Taufiq Chaidir*, Ida Ayu Putri S, Gusti Ayu Arini dan Baiq Ismiwati
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Mataram
ABSTRACT
Keywords: The purpose of this study is to prove that the level of education, age, sex, income,
Financial Literacy, and distance of domicile as determinants that affect financial literacy and to
MSMEs, Knowledge, prove that knowledge, attitudes, and behaviors are indicators that influence the
Attitudes, and financial literacy of MSMEs in Mataram City.
Financial Behavior This research type is explanatory research. The data collection method is a
survey sample. The technique of determining the sample uses probability random
sampling, based on cluster sampling, the number of sample is determined as
many as 105 MSMEs. The analysis model used for estimation and hypothesis
testing uses the Partial Least Squares (PLS) path analysis model.
The result of the study prove that education, age, and distance of domicile do not
affect Financial Literacy. There is no significant difference in the level of literacy
between women and men. While income influences the Financial Literacy of
evaluasi terhadap obyek sikap yang pada disiplin ilmu keuangan. Banyak definisi
diekspresikan ke dalam proses-proses yang diberikan sehubungan dengan konsep
kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. ini, misalnya, Horne dan Wachowicz (2002)
Menurut Jodi & Phyllis (1998) dalam Rajna et dalam Mien dan Thao (2015) mengusulkan
al., (2011) Sikap keuangan adalah perilaku manajemen keuangan sebagai
kecenderungan psikologis yang diekspresikan penentuan, akuisisi, alokasi, dan pemanfaatan
ketika mengevaluasi praktik manajemen sumber daya keuangan.
keuangan yang direkomendasikan dengan Sedangkan secara keseluruhan Weston dan
beberapa tingkatan kesepakatan dan Brigham (1981) dalam Mien dan Thao (2015)
ketidaksepakatan. menggambarkan perilaku manajemen
Sikap keuangan bisa dianggap sebagai keuangan sebagai suatu pengambilan
kecenderungan psikologis yang diungkapkan keputusan keuangan, harmonisasi motif
saat mengevaluasi praktik pengelolaan individu dan tujuan perusahaan. Dengan
keuangan yang direkomendasikan dengan demikian, menurut Mien dan Thao (2015)
beberapa tingkat kesepakatan atau manajemen keuangan berkaitan dengan
ketidaksepakatan (Parrotta dan Johnson, efektivitas manajemen dana.
1998). Sikap keuangan memainkan peran Ketiga komponen tersebut dihitung
penting dalam menentukan perilaku keuangan terlebih dahulu besaran indeksnya, sehingga
seseorang (Davisdan Schumm, 1987; Shih bernilai kisaran antara 0 (tidak terliterasi)
dan Ke, 2014) dalam Miendan Thao. Sikap hingga 1 (terliterasi dengan baik). Teknik
keuangan membentuk cara orang penyusunan indeks masing-masing komponen
menghabiskan wa ktu,menyimpan, pada dasarnya mengikuti rumus sebagai
menimbun, dan membuang-buang uang berikut (Sakinah dan Mudakir, 2018).
(Furnham, 1984) dalam Mien dan Thao ILK = ∑ 𝑙𝑖: 𝑙𝑖(
(2015).
ILK Dimana : ILK :Indeks Literasi Keuangan
Eagly dan Chaiken (1993) dalam
Ii : Indeks komponen ILK ke 1 (i= 1,2,3)
Deyola (2014) menjelaskan bahwa sikap
Xi : Nilai indikator komponen ILK ke 1
diwujudkan dalam respon perilaku. Oleh
Max Xi : Nilai Maximum Xi
karena itu, masuk akal untuk mendefinisikan
Min Xi : Nilai Minimum Xi
sikap keuangan sebagai variabel subsistem
pribadi dan perilaku keuangan sebagai
Rumus yang digunakan untuk menghitung
variabel subsistem manajerial. Sikap
indeks literasi keuangan setiap masyarakat
keuangan yang dimiliki oleh seseorang akan
adalah sebagai berikut:
membantu individu tersebut dalam
menentukan sikap dan berperilaku mereka
dalam hal keuangan, baik dalam hal ILK =
manajemen keuangan, penganggaran Dimana : ILK : Indeks Literasi Keuangan
keuangan pribadi, atau bagaimana keputusan Masyarakat
individu mengenai bentuk investasi yang akan X1 : Indeks Pengetahuan Keuangan
diambil. Semakin positif sikap terhadap X2: Indeks Sikap Keuangan
manajemen keuangan, dan besarnya X3 : Indeks Perilaku Keuangan
pengetahuan keuangan, semakin banyak Hasil dari indeks literasi keuangan
praktek manajemen keuangan yang dapat masyarakat kemudian dibagi kedalam
diterapkan (Jodi & Phyllis, 1998) dalam beberapa kategori berdasarkan rumus
Deyola (2014). Penilaian Acuan Norma (PAN) yakni adalah
(3). Perilaku Keuangan penilaian yang dilakukan dengan mengacu
Perilaku manajemen keuangan pada norma kelompok atau nilai yang
dianggap sebagai salah satu konsep penting diperoleh individu dibandingkan dengan nilai-
nilai individu yang lain dalam kelompok (1) Usaha mikro adalah usaha produktif
tersebut. Pedoman yang digunakan untuk milik orang perorangan dan/atau badan
mengubah skor mentah menjadi skor standar usaha perorangan yang memenuhi kriteria
pada PAN berdasarkan rata-rata (mean) dan usaha mikro sebagaimana diatur dalam
standar deviasi. undang-undang ini.
3) Kriteria Pengukuran Literasi (2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi
Keuangan produktif yang berdiri sendiri, yang
Terkait dengan indikator pengetahuan dilakukan oleh orang perorangan atau
terhadap literasi keuangan OJK sebagai badan usaha yang bukan merupakan anak
lembaga keuangan memastikan pemahaman perusahaan atau bukan cabang
masyarakat dengan program strategi nasional perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
literasi keuangan dengan mencanangkan tiga menjadi bagian baik langsung maupun
pilar utama berdasarkan indikator sebagai tidak langsung dari usaha menengah atau
berikut (OJK, 2016). usaha besar yang memenuhi kriteria
a) Well literate (21,84 persen) memiliki usaha kecil sebagaimana dimaksud
pengetahuan dan keyakinan tentang dalam undang-undang ini.
lembaga keuangan serta produk jasa (3) Yang dimaksud usaha kecil dan
keuangan, manfaat dan resiko, hak dan menengah adalah kegiatan usaha dengan
kewajiban terkait produk dan jasa skala aktivitas yang tidak terlalu besar,
keuangan serta memiliki keterampilan manajemen masih sangat sederhana,
dalam menggunakan produk dan jasa modal yang tersedia terbatas, pasar yang
keuangan. dijangkau juga belum luas.
b) Sufficient literate (75,69 persen), memiliki (4) Usaha menengah adalah usaha ekonomi
pengetahuan dan keyakinan tentang produktif yang berdiri sendiri, yang
lembaga jasa kauangan serta produk dan dilakukan oleh orang perseorangan atau
jasa keuangan, manfaat dan resiko, hak badan usaha yang bukan merupakan anak
dan kewajiban terkait produk jasa perusahaan atau cabang perusahaan yang
keuangan. dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
c) Less literate (2,06 persen) hanya memiliki baik langsung maupun tidak langsung
pengetahuan tentang lembaga jasa dengan usaha kecil atau usaha besar
keuangan, produk dan jasa keuangan. dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
d) Not literate (0,41 persen), tidak memiliki penjualan tahunan sebagaimana diatur
pengetahuan dan keyakinan terhadap dalam undang-undang ini. Dunia usaha
lembaga keuangan, dan jasa keuangan, adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha
serta tidak memiliki keterampilan dalam menengah, dan usaha besar yang
menggunakan produk dan jasa keuangan. melakukan kegiatan ekonomi di Kota
4) Definisi Usaha Miko, Kecil, dan Mataram dan berdomisili di Kota
Menengah (UMKM) Mataram.
UKM atau yang biasa dikenal dengan (5) Kata lain dari pelaku usaha adalah
usaha kecil menengah merupakan sebuah wirausahawan (entrepreneuship). Secara
istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha sederhana, wirausahawan
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki (entrepreneuship) dapat diartikan sebagai
kekayaan bersih paling banyak Rp pengusaha yang mampu meliat peluang
200.000.000, kekayatan tersebut belum dengan mencari dana serta sumber daya
termasuk tanah, dan bangunan (Nayla, 2014). lain yang diperlukan untuk menggarap
Sedangkan menurut Undang-Undang peluang tersebut, berani menanggung
No.20 Tahun 2008, definisi UMKM adalah: risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan
bisnis yang ditekuninya, serta
model untuk meningkatkan literasi. Hasil gender dan kurangnya rantai nilai dalam
penelitian menunjukkan bahwa 51 (25,5%) ekosistem kewirausahaan.
pelaku UMKM memiliki tingkat literasi yang Fatoki (2014) meneliti tingkat literasi
rendah, 105 (52,5%) memiliki tingkat sedang, keuangan pemilik UMKM baru di Afrika
dan sisanya 44 (22%) memiliki tingkat literasi Selatan. Penelitian ini menggunakan
yang tinggi. Koefisien Kontingensi kurang perencanaan keuangan, analisis dan kontrol
dari 0,6 menunjukkan bahwa korelasi pembukuan, sumber pendanaan, terminologi
demografi dan sosial ekonomi kurang kuat bisnis, keterampilan keuangan dan informasi,
dalam tingkat literasi. Hasil analisis penggunaan teknologi dan manajemen risiko
menunjukkan ada tiga faktor yang untuk mengukur literasi keuangan pemilik
membentuk model literasi keuangan: pertama usaha. Data dikumpulkan melalui penggunaan
adalah sikap keuangan; kedua adalah kuesioner yang dikelola sendiri dalam survei.
pengetahuan keuangan, dan yang ketiga Kombinasi pertanyaan menggunakan skala
adalah perilaku keuangan. dikotomi dan Likert. Analisis data
Abubakar, Habib Auwal, (2015). menggunakan statistik deskriptif, hasilnya
Penelitiannya yang berjudul Pengembangan menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan
Kewirausahaan dDan Literasi Keuangan Di adalah rendah pada pemilik UMKM baru.
Afrika. Studi ini secara khusus melihat Mabula, Juma Buhimila, (2013).
bagaimana literasi keuangan mempengaruhi Tinjauan Literasi Keuangan untuk UKM dan
perilaku rumah tangga mengenai pengambilan Pengusaha di Negara Berkembang. Seiring
keputusan keuangan, serta kesenjangan meningkatnya studi literasi keuangan di
gender dalam literasi keuangan. Karena dunia, kekhawatiran terhadap perkembangan
literasi keuangan mendapatkan momentum ekonomi semakin meningkat. Studi ini
baik di negara maju dengan sistem keuangan mencoba meninjau literasi keuangan untuk
yang canggih dan negara berkembang dengan UKM dan pengusaha di negara berkembang
tingkat layanan keuangan yang rendah, dalam dekade terakhir. Ulasan ini
penelitian ini berupaya untuk membangun mengungkapkan kelangkaan literatur tentang
hubungan formal antara literasi keuangan dan fenomena ini. Ada perbedaan besar dalam
akses ke keuangan dan apa dampak keduanya konten pengukuran domain keuangan,
bagi pengembangan masyarakat metodologi dan kerangka sampling. Semua
kewirausahaan di Afrika. Ini juga berfokus ini menyerukan intervensi segera oleh para
pada hubungan antara pengambilan keputusan peneliti, pemerintah, lembaga keuangan, dan
keuangan dan gender serta akses ke keuangan institusi bilateral yang berurusan dengan
dengan tujuan memeriksa dengan seksama berbagai inisiatif literasi keuangan. Seperti
implikasi pada pengembangan halnya literasi umum, perkembangan ekonomi
kewirausahaan. Hasil penelitan menunjukkan memiliki rentang waktu yang cukup lama
bahwa kesulitan dalam akses ke keuangan, untuk mewujudkan pencapaian penting
akses ke pasar, dukungan kebijakan dan terhadap literasi keuangan. Lebih banyak
budaya kewirausahaan adalah masalah utama upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah
dan kendala pada pengembangan untuk menghasilkan inisiatif untuk
kewirausahaan di Afrika yang memiliki menyadarkan pentingnya literasi keuangan.
implikasi yang sangat kuat untuk literasi Pemerintah perlu bekerja sama dengan
keuangan terutama pada usaha mikro, kecil lembaga ekonomi bilateral dan organisasi
dan menengah. Masalah penting lainnya internasional seperti Finescope dan
termasuk iklim investasi yang tidak Worldbank yang telah melakukan banyak
menguntungkan, tidak adanya program penelitian dan melembagakan banyak inisiatif
pelatihan kewirausahaan, lingkungan bisnis terhadap individu dan kesadaran keuangan
investasi yang tidak ramah, kesenjangan perusahaan. Dengan kerangka kerja
kelembagaan yang kondusif, sektor swasta berada di atas rata-rata. Berdasarkan hasil
terutama lembaga keuangan dapat mencapai penelitian disimpulkan bahwa tingkat literasi
banyak literasi keuangan dengan menawarkan keuangan di kalangan wirausahawan muda di
pelatihan, yang terkait dengan produk yang Distrik Vhembe Afrika Selatan di atas rata-
mereka tawarkan ke pasar. rata, namun peneliti mengakui bahwa sampel
Sucuahi, William T, (2013). Faktor yang digunakan dalam penelitian ini terlalu
Penentu Literasi Keuangan pada Pengusaha kecil, oleh karena itu hasilnya tidak dapat
Mikro Di Kota Davao. Studi ini menentukan digeneralisasi, serta diperlukan penelitian
literasi keuangan pengusaha mikro di Kota lebih lanjut untuk menilai tingkat literasi
Davao. Sebanyak 100 pengusaha mikro keuangan di kalangan pengusaha muda dan
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara konsumen lain secara umum.
keseluruhan, tingkat literasi keuangan para
wirausahawan mikro adalah moderat yang 3. Metode Penelitian
menunjukkan manajemen keuangan sumber a. Jenis Penelitian
daya mereka yang tidak begitu mengesankan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Untuk mendapatkan faktor-faktor penentu penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi
literasi keuangan, digunakan analisis regresi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara
berganda yang mengungkapkan pengaruh dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini
signifikan dari tingkat pendidikan terhadap dipakai untuk menentukan apakah suatu
literasi keuangan. Namun hasilnya eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid
menunjukkan bahwa gender tidak dapat atau tidak, atau menentukan mana yang lebih
memprediksi tingkat literasi keuangan di valid di antara dua (atau lebih) eksplanasi
kalangan pengusaha mikro. yang saling bersaing.
Atkinson, et al (2012), penelitiannya b. Lokasi dan Waktu Penelitian
berjudul “Measuring Financial Literacy: Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota
Results of the OECD/ International Network Mataram yang meliputi 6 Kecamatan, yakni
on Financial Education (INFE) Pilot Study”. Kecamatan Mataram, Ampenan, Cakranegara,
Temuan analisis dengan menggunakan Sekarbela, Selaparang, dan Sandubaya.
indikator sosio-demografi menunjukkan Adapun waktu penelitian atau pengumpulan
bahwa perempuan memiliki tingkat data diharapkan pada bulan September 2019.
pengetahuan keuangan yang jauh lebih rendah c. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
daripada laki-laki di hampir semua negara Metode pengumpulan data dalam penelitian
yang diteliti. Jadi misalnya, 67 persen pria di ini mengambil sampel dari sebagian populasi
Inggris memperoleh skor 6 atau lebih untuk pada pelaku UMKM di Kota Mataram adalah
ukuran pengetahuan, sedangkan hanya 40 melalui metode sampel survey. Adapun
persen wanita mencapai skor dengan indikator teknik pengumpulan data melalui tahapan
pengukuran yang sama. studi pustaka, observasi, dan wawancara
Oseifuang (2010) dalam penelitiannya langsung dengan resoponden yang
yang berjudul Financial literacy and youth berpedoman pada daftar pertanyaan atau
entrepreneurship in South Africa. Untuk kuisioner yang disusun oleh peneliti.
mengukur tingkat literasi keuangan penelitian d. Teknik Pengambilan Sampel
ini menggunakan tanggapan pada literasi Proses seleksi sampel yang digunakan dalam
matematika, literasi komputer, sikap penelitian dari populasi pelaku UMKM yang
keuangan, pengetahuan dan perilaku ada di Kota Mataram adalah menggunakan
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan probability random sampling, berdasarkan
bahwa 51 persen responden memiliki tingkat kluster sampling. Penentuan sampel terpilih
literasi matematika di atas rata-rata dan untuk ditentukan dengan menggunakan Tabel
61 persen responden tingkat literasi komputer Angka Random (TAR).
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Responden Berdasarkan Wilayah dan Jenis Usaha Pelaku UMKM di Kota
Mataram.
Tabel 4.1 Nilai Mean, Standar Deviasi, t Statistik, dan p-Value Masing-masing Konstruk
dalam Inner Model
Standard
Original Sample t Statistics
Inner Loading Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Pendidikan (X1) ->
0.041 0.065 0.163 0.254 0.800
Literasi Keuangan (Y)
Umur (X2) ->
-0.028 -0.003 0.112 0.248 0.804
Literasi Keuangan (Y)
Jenis Kelamin (X3) ->
0.253 0.223 0.157 1.614 0.107
Literasi Keuangan (Y)
Pendapatan (X4) ->
0.274 0.250 0.124 2.202 0.028
Literasi Keuangan (Y)
Jarak Domisili (X5) ->
-0.012 0.011 0.152 0.076 0.939
Literasi Keuangan (Y)
Sumber : data primer diolah
1,96 atau dengan nilai p-values 0,804 (nilai oleh nilai t statistiknya yaitu sebesar 2.202,
p-values lebih besar dari 0,05).Dengan adalah lebih besar jika dibandingan nilai t
demikian dapat disimpulkan bahwa tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan
hipotesis nol (H0) tidak ditolak, yang nilai p-values 0,028 (nilai p-values lebih
bermakna bahwa umur tidak berpengaruh kecil dari 0,05).Dengan demikiandapat
terhadap Literasi Keuangan pelaku disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0)
UMKM di Kota Mataram ditolak atau Ha diterima, yang bermakna
Hipotesis ketiga (H3), menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap
bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap Literasi Keuangan pelaku UMKM di Kota
Literasi Keuangan pelaku UMKM di Kota Mataram
Mataram adalah tidak terbukti (tidak Hipotesis ke-lima (H5),
signifikan), hal tersebut didukung oleh menyatakan bahwa jarak domisili
nilai t statistiknya yaitu sebesar 1,614, berpengaruh terhadap Literasi Keuangan
adalah lebih kecil jika dibandingan nilai t pelaku UMKM di Kota Mataram adalah
tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan tidak terbukti (tidak signifikan), hal
nilai p-values 0,107(nilai p-values lebih tersebut didukung oleh nilai t statistiknya
besar dari 0,05).Dengan demikian dapat yaitu sebesar 0,076, adalah lebih kecil jika
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) dibandingan nilai t tabel pada α : 5 persen
tidak ditolak, yang bermakna bahwa tidak 1,96 atau dengan nilai p-values 0,939 (nilai
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat p-values lebih besar dari 0,05). Dengan
literasi antara perempuan dan laki-laki. demikian dapat disimpulkan bahwa
Hipotesis ke-empat (H4), hipotesis nol (H0) tidak ditolak, yang
menyatakan bahwa pendapatan bermakna bahwa jarak domisili tidak
berpengaruh terhadap Literasi Keuangan berpengaruh terhadap Literasi Keuangan
pelaku UMKM di Kota Mataram adalah pelaku UMKM di Kota Mataram.
terbukti (signifikan), hal tersebut didukung
Tabel 4.2 Nilai Mean, Standar Deviasi, t Statistik, dan p-Value Masing-masing Indikator
dalam Outer Model
Standard
Original Sample T Statistics
Outer Loading Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)
Pengetahuan <- Literasi Keuangan
0.847 0.635 0.338 2.505 0.013
(Y)
Sikap <- Literasi Keuangan (Y) 0.498 0.391 0.261 1.904 0.057
Perilaku <- Literasi Keuangan (Y) 0.146 0.246 0.368 0.397 0.691
Sumber : data primer diolah
Literasi keuangan terdiri dari tiga H6. Nilai t statistik pada H6 adalah sebesar
(3) dimensi atau indikator yakni 2,505 lebih besar jika dibandingan nilai t
pengetahuan, sikap, dan perilaku tabel pada α : 5 persen 1,96 atau dengan
keuangan. Untuk menjawab hipotesis ke- nilai p-values 0,013 (nilai p-values lebih
enam (H6), H7 dan H8, bahwa ke tiga kecil dari 0,05). Dengan demikian dapat
indikator tersebut berpengaruh terhadap disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha
literasi keuangan tidak terbukti, kecuali diterima, yang bermakna bahwa
pendidikan (dimensi sikap dan laki-laki dan perempuan sama. Hal tersebut
pengetahuan keuangan), dan keberdayaan bertolak belakang dengan hasil penelitian
atau kemampuan seseorang yang sebelumnya yang mengungkapkan bahwa
dimanifestasi sebagai tingkat produktifitas perempuan relatif rendah dalam hal literasi
pelaku usaha UMKM (dimensi perilaku keuangan.
keuangan). Berdasarkan hasil penelitian
terungkap bahwa pendapatan berpengaruh
b. Pembahasan terhadap literasi keuangan, artinya bahwa
Tingkat literasi keuangan bervariasi tingkat literasi keuangan yang tinggi
menurut jenjang pendidikan seseorang, dimungkinkan di semua tingkat
secara konseptual bahwa ada hubungan pendapatan pelaku usaha UMKM di Kota
antara peningkatan tingkat pendidikan dan Mataram. Hal tersebut dapat diartikan
tingkat literasi keuangan seseorang. bahwa pendapatan memiliki dampak pada
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi kemampuan seseorang untuk memperoleh
cenderung memiliki tingkat literasi pengetahuan, membentuk sikap yang
keuangan yang tinggi dibandingakn kondusif bagi kesejahteraan finansial
dengan tingkat pendidikan sekolah mereka. Namun sebaliknya, ketika tingkat
menengah atas. Namun secara faktual pendapatan seseorang rendah sering
dimungkinkan juga bahwa seseorang dijadikan alasan untuk mendapatkan akses
dengan tingkat pedidikan sekolah pelayanan keuangan.
menengah atas literasi keuangannya diatas Jika pendapatan dikaitkan dengan
yang berpendidikan perguruan tinggi. pendidikan dan umur, diperoleh gambaran
Dimasa-masa yang akan datang bahwa tingkat pendapatan yang diperolah
diharapkan literasi keuangan meningkat biasanya tersegmentasi berdasarkan
seiring bertambahnya usia atau umur tingkatan umur dan pendidikan. Dengan
seseorang, bertambahnya usia seseorang demikian akan berdampak juga terhadap
khususnya pelaku usaha UMKM tingkatan literasi keuangannya. Bagi
cenderung menjadi lebih berpengetahuan, UMKM yang termasuk dalam kategori
dan sikap serta perilaku mereka berubah golongan yang berpendapatan rendah
sesuai. Namun, berdasarkan hasil biasanya menjadi prioritas dalam program
penelitian faktor usia tidak berpengaruh pemberdayaan, baik aspek permodalan,
signifikan terhadap literasi keuangan. Hal maupun program-program lain seperti
tersebut kemungkinan disebabkan adanya edukasi atau sosialisai cara mengakses
perbedaan tingkatan usia responden. layanan keuangan yang mudah dan efisien.
Semakin tua seseorang semakin sulit untuk Bisanya seseorang dengan literasi
mengikuti laju perubahan informasi di keuangan akan memiliki pengetahuan
pasar keuangan terutama pasar keuangan di dasar tentang konsep keuangan dan
era industri 4.0 penuh dengan muatan kemampuan untuk menerapkan
financialtechnology (fintech). keterampilan mengkalkulasi kondisi
Berdasarkan fakta penelitian keuangan. Namun jika seseorang yang
diketahui bahwa proporsi responden pria memiliki pengetahuan keuangan pada
lebih besar daripada responden wanit, tingkatan yang tinggi, tidak selalu
namun berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa mereka adalah ahli
diungkapkan tidak ada perbedaan yang dalam masalah-masalah keuangan.
signifikan antara proporsi pria dan wanita Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap
terhadap literasi keuangan, maknanya keuangan sebagai salah satu dimensi yang
bahwa peningkatan pengetahuan antara cukup penting dari literasi keuangan. Jika
Nurhidayati, Siti Eni & Moch. Khoirul Oyelana, A. A., & Adu, E. O. (2015).
Anwar. (2018). Pengaruh Faktor Small and medium enterprises
Demografi Terhadap Literasi (SMEs) as a means of creating
Keuangan Syariah Karyawan employment and poverty reduction in
Perbankan Syariah Di Surabaya. Fort Beaufort, eastern Cape Province
Jurnal Ekonomi Islam, Volume 1 of South Africa. Journal of Social
Nomor 1, Tahun 2018. Halaman 1- Sciences, 45(1), 8–15.
12 Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan
OECD-INFE. (2011). Measuring financial Menengah (UKM), Informasi
literacy: Core questionnaire in Terdepan tentang Usaha Kecil
measuring financial literacy: Menengah, (online), (http://infoukm.
Questionnaire and guidance notes for wordpress.com, diakses 1 oktober
conducting an internationally 2011)
comparable survey of financual Raghuvanshi, Juhi, Rajat, Agrawal, & P.
literacy. Paris:OECD. K. Ghosh (2017). Analysis of
Olawale Fatoki (2014) The Financial Barriers to Women Entrepre-
Literacy of Micro Entrepreneurs in neurship: The DEMATEL Approach.
South Africa, Journal of Social The Journal of Entrepreneurship,
Sciences, 40:2, 151-158, 26(2), 220–238. Retrived from
Oseifuah. E. K. (2010). Financial literacy http://journals.sagepub.com/impact-
and youth entrepreneurship in South factor/joe. Accessed 2 Feb 2018.
Africa. African Journal of Economic Robb, C. A. & Wodyard, A. S. (2011):
and Management Studies, Vol. 1 Iss: “Financial Knowledge and Best
2. Practice Behaviors,” Journal of
Orlando, María Beatriz & Molly, Pollack Financial Counseling and Planning,
(2000). Microenterprises and Vol. 22 (1), PP.60-70
Poverty. Evidence from Latin Santos, Ajoqué & Gihan, Moustafa (2016).
America. Washington, D.C: Inter- Female entrepreneurship in deve-
American Development Bank loping countries-Barriers and Moti-
Sustainable Development Depart- vation Case Study: Egypt and Brazil.
ment Microenterprise Unit, February. Master of Science Thesis. KTH
Retrieved from Industrial Engineering and Mana-
https://publications.iadb.org/bitstrea gement, Stockholm. Retrieved from
m/handle/11319/5035/ http://www.diva-
microenterprises% 20and%20 portal.se/smash/get/diva2:949759/
Poverty.pdf?sequence=1&isAllowed FULLTEXT01.pdf. Accessed 2 June
=y. Accessed 2 Feb 2018. 2018.
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peraturan Shah, H., & Punit, S. (2015). Women
Otoritas Jasa Keuangan No 7 Tahun entrepreneurs in developing nations:
2016 tentang Peningkatan Literasi Growth and replication strategies and
dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa their impact on poverty alleviation.
Keuangan untuk Konsumen dan/atau Technology Innovation Management
Masyarakat. Jakarta:OJK. Review, 5(8), 34–43.
Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Indonesia Tambunan, T. T. H. (2009a). Development
National Strategy for Financial of small and medium enterprises in
Literacy, (Online), ASEAN countries. New Delhi:
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/. Readworthy Publications, Ltd..