2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kurang energi dan protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,
sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang
sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1%
anak memiliki kategori sangat pendek.
Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut
WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk,
oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan
menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang
ditemukan. Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi tatalaksana
gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi
buruk dengan komplikasi (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat,
demam tinggi dan penurunan kesadaran) harus dirawat di rumah sakit, Puskesmas
perawatan, Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Center (TFC),
sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.
Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan jawaban terhadap
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perbaikan Gizi, yaitu setiap anak
gizi buruk yang ditemukan harus mendapatkan perawatan sesuai dengan standar. Untuk
melakukan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap diperlukan
buku pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
2. Tujuan khusus
Terlaksananya pendampingan kepada jejaring rujukan :
Dilakukannya penapisan anak gizi buruk
Terselenngaranya kegiatan perawatan anak gizi buruk sesuai standar
Tercapainya peningkatan status gizi anak
Dilakukannya pendampingan anak gizi buruk pasca rawat inap dan rawat jalan
Dilakukannya pemantauan dan evaluasi pelayanan anak gizi buruk
IV. Peserta
Dokter umum, Bidan dan perawat Puskesmas, Bidan dan staf ahli gizi Rumah Sakit Kristen
Lende Moripa,
18 Juni 2022
Aula lt. 3 Rsk. Lende Moripa
VI. Biaya
BAB II
ISI
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam mempersiapkan kegiatan Pembinaan Jejaring Rujukan
Tentang stunting bagi Bidan, perawat, dokter Puskesmas di RS Kristen Lende Moripa,
dimulai dengan mengajukan proposal pembinaan jejaring rujukan pada tanggal 15 Juni
2022. Kemudian diadakan rapat untuk membahas kegiatan tersebut dan membentuk
panitia penyelenggaraan pembinaa tersebut. Hasil pertemuan :
Susunan panitia kecil pelaksanaan pembinaan rujukan Stunting :
a. Pelindung : dr. Loeta Lapoe Moekoe
b. Ketua Pelaksana : Dewi Shinta, Amd. Keb.
c. Pemateri :
1. dr. Loeta Lapoe Moekoe
2. dr.Eva J.J. Sapulete, SpA
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembinaan Jejaring Rujukan Bagi Bidan, perawat dan dokter Puskesmas
dilaksanakan pukul 12.00 WITA dengan dihadiri peserta pelatihan sebanyak 38 orang.
Selama dilakukan Pembinaan Jejaring Rujukan di rumah sakit, peserta selalu
memperhatikan pelatihan dengan baik, aktif dan pada akhir pelatihan ada sesi diskusi,
sesi Tanya jawab.
3. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
Semua persiapan berjalan dengan baik.
b. Evaluasi pelaksanaan
Saat pelaksanaan sudah berjalan dengan lancar tetapi ada beberapa hambatan yaitu
kehadiran peserta yang terlambat sehingga terganggunya efisensi waktu dan tidak
mengikuti pre test.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari Pembinaan Jejaring Rujukan bagi Bidan, perawat dan dokter Puskesmas di rumah
sakit yang diberikan pada Bidan Puskesmas, membuat peserta mengerti, memahami tentang
rujukan dan penanganan stunting, sehingga terlaksananya pelayanan penanganan dan rujukan
stunting sesuai standar serta penguatan sistem rujukan pelayanan stunting mulai dari faskes awal
Puskesmas sehingga dapat mencegah peningkatan stunting.
B. SARAN
1) Bagi peserta : Dengan Pembinaan Jejaring Rujukan bagi Bidan, perawat dan dokter
Puskesmas yang telah diselenggarakan di rumah sakit Kristen Lende Moripa peserta
dapat menerapkannya dalam pelayanan penanganan stunting di Puskesmas maupun saat
merujuk
2) Bagi Rumah Sakit : dengan pembinaan Jejaring Rujukan bagi bidan, perawat dan dokter
Puskesmas maka diharapkan tercapainya Visi dan Misi dari Rumah Sakit.
BAB IV
PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban kami sebagai
panitia dalam mengadakan Pembinaan Jejaring Rujukan bagi Bidan, perawat dan dokter
Puskesmas. Mungkin terdapat banyak kekurangan untuk evaluasi perbaikan kami
selanjutnya dan semoga dengan adanya pelatihan ini dapat memberi manfaat bagi seluruh
staf Rumah Sakit Kristen Lende Moripa untuk perbaikan.
Lampiran