Anda di halaman 1dari 71

DAFTAR ISI

Lembar Checklist ....................................................................................................................... 3


Lembar Reflektif......................................................................................................................... 5
Infografis ..................................................................................................................................... 6
Topik 1. Pendalaman Pemahaman Computational Thinking ................................................ 7
Topik 2. CT dalam Kurikulum ................................................................................................. 15
Topik 3. CT dalam Problem Solving ........................................................................................ 23
Topik 4. CT dan Proyek ............................................................................................................. 40
Topik 5. Integrasi CT dalam Mata Pelajaran .......................................................................... 55
Post-Restrukturisasi Portofolio ................................................................................................. 70
Lembar Checklist

Apakah artefak
No Topik Artefak
portofolio tersedia (Y/T)

Hasil pengetahuan awal yang diisikan pada


Y
Mulai dari Diri

Laporan hasil analisis pada bagian Eksplorasi


Y
Konsep

Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi


Pendalaman Y
1 (dapat berupa slide presentasi/laporan)
pemahaman CT

Feedback yang diberikan kelompok lain pada


Y
saat Demonstrasi Kontekstual

Hasil diskusi pada bagian Koneksi Antar Materi Y

Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata Y

Hasil pengetahuan awal yang diisikan pada


Y
Mulai dari Diri

Eksplorasi Konsep (hasil pendalaman


Y
pembahasan)

CT dalam Hasil diskusi pada bagian Ruang Kolaborasi


2 Y
Kurikulum (dapat berupa slide presentasi/laporan)

Feedback yang diberikan kelompok lain pada


Y
saat Demonstrasi Kontekstual

Analisis CP dalam CT pada bagian Koneksi


Y
Antar Materi
Apakah artefak
No Topik Artefak
portofolio tersedia (Y/T)

Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Nyata Y

Lembar kerja mahasiswa pada eksplorasi Y


konsep.

Hasil diskusi dan penilaian pada ruang Y


kolaborasi.

Hasil pada demonstrasi kontekstual. (Bagian


CT dalam problem
3 1-3 diulang sebanyak 3 kali untuk Y
solving
pertemuan 4 hingga 6.)

Lembar kerja pada koneksi antar materi Y

Hasil refleksi pada aksi nyata Y

Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual Y


(01.03 dan 02.02).

Y
Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.
4 CT dan proyek
Feedback yang diberikan dosen lain pada Y
saat Demonstrasi Kontekstual.

Hasil refleksi yang diisikan pada Aksi Y


Nyata.

Y
Hasil Lembar Kerja Reflektif Individual (2.3

Y
Hasil kerja pada Ruang Kolaborasi.
Integrasi CT dalam
5 Feedback yang diberikan dosen lain pada Y
mata pelajaran
saat Demonstrasi Kontekstual.

Hasil lembar kerja pada Koneksi Antar Y


Materi.

Y
Hasil refleksi dan RPP dari Aksi Nyata.
Lembar Reflektif

No Pertanyaan Reflektif Jawaban

1. Apakah artefak yang Anda miliki Artefak yang Saya miliki lengkap.
lengkap? Jika tidak lengkap, tuliskan
persentase jumlah artefak portofolio
yang berhasil Anda kumpulkan.

2. Bacalah kembali capaian Artefak yang telah Saya kumpulkan mulai dari topik 1
pembelajaran yang diberikan pada sampai dengan topik 5 sudah menggambarkan capaian
setiap awal topik. Apakah artefak yang pembelajaran yang diberikan pada awal topik. Adapun
Anda kumpulkan sudah kelebihan dari artefak Saya yaitu semua materi dan
tugas pada topik 1 sampai dengan topik 5 telah sesuai
menggambarkan pencapaian tersebut?
dengan yang diperintahkan, bahasa yang digunakan
Jika dikaitkan dengan pencapaian
juga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
pembelajaran pada setiap topik,
tuliskan kelebihan atau kekurangan
dari artefak portofolio yang Anda
miliki. Jika ada kekurangan, bagian
apa saja yang perlu Anda tambahkan
atau koreksi? Jika jawaban Anda
panjang, kerjakanlah pada lembar
terpisah dari tabel ini.
Infografis
Mulai dari Diri
Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar:

Your answer:
Ghea Reiva Igusmi Putri/SMP/bahasa Indonesia

Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau mencari jalur untuk
menuju suatu tempat. Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga
dapat membantu manusia melakukan berbagai kegiatan?

Your answer:
Menurut saya, cara komputer berpikir adalah dengan memahami dan mengumpulkan
masalah, memecahkan masalah, hingga mengembangkan solusi sesuai dengan masalah yang
ada.

Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT? Jika pernah, uraikan


dengan ringkas apa yang Anda ketahui tentang CT!

Your answer:
Pernah, CT (Computational Thinker) adalah salah satu proses atau cara dalam memecahkan
suatu persoalan dengan solusi yang lebih efektif dengan menerapkan ilmu komputer.

Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil mata kuliah
ini, apa motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini?

Your answer:
Motivasi saya mengambil mata kuliah ini adalah agar saya mampu dan terampil dalam
memecahkan suatu masalah dengan berbasis berpikir komputasional. Selain itu saya juga
berharap bisa menularkan cara berpikir komputasional ini ke anak didik dan orang sekitar
saya nantinya.
Eksplorasi Konsep
Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT?

Jawab:
1. Memahami CT dan keempat fondasi CT dengan baik.
2. Menerapkan CT dalam memecahkan persoalan di kehidupan sehari-hari.
3. Memahami bahwa CT dapat digunakan oleh semua orang dalam memecahkan
suatu persoalan dengan menghasilkan solusi yang lebih efektif, efisien dan
optimal.
4. Memahami bahwa CT dapat digunakan pada bidang-bidang lain selain
informatika.
5. Melalui CT kita dapat mendesain solusi baik tanpa/dengan komputer, melalui
proses berpikir komputasional.

Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4 fondasi
CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan pemahaman Anda!

Jawab:
Menurut saya, saya sudah bisa memahami dengan baik apa itu CT dan keempat fondasi
dasarnya, dan berdasarkan pemahaman saya, CT merupakan cara berpikir yang
berkaitan dengan ide dalam memecahkan suatu persoalan baik tanpa/dengan komputer
sehingga menghasilkan sebuah solusi yang lebih efektif, efisien, dan optimal. Adapun 4
fondasi dasar dari CT, antara lain: (1) Dekomposisi, membagi persoalan menjadi sub-
sub yang lebih kecil; (2) Pengenalan pola, menganalisis kesamaan dari tiap-tiap sub
persoalan yang ada; (3) Abstraksi, mengeliminasi bagian-bagian yang tidak sesuai
dengan persoalan, dan selanjutnya focus untuk mencari solusi persoalan; (4) Algoritma,
menyusun langkah-langkah secara terurut untuk mencapai serta memilih solusi terbaik.
Ruang Kolaborasi

Nama/No. Kelompok: Kelompok 1

No. Induk / Nama


A2G823014/Ghea Reiva Igusmi putri, S. Pd.
Mahasiswa :

Hasil Diskusi secara umum :


CT (Computational Thinking) adalah sebuah cara berpikir yang berkaitan dengan ide dalam
memecahkan suatu persoalan baik tanpa/dengan komputer sehingga menghasilkan sebuah solusi
yang lebih efektif, efisien, dan optimal. Adapun 4 fondasi dasar dari CT, antara lain: (1)
Dekomposisi, membagi persoalan menjadi sub-sub yang lebih kecil; (2) Pengenalan pola,
menganalisis kesamaan dari tiap-tiap sub persoalan yang ada; (3) Abstraksi, mengeliminasi bagian-
bagian yang tidak sesuai dengan persoalan, dan selanjutnya focus untuk mencari solusi persoalan;
(4) Algoritma, menyusun langkah-langkah secara terurut untuk mencapai serta memilih solusi
terbaik. Adapun manfaat yang didapatkan dari mempelajari CT adalah kita sebagai calon guru
profesional mampu dan terampil dalam memecahkan suatu masalah dengan berbasis berpikir
komputasional. Selain itu, kita juga bisa menularkan cara berpikir berbasis CT ini kepada anak didik
dan orang-orang sekitar.

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT.
1. Merencanakan acara reuni sekolah
2. Menutup jendela
3. Membuat rumah
4. Menata ruang tamu
5. Mengerjakan tugas sekolah

Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari.


A. Jawaban yang sudah tepat

“Rencana liburan ke suatu tempat”


1. Dekomposisi, membagi persoalan menjadi sub-sub yang lebih kecil. Pada persoalan ini, kita
dapat menentukan tempat liburan yang akan dituju, siapa saja yang ikut, barang-barang yang
akan di bawa, anggaran dana yang diperlukan, dan transportasi yang akan digunakan.
2. Pengenalan pola, menganalisis kesamaan dari tiap-tiap sub persoalan yang ada. Barang-barang
seperti pakaian, produk perawatan, obat-obatan dapat disatukan ke dalam sebuah koper.
Sedangkan barang-barang penting seperti handphone, charger, dompet, tiket perjalanan, dan lain
sebagainya dapat dimasukkan ke dalam slingbag.
3. Abstraksi, mengeliminasi bagian-bagian yang tidak sesuai dengan persoalan. Mengutamakan
barang-barang yang penting dan pantas untuk dipakai/dibawa selama liburan, serta
meninggalkan barang-barang yang dianggap tidak perlu dibawa (bisa dibeli/telah disediakan di
tempat liburan).
4. Algoritma, menyusun langkah-langkah secara terurut untuk mencapai serta memilih solusi
terbaik. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan saat berencana liburan ke suatu tempat
yaitu: menentukan tempat liburan, menentukan siapa saja yang bisa ikut liburan, memilah
barang-barang apa saja yang penting dan wajib dibawa selama liburan, memesan dan
menyiapkan segala kebutuhan lainnya seperti tiket transportasi dan lain sebagainya.

B. Jawaban yang kurang tepat

Algoritma: menentukan tempat liburan. Hal ini tidak hanya termasuk dalam contoh fondasi
algoritma, melainkan juga fondasi pengenalan pola. Hal ini dikarenakan dalam menentukan tempat
liburan terdapat pengenalan pola tingkat keramaian pengunjung pada tempat liburan yang dituju.

Demonstrasi Kontekstual – Feedback

Nama/No. Kelompok: Kelompok 1

No. Induk / Nama Mahasiswa:


A2G823014/Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.

Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:

Ghea Reiva Igusmi Putri:


Pada poin 5 fondasi algoritma,
dijelaskan bahwa, "Seseorang Septi Dilla Safitri:
diberikan catatan daftar belanja oleh
ibunya. Pada daftar belanja, ada Menurut kelompok saya, fondasi yang lebih tepat pada
minyak goreng, telur, roti dan selai. kegiatan memilih barang yang ada pada list saja dan
Ibunya meminta untuk cepat meninggalkan keinginan untuk membeli barang di luar
berbelanja karena ibu akan segera list termasuk ke dalam fondasi abstraksi. Hal ini
menggunakan minyak goreng untuk dikarenakan pada fondasi abstraksi terjadi proses
memasak. Cara yang paling efisien eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu
adalah ia akan terlebih dahulu mencari persoalan yang muncul.
barang-barang daftar belanja dari
pintu masuk kedai sampai pada kasir.
Hal ini akan mempercepat pencarian
barang sehingga ibunya segera bisa
memasak". Memilih barang yang ada
pada list saja karena ibu memerlukan
barang tersebut dengan segera juga
dapat dikatakan dengan menerapkan
fondasi abstraksi, yakni ia membeli
barang yang sesuai list saja, dan
meninggalkan keinginan untuk
membeli barang di luar list. Menurut
kelompok Anda, fondasi apa yang
lebih tepat? Algoritma atau abstraksi?

Ghea Reiva Igusmi Putri:


Vina Apriani:
Apa pembeda antara dekomposisi dan
algoritma? Perbedaan antara dekomposisi dan algoritma adalah jika
di fase dekomposisi pembagian solusi persoalan ke dalam
beberapa sub-persoalan yang lebih kecil, sedangkan
algoritma berbentuk langkah-langkah terurut untuk
menyelesaikan suatu persoalan. Jadi perbedaan utama
antara dekomposisi dan algoritma adalah bahwa
dekomposisi adalah proses memecah masalah besar
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sementara
algoritma adalah serangkaian instruksi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah atau tugas dengan cara
tertentu. Dekomposisi seringkali digunakan sebagai salah
satu langkah dalam pengembangan algoritma untuk
memecahkan masalah yang lebih kompleks.

Ghea Reiva Igusmi Putri: Septi Dilla Safitri:


Bagaimana kita bisa mengetahui atau Kita bisa mengetahui atau menentukan fondasi
menentukan fondasi pola dalam suatu pengenalan pola dalam suatu permasalahan yaitu dengan
permasalahan? mengamati pola-pola penyelesaian masalah yang sejenis,
sehingga kita dapat menemukan solusi yang efektif,
efisien, dan optimal.

Vina Apriani:
Selain mengamati, kita juga bisa menentukan fondasi CT
dengan membandingkan kasusnya dari setiap fondasi.
Misalnya terdapat kasus yang kita harus tentukan, ini
termasuk fondasi apa dalam CT kita terlebih dahulu
menganalisis kasus kemudian membandingkan dengan
pengamalan-pengamalan fondasi, dengan demikian kita
dapat menentukan fondasi apa yang cocok dan sesuai
dengan kasus atau permasalahan tersebut.
Koneksi Antar Materi
Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!

Jawab:
Contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari saya meliputi:
1. Menentukan model pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran di kelas.
2. Menentukan menu masakan setiap harinya.
3. Membersihkan lingkungan sekitar
4. Mengatur jadwal pengerjaan tugas di LMS.
5. Memilih presiden di tahun 2024 mendatang.

Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan
Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran,
soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.

Jawab:
Menurut saya tentu saja CT dapat diterapkan pada mata pelajaran yang akan saya ajar.
Misalnya dalam materi menentukan struktur dan unsur intrinsik pantun.
1. Dekomposisi: siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, guru membagikan 10 buah
pantun dengan jenis yang berbeda pada tiap kelompok, siswa menuliskan pantun-pantun
tersebut pada LKPD yang telah disediakan.
2. Pengenalan pola : melalui LKPD siswa dapat menemukan pola dari tiap-tiap pantun,
seperti tema, tokoh, pola persajakan, makna/isi, dan sampiran.
3. Abstraksi: siswa dapat berfokus dalam menentukan struktur dan unsur intrinsik yang
ada pada tiap pantun. tidak perlu melakukan analisis terhadap hal lain seperti unsur
ekstrinsik ataupun jumlah kata/jumlah baris.
4. Algoritma: siswa menyusun langkah-langkah dalam menentukan struktur dan unsur
intrinsik pantun secara mandiri.
Refleksi – Aksi Nyata
1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini?

Jawab: Harapan saya dalam mengikuti mata kuliah CT adalah saya bisa memiliki tingkat pemahaman
yang lebih tinggi dari saat ini mengenai CT. Selain itu, saya juga berharap mampu membiasakan diri saya
untuk menerapkan CT dalam kehidupan sehari-hari, serta menularkannya kepada orang-orang di sekitar
saya.
2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?

Jawab: Pemahaman baru yang saya dapatkan setelah mempelajari CT adalah memahami apa yang
sebenarnya dimaksud dengan CT. Lalu, saya juga mampu memahami dan menentukan fondasi-fondasi CT
dalam suatu permasalahan. Terakhir, saya mengetahui bahwa CT tak selamanya berkaitan dengan
komputer, karena masalah sehari-hari yang sederhana pun dapat diselesaikan dengan CT baik ada/tanpa
bantuan komputer.
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda?

Jawab: Menurut saya keberadaan CT dalam kehidupan sangatlah bermanfaat. Hal ini dikarenakan dengan
meningkatnya pemahaman saya akan CT, saya bisa menerapkan serta mengajarkan CT kepada orang-
orang di sekitar saya. Dengan begitu, saya dan orang-orang sekitar dapat memecahkan berbagai masalah
dengan solusi yang lebih efektif, efisien, serta optimal. Selain itu, CT juga dapat melatih dan
membiasakan otak saya untuk dapat berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur.
4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?

Jawab: Tentu saja saya merasa senang, karena mendapat pengetahuan baru. Selama ini sebenarnya tanpa
disadari saya telah menerapkan CT, meskipun tidak berurutan dengan struktur fondasi yang ada pada CT.
Namun setelah mempelajari CT, saya dapat menerapkan CT sesuai dengan fondasi-fondasinya sehingga
masalah yang saya hadapi dapat terpecahkan dengan lebih efektif, efisien, dan optimal.
5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada, tindakan apa
yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya?"

Jawab: Sejauh ini saya belum mengalami kendala yang begitu serius, hanya saja terkadang wifi yang
tersambung pada perangkat laptop saya terputus secara tiba-tiba. Adapun tindakan yang saya lakukan
selanjutnya adalah dengan menggunakan hotspot dari perangkat gawai saya sendiri.
Mulai dari Diri
Bagaimana pendapat anda mengenai CT di dalam kurikulum merdeka?

Jawab:
Menurut saya adanya CT dalam kurikulum merdeka akan membantu mengembangkan siswa
untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan baik dalam bentuk kompleks
maupun sederhana dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional.

Karena CT berada dalam kurikulum CT dipandang sebagai sesuatu yang perlu


dipelajari oleh peserta didik. Menurut anda mengapa CT tidak diberikan sebagai mata
pelajaran tersendiri?

Jawab:
Karena CT merupakan proses berpikir komputasional dalam memecahkan masalah dengan
solusi-solusi yang lebih efektif, efisien, serta optimal dan dibutuhkan di setiap bidang ilmu
pengetahuan. CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri karena CT berkaitan dengan
sikap dan penghayatan proses pemecahan persoalan. CT dapat ditularkan secara langsung oleh
guru kepada siswanya, tanpa diajarkan secara teoritis. Oleh karena itu, sebelum menularkan
CT kepada murid, terlebih dahulu guru harus menjadi seseorang dengan pemikiran
komputasional.

Pada saat anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh dosen anda bagian
mana yang:

Jawab:
a. Paling menarik untuk anda, mengapa?
Menurut saya, yang paling menarik adalah ketika mempelajari mengapa CT harus diterapkan
kepada siswa, karena sebagai calon guru profesional terlebih dahulu saya harus mengetahui
alasannya, agar dapat menularkan cara berpikir komputasional kepada murid saya secara
optimal nantinya.
b. Paling sulit untuk anda, mengapa?
Menurut saya, yang paling sulit adalah menerapkan berpikir komputasional kepada siswa,
karena saya belum mempunyai pengalaman akan hal tersebut.
Eksplorasi Konsep
Kata-kata yang belum dipahami atau menarik untuk dipelajari lebih lanjut:

Jawab:
1. Strategi algoritmik standar
2. Data diskrit
3. Justifikasi efisiensi

Menurut anda, bagaimana posisi CT di Indonesia dibandingkan keberadaannya di beberapa


Negara lain yang sudah berupaya terlebih dahulu untuk memasukkan CT ke dalam
kurikulumnya?
Jawab:
Menurut saya, saat ini posisi CT di Indonesia sudah mulai diterapkan oleh pemerintah melalui
kurikulum merdeka. Meskipun penerapannya tentu belum dilakukan secara merata oleh para
pendidik, karena CT masih merupakan hal yang baru dalam kurikulum. Saat ini, CT pada
kurikulum merdeka tingkat SD diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, dan IPA. Selanjutnya, pada tingkat SMP dan SMA CT diintegrasikan pada mata
pelajaran Informatika. CT yang masih baru diperkenalkan dalam kurikulum di Indonesia tentu
berbeda dengan CT pada kurikulum Negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat yang
telah lama menerapkannya dalam kurikulum. Di Negara maju tersebut, CT pada kurikulum
dikhususkan untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengambil Ilmu Komputer di jenjang
Universitas. Selain itu, Negara-negara maju tersebut juga menerapkan program CT pada peserta
didik melalui program coding dan pemrograman.
Ruang Kolaborasi

Nama/NIM anggota 1: Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)

Nama/NIM anggota 2: Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)

Nama/NIM anggota 3: Aidul Muzaqi, S. Pd. (A2G823013)

Nama/NIM anggota 4: Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)

Nama/NIM anggota 5: Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Fase (A/B/C/D/E/F) Fase E dan Fase F

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik


standar pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam
Fase E
sistem komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan
dengan data diskrit bervolume besar.

Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi


algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi
untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi,
kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian
Fase F
memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal
dengan merancang struktur data yang kompleks dan abstrak.

Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok:

Fase E:

1. Peserta didik: anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada
jenjang dan jenis pendidikan. Pada CP ini, kata peserta didik merujuk pada peserta didik di fase E (Kelas X).
2. Implementasi: pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, pada CP ini, kata implementasi berarti
melaksanakan strategi algoritmik standar dalam sistem komputer.
3. Algoritmik standar: cara/langkah untuk memecahkan masalah. Pada CP ini kata algoritmik standarb ermakna
menerapkan strategi langkah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sistem
komputer.
Fase F:
1. Justifikasi efisiensi: merujuk pada proses memberikan alasan atau pembenaran terkait efisiensi suatu kegiatan atau
system. Ini melibatkan penilaian atau analisis yang menjelaskan mengapa suatu tindakan atau keputusan dianggap
efisien dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan atau bisnis misalnya, “justifikasi efisiensi” dapat
merujuk pada penyusunan argument atau alasan yang menunjukkan bahwa suatu program, kebijakan, atau
tindakan spesifik dilakukan dengan cara yang paling efisien dalam penggunaan sumber daya tersedia, seperti
waktu, tenaga kerja, atau dana untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut tentang
perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep!

Fase E:

1. Data diskrit bervolume besar


- Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara mencacah atau menghitung.
- Data diskrit adalah data berupa angka yang hanya menampilkan angka dan dihitung dalam jumlah bilangan
bulat seperti angka yang muncul dalam dadu yang hanya dapat memunculkan angka 1 sampai 6.
Fase F:

1. Kompleks:
- Kompleks (Sebagai kata benda) artinya himpunan, kesatuan, kelompok. Contohnya kompleks perumahan;
tempat atau lingkungan berbagai rumah.
- Kompleks (Sebagai kata sifat) artinya mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling
berhubungan.
- Kompleks adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian, khususnya yang memiliki bagian yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan.
2. Abstrak
- Abstrak (dalam literatur) suatu penjelasan singkat mengenai isi pada suatu artikel atau tulisan.
- Abstrak (sebagai kata sifat) abstrak merupakan suatu hal yang tidak berwujud;tidak berbentuk

Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh anggota
kelompok!

Fase E merupakan bagian jenjang satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat untuk kelas X. Pada
akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi pemecahan masalah menggunakan langkah-langkah logis
sehingga mendapatkan solusi berbentuk data diskrit bervolume besar dalam kehidupan sehari-hari. Fase F merupakan
bagian jenjang satuan pendidikan SMA atau sederajat yang ditujukan pada kelas XI dan XII, fase ini diharapkan peserta
didik mampu menganalisis beberapa metode atau teknik pemecahan masalah secara kritis dalam menghasilkan banyak
akternatif solusi. Satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, keterbatasan dari semua alternatif
solusi. Tentunya dengan memilih alternatif solusi yang terbaik, agar hasil yang ingin dicapai dapat secara optimal dan
efisien dengan merancang struktur data yang kompleks.
Demonstrasi Kontekstual

Nama/NIM: Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)

Istilah yang baru diketahui


Fase Makna dari istilah
maknanya

 Diskrit artinya tidak saling berhubungan


(lawan dari kontinu). Objek yang dibahas
dalam Matematika Diskrit - seperti
bilangan bulat, graf, atau kalimat logika -
tidak berubah secara kontinu, tetapi
memiliki nilai yang tertentu dan terpisah.
 Disposisi artinya mendisposisikan
berpikir komputasional (CT) dalam
bidang literasi, numerasi, dan literasi
sains berarti mengintegrasikan elemen-
elemen kunci berpikir komputasional ke
dalam pendekatan pembelajaran dalam
materi-materi pembelajaran tersebut. Ini
 Diskrit
tidak hanya tentang mengajarkan
 Disposisi
D keterampilan komputer atau
 Computation Literate (literasi
pemrograman, tetapi juga tentang
komputasional)
mengembangkan cara berpikir yang
terkait dengan
pemecahan masalah, analisis data, dan
pemahaman konsep-konsep kompleks.
 Computation Literate (literasi
komputasional) mengacu pada
kemampuan seseorang untuk memahami,
menggunakan, dan berpartisipasi secara
efektif dalam dunia komputasi atau
komputasi. Seseorang yang dianggap
"computationally literate" memiliki
pemahaman yang baik terhadap
konsep-konsep komputasi, keterampilan
dalam menggunakan alat dan teknologi
komputasi, serta kemampuan untuk berpikir
komputasional.

Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang
berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok!

Fase Pemaknaan CP

D Pada fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional untuk


menghasilkan beberapa solusi dari persoalan dengan data yang tidak saling
berhubungan (lawan dari kontinu) bervolume kecil serta sikap
mengkomunikasikan ide-ide matematis, bekerja dalam kelompok, bertanya,
menjawab pertanyaan, dan menyelesaikan masalah berpikir komputasional dalam
bidang lain terutama dalam literasi, numerasi, dan literasi sains dengan
menerapkan pemikiran komputasi.

Koneksi Antar Materi


Kaitan CP Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia dengan
Fase CP Bahasa Indonesia CP CT
CP CT
Pada akhir fase E, peserta Pada akhir fase E, peserta Keterkaitan antara CP
didik memiliki kemampuan didik mampu menerapkan Bahasa Indonesia dan CP
berbahasa untuk strategi algoritmik standar Ct fase E yaitu, peserta
berkomunikasi dan bernalar pada kehidupan sehari-hari didik dapat menerapkan
sesuai dengan tujuan, konteks maupun implementasinya strategi algoritmik (langkah
sosial, akademis, dan dunia dalam sistem komputer, memecahkan masalah) yang
kerja. Peserta didik mampu untuk menghasilkan ditemukan dalam
memahami dan mengolah
memahami, mengolah, beberapa solusi persoalan
informasi dari berbagai
menginterpretasi, dan dengan data diskrit
teks, menyintesis gagasan
mengevaluasi informasi dari bervolume besar.
dari berbagai sumber, serta
E berbagai tipe teks tentang menulis berbagai teks
topik yang beragam. Peserta berbantuan dengan sistem
didik mampu menyintesis komputer.
gagasan dan pendapat dari
berbagai sumber. Peserta
didik mampu berpartisipasi
aktif dalam diskusi dan debat.
Peserta didik mampu menulis
berbagai teks untuk
menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta
menanggapi informasi
nonfiksi dan fiksi secara kritis
dan etis.

Refleksi - Aksi Nyata

1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan kuliah
ini?

Jawab: Pada awalnya saya merasa cukup tertantang saat menelaah CP CT ini. Saya yang baru mengetahui
bahwa CT diterapkan dalam kurikulum merasa tertantang untuk memahami lebih lanjut tentang
pengetahuan ini. Selain itu, saya juga merasa senang ketika mengetahui bahwa CP CT ini juga
dintegrasikan pada mata pelajaran yang saya ampu, yaitu Bahasa Indonesia. Dengan begitu, saya semakin
bersemangat untuk memperdalam wawasan saya mengenai CT dalam kurikulum ini. Agar nantinya ketika
saya telah menjadi guru profesional, saya bisa menerapkannya dengan semaksimal mungkin.

2. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari pertemuan ini.

Jawab: Pengetahuan-pengetahuan baru yang saya dapatkan dari pertemuan topik 2 ini yaitu; (1)
memahami posisi dan peran CT dalam satuan kurikulum Indonesia; (2) mampu mengaitkan CP CT
dengan CP mata pelajaran yang diampu; (3) mengetahui bahwa CT dapat diintegrasikan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, dan Informatika.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja 02.04 – Subtopik 1
Nama: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd.
NIM: A2G823014
Jenjang: SD,SMP,SMA
Judul Soal: Memindahkan Dadu

No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk 1. Sisi permukaan dadu berada di kotak hijau untuk
masing-masing soal! jenjang SD adalah 5 (berlawanan dengan 2).

2. Sisi permukaan dadu berada di kotak hijau untuk


jenjang SMP adalah 3 (berlawanan dengan 4).

3. Sisi permukaan dadu berada di kotak hijau untuk


jenjang SMA adalah 4 (berlawanan dengan 3)

2 Tuliskan langkah-langkah  Jenjang SD


berpikir Anda hingga
mendapat solusi dari Posisi awal dadu bagian permukaan yaitu 6 (berlawanan
masing-masing soal! Jika dengan 1) dan bagian kanan yaitu 3 (berlawanan dengan
Anda menggunakan lebih 4). Dadu diputar keatas sebanyak 3 kali, diperoleh sisi
dari satu cara berpikir, permukaan dadu yaitu 2 (berlawanan dengan 5), bagian
tuliskan pada jenjang mana depan yaitu 6 (berlawanan dengan 1), dan bagian kanan
Anda menggunakan cara yaitu 3 (berlawnanan dengan 4). Kemudian dadu diputar
berpikir tersebut! ke kanan Anda sebanyak 2 kali, diperoleh bagian sisi
permukaan dadu yaitu cara 5 (berlawanan dengan 2),
bagian kanan yaitu 4 (berlawanan. dengan 3), dan bagian
depan tetap.

 Jenjang SMP

(Lanjutan jenjang SD) Kemudian dadu diputar ke bawah


1 kali, diperoleh bagian permukaan dadu yaitu 1
(berlawanan dengan 6), bagian depan yaitu 5 (berlawanan
dengan 2), dan bagian kanan tetap. Kemudian dadu
diputar ke kanan 1 kali, diperoleh bagian permukaan dadu
yaitu 3 (berlawanan dengan 4), bagian kanan 1
(berlawanan dengan 6), dan bagian depan tetap.

 Jenjang SMA

(Lanjutan jenjang SMP) Kemudian dadu diputar ke


bawah 2 kali, diperoleh bagian permukaan dadu yaitu 4
(berlawanan dengan 3), bagian depan yaitu 2 (berlawanan
dengan 5), dan bagian kanan tetap.
3 Identifikasi 4 fondasi CT Fondasi yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan
yang Anda gunakan dalam ini adalah dekomposisi, pengenalan pola,

menyelesaikan persoalan abstraksi, dan algoritma.


ini!
Dekomposisi

Mengelompokkan persoalan ke dalam bagian yang lebih


kecil, seperti pola titik pada dadu bahwa jumlah titik-titik
dua sisi yang berlawanan di sebuah dadu selalu 7,
banyaknya petak yang harus dilalui dan arah petak
tersebut, serta aturan dadu yang digulingkan tanpa ada
pergeseran dan dadu diputar sepanjang pinggir yang ada
di perbatasan antara dua petak untuk memindahkan dadu
dari satu petak ke petak berikutnya.

Pengenalan Pola

Setelah menggulingkan dadu untuk jenjang SD,


ditemukan pola bahwa jika dadu digulingkan/diputar
keatas atau ke bawah, sisi samping kanan kiri dadu tetap
dan jika dadu digulingkan ke kanan/ke kiri, maka sisi
dapan dan belakang dadu tetap.

Abstraksi

Setelah menemukan pola, maka kita dapat mengabaikan


sisi yang tetap apabila dadu diputar ke arah
depan/belakang dan ke kanan/kirin.

Algoritma

Langkah yang dilakukan adalah memutar dadu ke setiap


petak dan menentukan bagian permukaan dadu yang
muncul setiap 1 kali memutar dadu.

4 Adakah contoh pada Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang


kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan konsep yang ada pada soal ini
mengimplementasikan adalah permainan ular tangga. Pada permainan ini
konsep yang ada pada soal terdapat tujuan atau sasaran yang pasti yaitu menuju garis
ini? finish.mSelain itu, permainan ini juga memiliki lintasan
serupa yang terdiri dari banyak petak yang berderet.
5 Tuliskan perbedaan Perbedaan kompleksitas persoalan pada dadu ini terletak
kompleksitas persoalan pada banyaknya petak yang harus dilalui dan arah petak
untuk masing-masing yang harus dilalui untuk menuju ke petak warna hijau.
jenjang yang tedapat di Untuk jenjang SD. petak yang harus dilalui sebanyak 5
soal ini! dengan arah keatas lalu ke kanan. Untuk jenjang SMP,

petak yang harus dilalui sebanyak 7 dengan arah keatas,


ke kanan, ke bawah, lalu ke kanan. Untuk jenjang SMA.
Petak yang harus dilalui sebanyak 9 dengan arah ke ata,

ke kanan, ke bawah, ke kanan, lalu ke bawah

2.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Membaca pada tes PISA) – Subtopik 2

Nama/NIM: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd (A2G823014)

Literasi Membaca

Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa?

Literasi membaca dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam memahami informasi maupun menarik
sebuah kesimpulan berdasarkan informasi yang dibaca/diterima. Selain itu, literasi membaca juga akan
membantu siswa untuk berpikir lebih kritis sehingga tidak gegabah dalam menerima informasi.

Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan,
merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk
mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam
konteks literasi membaca?
1. Mengerti teks:
Kemampuan memahami informasi yang ada pada suatu teks.

2. Menggunakan teks:
Kemampuan untuk menerapkan informasi yang terdapat pada suatu teks baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun pada bidang lainnya.

3. Merefleksikan teks:
Kemampuan mengevaluasi terkait berbagai hal yang telah terjadi dalam proses memahami dan
menerapkan informasi

4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:
Keinginan yang mendorong seseorang untuk mempelajari dan memahami suatu teks.

Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?

Pada tes PISA 2018 jenis atau tipe teks yang digunakan untuk literasi membaca adalah teks deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi, instruksi, interaksi, dan transaksi.

Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada
atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh.

Level Apa yang dapat dilakukan siswa


1b Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana.
Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa
dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswa menemukan informasi
tersebut.

1a Siswa dapat menemukan satu atau lebih bagian independen dari informasi eksplisit. Misalnya,
siswa dapat mengenali tema utama atau tujuan penulis dalam sebuah teks tentang topik yang
familiar, atau membuat hubungan sederhana antara informasi dalam teks dan pengetahuan umum
sehari-hari. Biasanya, informasi yang diperlukan dalam teks menonjol dan hanya ada sedikit, jika
ada, informasi yang bersaing.

2 Siswa dapat menentukan letak informasi yang tersirat, informasi yang perlu disimpulkan dan
memenuhi syarat tertentu. Siswa dapat menentukan gagasan utama dari teks, memahami
keterkaitan atau menafsirkan arti teks ketika informasi dituliskan secara tersirat dan siswa perlu
membuat kesimpulan. Pada level ini, siswa dapat menentukan perbandingan dan keterkaitan
antara teks dengan pengetahuan di luar teks tersebut.

3 Siswa dapat menemukan dan dalam beberapa kasus juga mampu mengenali hubungan antara
beberapa potongan informasi yang harus memenuhi beberapa kondisi. Mereka juga dapat
mengintegrasikan beberapa bagian teks untuk mengidentifikasi gagasan utama, memahami
hubungan, atau menafsirkan makna kata atau frasa.

4 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa informasi yang disematkan. Siswa juga dapat
menafsirkan nuansa kebahasaan pada suatu bagian teks dengan memperhatikan teks secara
keseluruhan. Dalam tugas penafsiran lainnya, siswa mendemonstrasikan pemahaman dan
penerapan kategori dalam konteks yang asing. Selain itu, siswa pada tingkat ini dapat
menggunakan pengetahuan formal ataupun umum untuk membuat hipotesis tentang
mengevaluasi kritis suatu teks. Siswa harus menunjukkan pemahaman yang akurat tentang teks
yang panjang atau kompleks yang isi atau bentuknya mungkin asing.

5 Siswa dapat menemukan dan mengatur beberapa potongan informasi yang tertanam secara
mendalam, menyimpulkan informasi dalam teks yang relevan. Tugas reflektif memerlukan
evaluasi kritis atau pembuatan hipotesis, dengan memanfaatkan pengetahuan khusus. Baik tugas
interpretasi dan refleksi membutuhkan pemahaman yang lengkap dan terperinci tentang teks yang
konten atau bentuknya tidak dikenal.

6 Siswa dapat membuat banyak kesimpulan, perbandingan, dan kontras yang mendetail dan tepat.
Mereka menunjukkan pemahaman yang lengkap dan rinci dari satu atau lebih teks dan dapat
mengintegrasikan informasi dari lebih dari satu teks. Siswa dapat berhipotesis tentang atau secara
kritis mengevaluasi teks yang kompleks pada topik yang tidak dikenal, dengan
mempertimbangkan berbagai kriteria atau perspektif dan menerapkan pemahaman canggih dari
luar teks.
02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Matematika pada tes PISA)

Nama/NIM: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd (A2G823014)

Literasi Matematika

Mengapa literasi matematika dibutuhkan oleh siswa?

Dalam pendidikan, literasi matematika menjadi kunci penting untuk memahami materi pelajaran matematika
secara lebih baik. Kemampuan literasi matematika akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
matematika yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
Literasi matematika sangat dibutuhkan oleh siswa karena dapat membantu mereka dalam berpikir secara
matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk mendeskripsikan,
menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Literasi matematika dapat mendukung siswa mengembangkan
pemahaman yang kuat tentang konsep matematika murni dan manfaat terlibat dalam eksplorasi di dunia
abstrak matematika.

Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi matematika adalah
kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika, menggunakan konsep, fakta,
prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa
makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam literasi matematika?
4. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika:
Memformulasikan sebuah situasi secara matematika artinya mengidentifikasi peluang untuk menerapkan
dan menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah tertentu, menyediakan struktur dan
representasi matematika, mengidentifikasi variabel, dan menyederhanakan asumsi - asumsi dalam
menyelesaikan masalah.

5. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika:


Menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep matematika, fakta, prosedur, dan logika
matematika untuk memecahkan masalah atau situasi matematika yang kompleks. Hal ini dapat
melibatkan pemilihan algoritma yang tepat, penggunaan rumus atau persamaan yang sesuai, dan
membuat asumsi yang tepat tentang situasi yang diberikan.

6. Menginterpretasikan hasil matematika:


Kemampuan seseorang dalam merefleksikan solusi, hasil, atau kesimpulan matematika dan
menafsirkannya dalam konteks permasalahan kehidupan nyata. Hal ini melibatkan penerjemahan solusi
matematika atau penalaran kembali ke dalam konteks masalah dan menentukan apakah hasilnya masuk
akal dan masuk akal dalam konteks masalah. Seseorang yang terlibat dalam proses ini dapat diminta
untuk membangun dan menjelaskan argument dalam konteks masalah yang mencerminkan proses dan
hasilnya.

Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada
atau melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa

1 Level 1 - Foundation
Siswa mampu memahami konsep matematika dasar dan menggunakannya dalam situasi
sederhana. Mereka dapat mengidentifikasi dan menghitung dengan menggunakan operasi
matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mereka dapat
memahami bilangan bulat dan pecahan, serta membandingkan dan mengurutkannya.

2 Level 2 - Developing
Siswa mampu menggunakankan konsep matematika dalam situasi yang lebih kompleks. Mereka
dapat memahami konsep geometri, pengukuran, dan statistik. Mereka dapat menggunakan rumus
matematika dan menghitung dengan menggunakan konsep yang lebih kompleks seperti
perbandingan, proporsi, dan persentase.

3 Level 3 - Proficient
Siswa mampu mengintegrasikan dan menggeneralisasi konsep matematika. Mereka dapat
menggunakannya dalam situasi yang kompleks dan menyelesaikan masalah yang lebih abstrak.
Mereka dapat menggunakan aljabar, trigonometri, dan kalkulus untuk memecahkan masalah
matematika yang lebih kompleks.

4 Level 4 - Advanced
Siswa mampu memecahkan masalah matematika yang sangat kompleks dan menunjukkan
pemahaman yang mendalam tentang konsep matematika. Mereka dapat mengembangkan model
matematika dan melakukan analisis statistik yang kompleks.

5 Level 5 - Innovative
Siswa mampu memecahkan masalah matematika yang belum pernah dilihat sebelumnya dan
menunjukkan pemahaman yang sangat mendalam tentang konsep matematika. Mereka dapat
mengembangkan dan menerapkan metode baru untuk memecahkan masalah matematika.

6 Level 6 - Visionary
Siswa mampu melakukan riset matematika dan mengembangkan teori baru. Mereka dapat
melakukan analisis matematika yang sangat kompleks dan membuat kontribusi signifikan dalam
bidang matematika.
02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Sains pada tes PISA)

Nama/NIM: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd (A2G823014)

Literasi Sains

Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa?

Literasi sains dibutuhkan oleh siswa karena dapat memberikan pemahaman, kesadaran, dan memotivasi
peserta didik untuk aktif dalam meminimalisir efek negatif dari kemajuan teknologi yang saat ini telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat secara global.

Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains.
Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk
menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan
menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini!
1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah:
Kemampuan menjelaskan sebuah fenomena dengan memahami darimana pengetahuan itu berasal dan
tingkat kepercayaan yang bisa dipegang seseorang terkait klaim ilmiah yang digunakan. Maka dari itu,
seseorang perlu mengetahui bentuk standard an prosedur yang digunakan dalam penyelidikan ilmiah
guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang dihasilkan oleh sains.

2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah:


Kemampuan dalam mengevaluasi dan merancang secara kritis pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam konteks ilmiah, serta kemampuan untuk merancang pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
cermat dan sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah.

3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah:


Kemampuan menafsirkan data yang dimulai dari proses pencarian pola. Seseorang yang terpelajar secara
ilmiah harus bisa menilai apakah prosedur-prosedur ini tepat dan apakah klaim-klaim berikutnya dapat
dibenarkan (pengetahuan epitesmik).

Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau
melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa

1b 1b : Deskripsi
Siswa dapat mendeskripsikan informasi sains yang lebih kompleks. Mereka dapat menjelaskan
konsep sains dasar, seperti cara kerja gravitasi atau perbedaan antara padat, cair, dan gas .

1a Level 1a: Identifikasi S


iswa mampu mengidentifikasi informasi dasar dan fakta-fakta dalam konteks sains. Mereka dapat
mengenali fakta sederhana tentang benda-benda di sekitar mereka, seperti benda-benda yang dapat
terapung atau tenggelam di air .

2 Level 2: Penjelasan
Siswa mampu menjelaskan fenomena alam atau peristiwa sains dengan menggunakan konsep-
konsep ilmiah yang telah dipelajari. Mereka dapat menjelaskan mengapa benda terapung di air atau
bagaimana fotosintesis berlangsung.

3 Level 3: Analisis
Siswa dapat menganalisis informasi sains dengan lebih kritis dan mampu membuat inferensi
berdasarkan bukti-bukti yang ada. Mereka dapat mengevaluasi hasil eksperimen dan menarik
kesimpulan berdasarkan data.

4 Level 4: Evaluasi
Siswa mampu mengevaluasi informasi sains dan membuat keputusan berdasarkan informasi
tersebut. Mereka dapat mengevaluasi informasi sains yang bertentangan dan memutuskan informasi
mana yang paling dapat dipercaya.

5 Level 5: Sintesis
Siswa mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep sains dalam situasi yang lebih
kompleks. Mereka dapat merancang dan melaksanakan eksperimen sendiri untuk menjawab
pertanyaan ilmiah dan membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.

6 Level 6: Evaluasi Kritis


Siswa mampu melakukan evaluasi kritis terhadap informasi sains yang kompleks dan memperdalam
pemahaman mereka tentang konsep - konsep sains. Mereka dapat mengevaluasi bukti - bukti ilmiah
yang kompleks dan mempertanyakan asumsi dan dugaan dugaan yang mendasari informasi tersebut.
02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM: Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd (A2G823014)

Literasi Finansial

Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa?

Literasi finansial dibutuhkan oleh siswa karena dapat memberikan peluang dan solusi atas berbagai
permasalahan ekonomi saat ini. Di abad 21 ini, tatanan ekonomi global saling terhubung dan berkaitan
dengan lainnya sehingga potensi masalah ekonomi semakin kompleks. Selain itu, literasi finansial juga
memberikan motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman dalam
membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah finansial.

Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai
konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu
maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi.
Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini:
1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial:
Literasi keuangan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman tentang elemen fundamental dunia
keuangan, termasuk konsep keuangan utama serta tujuan dan fitur dasar produk keuangan. Hal ini juga
mencakup risiko yang dapat mengancam kesejahteraan finansial, asuransi, dan dana pensiun.

2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:


Kemampuan ini berupa proses kognitif umum. Misalnya, mengakses informasi, membandingkan dan
membedakan, dan mengevaluasi, namun diterapkan dalam konteks keuangan. Keterampilan ini
mencakup keterampilan dasar dalam literasi matematika, (melakukan perhitungan dasar, menghitung
persentase, atau mengkonversi dari satu mata uang ke mata uang lainnya), dan keterampilan bahasa,
(kemampuan membaca, menafsirkan iklan, dan teks kontrak).

3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:
Literasi keuangan tidak hanya berkaitan terhadap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk
menangani masalah keuangan, tetapi juga aspek non kognitif. Contohnya, motivasi untuk mencari
informasi dan nasihat untuk terlibat dalam aktivitas keuangan, kepercayaan diri untuk melakukannya,
kemampuan mengelola emosi, serta faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan
keuangan.

4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial:


Keputusan keuangan yang efektif dapat mengacu pada konteks keuangan yang berhubungan dengan
kehidupan dan pengalaman sehari-hari generasi muda saat ini. Akan tetapi, juga ada langkah-langkah
yang mungkin mereka ambil di masa depan ketika mereka sudahdewasa. Misalnya, generasi muda saat
ini sebagian besar mengambil keputusan yang relatif sederhana seperti bagaimana mereka akan
menggunakan uang saku mereka. Namun, mereka mungkin akan segera dihadapkan pada keputusan
yang lebih kompleks mengenai pendidikan dan pilihan pekerjaan yang memiliki konsekuensi finansial
dalam jangka yang lebih panjang.

5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat:


Literasi keuangan berkaitan dengan bagaimana seseorang memahami, mengelola, dan merencanakan
urusan keuangan mereka sendiri dan keluarga mereka. Namun, dapat diakui bahwa pemahaman,
pengelolaan, dan perencanaan keuangan yang baik bagi seseorang mempunyai dampak kolektif
terhadap masyarakat luas dalam kontribusinya terhadap stabilitas, produktivitas, pembangunan
nasional dan global.

6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi:


Literasi keuangan menekankan pada pentingnya peran seseorang sebagai anggota masyarakat yang
bijaksana dan aktif terlibat. Seseorang dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih siap untuk
mengambil keputusan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, dan juga mendukung dan mengkritik dunia
ekonomi di mana mereka hidup dan tinggal.

02.04.05 Lembar Kerja Mahasiswa 5 (Latihan soal tes PISA)


Nama/NIM : Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd. (A2G823014)
Jenjang : SMP
Mata Pelajaran yang diampu : Bahasa Indonesia
Unit/no. unit : Reading/3
Judul Soal : Graffiti
NO Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini Persoalan yang dibahas pada soal ini mengenai 2
opini orang tentang grafiti yang ada di lingkungan
sekitar dan cukup mengganggu serta merusak
fasilitas publik. Adapun solusi yang dihadirkan
untuk mengatasi maraknya grafiti liar yang ada di
lingkungan sekitar adalah dengan memberikan
pengawasan yang cukup ketat pada lingkungan
ataupun fasilitas publik dengan bantuan cctv
ataupun petugas keamanan yang bersedia menjaga
daerah/fasilitas tersebut, lalu menindak lanjuti
pelaku grafiti liar. Selain itu, perlu disadari juga
bahwa para seniman grafiti liar mungkin kesulitan
untuk mencari wadah yang bisa menampung
kreativitasnya dalam berkarya, sehingga sebaiknya
pemerintah setempat menyediakan wadah dan
menghargai karya tersebut agar mereka tidak
melakukan grafiti liar pada fasilitas/ruang publik
lagi.
2 Tuliskan langkah-langkah Langkah berpikir yang dapat dilakukan dalam
berpikir Anda hingga menemukan solusi dari permasalahan ini yaitu
mendapat solusi dari sebagai berikut:
permasalahan ini
a. Memahami permasalahan dengan membaca
literatur terkait (yaitu surat opini yang ditulis
oleh kedua belah pihak).
b. Menelaah permasalahan dengan
membandingkan opini yang telah diberikan.
c. Memikirkan solusi yang sekiranya imbang
dan tidak memihak satu pihak saja.
3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Dekomposisi

Anda gunakan dalam Dekomposisi dilakukan dengan memahami soal,


menyelesaikan masalah ini menguraikan permasalahan, menemukan bagian
penting berdasarkan kedua opini.

Pengenalan Pola
Pengenalan pola dilakukan dengan memahami
bagaimana pola pelaku grafiti liar dalam
menjalankan aksinya, yaitu berupa aksi secara
diam-diam dan dilakukan pada ruang public seperti
dinding atau tembok kosong yang memungkinkan
untuk dibuat grafiti.

Abstraksi
Abstraksi dilakukan dengan berfokus pada
permasalahan yang disebutkan dalam soal,
menelaah kalimat atau informasi yang bisa
membentu dalam menjawab pertanyaan.
Algoritma
1. Memahami soal
2. Menelaah permasalahan dengan
membandingkan kedua opini
3. Memikirkan solusi yang imbang (tidak
memihak salah satu pihak).

Ruang Kolaborasi
Penilaian Teman Kelompok

Penilaian dari Teman Kelompok


Lembar Kerja yang Dinilai : Tenti Febri Satia, S. Pd.
Anggota 3 Anggota 4
Anggota 1 Anggota 2
Kriteria Penilaian (Siti Stalis Fiana (Ghea Reiva
(Ahmad Haris) (Aidul Muzaqi)
Darazah) Igusmi Putri)

Apakah cara
mengerjakan soal yang B A A A
dituliskan dapat
dipahami? (Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik)

Apakah cara A B A A
mengerjakan sudah
lengkap? (Sangat Baik) (Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik)

Apakah cara
mengerjakan dapat
A A A B
menimbulkan
keambiguan? (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik)

Apakah 4 fondasi CT A A A B
yang ditulis benar?
(Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik)

Apakah 4 fondasi CT
yang dituliskan A A B A
dijelaskan dengan
lengkap? (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Baik) (Sangat Baik)

Apakah contoh masalah A A A A


sehari-hari yang dituliskan
sesuai denganpersoalan (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik)
yang diselesaikan?
Perbaikan yang perlu dilakukan

Nomor Soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan

Perlu dijabarkan lebih rinci lagi


1 Cara menjawab soal jawaban yang dituliskan, agar
lebih kompleks dan sistematis.

Perlu diberikan penjelasan dalam


Penjelasan mengenai 4 fondasi
3 4 fondai CT agar kalimat yang
CT kurang lengkap
dijelaskan lebih mudah dipahami.

Perhatikan tata penulisan jawaban


pada lembar kerja soal nomor 3
3 Tata Penulisan
poin algoritma menyatu dengan
poin abstraksi.

Demonstrasi Kontekstual

Nama/NIM : Ghea Reiva Igusmi Putri, S.Pd. (A2G823014)


Jenjang : SMP
Mata Pelajaran yang diampu : Bahasa Indonesia
Unit/no. unit : Matematics/7
Judul Soal : Speed of Racing Car
NO Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini Solusi pertanyaan 7.1:1
Dari persoalan ini, diketahui bahwa dari garis start,
track lurus terpanjang adalah 1,5 km , sehingga
jawabannya adalah opsi B.
Solusi pertanyaan 7.2:1
Dari persoalan ini, diketahui bahwa posisi
kecepatan terendah pada putaran kedua adalah 1,3
km, sehingga jawaban yang tepat adalah opsi C.

Solusi pertanyaan 7.3:1


Dengan melihat kecepatan mobil yang berada pada
jarak di antara 2,6 km sampai 2,8 km, maka dapat
diketahui bahwa kecepatan mobil bertambah atau
naik, sehingga jawaban yang tepat adalah opsi B.
Solusi pertanyaan 7.4:1
Adapun jawaban yang sesuai pertanyaan adalah
opsi B karena gambar track mobil paling tepat
sesuai dengan kecepatan yang terekam pada grafik
adalah opsi B.
2 Tuliskan langkah-langkah Langkah berpikir yang dapat dilakukan dalam
berpikir Anda hingga menemukan solusi dari permasalahan ini yaitu
mendapat solusi dari sebagai berikut:
permasalahan ini
a. Membaca grafik dan memahami grafik secara
keseluruhan.
b. Memahami persoalan yang ditanyakan pada
soal.
c. Mengamati kembali grafik untuk menemukan
jawaban yang dicari pada soal.
d. Memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai.
3 Identifikasi 4 fondasi CT yang Dekomposisi
Anda gunakan dalam
Membaca dan memahami soal, menjabarkan
menyelesaikan masalah ini
informasi penting yang ada pada grafik, dan
kemudian menganalisis grafik untuk melihat posisi
kecepatan yang tinggi.
Pengenalan Pola
Mengetahui dan memahami pola lintasan terdapat
pada soal.
Abstraksi
Tetap berfokus pada permasalahan yang ada pada
soal, menghilangkan hal-hal yang tidak diperlukan
saat penyelesaian masalah. Contohnya ketika akan
mencari posisi kecepatan terendah, maka tidak
perlu melihat posisi kecepatan yang tinggi, dan
sebaliknya.
Algoritma
Membaca dan memahami soal, menjawab
pertanyaan pada soal nomor 1 sampai 3, kemudian
untuk soal nomor 4 dapat dilihat pola perubahan
kecepatannya.
Koneksi Antar Materi
Nama anggota 1 : Siti Stalis Fiana Darazah (A2G823002)
Nama anggota 2 : Ahmad Haris (A2G823006)
Nama anggota 3 : Aidul Muzaqi (A2G823013)
Nama anggota 4 : Ghea Reiva Igusmi Putri (A2G823014)
Nama anggota 5 : Tenti Febri Satia (A2G823020)

Kesamaan dan perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM sebagai berikut:
Persamaan:

 Soal Bebras dan PISA/AKM menilai kemampuan siswa dalam berbagai aspek
keterampilan komputasional, termasuk pemahaman algoritma, pemecahan masalah,
danpemikiran komputasional seseorang
 Soal-soal pada kedua jenis ujian ini sering disusun dengan pendekatan berbasis
konteks, peserta didik diminta untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menghadapi situasi dunia nyata.
 Soal Bebras dan PISA/AKM memberikan penekanan pada pengembangan
pemikiran kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan matematika dan
komputasional.
 Kedua jenis ujian menekankan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah,yang melibatkan pemikiran kritis dan analitis.

Perbedaan:
 Soal Bebras cenderung lebih fokus pada komputasi dan pemikiran komputasional,
sementara soal PISA/AKM memiliki fokus yang lebih luas termasuk literasi
matematika,literasi sains, dan literasi membaca.
 Soal-soal pada Bebras sering kali dirancang untuk menantang pemikiran
komputasional dan algoritma secara lebih langsung, sedangkan saol PISA/AKM
dapat memiliki berbagai format soal yang mencakup pemecahan masalah dan
literasi berbagai disiplin ilmu.
 PISA/AKM menyajikan konteks dan situasi ujian yang lebih luas dan mencakup
berbagai disiplin ilmu, sedangkan Bebras lebih terfokus pada konteks
komputasional.

Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan sebagai berikut:

Meskipun soal Bebras dan soal PISA/AKM memiliki fokus dan konteks yang berbeda, ada
beberapa kesamaan dalam langkah-langkah umum penyelesaian kedua jenis persoalan ini:

 Langkah pertama dalam menyelesaikan kedua jenis persoalan adalah memahami


denganbaik pertanyaan atau persoalan masalah yang diberikan. Bacalah soal dengan
cermat, mengidentifikasi informasi yang relevan, dan memahami apa yang diminta
oleh pertanyaan.
 Setelah memahami soal, perlu menganalisis masalah secara lebih mendalam. Ini
melibatkan pemecahan masalah dan pemikiran analitis untuk mengidentifikasi cara
yangpaling efektif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
 Kemudian perlu merencanakan pendekatan atau strategi yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Ini melibatkan pemilihan metode atau teknik yang paling
sesuai untuk konteks soal, baik itu dalam konteks komputasional (Bebras) atau
literasi matematika (PISA/AKM)
 Menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari. Dalam hal Bebras, ini
bisa melibatkan penggunaan konsep-konsep komputasional seperti algoritma atau
pemikiran komputasional. Dalam hal soal PISA/AKM, dapat menerapkan konsep
matematika atau literasi yang sesuai dengan situasi.
 Setelah menemukan solusi atau jawaban, perlu menguji kebenaran solusi mereka.
Ini melibatkan pengecekan kembali apakah solusi sesuai dengan persyaratan
soal danapakah langkah-langkah yang diambil telah dilakukan dengan benar.
 Langkah terakhir melibatkan refleksi terhadap solusi yang ditemukan.
Pertimbangkan apakah ada cara alternatif untuk menyelesaikan masalah, apa yang
dapat dipelajari dari proses tersebut, dan bagaimana penerapan konsep-konsep
tertentu dapat ditingkatkan di
masa depan.

Refleksi Aksi Nyata


1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk
menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan
kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini.
Jawab: Pengalaman menarik yang saya alami ketika mengimplementasikan CT adalah
menyelesaikan berbagai macam persoalan yang dihadapi dengan menggunakan 4 fondasi CT.
Keberhasilan yang saya alami ketika mempelajari CT adalah saya mampu berfikir secara
komputasional dalam memecahkan sebuah permasalahan yang kompleks. Kegagalan yang saya
alami adalah ketika saya tidak bisa memilah masalah melalui langkah-langkah dekomposisi,
pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. Namun, setelah dipelajari lagi saya menjadi lebih
paham dan terbiasa menggunakan 4 fondasi CT dalam memecahkan persoalan yang saya hadapi.

2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT
dalam problem solving?
Jawab: lya, terjadi banyak perubahan dengan cara berpikir saya khususnya dalam hal problem
solving. Saya mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan cara yang lebih efektif dan
efisien, termasuk mengevaluasi dan memecahkan masalah secara sistematis, mengeksplorasi
solusi alternatif, dan mengevaluasi hasil akhir.

3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya
setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
Jawab: Setelah mempelajari topik CT dalam problem solving, saya dapat mengevaluasi cara
mengajar untuk memastikan bahwa saya menyediakan contoh yang beragam dari masalah yang
dapat dipecahkan dengan menggunakan CT, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berlatih menggunakan CT dalam situasi yang berbeda. Saya juga dapat menyediakan
umpan balik yang berkualitas tinggi dan memberikan dukungan individu kepada peserta didik
yang memerlukannya untuk memperkuat pemahaman mereka tentang CT dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja Reflektif Individual 01.03
"Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari melalui makalah “Infusing Computational Thinking in an
Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang
Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? Jika Anda memilih proyek
STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain
seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM
tersebut dilaksanakan?
Jawab: Kendala yang berpotensi dihadapi ketika memilih proyek STEM yang belum pernah Saya
lakukan yaitu kurangnya ketelitian peserta didik ketika menggambar dan mengukur pola bangun
ruang yang akan dibuat. Peserta didik harus teliti dalam mengukur pola sesuai dengan rumus yang
telah ditentukan.
2. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
Jawab: Usulan yang dapat Saya berikan untuk mengatasi kendala tersebut ialah sebelum
menerapkan pola pada bahan utama (stik es krim), peserta didik dapat mencobanya terlebih
dahulu pada bahan alternatif seperti potongan kardus, sehingga bahan utama tidak akan terbuang
sia-sia.

Lembar Kerja Reflektif Individual 02.02

Nama Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.

NIM A2G82014

Judul Proyek
STEM yang Membuat Kubus dari Stik Es Krim Bekas
Dipilih

Yulianti, Astika. (2023). STEAM Berbasis Proyek: Membuat Kubus


Menggunakan Stik Kayu dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS): 3(2), 571-575.
Sumber

Link:
https://www.jurnal.spada.ipts.ac.id/index.php/JIPDAS/article/download/1527
/500

Deskripsi Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok
Singkat tentang akan membuat kubus dari stik es krim, dimulai dari proses mencari dan
Nama Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.

NIM A2G82014

Proyek STEM menyiapkan alat dan bahan, merancang dan merangkai stik es krim hingga
membentuk sebuah persegi, melakukan perbaikan ketika terjadi kesalahan, serta
yang Dipilih
mengkomunikasikan hasil proyek pembuatan kubus dari stik es krim bekas.

Analisis STEM pada pembuatan kubus dari stik es krim bekas:

Science:

1. Peserta didik mengamati sifat-sifat limbah yang ada di lingkungan sekitar.


2. Mengurangi limbah di lingkungan sekitar

Technology: Penggunaan alat dalam proyek seperti gunting, pistol lem tembak,
cat, dan lain-lain.

Engineering: Peserta didik menunjukkan kemampuan dan kreatifitas dalam


mendesain pola bangun ruang.

Mathematic: Peserta didik mampu menggambar dan mengukur pola sesuai


dengan hasil perhitungan.

Ruang Kolaborasi

1. Proyek STEM sebelum diintegrasikan dengan CT.

Nomor Kelompok SMA N 11 KOTA JAMBI

1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
Anggota Kelompok 3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Judul Proyek STEM Desain dan Konstruksi Prototype KIT Proyek STEM Sebagai
yang Dipilih Media Pembelajaran IPA SMP Secara Daring pada Topik Aplikasi
Listrik Dinamis

Zulirfan, Z., Yennita, Y., Rahmad, M., & Purnama, A. (2021).


Desain dan konstruksi prototype kit proyek STEM sebagai media
Sumber pembelajaran IPA SMP secara daring pada topik aplikasi listrik
dinamis. Journal of Natural Science and Integration, 4(1), 40-49.

Deskripsi Singkat Mengidentifikasi dan mendesain tiga proyek STEM sederhana yang
tentang Proyek dapat dibangun sebagai aplikasi konsep Listrik Dinamis. Ketiga
STEM yang Dipilih proyek STEM tersebut adalah Proyek Eksplorasi Kandungan Energi
Listrik Buah-buahan, Proyek Pembuatan Model Alarm Banjir, dan
Proyek Pembuatan Model Pembangkit Listrik Mikrohidro. Untuk
keperluan ketiga proyek STEM siswa tersebut, peneliti telah
membangun KIT dengan tahapan meliputi: pemilihan alat dan
bahan, perakitan, dan validasi pakar.
2. Proyek CT setelah diintegrasikan dengan CT

Nomor Kelompok SMA N 11 KOTA JAMBI

1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
Anggota Kelompok 3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Desain dan Konstruksi Prototype KIT Proyek STEM


Nama Proyek Sebagai Media Pembelajaran IPA SMP Secara Daring
pada Topik Aplikasi Listrik Dinamis

Mengidentifikasi dan mendesain tiga proyek STEM


sederhana yang dapat dibangun sebagai aplikasi
konsep Listrik Dinamis. Ketiga proyek STEM
tersebut adalah Proyek Eksplorasi Kandungan Energi
Listrik Buah-buahan, Proyek Pembuatan Model
Deskripsi Singkat Proyek
Alarm Banjir, dan Proyek Pembuatan Model
Pembangkit Listrik Mikrohidro. Untuk keperluan
ketiga proyek STEM siswa tersebut, peneliti telah
membangun KIT dengan tahapan meliputi: pemilihan
alat dan bahan, perakitan, dan validasi pakar.

I. Pendahuluan
• Orientasi

• Apresiasi

• Motivasi
Outline Proyek
• Pemberian acuan

II. Kegiatan Pembelajaran


1. Guru menampilkan sebuah video mengenai
hukum-hukum pada gas ideal dan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru menanyakan terkait dengan video, yaitu:
“Berdasarkan video animasi tersebut, informasi
apa saja yang dapat kalian peroleh berkaitan
dengan sifat gas?”
3. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan,
yaitu mengenai gas ideal.
4. Kemudian siswa diberi kesempatan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang telah
diamati yang sudah dilakukan.
5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
beranggotakan maksimal lima anak dalam satu
kelompok.
6. Siswa diberi tugas berupa membuat sebuah
poster, video, ataupun leaflet yang berkaitan
dengan gas ideal yaitu “Bahaya meletakkan gas
di ruang tertutup”. Tugas tersebut dikerjakan
secara kelompok dan dikumpulkan pada 2
minggu berikutnya.
7. Untuk melaksanakan tugas tersebut, guru
meminta siswa untuk melakukan observasi
mengenai gas ideal, aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari melalui kajian pustaka dan data
kasus kebocoran gas di masyarakat, berupa:
a. Membaca buku teks atau sumber yang
relevan.
b. Mengumpulkan informasi melalui internet.
c. Observasi langsung ke masyarakat.
8. Mengumpulkan data atau informasi melalui
diskusi kelompok guna menemukan solusi pada
masalah kasus kebocoran gas dimasyarakat
terkait materi pokok yaitu gas ideal.
9. Siswa berdiskusi secara kelompok menyusun
makalah perencanaan proyek.
10. Siswa saling bertukar informasi dengan
kelompok lain melalui kegiatan diskusi mengenai
gas ideal. Dengan ditanggapi aktif oleh siswa
dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok.
Kemudian dengan menggunakan metode ilmiah
yang terdapat pada buku pegangan siswa atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap disiplin,
aktif, kreatif, tanggung jawab, dan kritis.
11. Guru menyampaikan aturan presentasi
12. Dari beberapa kelompok siswa diambil salah satu
perwakilan kelompok untuk diminta
mempresentasikan hasil observasi mereka.
13. Guru memonitor jalannya presentasi kelompok.
14. Siswa yang sedang tidak mempresentasikan hasil
diskusinya menjawab pertanyaan guru.
15. Siswa mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok
yang mempresentasikan.
16. Siswa bertanya atas presentasi yang dilakukan
dan siswa lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
17. Siswa menyimpulkan tentang point- point
penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil observasi secara tertulis tentang
gas ideal.
18. Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan siswa atau lembar kerja yang telah
disediakan.
19. Siswa bertanya tentang hal yang belum
dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa.
20. Siswa memperhatikan guru yang sedang
memberikan penjelasan ulang tentang materi
yang telah didiskusikan berdasarkan hasil
presentasi kelompok yang telah
mempresentasikan hasilnya
21. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan
kembali hasil diskusi agar tidak terjadi
miskonsepsi
III. Kegiatan Penutup
1. Siswa membuat rangkuman tentang materi yang
telah disampaikan yaitu materi gas ideal.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan.
3. Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
berhubungan dengan gas ideal.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang
tekanan dan energi kinetik menurut teori kinetik
gas.
5. Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan
tugas berupa video, poster, atau leaflet maksimal
2 minggu ke depan.
6. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya.
7. Salah satu siswa diminta untuk membaca dan
memimpin doa penutup pembelajaran.

Situasi pada saat pembelajaran akan merangsang


Tujuan Pembelajaran siswa untuk aktif dan kreatif, sehingga lambat laun
dapat memupuk sikap positif siswa tentang
kreativitas. Kebebasan dan kepercayaan yang
diberikan kepada siswa dalam setiap proses
pembelajaran dapat meningkatkan kepercayaan diri,
keberanian, dan rasa tanggungjawab mereka dalam
belajar. Hal ini dapat menjadi modal bagi mereka
untuk menjadi pribadi-pribadi yang kreatif tidak
hanya dalam pembelajaran yang berlangsung, juga
bagi kehidupan mereka yang sesungguhnya di luar
konteks pembelajaran.

Apakah siswa Mampu menciptakan proyek yang


Driving Question
sesuai dengan perintah dan materi gas ideal?

Penerapan metode STEM berbasis proyek pada


materi gas ideal dirancang untuk meningkatkan
kreativitas siswa. Pemilihan metode pembelajaran ini,
mempertimbangkan aspek yang ada dalam metode
pembelajaran STEM berbasis proyek dan kesesuaian
kurikulum yang mengarahkan siswa untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran. Proyek siswa berbentuk
Produk Akhir poster, vidio, ataupun leaflet sebagai bentuk media
komunikasi dengan masyarakat luas. Dapat
digunakan sebagai media pendukung proses
pembelajaran yang efektif dan mengasyikan bagi
siswa. Perpaduan metode STEM berbasis proyek
merupakan perpaduan yang efektif karena melibatkan
peran aktif siswa dan meningkatkan kreativitas siswa
untuk belajar.

Hands-on Activities Perancangan materi pada gas idea

Tahap persiapan meliputi pembuatan Rencana


Asesmen
Program Pembelajaran (RPP) mengenai materi gas
ideal. Rencana Program Pembelajaran (RPP) ini
disusun dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Siswa diberikan
banyak kesempatan untuk mengekspresikan
kegiatannya dalam belajar. Dalam makalah ini model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibantu
dengan instrumen penilaian proyek berupa pembuatan
video, poster, maupun leaflet. Pembuatan video,
poster, maupun leaflet memiliki tujuan untuk
meningkatkan kreativitas siswa.

1. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan


gambaran awal mengenai proses pembelajaran
pada mata pelajaran Fisika di kelas.
2. Mengidentifikasi permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan hasil wawancara di
kelas.
Resources yang Dibutuhkan
3. Menyusun dan mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian seperti silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
lembar kerja siswa.
4. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan
digunakan.

Integrasi CT dalam proyek Abstraksi:


STEM (Baek et al., 2021)
Pembuatan proyek melalui penerapan metode STEM
dapat meningkatkan kreativitas siswa. Dengan
pembuatan proyek siswa akan lebih kreatif dalam
menerapkan konsep gas ideal dalam kehidupan
seharihari. Pada proses pembelajaran metode STEM
berbasis proyek, diharapkan dalam diri siswa akan
tertanam sikap aktif dan terampil. Proyek yang
dilakukan siswa dapat berbentuk poster, video,
ataupun leaflet sebagai bentuk media komunikasi
siswa dengan masyarakat luas. Proses pembuatan
proyek ini melalui beberapa tahap yang meliputi
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
penulisan laporan, dan tahap presentasi. Penilaian
akan dilakukan pada setiap tahap proses pembuatan
proyek, mulai dari perencanaan hingga tahap
presentasi menggunakan rubrik khusus penilaian
proyek. Dari pembuatan proyek ini menghasilkan
media komunikasi berupa poster, video, dan leaflet.
Salah satu contoh dari proyek yang dikembangkan
siswa mengenai materi gas ideal yaitu bahaya akan
tabung gas yang diletakkan di ruang tertutup. Proyek
tersebut merupakan salah satu aplikasi dari materi gas
ideal dalam kehidupan sehari-hari.

Algoritma:

Menyusun langka langka sintaks pembelajaran dalam


penerapn metode stem pada materi gas ideal

Komunikasi:

Siswa melakukan presentasi hasil penelitian mengenai


materi gas ideal

Conditional Logic:

Penggunaan logika dalam bentuk IF-ELSE untuk


mengidentifikasi siswa aktif dalam bertindak dan
aktif berpikir misalnya siswa akan aktif jika siswa
dapat manghubungkan pengretahuan baru dengan
pemahan awal mereka

Pengumpulan Data:
a. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan
gambaran awal mengenai proses pembelajaran
pada mata pelajaran Fisika di kelas.
b. Mengidentifikasi permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan hasil wawancara di
kelas.
c. Menyusun dan mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian seperti silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
lembar kerja siswa.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan
digunakan.

Struktur Data, Analisis dan Representasi Data:


Menggunakan data-data yang telah didapati dari hasil
pengumpulan data siswa yang dapat menyimpulkan
dan mempresentasikan materi gas ideal

Dekomposisi:

Proyek yang dilakukan siswa dapat berbentuk poster,


video, ataupun leaflet sebagai bentuk media
komunikasi siswa dengan masyarakat luas. Proses
pembuatan proyek ini melalui beberapa tahap yang
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
penulisan laporan, dan tahap presentasi.

Pengenalan Pola:

Mengidentifikasi siswa yang mampu bersikap aktif


dan trampil.

Pemodelan dan Simulasi:

Salah satu contoh dari proyek yang dikembangkan


siswa mengenai materi gas ideal yaitu bahaya akan
tabung gas yang diletakkan di ruang tertutup. Proyek
tersebut merupakan salah satu aplikasi dari materi gas
ideal dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perbedaan antara proyek STEM sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT adalah
sebagai berikut:
a. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT:
- Produk akhirnya adalah surat lamran pekerjaan.
- Memiliki kompetisi dengan penelian namun dapat dperbaiki.
b. Proyek STEM Setelah Diintegrasikan dengan CT:
- Hasil akhirnya adalah menghasilkan media komunikasi berupa poster, video, dan leaflet.
- Memiliki kompetisi dengan penelian namun dapat dperbaiki.

Demonstrasi Kontekstual - Feedback

Nomor Kelompok SMA Negeri 11 Kota Jambi

1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
Anggota Kelompok
5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Desain dan Konstruksi Prototype KIT Proyek STEM Sebagai Media


Nama Proyek
Pembelajaran IPA SMP Secara Daring pada Topik Aplikasi Listrik
Dinamis

Catatan-catatan Tanggapan dari Kelompok SMP Negeri 10 Kota Jambi

Perbaikan yang Perlu Berikut adalah catatan-catatan perbaikan yang perlu dilakukan pada
Dilakukan Berdasarkan desain dan konstruksi prototype KIT Proyek STEM sebagai media
Masukan Dari Dosen pembelajaran IPA SMP secara daring pada topik aplikasi listrik
dan Kelompok Lain dinamis:
 Kesesuaian Materi Pembelajaran: Pastikan materi pembelajaran
yang disampaikan melalui KIT sesuai dengan kurikulum IPA
SMP dan relevan dengan topik aplikasi listrik dinamis.
 Keterjangkauan Bahan dan Alat: Desain KIT harus
mempertimbangkan ketersediaan dan keterjangkauan bahan dan
alat bagi peserta didik, sehingga memungkinkan mereka untuk
melakukan percobaan dengan mudah.
 Kemudahan Montase dan Penggunaan: Konstruksi KIT harus
dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dipasang, digunakan,
dan disimpan oleh peserta didik.
 Keamanan: Pastikan KIT dan komponennya aman digunakan oleh
peserta didik, termasuk penggunaan sumber daya listrik yang
aman dan sesuai standar.
 Keterlibatan Peserta didik: Desain KIT harus mendorong
keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran, misalnya
melalui eksperimen langsung dan diskusi.
 Kemudahan Akses dan Pembagian Materi: KIT harus dirancang
agar mudah diakses dan dibagikan secara daring kepada peserta
didik, termasuk panduan penggunaan yang jelas.
 Kesesuaian dengan Platform Daring: Pastikan KIT dapat
digunakan dengan lancar di platform pembelajaran daring yang
digunakan oleh sekolah.
 Evaluasi dan Umpan Balik: Desain KIT harus memungkinkan
guru untuk mengevaluasi kemajuan belajar peserta didik dan
memberikan umpan balik yang sesuai.
 Fleksibilitas Penggunaan: KIT harus dirancang agar dapat
digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kelas.
 Kemudahan Perbaikan dan Pemeliharaan: Desain KIT harus
mempertimbangkan kemudahan perbaikan dan pemeliharaan,
termasuk penggantian komponen yang rusak.
Dengan memperhatikan catatan-catatan ini, diharapkan KIT Proyek
STEM dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dan
memuaskan bagi peserta didik dalam memahami aplikasi listrik
dinamis.
Refleksi - Aksi Nyata

1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam
proyek STEM?

Jawab: Pengalaman Saya setelah mempelajari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek
STEM adalah Saya menjadi lebih memahami tentang bagaimana model pembelajaran proyek
yang terintegrasi CT dan bagaimana cara mengintegrasikanya ke dalam pembelajaran.

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?

Jawab: Perasaan Saya setelah mengerjakan modul ini tentunya senang, tertarik, serta tertantang
karena modul ini memberikan pemahaman baru mengenai pengintegrasian CT ke dalam proyek
STEM. Selain itu, Saya juga merasa termotivasi untuk membuat dan menyelesaikan
permasalahan dalam setiap langkah melalui proyek STEM dan akan menerapkannya kepada
peserta didik Saya kelak.

3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM


di kelas yang Anda ajar kelak.

Jawab: Rencana Saya dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang akan
diajar nantinya yaitu, Saya akan merancang modul ajar dengan konsep yang berkaitan dengan
proyek STEM dan mengimplementasikan CT sesuai dengan materi pembelajaran.
Eksplorasi Konsep
Lembar Kerja Reflektif Individual (02.03).

Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah "Bringing computational thinking to
K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community" (Barr &
Stephenson, 2011)? Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu!
Jawab:
Intisari yang Saya dapatkan setelah mempelajari makalah "Bringing computational thinking to
K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community" (Barr &
Stephenson, 2011) yaitu, bahwa keberhasilan penanaman konsep berpikir komputasi ke dalam
kurikulum K-12 memerlukan upaya dari dua arah. Selain itu, kebijakan yang ada pada pendidikan
juga harus diubah untuk mengatasi rintangan infrastruktur yang signifikan, ketersediaan sumber
daya pendidik K-12, serta permulaan keyakinan dan contoh yang sesuai dengan usia.
Makalah ini juga melaporkan bagian pertama dari proyek multifase yang ditujukan untuk
mengembangkan definisi operasional pemikiran komputasi untuk K-12 bersama dengan sumber
daya sesuai kebijakan dan perubahan kurikuler. Selain itu, makalah ini juga menjelaskan tuntutan
yang terlibat dalam arena K-12, pengembangan definisi, dan pemikiran komputasi yang sesuai untuk
K-12. Hal ini sangat menantang karena belum ada definisi pemikiran komputasi yang disepakati
secara luas. Tentunya peserta didik K-12 sudah mempelajari cara berpikir dan pemecahan masalah,
akan tetapi ilmuwan komputer seharusnya dapat membantu guru memahami proses ini sebagai
algoritma, dan mengidentifikasi di mana komputasi dan manipulasi data sebenarnya dengan
komputer.
Sebenarnya, banyak disiplin ilmu yang mengharuskan dan mengajarkan pemecahan masalah
dalam keterampilan, pemikiran logis, atau pemikiran algoritmik. Namun, hendaknya ilmuwan
komputer dapat mempromosikan pemahaman tentang bagaimana proses komputasi dapat mengatasi
masalah di bidang lain dan masalah yang terletak di persimpangan disiplin ilmu. Misalnya,
bioinformatika dan biologi komputasi itu berbeda, akan tetapi keduanya mendapat manfaat dari
kombinasi biologi dan ilmu komputer. Hal ini karena pertama, melibatkan pengumpulan dan analisis
informasi biologis dan melibatkan simulasi sistem proses biologis. Selanjutnya, menyajikan
bioinformatika dan biologi komputasional dalam bentuk algoritmik akan membantu ilmuwan
bertukar informasi. Lalu, agar memiliki manfaat, sebuah definisi pada akhirnya harus digabungkan
dengan contoh-contoh yang menunjukkan bagaimana pemikiran komputasional dapat diterapkan
pada pembelajaran di dalam kelas.
Adapun kaitannya dengan mata pelajaran yang Saya ampu (Bahasa Indonesia), yaitu keempat
fondasi CT dapat diterapkan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada pada materi
pembelajaran. Adapun model yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning dan Project Based Learning. Harapannya, melalui integrasi CT dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, peserta didik dapat lebih mudah memecahkan persoalan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.
Ruang Kolaborasi

1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


NIM/nama anggota 1: 2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
NIM/nama anggota 2: 3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi ajar: Teks Drama

Melalui kegiatan diskusi kelompok , peserta didik dapat


Tujuan pembelajaran: menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan drama yang
terdapat pada naskah drama atau pentas secara benar dan tepat
.

Memberikan pemahaman singkat tentang apa itu drama.


Menjelaskan struktur dan kaidah kebahasaan drama dan
memberikan contoh naskah drama yang mencerminkan
Deskripsi penyampaian
setiap struktur teks drama. Peserta didik akan diajak untuk
materi sebelum integrasi
mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana struktur
CT
tersebut mempengaruhi alur cerita dan perkembangan
karakter dalam drama . Setiap kelompok akan diberikan satu
naskah untuk dianalisis struktur dan kaidah kebahasaannya.

Peserta didik diajak untuk memecahkan naskah drama


menjadi beberapa bagian seperti prolog, dialog, dan epilog.
Guru memberikan contoh kepada peserta didik cara
Deskripsi penyampaian
mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan teks drama.
materi setelah integrasi CT
Peserta didik diajarkan dalam mengidentifikasi dan
menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan struktur dan
kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks drama. Peserta
didik dibagi menjadi beberapa kelompok , dan guru
memberikan arahan serta langkah-langkah dalam
menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks drama.

1. Dekomposisi
Pada teks drama, dekomposisi dapat diterapkan
dengan membagi naskah drama menjadi prolog,
dialog, dan epilog. Peserta didik akan diajak untuk
memahami bahwa dengan memecah masalah menjadi
bagian yang lebih kecil, mereka dapat menganalisis
struktur teks drama secara mendalam.
2. Pengenalan Pola
Pada teks drama, peserta didik akan diajak untuk
mengenali struktur dan kaidah kebahasaan teks
drama. Pengenalan pola memungkinkan peserta didik
Penjelasan konsep CT
untuk mengidentifikasi bagian -bagian yang penting
yang diintegrasikan pada
dalam teks drama yang saling berhubungan.
materi ajar
3. Abstraksi
Dalam teks drama, peserta didik diajak untuk
mengenali informasi penting, seperti struktur dan
kaidah kebahasaan yang memiliki pengaruh besar
dalam drama. Abstraksi membantu peserta didik
untuk fokus pada inti masalah yang akan dianalisis.
4. Algoritma
Dalam teks drama, peserta didik dapat menggunakan
algoritma untuk menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan . Misalnya mereka dapat menggunakan
algoritma untuk mencari prolog, dialog, dan epilog
dalam naskah drama. Algoritma membantu peserta
didik dalam menganalisis dengan langkah langkah
yang terstruktur.

Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT dan
materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!

Materi ajar tentang teks drama yang belum diintegrasikan dengan CT lebih berfokus pada pemahaman
naratif, ekspresi seni, dan unsur sastra dalam teks drama. Sebaliknya, materi yang telah diintegrasikan
dengan CT akan menonjolkan pengembangan keterampilan komputasional, penerapan pola berpikir
komputasional, analisis menggunakan strategi komputasional, dan penerapan teknologi dalam
pemahaman interpretasi teks drama.

Integrasi CT dalam materi ajar bertujuan untuk menghubungkan aspek komputasional dengan
pemahaman teks drama, mendorng penggunaan teknologi, dan memperkaya keterampilan berpikir
sisiwa dengan pendekatan komoutasional.

Demonstrasi Kontekstual - Feedback

1. Patimah Zaura, S.Pd. (A2G823007)


NIM / Nama anggota 2. Tuti Mardianti, S.Pd. ( A2G823009)
Kelompok yang presentasi: 3. Andrian Prama, S.Pd. (A2G823017)
4. Sindi Dwi Safitri, S.Pd. (A2G823018)

1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


NIM / Nama anggota 2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
Kelompok yang 3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
memberikan evaluasi: 4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Materi ajar: Buku Fiksi dan Nonfiksi


Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis dan struktur
buku fiksi dan nonfiksi dalam bentuk peta konsep (mind
mapping) Canva.
Ide baru yang didapatkan
Fitur mind mapping yang ada di Canva dapat
terkait integrasi CT di
mendekomposisi berbagai jenis buku fiksi dan membantu
dalam mata pelajaran:
peserta didik dalam memahami dan nonfiksi. Dan menyusun
algoritma dari kedua struktur buku fiksi dan nonfiksi.
Terakhir peserta didik dapat mengelompokkan struktur buku
fiksi dan nonfiksi.

Evaluasi/saran untuk Berikanlah pemahaman lebih terpusat kepada peserta didik


kelompok yang sedang terhadap materi peta konsep (mind mapping) canva agar
presentasi: peserta didik lebih mudah mengidentifikasi jenis dan struktur
buku fiksi dan nonfiksi. Gunakan symbol dan gambar yang
jelas, tambahkan ilustrasi atau contoh agar Peserta didik n
dapat menggunakanfitur mind mapping yang ada di canva.
Koneksi Antar Materi

NIM/nama anggota 1: 1. Siti Stalis Fiana Darazah, S. Pd. (A2G823002)


NIM/nama anggota 2: 2. Ahmad Haris, S. Pd. (A2G823006)
NIM/nama anggota 3: 3. Aidul Muzaqi, S, Pd. (A2G823013)
NIM/nama anggota 4: 4. Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd. (A2G823014)
NIM/nama anggota 5: 5. Tenti Febri Satia, S. Pd. (A2G823020)

Kesimpulan mengenai
integrasi CT ke dalam Pengintegrasian CT dalam mata pelajaran yaitu ke dalam mata
mata pelajaran: pelajaran mampu meningkatkan kemampuan keterampilan
berpikir kritis, kreatif dan logis, peserta didik secara signifikan
karena dalam penyelesaian masalah peserta didik hanya berfokus
pada hasilnya saja. Tetapi harus memikirkan solusi untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan empat fondasi
CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma
agar menemukan solusi dari permasalahan tersebut secara efektif,
efisien dan optimal sesuai dengan mata pelajaran tersebut.

Strategi untuk Cara mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran yaitu guru


mengintegrasikan CT memahami terlebih dahulu mengenai konsep CT. Kemudian guru
ke dalam mata perlu berlatih dan merfelksikan apa yang telah guru pelajari.
pelajaran: Setelah itu guru menggali lebih jauh mengenai materi pelajaran
agar dapat mengajak peserta didik berpikir dan menerapkan
teknologi dan pedagogi yang tepat. Guru dapat mempelajari
CPTF (Computational Thinking Pedagogical Framework) dimana
peserta didik akan mengalami proses belajar menggunakan CT.
Integrasi CT dalam mata pelajaran Bahasai Indonesia dapat
dilakukan pada kegiatan memahami, menalar, menulis, membaca.
Bidang mata pelajaran merupakan fokus pembelajaran sedangkan
CT merupakan suatu cara tercepat untuk proses pembelajaran
mencapai CP (Capaian Pembelajaran).
Refleksi & RPP - Aksi Nyata

 Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata
pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi?

Jawab: Pengalaman yang Saya dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata
pelajaran yang diampu yaitu, Saya bisa merancang modul ajar Bahasa Indonesia yang diintegrasi
dengan CT. Hal ini tentunya menjadi pengalaman baru bagi Saya. Namun, modul ajar yang telah
dirancang ini masih perlu dilakukan perbaikan dan pendalaman terhadap integrasi CT dalam mata
pelajaran. Adapun tantangan atau kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya pemahaman Saya
dalam mengintegrasikan CT pada mata pelajaran yang diampu.

 Bagaimana perasaan Anda saat mengerjakan modul ini?

Jawab: Perasaan Saya saat mengerjakan modul ini, yaitu Saya merasa tertantang dan ingin menggali
lebih jauh lagi tentang bagaimana mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran yang diampu.
Selain itu, tugas-tugas yang ada pda modul ini juga memotivasi Saya untuk bisa mengintegrasikan
CT ke dalam mata pelajaran yang akan diampu nantinya. Hal ini juga tentunya tidak bermanfaat bagi
Saya saja, melainkan juga bermanfaat bagi peserta didik dalam memecahkan persoalan melalui
empat fondasi CT.
MODUL AJAR
BAB 4 : MEMETIK KETELADANAN DARI BIOGRAFI PAHLAWAN

A. INFORMASI UMUM
1. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Ghea Reiva Igusmi Putri, S. Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Kota Jambi
Jenjang : SMA
Kelas / Fase : X (Sepuluh) – Fase E
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pembelajaran : Memahami dan menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks
biografi
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP ( 2x45 menit)
Tahun Penyusunan : 2024

2. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mencari dan menggali informasi tentang ide pokok dan ide penjelas pada paragraf teks
biografi.

3. PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
2. Berpikir kritis;
3. Mandiri;
4. Kreatif.
4. SARANA DAN PRASARANA
1. Gawai
2. Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X
3. Handout materi
4. Laptop
5. Papan tulis/White Board
6. Infokus/Proyektor
7. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
8. PPT
9. Referensi lain yang mendukung
5. TARGET PESRTA DIDIK
Peserta didik reguler
6. MODA, PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN
1. Moda pembelajaran : Pembelajaran tatap muka
2. Pendekatan : Saintifik
3. Model Pembelajaran : PjBL (Project Based Learning)
Pembelajaran ini menggunakan Model PjBL (Project Based Learning). PjBL merupakan salah
satu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Terdapat
enam sintak dalam model pembelajaran berbasis proyek, yaitu meliputi: (1) penentuan proyek;
(2) perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek; (3) menyusun jadwal; (4) memonitoring
kemajuan proyek; (5) menguji hasil proyek; (6) evaluasi.

B. KOMPONEN INTI
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Elemen: Membaca dan memirsa
Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran pandangan, arahan atau pesan
dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi,
dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati
dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik
menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat memahami dan menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks biografi.

3. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Menjadi pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang banyak hal.
 Manusia bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
 Menjadikan tokoh biografi sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.

2. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa yang Ananda ketahui tentang ide?
2. Apakah Ananda pernah menentukan ide?
3. Apa perbedaan antara ide pokok dan ide penjelas?

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam pembuka dan berdoa bersama untuk memulai pembelajaran.
2. Guru menanyakan kondisi peserta didik dan mengecek kehadiran peserta didik sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga peserta didik memiliki
pemahaman bermakna tentang materi yang akan dipelajari.
4. Guru mengajukan pertanyaan pemantik dan peserta didik menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
5. Guru memberikan apersepsi dan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
6. Peserta didik dibentuk menjadi 6 kelompok.
Kegiatan Inti
1. Guru menampilkan materi pembelajaran melalui layar proyektor.
2. Peserta didik bersama anggota kelompoknya mengamati dan memahami materi tersebut.
3. Guru menentukan proyek yang akan dibuat dengan membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.
(Penentuan proyek).
4. Guru dan peserta didik bersama-sama menyusun perencanaan penyelesaian proyek. (Perencanaan
penyelesaian proyek).
5. Guru dan peserta didik menyepakati waktu pengerjaan proyek. (Menyusun jadwal).
6. Peserta didik mengerjakan LKPD masing-masing sesuai dengan tahapan yang direncanakan, dan guru
memonitoring setiap perkembangan proyek. (Monitoring kemajuan proyek).
7. Setiap kelompok telah menyelesaikan tugas proyek masing-masing.
8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan peserta didik lainnya memberikan
tanggapan. (Menguji hasil).
9. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil proyek masing-masing kelompok. (Evaluasi)

Kegiatan Penutup
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
2. Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan refleksi pembelajaran.
3. Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

D. ASESMEN/PENILAIAN, KRETERIA DAN RUBRIK PENILAIAN


a. Jenis asesmen : formatif dan sumatif
b. Bentuk asesmen: sikap, dan keterampilan
c. Rubrik kriteria dan penilaian

Penilaian Sikap

 Kisi-kisi Penilaian Sikap

No. Sikap yang Dinilai Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


1. Beriman bertaqwa kepada Tuhan Observasi Lembar Observasi
Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia
2. Kreatif Observasi Lembar Observasi
3. Berpikir kritis Observasi Lembar Observasi

 Instrumen Penilaian Sikap

Beriman bertaqwa
No Nama kepada Tuhan Yang Kreatif Berpikir kritis
Maha Esa dan
berakhlak mulia
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan:
Baik Sekali skor 4
Baik skor 3
Cukup skor 2
Kurang skor 1

Nilai akhir = Skor yang diperoleh


Skor maksimal x 100

Penilaian Kemampuan
Instrumen Penilaian Kemampuan Menganalisis Ide Pokok dan Ide Penjelas pada Teks Biografi Ki
Hadjar Dewantara
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai
1. Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf pertama dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 1 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf pertama dengan benar, namun jawaban 3
tidak lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf pertama, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf pertama dengan jawaban salah.
2. Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf kedua dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 2 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf kedua dengan benar, namun jawaban tidak 3
lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf kedua, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf kedua dengan jawaban salah.
Analisis ide pokok a. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 4
dan ide penjelas pada paragraf ketiga dengan tepat, benar dan lengkap.
paragraf 3 b. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf ketiga dengan benar, namun jawaban tidak 3
lengkap.
c. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas 2
pada paragraf ketiga, namun jawaban kurang tepat dan
tidak lengkap 1
d. Peserta didik menganalisis ide pokok dan ide penjelas
pada paragraf ketiga dengan jawaban salah.
NA= Nilai yang diperoleh x 100
Skor maksimal

E. PENGAYAAN DAN REMEDIAL (Program Tindak Lanjut)


Remedial
Peserta didik diberikan pertanyaan tentang pengertian teks biografi dan perbedaan ide pokok dan ide
penjelas secara lisan.
Pengayaan
1. Peserta didik memahami perbedaan ide pokok dan ide penjelas teks biografi.
2. Peserta didik dapat menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks biografi.

F. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Peserta didik
1. Bagaimana perasaan peserta didik setelah kegiatan pembelajaran berlangsung?
2. Apakah peserta didik sudah mampu menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks biografi?
3. Kendala apa yang peserta didik alami saat menganalisis ide pokok dan ide penjelas teks biografi?
Refleksi Guru
1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan selama proses pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi selama proses pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?
LAMPIRAN
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Hari/tanggal: /
Nama anggota kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas:
Warna bintang: merah muda, biru, dan kuning.
Langkah-langkah kegiatan:
1. Bacalah teks biografi secara cermat sesuai dengan warna bintang yang didapatkan oleh masing-masing
kelompok!
2. Tentukan dan tuliskanlah ide pokok dan ide penjelas dari teks biografi tersebut ke dalam tabel di bawah ini!
3. Selamat mengerjakan!

Paragraf Ide Pokok Ide Penjelas

3
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
 Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud)
 Teks biografi
 KBBI

GLOSARIUM
Biografi : Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Pahlawan : Orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran.
Kolonial : Berhubungan dengan sifat jajahan.
Patriotik : bersifat cinta tanah air.

DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F. T. & Sefi, I. G. (2021). Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas
X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Jambi, 16 Februari 2024


Mengetahui; Guru Mata Pelajaran
Guru Pamong

Megawaty.S.,S.Pd. Ghea Reiva Igusmi Putri, S,Pd.


NIP. 197904072006042011

Kepala Sekolah
Post-Restrukturisasi Portofolio

N
Pertanyaan Reflektif Jawaban
o

Fondasi CT apa sajakah yang Fondasi CT yang saya gunakan adalah dekomposisi, pengenalan
Anda gunakan dalam pola.
restrukturisasi portofolio Anda?
1.  Dekomposisi saya gunakan pada tahap menguraikan subtopik
Jelaskan pada bagian mana saja
dari suatu topik.
fondasi CT tersebut
 Pengenalan pola, saya gunakan pada tahap menguraikan topik-
dimanfaatkan!
topik berikutnya

Secara struktur, apakah


Portofolio yang telah saya susun telah terdekomposisi dengan
2. portofolio Anda sudah
baik.
terdekomposisi dengan baik?

Apakah setiap bagian dari


Setiap bagian portofolio yang telah saya susun terabstraksi
3. portofolio Anda telah
dengan baik.
terabstraksi dengan baik?

Apakah secara keseluruhan


Secara keseluruhan portofolio yang telah saya susun terabstraksi
4. portofolio Anda telah
dengan baik.
terabstraksi dengan baik?

Apakah kalimat, gambar atau


sajian lainnya diuraikan secara Menurut saya, kalimat, gambar atau sajian lainnya yang saya
5. runut, jelas, sistematis dalam uraikan sudah runut, jelas, sistematis dalam bahasa yang mudah
bahasa yang mudah dipahami dipahami pembacanya.
pembacanya?

Apakah Anda merasa puas


Saya merasa puas terhadap portofolio yang telah saya susun
dengan portofolio Anda?
6. karena menunjukkan 100% capaian pembelajaran yang telah
Jelaskan alasan dari jawaban
ditetapkan di awal.
Anda!
N
Pertanyaan Reflektif Jawaban
o

7 Hal baru apa saja yang Anda Hal baru yang didapatkan dalam penyusunan portofolio yaitu saya
peroleh dari penyusunan dapat mengintegrasikan cara berpikir CT sehingga dapat
portofolio ini? menyusunnya dengan lebih terstruktur.

Mengintegrasikan CT ke dalam proses pembelajaran Bahasa


Mengacu ke mata pelajaran Indonesia dengan memikirkan segala kemungkinan prosedur
yang akan Anda, ampu, apa penyelesaian yang digunakan oleh peserta didik untuk menemukan
rencana tindakan nyata saya prosedur paling efektif untuk permasalahan yang dihadapi. Selain
8.
dalam penerapan CT dalam itu, mengintegrasikan CT ke dalam tahapan pembelajaran dengan
mata pelajaran yang saya ampu tepat secara bertahap agar dapat membantu peserta didik
? menemukan prosedur yang efektif dalam menemukan solusi dari
permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai