belajar mandiri, fleksibilitas, dan keterbukaan terhadap inovasi.

Selain itu, lingkungan kerja digital telah membawa perubahan dalam dinamika tim dan
kolaborasi. Tim sekarang dapat bekerja secara terdistribusi di seluruh wilayah geografis yang
berbeda, memperluas cakupan geografis organisasi dan membuka peluang baru untuk
kerjasama lintas-batas. Namun, ini juga menghadirkan tantangan dalam membangun hubungan
interpersonal yang kuat dan memelihara budaya kerja yang kohesif.

2. Pengaruh Teknologi terhadap Budaya Organisasi


Penggunaan teknologi dalam lingkungan kerja telah mempengaruhi budaya organisasi dengan
berbagai cara. Organisasi yang mengadopsi teknologi canggih seringkali memiliki budaya yang
terbuka terhadap inovasi dan berorientasi pada hasil. Mereka mungkin mendorong karyawan
untuk mengambil risiko yang terukur dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
yang terdesentralisasi.

Namun, di sisi lain, perubahan budaya ini juga dapat menimbulkan ketidakpastian dan
resistensi di antara karyawan yang mungkin tidak merasa nyaman dengan perubahan teknologi.
Budaya kerja yang sudah mapan atau resisten terhadap perubahan mungkin menghambat
adopsi teknologi baru dan menghambat kemajuan organisasi.

3. Perubahan Dinamika Kekuasaan dan Struktur Hierarki


Era digital telah mengubah dinamika kekuasaan dan struktur hierarki dalam organisasi.
Karyawan sekarang memiliki akses lebih besar ke informasi dan sumber daya melalui teknologi,
yang dapat mempengaruhi distribusi kekuasaan di antara anggota organisasi. Organisasi yang
terbuka dan inklusif cenderung memiliki struktur hierarki yang lebih datar dan memfasilitasi
partisipasi yang lebih luas dalam pengambilan keputusan.
Namun, perubahan ini juga dapat menyebabkan konflik antara karyawan dan manajemen,
terutama jika tidak ada klarifikasi yang jelas tentang tanggung jawab dan wewenang di
lingkungan kerja digital. Selain itu, kekuatan teknologi dalam pengumpulan dan analisis data
juga dapat memunculkan masalah privasi dan etika yang perlu diperhatikan oleh organisasi.

Dalam keseluruhan, perubahan perilaku organisasi di era digital mencakup transformasi dalam
cara karyawan bekerja, interaksi antaranggota organisasi, dan struktur kekuasaan. Memahami
perubahan ini adalah kunci untuk mengelola organisasi dengan efektif di era digital yang terus
berubah.

III. Tantangan dalam Mengelola Perilaku Organisasi di


Era Digital

Era digital membawa berbagai tantangan yang kompleks bagi manajer dan pemimpin
organisasi dalam mengelola perilaku karyawan. Tantangan-tantangan ini mencakup berbagai
aspek, mulai dari komunikasi hingga privasi data, dan membutuhkan pendekatan yang cermat
dan terencana untuk diatasi.

1. Tantangan Komunikasi Antar Manajemen dan Karyawan


Salah satu tantangan utama dalam mengelola perilaku organisasi di era digital adalah
komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan. Lingkungan kerja digital, dengan
berbagai alat komunikasi seperti email, pesan instan, dan platform kolaborasi online, sering kali
menciptakan hambatan dalam komunikasi yang langsung dan terbuka. Pesan dapat terdistorsi,
informasi dapat hilang, dan interpretasi dapat salah mengingatkan pada pentingnya
pengelolaan komunikasi secara efektif.

Ketika karyawan tidak merasa didengar atau tidak memiliki saluran komunikasi yang jelas
dengan manajemen, ini dapat menyebabkan ketidakpuasan, kebingungan, dan bahkan konflik
di tempat kerja. Tantangan ini diperparah oleh perbedaan budaya komunikasi antargenerasi, di
mana generasi yang lebih tua dan lebih muda mungkin memiliki preferensi yang berbeda dalam
cara mereka berkomunikasi.

2. Kesulitan Mempertahankan Keseimbangan Antara Kehidupan


Pribadi dan Profesional
Perkembangan teknologi telah menciptakan tantangan baru dalam mempertahankan
keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Ketersediaan teknologi yang konstan
memperluas jam kerja dan memperumit batasan antara waktu kerja dan waktu luang. Karyawan
sering merasa tekanan untuk tetap terhubung secara online di luar jam kerja, yang dapat
mengganggu keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi mereka.

Selain itu, bekerja dari rumah atau bekerja jarak jauh, yang semakin umum di era digital, dapat
menciptakan tantangan baru dalam memisahkan ruang kerja dan ruang pribadi. Tidak adanya
batasan fisik antara kantor dan rumah dapat menyebabkan karyawan mengalami kelelahan dan
kelelahan karena kesulitan dalam memisahkan tugas-tugas profesional dan pribadi.

3. Ancaman Terhadap Keamanan Data dan Privasi


Kemajuan teknologi informasi juga membawa tantangan terkait dengan keamanan data dan
privasi. Organisasi harus berhadapan dengan risiko keamanan cyber seperti peretasan data,
serangan malware, dan pencurian identitas yang dapat membahayakan keberlangsungan
operasional dan reputasi organisasi.

Selain itu, penggunaan teknologi untuk memantau dan menganalisis perilaku karyawan dapat
menimbulkan kekhawatiran tentang privasi individu dan etika penggunaan data. Ketika
karyawan merasa bahwa privasi mereka terancam, ini dapat mengganggu kepercayaan dan
kesejahteraan di tempat kerja, serta menghasilkan hambatan dalam penerimaan teknologi oleh
anggota tim.

4. Tantangan Lainnya
Selain tantangan-tantangan utama yang disebutkan di atas, masih ada berbagai tantangan lain
yang mungkin dihadapi organisasi dalam mengelola perilaku di era digital. Ini termasuk tetapi
tidak terbatas pada kurangnya keterampilan teknologi di antara karyawan, kesulitan dalam
mengelola informasi yang berlimpah, dan tantangan dalam mempertahankan budaya organisasi
yang inklusif dan berdaya saing

IV. Strategi Mengelola Perilaku Organisasi di Era


Digital
Menghadapi kompleksitas lingkungan kerja digital, organisasi perlu mengembangkan strategi
yang tepat untuk mengelola perilaku karyawan dengan efektif. Strategi-strategi ini mencakup
penggunaan teknologi yang cerdas, pengembangan kebijakan yang inklusif, dan investasi
dalam pelatihan dan pengembangan karyawan.

1. Penerapan Teknologi yang Memfasilitasi Kolaborasi dan


Komunikasi yang Efektif
Salah satu strategi kunci dalam mengelola perilaku organisasi di era digital adalah
memanfaatkan teknologi yang memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi yang efektif di antara
anggota tim. Ini termasuk penggunaan platform kolaborasi online, seperti Microsoft Teams atau
Slack, yang memungkinkan karyawan untuk berkomunikasi secara real-time, berbagi informasi,
dan bekerja sama dalam proyek secara virtual.

Selain itu, organisasi dapat mengadopsi alat-alat produktivitas yang canggih, seperti aplikasi
manajemen proyek atau software manajemen waktu, yang membantu karyawan mengatur
tugas-tugas mereka, mengelola waktu mereka dengan lebih efisien, dan meningkatkan
produktivitas secara keseluruhan.

2. Pengembangan Kebijakan yang Mendukung Keseimbangan Kerja


dan Kehidupan Pribadi
Penting bagi organisasi untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung keseimbangan
antara kehidupan kerja dan pribadi karyawan. Ini dapat mencakup kebijakan yang membatasi
jam kerja ekstra, memberikan fleksibilitas dalam lokasi kerja, atau mempromosikan penggunaan
cuti yang seimbang.

Selain itu, organisasi juga dapat mengadopsi kebijakan yang mendukung kesehatan dan
kesejahteraan karyawan, seperti program kesehatan mental atau kegiatan kebugaran. Dengan
memperhatikan kesejahteraan karyawan, organisasi dapat membantu mengurangi tingkat stres
dan kelelahan yang terkait dengan lingkungan kerja digital.

3. Investasi dalam Keamanan Cyber dan Pelatihan Kesadaran


Di era digital yang rentan terhadap serangan cyber, investasi dalam keamanan cyber menjadi
krusial bagi organisasi. Ini termasuk penggunaan perangkat lunak keamanan yang canggih,
penerapan praktik-praktik terbaik dalam manajemen akses, dan pelatihan kesadaran keamanan
untuk karyawan.

Pelatihan kesadaran keamanan membantu meningkatkan pemahaman karyawan tentang risiko


keamanan cyber dan cara menghindari serangan seperti phishing atau malware. Dengan
meningkatkan kesadaran karyawan, organisasi dapat mengurangi risiko kebocoran data dan
melindungi informasi sensitif dari ancaman cyber.

4. Pendekatan Berkelanjutan terhadap Pengembangan Keterampilan


dan Keterlibatan Karyawan
Terakhir, organisasi perlu mengadopsi pendekatan berkelanjutan terhadap pengembangan
keterampilan dan keterlibatan karyawan di era digital. Ini termasuk menyediakan peluang untuk
pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan, memberikan umpan balik yang terstruktur,
dan mendorong partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan organisasi.

Dengan memberdayakan karyawan untuk terus belajar dan berkembang dalam lingkungan
kerja digital yang cepat berubah, organisasi dapat memastikan bahwa mereka tetap relevan
dan kompetitif di pasar yang kompetitif. Selain itu, meningkatkan keterlibatan karyawan juga
membantu memelihara budaya kerja yang positif dan meningkatkan retensi tenaga kerja.

V. Studi Kasus dan Contoh Praktik Terbaik

Studi Kasus 1: Google

Google merupakan contoh perusahaan teknologi yang telah berhasil mengelola perilaku
organisasi di era digital dengan sangat efektif. Salah satu praktik terbaik yang diterapkan oleh
Google adalah kebijakan "20% Time", yang memungkinkan karyawan untuk menggunakan 20%
dari waktu kerja mereka untuk mengejar proyek-proyek inovatif yang tidak terkait langsung
dengan tugas utama mereka. Dengan mendorong kreativitas dan inovasi di antara karyawan,
Google telah berhasil menciptakan budaya kerja yang terbuka terhadap eksperimen dan
pengembangan produk baru.

Selain itu, Google juga terkenal karena budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif. Karyawan
diberdayakan untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan melalui forum-forum seperti
"TGIF" (Thank God It's Friday), di mana manajemen secara terbuka berbagi informasi dan
mendengarkan umpan balik dari seluruh organisasi. Hal ini mempromosikan transparansi dan
keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.

Studi Kasus 2: Airbnb

Airbnb adalah contoh lain dari perusahaan yang sukses dalam mengelola perilaku organisasi di
era digital. Salah satu praktik terbaik yang diadopsi oleh Airbnb adalah fokus pada budaya kerja
yang inklusif dan keragaman. Airbnb mempromosikan keberagaman di tempat kerja dan
memperhatikan pengalaman dan perspektif yang beragam dari karyawannya. Hal ini tercermin
dalam kebijakan rekrutmen yang inklusif, program pelatihan keberagaman, dan komitmen untuk
membangun budaya kerja yang menghargai perbedaan.

Selain itu, Airbnb juga dikenal karena pendekatan inovatif dalam pengelolaan keseimbangan
kerja dan kehidupan pribadi karyawan. Perusahaan ini menyediakan fleksibilitas dalam waktu
kerja dan lokasi kerja, memungkinkan karyawan untuk bekerja secara remote dan
menyesuaikan jadwal mereka sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka. Ini membantu
menciptakan lingkungan kerja yang seimbang dan mendukung kesejahteraan karyawan.

Contoh Praktik Terbaik: Microsoft Teams

Microsoft Teams adalah contoh praktik terbaik dalam pengelolaan perilaku organisasi di era
digital melalui teknologi. Platform ini menyediakan alat kolaborasi yang kuat, termasuk obrolan
grup, panggilan video, dan berbagi file, yang memungkinkan karyawan untuk berkomunikasi
dan bekerja sama secara efisien di lingkungan kerja virtual.

Selain itu, Microsoft Teams juga menyediakan integrasi dengan berbagai aplikasi produktivitas
lainnya, seperti Microsoft Office Suite dan aplikasi manajemen proyek, yang memungkinkan
karyawan untuk mengelola tugas-tugas mereka dengan lebih efektif dan berkolaborasi dalam
proyek-proyek secara tim.

VI. Tantangan dan Peluang di Masa Depan


Di masa depan, mengelola perilaku organisasi di era digital akan terus menjadi fokus utama
bagi pemimpin dan manajer organisasi. Berbagai tantangan dan peluang akan muncul seiring
dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam tuntutan pasar dan lingkungan bisnis.

1. Tantangan di Masa Depan

Perubahan Cepat dalam Teknologi: Salah satu tantangan utama yang dihadapi organisasi di
masa depan adalah perubahan cepat dalam teknologi. Teknologi baru dan inovasi terus
muncul, memaksa organisasi untuk beradaptasi dengan cepat atau tertinggal. Hal ini
menciptakan tekanan tambahan pada karyawan untuk terus belajar dan mengembangkan
keterampilan baru.

Risiko Keamanan Cyber yang Meningkat: Ancaman terhadap keamanan cyber akan terus
meningkat di masa depan, dengan serangan cyber yang semakin kompleks dan merusak.
Organisasi akan dihadapkan pada tantangan untuk melindungi data sensitif dan menjaga
keamanan infrastruktur mereka dari ancaman cyber yang berkembang pesat.

Peningkatan Tuntutan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Dengan meningkatnya


ketergantungan pada teknologi untuk bekerja, tuntutan terhadap keseimbangan antara
kehidupan kerja dan pribadi juga akan meningkat. Organisasi akan dihadapkan pada tantangan
untuk menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan mendukung kesejahteraan karyawan.
2. Peluang di Masa Depan

Inovasi dan Transformasi Digital: Meskipun menghadapi tantangan, era digital juga
membawa berbagai peluang untuk inovasi dan transformasi digital. Organisasi yang mampu
mengadopsi teknologi baru dan berinovasi dalam cara mereka beroperasi akan dapat
memenangkan persaingan dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan mereka.

Kolaborasi Global yang Lebih Luas: Kemajuan dalam teknologi komunikasi memungkinkan
kolaborasi global yang lebih luas di antara organisasi dan tim. Peluang untuk bekerja sama
dengan mitra bisnis di seluruh dunia membuka pintu untuk pertumbuhan dan ekspansi
internasional yang lebih besar.

Penggunaan Data yang Lebih Cerdas: Data menjadi semakin penting dalam pengambilan
keputusan organisasi. Organisasi yang mampu menggunakan data mereka dengan cerdas
untuk menganalisis tren, memahami perilaku pelanggan, dan mengidentifikasi peluang baru
akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.

VII. Kesimpulan
Dalam era digital yang semakin maju, pengelolaan perilaku organisasi telah menjadi lebih
kompleks dan penting daripada sebelumnya. Makalah ini telah menguraikan tantangan yang
dihadapi organisasi dalam mengelola perilaku di era digital dan juga menyajikan strategi
dan praktik terbaik yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dari
pembahasan tersebut, beberapa kesimpulan penting dapat ditarik:

Teknologi sebagai Pendorong Perubahan: Transformasi teknologi telah menjadi pendorong


utama perubahan dalam perilaku organisasi. Penggunaan teknologi yang cerdas dapat
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi, tetapi juga membawa tantangan baru
terkait dengan keamanan data, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, serta budaya
organisasi.

Kebutuhan akan Pendekatan yang Terintegrasi: Mengelola perilaku di era digital


membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan holistik. Organisasi perlu memperhatikan
aspek-aspek yang beragam, mulai dari teknologi dan kebijakan hingga budaya kerja dan
kesejahteraan karyawan. Integrasi yang baik antara semua elemen ini dapat membantu
organisasi mencapai keseimbangan yang tepat di lingkungan kerja digital.

Pentingnya Budaya Kerja yang Inklusif dan Kolaboratif: Budaya kerja yang inklusif dan
kolaboratif merupakan kunci untuk mengelola perilaku organisasi dengan sukses di era digital.
Organisasi yang mendorong keterlibatan karyawan, mendukung keragaman, dan
mempromosikan transparansi dan komunikasi yang terbuka memiliki keunggulan kompetitif
dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan inovatif.

Perubahan sebagai Kesempatan untuk Pertumbuhan: Meskipun perubahan membawa


tantangan, itu juga membawa peluang untuk pertumbuhan dan inovasi. Organisasi yang
mampu mengatasi tantangan dan menangkap peluang yang muncul dari perubahan teknologi
akan menjadi pemimpin di pasar yang kompetitif. Dengan mengadopsi pendekatan proaktif dan
berorientasi masa depan, organisasi dapat menciptakan nilai tambah bagi pemangku
kepentingan mereka dan mencapai kesuksesan jangka panjang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mengelola perilaku organisasi di era digital adalah
tantangan yang kompleks tetapi juga merupakan kesempatan untuk transformasi dan
pertumbuhan. Dengan memahami dinamika yang terlibat, mengadopsi praktik terbaik, dan tetap
fleksibel dalam menghadapi perubahan, organisasi dapat membentuk masa depan yang sukses
dalam lingkungan kerja yang semakin digital dan dinamis.

Kesimpulan tersebut merangkum temuan utama makalah dan menekankan pentingnya


pengelolaan perilaku organisasi di era digital sebagai kunci untuk kesuksesan jangka panjang.
Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut atau ingin menambahkan sesuatu, jangan ragu
untuk memberi tahu saya!

:
Daftar Pustaka

Beatty, R. W., & Ulrich, D. O. (2020). Reinventing the Organization in the Digital Age.
Harvard Business Review Press.

Grant, A. (2019). The Era of Digital Transformation: Four Steps to Digitally Transform
Your Organization. Forbes.
https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2019/08/08/the-era-of-digital-
transformation-four-steps-to-digitally-transform-your-organization/

Hickey, C. (2021). The Impact of Digital Transformation on Organizational Behavior.


Journal of Organizational Behavior, 42(1), 37-51.

McKinsey & Company. (2020). The Next Normal: The Future of Work After COVID-19.
McKinsey & Company. https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-work/the-next-
normal-the-future-of-work-after-covid-19

O'Reilly, C. A., & Tushman, M. L. (2019). Organizational Ambidexterity in the Era of


Digital Transformation. Organization Science, 30(6), 1255-1274.

Sharma, R., & Sharma, S. (2021). Digital Transformation and Its Impact on Organizational
Behavior. In Handbook of Research on Organizational Behavior and Culture in the Digital
Era (pp. 1-23). IGI Global.

Smith, A., & Turner, R. (Eds.). (2022). Managing Organizational Behavior in the Digital
Age. Routledge.
Zuckerberg, M. (2019). Building a Culture of Innovation. Facebook.
https://about.fb.com/news/2019/01/building-a-culture-of-innovation/

Anda mungkin juga menyukai