Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : NELI SUHATRI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042362247

Tanggal Lahir : 03 Oktober 1983

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216/Metode Penelitian Sosial

Kode/Nama Program Studi : 54/Manajemen

Kode/Nama UT-Daerah : 14/Padang

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu/20 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NELI SUHATRI


NIM : 042362247
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216/Metode Penelitian Sosial
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
UT-Daerah : 14/Padang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Pasaman Barat, 20 Desember 2023

Yang Membuat Pernyataan

NELI SUHATRI
Jawaban No. 1
Rancangan judul penelitian yang akan diteliti berkaitan dengan problematika kemiskinan dan pendidikan
adalah :
"Analisis Pengaruh tingkat pendidikan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat".
Pendekatan metode penelitiannya adalah metode penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder
yang berasal dari BPS Kabupaten Pasaman Barat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2022. Alasan
metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena metode penelitian kuantitatif merupakan suatu
metode menggunakan metode statistik yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dari studi
penelitian.

Jawaban No. 2
Proposisi, Konsep dan Variabel.
Proposisi dengan menggunakan hipotesis, yaitu :
Diduga bahwa Tingkat Pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Kabupaten
Pasaman Barat.
Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan maka angka kemiskinan semakin rendah.
Konsep
 Tingkat Pendidikan menunjukkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan berdasarkan ijazah yang
dimiliki,berdasarkan data yang ada di BPS, berbagai macam tingkat pendidikan berdasarkan ijazah
yang dimiliki adalah : Tidak memiliki ijazah SD, memiliki ijazah SD sederajat, Memiliki Ijazah SMP
sederajat, memiliki ijazah SMA sederajat, memiliki ijazah Diploma, S1,S2, dan S3.
 Kemiskinan yaitu keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang tidak sanggup melengkapai
kebutuhan pokok dalam mempertahankan dan memperbaiki kehidupan yang lebih layak.

Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi munculnya variabel dependen
(Terikat). Maka yang menjadi variabel bebas untuk penelitian ini adalah Jumlah tingkat pendidikan. Yaitu
banyaknya jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan SMA sederajat ke atas yang diperoleh dari data
BPS dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2022.
Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikatnya adalah Kemisikinan. Kemiskinan dalam penelitian ini digambarkan menggunakan jumlah
penduduk miskin yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan dalam satuan jiwa yang diperoleh
dari data BPS dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2022.
Desain Penelitiannya adalah :

Tingkat Pendidikan Kemiskinan


(X) (Y)
Y=a + bX + e
Dimana :
Y = Kemiskinan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Tingkat Pendidikan
e = error
Jawaban No. 3
Karena Peneilitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik, yaitu jumlah penduduk yang
memiliki ijazah tertinggi dari SMA sederajat ke atas, dan jumlah penduduk miskin dari Tahun 2006 sampai
dengan 2022. Maka kita tidak lagi menentkan populasi dan sampelnya.
Langkah-langkah Penelitiannya adalah :
1. Mengumpulkan data jumlah penduduk yang memiliki ijazah SMA sederajat ke atas dari tahun 2006
sampai dengan 2022 di BPS Kabupaten Pasaman Barat.
2. Mengumpulkan data jumlah penduduk miskin dari tahun 2006 sampai dengan 2022 di BPS
Kabupaten Pasaman Barat.
3. Melakukan pengolahan data bisa menggunakan program pengolahan data seperti e.Views, SPSS,
Excel, dan lain-lain.
4. Menentukan model regresi yang terbaik dengan melakukan uji statistik.
5. Setelah didapat model regresi, dilakukan uji hipotesis, dengan Uji t, dn menentukan koefeisien
determinannya (R square).

Jawaban No. 4
Laporan Penelitian
Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kemiskinan
di Kabupaten Pasaman Barat
Disusun Oleh Neli Suhatri (NIM 042362247 )

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah klasik yang telah ada sejak menusia itu ada.
Kemiskinan itu berwajah banyak dan akan terus menjadi persoalan dari masa ke masa,
sehingga menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Masalah kemiskinan
merupakan salah satu persoalan mendasar, sehingga menjadi pusat perhatian pemerintah di
negara manapun.
Nurkse (dalam Kuncoro, 2006) menggambarkan dalam teori lingkaran kemiskinan
bahwa keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal dapat
mengakibatkan rendahnya produktivitas manusia. Rendahnya produktivitas manusia akan
mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan yang diterima
akan berakibat pada rendahya tabungan dan rendahnya investasi. Investasi bisa berupa
investasi sumber daya manusia yaitu dengan ukuran pendidikan, maupun investasi kapital
dengan ukuran konsumsi.
Berdasarkan teori lingkaran kemiskinan tersebut dapat diketahui ada beberapa
faktor yang menyebabkan kemiskinan diantaranya tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, dan besarnya konsumsi. Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dan
kajian mengenai sebab-sebab kemiskinan menjadi instrumen tangguh bagi pengambil
kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin.
Pendidikan diakui secara luas bahwa memiliki peran sebagai pemimpin dalam
instrumen pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pendidikan semakin dikembangkan.
Hal tersebut dilakukan karena pendidikan mampu memperbaiki kesejahteraan dan
mengurangi kemiskinan (Bloom, 2006).
Pendidikan memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan baik di Negara
Indonesia atau negara manapun dalam jangka panjang. Baik secara tidak langsung
melalui perbaikan produktivitas dan efisiensi secara umum, maupun secara langsung
melalui pelatihan golongan miskin dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan produktivitas mereka dan pada waktunya akan meningkatkan pendapatan
mereka (Arsyad, 2010).
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang akan bermanfaat
untuk mempelajari keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian
pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat
dinikmati di kemudian hari. Sebagaimana pembangunan di bidang lain, pendidikan
menjadi salah satu bidang utama selain kesehatan dan ekonomi.
Menurut Gillis (2000) terdapat dua alasan mengapa pendidikan itu penting. Pertama
karena banyak permintaan yang tinggi untuk pendidikan, hal ini terjadi karena banyak
masyarakat yang percaya bahwa pendidikan yang tinggi akan memberikan keuntungan
bagi mereka. Kedua, karena banyak hasil observasi yang menyatakan bahwa dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka pendapatan dan status sosial di masyarakat akan terangkat.
Untuk mengukur kemiskinan di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)
menggunakan konsep kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need approach).
Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (pakaian dan
sebagainya) yang bersifat mendasar. ”Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per orang (perkapita) per bulan di bawah garis kemiskinan.” (Sukirno,
2006). Pengukuran kemiskinan dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar tidak hanya digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tetapi
digunakan juga oleh negara-negara lain, seperti: Amerika, Pakistan, Bangladesh, Vietnam,
dan Gambia. Bank Dunia mempunyai alat ukur kemiskinan dengan melihat kemampuan
membeli (daya beli) US$ 2 per hari.
Kemiskinan dapat juga dilihat dari dimensi lain, yakni tidak selalu dikaitkan dengan
penghasilan atau konsumsi yang tidak cukup, namun dapat juga dilihat dari
ketidakcukupan untuk kesehatan, nutrisi dan pendidikan. Dalam bidang pendidikan
tingkat buta huruf dapat digunakan untuk mengukur garis kemiskinan. Indeks kesejahteraan
komposif sebagai alternatif selain penggunaan dimensi tunggal, yakni dari aspek
ekonomi semata-mata, dapat dilakukan kombinasi dari pengeluaran konsumsi (ekonomi),
kesehatan dan pendidikan. Konkritnya mengkombinasikan penghasilan, kesehatan dan
pendidikan.
Apabila data konsumsi, penghasilan atau data non moneter sudah didapat, maka akan
ditetapkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah garis pemisah antara miskin dan
tidak miskin. Perhitungan garis kemiskinan dapat dinyatakan dengan:
GK = GKM + GKNM
dimana:
GK = Garis Kemiskinan
GKM = Nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan
2.100 kalori per orang per hari
GKNM = Kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan

Berdasarkan data BPS, Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pasaman Barat pada
Maret 2022 sebesar 32,91 ribu orang turun sebesar 2,06 ribu prang dibandingkan dengan
Maret 2021. Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki ijazah tertinggi SMA
sederajat ke atas berjumlah 37,62 persen sedangkan di tahun 2022 sebanyak 36,56 persen.
Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Analisis Pengaruh tingkat pendidikan terhadap Kemiskinan di Kabupaten Pasaman
Barat”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas dapat dilakukan perumusan masalah sebagai
berikut :
“Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat”.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas maka manfaat yang akan
dicapai penelitian yaitu mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap kemiskinan di
Kabupaten Pasaman Barat.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian adalah :
1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait, dalam
mengambil kebijakan tenatng analisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kemiskinan
yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.
2) Sebagai Informasi oleh para peneliti yang berminat terhadap kemiskinan yang ada di
Kabupaten Pasaman Barat.
3) Sebagai Implementasi ilmu yang penulis peroleh selam perkuliahan di Universitas
Terbuka.

II. TELAAH KEPUSTAKAAN


A. Kemiskinan
Kemiskinan (poverty) masih menjadi salah satu fenomena sosial yang selalu ada di setiap negara
berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
memiliki permasalahan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan
klasik yang kompleks dan bersifat multidimensional berwajah banyak dan akan terus
menjadi persoalan dari masa ke masa. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender dan kondisi
lingkungan (Renggapratiwi, 2009).
Menurut Kuncoro (2006) Kemiskinan juga dapat didefinisikan sebagai “ketidakmampuan
untuk memenuhi standar hidup minimum”. Kebutuhan- kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi tersebut meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan adalah suatu kondisi kehidupan dimana terdapat sejumlah penduduk tidak
mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok (basic
needs) minimum dan mereka hidup di bawah tingkat kebutuhan minimum tersebut.
Sementera itu BPS dalam mengukur kemiskinan juga berdasarkan pada kebutuhan dasar
(basic needs approach). Nilai kebutuhan dasar minimum tersebut digambarkan dengan garis
kemiskinan.
Teori – Teori Kemiskinan (Sukirno, 2006)
1. Teori Neo Liberal dari Shanon et. Al
2. Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang
disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan
hilang dengan sendirinya apabila kekuatan pasar diperluas sebesar-besarnya dan
pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Cara menangani kemiskinan secara
langsung melalui keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran
negara hanya sebagai penjaga yang baru boleh campur tangan apabila lembaga-
lembaga tadi sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.
3. Teori Marjinal dari Lewis
Teori ini menganggap bahwa kemiskinan dinperkotaan terjadi disebabkan adanya
kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu. Konsep
Lewis yang terkenal mengatakan ”Cuilture of Poverty”. Menurut Lewis masyarakat di
dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter, apatis,
kurang usaha, hanya menyerah pada nasib, sistem keuangan yang tidak mantap,
kurang pendidikan, kurang mabisi untuk membangun masa depan, kesejahteraan dan
kekerasan banyak terjadi.
4. Teori Development (Teori Pembangunan)
B. Pendidikan
III. METODOLOGI
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Pengumpulan data
D. Analisis Data
IV. HASIL ATAU TEMUAN
V. PEMBAHASAN, SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai