Anda di halaman 1dari 14

PROSEDUR

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN


PENILAIAN RESIKO

(NO. DOKUMEN : PR/LOG1/HSE/002)

Tanggal Terbit : 03 April 2017


Revisi : 00 Edisi : 00

Nama & Jabatan TTD

Dibuat oleh HSE Officer

Diperiksa oleh HSE Manager

Disetujui oleh Direktur

“ DILARANG MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH BAGIAN DARI DOKUMEN


INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENGENDALI DOKUMEN “
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 03-04-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 1 dari 14

SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

No Halaman Bagian Perubahan


No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 03-04-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 2 dari 14
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 3 dari 14

1. TUJUAN

Dokumen ini dibuat dengan tujuan untuk melakukan identifikasi bahaya pada semua area
kerja termasuk proses, fasilitas dan lingkungan serta penilaian dan pengendalian risikonya.

2. RUANG LINGKUP

Lingkup penerapan dokumen ini meliputi seluruh kegiatan yang ada di PT Logistic One
Solution di seluruh area kerja, kantor dan seluruh kantor cabang termasuk semua vendor
yang bekerja dengan PT Logistic One Solution.

3. DEFINISI
3.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko adalah serangkaian proses
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin dan
non rutin diperusahaan, dilanjutkan dengan melakukan penilaian risiko dari bahaya
tersebut lalu membuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat
diminimalisir ke tingkat risiko yang lebih rendah dengan tujuan mencegah terjadinya
insiden.

4. REFERENSI
4.1. Referensi Publikasi OHSAS 18001:2007, No. 3.6 : bahaya adalah sumber,
situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit
(3.8) atau kombinasi dari semuanya.
4.2. Klausul 4.3.1 – Identifikasi Bahaya, penilaian resiko dan penetapan
pengendalian

5. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN IBPR


5.1. Langkah persiapan
5.1.1.Sebelum melakukan proses identifikasi bahaya, penyusun IBPR harus mengerti
konsep 5W+1H (What, why, when, where, who dan how) sebagai salah satu
perangkat penting yang digunakan dalam penyusunan IBPR.
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 4 dari 14

1) What (apa) / apakah IBPR itu?

Proses mengidentifikasi bahaya, mengukur, mengevaluasi risiko-risiko yang


muncul dari sebuah bahaya atau lebih. Kemudian menghitung kecukupan
dari tindakan pengendalian yang ada dan memutuskan apakah risiko yang
ada dapat diterima atau tidak.

2) Why (kenapa) / kenapa harus dilakukan?

a. Bahaya yang muncul berpotensi menyebabkan cidera atau gangguan


kesehatan, terhentinya proses produksi, kerusakan alat dan lingkungan,
dampak sosial atau kerugian finansial dari proses bisnis yang terhenti
b. Untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan guna mengurangi
risikorisiko dari suatu kejadian.
c. Merupakan bentuk komitmen dari pihak manajemen.

3) When (kapan) / kapan harus dilakukan?

a. Kegiatan rutin maupun tidak rutin di tempat kerja


b. Ketika ada infrastruktur, peralatan, material dan proses kerja baru
ditempat kerja yang diadakan oleh perusahaan ataupun lainnya
c. Ketika ada perubahan/ modifikasi ataupun perencanaan perubahan dari
proses, infrastruktur, peralatan dan material di perusahaan

4) Where (dimana) / dimana pelaksanaannya?

Di dalam dan di luar area kerja dimana terdapat orang-orang yang berada
dibawah kendali perusahaan.

5) Who (Siapa) / siapa yang melakukan?

Tim yang terdiri dari;

a. Perwakilan Departemen Safety sebagai Fasilitator;


b. Perwakilan departemen lain yang berkompeten, seperti : Memahami
dan memiliki pengalaman serta pengetahuan yang luas mengenai
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 5 dari 14

proses, lingkungan, infrastruktur, peralatan, material pada area


kerjanya; dan
c. Memiliki pengetahuan mengenai metode penyusunan IBPR

6) How (bagaimana) / bagaimana melakukannya?

Membuat sebuah metodologi dan prosedur untuk mengidentifikasi bahaya


dan penilaian risiko, seperti :

a. Melakukan Identifikasi Bahaya


b. Melakukan Penilaian risiko
c. Menetapkan tindakan pengendalian
d. Dokumentasi, sosialisasi dan pelaksanaan tindakan pengendalian
e. Penyusun IBPR wajib menggunakan SOP serta formulir yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.

6. PELAKSANAAN
6.1. Aspek yang perlu diperhatikan saat menyusun IBPR atau HIRA, yaitu :
6.1.1. Proses;
6.1.2. Pekerjaan;
6.1.3. Insfratruktur;
6.1.4. Permesinan dan peralatan;
6.1.5. Area kerja dan lingkungan sekitar;
6.1.6. Material yang akan digunakan;
6.1.7. Pekerja;
6.1.8. Sumber energi

6.2. Teknik-teknik yang digunakan dalam penyusunan IBPR atau HIRA


6.2.1. Brainstorming (urun rembug dan melakukan diskusi dengan sistem sumbang
saran dari setiap pihak yang terkait dengan proses yang sedang diidentifikasi
bahayanya);
6.2.2. Inspeksi, patroli dan observasi (menggunakan laporan-laporan hasil inspeksi,
patroli dan observasi yang pernah dilakukan dari proses yang sedang
diidentifikasi bahayanya);
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 6 dari 14

6.2.3. Professional Judgment (membuat keputusan berdasarkan pertimbangan


kompetensi, keahlian dan disiplin ilmu);
6.2.4. Menggunakan laporan investigasi insiden yang pernah terjadi dari proses
yang sedang diidentifikasi bahayanya;
6.2.5. Melakukan kajian terhadap semua aktifitas dari proses yang sedang
diidentifikasi bahayanya;
6.2.6. Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) pada proses yang sedang
diidentifikasi bahayanya;
6.2.7. Pengkajian terhadap semua inventarisasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
serta peralatan;
6.2.8. Pengkajian terhadap semua sumber-sumber energy;
6.2.9. Pengkajian terhadap semua persyaratan peraturan perundang-undangan;
6.2.10. Pengkajian terhadap insiden yang pernah terjadi di perusahaan sejenis;
6.2.11. Pengkajian terhadap standar dan ketentuan yang berlaku baik di tingkat
kabupaten, propinsi, nasional maupun internasional;
6.2.12. Matrik risiko;

6.3. Jenis-jenis bahaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi, yaitu :


6.3.1. Bahaya fisika

- Kebisingan;
- Getaran;
- Pencahayaan (pencahayaan terkait dengan bahaya fisik);
- Radiasi;
- Temperatur (panas dan dingin);
- Tekanan, kecepatan dan ketinggian;
- Kelistrikan;
- Karakteristrik fisik (tajam, licin dan kasar);
- Permesinan dan peralatan bergerak

6.3.2. Bahaya kimia

- Bahan-bahan mudah meledak;


- Cairan mudah terbakar;
- Bahan bersifat korosif;
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 7 dari 14

- Bahan-bahan mengoksidasi;
- Bahan beracun (toxic);
- Bahan-bahan penyebab kangker (carcinogenic);
- Gas berbahaya (asap mesin, asap rokok dsb.);
- Uap bahan kimia beracun dan berbahaya;
- Partikel udara (debu silika, asbestos, debu batubara dsb.)

6.3.3. Bahaya biologi

- Limbah biologi/ sampah medis (jarum suntik, kapas, dll);


- Obat-obatan (antiseptik, antibiotik, dll);
- Zat aditif (bahan pengawet, pewarna, perasa buatan, dll);
- Bahan-bahan rekayasa genetika (serum rekayasa);
- Virus dan bakteri;
- Jamur/ fungi;
- Parasit dan serangga;
- Tumbuhan serta hewan beracun yang menyebabkan penyakit;
- Penularan penyakit melalui manusia

6.3.4. Bahaya ergonomi

- Ergonomi fisik

 Siklus dan pola kerja yang buruk (pengaturan shift kerja yang tidak
standar);
 Gerakan monoton yang berulang;
 Posisi duduk terlalu lama;
 Tata letak ruangan yang buruk;
 Desain sarana yang buruk;
 Cara pengangkatan yang salah dan terlalu berat;
 Desain peralatan dan perlengkapan yang buruk;

- Ergonomi lingkungan

 Tata pencahayaan yang buruk dilokasi kerja


 Ventilasi yang buruk
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 8 dari 14

 Pengkondisian temperature yang buruk

- Ergonomi sosial-psikologi

 Siklus pengaturan libur kerja;


 Kekerasan dan diskriminasi di tempat kerja;
 Stres kerja yang tinggi;
 Beban kerja tidak sesuai dengan kapasitas pekerja;
 Kurangnya ruang pribadi (privacy) pekerja;
 Komunikasi dan relasi yang buruk di tempat kerja;
 Kebiasaan buruk yang menjadi budaya perusahaan;
 Pekerjaan yang monoton dan berulang-ulang

7. PENGISIAN FORM HIRA

Form HIRA PT. Logistic One Solution memiliki kolom-kolom sebagai berikut :

7.1. Departement

Diisi dengan departemen mana yang membuat dan mengimplmentasikan HIRA


tersebut. contoh : HRD, Operasional dll;
7.2. Lokasi

Pada bagian ini, diisi dengan lokasi dimana HIRA tersebut dibuat dan
diimplementasikan. Contoh : gudang, pelabuhan dll;
7.3. No.

Diisi dengan nomor urutan pada pekerjaan yang sedang dilakukan assessment.
7.4. Jenis Kegiatan

Diisi dengan jenis kegiatana yang sedang dilakukan assesment. Contoh : proses
loading-unloading, mobilisasi alat berat dll;
7.5. Potensi Bahaya
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 9 dari 14

Diisi dengan hasil analisa awal kemungkinan kejadian akan terjadi apabila potensi
bahaya tersebut tidak dihilangkan, Contoh : rem tidak berfungsi, alat yang sudah
rusak, kondisi lantai kerja licin, dll;
7.6. Efek Bahaya

Diisi dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi yang


disebabkan oleh adanya potensi bahaya, contohnya : menabrak karena rem blong,
terpeleset karena lantai kerja licin, dll;
7.7. Nilai resiko sebelum dikontrol
7.7.1. Kemungkinana

Diisi dengan nilai kemungkinan yang paling mungkin terjadi, melihat


tabel/matriks untuk dapat mengisi bagian ini
7.7.2. Keparahan

Diisi dengan nilai keparahan dari kemungkinan terjadinya celaka. melihat


tabel/matriks untuk dapat mengisi bagian ini
7.7.3. Kategori resiko awal

Diisi dengan nilai resiko awal sesuai hasil penilaian yang telah dilakukan.

Matriks Penilaian Resiko

RISK ASSESSMENT MATRIX

      Severity (Keparahan)
Insigni Moder Catastr
Minor Major
      ficant ate ophic
    nilai 1 2 3 4 5
Likelihood (Kemungkinan)

Almost certain A H (1A) H (2A) E (3A) E (4A) E (5A)

Likely B M (1B) H (2B) H (3B) E (4B) E (5B)

Possible C L (1C) M (2C) H (3C) E (4C) E (5C)

Unlikely D L (1D) L (2D) M (3D) H (4D) E (5D)


No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 10 dari 14

Rare E L (1E) L (2E) M (3E) H (4E) H (5E)

Tabel : Matriks penilaian Bahaya

a) Kategori resiko
Penetapan risiko dibuat berdasarkan Matriks yang sudah disusun berdasarkan
kajian terhadap kondisi spesifik kegiatan yang ada di area kerja. Penetapan risiko
digolongkan dalam 5 (lima) kategori, antara lain :
- Low risk (L) = rendah
Apabila suatu sumber bahaya, lokasi, kedaan atau kegiatan kerja tidak
memerlukan pengendalian tambahan untuk menangani resiko yang ada.
- Moderate risk (M) = Sedang
Apabila suatu sumber bahaya, lokasi, keadaan atau kegiatan kerja
kegiatan memerlukan pengendalian tambahan untuk menangani risiko
yang ada
- High risk (H) = Tinggi
Apabila suatu sumber bahaya, lokasi, keadaan atau kegiatan kerja
memerlukan pengendalian tambahan dan prosedur lanjutan yang lebih
spesifik dan sesuai untuk menangani risiko yang ada.
- Extreme risk (E) = Ekstrim
Apabila suatu sumber bahaya, lokasi, keadaan atau kegiatan kerja
memerlukan pengendalian yang sangat spesifik, tindakan darurat dan
sesegera mungkin untuk menangani risiko yang ada.

Tabel penilaian kategori resiko

Kategori Resiko Pengendalian atau tindakan yang harus diambil

Immediate action required (Memerlukan


penanganan segera atau penghetian kegiatan atau
Ekstrim Risk E
keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegera
mungkin)

Management attention needed (memerlukan


High Risk H perhatian pihak manajemen, penjadwalan tindakan
perbaikan secepatnya)
Management responsibility must be specified
Moderate
M (Memerlukan penanganan oleh manajemen area
Risk
terkait, penjadwalan sesuai prosedur)
No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 11 dari 14

Manage by routine procedures (Low Risk/Resiko


Low Risk L
rendah, kendalikan dengan prosedur rutin.)

7.8. Pencegahan

Diisi dengan tindakan-tindakan pencegahan yang dilakukan agar kemungkinan


terjadi kecelakaan dapat diminimalisir.

Hirarki Pengendalian Bahaya


- Eliminasi adalah sebuah pengendalian untuk menghilangkan
(mengeliminir) potensi bahaya. Hal ini merupakan langkah awal (prioritas
pertama) dan solusi terbaik dalam pengendalian paparan, namun juga
merupakan langkah yang paling sulit dilakukan. Kecil kemungkinan bagi
perusahaan untuk mengeliminasi substansi atau proses tanpa menggangu
kelangsungan produksi secara keseluruhan;
- Substitusi adalah usaha pengendalian potensi bahaya untuk menurunkan
tingkat risiko dengan mengganti beberapa bahaya potensial (material
maupun proses) dengan sumber lain yang memiliki potensi bahaya yang
lebih kecil;
- Pengendalian Teknik adalah pengendalian potensi bahaya yang paling
umum dilakukan.Pengendalian ini berupa implementasi rekayasa teknik/
desain untuk dapat mengendalikan potensi bahaya yang ada dilokasi
kerja;
- Pengendalian Administrasi, adalah pengendalian potensi bahayan
dengan cara membuat petunjuk atau pedoman kerja agar dipatuhi dan
dijalankan oleh pekerja;
- Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), adalah pengendalian potensi
bahaya yang merupakan prioritas terakhir dalam melakukan pengendalian
bahaya

7.9. Kategori resiko akhir


No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 12 dari 14

Diisi dengan nilai akhir dari resiko yang mungkin terjadi dan setelah
dilakukan/adanya tindakan pencegahan terhadap kemungkinan tersebut.
7.10. Person In Charge (PIC)

Diisi dengan nama departemen yang bertanggung jawab atas jenis kegiatan tersebut.
7.11. Keterangan

Diisi dengan keterangan yang diperlukan dalam hal pencegahan terjadinya


kecelakaan.
7.12. Pengesahan dokumen

Diisi oleh pembuata dokumen, yang melakukan tinjauan terhadap dokumen dan
persetujuan dari pimpinan puncak atas dokumen yang dibuat.

8. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

8.1. Safety shoes (penelitian/observation)


8.2. Safety helmet (penelitian/observation)
8.3. Safety mask (penelitian/observation)
8.4. Formulir HIRA
8.5. Alat tulis lengkap

9. LAMPIRAN
FR/LOG1/HSE/001 Form Hazard Identification & Risk Assesment (HIRA)

10. ALUR PEKERJAAN

Flow chart Keterangan


No. Dokumen : PR/LOG1/HSE/002
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
Tgl. Efektif : 01-01-2017
PENILAIAN RESIKO No. Revisi : 00
Halaman : 13 dari 14

1. Tim atau orang yang


Mulai ditunjuk mengidentifikasi
pekerjaan yang akan
dibuatkan IBPR / HIRA

Melakukan identifikasi 2. Setelah melakukan


terhadap pekerjaan rutin- indentifikasi, Tim
non rutin dan pekerjaan melakukan observasi
baru pekerjaan tersebut untuk
melakukan penilaian resiko
3. Pembuatan rumusan IBPR
dan memasukan draft IBPR
Obeservasi pekerjaan
ke dalam form
yang akan dibuatkan
IBPR / HIRA 4. Mengklasifikasikan
bahaya/penilaian resiko.
Jika tidak dibutuhkan
Pembuatan IBPR / HIRA pengendalian, proses
pembuatan IBPR selesai
5. Menentukan pengendalian
untuk meminimalisir resiko
Resiko masih 6. Dokumen direview oleh
dapat diterima Dibutuhkan
manajemen.
(tidak ada bahaya pengendalian
signifikan) 7. Pengesahan dokumen oleh
direktur setelah dilakukan
review
8. Jika dokumen tidak
Menetukan pengendalian disahkan, karena
yang dibutuhkan pengendalian dianggap
tidak efektif. Tim
menentukan kembali
pengendalian yang lebih
Review oleh manajemen efektif
dan depertement terkait
9. Dokumen disahkan oleh
dirktur
10. Distribusi / sosialisasi
Pengesahan dokumen dokumen IBPR ke seluruh
oleh direktur branch / pekerja

Dok. sah 11. Selesai

Selesai Mendistribusikan/mensosi-
alisaikan IBPR

Anda mungkin juga menyukai