Anda di halaman 1dari 12

ASR PT.

AIR SURYA RADIATOR

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

Prosedur Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan, Penilaian dan


Judul Dokumen
Pengendalian resiko
No. Dokumen SHEP-ASR-01
No. Revisi 02
Tanggal Berlaku 25/ 08/ 2020

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Disusun Oleh Ketua Tim K3LL Demi Rama F 25/08/2020

Wakil
Diperiksa Oleh G. Eka Ananta 25/08/2020
Manajemen

Disetujui Oleh Direktur Made Widana 25/08/2020

Dokumen ini milik PT. AIR SURYA RADIATOR dan tidak boleh disalin atau digunakan
untuk keperluan lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari manajemen PT. AIR SURYA RADIATOR
PROSEDUR No.Dokumen SHEP-ASR-01

ASR
IDENTIFIKASI BAHAYA & ASPEK Tanggal 25-08-2020
LINGKUNGAN, PENILAIAN DAN Revisi 02
PENGENDALIAN RESIKO Halaman 1 / 12

LEMBAR DISTRIBUSI DOKUMEN

Distribusi
No.copy Keterangan
Penerima Copy Dokumen

01  Management Representative

02  Tim K3LL

03  Production

04  Marketing

05  Planning & Engineering

06  Purchasing

07  WareHouse

08  HRD & GA

09  Quality Control
RIWAYAT REVISI DOKUMEN

No. Revisi Tanggal Bagian Uraian Revisi Disetujui Oleh


00 05-02- Referen Permenaker 05/Men 1996 Top Manajemen
2011 si

02-04- Referen Ganti undang – undang referensi


01 Top Manajemen
2014 si permenaker 05/MEN/1996 menjadi
PP 50 tahun 2012

02 25-08- Tanggal Perubahan Tanggal dan Tahun


2020 & Top Manajemen
Tahun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman muka / lembar pengesahan 1
Lembar Distribusi 2
Riwayat Revisi Dokumen 3
Daftar Isi 4
1. Tujuan 5
2. Ruang Lingkup 5
3. Referensi 5
4. Definisi 5
5. Tanggung jawab dan Wewenang 6
6. Uraian Prosedur 6-7
7. Lampiran 8
8. Form/Rekaman terkait 8-11
7.
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan agar semua potensi bahaya didentifikasi, dinilai risikonya serta
dilakukan upaya pengendalian risiko. Demikian juga aspek lingkungan yang ada dapat
diidentifikasi dan dilakukan pengendalian terhadap dampak yang dihasilkan.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan, penilaian risiko
dan dampak lingkungan dan menentukan tindakan pengendalian risiko/dampak yang sesuai.
Bahaya yang dimaksud dapat berasal dari material, produk, peralatan, proses baik lama
maupun yang baru atau hasil modifikasi, laporan karyawan/tamu, hasil inspeksi, audit dsb.
Aspek lingkungan yang dimaksud berasal dari aktifitas organisasi, produk dan jasa

3. REFERENSI
- PP 50 Tahun 2012 Perencanaan Rencana Strategi
- PP 50 Tahun 2012 Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem Manajemen K3
- Standar ISO 14001:2004 Klausul 4.3.1 tentang Aspek Lingkungan
- Manual SMK3

4. DEFINISI
- Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera atau sakit (bagi
pekerja, pengunjung atau masyarakat sekitar) atau kerusakan terhadap fasilitas atau
properti perusahaan.
- Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi cedera, sakit atau kerusakan terhadap fasilitas
atau properti perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.
- Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan menggunakan
parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.
- Pengendalian risiko, menurut hierarki, adalah :
 Eliminasi (menghilangkan) bahaya
 Substitusi (mengganti) misalnya peralatan atau bahan kimia
 Rekayasa Engineering misalnya dengan menambahkan guarding atau penutup
 Pengendalian secara Administrasi misalnya pengawasan, pelatihan, rotasi
 Alat Pelindung Diri (APD)
PROSEDUR No.Dokumen SHEP-ASR-01

ASR
IDENTIFIKASI BAHAYA & ASPEK Tanggal 25-08-2020
LINGKUNGAN, PENILAIAN DAN Revisi 02
PENGENDALIAN RESIKO Halaman 1 / 12

- Lingkungan
Keadaan sekeliling dimana organisasi beroperasi termasuk udara, air, tanah, sumberdaya
alam,flora, fauna, manusia dan interaksinya.
- Aspek Lingkungan
Unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan
- Dampak Lingkungan
Setiap perubahan pada lingkungan baik yang merugikan maupun bermanfaat yang
keseluruhannya atau sebagian yang disebabkan oleh aspek lingkungan
- Lindungan Lingkungan
Upaya pengendalikan, pengawasan dan perlindungan lingkungan kerja dengan cara
penerapan perencanaan kegiatan, praktek dengan menggunakan sumberdaya, metode,
prasanana yang sesuai dan efektif dengan menghilangkan bahaya-bahaya yang ada dan
potensial dalam lingkungan kerja yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
berdampak pada pencemaran lingkungan hidup dilingkungan kerja.

5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


- Kepala Bagian bertanggung jawab mengidentifikasi bahaya dan aspek lingkungan,
menilai risiko dan melakukan tindakan pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian
bila dianggap perlu.
- Ketua Tim K3LL bertanggungjawab melakukan peninjauan terhadap hasil identifikasi
bahaya dan aspek lingkungan
- Management Representative mengesahkan hasil identifikasi bahaya dan aspek lingkungan

6. URAIAN PROSEDUR

6.1. Identifikasi Bahaya


6.1.1. Identifikasi bahaya / aspek lingkungan dari aktifitas, produk dan jasa.
6.1.1.2. Setiap bagian melaksanakan identifikasi potensi bahaya dan aspek
lingkungan dari kegiatan / aktifitas, produk dan jasa di area masing-masing
yang relevan dengan cara:
a. Memperhatikan kegiatan operasional secara rutin atau non rutin yang
berpotensi menimbulkan bahaya K3.
Kondisi normal, abnormal, start up, start down dan kondisi darurat
PROSEDUR No.Dokumen SHEP-ASR-01

ASR
IDENTIFIKASI BAHAYA & ASPEK Tanggal 25-08-2020
LINGKUNGAN, PENILAIAN DAN Revisi 02
PENGENDALIAN RESIKO Halaman 4/12

yang terkait dengan aspek lingkungan


b. Dengan memperhatikan kondisi tersebut diatas, maka dilakukan
identifikasi bahaya dan aspek lingkungan meliputi :
 Bahaya K3 dikelompokkan menjadi :
- Bahaya fisika
- Bahaya Kimia
- Bahaya Biologi
- Ergonomis
- Psycocondition

 Aspek penting mempertimbangkan:


- buangan air limbah atau air yang terkontaminasi dengan bahan-
bahan lain.
- buangan limbah padat B3 dan Non B3
- emisi debu
- emisi gas buang
- kebisingan, bau dan getaran
- konsumsi sumber daya alam terbaharui dan tidak terbaharui
- pemakaian Gas Ozone Depletion Substances (ODS) seperti Freon
dan Halon
- kerusakan ekosistem dan keanekaragaman hayati (pembinasaan /
penghilangan flora dan fauna).
- Bahaya Fisika
- Bahaya Kimia
- Bahaya Biologi

c. Resiko K3 dan dan dampak lingkungan yang merupakan hubungan


sebab-akibat bahaya K3 dan aspek lingkungan diidentifikasi dengan
meninjau dan mempertimbangkan media atau badan lingkungan
penerima aspek lingkungan dan K3. (tanah, perairan, udara sekitar,
flora, fauna dan manusia). Contoh dampak penting lingkungan dan
resiko K3 sebagai berikut :

 Resiko K3 meliputi :
- Cidera ( Kematian, Cacat, Luka)
- Penyakit akibat kerja
- Gangguan Kenyamanan Kerja
 Dampak lingkungan meliputi :
- pencemaran udara
- pencemaran badan air (sungai/parit)
- pencemaran tanah
- pencemaran air tanah
- penipisan ketersediaan sumber daya alam dan energi
PROSEDUR No.Dokumen SHEP-ASR-01

ASR
IDENTIFIKASI BAHAYA & ASPEK Tanggal 25-08-2020
LINGKUNGAN, PENILAIAN DAN Revisi 02
PENGENDALIAN RESIKO Halaman 1 / 12

- pengurangan dan hilangnya keanekaragaman hayati


- penipisan lapisan ozon bumi

6.1.1.2. Setiap bagian terkait melaksanakan penilaian/evaluasi terhadap setiap


bahaya dan aspek K3LL yang timbul atau berpotensi timbul dengan
menggunakan matriks sebagai berikut :

MATRIKS ANALISA RESIKO


Peluang
kejadian
Frekuensi
tinggi, A H E E E
1x/ hari
Frekuensi
sedang, B M H E E
1x/ minggu
Kadang-
kadang, C L M H E
1x/ bulan
Jarang,
D L L M H
1x/ tahun
Sangat
jarang, E L L L M
(1x/ 5 tahun)
Sangat tidak
mungkin (>
F L L L L
1x/ > 5
tahun)
Tingkat Keparahan ( severity)
MINOR MEDIUM CRITICAL CATASTROPHIC
4 3 2 1
I Peraturan K3LL  Tidak ada  Ada regulasi dan  Ada regulasi dan Kasus Pelanggaran
regulasi yang memenuhi masih melanggar, Berat:
mengatur, atau peraturan, atau atau  Campur tangan
 Tidak ada  Ada peraturan  Ada peraturan pemerintah untuk
peraturan perusahaan dan perusahaan dan menghentikan /
perusahaan yang memenuhi masih melanggar menutup operasi
mengatur atau
kemungkinan
dituntut secara
hukum
 Pelanggaran
hukum berat

II Keselamatan  Kasus ringan  Kasus sedang  Kasus berat /  Kematian dari


Kerja &  Perawatan  Perawatan Medis serius karyawan maupun
Kesehatan dengan P3K  Perawatan 1-3 hari  Patah tulang serius bukan karyawan
Kerja  Perawatan Medis  Amputasi Bagian dalam kondisi yang
 Bisa segera Tubuh berhubungan
bekerja kembali  Luka bakar tingkat dengan aktivitas
2 atau 3 perusahaan.
 Luka-luka yang
memerlukan
perawatan darurat
lebih dari 3 hari
 Kecelakaan yang
menyebabkan
cacat permanen
III Peristiwa /  Pelaporan insiden  Insiden  Insiden  Insiden
Insiden dilingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan air, internal kecil/Minor, kecil/Minor besar/Major,
air tanah,  Kejadian dibatasi  Kejadian dibatasi dengan Sangat berarti
tanah, udara ) dalam bangunan didalam lokasi. kemungkinan atau luas atau
saja tanpa Atau diluar dapat menarik kerusakan jangka
dampak yang lokasi/pada tanah perhatian panjang pada
berarti yang tidak berarti interested party habitat,
atau terbatas dan dan/atau dampak sumberdaya,
kerusakan bersifat yang berarti pada margasatwa dan
sementara pada reputasi bisnis, komunitas
lingkungan dll. sekitarnya.
IV Kerugian -Kejadian dapat -Kerusakan skala -Kerusakan pada -Kerusakan
terhadap terkontrol, kecil, atau < Rp. area yang lebih meliputi seluruh
Properti, biaya kerugian dpt 100.000 luas, atau Rp. tempat, atau >
perawatan, dan diabaikan -Kerugian Kecil 100.000- Rp.1000.000
pemulihan 1.000.000 -Kerugian Besar
termasuk -Kerugian Sedang
penggunan SDA - SDA sesuai - SDA 10-20% -SDA 21-50% diatas SDA lebih besar
budget diatas budget budget 50% diatas bidget

V Dampak pada - Tidak ada - Pelaporan kejadian - Kejadian menarik - Kejadian menjadi
media massa dampak; hanya ditingkat perhatian media perhatian dunia
- Hanya lokal nasional
memerlukan
komunikasi
internal
VI Gangguam - Tidak ada - Gangguan kurang - Lebih dari 1 jam – - Lebih dari 1 hari
Proses gangguan dari 1 jam kurang dari 1 hari
Pekerjaan

6.2. Penilaian Resiko K3 dan Dampak Lingkungan


6.2.1. Bagian Terkait dalam menentukan tingkat penting atau tidaknya resiko/dampak
K3LL kegiatan operasi dilaksanakan dengan cara :
a. Penting bila nilai masuk kedalam matriks analisa resiko yang berwarna kuning
dan merah ( Extreme, High dan Medium)
b. Tidak penting bila nilai masuk kedalam matriks analisa resiko yang berwarna
putih ( Low )
c. Hasil akhir penilaian merupakan Peluang terjadi ( A/B/C/D/E/F ) dengan
tingkat keparahan tertinggi.
6.2.2. Setiap Bagian Terkait membuat dan menyusun Pengelompokan bahaya/aspek
K3LL dari identifikasi bahaya/Aspek dengan mengelompokan berdasarkan
penilaian resiko/dampak K3LL yang terjadi dan untuk menentukan sasaran dan
program.
6.2.3. Seluruh potensi bahaya/aspek K3LL yang tidak termasuk daftar sasaran dan
program harus ditindaklanjuti dengan membuat, menyusun dan melaksanakan
prosedur K3LL bagi pengendalian operasinya atau instruksi kerja, pengendalian
administrasi atau penggunaan APD
6.3. Penetapan Program K3LL
6.3.1. Kepala Divisi terkait menetapkan daftar bahaya/aspek K3LL yang penting dari
masing-masing fungsi dari hasil langkah 6.2, maka ditetapkan sebagai Sasaran dan
Program K3LL Tahunan.
6.3.2. Penetapan skala prioritas dari daftar bahaya / aspek penting K3LL adalah sebagai
berikut : :
a. Skala prioritas E (Extreme) bila timbul ancaman yang sangat kritis dan
serius terhadap K3LL serta kelangsungan kegiatan perusahaan (contoh :
ketidaktaatan terhadap peraturan perundangan atau seringnya terjadi
kecelakaan kerja akibat belum adanya upaya pencegahan dan pengendalian
operasi dan pencemaran lingkungan skala besar).
b. Skala prioritas H (High) bila ancaman terhadap K3LL serta kelangsungan
kegiatan perusahaan sedang, akibat kurangnya upaya pencegahan dan
pengendalian (contoh : beresiko tinggi terhadap K3LL dalam kondisi rutin
dan normal).
c. Skala prioritas M (Medium) bila ancaman K3LL serta kelangsungan
kegiatan perusahaan kecil dan ringan (contoh: beresiko rendah terhadap
PROSEDUR No.Dokumen SHEP-ASR-01

ASR
IDENTIFIKASI BAHAYA & ASPEK Tanggal 25-08-2020
LINGKUNGAN, PENILAIAN DAN Revisi 02
PENGENDALIAN RESIKO Halaman 10 / 12

K3LL dalam kondisi non rutin, abnormal ).


d. Skala prioritas L (Low) bila tidak terdapat ancaman terhadap K3LL serta
kelangsungan kegiatan perusahaan (contoh: resiko terhadap K3LL dalam
kondisi non rutin dan abnormal).
e. Kategori Pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Dibuatkan Program K3LL (Eliminasi, Substitusi,dan Re Engineering)
apabila masuk dalam kategori 1 yaitu Extreme dan High dari kategori
penilaian.
2. Dilakukan pengendalian administrasi ( Training, Instruksi Kerja,
Sosialisasi ) dan penggunaan APD) apabila masuk dalam kategori 2 yaitu
Medium
3. Apabila dengan mempertimbangkan biaya dan kesulitan teknologi,
maka program pada kategori Extreme dan High pada kondisi tertentu bisa
ditanggulangi dengan penggunaan APD sampai pembuatan program
Eliminasi, Substitusi,dan Re Engineering dapat dilaksanakan.
4. Untuk kategori 3 yaitu Low dilakukan pengendalian dengan
menjalankan prosedur yang ada secara efektif dan dilakukan inspeksi rutin
untuk mengetahui konsistensi penerapan prosedur.

6.3.3. Penetapan tujuan, sasaran K3LL juga dapat dilakukan secara musyawarah dari
jajaran manajemen (misalnya: adanya usulan atau pandangan dari pihak eksternal
yang relevan, karena kondisi mendesak dan pertimbangan lainnya), dan hal ini
harus melalui rapat manajemen.
6.3.4. Sasaran K3LL ditetapkan dengan mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan
kemampuan pembiayaan yang timbul dan harus :
a. Sesuai dengan Kebijakan PT. AIR SURYA RADIATOR
b. Spesifik (secara jelas untuk area atau fungsi tertentu dengan topik
tertentu pula)
c. Terukur (ada angka / nilai tertentu yang akan dicapai, jika
memungkinkan)
d. Dapat dilaksanakan dan dicapai.
e. Jelas jangka waktu pencapaiannya.
6.4. Pemeliharaan Potensi bahaya/Aspek K3LL
6.4.1. Identifikasi bahaya/aspek K3LL dari kegiatan, produk dan jasa operasional PT.AIR
SURYA RADIATOR diperbaharui setiap tahun sekali.
6.4.2. Perubahan daftar identifikasi bahaya/Aspek lingkungan dan penilaian resiko dapat
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti :
a. Perubahan peraturan perundangan dan persyaratan K3LL lainnya, perubahan visi
dan misi PT. AIR SURYA RADIATOR, perubahan kebijakan PT. AIR SURYA
RADIATOR dan serta pandangan, keinginan dan persyaratan dari pihak-pihak
berkepentingan.
b. Perubahan operasional, teknologi atau adanya pengembangan operasi / fasilitas
baru.
c. Tindakan koreksi dan hasil audit (internal dan eksternal).
6.4.3. Perubahan daftar identifikasi bahaya/aspek K3LL dan penilaian resiko K3LL
diserahkan kepada Tim K3LL
6.4.4. Kepala bagian terkait mengkaji ulang, mengevaluasi perubahan daftar identifikasi
bahaya/aspek K3LL dan penilaian resiko K3LL.
6.4.5. Management Representative mengesyahkan perubahan Identifikasi bahaya/aspek
K3LL dan penilaian resiko K3LL
6.5. Analisa Keselamatan Kerja ( JSA)

Pada saat melakukan pekerjaan baik dilokasi perusahaan atau area kerja pelanggan maka
sebelum memulai bekerja harus membuat analisa keselamatn kerja ( JSA ) yang
menerangkan bagaimana aktifitas berbahaya yang potensial, ditinjau dan dianalisa untuk
meyakinkan bahwa semua tahapan dikerjakan untuk mengendalikan bahaya yang
teridentifikasi pada pekerjaan baru, bahaya potensial dikurangi dan untuk menyediakan
lingkungan kerja aman bagi karyawan dan juga kontraktor.

7. FORM/REKAMAN TERKAIT
a. Form Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan dan Penilaian Resiko ( SHEF-ASR-01/A1)
b. Form Pengelompokan Bahaya K3 LL(SHEF-ASR-01/A2)
c. Form Job Safety Analysis (SHEF-ASR-01/A

Anda mungkin juga menyukai