Ujian Akhir Semester - Computational Thinking
Ujian Akhir Semester - Computational Thinking
Apakah artefak
No Topik Artefak
portofolio tersedia (Y/T)
Y
Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.
4 CT dan proyek
Feedback yang diberikan dosen lain pada Y
saat Demonstrasi Kontekstual.
Y
Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (2.3
Y
Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.
Integrasi CT dalam
5 Feedback yang diberikan dosen lain pada Y
mata pelajaran
saat Demonstrasi Kontekstual.
Y
Hasil refleksi dan RPP dari Aksi Nyata.
Lembar Reflektif
1. Apakah artefak yang Anda miliki Artefak yang Saya miliki lengkap.
lengkap? Jika tidak lengkap, tuliskan
persentase jumlah artefak portofolio
yang berhasil Anda kumpulkan.
2. Bacalah kembali capaian Artefak yang telah Saya kumpulkan mulai dari topik 1
pembelajaran yang diberikan pada sampai dengan topik 5 sudah menggambarkan capaian
setiap awal topik. Apakah artefak yang pembelajaran yang diberikan pada awal topik. Adapun
Anda kumpulkan sudah kelebihan dari artefak Saya yaitu semua materi dan
tugas pada topik 1 sampai dengan topik 5 telah sesuai
menggambarkan pencapaian tersebut?
dengan yang diperintahkan, bahasa yang digunakan
Jika dikaitkan dengan pencapaian
juga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
pembelajaran pada setiap topik,
tuliskan kelebihan atau kekurangan
dari artefak portofolio yang Anda
miliki. Jika ada kekurangan, bagian
apa saja yang perlu Anda tambahkan
atau koreksi? Jika jawaban Anda
panjang, kerjakanlah pada lembar
terpisah dari tabel ini.
Infografis
Mulai dari Diri
Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar:
Your answer:
Ghea Reiva Igusmi Putri/SMP/bahasa Indonesia
Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau mencari jalur untuk
menuju suatu tempat. Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga
dapat membantu manusia melakukan berbagai kegiatan?
Your answer:
Menurut saya, cara komputer berpikir adalah dengan memahami dan mengumpulkan
masalah, memecahkan masalah, hingga mengembangkan solusi sesuai dengan masalah yang
ada.
Your answer:
Pernah, CT (Computational Thinker) adalah salah satu proses atau cara dalam memecahkan
suatu persoalan dengan solusi yang lebih efektif dengan menerapkan ilmu komputer.
Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil mata kuliah
ini, apa motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini?
Your answer:
Motivasi saya mengambil mata kuliah ini adalah agar saya mampu dan terampil dalam
memecahkan suatu masalah dengan berbasis berpikir komputasional. Selain itu saya juga
berharap bisa menularkan cara berpikir komputasional ini ke anak didik dan orang sekitar
saya nantinya.
Eksplorasi Konsep
Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT?
Jawab:
1. Memahami CT dan keempat fondasi CT dengan baik.
2. Menerapkan CT dalam memecahkan persoalan di kehidupan sehari-hari.
3. Memahami bahwa CT dapat digunakan oleh semua orang dalam memecahkan
suatu persoalan dengan menghasilkan solusi yang lebih efektif, efisien dan
optimal.
4. Memahami bahwa CT dapat digunakan pada bidang-bidang lain selain
informatika.
5. Melalui CT kita dapat mendesain solusi baik tanpa/dengan komputer, melalui
proses berpikir komputasional.
Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4 fondasi
CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan pemahaman Anda!
Jawab:
Menurut saya, saya sudah bisa memahami dengan baik apa itu CT dan keempat fondasi
dasarnya, dan berdasarkan pemahaman saya, CT merupakan cara berpikir yang
berkaitan dengan ide dalam memecahkan suatu persoalan baik tanpa/dengan komputer
sehingga menghasilkan sebuah solusi yang lebih efektif, efisien, dan optimal. Adapun 4
fondasi dasar dari CT, antara lain: (1) Dekomposisi, membagi persoalan menjadi sub-
sub yang lebih kecil; (2) Pengenalan pola, menganalisis kesamaan dari tiap-tiap sub
persoalan yang ada; (3) Abstraksi, mengeliminasi bagian-bagian yang tidak sesuai
dengan persoalan, dan selanjutnya focus untuk mencari solusi persoalan; (4) Algoritma,
menyusun langkah-langkah secara terurut untuk mencapai serta memilih solusi terbaik.
Ruang Kolaborasi
Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT.
1. Merencanakan acara reuni sekolah
2. Menutup jendela
3. Membuat rumah
4. Menata ruang tamu
5. Mengerjakan tugas sekolah
Algoritma: menentukan tempat liburan. Hal ini tidak hanya termasuk dalam contoh fondasi
algoritma, melainkan juga fondasi pengenalan pola. Hal ini dikarenakan dalam menentukan tempat
liburan terdapat pengenalan pola tingkat keramaian pengunjung pada tempat liburan yang dituju.
Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:
Vina Apriani:
Selain mengamati, kita juga bisa menentukan fondasi CT
dengan membandingkan kasusnya dari setiap fondasi.
Misalnya terdapat kasus yang kita harus tentukan, ini
termasuk fondasi apa dalam CT kita terlebih dahulu
menganalisis kasus kemudian membandingkan dengan
pengamalan-pengamalan fondasi, dengan demikian kita
dapat menentukan fondasi apa yang cocok dan sesuai
dengan kasus atau permasalahan tersebut.
Koneksi Antar Materi
Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!
Jawab:
Contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari saya meliputi:
1. Menentukan model pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran di kelas.
2. Menentukan menu masakan setiap harinya.
3. Membersihkan lingkungan sekitar
4. Mengatur jadwal pengerjaan tugas di LMS.
5. Memilih presiden di tahun 2024 mendatang.
Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan
Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran,
soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.
Jawab:
Menurut saya tentu saja CT dapat diterapkan pada mata pelajaran yang akan saya ajar.
Misalnya dalam materi menentukan struktur dan unsur intrinsik pantun.
1. Dekomposisi: siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, guru membagikan 10 buah
pantun dengan jenis yang berbeda pada tiap kelompok, siswa menuliskan pantun-pantun
tersebut pada LKPD yang telah disediakan.
2. Pengenalan pola : melalui LKPD siswa dapat menemukan pola dari tiap-tiap pantun,
seperti tema, tokoh, pola persajakan, makna/isi, dan sampiran.
3. Abstraksi: siswa dapat berfokus dalam menentukan struktur dan unsur intrinsik yang
ada pada tiap pantun. tidak perlu melakukan analisis terhadap hal lain seperti unsur
ekstrinsik ataupun jumlah kata/jumlah baris.
4. Algoritma: siswa menyusun langkah-langkah dalam menentukan struktur dan unsur
intrinsik pantun secara mandiri.
Refleksi – Aksi Nyata
1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini?
Jawab: Harapan saya dalam mengikuti mata kuliah CT adalah saya bisa memiliki tingkat pemahaman
yang lebih tinggi dari saat ini mengenai CT. Selain itu, saya juga berharap mampu membiasakan diri saya
untuk menerapkan CT dalam kehidupan sehari-hari, serta menularkannya kepada orang-orang di sekitar
saya.
2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?
Jawab: Pemahaman baru yang saya dapatkan setelah mempelajari CT adalah memahami apa yang
sebenarnya dimaksud dengan CT. Lalu, saya juga mampu memahami dan menentukan fondasi-fondasi CT
dalam suatu permasalahan. Terakhir, saya mengetahui bahwa CT tak selamanya berkaitan dengan
komputer, karena masalah sehari-hari yang sederhana pun dapat diselesaikan dengan CT baik ada/tanpa
bantuan komputer.
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda?
Jawab: Menurut saya keberadaan CT dalam kehidupan sangatlah bermanfaat. Hal ini dikarenakan dengan
meningkatnya pemahaman saya akan CT, saya bisa menerapkan serta mengajarkan CT kepada orang-
orang di sekitar saya. Dengan begitu, saya dan orang-orang sekitar dapat memecahkan berbagai masalah
dengan solusi yang lebih efektif, efisien, serta optimal. Selain itu, CT juga dapat melatih dan
membiasakan otak saya untuk dapat berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur.
4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?
Jawab: Tentu saja saya merasa senang, karena mendapat pengetahuan baru. Selama ini sebenarnya tanpa
disadari saya telah menerapkan CT, meskipun tidak berurutan dengan struktur fondasi yang ada pada CT.
Namun setelah mempelajari CT, saya dapat menerapkan CT sesuai dengan fondasi-fondasinya sehingga
masalah yang saya hadapi dapat terpecahkan dengan lebih efektif, efisien, dan optimal.
5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada, tindakan apa
yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya?"
Jawab: Sejauh ini saya belum mengalami kendala yang begitu serius, hanya saja terkadang wifi yang
tersambung pada perangkat laptop saya terputus secara tiba-tiba. Adapun tindakan yang saya lakukan
selanjutnya adalah dengan menggunakan hotspot dari perangkat gawai saya sendiri.
Mulai dari Diri
Bagaimana pendapat anda mengenai CT di dalam kurikulum merdeka?
Jawab:
Menurut saya adanya CT dalam kurikulum merdeka akan membantu mengembangkan siswa
untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan baik dalam bentuk kompleks
maupun sederhana dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional.
Jawab:
Karena CT merupakan proses berpikir komputasional dalam memecahkan masalah dengan
solusi-solusi yang lebih efektif, efisien, serta optimal dan dibutuhkan di setiap bidang ilmu
pengetahuan. CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri karena CT berkaitan dengan
sikap dan penghayatan proses pemecahan persoalan. CT dapat ditularkan secara langsung oleh
guru kepada siswanya, tanpa diajarkan secara teoritis. Oleh karena itu, sebelum menularkan
CT kepada murid, terlebih dahulu guru harus menjadi seseorang dengan pemikiran
komputasional.
Pada saat anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh dosen anda bagian
mana yang:
Jawab:
a. Paling menarik untuk anda, mengapa?
Menurut saya, yang paling menarik adalah ketika mempelajari mengapa CT harus diterapkan
kepada siswa, karena sebagai calon guru profesional terlebih dahulu saya harus mengetahui
alasannya, agar dapat menularkan cara berpikir komputasional kepada murid saya secara
optimal nantinya.
b. Paling sulit untuk anda, mengapa?
Menurut saya, yang paling sulit adalah menerapkan berpikir komputasional kepada siswa,
karena saya belum mempunyai pengalaman akan hal tersebut.
Eksplorasi Konsep
Kata-kata yang belum dipahami atau menarik untuk dipelajari lebih lanjut:
Jawab:
1. Strategi algoritmik standar
2. Data diskrit
3. Justifikasi efisiensi
Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok:
Fase E:
1. Peserta didik: anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada
jenjang dan jenis pendidikan. Pada CP ini, kata peserta didik merujuk pada peserta didik di fase E (Kelas X).
2. Implementasi: pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, pada CP ini, kata implementasi berarti
melaksanakan strategi algoritmik standar dalam sistem komputer.
3. Algoritmik standar: cara/langkah untuk memecahkan masalah. Pada CP ini kata algoritmik standarb ermakna
menerapkan strategi langkah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sistem
komputer.
Fase F:
1. Justifikasi efisiensi: merujuk pada proses memberikan alasan atau pembenaran terkait efisiensi suatu kegiatan atau
system. Ini melibatkan penilaian atau analisis yang menjelaskan mengapa suatu tindakan atau keputusan dianggap
efisien dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan atau bisnis misalnya, “justifikasi efisiensi” dapat
merujuk pada penyusunan argument atau alasan yang menunjukkan bahwa suatu program, kebijakan, atau
tindakan spesifik dilakukan dengan cara yang paling efisien dalam penggunaan sumber daya tersedia, seperti
waktu, tenaga kerja, atau dana untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut tentang
perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep!
Fase E:
1. Kompleks:
- Kompleks (Sebagai kata benda) artinya himpunan, kesatuan, kelompok. Contohnya kompleks perumahan;
tempat atau lingkungan berbagai rumah.
- Kompleks (Sebagai kata sifat) artinya mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling
berhubungan.
- Kompleks adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian, khususnya yang memiliki bagian yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan.
2. Abstrak
- Abstrak (dalam literatur) suatu penjelasan singkat mengenai isi pada suatu artikel atau tulisan.
- Abstrak (sebagai kata sifat) abstrak merupakan suatu hal yang tidak berwujud;tidak berbentuk
Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh anggota
kelompok!
Fase E merupakan bagian jenjang satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat untuk kelas X. Pada
akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi pemecahan masalah menggunakan langkah-langkah logis
sehingga mendapatkan solusi berbentuk data diskrit bervolume besar dalam kehidupan sehari-hari. Fase F merupakan
bagian jenjang satuan pendidikan SMA atau sederajat yang ditujukan pada kelas XI dan XII, fase ini diharapkan peserta
didik mampu menganalisis beberapa metode atau teknik pemecahan masalah secara kritis dalam menghasilkan banyak
akternatif solusi. Satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, keterbatasan dari semua alternatif
solusi. Tentunya dengan memilih alternatif solusi yang terbaik, agar hasil yang ingin dicapai dapat secara optimal dan
efisien dengan merancang struktur data yang kompleks.
Demonstrasi Kontekstual
Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang
berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok!
Fase Pemaknaan CP
1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan kuliah
ini?
Jawab: Pada awalnya saya merasa cukup tertantang saat menelaah CP CT ini. Saya yang baru mengetahui
bahwa CT diterapkan dalam kurikulum merasa tertantang untuk memahami lebih lanjut tentang
pengetahuan ini. Selain itu, saya juga merasa senang ketika mengetahui bahwa CP CT ini juga
dintegrasikan pada mata pelajaran yang saya ampu, yaitu Bahasa Indonesia. Dengan begitu, saya semakin
bersemangat untuk memperdalam wawasan saya mengenai CT dalam kurikulum ini. Agar nantinya ketika
saya telah menjadi guru profesional, saya bisa menerapkannya dengan semaksimal mungkin.
Jawab: Pengetahuan-pengetahuan baru yang saya dapatkan dari pertemuan topik 2 ini yaitu; (1)
memahami posisi dan peran CT dalam satuan kurikulum Indonesia; (2) mampu mengaitkan CP CT
dengan CP mata pelajaran yang diampu; (3) mengetahui bahwa CT dapat diintegrasikan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, dan Informatika.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja 02.04 – Subtopik 1
Nama: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd.
NIM: A2G823014
Jenjang: SD,SMP,SMA
Judul Soal: Memindahkan Dadu
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk 1. Sisi permukaan dadu berada di kotak hijau untuk
masing-masing soal! jenjang SD adalah 5 (berlawanan dengan 2).
Jenjang SMP
Jenjang SMA
Pengenalan Pola
Abstraksi
Algoritma
2.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Membaca pada tes PISA) – Subtopik 2
Literasi Membaca
Literasi membaca dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam memahami informasi maupun menarik
sebuah kesimpulan berdasarkan informasi yang dibaca/diterima. Selain itu, literasi membaca juga akan
membantu siswa untuk berpikir lebih kritis sehingga tidak gegabah dalam menerima informasi.
Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan,
merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk
mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam
konteks literasi membaca?
1. Mengerti teks:
Kemampuan memahami informasi yang ada pada suatu teks.
2. Menggunakan teks:
Kemampuan untuk menerapkan informasi yang terdapat pada suatu teks baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun pada bidang lainnya.
3. Merefleksikan teks:
Kemampuan mengevaluasi terkait berbagai hal yang telah terjadi dalam proses memahami dan
menerapkan informasi
4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:
Keinginan yang mendorong seseorang untuk mempelajari dan memahami suatu teks.
Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?
Pada tes PISA 2018 jenis atau tipe teks yang digunakan untuk literasi membaca adalah teks deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi, instruksi, interaksi, dan transaksi.
Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada
atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh.
1a Siswa dapat menemukan satu atau lebih bagian independen dari informasi eksplisit. Misalnya,
siswa dapat mengenali tema utama atau tujuan penulis dalam sebuah teks tentang topik yang
familiar, atau membuat hubungan sederhana antara informasi dalam teks dan pengetahuan umum
sehari-hari. Biasanya, informasi yang diperlukan dalam teks menonjol dan hanya ada sedikit, jika
ada, informasi yang bersaing.
2 Siswa dapat menentukan letak informasi yang tersirat, informasi yang perlu disimpulkan dan
memenuhi syarat tertentu. Siswa dapat menentukan gagasan utama dari teks, memahami
keterkaitan atau menafsirkan arti teks ketika informasi dituliskan secara tersirat dan siswa perlu
membuat kesimpulan. Pada level ini, siswa dapat menentukan perbandingan dan keterkaitan
antara teks dengan pengetahuan di luar teks tersebut.
3 Siswa dapat menemukan dan dalam beberapa kasus juga mampu mengenali hubungan antara
beberapa potongan informasi yang harus memenuhi beberapa kondisi. Mereka juga dapat
mengintegrasikan beberapa bagian teks untuk mengidentifikasi gagasan utama, memahami
hubungan, atau menafsirkan makna kata atau frasa.
4 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa informasi yang disematkan. Siswa juga dapat
menafsirkan nuansa kebahasaan pada suatu bagian teks dengan memperhatikan teks secara
keseluruhan. Dalam tugas penafsiran lainnya, siswa mendemonstrasikan pemahaman dan
penerapan kategori dalam konteks yang asing. Selain itu, siswa pada tingkat ini dapat
menggunakan pengetahuan formal ataupun umum untuk membuat hipotesis tentang
mengevaluasi kritis suatu teks. Siswa harus menunjukkan pemahaman yang akurat tentang teks
yang panjang atau kompleks yang isi atau bentuknya mungkin asing.
5 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa potongan informasi yang tertanam secara
mendalam, menyimpulkan informasi dalam teks yang relevan. Tugas reflektif memerlukan
evaluasi kritis atau pembuatan hipotesis, dengan memanfaatkan pengetahuan khusus. Baik tugas
interpretasi dan refleksi membutuhkan pemahaman yang lengkap dan terperinci tentang teks yang
konten atau bentuknya tidak dikenal.
6 Siswa dapat membuat banyak kesimpulan, perbandingan, dan kontras yang mendetail dan tepat.
Mereka menunjukkan pemahaman yang lengkap dan rinci dari satu atau lebih teks dan dapat
mengintegrasikan informasi dari lebih dari satu teks. Siswa dapat berhipotesis tentang atau secara
kritis mengevaluasi teks yang kompleks pada topik yang tidak dikenal, dengan
mempertimbangkan berbagai kriteria atau perspektif dan menerapkan pemahaman canggih dari
luar teks.
02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Matematika pada tes PISA)
Literasi Matematika
Dalam pendidikan, literasi matematika menjadi kunci penting untuk memahami materi pelajaran matematika
secara lebih baik. Kemampuan literasi matematika akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
matematika yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
Literasi matematika sangat dibutuhkan oleh siswa karena dapat membantu mereka dalam berpikir secara
matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk mendeskripsikan,
menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Literasi matematika dapat mendukung siswa mengembangkan
pemahaman yang kuat tentang konsep matematika murni dan manfaat terlibat dalam eksplorasi di dunia
abstrak matematika.
Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi matematika adalah
kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika, menggunakan konsep, fakta,
prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa
makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam literasi matematika?
4. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika:
Memformulasikan sebuah situasi secara matematika artinya mengidentifikasi peluang untuk menerapkan
dan menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah tertentu, menyediakan struktur dan
representasi matematika, mengidentifikasi variabel, dan menyederhanakan asumsi - asumsi dalam
menyelesaikan masalah.
Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada
atau melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa
1 Level 1 - Foundation
Siswa mampu memahami konsep matematika dasar dan menggunakannya dalam situasi
sederhana. Mereka dapat mengidentifikasi dan menghitung dengan menggunakan operasi
matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mereka dapat
memahami bilangan bulat dan pecahan, serta membandingkan dan mengurutkannya.
2 Level 2 - Developing
Siswa mampu menggunakankan konsep matematika dalam situasi yang lebih kompleks. Mereka
dapat memahami konsep geometri, pengukuran, dan statistik. Mereka dapat menggunakan rumus
matematika dan menghitung dengan menggunakan konsep yang lebih kompleks seperti
perbandingan, proporsi, dan persentase.
3 Level 3 - Proficient
Siswa mampu mengintegrasikan dan menggeneralisasi konsep matematika. Mereka dapat
menggunakannya dalam situasi yang kompleks dan menyelesaikan masalah yang lebih abstrak.
Mereka dapat menggunakan aljabar, trigonometri, dan kalkulus untuk memecahkan masalah
matematika yang lebih kompleks.
4 Level 4 - Advanced
Siswa mampu memecahkan masalah matematika yang sangat kompleks dan menunjukkan
pemahaman yang mendalam tentang konsep matematika. Mereka dapat mengembangkan model
matematika dan melakukan analisis statistik yang kompleks.
5 Level 5 - Innovative
Siswa mampu memecahkan masalah matematika yang belum pernah dilihat sebelumnya dan
menunjukkan pemahaman yang sangat mendalam tentang konsep matematika. Mereka dapat
mengembangkan dan menerapkan metode baru untuk memecahkan masalah matematika.
6 Level 6 - Visionary
Siswa mampu melakukan riset matematika dan mengembangkan teori baru. Mereka dapat
melakukan analisis matematika yang sangat kompleks dan membuat kontribusi signifikan dalam
bidang matematika.
02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Sains pada tes PISA)
Literasi Sains
Literasi sains dibutuhkan oleh siswa karena dapat memberikan pemahaman, kesadaran, dan memotivasi
peserta didik untuk aktif dalam meminimalisir efek negatif dari kemajuan teknologi yang saat ini telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat secara global.
Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains.
Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk
menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan
menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini!
1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah:
Kemampuan menjelaskan sebuah fenomena dengan memahami darimana pengetahuan itu berasal dan
tingkat kepercayaan yang bisa dipegang seseorang terkait klaim ilmiah yang digunakan. Maka dari itu,
seseorang perlu mengetahui bentuk standard an prosedur yang digunakan dalam penyelidikan ilmiah
guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang dihasilkan oleh sains.
Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau
melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa
1b 1b : Deskripsi
Siswa dapat mendeskripsikan informasi sains yang lebih kompleks. Mereka dapat menjelaskan
konsep sains dasar, seperti cara kerja gravitasi atau perbedaan antara padat, cair, dan gas .
2 Level 2: Penjelasan
Siswa mampu menjelaskan fenomena alam atau peristiwa sains dengan menggunakan konsep-
konsep ilmiah yang telah dipelajari. Mereka dapat menjelaskan mengapa benda terapung di air atau
bagaimana fotosintesis berlangsung.
3 Level 3: Analisis
Siswa dapat menganalisis informasi sains dengan lebih kritis dan mampu membuat inferensi
berdasarkan bukti-bukti yang ada. Mereka dapat mengevaluasi hasil eksperimen dan menarik
kesimpulan berdasarkan data.
4 Level 4: Evaluasi
Siswa mampu mengevaluasi informasi sains dan membuat keputusan berdasarkan informasi
tersebut. Mereka dapat mengevaluasi informasi sains yang bertentangan dan memutuskan informasi
mana yang paling dapat dipercaya.
5 Level 5: Sintesis
Siswa mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep sains dalam situasi yang lebih
kompleks. Mereka dapat merancang dan melaksanakan eksperimen sendiri untuk menjawab
pertanyaan ilmiah dan membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.
Literasi Finansial
Literasi finansial dibutuhkan oleh siswa karena dapat memberikan peluang dan solusi atas berbagai
permasalahan ekonomi saat ini. Di abad 21 ini, tatanan ekonomi global saling terhubung dan berkaitan
dengan lainnya sehingga potensi masalah ekonomi semakin kompleks. Selain itu, literasi finansial juga
memberikan motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman dalam
membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah finansial.
Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai
konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu
maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi.
Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini:
1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial:
Literasi keuangan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman tentang elemen fundamental dunia
keuangan, termasuk konsep keuangan utama serta tujuan dan fitur dasar produk keuangan. Hal ini juga
mencakup risiko yang dapat mengancam kesejahteraan finansial, asuransi, dan dana pensiun.
3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:
Literasi keuangan tidak hanya berkaitan terhadap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk
menangani masalah keuangan, tetapi juga aspek non kognitif. Contohnya, motivasi untuk mencari
informasi dan nasihat untuk terlibat dalam aktivitas keuangan, kepercayaan diri untuk melakukannya,
kemampuan mengelola emosi, serta faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan
keuangan.
Pengenalan Pola
Pengenalan pola dilakukan dengan memahami
bagaimana pola pelaku grafiti liar dalam
menjalankan aksinya, yaitu berupa aksi secara
diam-diam dan dilakukan pada ruang public seperti
dinding atau tembok kosong yang memungkinkan
untuk dibuat grafiti.
Abstraksi
Abstraksi dilakukan dengan berfokus pada
permasalahan yang disebutkan dalam soal,
menelaah kalimat atau informasi yang bisa
membentu dalam menjawab pertanyaan.
Algoritma
1. Memahami soal
2. Menelaah permasalahan dengan
membandingkan kedua opini
3. Memikirkan solusi yang imbang (tidak
memihak salah satu pihak).
Ruang Kolaborasi
Penilaian Teman Kelompok
Apakah cara
mengerjakan soal yang B A A A
dituliskan dapat
dipahami? (Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik)
Apakah cara A B A A
mengerjakan sudah
lengkap? (Sangat Baik) (Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik)
Apakah cara
mengerjakan dapat
A A A B
menimbulkan
keambiguan? (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik)
Apakah 4 fondasi CT A A A B
yang ditulis benar?
(Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik)
Apakah 4 fondasi CT
yang dituliskan A A B A
dijelaskan dengan
lengkap? (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik) (Sangat Baik)
Nomor Soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan
Demonstrasi Kontekstual
Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM sebagai berikut:
Persamaan:
Soal Bebras dan PISA/AKM menilai kemampuan siswa dalam berbagai aspek
keterampilan komputasional, termasuk pemahaman algoritma, pemecahan masalah,
danpemikiran komputasional seseorang
Soal-soal pada kedua jenis ujian ini sering disusun dengan pendekatan berbasis
konteks, peserta didik diminta untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menghadapi situasi dunia nyata.
Soal Bebras dan PISA/AKM memberikan penekanan pada pengembangan
pemikiran kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan matematika dan
komputasional.
Kedua jenis ujian menekankan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah,yang melibatkan pemikiran kritis dan analitis.
Perbedaan:
Soal Bebras cenderung lebih fokus pada komputasi dan pemikiran komputasional,
sementara soal PISA/AKM memiliki fokus yang lebih luas termasuk literasi
matematika,literasi sains, dan literasi membaca.
Soal-soal pada Bebras sering kali dirancang untuk menantang pemikiran
komputasional dan algoritma secara lebih langsung, sedangkan saol PISA/AKM
dapat memiliki berbagai format soal yang mencakup pemecahan masalah dan
literasi berbagai disiplin ilmu.
PISA/AKM menyajikan konteks dan situasi ujian yang lebih luas dan mencakup
berbagai disiplin ilmu, sedangkan Bebras lebih terfokus pada konteks
komputasional.
Meskipun soal Bebras dan soal PISA/AKM memiliki fokus dan konteks yang berbeda, ada
beberapa kesamaan dalam langkah-langkah umum penyelesaian kedua jenis persoalan ini:
2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT
dalam problem solving?
Jawab: lya, terjadi banyak perubahan dengan cara berpikir saya khususnya dalam hal problem
solving. Saya mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan cara yang lebih efektif dan
efisien, termasuk mengevaluasi dan memecahkan masalah secara sistematis, mengeksplorasi
solusi alternatif, dan mengevaluasi hasil akhir.
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya
setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
Jawab: Setelah mempelajari topik CT dalam problem solving, saya dapat mengevaluasi cara
mengajar untuk memastikan bahwa saya menyediakan contoh yang beragam dari masalah yang
dapat dipecahkan dengan menggunakan CT, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berlatih menggunakan CT dalam situasi yang berbeda. Saya juga dapat menyediakan
umpan balik yang berkualitas tinggi dan memberikan dukungan individu kepada peserta didik
yang memerlukannya untuk memperkuat pemahaman mereka tentang CT dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja Reflektif Individual 01.03
"Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari melalui makalah “Infusing Computational Thinking in an
Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang
Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? Jika Anda memilih proyek
STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain
seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM
tersebut dilaksanakan?
Jawab: Kendala yang berpotensi dihadapi ketika memilih proyek STEM yang belum pernah Saya
lakukan yaitu kurangnya ketelitian peserta didik ketika menggambar dan mengukur pola bangun
ruang yang akan dibuat. Peserta didik harus teliti dalam mengukur pola sesuai dengan rumus yang
telah ditentukan.
2. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
Jawab: Usulan yang dapat Saya berikan untuk mengatasi kendala tersebut ialah sebelum
menerapkan pola pada bahan utama (stik es krim), peserta didik dapat mencobanya terlebih
dahulu pada bahan alternatif seperti potongan kardus, sehingga bahan utama tidak akan terbuang
sia-sia.
NIM A2G82014
Judul Proyek
STEM yang Membuat Kubus dari Stik Es Krim Bekas
Dipilih
Link:
https://www.jurnal.spada.ipts.ac.id/index.php/JIPDAS/article/download/1527
/500
Deskripsi Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok
Singkat tentang akan membuat kubus dari stik es krim, dimulai dari proses mencari dan
Nama Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.
NIM A2G82014
Proyek STEM menyiapkan alat dan bahan, merancang dan merangkai stik es krim hingga
membentuk sebuah persegi, melakukan perbaikan ketika terjadi kesalahan, serta
yang Dipilih
mengkomunikasikan hasil proyek pembuatan kubus dari stik es krim bekas.
Science:
Technology: Penggunaan alat dalam proyek seperti gunting, pistol lem tembak,
cat, dan lain-lain.
Ruang Kolaborasi
Judul Proyek STEM Desain dan Konstruksi Prototype KIT Proyek STEM Sebagai
yang Dipilih Media Pembelajaran IPA SMP Secara Daring pada Topik Aplikasi
Listrik Dinamis
Deskripsi Singkat Mengidentifikasi dan mendesain tiga proyek STEM sederhana yang
tentang Proyek dapat dibangun sebagai aplikasi konsep Listrik Dinamis. Ketiga
STEM yang Dipilih proyek STEM tersebut adalah Proyek Eksplorasi Kandungan Energi
Listrik Buah-buahan, Proyek Pembuatan Model Alarm Banjir, dan
Proyek Pembuatan Model Pembangkit Listrik Mikrohidro. Untuk
keperluan ketiga proyek STEM siswa tersebut, peneliti telah
membangun KIT dengan tahapan meliputi: pemilihan alat dan
bahan, perakitan, dan validasi pakar.
2. Proyek CT setelah diintegrasikan dengan CT
I. Pendahuluan
• Orientasi
• Apresiasi
• Motivasi
Outline Proyek
• Pemberian acuan
Algoritma:
Komunikasi:
Conditional Logic:
Pengumpulan Data:
a. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan
gambaran awal mengenai proses pembelajaran
pada mata pelajaran Fisika di kelas.
b. Mengidentifikasi permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan hasil wawancara di
kelas.
c. Menyusun dan mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian seperti silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
lembar kerja siswa.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan
digunakan.
Dekomposisi:
Pengenalan Pola:
3. Perbedaan antara proyek STEM sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT adalah
sebagai berikut:
a. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT:
- Produk akhirnya adalah surat lamran pekerjaan.
- Memiliki kompetisi dengan penelian namun dapat dperbaiki.
b. Proyek STEM Setelah Diintegrasikan dengan CT:
- Hasil akhirnya adalah menghasilkan media komunikasi berupa poster, video, dan leaflet.
- Memiliki kompetisi dengan penelian namun dapat dperbaiki.
Perbaikan yang Perlu Berikut adalah catatan-catatan perbaikan yang perlu dilakukan pada
Dilakukan Berdasarkan desain dan konstruksi prototype KIT Proyek STEM sebagai media
Masukan Dari Dosen pembelajaran IPA SMP secara daring pada topik aplikasi listrik
dan Kelompok Lain dinamis:
Kesesuaian Materi Pembelajaran: Pastikan materi pembelajaran
yang disampaikan melalui KIT sesuai dengan kurikulum IPA
SMP dan relevan dengan topik aplikasi listrik dinamis.
Keterjangkauan Bahan dan Alat: Desain KIT harus
mempertimbangkan ketersediaan dan keterjangkauan bahan dan
alat bagi peserta didik, sehingga memungkinkan mereka untuk
melakukan percobaan dengan mudah.
Kemudahan Montase dan Penggunaan: Konstruksi KIT harus
dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dipasang, digunakan,
dan disimpan oleh peserta didik.
Keamanan: Pastikan KIT dan komponennya aman digunakan oleh
peserta didik, termasuk penggunaan sumber daya listrik yang
aman dan sesuai standar.
Keterlibatan Peserta didik: Desain KIT harus mendorong
keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran, misalnya
melalui eksperimen langsung dan diskusi.
Kemudahan Akses dan Pembagian Materi: KIT harus dirancang
agar mudah diakses dan dibagikan secara daring kepada peserta
didik, termasuk panduan penggunaan yang jelas.
Kesesuaian dengan Platform Daring: Pastikan KIT dapat
digunakan dengan lancar di platform pembelajaran daring yang
digunakan oleh sekolah.
Evaluasi dan Umpan Balik: Desain KIT harus memungkinkan
guru untuk mengevaluasi kemajuan belajar peserta didik dan
memberikan umpan balik yang sesuai.
Fleksibilitas Penggunaan: KIT harus dirancang agar dapat
digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kelas.
Kemudahan Perbaikan dan Pemeliharaan: Desain KIT harus
mempertimbangkan kemudahan perbaikan dan pemeliharaan,
termasuk penggantian komponen yang rusak.
Dengan memperhatikan catatan-catatan ini, diharapkan KIT Proyek
STEM dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dan
memuaskan bagi peserta didik dalam memahami aplikasi listrik
dinamis.
Refleksi - Aksi Nyata
1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam
proyek STEM?
Jawab: Pengalaman Saya setelah mempelajari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek
STEM adalah Saya menjadi lebih memahami tentang bagaimana model pembelajaran proyek
yang terintegrasi CT dan bagaimana cara mengintegrasikanya ke dalam pembelajaran.
Jawab: Perasaan Saya setelah mengerjakan modul ini tentunya senang, tertarik, serta tertantang
karena modul ini memberikan pemahaman baru mengenai pengintegrasian CT ke dalam proyek
STEM. Selain itu, Saya juga merasa termotivasi untuk membuat dan menyelesaikan
permasalahan dalam setiap langkah melalui proyek STEM dan akan menerapkannya kepada
peserta didik Saya kelak.
Jawab: Rencana Saya dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang akan
diajar nantinya yaitu, Saya akan merancang modul ajar dengan konsep yang berkaitan dengan
proyek STEM dan mengimplementasikan CT sesuai dengan materi pembelajaran.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja Reflektif Individual (02.03).
Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah "Bringing computational thinking to
K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community" (Barr &
Stephenson, 2011)? Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu!
Jawab:
Intisari yang Saya dapatkan setelah mempelajari makalah "Bringing computational thinking to
K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community" (Barr &
Stephenson, 2011) yaitu, bahwa keberhasilan penanaman konsep berpikir komputasi ke dalam
kurikulum K-12 memerlukan upaya dari dua arah. Selain itu, kebijakan yang ada pada pendidikan
juga harus diubah untuk mengatasi rintangan infrastruktur yang signifikan, ketersediaan sumber
daya pendidik K-12, serta permulaan keyakinan dan contoh yang sesuai dengan usia.
Makalah ini juga melaporkan bagian pertama dari proyek multifase yang ditujukan untuk
mengembangkan definisi operasional pemikiran komputasi untuk K-12 bersama dengan sumber
daya sesuai kebijakan dan perubahan kurikuler. Selain itu, makalah ini juga menjelaskan tuntutan
yang terlibat dalam arena K-12, pengembangan definisi, dan pemikiran komputasi yang sesuai untuk
K-12. Hal ini sangat menantang karena belum ada definisi pemikiran komputasi yang disepakati
secara luas. Tentunya peserta didik K-12 sudah mempelajari cara berpikir dan pemecahan masalah,
akan tetapi ilmuwan komputer seharusnya dapat membantu guru memahami proses ini sebagai
algoritma, dan mengidentifikasi di mana komputasi dan manipulasi data sebenarnya dengan
komputer.
Sebenarnya, banyak disiplin ilmu yang mengharuskan dan mengajarkan pemecahan masalah
dalam keterampilan, pemikiran logis, atau pemikiran algoritmik. Namun, hendaknya ilmuwan
komputer dapat mempromosikan pemahaman tentang bagaimana proses komputasi dapat mengatasi
masalah di bidang lain dan masalah yang terletak di persimpangan disiplin ilmu. Misalnya,
bioinformatika dan biologi komputasi itu berbeda, akan tetapi keduanya mendapat manfaat dari
kombinasi biologi dan ilmu komputer. Hal ini karena pertama, melibatkan pengumpulan dan analisis
informasi biologis dan melibatkan simulasi sistem proses biologis. Selanjutnya, menyajikan
bioinformatika dan biologi komputasional dalam bentuk algoritmik akan membantu ilmuwan
bertukar informasi. Lalu, agar memiliki manfaat, sebuah definisi pada akhirnya harus digabungkan
dengan contoh-contoh yang menunjukkan bagaimana pemikiran komputasional dapat diterapkan
pada pembelajaran di dalam kelas.
Adapun kaitannya dengan mata pelajaran yang Saya ampu (Bahasa Indonesia), yaitu keempat
fondasi CT dapat diterapkan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada materi
pembelajaran. Adapun model yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning. Harapannya, melalui integrasi CT dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, peserta didik dapat lebih mudah memecahkan persoalan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.
Ruang Kolaborasi
1. Dekomposisi
Pada teks drama, dekomposisi dapat diterapkan
dengan membagi naskah drama menjadi prolog,
dialog, dan epilog. Peserta didik akan diajak untuk
memahami bahwa dengan memecah masalah menjadi
bagian yang lebih kecil, mereka dapat menganalisis
struktur teks drama secara mendalam.
2. Pengenalan Pola
Pada teks drama, peserta didik akan diajak untuk
mengenali struktur dan kaidah kebahasaan teks
drama. Pengenalan pola memungkinkan peserta didik
Penjelasan konsep CT
untuk mengidentifikasi bagian -bagian yang penting
yang diintegrasikan pada
dalam teks drama yang saling berhubungan.
materi ajar
3. Abstraksi
Dalam teks drama, peserta didik diajak untuk
mengenali informasi penting, seperti struktur dan
kaidah kebahasaan yang memiliki pengaruh besar
dalam drama. Abstraksi membantu peserta didik
untuk fokus pada inti masalah yang akan dianalisis.
4. Algoritma
Dalam teks drama, peserta didik dapat menggunakan
algoritma untuk menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan . Misalnya mereka dapat menggunakan
algoritma untuk mencari prolog, dialog, dan epilog
dalam naskah drama. Algoritma membantu peserta
didik dalam menganalisis dengan langkah langkah
yang terstruktur.
Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT dan
materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!
Materi ajar tentang teks drama yang belum diintegrasikan dengan CT lebih berfokus pada pemahaman
naratif, ekspresi seni, dan unsur sastra dalam teks drama. Sebaliknya, materi yang telah diintegrasikan
dengan CT akan menonjolkan pengembangan keterampilan komputasional, penerapan pola berpikir
komputasional, analisis menggunakan strategi komputasional, dan penerapan teknologi dalam
pemahaman interpretasi teks drama.
Integrasi CT dalam materi ajar bertujuan untuk menghubungkan aspek komputasional dengan
pemahaman teks drama, mendorng penggunaan teknologi, dan memperkaya keterampilan berpikir
sisiwa dengan pendekatan komoutasional.
Kesimpulan mengenai
integrasi CT ke dalam Pengintegrasian CT dalam mata pelajaran yaitu ke dalam mata
mata pelajaran: pelajaran mampu meningkatkan kemampuan keterampilan
berpikir kritis, kreatif dan logis, peserta didik secara signifikan
karena dalam penyelesaian masalah peserta didik hanya berfokus
pada hasilnya saja. Tetapi harus memikirkan solusi untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan empat fondasi
CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma
agar menemukan solusi dari permasalahan tersebut secara efektif,
efisien dan optimal sesuai dengan mata pelajaran tersebut.
Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata
pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi?
Jawab: Pengalaman yang Saya dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata
pelajaran yang diampu yaitu, Saya bisa merancang modul ajar Bahasa Indonesia yang diintegrasi
dengan CT. Hal ini tentunya menjadi pengalaman baru bagi Saya. Namun, modul ajar yang telah
dirancang ini masih perlu dilakukan perbaikan dan pendalaman terhadap integrasi CT dalam mata
pelajaran. Adapun tantangan atau kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya pemahaman Saya
dalam mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang diampu.
Jawab: Perasaan Saya saat mengerjakan modul ini, yaitu Saya merasa tertantang dan ingin menggali
lebih jauh lagi tentang bagaimana mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran yang diampu.
Selain itu, tugas-tugas yang ada pda modul ini juga memotivasi Saya untuk bisa mengintegrasikan
CT ke dalam mata pelajaran yang akan diampu nantinya. Hal ini juga tentunya tidak bermanfaat bagi
Saya saja, melainkan juga bermanfaat bagi peserta didik dalam memecahkan persoalan melalui
empat fondasi CT.
MODUL AJAR
BAB 4 : MEMETIK KETELADANAN DARI BIOGRAFI PAHLAWAN
A. INFORMASI UMUM
1. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Kota Jambi
Jenjang : SMA
Kelas / Fase : X (Sepuluh) – Fase E
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pembelajaran : Memahami dan menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks
biografi
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP ( 2x45 menit)
Tahun Penyusunan : 2024
2. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mencari dan menggali informasi tentang ide pokok dan ide penjelas pada paragraf teks
biografi.
B. KOMPONEN INTI
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Elemen: Membaca dan memirsa
Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran pandangan, arahan atau pesan
dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi,
dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati
dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik
menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat memahami dan menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks biografi.
3. PEMAHAMAN BERMAKNA
Menjadi pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang banyak hal.
Manusia bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Menjadikan tokoh biografi sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.
2. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa yang Ananda ketahui tentang ide?
2. Apakah Ananda pernah menentukan ide?
3. Apa perbedaan antara ide pokok dan ide penjelas?
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam pembuka dan berdoa bersama untuk memulai pembelajaran.
2. Guru menanyakan kondisi peserta didik dan mengecek kehadiran peserta didik sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga peserta didik memiliki
pemahaman bermakna tentang materi yang akan dipelajari.
4. Guru mengajukan pertanyaan pemantik dan peserta didik menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
5. Guru memberikan apersepsi dan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
6. Peserta didik dibentuk menjadi 6 kelompok.
Kegiatan Inti
1. Guru menampilkan materi pembelajaran melalui layar proyektor.
2. Peserta didik bersama anggota kelompoknya mengamati dan memahami materi tersebut.
3. Guru menentukan proyek yang akan dibuat dengan membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.
(Penentuan proyek).
4. Guru dan peserta didik bersama-sama menyusun perencanaan penyelesaian proyek. (Perencanaan
penyelesaian proyek).
5. Guru dan peserta didik menyepakati waktu pengerjaan proyek. (Menyusun jadwal).
6. Peserta didik mengerjakan LKPD masing-masing sesuai dengan tahapan yang direncanakan, dan guru
memonitoring setiap perkembangan proyek. (Monitoring kemajuan proyek).
7. Setiap kelompok telah menyelesaikan tugas proyek masing-masing.
8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan peserta didik lainnya memberikan
tanggapan. (Menguji hasil).
9. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil proyek masing-masing kelompok. (Evaluasi)
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan refleksi pembelajaran.
3. Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Penilaian Sikap
Beriman bertaqwa
No Nama kepada Tuhan Yang Kreatif Berpikir kritis
Maha Esa dan
berakhlak mulia
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan:
Baik Sekali skor 4
Baik skor 3
Cukup skor 2
Kurang skor 1
Penilaian Kemampuan
Instrumen Penilaian Kemampuan Menganalisis Ide Pokok dan Ide Penjelas pada Teks Biografi Ki
Hadjar Dewantara
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai
1. Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf pertama dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 1 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf pertama dengan benar, namun jawaban 3
tidak lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf pertama, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf pertama dengan jawaban salah.
2. Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf kedua dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 2 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf kedua dengan benar, namun jawaban tidak 3
lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf kedua, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf kedua dengan jawaban salah.
Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf ketiga dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 3 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf ketiga dengan benar, namun jawaban tidak 3
lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf ketiga, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf ketiga dengan jawaban salah.
NA= Nilai yang diperoleh x 100
Skor maksimal
Hari/tanggal: /
Nama anggota kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas:
Warna bintang: merah muda, biru, dan kuning.
Langkah-langkah kegiatan:
1. Bacalah teks biografi secara cermat sesuai dengan warna bintang yang didapatkan oleh masing-masing
kelompok!
2. Tentukan dan tuliskanlah ide pokok dan ide penjelas dari teks biografi tersebut ke dalam tabel di bawah ini!
3. Selamat mengerjakan!
3
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud)
Teks biografi
KBBI
GLOSARIUM
Biografi : Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Pahlawan : Orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran.
Kolonial : Berhubungan dengan sifat jajahan.
Patriotik : bersifat cinta tanah air.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F. T. & Sefi, I. G. (2021). Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas
X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kepala Sekolah
Post-Restrukturisasi Portofolio
N
Pertanyaan Reflektif Jawaban
o
Fondasi CT apa sajakah yang Fondasi CT yang saya gunakan adalah dekomposisi, pengenalan
Anda gunakan dalam pola.
restrukturisasi portofolio Anda?
1. Dekomposisi saya gunakan pada tahap menguraikan subtopik
Jelaskan pada bagian mana saja
dari suatu topik.
fondasi CT tersebut
Pengenalan pola, saya gunakan pada tahap menguraikan topik-
dimanfaatkan!
topik berikutnya
7 Hal baru apa saja yang Anda Hal baru yang didapatkan dalam penyusunan portofolio yaitu saya
peroleh dari penyusunan dapat mengintegrasikan cara berpikir CT sehingga dapat
portofolio ini? menyusunnya dengan lebih terstruktur.