Anda di halaman 1dari 67

FOWA

Welcome to…
FOWA
FOWA
FOWA
FOWA
DESKRIPSI
Fuel adalah suatu group dari oil hasil refining crude oil pada suatu titik didih tertentu.
Ketika crude oil dipanaskan, komponen crude oil yang mempunyai titik didih yang
lebih rendah akan menguap lebih dulu, diikuti oleh komponen-komponen berikutnya
sesuai dengan titik didihnya.

Komponen-komponen crude oil yang turun ke rack berikutnya menguap pada


temperatur penguapan baru yang lebih tinggi, dan komponen-komponen sisanya
terus mengalir ke rak bagian bawah berikutnya.

Dengan cara demikian, selagi crude oil mengalir dari bagian atas tower fractioning
sampai ke dasar, komponen-komponen crude oil dengan titik didih yang lebih rendah
berurutan akan menguap.

Komponen-komponen crude oil yang menguap pada setiap tingkatan dikelompokan,


dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan jenis-jenis fuel oil.
FOWA
REFINING CRUDE OIL
FOWA
KEROSENE
Kerosine adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 170C sampai 250C,. Jika
kerosene digunakan sebagai bahan bakar engine diesel, akan terjadi problem-
problem sebagai berikut.

1. Fuel bekerja melumasi bagian-bagian dari system fuel yang bergesekan, seperti
plunger dalam pompa injeksi atau injector nozzle. Akan tetapi, kerosene mempunyai
viscosity rendah, sehinggai tidak dapat melumasi bagian-bagian bergersekan secara
sempurna. Ini berarti bahwa film oil hilang dan terjadi keausan yang abnormal atau
kerusakan.

2. Dibandingkan dengan minyak diesel/fuel (light/heavy), output power dengan


menggunakan kerosene turun 5 ~ 10%. Injeksi fuel pada engine diesel, yang
dikontrol adalah volume fuel. Kerosene mempunyai suatu pembangkit panas yang
besar per satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific gravity/berat jenis)
adalah rendah, sehingga sebagai akibatnya, jumlah energy panas persatuan volume
menjadi turun.
FOWA
FUEL

FUEL (Light Diesel Oil)


Fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 240 - 350 C, dan
didistilasi setelah kerosene. Dari semua jenis-jenis bahan bakar, minyak ini
mempunyai sifat-sifat yang paling cocok untuk ignition, combustion, dan viscosity
yang diperlukan oleh engine diesel high-speed yang kecil, sehingga hampir semua
engine diesel high speed, termasuk engine-engine untuk mesin-mesin konstruksi,
menggunakan fuel ( light diesel oil ).

FUEL ( Heavy Diesel Oil )


Fuel ini mengandung light diesel oil yang masih bercampur minyak residu
( residual oil ), dan rentang titik didihnya sama dengan light diesel oil. Minyak diesel
berat ini digunakan sebagai bahan bakar boiler (mesin uap), heating furnace ( tungku
pemanas ), atau engine diesel medium-speed ukuran besar atau medium.
FOWA
KRITERIA SELEKSI FUEL PROPERTI
Density/ Specific Gravity
Viscosity
Flash Point
Distillation Temperature
Final Boiling Point
Pour Point
Cloud Point
Carbon Residue
Cetane Number
Sulfur Content
Ash Content
Water Content
FOWA
VISCOSITY & DENSITY
Viscosity dan Density (Specific Gravity) secara langsung dikaitkan dengan performance
engine, emissions dan umur engine. Viscosity dan density rendah mengurangi output
power, karena fuel juga harus berfungsi sebagai pelumas terhadap komponen-komponen
fuel system. Jika kinematic viscosity lebih rendah daripada 1.4 cSt akan mempercepat
kerusakan (scuffing dan seizure) pada pompa injeksi, injector, dll.

Viscosity adalah kemampuan suatu fluida untuk dapat mengalir yang dipengaruhi oleh
tingkat kekentalan pada temperature tertentu.

Interval viscosity dan density yang dianjurkan adalah:


• Viscosity : 1.5cST -- 4.5 cSt pada 400C
• Density : 810 -- 860 kg/m3 pada 150C
Viscosity
FOWA
FLASH POINT
Flash point adalah temperature terendah di mana uap fuel akan menyala bila ada api
yang bekerja pada kondisi yang ditetapkan. Flash point diatur untuk mengurangi resiko
kebakaran pada saat penyimpanan atau pengangkutan. Flash point minimum fuel pada
temperature kamar dari suatu kapal niaga ditetapkan oleh bperundang-undangan
internasional dengan nilai 60 C. Untuk fuel yang digunakan untuk penggunaan
emergency, di luar ruang mesin, flash point harus lebih besar 43 C. Maksimum
temperature penyimpanan fuel adalah 10 C di bawah flash point.
FOWA
DISTILLATION
Boilling range (tingkatan didih) adalah suatu sifat yang penting yang menentukan kualitas
fuel. Penentuan dari boiling range ditentukan dengan penggunaan ASTM Test Method D86
atau D2887 (Gas Chromotography Test Method).

Temperature penyulingan di mana dihasilkan kembali


sejumlah (%) fuel. Sebagai contoh yang dimaksud temperature
at 90 C Recovered adalah temperature maximum di mana
dihasilkan fuel distilasi 90% dari volume fuel test, atau
temperature di mana 90% volume fuel test menguap.

Sangat baik untuk mengetahui indikasi tercampurnya fuel


dengan bahan bakar lain yang mempunyai temperature
refinery berbeda seperti kerosen.
FOWA
FINAL BOILING POINT

Fuel dapat terbakar didalam suatu engine hanya setelah diuapkan secara sempurna.
Temperature dimana fuel teruapkan secara sempurna disebut sebagai “ End Point
Temperature ” pada ASTM D86 Distillation Test Method.
Temperature titik didih dari fuel harus cukup rendah untuk mendapatkan penguapan
sempurna pada temperatur ruang bakar.

Temperatur ruang bakar tergantung pada temperatur ambient, kecepatan putar engine,
dan beban. Penguapan yang kurang baik lebih banyak terjadi selama operasi pada musim
dingin, idling yang terlalu lama dan/atau beban ringan. Dengan demikian, engine yang
beroperasi dengan kondisi-kondisi ini harus menggunakan fuel dengan temperatur
”distillation end point” yang lebih rendah.
FOWA
POUR POINT
Pour Point adalah temperature paling rendah di mana fuel tepat berhenti mengalir.

Jika pour point tinggi dan temperatur turun, paraffin didalam fuel memisah secara
mudah. Bila kristal-kristal dari endapan paraffin mencapai beberapa percent, aliran
minyak menjadi sangat rendah dan paraffin membuntukan bagian dalam system
bahanbakar. Jika temperatur saat dimana kristal paraffin memisah lebih tinggi dari pada
temperatur pada saat dimana engine bisa di-start, kristal-kristal paraffin sudah
terpisahkan ketika engine di-start. Hal ini akan menahan injeksi fuel yang tepat, dan
sebagai akibatnya, engine susah dihidupkan, atau jika hidup, kecepatan putar (rpm)
tidak bisa naik, dan engine akan segera berhenti. Untuk itu, untuk engine-engine
putaran tinggi sangat diperlukan beberapa alat pemanas fuel.
Untuk daerah dingin, dianjurkan menggunakan minyak diesel khusus cuaca dingin yang
mengandung kadar paraffin rendah, dan titik didih yang jauh lebih rendah.
FOWA
CLOUD POINT
Cloud point adalah temperatur dimana
sebagian komponen-komponen yang lebih
berat didalam wax membuat padat fuel. Wax
bukan suatu zat kontaminan didalam fuel.
Wax adalah suatu elemen yang penting pada
diesel fuel No. 2. Wax mempunyai kandungan
suatu “fuel energy” yang tinggi dan
mempunyai suatu nilai cetane yang sangat
tinggi. Menghilangkan wax yang lebih berat
akan menurunkan cloud point dari fuel.
Menghilangkan wax juga menaikan cost
karena sedikit fuel yang dapat dihasilkan dari
jumlah yang sama dari crude oil (minyak
mentah). Pada dasarnya, diesel fuel No. 1 di-
formulakan dengan pengurangan wax dari
disel fuel No. 2.
FOWA
CARBON RESIDUE
Kandungan residu carbon secara basic tidak termasuk didalam minyak diesel light (residu
carbon terkandung didalam heavy oil). Sebagai suatu ukuran kecenderungan untuk deposit
carbon dari pembakaran, fuel dikabutkan dan dibakar untuk menghasilkan carbon, dan
kandungan residu carbon digunakan untuk menunjukan hasil test.
Sejumlah contoh ditimbang dan dimasukkan dalam krusibel dan dipanaskan,
residu terbentuk dari reaksi kreking dan koking akibat panas yang sangat
tinggi.
Di akhir proses krusibel yang berisi residu karbon didinginkan dan ditimbang.
Residu yang tertinggal dihitung sebagai persentase dari contoh semula dan
dilaporkan sebagai Conradson carbon residu.
FOWA
CETANE NUMBER
Cetana number adalah suatu nilai yang digunakan untuk menunjukan kemampuan
penyalaan dari fuel, dan suatu index yang penting pengaruhnya terhadap kemudahan
untuk menghidupkan engine dan pembakaran(->output) pada engine diesel putaran
tinggi. Khususnya didaerah dingin, suatu nilai cetane tinggi diperlukan untuk
memudahkan starting, warming up, dan mengurangi timbulnya gas buang warna putih
(white smoke).
FOWA
SULFUR CONTENT
Kandungan sulfur di dalam fuel sangat mempengaruhi keausan engine dan emissi gas.
Sulfur teroksidasi (bereaksi dengan oxygen) ketika terjadi proses pembakaran membentuk
sulfur dioksida (SO2), dan sebagian lebih lanjut teroksidasi menjadi sulfur trioksida (SO3).

Reaksi (1) S + O2 → SO2


Reaksi (2) 2SO2+ O2 → 2SO3

Reaksi ini dipengaruhi beberapa factor seperti temperatur pembakaran, temperatur


exhaust gas, luas penampang partikel, kelembaban relatif, dan air-fuel ratio. SO2 berubah
ke SO3 didalam ruang bakar engine ketika temperatur gas turun tiba-tiba pada saat
langkah ekspansi. Maka, jika pembakaran di dalam ruang bakar tidak merata (uniform),
reaksi ini mudah terjadi.
SO3 yang dihasilkan kemudian bereaksi dengan uap air (H2O) hasil pembakaran dan
membentukasam sulfat (H2SO4).

Reaksi (3) SO3 + H2O → H2SO4


FOWA
ASH CONTENT
Ash di dalam fuel secara umum terdiri dari tiga macam: partikel-partikel padat, larutan
garam anorganik, dan campuran oil-larutan organic. Kandungan ash di dalam fuel (light)
sangat kecil. Di dalam heavy oil, kandungan ash lebih tinggi dari pada light diesel oil,
tetapi biarpun demikian, tingkat rata-rata sekitar 0.02 ~ 0.03 %.
Jika kandungan ash meningkat, ini disebabkan terutama karena karat (rust), pasir, atau
lumpur yang berasal dari luar.
Ash bersifat basa, jadi kadang-kadang dapat memberi kenaikan pada nilai TBN oli.
FOWA
WATER CONTENT
Air secara basic bukan komponen dari fuel, tetapi jika masuk ke dalam fuel sebagai
embun di dalam udara atau melalui keteledoran dalam menangani fuel. Air di dalam
fuel menyebabkan rusaknya pelumasan pada bagian-bagian yang sliding dari system
fuel, pengkaratan pada bagian-bagian dari metal, dan fuel filter akan tersumbat lebih
cepat, sehingga kandungan air harus serendah mungkin. Kandungan air dalam fuel
dapat menyebabkan:
• Memperpendek umur komponen karana rust dan korosi
• Air dapat menyebabkan vaporous cavitation
• Menyebabkan Hydrogen Embritlemen
• Accelerate wear, akibat hillangnya film dan akibat deposit hard water
• memperburuk kondisi kerja pembakaran karena menurunkan temperatur pembakaran
FOWA
FOWA
SPESIFIKASI SOLAR 48 PERTAMINA
FOWA
FUEL SPECIFICATION

Rekomendasi Komatsu
FOWA
PERBANDINGAN FUEL SPECIFICATION
FOWA
EFEK PROPERTI FUEL
NO PARAMETER UNIT STANDARD REPRESENTASI EFEK PADA ENGINE
1 Appearance visual Kebersihan fuel secara kasat mata Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
2 Density 15C kg/m3 ASTM D1298 Massa per satuan volume fuel Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
3 Total Acid Number TAN mgKOH/g ASTM D974 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
4 Flash Point C ASTM D93 Kemudahan fuel menyala Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
5 Viscosity 40C cSt ASTM D445 Kemudahan fuel menjadi kabut Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
6 Water Content %vol ASTM D95 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
7 Ash Content %wt ASTM 874 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
8 Pour Point C ASTM D974 Kemudahan fuel mengalir pada suhu rendah Kemudahan engine untuk start dingin
9 Cetane Index ASTM D976 Kemudahan fuel untuk menyala Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
10 Carbon Residue %wt ASTM D 189 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
11 Distillation C ASTM D86 Kemudahan fuel terurai Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
12 Sulfur Content %wt ASTM D2622 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
13 Sediment %wt ASTM D473 Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
14 Colour ASTM No ASTM ASTM D1500 Kebersihan fuel berdasarkan rating Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
15 Low Heating Value MJ/kg Kandungan energi per satuan massa fuel Tingkat konsumsi fuel yang diperlukan engine
16 Cooper Strip Corrosion No ASTM ASTM D130 Korosifitas fuel Korosi pada komponen engine yang berhubungan dengan aliran fuel
17 Solid Particle counts/ml Abrasifitas dan kemudahan fuel membentuk deposit Deposit atau keausan komponen yang berhubungan dengan aliran fuel
FOWA
EFEK PROPERTI FUEL
NO PARAMETER UNIT KONDISI EFEK PADA MESIN KONDISI EFEK PADA MESIN
1 Appearance Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
2 Density 15C kg/m3 Membentuk deposit, keausan silinder liner dan ring piston Daya mampu tak tercapai, umur komponen berkurang
3 Total Acid Number TAN mgKOH/g Korosi pada komponen pentalur fuel, memperpendek umur oli
4 Flash Point C Kemudahan menyala pada proses pembakaran Bahaya kebakaran saat penyimpanan/pengankutan
5 Viscosity 40C cSt Atomisasi butir kabut besar menjadikan pembakaran tidak sempurna Pelumasan tidak memadahi, keausan komponen
6 Water Content %vol Merusak pompa fuel, fouling dan korosi
7 Ash Content %wt Membentuk kerak kekuning-kuningn, mempercepat keausan
8 Pour Point C Fuel sulit mengalir pada suhu rendah, engine sulit di start dingin Fuel mudah mengalir pada suhu rendah, engine mudah di start dingin
9 Cetane Index Delay period pendek, sulit detonasi, daya mampu tinggi Delay period panjang, mudah berdetonasi, daya mampu berkurang
Incorrect combution, hot spot on liner, burned oil film, piston scuffing,
10 Carbon Residue %wt cylinder liner wear, stuck ring, turbocharger deposit, engine fouling, engine
deposit, create sludge, prematurely plug filters
11 Distillation C Fuel sulit mendidih, sulit terbentuk uap, sulit terbakar Fuel mudah mendidih, mudah terbentuk uap, mudah terbakar
Pada proses pembakaran bersenyawa dengan air membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang korosif, memperpendek umur catalytic conevrter, efek
12 Sulfur Content %wt
gas buang dan efek hujan asam, membentuk deposit, memperpendek
umur komponen dan oli
Meningkatkan keausan komponen & pembentukan deposit, menurunkan
13 Sediment %wt pembuangan panas
14 Colour ASTM No ASTM Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
15 Low Heating Value MJ/kg
16 Cooper Strip Corrosion No ASTM
17 Solid Particle counts/ml Sedikit kotoran yang terlarut dalam fuel Banyak kotoran/ air yang terlarut, memicu keausan/ korosi pada komponen
FOWA
TEORI PEMBAKARAN

Dengan oxygen murni dan Hydrogen murni produk yang dihasilkan


hanya heat (enegypanas) dan uap air.
FOWA
TEORI PEMBAKARAN

Dengan methane murni dan udara produk yang dihasilkan adala hheat
(enersipanas), uap air, nitrogen, CO2, dan kelebihan atau tersisa O2
FOWA
TEORI PEMBAKARAN

Dengan methane murni dan udara produk yang dihasilkan adala hheat
(enersipanas), uap air, nitrogen, CO2, dan kelebihan atau tersisa O2
FOWA
PROSES PEMBAKARAN

Injeksi fuel terjadi sebelum piston mencapai TDC. Ketika


fuel mulai terbakar, tekanan dalam ruang bakar meningkat
dengan tiba-tiba dan mencapai tekanan maksimum ketika
pembakaran selesai.

Jika injeksi fuel terlalu awal akan mengakibatkan low power.


Jika injeksi fuel terlambat mengakibatkan low power dan
meningkatnya temperatur gas buang.
FOWA
SULFUR CONTENT
Sejumlah kecil SO di dalam gas pembakaran menaikkan titik embun (dew point dari uap air
(uap air berkondensasi biar pun pada temperatur tinggi). Uap air yang berkondensasi tadi
akan bereaksi dengan gas SO3 menjadi H2SO4, dan hasilnya terjadi keausan korosi pada
piston dan liner. Keausan korosi juga terjadi karena adanya soot yang ditimbulkan karena
pembakaran (atomcarbon bebas) yang menyerap asam sulfat dan kemudian menempel
pada piston groove atau dinding dalam cylinder liner.

Hubungan antara dew point dan kandungan SO3 didalam gas pembakaran
FOWA
KANDUNGAN SULFUR DI FUEL OIL
Jika kandungan sulfur di dalam fuel melebihi 0.5%, interval penggantian oli diperpendek
seperti terlihat pada diagram, dan periksa bahwa kondisi oli ada dalam nilai standard
yang diizinkan.

- Gunakan oli engine class CF atau di atasnya

- Bila TBN 20 mgKOH/g, abu sulfat harus dibawah 2.7%.

- Untuk engine Cummins, oil dengan TBN tinggi yang mengandung abu sulfat di atas
1.85% harus dihindari.
FOWA
CETANE NUMBER
Cetane number adalah suatu angka (index) yang menunjukan kemudahan penyalaan,
sebaliknya octane number yang digunakan pada fuel untuk gasoline engine adalah
suatu indicator yang menunjukan tingkat kesukaran penyalaan. Angka-angka pada cetane
dan octane number mempunyai hubungan yang berlawanan. Nilai cetane ditentukan
dengan menggunakan engine CFR (engine test untuk mengukur cetane number) dan
pembanding kemampuan penyalan dari fuel test yang akan di-set cetane number-nya
dengan kemampuan penyalaan fuel referensi yang digunakan untuk penentuan cetane
number.
Fuel referensi dibuat dengan pencampuran fuel yang mempunyai cetane number normal
(cetane number 100) yang berkemampuan penyalaan sangat tinggi dan alpha-
methilnaphthalene (cetanenumber 0) yang mempunyai kemampuan penyalaan sangat
rendah. Nilai precentage volume dari fuel cetane number 10 yang dimasukan dalam fuel
referensi yang memberikan kemampuan penyalaan sama seperti fuel yang ditest dijadikan
sebagai nilai cetane number dari fuel yang dites.
FOWA

EFEK PADA ENGINE KARENA PRODUK PEMBAKARAN


FOWA
FOWA
DIESEL EMISSION
O2, konsentrasi dari oxygen yang tertinggal dalam cerobong setelah combustion.

CO, terbentuk karena pembakaran tidak sempurna dari fuel.

CO2, terbentuk karena pembakaran sempurna dari fuel.

NO, Oksidasi dari Nitrogen yang terbentuk karena panas dan tekanan selama cycle
pembakaran.

NO2, Nitrogen Dioxide terbentuk karena panas dan tekanan karena kelebihan oxygen. Juga
dikenal sebagai “smog” dan suatu kontribusi yang besar untuk membuat hujan asam.

NOx, Jumlah dari NO dan NO2. Ini adalah yang mengatur emisi dari NO dan NO2.

UHC, Unburned hydrocarbons. Fuel yang tidak sempat memulai proses pembakar-an, sama
sekali fuel yang terbuang.

Temperature, Temperatur dari exhaust gas. Temperatur tinggi menunjukan pembakaran


yang berlangsung lebih lama daripada yang diduga dan heat energy yang terbuang.
FOWA
DIESEL EMISSION

CO, CARBON MONOXID


CO terbentuk karena fuel tidak dikonsumsi secara sempurna selama proses
pembakaran. Hal ini dapat dikaitkan dengan penyalaan yang kurang (kompresi
rendah), timing injeksi lambat, atau fuel yang diinjeksikan berlebihan (kebocoran
injector, valve/seat). CO tinggi dapat disebabkan oleh kontaminasi oli pelumas (oil
control ring aus).
Type engine yang bagus mempunyai level CO antara 100-200 ppm.
High level CO adalah> 100 ppm.0

CO2, CARBON DIOXIDA


CO2 terbentuk bila fuel dikonsumsi secara sempurna. Konsentrasi CO dan CO
adalah berbalikan, artinya CO2 tinggi selalu disertai CO rendah.
Penurunan level CO2 dengan penaikan CO menunjukan penurunan pembakaran.
Catatan bahwa over fueling akan menaikan level CO2 disebabkan karena lebih
banyak dari carbon (C) akan dihasilkan.
* CO2 tinggimenunjukanpembakaranbagus.
FOWA
DIESEL EMISSION
Senyawa NITROGEN Nitric Oxide (NO) + Nitrogen Dioxide (NO2) = Nox
Sebagian besar dari campuran nitrogen yang didapatkan dalam aplikasi internal
combustion engine adalah kombinasi dari NO dan NO2. NO adalah bagian besar dari
Nox yang terbentuk selama proses pembakaran (biasanya 99+% dari total Nox dalam
suatu engine pembakaran gemuk atau engine natural gas). Sekali lepas ke udara, NO
bereaksi dengan O2 dan panas matahari membentuk NO2. NO2 dikenal untuk
mengawali reaksi-reaksi yang menjadikan “photochemical smog” dan hujan asam.

Pembentukan Nox THERMAL Nox Pengaruh panas yang tinggi dari O2 dan N2
membentuk mayoritas dari Nox dalam gas buang pada internal combustion engine.
Beban engine tinggi, penyalaan lebih cepat, atau pembakaran lebih cepat, level N2
dalam fuel tinggi, kontaminasioli pada campuran A/F karena piston ring kurang
berfungsi atau seal valve guide, semuanya menyebabkan menjadi Nox tinggi. Sangat
penting untuk mengukur NO dan NO2 keduanya dalam exhaust gas seperti sejumlah
NO mungkin menjadi NO2 jika terdapat O2 dengan level tinggi, seperti pada sebuah
engine pembakaran kurus.* Level Nox adalah indikator untuk pressure di dalam
cylinder.* Level Nox rendah indikasi kuantiti fuel yang diinjeksikan kurang, kompresi
kurang, timing injeksi terlambat.* Temperatur exhaust gas tinggi mengindikasi timing
injeksi lambat, overfueling, atau exhaust valve guide bocor.
FOWA
Nox REDUCTION
EGR: Lowers combustion temperature and pressure by replacing some of the air and
fuel mixture with inert (exhaust) gas.

NSCR: Reduces emissions of CO, HC and NOx through a chemical reaction between
the gases and precious metals.

SCR: Ammonia is injected into the exhaust gas and passed through a catalyst where
the NH3 and NOx react to create N2 and water vapor.

Staged Combustion: By introducing the fuel injection in 2 or more stages,


combustion temperature and pressure peaks are reduced.

Steam/Water Injection: Water injection slows the combustion process and also
cools the overall combustion temperature.
FOWA
EMISSION REGULATION
FOWA
EMISSION REGULATION
Emission Standards European Union (Heavy Duty Engine)

16,0

12,0
g/kWh

8,0

4,0

0,0
Euro 0 Euro 1 Euro 2 Euro 3 Euro 4 Euro 5
CO 12,30 4,90 4,00 2,10 1,50 1,50
HC 2,60 1,23 1,10 0,66 0,46 0,46
NOx 15,80 9,00 7,00 5,00 3,50 2,00
PM - 0,40 0,15 0,10 0,02 0,02

Source: Wikipedia Homepage


FOWA
EMISSION REGULATION
FOWA
EMISSION REGULATION
FOWA
EMISSION REGULATION
Exhaust Gas Emission Regulation in Asia (Trucks and Buses)

Source: JASO Seminar 2006


FOWA
FUEL HANDLING
FOWA
FUEL DISTRIBUTION
FOWA
FILTER
Filter berdasarkan jenis penyaringan dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Surface Filter 2. Depth Filter

Metode untuk menentukan ukuran filter dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:


1. Nominal Rating
Adalah penentuan ukuran filter yang diterbitkan sepihak oleh pembuat filter.
2. Absolute Rating
Adalah ukuran partikel terbesar yang dapat melewati elemen filter.
Hal ini sebagai indikasi ukuran terbesar elemen filter.
3. Beta Rating
Suatu simulasi untuk menentukan jumlah partikel dengan ukuran tertentu
dihitung pada saat sebelum melewati dan sesudah melewati filter dengan rumus :
FOWA
FUEL CONTAMINATION CONTROL
Selama proses pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan dan distribusi fuel terjadi
perpindahan tempat , perubahan temperatur dan lingkungan sehingga mempunyai potensi
timbulnya kontaminasi yang menyebabkan kualitas fuel menurun.
Kontaminasi dapat diartikan sebagai material yang tidak diinginkan yang berada dalam
suatu sistem dalam hal ini adalah fuel.

Kontaminasi dalam fuel dapat berupa:


Material and particles (silica sand, dust, rust, etc)
Microbial growth
Water

Fuel contamination is a major cause of premature shutdown for standby engine generator sets, fire
pump engines and other diesel engine support functions. Contamination commences as soon as the
storage tanks are filled and continues until the fuel is used NFPA 110 - 2002 Edition
FOWA
MENGAPA KONTAMINASI HARUS DICONTROL
Material partikel dapat berupa partikel-partikel padat dan keras yang abrasive
menyebabkan terjadinya:
- erosion/wear pada komponen poppet valve seat, injector plunger, nozzle erosion
- meningkatnya Diesel Particulate Matter (DPM) pada gas emisi buang
- blockage of nozzles yang mengakibatkan poor spray pattern
- low power
Menurut “ Southwest Research Institute (SWI)“ Kerusakan sistem injector paling sering
disebabkan oleh partikel yang mempunyai ukuran 5 – 7 micron

SwRI engineers evaluate changes in surface characteristics at


critical boundaries as illustrated in these micrographs of a fuel
injector tip. (Left: 250-hour test. Right: 750-hour test.)
Sedangkan air dalam fuel dapat mengakibatkan terjadinya korosi pada komponen di fuel
injection, mengurangi sifat lubrikasinya akibatnya injector nozzle dan plunger dalam
pompa injeksi tidak terlumasi dengan baik.
Berkembangnya microbial di antara permukaan fuel dan air akan menimbulkan semacam
sludge dan mengakibatkan fuel filter cepat tersumbat.
FOWA
FUEL HANDLING
FOWA
FUEL SYSTEM MAINTENANCE
- Memastikan supply fuel dari tempat yang dapat menjamin kualitas fuel

- Mencegah masuknya partikel contaminant dengan strainer, filter dan breather

- Menguras air dan sedimen dalam fuel tank pada pagi hari atau sebelum beroperasi

- Bersihkan strainer dan mengganti elemen filter pada waktu yang ditentukan

- Mengisi fuel tank pada sore hari untuk meminimalisasi ruang kondensasi

- Memasang water separator sebelum primary filter

- Menjaga kebersihan nozzle pengisian fuel

- Mengoperasikan filter cart/ kidney loop pada fuel tank unit

- Monitor kualitas fuel dengan mengirimkan sample ke laboratorium


FOWA
PARTICLE COUNTER
Partikel yang dapat dianggap sebagai kontaminan mempunyai ukuran yang sangat kecil
dan beberapa di antaranya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mata manusia
mampu melihat partikel dengan ukuran terkecil 40 micron. Bandingkan ukuran rambut
manusia dan partikel yang diijinkan masuk ke fuel system Komatsu HPCR di bawah ini.
FOWA
ALAT PARTICLE COUNTER
Salah satu metode untuk memonitor kualitas fuel adalah dengan mengukur tingkat
kebersihan (cleanliness) dengan alat berikut ini.

1. Patch Test/ Black & White Kit


Mengetahui nilai kebersihan dengan menghitung partikel di bawah mikroskop pada
membran 1,2 micron yang dilewati sample sebanyak 100 ml.

2. Automatic Particle Counter


Mengukur tingkat kebersihan fluida secara otomatis menggunakan alat yang bekerja
menggunakan metode penyinaran sinar laser yang terhalang oleh partikel dan
dikonversikan menjadi jumlah partikel berdasarkan ukuran diameter

Patch Test/ Black & White Kit Automatic Particle Counter


FOWA
ISO CLEANLINESS
Metode pengukuran nilai kebersihan (cleanliness) menurut ISO 4406:1999 dapat dilihat
pada diagram di bawah ini

Code 18/16/13 sebagai hasil tetapan R4/R6/R16 yaitu kode


untuk jumlah partikel >4 micron, >6 micron, >14 micron.
- Jumlah partikel > 4 um : 1752 berada pada kode 18
- Jumlah partikel > 6 um : 517 berada pada kode 16
- Jumlah partikel > 14 um : 55 berada pada kode 13
FOWA
FOTO CLEANLINESS
FOWA
FUEL ADDITIVE
Bahan-bahan aditif digunakan untuk berbagai macam tujuan dan penggunaan dapat
dikelompokkan ke dalam 4 kelompok besar:

1. Zat aditif untuk meingkatkan kinerja mesin (machine performance)


- Cetan Number Improver
- Deterjen Pembersih Injector
- Lubrisitas
2. Zat aditif yang digunakan untuk penanganan bahan bakar (fuel handling)
- Anti buih
- Anti beku
3. Zat aditif yang digunakan untuk menstabilkan bahan bakar (fuel stability)
- Anti Oksidan
- Stabilizer
- Deactivator Logam
- Pendispersi
4. Zat aditif yang digunakan untuk mengendalikan kontaminan (contaminant control)
- Biosida
- Demulsifier
- Inhibitor Korosi
FOWA
FENOMENA FUEL ADDITIVE
Bahan additive yang ditambahakan dalam fuel tidak dapat memberikan penambahan
kemampuan di luar batas desain dari suatu engine. Additive hanya berfungsi untuk
mengurangi degradasi kualitas fuel dan kemampuan engine yang berlebihan.
FOWA
FOWA
FUEL ADDITIVE EKSPERIMEN
FOWA
FUEL ADDITIVE EKSPERIMEN
FOWA
MEMPERPANJANG UMUR ENGINE

• Menggunakan fuel yang berkualitas baik


• Menghindari kontaminasi
• Memastikan sistem pembakaran sempurna
• Preventive Maintenance secara periodik dan baik
FOWA
FOWA
FOWA
FOWA
FOWA
FOWA

Anda mungkin juga menyukai