Welcome to…
FOWA
FOWA
FOWA
FOWA
DESKRIPSI
Fuel adalah suatu group dari oil hasil refining crude oil pada suatu titik didih tertentu.
Ketika crude oil dipanaskan, komponen crude oil yang mempunyai titik didih yang
lebih rendah akan menguap lebih dulu, diikuti oleh komponen-komponen berikutnya
sesuai dengan titik didihnya.
Dengan cara demikian, selagi crude oil mengalir dari bagian atas tower fractioning
sampai ke dasar, komponen-komponen crude oil dengan titik didih yang lebih rendah
berurutan akan menguap.
1. Fuel bekerja melumasi bagian-bagian dari system fuel yang bergesekan, seperti
plunger dalam pompa injeksi atau injector nozzle. Akan tetapi, kerosene mempunyai
viscosity rendah, sehinggai tidak dapat melumasi bagian-bagian bergersekan secara
sempurna. Ini berarti bahwa film oil hilang dan terjadi keausan yang abnormal atau
kerusakan.
Viscosity adalah kemampuan suatu fluida untuk dapat mengalir yang dipengaruhi oleh
tingkat kekentalan pada temperature tertentu.
Fuel dapat terbakar didalam suatu engine hanya setelah diuapkan secara sempurna.
Temperature dimana fuel teruapkan secara sempurna disebut sebagai “ End Point
Temperature ” pada ASTM D86 Distillation Test Method.
Temperature titik didih dari fuel harus cukup rendah untuk mendapatkan penguapan
sempurna pada temperatur ruang bakar.
Temperatur ruang bakar tergantung pada temperatur ambient, kecepatan putar engine,
dan beban. Penguapan yang kurang baik lebih banyak terjadi selama operasi pada musim
dingin, idling yang terlalu lama dan/atau beban ringan. Dengan demikian, engine yang
beroperasi dengan kondisi-kondisi ini harus menggunakan fuel dengan temperatur
”distillation end point” yang lebih rendah.
FOWA
POUR POINT
Pour Point adalah temperature paling rendah di mana fuel tepat berhenti mengalir.
Jika pour point tinggi dan temperatur turun, paraffin didalam fuel memisah secara
mudah. Bila kristal-kristal dari endapan paraffin mencapai beberapa percent, aliran
minyak menjadi sangat rendah dan paraffin membuntukan bagian dalam system
bahanbakar. Jika temperatur saat dimana kristal paraffin memisah lebih tinggi dari pada
temperatur pada saat dimana engine bisa di-start, kristal-kristal paraffin sudah
terpisahkan ketika engine di-start. Hal ini akan menahan injeksi fuel yang tepat, dan
sebagai akibatnya, engine susah dihidupkan, atau jika hidup, kecepatan putar (rpm)
tidak bisa naik, dan engine akan segera berhenti. Untuk itu, untuk engine-engine
putaran tinggi sangat diperlukan beberapa alat pemanas fuel.
Untuk daerah dingin, dianjurkan menggunakan minyak diesel khusus cuaca dingin yang
mengandung kadar paraffin rendah, dan titik didih yang jauh lebih rendah.
FOWA
CLOUD POINT
Cloud point adalah temperatur dimana
sebagian komponen-komponen yang lebih
berat didalam wax membuat padat fuel. Wax
bukan suatu zat kontaminan didalam fuel.
Wax adalah suatu elemen yang penting pada
diesel fuel No. 2. Wax mempunyai kandungan
suatu “fuel energy” yang tinggi dan
mempunyai suatu nilai cetane yang sangat
tinggi. Menghilangkan wax yang lebih berat
akan menurunkan cloud point dari fuel.
Menghilangkan wax juga menaikan cost
karena sedikit fuel yang dapat dihasilkan dari
jumlah yang sama dari crude oil (minyak
mentah). Pada dasarnya, diesel fuel No. 1 di-
formulakan dengan pengurangan wax dari
disel fuel No. 2.
FOWA
CARBON RESIDUE
Kandungan residu carbon secara basic tidak termasuk didalam minyak diesel light (residu
carbon terkandung didalam heavy oil). Sebagai suatu ukuran kecenderungan untuk deposit
carbon dari pembakaran, fuel dikabutkan dan dibakar untuk menghasilkan carbon, dan
kandungan residu carbon digunakan untuk menunjukan hasil test.
Sejumlah contoh ditimbang dan dimasukkan dalam krusibel dan dipanaskan,
residu terbentuk dari reaksi kreking dan koking akibat panas yang sangat
tinggi.
Di akhir proses krusibel yang berisi residu karbon didinginkan dan ditimbang.
Residu yang tertinggal dihitung sebagai persentase dari contoh semula dan
dilaporkan sebagai Conradson carbon residu.
FOWA
CETANE NUMBER
Cetana number adalah suatu nilai yang digunakan untuk menunjukan kemampuan
penyalaan dari fuel, dan suatu index yang penting pengaruhnya terhadap kemudahan
untuk menghidupkan engine dan pembakaran(->output) pada engine diesel putaran
tinggi. Khususnya didaerah dingin, suatu nilai cetane tinggi diperlukan untuk
memudahkan starting, warming up, dan mengurangi timbulnya gas buang warna putih
(white smoke).
FOWA
SULFUR CONTENT
Kandungan sulfur di dalam fuel sangat mempengaruhi keausan engine dan emissi gas.
Sulfur teroksidasi (bereaksi dengan oxygen) ketika terjadi proses pembakaran membentuk
sulfur dioksida (SO2), dan sebagian lebih lanjut teroksidasi menjadi sulfur trioksida (SO3).
Rekomendasi Komatsu
FOWA
PERBANDINGAN FUEL SPECIFICATION
FOWA
EFEK PROPERTI FUEL
NO PARAMETER UNIT STANDARD REPRESENTASI EFEK PADA ENGINE
1 Appearance visual Kebersihan fuel secara kasat mata Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
2 Density 15C kg/m3 ASTM D1298 Massa per satuan volume fuel Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
3 Total Acid Number TAN mgKOH/g ASTM D974 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
4 Flash Point C ASTM D93 Kemudahan fuel menyala Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
5 Viscosity 40C cSt ASTM D445 Kemudahan fuel menjadi kabut Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
6 Water Content %vol ASTM D95 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
7 Ash Content %wt ASTM 874 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
8 Pour Point C ASTM D974 Kemudahan fuel mengalir pada suhu rendah Kemudahan engine untuk start dingin
9 Cetane Index ASTM D976 Kemudahan fuel untuk menyala Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
10 Carbon Residue %wt ASTM D 189 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
11 Distillation C ASTM D86 Kemudahan fuel terurai Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
12 Sulfur Content %wt ASTM D2622 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
13 Sediment %wt ASTM D473 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
14 Colour ASTM No ASTM ASTM D1500 Kebersihan fuel berdasarkan rating Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
15 Low Heating Value MJ/kg Kandungan energi per satuan massa fuel Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
16 Cooper Strip Corrosion No ASTM ASTM D130 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
17 Solid Particle counts/ml Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
FOWA
EFEK PROPERTI FUEL
NO PARAMETER UNIT KONDISI EFEK PADA MESIN KONDISI EFEK PADA MESIN
1 Appearance Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
2 Density 15C kg/m3 Membentuk deposit, keausan silinder liner dan ring piston Daya mampu tak tercapai, umur komponen berkurang
3 Total Acid Number TAN mgKOH/g Korosi pada komponen pentalur fuel, memperpendek umur oli
4 Flash Point C Kemudahan menyala pada proses pembakaran Bahaya kebakaran saat penyimpanan/pengankutan
5 Viscosity 40C cSt Atomisasi butir kabut besar menjadikan pembakaran tidak sempurna Pelumasan tidak memadahi, keausan komponen
6 Water Content %vol Merusak pompa fuel, fouling dan korosi
7 Ash Content %wt Membentuk kerak kekuning-kuningn, mempercepat keausan
8 Pour Point C Fuel sulit mengalir pada suhu rendah, engine sulit di start dingin Fuel mudah mengalir pada suhu rendah, engine mudah di start dingin
9 Cetane Index Delay period pendek, sulit detonasi, daya mampu tinggi Delay period panjang, mudah berdetonasi, daya mampu berkurang
Incorrect combution, hot spot on liner, burned oil film, piston scuffing,
10 Carbon Residue %wt cylinder liner wear, stuck ring, turbocharger deposit, engine fouling, engine
deposit, create sludge, prematurely plug filters
11 Distillation C Fuel sulit mendidih, sulit terbentuk uap, sulit terbakar Fuel mudah mendidih, mudah terbentuk uap, mudah terbakar
Pada proses pembakaran bersenyawa dengan air membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang korosif, memperpendek umur catalytic conevrter, efek
12 Sulfur Content %wt
gas buang dan efek hujan asam, membentuk deposit, memperpendek
umur komponen dan oli
Meningkatkan keausan komponen & pembentukan deposit, menurunkan
13 Sediment %wt pembuangan panas
14 Colour ASTM No ASTM Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
15 Low Heating Value MJ/kg
16 Cooper Strip Corrosion No ASTM
17 Solid Particle counts/ml Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
FOWA
TEORI PEMBAKARAN
Dengan methane murni dan udara produk yang dihasilkan adala hheat
(enersipanas), uap air, nitrogen, CO2, dan kelebihan atau tersisa O2
FOWA
TEORI PEMBAKARAN
Dengan methane murni dan udara produk yang dihasilkan adala hheat
(enersipanas), uap air, nitrogen, CO2, dan kelebihan atau tersisa O2
FOWA
PROSES PEMBAKARAN
Hubungan antara dew point dan kandungan SO3 didalam gas pembakaran
FOWA
KANDUNGAN SULFUR DI FUEL OIL
Jika kandungan sulfur di dalam fuel melebihi 0.5%, interval penggantian oli diperpendek
seperti terlihat pada diagram, dan periksa bahwa kondisi oli ada dalam nilai standard
yang diizinkan.
- Untuk engine Cummins, oil dengan TBN tinggi yang mengandung abu sulfat di atas
1.85% harus dihindari.
FOWA
CETANE NUMBER
Cetane number adalah suatu angka (index) yang menunjukan kemudahan penyalaan,
sebaliknya octane number yang digunakan pada fuel untuk gasoline engine adalah
suatu indicator yang menunjukan tingkat kesukaran penyalaan. Angka-angka pada cetane
dan octane number mempunyai hubungan yang berlawanan. Nilai cetane ditentukan
dengan menggunakan engine CFR (engine test untuk mengukur cetane number) dan
pembanding kemampuan penyalan dari fuel test yang akan di-set cetane number-nya
dengan kemampuan penyalaan fuel referensi yang digunakan untuk penentuan cetane
number.
Fuel referensi dibuat dengan pencampuran fuel yang mempunyai cetane number normal
(cetane number 100) yang berkemampuan penyalaan sangat tinggi dan alpha-
methilnaphthalene (cetanenumber 0) yang mempunyai kemampuan penyalaan sangat
rendah. Nilai precentage volume dari fuel cetane number 10 yang dimasukan dalam fuel
referensi yang memberikan kemampuan penyalaan sama seperti fuel yang ditest dijadikan
sebagai nilai cetane number dari fuel yang dites.
FOWA
NO, Oksidasi dari Nitrogen yang terbentuk karena panas dan tekanan selama cycle
pembakaran.
NO2, Nitrogen Dioxide terbentuk karena panas dan tekanan karena kelebihan oxygen. Juga
dikenal sebagai “smog” dan suatu kontribusi yang besar untuk membuat hujan asam.
NOx, Jumlah dari NO dan NO2. Ini adalah yang mengatur emisi dari NO dan NO2.
UHC, Unburned hydrocarbons. Fuel yang tidak sempat memulai proses pembakar-an, sama
sekali fuel yang terbuang.
Pembentukan Nox THERMAL Nox Pengaruh panas yang tinggi dari O2 dan N2
membentuk mayoritas dari Nox dalam gas buang pada internal combustion engine.
Beban engine tinggi, penyalaan lebih cepat, atau pembakaran lebih cepat, level N2
dalam fuel tinggi, kontaminasioli pada campuran A/F karena piston ring kurang
berfungsi atau seal valve guide, semuanya menyebabkan menjadi Nox tinggi. Sangat
penting untuk mengukur NO dan NO2 keduanya dalam exhaust gas seperti sejumlah
NO mungkin menjadi NO2 jika terdapat O2 dengan level tinggi, seperti pada sebuah
engine pembakaran kurus.* Level Nox adalah indikator untuk pressure di dalam
cylinder.* Level Nox rendah indikasi kuantiti fuel yang diinjeksikan kurang, kompresi
kurang, timing injeksi terlambat.* Temperatur exhaust gas tinggi mengindikasi timing
injeksi lambat, overfueling, atau exhaust valve guide bocor.
FOWA
Nox REDUCTION
EGR: Lowers combustion temperature and pressure by replacing some of the air and
fuel mixture with inert (exhaust) gas.
NSCR: Reduces emissions of CO, HC and NOx through a chemical reaction between
the gases and precious metals.
SCR: Ammonia is injected into the exhaust gas and passed through a catalyst where
the NH3 and NOx react to create N2 and water vapor.
Steam/Water Injection: Water injection slows the combustion process and also
cools the overall combustion temperature.
FOWA
EMISSION REGULATION
FOWA
EMISSION REGULATION
Emission Standards European Union (Heavy Duty Engine)
16,0
12,0
g/kWh
8,0
4,0
0,0
Euro 0 Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4 Euro 5
CO 12,30 4,90 4,00 2,10 1,50 1,50
HC 2,60 1,23 1,10 0,66 0,46 0,46
NOx 15,80 9,00 7,00 5,00 3,50 2,00
PM - 0,40 0,15 0,10 0,02 0,02
Fuel contamination is a major cause of premature shutdown for standby engine generator sets, fire
pump engines and other diesel engine support functions. Contamination commences as soon as the
storage tanks are filled and continues until the fuel is used NFPA 110 - 2002 Edition
FOWA
MENGAPA KONTAMINASI HARUS DICONTROL
Material partikel dapat berupa partikel-partikel padat dan keras yang abrasive
menyebabkan terjadinya:
- erosion/wear pada komponen poppet valve seat, injector plunger, nozzle erosion
- meningkatnya Diesel Particulate Matter (DPM) pada gas emisi buang
- blockage of nozzles yang mengakibatkan poor spray pattern
- low power
Menurut “ Southwest Research Institute (SWI)“ Kerusakan sistem injector paling sering
disebabkan oleh partikel yang mempunyai ukuran 5 – 7 micron
- Menguras air dan sedimen dalam fuel tank pada pagi hari atau sebelum beroperasi
- Bersihkan strainer dan mengganti elemen filter pada waktu yang ditentukan
- Mengisi fuel tank pada sore hari untuk meminimalisasi ruang kondensasi