Anda di halaman 1dari 19

Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol. 2 No. 1, Maret 2020

Determinan Literasi Keuangan pada Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah (UMKM) di Kota Mataram

Taufiq Chaidir*, Ida Ayu Putri S, Gusti Ayu Arini dan Baiq Ismiwati
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Mataram

*Corresponding Author: taufiqch@unram.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Kata Kunci: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa tingkat pendidikan, usia,
Literasi Keuangan, jenis kelamin, pendapatan, dan jarak domisili sebagai determinan yang
UMKM, Pengetahuan, mempengaruhi literasi keuangan serta untuk membuktikan bahwa pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku sikap, dan perilaku sebagai indikator yang mempengaruhi literasi keuangan
Keuangan pelaku UMKM di Kota Mataram.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi. Metode
pengumpulan data adalah sampel survey. Teknik penentuan sampel
menggunakan probability random sampling, berdasarkan kluster sampling,
jumlah sampel ditentukan sebanyak 105 pelaku UMKM. Model analisis yang
digunakan untuk estimasi dan pengujian hipotesis menggunakan model analisis
jalur Partial Least Squares (PLS).
Hasil penelitian membuktikan bahwa pendidikan, umur, dan jarak domisili tidak
berpengaruh terhadap Literasi Keuangan. Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan tingkat literasi antara perempuan dan laki-laki. Sedangkan pendapatan
berpengaruh terhadap Literasi Keuangan pelaku UMKM di Kota Mataram. Dari
tiga indikator hanya pengetahuan yang berpengaruh, sedangkan sikap dan
perilaku tidak berpengaruh terhadap Literasi Keuangan. Nilai R-square (nilai
original sampel) adalah sebesar 0,139 membuktikan bahwa hasil estimasi inner
dan outer model adalah predictive relevan.
Rendahnya literasi keuangan pelaku UMKM menjadi tantangan terhadap
penyedia layanan keuangan guna menghadirkan solusi yang tepat yakni sosialisai
dan eduksi melalui perencanaan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik, guna
melindungi mereka dari usaha yang tidak sehat di pasar keuangan.

ABSTRACT
Keywords: The purpose of this study is to prove that the level of education, age, sex, income,
Financial Literacy, and distance of domicile as determinants that affect financial literacy and to
MSMEs, Knowledge, prove that knowledge, attitudes, and behaviors are indicators that influence the
Attitudes, and financial literacy of MSMEs in Mataram City.
Financial Behavior This research type is explanatory research. The data collection method is a
survey sample. The technique of determining the sample uses probability random
sampling, based on cluster sampling, the number of sample is determined as
many as 105 MSMEs. The analysis model used for estimation and hypothesis
testing uses the Partial Least Squares (PLS) path analysis model.
The result of the study prove that education, age, and distance of domicile do not
affect Financial Literacy. There is no significant difference in the level of literacy
between women and men. While income influences the Financial Literacy of

Taufiq Chaidir, dkk 1


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

MSMEs in Mataram City. From three indicators, only knowledge is influential,


while attitudes and behaviors have no effect on Financial Literacy. R-square
value (original sample value) of 0.139 proves that the estimation results of inner
and outer models are predictive relevant. The low financial literacy of MSMEs is
a challenge for financial service providers to present appropriate solutions,
namely socialization and education through better financial planning and
management, to protect them from unhealthy businesses in the financial markets.

1. PENDAHULUAN umum, dan pelaku usaha UMKM secara


khusus.
Data Kementerian Koperasi dan UKM Kekuatan dan potensi dari UMKM
tahun 2017 menunjukkan bahwa Usaha Mikro, adalah dikenal memiliki resistensi terhadap
Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia krisis, karena pada umumnya UMKM adalah
mendominasi jumlah unit usaha yaitu sebanyak berbasis pada bahan baku dan memiliki target
62,9 juta atau 99,99 persen dan mampu pemasaran domestik. Di balik potensi
berkontribusi sebesar 60,0 persen terhadap tersebut, UMKM masih menghadapi sejumlah
Produk Domestik Bruto (PDB). Di Provinsi tantangan atau kendala, antara lain
Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri, pada permodalan dan akses pembiayaan, lemahnya
periode yang sama berdasarkan data dari Dinas kapasitas sumber daya manusia, serta
Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, terdapat keterbatasan jangkauan pasar (BI, 2018).
lebih dari 644 ribu unit UMKM dengan jumlah Sedangkan hasil riset Wordl Bank (2016)
tenaga kerja yang terserap lebih dari 1,8 juta mengungkapkan bahwa terdapat empat
orang. permasalahan utama yang dihadapi UMKM
Gambaran faktual terkait dengan data secara umum yaitu aspek pembiayaan, aspek
UMKM baik menyangkut klasifikasi usaha peluang usaha, kapasitas sumber daya
maupun penyerapan tenaga kerja di Kota manusia (SDM), dan kelembagaan UMKM,
Mataram pada tahun 2017 adalah sebagai serta regulasi dan birokrasi.
berikut. Klasifikasi usaha mikro sebanyak UMKM berjuang untuk
46.321, usaha kecil 11.007, dan usaha mempertahankan atau memperluas karena
menengah sebanyak 632, dengan demikian banyak kendala yang mereka hadapi, terutama
secara keseluruhan jumlah pelaku usaha kurangnya akses ke pinjaman bank, kesulitan
UMKM sebanyak 57.960, serta menyerap dalam pemasaran, dan akses terbatas untuk
tenaga kerja sebanyak 135.722 orang. (BPS, teknologi maju dan pekerja terampil
2017) (misalnya Orlando & Pollack, 2000; Midgley,
Trend perkembangan pelaku usaha 2008; Tambunan, 2009a, b, 2010, 2015a,
UMKM secara nasional sampai ke tingkat 2018; Yuhua, 2013; Das & Mohiuddin, 2015;
Kota Mataram cukup signifikan. Hal tersebut Fiseha & Oyelana, 2015; Oyelana & Adu,
tidak hanya berkontribusi terhadap 2015; Shah & Saurabh, 2015; Santos &
penyerapan tenaga kerja, namun di sisi lain Moustafa; 2016; Thapa, 2016; Raghuvanshi,
bahwa UMKM secara berkelanjutan mampu Agrawal & Ghosh, 2017).
meningkatkan kapasita poroduksi, Terkait dengan kapasitas SDM, seperti
menggerakkan perekonomian nasional dan diketahui bahwa pelaku UMKM memiliki
atau perekonomian daerah, mendorong tingkat pendidikan yang relatif rendah. Relatif
pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya rendahnya tingkat pendidikan berdampak
mampu mengentaskan kemiskinan, serta terhadap kemampuan atau pengetahuan,
meningatkan kesejahteraan masyarakat secara sikap, dan perilaku pelaku UMKM untuk
mengelola keuangan usahanya.

Taufiq Chaidir, dkk 2


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

Konsekwensi dari rendahnya pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal,


pengetahun pelaku UMKM mengakses dan status imigrasi.
lembaga keuangan mencerminkan rendahnya Temuan Atkinson, (2012); Grohmann
tingkat literasi keuangan. Literasi keuangan (2018) mengungkapkan bahwa determinan
didefenisikan sebagai gabungan keahlian sosio-demografi menunjukkan bahwa
tentang pemahaman atau pengetahuan perempuan memiliki tingkat literasi keuangan
(knowledge), sikap (attitude) dan perilaku yang jauh lebih rendah daripada laki-laki di
(behavior) penting dalam membuat keputusan hampir semua negara. Klapper (2015) Wanita
keuangan dan akhirnya memahami cara memiliki keterampilan keuangan yang lebih
pengelolan keuangan pribadi yang lebih baik lemah daripada pria bahkan
(OECD, 2011). Lusardi (2014) menyatakan mempertimbangkan variasi dalam usia,
bahwa literasi keuangan terdiri dari sejumlah negara, pendidikan, dan pendapatan. Terdapat
kemampuan dan pengetahuan mengenai hubungan positif antara pendidikan dan
keuangan yang dimiliki oleh seseorang untuk literasi keuangan. Individu yang
mampu mengelola atau menggunakan berpendidikan lebih tinggi lebih cenderung
sejumlah uang untuk meningkatkan taraf menunjukkan perilaku dan sikap positif serta
hidupnya dan bertujuan untuk mencapai menunjukkan tingkat literasi yang lebih
kesejahteraan. Literasi keuangan sangat tinggi.
terkait dengan perilaku, kebiasaan dan Penelitian ini melengkapi studi yang
pengaruh dari faktor eksternal. dilakukan (OJK, 2014) dan Keown (2011)
Penetrasi layanan keuangan di diperluas dengan menambah indikator
Indonesia, terutama layanan perbankan, geografis. Maka determinan yang
dinilai masih cukup rendah, jika dibandingkan mempengaruhi literasi keuangan pada pelaku
dengan rasio penduduk Indonesia. Merujuk UMKM di kota Mataram adalah indikator
pada hasil riset OJK (2016) tentang literasi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin,
keuangan, di Indonesia daadalah sebesar 29,6 pendapatan, dan jarak domisili.
persen. Sementara itu untuk indeks inklusi
finansial pada tahun yang sama mencapai a. Rumusan Masalah
67,8 persen. Terhadap ke dua besaran hasil Berdasarkan latar belakang maka
riset OJK tersebut, pemerintah pada tahun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
2019 ini menargetkan minimal 79 persen. 1) Apakah tingkat pendidikan, usia, jenis
Sedangkan Provinsi NTB berada pada urutan kelamin, pendapatan, dan jarak domisili
kedua terendah diantara 34 Provinsi, dengan sebagai determinan yang mempengaruhi
literasi keuangan sebesar 21,5, artinya tingkat literasi keuangan pelaku UMKM di Kota
literasi diseluruh kabupaten dan kota di NTB Mataram?.
literasi keuangan sebesar 21,5 persen. Secara 2) 1.2.2 Apakah Pengetahuan, sikap, dan
faktual data tingkat literasi keuangan di Kota perilaku sebagai indikator yang
Mataram belum tersedia, dengan demikian mempengarhi Literasi Keuangan pelaku
literasi keuangan Kota Mataram diproksi oleh UMKM di Kota Mataram.
nilai literasi keuangan NTB.
Determinan atau faktor penentu yang b. Tujuan Penelitian
mempengaruhi literasi keuangan adalah Berdasarkan latar belakang, dan
tingkat pendidikan, jenis kelamin dan tingkat rumusan masalah maka tujuan penelitian ini
pendapatan (OJK, 2014). Sedangkan menurut adalah “untuk membuktikan bahwa tingkat
Keown (2011) determinan yang pendidikan, usia, jenis kelamin, pendapatan,
mempengaruhi literasi keuangan adalah jenis dan jarak domisili sebagai determinan yang
kelamin, usia, status keluarga, tingkat mempengaruhi literasi keuangan pelaku
UMKM di Kota Mataram?.

Taufiq Chaidir, dkk 3


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

uang dan mengontrol uang, investasi dan


c. Manfaat Penelitian pembayaran kewajiban tepat waktu.
Hasil penelitian ini diperoleh bukti c) Financial atittude; Indikator financial
empiris mengenai tingkat literasi keuangan attitude adalah terkait dengan sikap
pelaku UMKM di Kota Mataram, sekaligus terhadap uang, dan perencanaan masa
dijadikan sebagai pedoman dalam depan.
melaksanakan edukasi dan pengukuran Pengetahuan keuangan dapat diperoleh
kedalaman inklusi keuangan. dari pendidikan formal dan sumber-sumber
informal. Pendidikan formal ini seperti
2. TINJAUAN PUSTAKA program sekolah tinggi atau kuliah, seminar,
a. Tinjauan Teoritis (Literature Review) dan kelas pelatihan di luar sekolah.
1) Definisi Literasi Keuangan Sedangkan sumber-sumber informal dapat
Menurut Otoritas Jasa Keuangan diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti dari
(OJK) tahun 2011, literasi keuangan adalah orang tua, teman, dan rekan kerja, maupun
pengetahuan (knowledge), keyakinan yang berasal dari pengalaman sendiri.
(confidence), dan keterampilan (skill), yang Pengetahuan keuangan telah terbukti
mempengaruhi sikap (attitude) dan perilaku memiliki dampak yang signifikan terhadap
(behaviour) untuk meningkatkan kualitas manajemen keuangan, dan lebih konsisten
pengambilan keputusan dan pengelolaan ketika berbagai macam kebijakan digunakan
keuangan dalam rangka mencapai (Sarah, 2009). Hal ini dapat dijelaskan
kesejahteraan. melalui cara seseorang mengelola keuangan
Definisi lain menenai literasi pribadinya dan manajemen keuangan itu
keuangan seperti diungkapkan oleh menjadi faktor utama yang berkontribusi
Organization for Economic Cooperation and terhadap kepuasan keuangan atau
Development (OECD) yang mendeskripsikan ketidakpuasan keuangan seseorang. Secara
mengenai literasi keuangan yang mengambil teoritis, pengetahuan keuangan tentang
konsepsi dari beberapa penelitian terkait bagaimana pasar keuangan beroperasi harus
dengam gabungan keahlian tentang menghasilkan individu yang membuat
pemahaman atau pengetahuan (knowledge), keputusanlebih efektif (Robb dan Woodyard,
sikap (attitude) dan perilaku (behavior) 2011).
penting untuk membuat keputusan keuangan Sikap Keuangan menurut Robbins dan Judge
dan akhirnya mencapai keuangan pribadi (2008: 92), sikap adalah pernyataan yang
yang baik (OECD, 2011). evaluatif baik yang menyenangkan maupun
2) Indikator Literasi Keuangan yang tidak menyenangkan terhadap objek,
Berdasarkan definisi di atas menurut individu, dan peristiwa. Sikap memiliki 3
OECD (2016) mengungkapkan bahwa dalam komponen utama yang terdiri dari:
pengukuran terhadap literasi keuangan a) Kognitif
ditentukan oleh tiga komponen atau indikator, b) Afektif (perasaan)
yaitu. c) Perilaku atau tindakan
a) Financial knowledge; Indikator financial Pengertian sikap keuangan menurut
knowledge dalam terminologi ini adalah Pankow (2003) sebagaimana dikutip oleh
terkait dengan pengetahuan dasar-dasar Ningsih dan Rita (2010) yaitu diartikan
keuangan, manajemen keuangan, kredit sebagai keadaan pikiran, pendapat, serta
dan hutang, tabungan dan investasi, dan penilaian tentang keuangan yang
resiko, serta asuransi. diaplikasikan kedalam sikap.
b) Financial behavior; Indikator financial Menurut Eagly dan Chaiken dalam
behavior adalah terkait dengan perilaku Wawan dan Dewi (2010:20) mengemukakan
dalam penyusunan anggaran, menghemat bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil

Taufiq Chaidir, dkk 4


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

evaluasi terhadap obyek sikap yang pada disiplin ilmu keuangan. Banyak definisi
diekspresikan ke dalam proses-proses yang diberikan sehubungan dengan konsep
kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. ini, misalnya, Horne dan Wachowicz (2002)
Menurut Jodi & Phyllis (1998) dalam Rajna et dalam Mien dan Thao (2015) mengusulkan
al., (2011) Sikap keuangan adalah perilaku manajemen keuangan sebagai
kecenderungan psikologis yang diekspresikan penentuan, akuisisi, alokasi, dan pemanfaatan
ketika mengevaluasi praktik manajemen sumber daya keuangan.
keuangan yang direkomendasikan dengan Sedangkan secara keseluruhan Weston dan
beberapa tingkatan kesepakatan dan Brigham (1981) dalam Mien dan Thao (2015)
ketidaksepakatan. menggambarkan perilaku manajemen
Sikap keuangan bisa dianggap sebagai keuangan sebagai suatu pengambilan
kecenderungan psikologis yang diungkapkan keputusan keuangan, harmonisasi motif
saat mengevaluasi praktik pengelolaan individu dan tujuan perusahaan. Dengan
keuangan yang direkomendasikan dengan demikian, menurut Mien dan Thao (2015)
beberapa tingkat kesepakatan atau manajemen keuangan berkaitan dengan
ketidaksepakatan (Parrotta dan Johnson, efektivitas manajemen dana.
1998). Sikap keuangan memainkan peran Ketiga komponen tersebut dihitung
penting dalam menentukan perilaku keuangan terlebih dahulu besaran indeksnya, sehingga
seseorang (Davisdan Schumm, 1987; Shih bernilai kisaran antara 0 (tidak terliterasi)
dan Ke, 2014) dalam Miendan Thao. Sikap hingga 1 (terliterasi dengan baik). Teknik
keuangan membentuk cara orang penyusunan indeks masing-masing komponen
menghabiskan wa ktu,menyimpan, pada dasarnya mengikuti rumus sebagai
menimbun, dan membuang-buang uang berikut (Sakinah dan Mudakir, 2018).
(Furnham, 1984) dalam Mien dan Thao ILK = ∑ 𝑙𝑖: 𝑙𝑖(
(2015).
ILK Dimana : ILK :Indeks Literasi Keuangan
Eagly dan Chaiken (1993) dalam
Ii : Indeks komponen ILK ke 1 (i= 1,2,3)
Deyola (2014) menjelaskan bahwa sikap
Xi : Nilai indikator komponen ILK ke 1
diwujudkan dalam respon perilaku. Oleh
Max Xi : Nilai Maximum Xi
karena itu, masuk akal untuk mendefinisikan
Min Xi : Nilai Minimum Xi
sikap keuangan sebagai variabel subsistem
pribadi dan perilaku keuangan sebagai
Rumus yang digunakan untuk menghitung
variabel subsistem manajerial. Sikap
indeks literasi keuangan setiap masyarakat
keuangan yang dimiliki oleh seseorang akan
adalah sebagai berikut:
membantu individu tersebut dalam
menentukan sikap dan berperilaku mereka
dalam hal keuangan, baik dalam hal ILK =
manajemen keuangan, penganggaran Dimana : ILK : Indeks Literasi Keuangan
keuangan pribadi, atau bagaimana keputusan Masyarakat
individu mengenai bentuk investasi yang akan X1 : Indeks Pengetahuan Keuangan
diambil. Semakin positif sikap terhadap X2: Indeks Sikap Keuangan
manajemen keuangan, dan besarnya X3 : Indeks Perilaku Keuangan
pengetahuan keuangan, semakin banyak Hasil dari indeks literasi keuangan
praktek manajemen keuangan yang dapat masyarakat kemudian dibagi kedalam
diterapkan (Jodi & Phyllis, 1998) dalam beberapa kategori berdasarkan rumus
Deyola (2014). Penilaian Acuan Norma (PAN) yakni adalah
(3). Perilaku Keuangan penilaian yang dilakukan dengan mengacu
Perilaku manajemen keuangan pada norma kelompok atau nilai yang
dianggap sebagai salah satu konsep penting diperoleh individu dibandingkan dengan nilai-

Taufiq Chaidir, dkk 5


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

nilai individu yang lain dalam kelompok (1) Usaha mikro adalah usaha produktif
tersebut. Pedoman yang digunakan untuk milik orang perorangan dan/atau badan
mengubah skor mentah menjadi skor standar usaha perorangan yang memenuhi kriteria
pada PAN berdasarkan rata-rata (mean) dan usaha mikro sebagaimana diatur dalam
standar deviasi. undang-undang ini.
3) Kriteria Pengukuran Literasi (2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi
Keuangan produktif yang berdiri sendiri, yang
Terkait dengan indikator pengetahuan dilakukan oleh orang perorangan atau
terhadap literasi keuangan OJK sebagai badan usaha yang bukan merupakan anak
lembaga keuangan memastikan pemahaman perusahaan atau bukan cabang
masyarakat dengan program strategi nasional perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
literasi keuangan dengan mencanangkan tiga menjadi bagian baik langsung maupun
pilar utama berdasarkan indikator sebagai tidak langsung dari usaha menengah atau
berikut (OJK, 2016). usaha besar yang memenuhi kriteria
a) Well literate (21,84 persen) memiliki usaha kecil sebagaimana dimaksud
pengetahuan dan keyakinan tentang dalam undang-undang ini.
lembaga keuangan serta produk jasa (3) Yang dimaksud usaha kecil dan
keuangan, manfaat dan resiko, hak dan menengah adalah kegiatan usaha dengan
kewajiban terkait produk dan jasa skala aktivitas yang tidak terlalu besar,
keuangan serta memiliki keterampilan manajemen masih sangat sederhana,
dalam menggunakan produk dan jasa modal yang tersedia terbatas, pasar yang
keuangan. dijangkau juga belum luas.
b) Sufficient literate (75,69 persen), memiliki (4) Usaha menengah adalah usaha ekonomi
pengetahuan dan keyakinan tentang produktif yang berdiri sendiri, yang
lembaga jasa kauangan serta produk dan dilakukan oleh orang perseorangan atau
jasa keuangan, manfaat dan resiko, hak badan usaha yang bukan merupakan anak
dan kewajiban terkait produk jasa perusahaan atau cabang perusahaan yang
keuangan. dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
c) Less literate (2,06 persen) hanya memiliki baik langsung maupun tidak langsung
pengetahuan tentang lembaga jasa dengan usaha kecil atau usaha besar
keuangan, produk dan jasa keuangan. dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
d) Not literate (0,41 persen), tidak memiliki penjualan tahunan sebagaimana diatur
pengetahuan dan keyakinan terhadap dalam undang-undang ini. Dunia usaha
lembaga keuangan, dan jasa keuangan, adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha
serta tidak memiliki keterampilan dalam menengah, dan usaha besar yang
menggunakan produk dan jasa keuangan. melakukan kegiatan ekonomi di Kota
4) Definisi Usaha Miko, Kecil, dan Mataram dan berdomisili di Kota
Menengah (UMKM) Mataram.
UKM atau yang biasa dikenal dengan (5) Kata lain dari pelaku usaha adalah
usaha kecil menengah merupakan sebuah wirausahawan (entrepreneuship). Secara
istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha sederhana, wirausahawan
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki (entrepreneuship) dapat diartikan sebagai
kekayaan bersih paling banyak Rp pengusaha yang mampu meliat peluang
200.000.000, kekayatan tersebut belum dengan mencari dana serta sumber daya
termasuk tanah, dan bangunan (Nayla, 2014). lain yang diperlukan untuk menggarap
Sedangkan menurut Undang-Undang peluang tersebut, berani menanggung
No.20 Tahun 2008, definisi UMKM adalah: risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan
bisnis yang ditekuninya, serta

Taufiq Chaidir, dkk 6


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

menjalankan usaha tersebut dengan kesadaran keuangan dan pengetahuan


rencana pertumbuhan dan ekspansi. keuangan pengusaha UKM bukan prasyarat
terhadap kinerja UKM, namun strategi usaha
5) Kriteria Usaha Kecil dan Menengah dalam membuat keputusan dan hubungan
Berdasar Perkembangan dengan sikap keuangan berbeda dengan
Selain berdasar Undang-undang literasi keuangan. Dengan demikian hasil
tersebut, dari sudut pandang perkembangan- temuan akan sangat berharga bagi pemilik,
nya Rahmana (2008) mengelompokkan investor, dan penyedia layanan UKM.
UMKM dalam beberapa kriteria, yaitu: Rasyid, Rosyeni, dkk (2018) dalam
a) Livelihood Activities, merupakan Usaha penelitiannya Analisis Literasi Keuangan dan
Kecil Menengah yang digunakan sebagai Keuangan Inklusi Sebagai Strategi untuk
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil
yang lebih umum dikenal sebagai sektor Menengah (UKM) Pada Usaha Kerajinan
informal. Contohnya adalah pedagang Tangan Di Sumatera Barat. Tujuan dari
kaki lima. penelitian ini adalah untuk menemukan
b) Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan
Menengah yang memiliki sifat pengrajin pengusaha kerajinan, serta untuk melihat
tetapi belum memiliki sifat korelasi antara tingkat literasi keuangan
kewirausahaan. dengan tingkat inklusi keuangan, dan untuk
c) Small Dynamic Enterprise, merupakan mengidentifikasi faktor-faktor yang
Usaha Kecil Menengah yang telah menghambat perkembangan. Inklusi
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu keuangan. Penelitian ini menggunakan
menerima pekerjaan subkontrak dan observasi lapangan, wawancara, dan distribusi
ekspor kuesioner sebagai data primer, dan data
d) Fast Moving Enterprise, merupakam sekunder diperoleh dari instansi terkait. Untuk
Usaha Kecil Menengah yang telah menjawab pertanyaan penelitian, digunakan
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan metode analisis deskriptif dan pemodelan
melakukan transformasi menjadi Usaha persamaan struktural. Hasil penelitian
Besar (UB). menunjukkan bahwa literasi keuangan
b. Penelitian Terdahulu (Empirical memiliki dampak positif dan signifikan
Review) terhadap inklusi keuangan pengusaha
Akhtar, Shamim (2018). Pengusaha kerajinan, tingkat literasi keuangan sampel
UMKM dan Literasi Keuangan; Apakah dikategorikan cukup literate, dan inklusi
Literasi Keuangan Benar-benar Penting? keuangan pengusaha kerajinan juga
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dikategorikan cukup. Oleh karena itu, perlu
menguji tingkat literasi keuangan pengusaha untuk mengembangkan inklusi keuangan
UKM dan pengaruhnya terhadap kinerja dengan mengatasi hambatan yang dihadapi
perusahaan. Penelitian ini menggunakan oleh UKM, terutama dalam mengakses
sampel acak dan pendekatan pemodelan layanan perbankan dan lembaga keuangan
persamaan struktural dalam mengukur formal lainnya untuk meningkatkan daya
dampak tingkat ‘literasi keuangan pemilik saing UKM.
atau manajer UKM di Pakistan. Hasil Widiyati (2018) dalam penelitiannya
penelitian mengungkapkan bahwa pengaruh yang berjudul Financial Literacy Model at
dari sikap keuangan pengusaha UKM, Micro Small Medium Entreprise (MSMEs).
pengetahuan keuangan dan kesadaran Penelitian tersebut bertujuan untuk mengukur
keuangan dalam mengadaptasi literasi tingkat literasi keuangan UMKM dan
keuangan untuk meningkatkan kinerja menentukan korelasinya dengan variabel
perusahaan. Temuan lain menunjukkan bahwa demografis dan ekonomi serta merancang

Taufiq Chaidir, dkk 7


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

model untuk meningkatkan literasi. Hasil gender dan kurangnya rantai nilai dalam
penelitian menunjukkan bahwa 51 (25,5%) ekosistem kewirausahaan.
pelaku UMKM memiliki tingkat literasi yang Fatoki (2014) meneliti tingkat literasi
rendah, 105 (52,5%) memiliki tingkat sedang, keuangan pemilik UMKM baru di Afrika
dan sisanya 44 (22%) memiliki tingkat literasi Selatan. Penelitian ini menggunakan
yang tinggi. Koefisien Kontingensi kurang perencanaan keuangan, analisis dan kontrol
dari 0,6 menunjukkan bahwa korelasi pembukuan, sumber pendanaan, terminologi
demografi dan sosial ekonomi kurang kuat bisnis, keterampilan keuangan dan informasi,
dalam tingkat literasi. Hasil analisis penggunaan teknologi dan manajemen risiko
menunjukkan ada tiga faktor yang untuk mengukur literasi keuangan pemilik
membentuk model literasi keuangan: pertama usaha. Data dikumpulkan melalui penggunaan
adalah sikap keuangan; kedua adalah kuesioner yang dikelola sendiri dalam survei.
pengetahuan keuangan, dan yang ketiga Kombinasi pertanyaan menggunakan skala
adalah perilaku keuangan. dikotomi dan Likert. Analisis data
Abubakar, Habib Auwal, (2015). menggunakan statistik deskriptif, hasilnya
Penelitiannya yang berjudul Pengembangan menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan
Kewirausahaan dDan Literasi Keuangan Di adalah rendah pada pemilik UMKM baru.
Afrika. Studi ini secara khusus melihat Mabula, Juma Buhimila, (2013).
bagaimana literasi keuangan mempengaruhi Tinjauan Literasi Keuangan untuk UKM dan
perilaku rumah tangga mengenai pengambilan Pengusaha di Negara Berkembang. Seiring
keputusan keuangan, serta kesenjangan meningkatnya studi literasi keuangan di
gender dalam literasi keuangan. Karena dunia, kekhawatiran terhadap perkembangan
literasi keuangan mendapatkan momentum ekonomi semakin meningkat. Studi ini
baik di negara maju dengan sistem keuangan mencoba meninjau literasi keuangan untuk
yang canggih dan negara berkembang dengan UKM dan pengusaha di negara berkembang
tingkat layanan keuangan yang rendah, dalam dekade terakhir. Ulasan ini
penelitian ini berupaya untuk membangun mengungkapkan kelangkaan literatur tentang
hubungan formal antara literasi keuangan dan fenomena ini. Ada perbedaan besar dalam
akses ke keuangan dan apa dampak keduanya konten pengukuran domain keuangan,
bagi pengembangan masyarakat metodologi dan kerangka sampling. Semua
kewirausahaan di Afrika. Ini juga berfokus ini menyerukan intervensi segera oleh para
pada hubungan antara pengambilan keputusan peneliti, pemerintah, lembaga keuangan, dan
keuangan dan gender serta akses ke keuangan institusi bilateral yang berurusan dengan
dengan tujuan memeriksa dengan seksama berbagai inisiatif literasi keuangan. Seperti
implikasi pada pengembangan halnya literasi umum, perkembangan ekonomi
kewirausahaan. Hasil penelitan menunjukkan memiliki rentang waktu yang cukup lama
bahwa kesulitan dalam akses ke keuangan, untuk mewujudkan pencapaian penting
akses ke pasar, dukungan kebijakan dan terhadap literasi keuangan. Lebih banyak
budaya kewirausahaan adalah masalah utama upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah
dan kendala pada pengembangan untuk menghasilkan inisiatif untuk
kewirausahaan di Afrika yang memiliki menyadarkan pentingnya literasi keuangan.
implikasi yang sangat kuat untuk literasi Pemerintah perlu bekerja sama dengan
keuangan terutama pada usaha mikro, kecil lembaga ekonomi bilateral dan organisasi
dan menengah. Masalah penting lainnya internasional seperti Finescope dan
termasuk iklim investasi yang tidak Worldbank yang telah melakukan banyak
menguntungkan, tidak adanya program penelitian dan melembagakan banyak inisiatif
pelatihan kewirausahaan, lingkungan bisnis terhadap individu dan kesadaran keuangan
investasi yang tidak ramah, kesenjangan perusahaan. Dengan kerangka kerja

Taufiq Chaidir, dkk 8


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

kelembagaan yang kondusif, sektor swasta berada di atas rata-rata. Berdasarkan hasil
terutama lembaga keuangan dapat mencapai penelitian disimpulkan bahwa tingkat literasi
banyak literasi keuangan dengan menawarkan keuangan di kalangan wirausahawan muda di
pelatihan, yang terkait dengan produk yang Distrik Vhembe Afrika Selatan di atas rata-
mereka tawarkan ke pasar. rata, namun peneliti mengakui bahwa sampel
Sucuahi, William T, (2013). Faktor yang digunakan dalam penelitian ini terlalu
Penentu Literasi Keuangan pada Pengusaha kecil, oleh karena itu hasilnya tidak dapat
Mikro Di Kota Davao. Studi ini menentukan digeneralisasi, serta diperlukan penelitian
literasi keuangan pengusaha mikro di Kota lebih lanjut untuk menilai tingkat literasi
Davao. Sebanyak 100 pengusaha mikro keuangan di kalangan pengusaha muda dan
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara konsumen lain secara umum.
keseluruhan, tingkat literasi keuangan para
wirausahawan mikro adalah moderat yang 3. Metode Penelitian
menunjukkan manajemen keuangan sumber a. Jenis Penelitian
daya mereka yang tidak begitu mengesankan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Untuk mendapatkan faktor-faktor penentu penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi
literasi keuangan, digunakan analisis regresi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara
berganda yang mengungkapkan pengaruh dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini
signifikan dari tingkat pendidikan terhadap dipakai untuk menentukan apakah suatu
literasi keuangan. Namun hasilnya eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid
menunjukkan bahwa gender tidak dapat atau tidak, atau menentukan mana yang lebih
memprediksi tingkat literasi keuangan di valid di antara dua (atau lebih) eksplanasi
kalangan pengusaha mikro. yang saling bersaing.
Atkinson, et al (2012), penelitiannya b. Lokasi dan Waktu Penelitian
berjudul “Measuring Financial Literacy: Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota
Results of the OECD/ International Network Mataram yang meliputi 6 Kecamatan, yakni
on Financial Education (INFE) Pilot Study”. Kecamatan Mataram, Ampenan, Cakranegara,
Temuan analisis dengan menggunakan Sekarbela, Selaparang, dan Sandubaya.
indikator sosio-demografi menunjukkan Adapun waktu penelitian atau pengumpulan
bahwa perempuan memiliki tingkat data diharapkan pada bulan September 2019.
pengetahuan keuangan yang jauh lebih rendah c. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
daripada laki-laki di hampir semua negara Metode pengumpulan data dalam penelitian
yang diteliti. Jadi misalnya, 67 persen pria di ini mengambil sampel dari sebagian populasi
Inggris memperoleh skor 6 atau lebih untuk pada pelaku UMKM di Kota Mataram adalah
ukuran pengetahuan, sedangkan hanya 40 melalui metode sampel survey. Adapun
persen wanita mencapai skor dengan indikator teknik pengumpulan data melalui tahapan
pengukuran yang sama. studi pustaka, observasi, dan wawancara
Oseifuang (2010) dalam penelitiannya langsung dengan resoponden yang
yang berjudul Financial literacy and youth berpedoman pada daftar pertanyaan atau
entrepreneurship in South Africa. Untuk kuisioner yang disusun oleh peneliti.
mengukur tingkat literasi keuangan penelitian d. Teknik Pengambilan Sampel
ini menggunakan tanggapan pada literasi Proses seleksi sampel yang digunakan dalam
matematika, literasi komputer, sikap penelitian dari populasi pelaku UMKM yang
keuangan, pengetahuan dan perilaku ada di Kota Mataram adalah menggunakan
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan probability random sampling, berdasarkan
bahwa 51 persen responden memiliki tingkat kluster sampling. Penentuan sampel terpilih
literasi matematika di atas rata-rata dan untuk ditentukan dengan menggunakan Tabel
61 persen responden tingkat literasi komputer Angka Random (TAR).

Taufiq Chaidir, dkk 9


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

e. Populasi, dan Besarnya Sampel wilayah maka jumlah sampel ditentukan


Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 105 pelaku UMKM. Proses
keseluruhan pelaku UMKM yang tersebar di randomisasi berdasarkan jenis usaha UMKM,
enam (6) kecamatan di Kota Mataram. Atas jumlah sampel responden dialokasikan
pertimbangan heterogenitas dan cakupan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Responden Berdasarkan Wilayah dan Jenis Usaha Pelaku UMKM di Kota
Mataram.

Jumlah sampel menurut jenis usaha pelaku


Jumlah
No Kecamatan UMKM (orang)
Mikro Kecil Menengah
1 Mataram 10 10 10 30
2 Ampenan 5 5 5 15
3 Cakranegara 5 5 5 15
4 Sekarbela 5 5 5 15
5 Selaparang 5 5 5 15
6 Sandubaya 5 5 5 15
Total 35 35 35 105

f. Klasifikasi dan Definisi Operasional tahun. Adapun skala pengukuran


Variabel indiktor umur adalah dalam skala ratio.
1) Klasifikasi Variabel c) Jenis Kelamin (X3), jenis kelamin
Variabel di dalam penelitian ini responden laki dan perempuan. Laki
terdiri dari variabel endogen dan variabel diberi skor 1, dan perempuan diberi
eksogen. Variabel endogen (dependen skor 0. Adapun skala pengukuran
variable), yaitu literasi keuangan pelaku indiktor jenis kelami adalah dalam skala
UMKM (Y). Sedangan variabel eksogen nominal.
(independen variable) terdiri dari 5 d) Jumlah Pendapatan (X4) merupakan
indikator yakni, tingkat pendidikan, usia, total pendapatan yang diperoleh
jenis kelamin, pendapatan, dan jarak responden dinyatakan dalam rupiah
domisi pelaku UMKM terhadap lembaga selama satu bulan. Indikator jumlah
keuangan. pendapatan responden diukur dalam
2) Definisi Operasional Variabel skala interval.
Berdasarkan klasisifikasi variabel e) Jarak domisili (X5), merupakan jarak
baik variabel endogen (Y) maupun variabel tempuh oleh responden dari tempat
eksogen (Xi) seperti yang dijelaskan usaha ke pusat lembaga keuangan,
sebelumnya, maka definisi operasional diukur dengan dalam satuan kilometer
variabelnya dirinci sebagai berikut. (Km). Indikator jarak domisili
a) Tingkat pendidikan (X1), merupakan responden diukur dalam skala rasio.
jenjang pendidikan yang pernah f) Literasi Keuangan (Y) merupakan
dicapai oleh responden secara formal, penjumlahan penilaian terhadap ke 3
diukur dalam satuan tahun. Indikator dimensi yakni pengetahuan, sikap, dan
tingat pendidikan diukur dalam skala perilaku responden (pelaku UMKM).
interval. Indikator literasi keuangan responden
b) Umur (X2), adalah jumlah tahun yang diukur dalam skala interval.
telah dijalani responden dihitung sejak g. Metode dan Model Analisis Data
kelahiran sampai saat penelitian Berdasarkan uraian latar belakang,
dilaksanakan, diukur dalam satuan rumusan masalah, tujuan penelitian dan
Taufiq Chaidir, dkk 10
Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

rumusan hipotesis, maka model analisis X dan y = indikator atau manifest


yang digunakan dalam penelitian ini akan variabel untuk variabel laten eksogen
dilakukan dengan metode estimasi dan dan endogen (ξ dan ŋ)
pengujian hipotesis menggunakan model Λy dan Λx = merupakan matrik loading
analisis jalur Partial Least Squares (PLS). yang menggambarkan koefisien regresi
Model analisis jalur semua variabel sederhana yang menghubungkan
laten dalam PLS terdiri dari tiga hubungan variabel laten dengan indikatornya.
(Ghozali, 2006, 22). Ζx dan ζy = residual yang
a) Inner model yang menspesifikasikan diintepretasikan sebagai kesalahan
hubungan antar variabel laten pengukuran atau noise.
(struktural model) 3) Langkah ke-3: Mengkonstruksi diagram
b) Outer model yang menspesifikasikan jalur, seperti nampak dalam gambar
hubungan antar variabel laten dengan 4) Langkah ke-lima : pendugaan parameter
indikator atau variabel manifestnya yang diperoleh melalui PLS meliputi 3
(measurement model) kategori, yaitu : Weight estimate, path
c) Weight relation dalam mana nilai kasus estimate, dan loading. (Solimun,
dari variabel laten dapat diestimasi. 2007:10)
5) Langkah ke-enam : Evaluasi model
1) Langkah 1 : Merancang inner model pengukuran, meliputi : outer model, dan
Inner model (inner relation, Evaluasi model struktural (inner model)
structural model dan substantative theory), 6) Langkah ke-7 : Pengujian Hipotesis
model persamaannya dapat ditulis sebagai (Solimun, 2007:12)
berikut : a) Hipotesis statistik untuk outer
ŋ = ß0 + ßŋ + Ѓξ + ζ ...................... (1) model:
dimana :  H0 : λi = 0
ŋ = Vektor variabel endogen (dependen)  H1 : λi ≠ 0
variabel laten b) Hipotesis statistik untuk inner
ξ = Vektor variabel laten eksogen model: variabel laten eksogen
(independen) variabel laten terhadap endogen:
ζ = Vektor variabel residual (unexplained  H0 : γi = 0
variance).  H1 : γi ≠ 0
Karena PLS didisain untuk model c) Pengujian dilakukan dengan t-test;
rekursive, maka hubungan antar variabel p-value ≤ 0,05 (alpha 5 %); adalah
laten, setiap variabel laten dependen ŋ atau signifikan
sering disebut causal chain system dari d) Pada outter model signifikan: maka
variabel laten, dengan spesifikasi berikut : dapat digunakan sebagai instrumen
ŋ = Σi ßji ŋi + Σi λjb ξb + ζj ............... (2) pengukur variabel laten.
e) Pada inner model adalah signifikan,
2) Langkah ke 2 : Merancang outer maka dapat diartikan bahwa terdapat
model (outer relation, measurement pengaruh yang bermakna suatu
model), persamaannya sebagai berikut: variabel laten terhadap variabel
X = Λx ξ + ζx …............................... (3) laten lainnya.
Y = Λy ŋ + ζy ................................... (4)
dimana :

Taufiq Chaidir, dkk 11


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

4. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil Pengujian dan Hubungan Antar Konstruk

1) Pengujian Nilai Inner Loadings

Tabel 4.1 Nilai Mean, Standar Deviasi, t Statistik, dan p-Value Masing-masing Konstruk
dalam Inner Model
Standard
Original Sample t Statistics
Inner Loading Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Pendidikan (X1) ->
0.041 0.065 0.163 0.254 0.800
Literasi Keuangan (Y)
Umur (X2) ->
-0.028 -0.003 0.112 0.248 0.804
Literasi Keuangan (Y)
Jenis Kelamin (X3) ->
0.253 0.223 0.157 1.614 0.107
Literasi Keuangan (Y)
Pendapatan (X4) ->
0.274 0.250 0.124 2.202 0.028
Literasi Keuangan (Y)
Jarak Domisili (X5) ->
-0.012 0.011 0.152 0.076 0.939
Literasi Keuangan (Y)
Sumber : data primer diolah

Berdasarkan hasil yang terdapat demikian dapat disimpulkan bahwa


dalam tabel di atas dapat dijelaskan hipotesis nol (H0) tidak ditolak, yang
sebagai berikut. bermakna bahwa pendidikan tidak
Hipotesis pertama (H1), berpengaruh terhadap Literasi Keuangan
menyatakan bahwa Pendidikan pelaku UMKM di Kota Mataram
berpengaruh terhadap Literasi Keuangan Hipotesis kedua (H2), menyatakan
pelaku UMKM di Kota Mataram adalah bahwa usia atau umur berpengaruh
tidak terbukti (tidak signifikan), hal terhadap Literasi Keuangan pelaku
tersebut didukung oleh nilai t statistiknya UMKM di Kota Mataram adalah tidak
yaitu sebesar 0,254 adalah lebih kecil jika terbukti (tidak signifikan), hal tersebut
dibandingan nilai t tabel pada α : 5 persen didukung oleh nilai t statistiknya yaitu
1,96 atau dengan nilai p-values 0,800 (nilai sebesar 0,248, adalah lebih besar jika
p-values lebih besar dari 0,05).Dengan dibandingan nilai t tabel pada α : 5 persen

Taufiq Chaidir, dkk 12


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

1,96 atau dengan nilai p-values 0,804 (nilai oleh nilai t statistiknya yaitu sebesar 2.202,
p-values lebih besar dari 0,05).Dengan adalah lebih besar jika dibandingan nilai t
demikian dapat disimpulkan bahwa tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan
hipotesis nol (H0) tidak ditolak, yang nilai p-values 0,028 (nilai p-values lebih
bermakna bahwa umur tidak berpengaruh kecil dari 0,05).Dengan demikiandapat
terhadap Literasi Keuangan pelaku disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0)
UMKM di Kota Mataram ditolak atau Ha diterima, yang bermakna
Hipotesis ketiga (H3), menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap
bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap Literasi Keuangan pelaku UMKM di Kota
Literasi Keuangan pelaku UMKM di Kota Mataram
Mataram adalah tidak terbukti (tidak Hipotesis ke-lima (H5),
signifikan), hal tersebut didukung oleh menyatakan bahwa jarak domisili
nilai t statistiknya yaitu sebesar 1,614, berpengaruh terhadap Literasi Keuangan
adalah lebih kecil jika dibandingan nilai t pelaku UMKM di Kota Mataram adalah
tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan tidak terbukti (tidak signifikan), hal
nilai p-values 0,107(nilai p-values lebih tersebut didukung oleh nilai t statistiknya
besar dari 0,05).Dengan demikian dapat yaitu sebesar 0,076, adalah lebih kecil jika
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) dibandingan nilai t tabel pada α : 5 persen
tidak ditolak, yang bermakna bahwa tidak 1,96 atau dengan nilai p-values 0,939 (nilai
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat p-values lebih besar dari 0,05). Dengan
literasi antara perempuan dan laki-laki. demikian dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis ke-empat (H4), hipotesis nol (H0) tidak ditolak, yang
menyatakan bahwa pendapatan bermakna bahwa jarak domisili tidak
berpengaruh terhadap Literasi Keuangan berpengaruh terhadap Literasi Keuangan
pelaku UMKM di Kota Mataram adalah pelaku UMKM di Kota Mataram.
terbukti (signifikan), hal tersebut didukung

2) Pengujian Nilai Outer Loadings

Tabel 4.2 Nilai Mean, Standar Deviasi, t Statistik, dan p-Value Masing-masing Indikator
dalam Outer Model
Standard
Original Sample T Statistics
Outer Loading Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Pengetahuan <- Literasi Keuangan
0.847 0.635 0.338 2.505 0.013
(Y)
Sikap <- Literasi Keuangan (Y) 0.498 0.391 0.261 1.904 0.057
Perilaku <- Literasi Keuangan (Y) 0.146 0.246 0.368 0.397 0.691
Sumber : data primer diolah

Literasi keuangan terdiri dari tiga H6. Nilai t statistik pada H6 adalah sebesar
(3) dimensi atau indikator yakni 2,505 lebih besar jika dibandingan nilai t
pengetahuan, sikap, dan perilaku tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan
keuangan. Untuk menjawab hipotesis ke- nilai p-values 0,013 (nilai p-values lebih
enam (H6), H7 dan H8, bahwa ke tiga kecil dari 0,05). Dengan demikian dapat
indikator tersebut berpengaruh terhadap disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha
literasi keuangan tidak terbukti, kecuali diterima, yang bermakna bahwa

Taufiq Chaidir, dkk 13


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

pengetahuan sebagai indikator penentu dan perilaku kurang valid sebagai


terhadap Literasi Keuangan. Namun secara pengukur literasi keuangan.
keseluruhan bahwa pengetahuan, sikap,

3) Pengujian Nilai the Goodness of Fit


Tabel 4.3 Nilai R-Square
Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Literasi Keuangan (Y) 0.139 0.207 0.058 2.421 0.016
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagai determinan yang mempengaruhi
nilai R-square (nilai original sampel) literasi keuangan pelaku usaha UMKM di
adalah sebesar 0,139. Nilai R-square Kota Mataram.
tersebut menandakan bahwa hasil estimasi Tanda dan nilai parameter konstruk
berdasarkan inner dan outer model pendidikan adalah positif, maknanya
menyangkut variabel pendidikan, umur, bahwa semakin tinggi pendidikan pelaku
jenis kelamin, pendapatan dan jarak usaha UMKM maka akan berdampak
domisili, serta indikator pengetahuan, terhadap beberapa dimensi literasi seperti
sikap, dan perilaku terhadap literasi pengetahuan, sikap dan perilaku keuangan.
keuangan adalah predictive relevan. Oleh karena itu faktor pendidikan akan
Predictive relevan seluruh variabel dan mengakibatkan luasnya pemahaman pelaku
indikator pembentuk literasi keuangan usaha UMKM terhadap literasi keuangan.
dibuktikan oleh nilai t statistik sebesar Demikian juga dengan tanda dan
2,241, dengan nilai p-value sebesar 0,016 nilai parameter konstruk umur, dan
(lebih kecil dari 0,05). Hasil pembuktian pendapatan, keduanya adalah bertanda
tersebut bermakna bahwa tingkat literasi positif. Maknanya adalah seiring dengan
keuangan pelaku usaha UMKM dapat bertambah umur dan tingkat pendapatan
dijelaskan oleh pendidikan, umur, jenis pemilik usaha UMKM akan
kelamin, pendapatan dan jarak domisili, mengakibatkan semakin bertambahnya
serta indikator pengetahuan, sikap, dan pengetahuan terhadap dimensi keuangan
perilaku adalah sebesar 13,9 persen. (melek keuangan).
Adapun 86,1 persen literasi keuangan Adapun tanda dan nilai parameter
antara lain ditentukan sumber permodalan, konstruk jarak domisili adalah negatif,
skala usaha, pengalaman berusaha, maknanya bahwa semakin jauh jarak
penggunaan teknokogi, pemasaran produk domisili pelaku usaha UMKM dengan
dari pelaku usaha UMKM di Kota lembaga keuangan maka akan semakin
Mataram. rendah aspek pengetahuan, sikap dan
4) Pengujian Average Variance Extracted perilaku keuangan, atau dengan kata lain
(AVE) tingkat literasi keuangan pelaku usaha
Berdasarkan pengolahan data UMKM dikategorikan rendah .
diperoleh hasil pengujian AVE yang Satu-satunya faktor yang signifikin
ditunjukkan oleh nilai t statistik sebesar dan predictive relevan terhadap literasi
6,903 dengan p-value sebesar 0,000 (lebih keuanganadalah faktor umur pelaku usaha
kecil 0,05). Hasil pengujian terhadap AVE UMKM di Kota Mataram. Hal tersebut
tersebut dapat disimpulkan bahwa ke-5 sangat menentukan fase-fase atau tahapan
variabel bebas yakni adalah konsisten baik yang terkait dengan jenjang
Taufiq Chaidir, dkk 14
Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

pendidikan (dimensi sikap dan laki-laki dan perempuan sama. Hal tersebut
pengetahuan keuangan), dan keberdayaan bertolak belakang dengan hasil penelitian
atau kemampuan seseorang yang sebelumnya yang mengungkapkan bahwa
dimanifestasi sebagai tingkat produktifitas perempuan relatif rendah dalam hal literasi
pelaku usaha UMKM (dimensi perilaku keuangan.
keuangan). Berdasarkan hasil penelitian
terungkap bahwa pendapatan berpengaruh
b. Pembahasan terhadap literasi keuangan, artinya bahwa
Tingkat literasi keuangan bervariasi tingkat literasi keuangan yang tinggi
menurut jenjang pendidikan seseorang, dimungkinkan di semua tingkat
secara konseptual bahwa ada hubungan pendapatan pelaku usaha UMKM di Kota
antara peningkatan tingkat pendidikan dan Mataram. Hal tersebut dapat diartikan
tingkat literasi keuangan seseorang. bahwa pendapatan memiliki dampak pada
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi kemampuan seseorang untuk memperoleh
cenderung memiliki tingkat literasi pengetahuan, membentuk sikap yang
keuangan yang tinggi dibandingakn kondusif bagi kesejahteraan finansial
dengan tingkat pendidikan sekolah mereka. Namun sebaliknya, ketika tingkat
menengah atas. Namun secara faktual pendapatan seseorang rendah sering
dimungkinkan juga bahwa seseorang dijadikan alasan untuk mendapatkan akses
dengan tingkat pedidikan sekolah pelayanan keuangan.
menengah atas literasi keuangannya diatas Jika pendapatan dikaitkan dengan
yang berpendidikan perguruan tinggi. pendidikan dan umur, diperoleh gambaran
Dimasa-masa yang akan datang bahwa tingkat pendapatan yang diperolah
diharapkan literasi keuangan meningkat biasanya tersegmentasi berdasarkan
seiring bertambahnya usia atau umur tingkatan umur dan pendidikan. Dengan
seseorang, bertambahnya usia seseorang demikian akan berdampak juga terhadap
khususnya pelaku usaha UMKM tingkatan literasi keuangannya. Bagi
cenderung menjadi lebih berpengetahuan, UMKM yang termasuk dalam kategori
dan sikap serta perilaku mereka berubah golongan yang berpendapatan rendah
sesuai. Namun, berdasarkan hasil biasanya menjadi prioritas dalam program
penelitian faktor usia tidak berpengaruh pemberdayaan, baik aspek permodalan,
signifikan terhadap literasi keuangan. Hal maupun program-program lain seperti
tersebut kemungkinan disebabkan adanya edukasi atau sosialisai cara mengakses
perbedaan tingkatan usia responden. layanan keuangan yang mudah dan efisien.
Semakin tua seseorang semakin sulit untuk Bisanya seseorang dengan literasi
mengikuti laju perubahan informasi di keuangan akan memiliki pengetahuan
pasar keuangan terutama pasar keuangan di dasar tentang konsep keuangan dan
era industri 4.0 penuh dengan muatan kemampuan untuk menerapkan
financialtechnology (fintech). keterampilan mengkalkulasi kondisi
Berdasarkan fakta penelitian keuangan. Namun jika seseorang yang
diketahui bahwa proporsi responden pria memiliki pengetahuan keuangan pada
lebih besar daripada responden wanit, tingkatan yang tinggi, tidak selalu
namun berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa mereka adalah ahli
diungkapkan tidak ada perbedaan yang dalam masalah-masalah keuangan.
signifikan antara proporsi pria dan wanita Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap
terhadap literasi keuangan, maknanya keuangan sebagai salah satu dimensi yang
bahwa peningkatan pengetahuan antara cukup penting dari literasi keuangan. Jika

Taufiq Chaidir, dkk 15


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

orang memiliki sikap yang rendah terhadap berpengaruh signifikan, sehingga


hasrat untuk menabung, padahal hasil dari dibutuhkan integrasi dan kerja sama anatr
aktivitas menabung adalah untuk pelaku usaha UMKM, antar pelaku jasa
memperkuat ketahanan keuangannya. keuangan akan keterjangkauan pasar
Demikian pula, jika orientasi seseorang produk dan pasar keuangan yang lebih
lebih memprioritaskan keinginan jangka menyeluruh.
pendek, maka ketahanan keuangan yang UMKM di NTB dan di Kota
ditopang oleh tabungan bisa teratasi oleh Mataram khususnya memiliki potensi yang
dana tabungan dalam jangka panjang. kuat untuk menciptakan lapangan kerja dan
Dengan demikian dapat disimpulkan mengurangi kemiskinan, yakni dengan
bahwa sikap keuangan yang bertumpu menyediakan akses ke berbagai layanan
pada dana atau uang terkait dengan keuangan (keuangan inklusif). Sektor
perencanaan keuangan untuk masa-masa UMKM disiapkan agar berkembang secara
yang akan datang dala jangka panjang. cepat, serta diharapkan untuk menjangkau
Perilaku adalah elemen penting dari lebih banyak pelaku usaha di daerah
literasi keuangan; dan dapat dikatakan perkotaan dan pedesaan.
sebagai dimensi yang paling penting Peningkatan literasi dan inklusi
diantara dimensi yang lain seperi sikap dan keuangan, diyakini bisa mengembangkan
pengtehauan keuangan. Hubungan positif UMKM karena pelaku UMKM dapat lebih
antara perilaku dan literasi keuangan memahami konsep dasar dari produk
didorong oleh perilaku seperti perencanaan keuangan, melakukan perencanaan dan
pengeluaran dan membangun jaring pengelolaan keuangan yang lebih baik,
pengaman keuangan; sebaliknya, perilaku serta melindungi mereka dari penipuan dan
tertentu, seperti kredit atau pinjaman yang usaha tidak sehat di pasar keuangan.
melampaui batas kemampuannya, dapat
mengurangi kondisi dan posisi keuangan. b. Saran
Penguatan literasi dan inklusi
5. Kesimpulan dan Saran keuangan untuk pengembangan UMKM,
a. Kesimpulan diperlukan sinergisitas dan optimalisasi
Literasi keuangan (financial pemanfaatan financial technology untuk
literacy) adalah hal penting yang memudahkan akses dan memperluas
seharusnya dimiliki oleh setiap pelaku jangkauan usaha dari UMKM.
usaha. Pelaku usaha UMKM dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
literasi keuangan yang baik (well literate), Institusi-institusi lainnya tetap konsisten
akan mampu melihat dimensi keuangan dan berkelanjutan untuk mendorong pelaku
dengan sudut pandang yang berbeda usaha UMKM guna meningkatkan akses
sehingga memiliki pengetahuan untuk keuangan terutama kepada industri jasa
mengontrol kondisi keuangannya. keuangan.
Rendahnya aspek literasi pelaku Saat ini, Indonesia telah memasuki
usaha UMKM, menjadi tantangan terhadap dunia digital financing services. Dari segi
penyedia layanan guna menghadirkan jumlah dan volume transaksi, e-commerce
solusi tepat guna yang mudah “dibaca”. dan e-banking menunjukkan tren
Model keagenan yang melibatkan langsung peningkatan. Peningkatan transaksi melalui
masyarakat sebagai pengganti unit dunia digital hendaknya harus diikuti oleh
perbankan akan sangat membantu proses pelaku usaha UMKM melalui peningkatan
sosialisasi dan adopsi. Institusi non-formal literasi dan inklusi dunia keuangan.
seperti pemain fintech juga diharapkan

Taufiq Chaidir, dkk 16


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

REFERENSI Journal of Social Sciences, Vol 5


(20), P. 409-414
Abubakar, Habib Auwal, (2015), "Entre- Fiseha, G. G., & Akeem, A. O. (2015). An
preneurship Development and Finan- assessment of the roles of small and
cial Literacy in Africa", World medium enterprises (SMEs) in the
Journal of Entrepreneurship, Mana- local economic development (LED)
gement and Sustainable Develop- in South Africa. Journal of
ment, Vol. 11 Iss 4 pp. 281 - 294 Economics, 6(3), 280–290.
Akifa P. Nayla, (2014). Komplet Akun- Grohmann, Antonia, Theres Klühs Lukas
tansi untuk UMKM dan Waralaba, Menkhoff. (2018). Does financial
Laksana, Jogjakarta, hlm. 12. literacy improve financial inclusion?
Atkinson, A. and F. Messy (2012), Cross country evidence.World
“Measuring Financial Literacy: Development 111. Pp. 84–96
Results of the OECD / International Ghozali, I. 2014. Structural Equation
Network on Financial Education Modeling: Metode Alternatif dengan
(INFE) Pilot Study”, OECD Working Partial Least Square (PLS).Semarang:
Papers on Finance, Insurance and Badan Penerbit Universitas
Private Pensions, No. 15, OECD Diponegoro Semarang.
Publishing, Huston. Sandra J. (2010). Measuring
Paris.http://dx.doi.org/10.1787/5k9cs Financial Literacy. The Journal of
fs90fr4-en Consumer Affairs, Vol. 44, No. 2
BI & LPPI. (2015). Profil Bisnis Usaha Kebede, Matewos. (2015). Financial
Mikro, Kecil dan Menengah Literacy and Management of
(UMKM) (business profile of micro, Personal Finance: A Review of
small and medium enterprises). Recent Literatures. Research Journal
Jakarta: Bank Indonesia. of Finance and Accounting
BPS. (2015). Profil Industri Mikro dan www.iiste.org ISSN 2222-1697
Kecil Tahun 2015 (Profile of micro (Paper) ISSN 2222-2847 (Online)
and small enterprises). Jakarta: Vol.6, No.13, 2015
Badan Pusat Statistik. Klapper,Leora Annamaria Lusardi, Peter
BPS. (2017). Analisis Ketenagakerjaan van Oudheusden, (2015). Financial
Usaha Mikro dan Kecil (Employ- Literacy Around the World: Insights
ment analysis of micro and small From The Standard & Poor’s Ratings
enterprises). Sensus Ekonomi 2016. Services Global Financial Literacy
Jakarta: Badan Pusat Statistik. Survey World Bank Policy Research
Das, S., & Mohiuddin, K. M. (2015). Working Paper
Motivational factors and the con- Keown, L. A. 2011. The financial
straints of women entrepreneurship knowledge of Canadians, (11).
development in Bangladesh. Inter- Lusardi, Annamaria, and Olivia S.
national Journal of Information, Mitchell. (2014). "The Economic
Business and Management, 7(3), Importance of Financial Literacy:
377–396. Theory and Evidence." Journal of
Fatoki, O. & Oni, O. (2014): “Financial Economic Literature, 52 (1): 5-44.
Literacy Studies in South Africa: Midgley, J. (2008). Microenterprise, global
Current Literature and Research poverty and social development.
Opportunities,” Mediterranean International Social Work, 51(4),
467–479.

Taufiq Chaidir, dkk 17


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

Nurhidayati, Siti Eni & Moch. Khoirul Oyelana, A. A., & Adu, E. O. (2015).
Anwar. (2018). Pengaruh Faktor Small and medium enterprises
Demografi Terhadap Literasi (SMEs) as a means of creating
Keuangan Syariah Karyawan employment and poverty reduction in
Perbankan Syariah Di Surabaya. Fort Beaufort, eastern Cape Province
Jurnal Ekonomi Islam, Volume 1 of South Africa. Journal of Social
Nomor 1, Tahun 2018. Halaman 1- Sciences, 45(1), 8–15.
12 Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan
OECD-INFE. (2011). Measuring financial Menengah (UKM), Informasi
literacy: Core questionnaire in Terdepan tentang Usaha Kecil
measuring financial literacy: Menengah, (online), (http://infoukm.
Questionnaire and guidance notes for wordpress.com, diakses 1 oktober
conducting an internationally 2011)
comparable survey of financual Raghuvanshi, Juhi, Rajat, Agrawal, & P.
literacy. Paris:OECD. K. Ghosh (2017). Analysis of
Olawale Fatoki (2014) The Financial Barriers to Women Entrepre-
Literacy of Micro Entrepreneurs in neurship: The DEMATEL Approach.
South Africa, Journal of Social The Journal of Entrepreneurship,
Sciences, 40:2, 151-158, 26(2), 220–238. Retrived from
Oseifuah. E. K. (2010). Financial literacy http://journals.sagepub.com/impact-
and youth entrepreneurship in South factor/joe. Accessed 2 Feb 2018.
Africa. African Journal of Economic Robb, C. A. & Wodyard, A. S. (2011):
and Management Studies, Vol. 1 Iss: “Financial Knowledge and Best
2. Practice Behaviors,” Journal of
Orlando, María Beatriz & Molly, Pollack Financial Counseling and Planning,
(2000). Microenterprises and Vol. 22 (1), PP.60-70
Poverty. Evidence from Latin Santos, Ajoqué & Gihan, Moustafa (2016).
America. Washington, D.C: Inter- Female entrepreneurship in deve-
American Development Bank loping countries-Barriers and Moti-
Sustainable Development Depart- vation Case Study: Egypt and Brazil.
ment Microenterprise Unit, February. Master of Science Thesis. KTH
Retrieved from Industrial Engineering and Mana-
https://publications.iadb.org/bitstrea gement, Stockholm. Retrieved from
m/handle/11319/5035/ http://www.diva-
microenterprises% 20and%20 portal.se/smash/get/diva2:949759/
Poverty.pdf?sequence=1&isAllowed FULLTEXT01.pdf. Accessed 2 June
=y. Accessed 2 Feb 2018. 2018.
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peraturan Shah, H., & Punit, S. (2015). Women
Otoritas Jasa Keuangan No 7 Tahun entrepreneurs in developing nations:
2016 tentang Peningkatan Literasi Growth and replication strategies and
dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa their impact on poverty alleviation.
Keuangan untuk Konsumen dan/atau Technology Innovation Management
Masyarakat. Jakarta:OJK. Review, 5(8), 34–43.
Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Indonesia Tambunan, T. T. H. (2009a). Development
National Strategy for Financial of small and medium enterprises in
Literacy, (Online), ASEAN countries. New Delhi:
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/. Readworthy Publications, Ltd..

Taufiq Chaidir, dkk 18


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 2 No. 1, Maret 2020

Tambunan, T. T. H. (2010). Trade Literacy Model at Micro Small


liberalization and SMEs in ASEAN. Medium Entreprise (MSMEs)
New York: Nova Science Publishers, MIMBAR, Vol.34 No 2 nd
Inc.. (December) 2018 pp. 255-264.
Widiyati, Sri., Edi Wijayanto,
Prihatiningsih. (2018). Financial

Taufiq Chaidir, dkk 19

Anda mungkin juga menyukai