No.Dok 022/SOP-MA/HSE/2021
Standard Operating Procedure No.Rev 1
Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Tanggal 5 Januari 2021
Bahaya Serta Risiko Halaman 5
1. TUJUAN
Tujuan prosedur ini ialah untuk memberi panduan mengenai tata-cara identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendalian resiko K3 di lingkungan Perusahaan.
2. RUANG LINGKUP
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan untuk seluruh kegiatan dan sarana di area perusahaan
dan area kerja operasional
3. REFERENSI
3.1 PP No.22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3.2 PERMEN Perhubungan No.85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan
Angkutan Umum
3.3 PP No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
3.4 UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3.5 UU 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. DEFINISI
4.1 bahaya adalah berbagai hal yang mampu memberikan dampak buruk, negatif, dan merugikan bagi
seseorang. Hal ini bisa berupa kejadian, dampak, ataupun situasi tertentu.
4.2 Risiko adalah akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau kejadian yang akan datang.
5. TANGGUNG JAWAB
6. PROSEDUR
n.
Laporan Insiden sebelumnya.
o.
Informasi/masukan dari tenaga kerja ataupun pihak ke tiga di luar Perusahaan.
p.
Aktifitas keamanan, lalu lintas, lingkungan dan potensi keadaan darurat Perusahaan.
q.
Perizinan, peraturan perundang-undangan, persyaratan dan kontrak dengan pihak ke
tiga terkait permasalahan K3.
r. Daftar pihak lain yang ikut bekerja di lokasi Perusahaan.
6.1.2. HSE melaksanakan verifikasi data dan observasi lapangan berdasarkan data valid yang
didapat.
6.3.2. HSE menghitung nilai frekuensi dan keparahan berdasarkan kriteria berikut :
Frekuensi Kriteria
Sangat Sering Kemungkinan kejadian 1x dalam 1 minggu
Sering Kemungkinan kejadian 2x dalam 1 bulan
Sedang Kemungkinan kejadian 1x dalam 6 bulan
Jarang Kemungkinan kejadian 1x dalam 1 tahun
Sangat Jarang Kemungkinan kejadian 0x dalam 1 tahun
Keparahan Kriteria
Sangat Berat 1. Terdapat kematian.
2. Kerugian material di atas Rp. 20.000.000.
Berat 1. Terdapat cacat permanen pada korban.
2. Biaya pengobatan lebih dari Rp. 10.000.000.
3. Terdapat jam kerja hilang lebih dari 3 hari.
4. Terdapat kerugian material Rp. 5.000.000 s.d Rp. 20.000.000.
Sedang 1. Korban memerlukan penanganan lanjutan di luar Perusahaan dengan
biaya tidak lebih dari Rp. 1.000.000.
2. Tidak terdapat cacat permanen.
3. Terdapat jam kerja hilang 1 s.d 3 hari.
4. Terdapat kerugian material Rp. 100.000 s.d Rp. 5.000.000.
Ringan 1. Korban mendapatkan perawatan ringan di lokasi namun tidak bisa
langsung bekerja.
2. Terdapat jam kerja hilang tidak melebihi 1x24 jam.
3. Terdapat kerugian material tidak lebih dari Rp. 100.000.
Sangat Ringan 1. Tidak ada korban.
2. Korban dapat langsung bekerja.
3. Korban hanya memerlukan penanganan ringan di lokasi dan langsung
dapat bekerja.
4. Tidak terdapat jam kerja yang hilang.
5. Tidak ada kerugian material.
6.4. Menentukan langkah pengendalian resiko berdasarkan 5 (lima) hierarki pengendalian resiko
berikut :
6.4.1. Eliminasi (menghilangkan bahaya).
6.4.2. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih aman).
6.4.3. Perancangan (perancangan/perencanaan/modifikasi instalasi
sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area supaya menjadi aman).
6.4.4. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di
tempat kerja).
PT MANUPPAK ABADI
No.Dok 022/SOP-MA/HSE/2021
Standard Operating Procedure No.Rev 1
Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Tanggal 5 Januari 2021
Bahaya Serta Risiko Halaman 5
6.4.5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/resiko tinggi).