Anda di halaman 1dari 8

STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)


NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 1 dari 8

1. TUJUAN :
Untuk memastikan proses identifikasi bahaya, penilaian dan pengelolaan risiko K3LH berjalan
secara efektif sehingga dapat menekan insiden K3LH

2. RUANG LINGKUP :
2.1 SOP ini dimulai dari menetapkan area / aktifitas pekerjaan sampai dengan mengkaji
perubahan level risiko K3LH
2.2 SOP ini menjabarkan peranan fungsi dari foreman, supervisor, superintendent, PJA dan
PJO

3. REFERENSI :
3.1 ISO 14001 : 2015 tentang Lingkungan elemen 4.3.1 (Aspek Lingkungan)
3.2 ISO 45001 : 2018 tentang manajemen K3 eleman 4.3.1 (Identifikasi Bahaya, Penilaian
Risiko dan Penetapan Kendali)
3.3 Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik
dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 14 ayat (4) huruf (a) angka
(1)
3.4 Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik lampiran III

4. DEFINISI SINGKATAN :
4.1 Bahaya K3
Bahaya merupakan benda, bahan (zat) aktifitas atau kondisi yang potensial menyebabkan
cidera kerusakan atau kerugian
4.2 Aspek Lingkungan
Elemen dari suatu aktifitas, produk dan jasa organisasi yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan
4.3 Dampak Lingkungan
Perubahan apapun terhadap lingkungan baik merugikan atau menguntungkan baik secara
keseluruhan atau sebagian yang dihasilkan dari aspek penting suatu organisasi
4.4 Potensi Risiko K3
Insiden K3 (nearmiss, first aid, LTI, Fataliti, gangguan kesehatan / PAK) dan kerusakan
property yang muncul akibat dari adanya bahaya K3
4.5 Lingkungan
Keadaan sekeliling organisasi berinteraksi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber
daya alam, flora, fauna, manusia dan interaksinya

Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,

SHE Officer Penanggung Jawab Operasional

1|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 2 dari 8

4.6 Risiko K3LH


Aspek lingkungan / bahaya K3 dan dampak lingkungan / potensi risiko K3 dan kombinasi
dari frekuensi dan konsekuensinya atau “Risiko” didefinisikan sebagai : adanya
‘kesempatan’ atau ‘kemungkinan’ satu atau lebih keadaan bahaya yang dapat terjadi dan
mengakibatkan kerugian (nearmiss, first aid, LTI, gangguan kesehatan / PAK, fatality)

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


5.1 Setiap PJO bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko (IBPR) dilaksanakan dilokasi kerjanya
5.2 Semua anggota management lini harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
proses IBPR dilaksanakan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya
5.3 Semua karyawan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses IBPR dijalankan
setiap hari ditempat mereka bekerja

6. LAMPIRAN
6.1 Form Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR)
6.2 Tabel Penilaian Risko K3LH

7. PROSEDUR DAN KETENTUAN


PENETAPAN KONTEKS RISIKO
7.1 Penetapan Faktor Internal
7.1.1 Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin,
7.1.2 Perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan atau bahan / material,
7.1.3 Modifikasi pada Sistem Keselamatan Pertambangan, perubahan sementara, dampak
operasi, proses dan kegiatan,
7.1.4 Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan di dalam lokasi kerja,
7.1.5 Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan
keadaan darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses,
7.1.6 Ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, standar dan/atau prosedur
keselamatan pertambangan yang ada, atau ketidakpatuhan terhadap tindak lanjut
rekomendasi insiden,
7.1.7 Factor personel pekerja,
7.1.8 Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
termasuk kemampuan adaptasi manusia,
7.1.9 System dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan,
7.1.10 Pengamanan instalasi,
7.1.11 Kelayakan sarana prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan,
7.1.12 Kompetensi tenaga teknik,
7.1.13 Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.

2|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 3 dari 8

7.2 Penetapan Faktor Eksternal


7.2.1 Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam dan lingkunan yang
kompetitif secara lokal, nasional, regional dan internasional,
7.2.2 Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak terhadap tujuan
organisasi persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal,
7.2.3 Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang
dilakukan oleh perusahaan jasa pertambangan dan para tamu,
7.2.4 Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan diluar lokasi kerja,
7.2.5 Bahaya-bahaya yang teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja, yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang di tempat kerja yang berada
dalam kendali perusahaan,
7.2.6 Infrastruktur, peralatan dan bahan-bahan ditempat kerja yang disediakan oleh pihak
lain,
7.2.7 Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
serta pengendalian yang diperlukan,
7.2.8 Hal-hal lain yang mempengaruhi Keselamatan Pertambangan

7.3 Penetapan Konteks dalam Proses Manajemen Risiko


A. Pertimbangan sumber daya yang akan digunakan, penetapan tanggung jawab dan
wewenang, serta pendokumentasian rekaman pengelolaan risiko,
B. Kesesuaian pendekaan manajemen risiko yang diterapkan sesuai dengan situasi
perusahaan
C. Penetapan konteks dalam suatu manajemen risiko antara lain :
7.3.1 Ruang lingkup,
7.3.2 Kegiatan, proses, fungsi, proyek, produk, jasa atau asset dalam hal waktu dan lokasi
serta tujuan dan sasaran,
7.3.3 Hubungan antara proyek tertentu atau kegiatan dengan proyek-proyek lainnya atau
kegiatan perusahaan,
7.3.4 Metodologi penilaian risiko,
7.3.5 Cara kerja yang dievaluasi dalam manajemen risiko,
7.3.6 Keputusan yang harus dibuat,
7.3.7 Kerangka studi yang diperlukan

7.4 Penetapan Kriteria Risiko


Kriteria penetapan risiko antara lain :
7.1.1 Jenis risiko,
7.1.2 Konsekuensi / keparahan yang dapat terjadi dan cara mengukurnya,
7.1.3 Kemungkinan / probabilitas yang dapat terjadi dan cara mengukurnya,
7.1.4 Penentuan tingkat risiko,
7.1.5 Tingkat risiko yang dapat diterima atau ditoleransi,
7.1.6 Tingkat risiko yang memerlukan pengendalikan

3|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 4 dari 8

Formula yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko, yaitu :

R=PxSxF

Dimana :
R = Risiko
P = Probabilitas / Kemungkinan
S = Severity / Keparahan
F = Frekuensi

Probabilitas, Keparahan dan Frekuensi harus dihitung dalam skala 1  (P/S/F)  5 dan Risiko
dinyatakan dalam skala 1  (R)  125.

PROBABILITAS / KEMUNGKINAN (P) 1  P  5


1. Tidak Terdapat Kemungkinan Terjadi
2. Kemungkinan Terjadi Lebih Kecil Daripada Rata-rata
3. Kemungkinan Terjadi Rata-rata
4. Kemungkinan Besar Terjadi
5. Pasti Akan Terjadi
SEVERITY / KEPARAHAN (S) 1  S  5
1. Cedera Ringan atau PAK (Penyakit Akibat Kerja)
Kerusakan, Kehilangan, Kerugian Harta Benda < US$ 100.
Pencemaran lingkungan (tumpahan < 1 Liter)
2. Cedera Hari Hilang atau PAK tanpa Cacat Permanen
Kerusakan, Kehilangan, Kerugian Harta Benda (US$ 100 < & < US$ 1.000)
Pencemaran lingkungan (1 liter < tumpahan < 5 liter)
3. Cedera Hari Hilang atau PAK dengan Cacat Permanen
Kerusakan, Kehilangan, Kerugian Harta Benda (US$ 1.000 < & < US$ 5.000)
Pencemaran lingkungan (5 liter < tumpahan < 20 liter)
4. Cedera Berakibat Kematian atau PAK pada Satu Karyawan
Kerusakan, Kehilangan, Kerugian Harta Benda (US$ 5.000 < & < US$ 10.000)
Pencemaran lingkungan (20 liter < tumpahan < 50 liter)
5. Cedera Berakibat Kematian pada Banyak Orang
Kerusakan Harta Benda Besar ( US$ 10.000)
Pencemaran lingkungan (tumpahan > 50 liter)
FREKUENSI / KESERINGAN (F) (1  F  5)
1. Sedikit orang sekali dalam setahun (Jarang Melakukan) (Misal = 5 tahun sekali atau
lebih)
2. Beberapa orang setiap bulan / 3 bulanan (Tidak Biasa)
3. Beberapa orang setiap minggu (Kadang-Kadang)
4. Sedikit orang sekali setiap hari (Sering)
5. Banyak orang berkali-kali setiap hari (Terus-menerus)

4|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 5 dari 8

7.5 IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN RISIKO


Proses identifikasi bahaya harus mempertimbangkan :
7.5.1 Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin, dan aspek lingkungan yaitu Normal,
Abnormal dan Emergency,
7.5.2 Kegiatan dan proses yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang dilakukan
oleh Perusahaan Jasa Pertambangan dan para tamu,
7.5.3 Perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan, atau bahan/material,
7.5.4 Modifikasi pada sistem Keselamatan Pertambangan, perubahan sementara, dampak
operasi, proses, dan kegiatan,
7.5.5 Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan didalam dan diluar lokasi
kerja,
7.5.6 Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan
keadaan darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses,
7.5.7 Ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, standar dan/atau prosedur
Keselamatan Pertambangan yang ada, atau ketidakpatuhan terhadap tindak lanjut
rekomendasi insiden,
7.5.8 Faktor personel pekerja,
7.5.9 Bahaya-bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang yang di tempat kerja yang
berada dalam kendali Perusahaan,
7.5.10 Bahaya-bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja akibat kegiatan yang berkaitan
dengan pekerjaan yang berada dalam kendali Perusahaan
7.5.11 Infrastruktur, peralatan, dan bahan/ material di tempat kerja yang disediakan oleh
pihak lain,
7.5.12 Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
serta pengendalian yang diperlukan,
7.5.13 Desain area kerja, proses, instalasi peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
termasuk kemampuan adaptasi manusia,
7.5.14 Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan sarana, prasarana, instalasi, serta
peralatan pertambangan
7.5.15 Pengamanan instalasi,
7.5.16 Kelayakan sarana, prasarana, instalasi, serta peralatan pertambangan,
7.5.17 Kompetensi tenaga teknik,
7.5.18 Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.
7.5.19 Model tambahan perlakuan risiko K3LH juga wajib mengadopsi konsep sebagai
berikut :
1. Eliminasi
2. Substitusi (Reuse / Recycling)
3. Kendali Engineering
4. Kendali Administratif
5. Alat Pelindung Diri (APD)
 Model tambahan perlakuan risiko seperti yang dijelaskan diatas wajib dituangkan
ke dalam pilihan-pilihan sebagai berikut :

5|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 6 dari 8

1. Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program (SOP – BMC – SHE 05)


a. Ketika penanganan yang dilakukan adalah dalam bentuk eliminasi, substitusi dan
engineering control, maka wajib membuat TSP
b. Untuk level risiko critical (C) dan high (H) diprioritaskan untuk dibuat penanganan
dalam bentuk TSP. Tetapi jika pilihan pilihan eliminasi, subtitusi dan kontrol
engineering tidak bisa digunakan dengan alasan budget yang terbatas, belum ada
pilihan teknologi yang sesuai dan pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka
TSP tidak wajib dibuat, sehingga penanganannya cukup dalam bentuk JSA
2. Penetapan Kendali Operasional Mutu dan K3LH (SOP – BMC – SHE 08)
Pilihan ini adalah digunakan untuk mengakomodir kebutuhan akan kendali
administrative, yaitu dengan membuat SOP, JSA/WIN, formulir-formulir, rambu-
rambu dll
3. Pemantauan dan Pengukuran Karakteristik K3LH kegiatan pemantauan dan
pengukuran ditetapkan jika risiko K3LH ditetapkan dengan mekanisme
pemantauan / pengukuran, misalnya pemantauan kualitas udara, pemantauan
kualita sair, pemeriksaan berkala sensor-sensor mesin dll
4. Penanganan kondisi darurat (SOP – BMC – SHE 02)
5. Pengelolaan APD (SOP – BMC – SHE 06)

8 PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP PENILAIAN RESIKO


Pemantauan dilakukan secara periodic atau apabila :
8.1 Terjadi kecelakaan atau kejadian berbahaya
8.2 Terjadi penyakit akibat kerja
8.3 Terjadi perubahan dalam peralatan, instalasi dan / atau proses serta kegiatan perusahaan
8.4 Ada proses serta kegiatan baru dalam perusahaan

6|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 7 dari 8

DIAGRAM ALIR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

BAGAN ALIR KETERANGAN

1. Pengawas area wajib memastikan bahwa semua


MULAI aktifitas yang ada di lingkup areanya teridentifikasi,
baik aktifitas-aktifitas yang mencakup bangunan +
tanah, pabrik, pekerjaan dll. Klasifikasi pekerjaan
yang mungkin :
1. Menetapkan area
a. Berdasarkan area fisik / geografis yang ada di
yang akan dinilai
organisasi
risiko K3LH-nya b. Berdasarkan tahapan produksi
c. Berdasarkan tugas-tugas yang ada seperti
plant, produksi, logistik dll
2. Aktifitas/kegiatan 2. Proses kegiatan di turunkan ke dalam sub bagian
yang dilakukan pekerjaan sehingga lebih detail proses identifikasi
risiko yang dihadapinya
3. Proses identifikasi dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dengan cara :
3. Mengidentifikasi a. Sesi brainstorming
b. Riset dari sumber database industry
resiko K3LH
c. Mengkaji dokumen dan catatan / arsip
perusahaan
d. Wawancara
4. Melakukan analisa e. Inspeksi dan observasi
resiko K3LH
4. Penilaian risiko K3LH dengan meibatkan 3
komponen penilaian yaitu Probaility, Severity dan
Frekuensi
a. Probability merupakan komponen untuk menilai
5. Melakukan kemungkinan dampak lingkungan dan potensi
evaluasi resiko risiko K3
K3LH b. Severity merupakan dampak daripada suatu
kejadian yang berakibat adanya cidera atau
kerugian alat dan lingkungan. Penjelasan
6. Menetapkan mekanisme penilaian risiko K3LH jelasnya dapat
tambahan dilihat pada matriks penilaian risiko K3LH
perlakuan resiko c. Frekuensi merupakan komponen untuk menilai
K3LH
kemungkinan munculnya aspek lingkungan dan
bahaya K3
5. Evaluasi risiko K3LH diperlukan untuk melihat
apakah suatu risiko dapat diterima (acceptable)
A atau tidak dapat diterima (unacceptable). Low risk
merupakan risiko K3LH yang dapat diterima
(acceptable). Kemudian diatas low risk (Medium,
High, Critical Risk) merupakan risiko K3LH yang

7|Page
STANDART OPERATING PROCEDUR (SOP)
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBPR)
NO. SOP SOP-BMC-SHE 01 REVISI 1
TANGGAL 1 April 2019 HALAMAN 8 dari 8

tidak dapt diterima (unacceptable). Untuk risiko


A yang unacceptable, wajib ditetapkan tambahan
pengendalian risiko.
6. Model tambahan perlakuan risiko K3LH diterapkan
dengan memilih pilihan-pilihan alternatif sebagai
7. Meminta
berikut :
persetujuan a. Menghilangkan risiko K3LH, merupakan pilihan
yang paling diharapkan
b. Menurunkan frekuensi
c. Menurunkan konsekuensi
8. Melakukan review d. Menurunkan frekuensi dan Untuk risiko-risiko
terhadap resiko K3LH yang low risk, perlakuan risiko boleh
K3LH yang sudah ditambahkan dengan menerapkan kendali
ditetapkan operasional dan atau dengan pemantauan dan
pengukuran.
7. Meminta persetujuan pengawas area
8. Melakukan review terhadap risiko K3LH dari
pengawas area selama proses berjalan.
SELESAI

8|Page

Anda mungkin juga menyukai