Anda di halaman 1dari 13

PT. No.

Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 1 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

1. TUJUAN

Prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan, baik karyawan maupun
pihak-pihak luar yang terkait dalam kegiatan bisnis PT. (PT. BS), serta menentukan pengendalian
yang sesuai.

2. RUANG LINGKUP

2.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendaliannya harus dilakukan di seluruh
aktifitas PT. BS, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh
karyawan langsung maupun karyawan kontrak, outsourching, supplier dan kontraktor, serta
aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja.

2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan oleh karyawan yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh PT. BS.

3. REFERENSI

3.1 ISO 9001:2008 Klausul 5.2 Fokus pada Pelanggan.


3.2 ISO 9001:2008 Klausul 7.2.1Penentuan persyaratan yang
berhubungan dengan produk.
3.3 ISO 9001:2008 Klausul 7.2.2 Penelaahan persyaratan yang
berhubungan dengan produk.
3.4 OHSAS 18001:2007 Klausul 4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
penetapan pengendalian.
3.5 ISO 14001:2004 Klausul 4.3.1 Aspek Lingkungan.
3.6 SMK3 PP No. 50/2012 Kriteria 2.1 Rencana Strategi K3.
3.7 Manual Sistem Manajemen Terintegrasi PT. BS.

4. DEFINISI

4.1 Bahaya
Adalah sumber, situasi, atau tindakan yang berpotensi menimbulkan luka atau gangguan
kesehatan, atau kombinasi keduanya.

4.2 Gangguan Kesehatan


Adalah kondisi fisik atau mental yang dapat diidentifikasi dan merugikan, timbul dari dan atau
diperburuk oleh aktivitas kerja dan atau situasi yang berhubungan dengan kerja.

4.3 Identifikasi Bahaya


Adalah proses mengenali bahaya dan menentukan karakteristiknya.

4.4 Aktivitas Rutin


Adalah aktivitas yang dilakukan secara rutin (setiap hari) termasuk kegiatan administrasi, tata
rumah tangga (contoh: pembersihan kantor).

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 2 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

4.5 Aktivitas Non-Rutin


Adalah aktivitas yang dilakukan secara periodik, kadang-kadang, dan atau dalam situasi
darurat. Contoh aktivitas non-rutin adalah :
- Perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana (contoh: perawatan berkala kendaraan
operasional, perawatan berkala kapal-kapal operasional, dll).
- Kunjungan lapangan/ inspeksi.
- Situasi darurat (contoh : banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami).

4.6 Risiko
Adalah kombinasi dari kemungkinan kejadian dari suatu bahaya atau paparan dan keparahan
yang timbul dari luka atau gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kejadian atau paparan.

4.7 Penilaian Risiko


Adalah proses evaluasi risiko yang ditimbulkan oleh bahaya, memastikan kecukupan
pengendalian yang ada, dan menetapkan apakah risiko dapat diterima atau tidak.

4.8 Risiko yang Dapat Diterima


Adalah risiko yang telah diturunkan ke level yang dapat ditoleransi berdasarkan kewajiban
hukum dan kebijakan K3L perusahaan.

4.9 Insiden
Adalah kejadian berhubungan dengan kerja dimana luka atau gangguan kesehatan atau
kejadian fatal terjadi, atau bisa terjadi.

4.10 Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan


Adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja sementara dan kontraktor),
pengunjung, atau orang lain di tempat kerja.

4.11 Tempat Kerja


Adalah setiap lokasi dimana terdapat aktivitas yang berhubungan dengan kerja, dan dilakukan
dibawah kendali organisasi.

4.12 Orang yang Kompeten


Adalah orang yang berwenang atau ditunjuk manajemen untuk melakukan Perkiraan Risiko
dan telah lulus dari ujian pelatihan Perkiraan Risiko.

5. PROSEDUR

5.1 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ANALISA RISIKO ASPEK KESELAMATAN,


KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN (K3L).

5.1.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko risiko harus di-dokumentasikan ke dalam
formulir Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko.

5.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko K3L mencakup :

5.1.3 Tentukan ruang lingkup identifikasi bahaya dan penilaian risiko,

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 3 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

5.1.4 Identifikasi jenis bahaya yang mungkin ada dan berpotensi membahayakan/
menimbulkan kerugian.

5.1.4.1 Jenis bahaya yang harus diidentifikasi termasuk :


a. Bahaya fisik;
b. Bahaya biologi;
c. Bahaya ergonomic;
d. Bahaya psikologis.

5.1.4.2 Jenis pekerjaan, sumber bahaya dan risiko.

5.1.5 Setiap orang yang telah ditunjuk melakukan proses identifikasi minimal sekali dalam
1 (satu) tahun, atau jika terjadi perubahan peraturan atau terdapat proses kerja baru.

5.2 EVALUASI BAHAYA DAN RISIKO K3L.

5.2.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus di-dokumentasikan ke dalam formulir
Daftar Aspek Bahaya dan Risiko Penting.

5.2.2 Hasil evaluasi bahaya dan risiko K3L mencakup :


a. Nilai kemungkinan,
b. Nilai keparahan.

5.2.3 Setiap orang yang telah melakukan identifikasi dan evaluasi harus berkonsultasi dan
meminta persetujuan Manajer yang bersangkutan terhadap hasil identifikasi dan
evaluasi bahaya dan risiko K3L.

5.3 VERIFIKASI HASIL IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO SERTA EVALUASI


BAHAYA DAN RISIKO K3L.

5.3.1 Bagian K3L melakukan verifikasi hasil identifikasi dan evaluasi yang telah dilakukan
oleh setiap departemen.

5.3.2 Bagian K3L mengesahkan hasil identifikasi bahaya dan risiko serta evaluasi yang
telah dilakukan sesuai dengan point 6.1 dan 6.2.

5.4 KATEGORI BAHAYA DAN RISIKO PENTING.


5.4.1 Bagian K3L dan departemen yang bersangkutan menentukan kategori bahaya dan
risiko dari hasil identifikasi dan evaluasi.

5.4.2 Pengendalian risiko akan dibahas dalam tinjauan manajemen berikutnya pada tahun
berjalan untuk menentukan program perbaikan dengan mempertimbangkan :
a. Regulasi (peraturan pemerintah),
b. Kepentingan finansial perusahaan,
c. Plan management/activity management,

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 4 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

d. Kebijakan K3L.

5.4.3 Bagian K3L menentukan pengendalian risiko yang tidak termasuk bahaya dan risiko
penting.

5.4.4 Tindakan perbaikan seperti tersebut dalam point 6.4.2 dilakukan sesuai dengan
hierarki pengendalian K3L, yaitu :
a. Eliminasi (pemusnahan), menghilangkan bahaya dari sumbernya dengan cara
mengerjakan pekerjaan dengan cara lain/cara berbeda.

b. Substitusi (reduksi), mengupayakan untuk menurunkan risiko tingkat bahaya dari


sumbernya atau menggunakan alternatif yang lebih aman.

c. Engineering (rekayasa desain atau teknik), yaitu tindakan kontrol ini biasa
dilakukan sebagai tindakan pencegahan secara kolektif melalui rekayasa teknik.
Termasuk dalam tindakan ini adalah :
- Pengisolasian/Pemisahan.
- Pemasangan Ventilasi.
- Pemberian Alat Pengaman.

d. Pengendalian Administratif, yaitu bahaya dikendalikan dengan menerapkan


tindakan yang bersifat administratif seperti misalnya tindakan yang berkaitan
dengan pembatasan waktu kerja, jumlah paparan, pemberian pelatihan, rotasi
kerja, papan informasi, pemasangan label, prosedur kerja dan instruksi kerja,
serta pengawasan.

e. Alat Pelindung Diri, tindakan pengamanan perorangan, yaitu tindakan kontrol


yang bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya kerugian kepada karyawan
secara pribadi/perorangan, seperti penyediaan :
 Alat Pelindung Saluran Pernapasan,
 Alat Pelindung Tangan,
 Alat Pelindung Kepala,
 Alat Pelindung Jatuh,
 Alat Pelindung Kaki,
 Alat Pelindung Mata.

5.4.5 Pihak Manajemen (Direktur dan Manager) yang terkait dengan pengendalian risiko
dan Bagian K3L mengesahkan program manajemen untuk perbaikan bahaya dan
risiko yang telah didokumentasikan dalam formulir Objective, Target dan Program
K3L.

5.4.6 Bagian K3L dan bagian terkait sesuai dengan bahaya dan risiko K3L lainnya
mengesahkan program perbaikan yang perlu dilakukan sesuai point 6.4.4.

5.5 PERIODE IDENTIFIKASI.

5.5.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko perlu dilakukan di semua jenis aktifitas
termasuk kegiatan administrasi dan perkantoran, termasuk pekerjaan rutin dan tidak

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 5 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

rutin, dan dilakukan peninjauan ulang secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali.

5.5.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan jika :


a. Adanya rekayasa teknik, mendesain ulang fasilitas, atau menata ulang ruang,
perubahan peralatan, metode kerja atau perpindahan gedung.
b. Adanya lokasi pekerjaan baru.
c. Adanya penggantian material atau penggunaan material baru termasuk bahan
kimia.
d. Adanya perubahan prosedur, instruksi kerja, atau standar baru.
e. Setelah tindakan perbaikan dilakukan.
f. Adanya indikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada
manusia.

5.6 KOMUNIKASI DAN DOKUMENTASI.

5.6.1 Bagian K3L mengkomunikasikan program perbaikan K3L kepada seluruh karyawan
sesuai Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.

5.6.2 Bagian K3L mengendalikan seluruh dokumen yang terkait dengan Prosedur
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko & Penentuan Pengendalian sesuai Prosedur
Pengendalian Dokumen.

5.6.3 Bagian K3L mengendalikan seluruh catatan atau rekaman yang terkait dengan
Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko & Penentuan Pengendalian sesuai
Prosedur Pengendalian Catatan atau Rekaman.

5.7 PENGISIAN FORMULIR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (RISK


ASSESSMENT).

5.7.1 Informasi area


1. Departemen/Unit : isi dengan nama departemen/unit tempat dilakukannya Risk
Assessment.
2. Area/Lokasi : isi dengan area/tempat/lokasi akan dilakukannya Risk Assessment
termasuk kode area tersebut, misalnya Kantor Pusat, Proyek.
3. Penanggung Jawab : penanggung-jawab area/proses, misalnya Manajer Proyek,
Kepala Bagian/Departemen, Supervisor, dll.

5.7.2 Formulir
1. No : isi dengan nomor urut dengan kode area.
2. Aktifitas, produk dan jasa : isi dengan aktifitas pekerjaan, bisa berupa aktifitas,
produk dan jasa.
3. Sub aktifitas, produk dan jasa : isi dengan sub atau bagian dari aktifitas
pekerjaan, bisa berupa aktifitas, produk dan jasa.

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 6 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

4. K3L : isi dengan aspeknya, K3L untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan.
5. Potensi/Aktual aspek-bahaya : isi dengan aspek-bahaya yang timbul dari suatu
aktifitas, produk dan jasa yang aktual ataupun berpotensi untuk terjadi.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


1 Terjatuh
2 Tertabrak
3 Menabrak
4 Kelebihan beban
5 Tersayat
6 Tergores
7 Terhirup gas beracun
8 Duduk terlalu lama
9 Berdiri terlalu lama
10 Tersengat aliran listrik, dll

6. Kondisi : isi dengan kondisi dari aktifitas, produk dan jasa.


a. R – Rutin (K3L): bahaya yang aktual terjadi atau berpotensi terjadi akibat
adanya aktifitas, produk dan jasa rutin yang dilakukan.
b. NR – Non-Rutin (K3L): bahaya yang aktual terjadi atau berpotensi terjadi
akibat adanya aktifitas, produk dan jasa tidak rutin yang dilakukan atau
aktifitas yang tidak biasa atau hanya sesekali dilakukan.
c. Kondisi Emergency/ Keadaan Darurat (E): bahaya aktual atau berpotensi
terjadi diluar aktifitas rutin dan non rutin yang menimbulkan risiko dan
berbahaya fatal terhadap manusia, bangunan dan lingkungan, contoh:
kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi, keracunan, kecelakaan,
pencemaran, kebocoran gas, huru hara.

7. Potensi/Aktual Bahaya-Risiko: isi dengan akibat/bahaya dari timbulnya aspek-


bahaya aktual ataupun potensi risiko yang ditimbulkan.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


1. Cedera
2. Patang tulang
3. Kematian
4. Gangguan pernapasan
5. Kelelahan
6. Stress atau heatstress,
7. Pencemaran Lingkungan, dll

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 7 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

8. Kemungkinan: Penilaian Risiko K3L mempertimbangkan kemungkinan


(nilai lihat tabel A).
a. FP – Frekuensi Proses: isi dengan nilai frekwensi kegiatan dari setiap
aktifitas, produk dan jasa.
b. FK – Frekuensi Kejadian: isi dengan nilai seberapa sering kejadian timbul
atau pernah terjadi.
c. P : isi dengan nilai penjumlahan kemungkinan – P = FP+ FK.

Tabel A. Nilai Kemungkinan (P)

Nilai Frekwensi Proses (FP) Frekwensi Kejadian (FK)


Sejauh ini tidak terjadi, atau
1 > 1 thn Tidak pernah terjadi, atau
Pernah terjadi sekali dalam setahun
Pernah terjadi insiden, atau
2 Tahunan Aspek-Bahaya terjadi setiap bulan
Pernah terjadi insiden, atau
3 Bulanan Aspek-Bahaya terjadi setiap minggu
Aspek-Bahaya terjadi dalam sehari, atau
4 Mingguan Terjadi lebih dari sekali per minggu
Aspek-Bahaya terjadi setiap hari, atau
5 Harian Aspek-Bahaya terjadi setiap hari di area tertentu

9. Keparahan: Penilaian bahaya dan risiko K3L dengan mempertimbangkan tingkat


keparahan (nilai lihat tabel B).
a. CM – Cedera pada Manusia: isi dengan seberapa parah cedera yang terjadi
terhadap manusia.
b. AS – Aset: isi dengan seberapa parah kerusakan properti/barang atau
besarnya nilai kerugian yang terjadi.
c. RP – Reputasi Perusahaan: isi dengan reputasi perusahaan jika terjadi risiko.
d. S : isi dengan nilai penjumlahan dari keparahan. S = CM+AS+RP.

Tabel B – Nilai Keparahan (S)

Nila Cedera Pada Manusia


Aset (AS) Reputasi Perusahaan (RP)
i (CM)
1 Tidak ada risiko, atau luka Kerusakan dapat Tidak ada, atau sedikit
kecil/sakit ringan, atau diterima menimbulkan gangguan, tetapi tidak
memerlukan P3K & < Rp 1.000.000,- meluas ke masyarakat umum.
penanganan medis, atau
tidak mempengaruhi kinerja
personil, atau berbahaya
hanya kepada personil pada
aktivitas tersebut.
2 Luka ringan/sakit ringan, Kerusakan Mempengaruhi sebagian masyarakat

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 8 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

atau memerlukan perawatan membutuhkan biaya umum.


P3K & rawat jalan, atau Rp 1.000.000,- < X
mempengaruhi kinerja <
personil seperti pembatasan, Rp 10.000.000,-
atau perlu beberapa hari
untuk sembuh, atau
berbahaya hanya pada
personil yang terlibat dalam
aktivitas tsb.
3 Luka berat, atau berbahaya Kerusakan signifikan Mempengaruhi secara regional,
pada kesehatan, atau Rp 10.000.000,- < X timbul perhatian dari media lokal
mempengaruhi kinerja < dan politik,
personil dalam jangka Rp 50.000.000,- berpotensi melanggar suatu
panjang, atau peraturan perundangan terkait
perlu perawatan di rumah masalah bisnis, misal ijin usaha.
sakit ( LTI ), cacat tetapi
bisa sembuh, atau
berbahaya pada personil di
departemen setempat.
4 Kecelakaan fatal tunggal, Kerusakan besar Perhatian umum skala nasional,
atau cacat total permanen Rp 50.000.000,- < X serangan dari media nasional,
akibat kecelakaan, atau < lebih dari satu pelanggaran
penyakit akibat kerja Rp 100.000.000,- peraturan perundangan, misal ijin
(misal keracunan), atau usaha.
berbahaya pada personil di
lingkungan perusahaan
(LTI).
5 Fatality akibat kecelakaan, Kerusakan besar Perhatian umum skala internasional,
penyakit akibat kerja, atau > Rp 100.000.000,- perhatian umum yang terus menerus
berbahaya pada personil di dari media nasional/ internasional,
lingkungan dan di luar berbahaya sangat parah.
perusahaan.

10. Tingkat Risiko Awal: menentukan Tingkat Risiko Awal dengan rumus = P x S.
11. Aspek-Bahaya Signifikan: menentukan apakah aspek-bahaya signifikan dengan
kriteria dalam tabel berikut ini.

Catatan : Jika nilai signifikan dibawah 40, namun jika ada peraturan perundangan
yang mengatur, maka aspek-bahaya menjadi signifikan.

Tingkat Risiko Aspek-Bahaya


Kesesuaian Peraturan
Awal Signifikan?
Tidak memerlukan peraturan perundangan atau
1 – 40 persyaratan lainnya/ tidak ada implikasi hukum. Tidak

Ada peraturan perundangan dan persyaratan


> 41 lainnya. Ya

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 9 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

12. Pengendalian yang ada saat ini (Emergency Control Measure/ ECM):
menentukan apakah perusahaan memiliki pengendalian untuk mengelola aspek
K3L. Contoh sebagai berikut :

Engineering Administratif Spillage Kit APD


Tanggul Jadwal pemeliharaan Sapu Ear muff
Pemisah oli On Job Training (OJT) Pengki Ear plug
Pelindung mesin SOP Safety shoes
Saringan Rambu-rambu Safety helmet
Level Sensor/ Limit Kesiapsiagaan dan
Goggles
Switch tanggap darurat
Gate Valve Safety harness

13. Faktor ECM: menentukan apakah pengendalian yang ada saat ini (ECM) efektif
untuk mengendalikan aspek K3L.

Faktor ECM Pengendalian


Seluruh pengendalian relevan, diterapkan dan secara sistematis berjalan
0,25 untuk engineering, administratif dan APD/spill kit.

Seluruh pengendalian diterapkan, namun pengendalian lebih lanjut


0,50 diperlukan untuk engineering, administratif dan/atau APD/spill kit.

Beberapa pengendalian seperti engineering, administratif dan/atau


APD/spill kit tersedia, namun tidak cukup atau tidak relevan untuk
0,75
mengurangi risiko.

Tidak ada pengendalian dalam aktivitas.


1
14. Tingkat Risiko: menentukan tingkat risiko dibandingkan dengan adanya
pengendalian yang dimiliki (ECM) dengan rumus = Tingkat Risiko Awal x Nilai
Faktor ECM.
15. Kategori Risiko: menentukan kategori risiko.
16. Pengendalian Risiko: menentukan cara pengendalian yang diperlukan untuk
menurunkan tingkat risiko yang dihasilkan. Pertimbangkan hirarki pengendalian,
kategori risiko harus berada di kategori II yaitu Tolerable (risiko yang mampu
ditanggung oleh perusahaan).

17. Tingkat dan kategori risiko.

Tingkat Kategori
Jenis Risiko Tindakan dan Waktu Yang Dibutuhkan
Risiko Risiko
Tidak diperlukan tindakan, kecuali aktivitas tersebut berpotensi
1–9 I Trivial dapat menimbulkan bahaya risiko yang significant.
Diperlukan tindakan tambahan. Memerlukan pemantauan
10 – 25 II Tolerable (patrol) untuk memastikan pengendalian yang ada dipelihara.

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 10 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko.


26 – 45 III Moderate Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam
periode waktu tertentu (12 bulan).
Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko.
46 – 85 IV Significant Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam
periode waktu tertentu (1 tahun).
Pekerjaan sebaiknya tidak dilakukan sampai tingkat risiko
diturunkan. Penggunaan sumber daya dapat dipertimbangkan
untuk dialokasikan dalam menurunkan risiko. Bila risiko
melibatkan pekerjaan yang sedang berlangsung, perlu diambil
≥ 86 V Intolerable tindakan segera. Jika risiko tidak mungkin diturunkan
sekalipun dengan sumber daya yang tidak terbatas, pekerjaan
dihentikan dan tidak boleh dilakukan (dalam waktu 7 hari,
minimum pengendalian administratif harus dilakukan).

 Tingkat Risiko ≥ “26” atau Kategori Risiko ≥ “III” atau Jenis Risiko ≥
“Moderate” dikelompokkan dalam risiko yang tidak dapat diterima sehingga
perlu dilakukan pengendalian tambahan. Sedangkan risiko yang dapat
diterima yaitu risiko Trivial dan Acceptable, cukup dilakukan monitoring.

 Terhadap risiko yang tidak bisa diterima akan dilakukan evaluasi apakah perlu
dibuat Objective, Target dan Program (OTP).

 Untuk jenis risiko Moderate akan dibuat OTP apabila ada peraturan
perundangan yang mengatur, sedangkan terhadap risiko Significant dan
Unacceptable akan dibuat OTP walaupun tidak ada peraturan perundangan
yang mengatur.

 Program penerapan pengendalian risiko dan dinilai efektivitas penerapan dan


lakukan tinjauan apakah tingkat risiko/ bahaya menjadi “Acceptable”.

 Lakukan Risk Assessment kembali secara tahunan atau setiap ada perubahan
aktivitas baru atau terjadinya insiden.

5.8 MANAJEMEN PERUBAHAN.

5.8.1 Setiap perubahan dan modifikasi yang dilakukan terhadap alat/peralatan dan metode
serta proses kerja harus diidentifikasi sehingga semua perubahan dan modifikasi yang
dilakukan telah memenuhi standar keselamatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
terhadap manusia serta kerusakan harta benda.

5.8.2 Sebelum dilakukan perubahan dan modifikasi terhadap alat/peralatan, metode serta
proses kerja harus dibuat sebuah rencana perubahan dan modifikasi.

5.8.3 Semua rencana perubahan harus menyebutkan secara jelas hal–hal sebagai berikut :
a. Posisi-posisi yang ada saat ini,
b. Tujuan perubahan,

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 11 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

c. Hasil perubahan yang diharapkan,


d. Sistem yang digunakan untuk menguji hasil perubahan,
e. Dasar hukum perubahan (jika ada).

5.8.4 Sebelum suatu rencana perubahan diserahkan kepada Manajemen untuk mendapatkan
persetujuan, lakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko mengenai bahaya dari
perubahan yang diajukan yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Semua bahaya yang berkaitan dengan perubahan yang diusulkan,
b. Mekanisme pengendalian untuk meniadakan atau memperkecil
risiko,
c. Pengendalian yang harus diterapkan,
d. Persyaratan hukum dan peraturan perusahaan yang harus
dipenuhi.

5.8.5 Semua rencana perubahan harus disetujui berdasarkan tingkat risiko yang berhubungan
dengan perubahan tersebut oleh level Manajer.

5.8.6 Sebelum perubahan dilakukan, maka sosialisasi dan pelatihan harus diberikan kepada
semua pihak yang mungkin akan terpengaruh oleh perubahan tersebut termasuk
memperbaharui semua sistem dan dokumen yang akan terpengaruh oleh perubahan
tersebut.

5.8.7 Perubahan hanya akan dilakukan jika rencana perubahan telah mendapatkan persetujuan
dari masing-masing pihak sesuai dengan tingkat risikonya serta sosialisasi atau
pelatihan yang sesuai telah diberikan kepada pihak-pihak yang akan terpengaruh oleh
adanya perubahan tersebut.

5.8.8 Mekanisme sosialiasi perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan Prosedur


Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi.

5.8.9 Sebelum menyerahkan perubahan fisik untuk penggunaan normal, maka pre-
commissioning/pra-pemeriksaan kelayakan harus dilaksanakan untuk memastikan :
a. Semua perubahan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana perubahan yang
disetujui.
b. Semua tindakan dari proses peninjauan ulang, termasuk semua kajian teknis dan
non teknis yang diperlukan telah diselesaikan dengan baik dan semua hasil telah
sesuai.
c. Adanya perubahan fisik tidak menimbulkan bahaya dan risiko yang tidak terduga.

5.8.10Tinjauan ulang juga harus dilakukan terhadap perubahan yang dilakukan minimum
setiap satu tahun sekali. Tinjauan ulang ini akan mencakup evaluasi untuk menilai
akibat perubahan yang sebenarnya dibandingkan dengan bahaya yang dimaksudkan dan
alasan-alasan terjadinya penyimpangan.

5.9PENENTUAN TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM.

5.9.1 Pisahkan bahaya dan risiko K3L Penting dari bahaya dan risiko K3L Kurang Penting,
dan masukkan ke dalam formulir Daftar Bahaya dan Risiko Penting.

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 12 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

5.9.2 Aspek bahaya dan risiko K3L Penting dievaluasi untuk mengetahui perlu tidaknya
Objective, Target dan Program (OTP). Proses evaluasi perlu mempertimbangkan
beberapa kriteria, yaitu :
a. Pemenuhan peraturan dan persyaratan yang terkait bahaya dan risiko K3L Penting.
b. Kasus yang pernah terjadi terkait bahaya dan risiko K3L Penting, dan menjadi
perhatian publik.
c. Ada teknologi, dapat berupa alat, metode yang relatif mudah, murah dan efektif.

5.9.3 Bahaya dan risiko K3L Penting yang memerlukan OTP adalah bahaya dan risiko K3L
Penting yang hasil evaluasinya memenuhi dua dari tiga kriteria evaluasi yang
ditetapkan.

PENANGGUNG JAWAB DAN


DIAGRAM ALIR AKTIVITAS
ANTAR MUKA
Bentuk team untuk melakukan Risk
Assessment.

Team mengidentifikasi aspek-bahaya


setiap aktivitas, proses, produk dan jasa
dengan menentukan:
● Nilai kemungkinan,
● Nilai keparahan,
● Penilaian pengendalian risiko
yang ada saat ini (ECM).

Team menetapkan pengendalian risiko


dengan mempertimbangkan hirarki
pengendalian.

Setiap bagian menerapkan pengendalian


risiko.
Pengendalian dapat berupa :
● Penetapan Objective, Target dan
Program (OTP),
● Pemantauan dan pengukuran,
● Kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

Setiap bagian melakukan peningkatan


agar dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan sehat.
Lakukan penilaian risiko kembali jika:
● Objective, Target dan Program (OTP)
tercapai.
● Ada perubahan proses, produk atau
sumber daya manusia.

DOKUMEN INTERNAL
PT. No. Dok : BS-P-HSE-01

HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT (HSE) Tgl. Berlaku : 10 Januari 2016


logo PROSEDUR No. Revisi : 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
Halaman : 13 dari 13
& PENENTUAN PENGENDALIAN

6. DOKUMEN TERKAIT

6.1 BS-P-DOC-01 Prosedur Pengendalian Dokumen.


6.3 BS-P-DOC-02 Prosedur Pengendalian Catatan atau Rekaman.
6.4 BS-P-HSE-05 Prosedur Komunikasi, Partisipasi & Konsultasi.
6.4 F-BS-P-HSE-01-1 Formulir Identifikasi Bahaya & Penilaian Risiko.
6.5 F-BS-P-HSE-01-2 Formulir Daftar Aspek Bahaya dan Risiko Penting.
6.6 F-BS-P-HSE-01-3 Formulir Objective, Target dan Program K3L.

DOKUMEN INTERNAL

Anda mungkin juga menyukai