Anda di halaman 1dari 8

PT.

GENESINDO ENERGI NUSANTARA


SISTEM MANAJEMEN K3
PROSEDUR IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK /
DAMPAK
LINGKUNGAN DAN BAHAYA/RISIKO K3
(HIRARC) No.Dok. PK3/002/112-0012
1. TUJUAN
Untuk memberikan panduan bagi seluruh Unit PT TROIS DIPA DERMAGA dalam
melaksanakan Identifikasi dan Penilaian Aspek / Dampak Lingkungan dan Bahaya / Risiko
K3 sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Standar Sistem Manajemen Lingkungan dan K3.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman meliputi tugas dan tanggug jawab, proses identifikasi aspek
lingkungan dan bahaya K3, proses evaluasi dampak lingkungan dan risiko K3, Verifikasi
hasil identifikasi dan evaluasi, pengkategorian dampak dan risiko, periode identifikasi dan
evaluasi, proses komunikasi dan dokumentasi serta petunjuk pengisian formulir risk
assessment.

3. REFERENSI
1. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan SMK3
2. Standart SML ISO 14001 : 2004
3. Standart OHSAS 18001 : 2007

4. DEFINISI
1. Aspek lingkungan adalah setiap kegiatan unit usaha yang berinteraksi langsung maupun
tidak langsung dengan lingkungan hidup
2. Dampak lingkungan adalah dampak kegiatan atau ussaha yang berpengaruh terhadap
kelestarian lingkungan.
3. Bahaya potensial K3 adalah setiap potemsi bahaya yang dapat terjadi dari suatu kegiatan
usaha
4. Risiko K3 adalah dampak / akibat yang ditimbulkan dari kegiatan unit / usaha terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja
5. Penilaian Risiko K3 adalah bagian dari serangkaian proses manajemen risiko untuk
menilai tingkat risiko dari suatu kegiatan atau usaha terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja.

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
6. Penilaian Dampak lingkungan adalah bagian dari serangkaian proses manajemen risiko
untuk menilai tingkat dampak dari suatu kegiatan atau usaha terhadap lingkungan.

5. PEDOMAN UMUM
5.1 Tugas dan Tanggung Jawab
 Safety Officer
1. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan identifikasi dan evaluasi aspek
/ dampak Lingkungan dan bahaya/risiko K3 di seluruh area kerja.
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan peninjauan ulang pedoman Identifikasi
dan Evaluasi aspek / dampak lingkungan dan bahaya / risiko K3
3. Melaporkan kegiatan identifikasi dan evaluasi aspek / dampak lingkungan dan
bahaya / risiko K3 di sleuruh Unit pada Rapat Tinjauan manajemen.
 Direktur Utama
1. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan sumberdaya manusia, fasilitas dan
finansial untuk terlaksananya kegiatan identifikasi dan evaluasi aspek / dampak
lingkungan dan bahaya / risiko K3
2. Melaporkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/dampak lingkungan dan
bahaya/risiko K3 kepada PT TROIS DIPA DERMAGA secara berkala sesuai
ketentuan.
 Staf Ahli K3 Umum
1. Memastikan bahwa prosedur kegiatan identifikasi dan evaluasi/dampak lingkungan
dan bahaya/risiko K3 telah ditetapkan dengan mengacu pada pedoman yang telah
ditetapkan
2. Melaporkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek/dampak lingkungan dan
bahaya/risiko K3 kepada Direktur Operasional
 Anggota Tim Identifikasi dan Evaluasi Aspek/Dampak Lingkungan dan
Bahaya/Risiko K3
Melaksanakan kegiatan identifikasi dan evaluasi aspek/dampak lingkungan dan
bahaya/risiko K3 kelompoknya masing-masing dengan arahan koordinator.
5.2 Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC)
HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam menerpakan SMK3
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Klausul 4.3.1 pada OHSAS 18001:2007 mengharuskan

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
organisasi/perusahaan yang akan menerapkan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007
melakukan penyusunan HIRARC pada perusahaannya. HIRARC dibagi menjadi 3 tahap
yaitu identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assesment), dan
pengendalian risiko (risk control).
a. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Identifikasi bahaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya dari
suatu bahan, alat, atau sistem (Department of Occupational Safety and Health).
Sumber bahaya yang ditemukan akan dijabarkan menjadi 5 faktor yaitu man, methode,
material, machine, dan environment.
b. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Potensi bahaya yang ditemukan pada tahap identifikasi bahaya akan dilakukan
penilaian risiko guna menentukan tingkat risiko (risk rating) dari bahaya tersebut.
Penilaian risiko dilakukan dengan berpedoman pada skala Australian Standart / New
Zealand Standart for Risk Management (AS/NZS 4360:2004). Ada 2 parameter yang
digunakan dalam penilaian risiko, yaitu probability dan severity. Skala penilaian risiko
dan keterangannya yang digunkaan dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3.
Tabel 1. Skala “Probability” pada standar AS/ZS 4360

Tingkat Deskripsi Keterangan


5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
4 Likely Sering terjadi
3 Possible Dapat terjadi sekali-sekali
2 Unlikely Jarang terjadi
1 Rare
Hampir tidak pernah, sangat jarang
terjadi.
Tabel 2. Skala “severity” pada standar AS/NZS 4360
Tingkat Deskripsi Keterangan
1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial
sedikit
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedikit
3 Moderate Cedera sedang, perlu peananganan medis,
kerugian finansial besar
4 Major Cedera berat > 1 orang, kerugian besar,
gangguan produksi
5 Catastrophic Fatal > 1 orang, kerugian sangat besar dan

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
dampak sangat luas, terhentinya seluruh
kegiatan.
Tabel 3. Skala “Risk matrix” pada standar AS/NZS 4360

Frekuens Dampak Risiko


i Risiko
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H E E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H

c. Pengendalian Risiko (Risk Control)


Hasil dari risk assesment akan dijadikan dasar untuk melakukan risk control, Risk
control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari suatu potemsi bahaya yang
ada. Bahaya yang masuk dalam kategori moderate risk, high risk dan extreme risk
akan ditindaklanjuti dengan risk control. Pengendalian risiko dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko.
5.3 Periode Identifikasi
Periode Identifikasi dan Penilaian Risiko dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Setiap 2 (dua) tahun sekali untuk semua kegiatan atau aktivitas
b. Setiap ada tambahan pekerjaan atau proses baru dilakukan identifikasi, khusus yang
menyangkut perubahan tersebut
c. Setiap 1 (satu) tahun sekali untuk aktivitas / kegiatan dengan Kategori risiko III atau
mayor
d. Setiap 6 (enam) bulan sekali untuk aktivitas/kegiatan dengan Kategori IV atau tinggi
e. Setiap terjadinya insiden.
5.4 Komunikasi dan Dokumentasi
Komunikasi dan Dokumentasi kegiatan identifikasi dan penilaian Risiko LK3
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kegiatan Identifikasi dan Penilaian Risiko LK3, di dokumentasikan denga
menggunakan formulir terlampir
2. Cara pengisian formulir sesuai dengan ketentuan dalam pedoamn ini

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
3. Bidang LK3, mengendalikan seluruh dokumen yang terkait dengan kegiatan
identifikasi dan penilaian risiko LK3
4. Bidang LK3 mengkomunikasikan hasil identifikasi dan peniulaian risiko, program
pengendalian risiko Lk3 sesuai dengan Prosedur Komunikasi dan Konsultasi yang
ditetapkan.
5.5 Pengisian Formulir Risk Assesment
Pengisian Formulir FK3/002/112-012 dilaksanakan dengan ketentuan sbb :
1. Informasi Area
a. Bagian / bidang : isi dengan nama bagian / bidang tempat dilakukannya
identifikasi dan penilaian risiko (missal Bidang Stevadore, Foreman, Umum, LK3,
dll)
b. Area / Lokasi : isi dengan area / tempat/ lokasi pelaksanaan identifikasi dan
penilaian risiko LK3, termasuk kode area bila ada, misal area Pelabuhan Jetty.
c. Penanggung jawab : isi pejabat yang bertanggung jawab pada area atau proses.

2. Kolom Format :
1. No : isi dengan nonmor urut dengan kode area
2. Aktivitas, produk dan jasa : isi dengan aktivitas, pekerjaan, bisa berupa aktivitas,
produk dan jasa
3. Sub Aktivitas, produk dan jasa : isi dengan sub atau bagian dari aktivitas
pekerjaan, bisa berupa aktivitas, produk dan jasa.
4. K3 / L : isi dengan aspek K3 untuk keselamatan dan kesehatan kerja, L untuk
lingkungan.
5. Potensi/ Aktual aspek/ bahaya : isi dengan aspek/bahaya yang timbul dari suatu
aktivitas/ produk dan jasa yang actual ataupun berpotensi untuk terjadi mengacu
pada Tabel A : Daftar Aspek Lingkungan dan Bahaya K3.
6. Kondisi : isi dengan kondisi dari aktivitas, produk dan jasa, dengan ketentuan :
1) R → Rutin (K3) : bahaya yang actual terjadi atau berpotensi terjadi akibat
adanya aktivitas, produk dan jasa rutin yang dilakukan.
2) NR → Non Rutin (K3) : Bahaya yang aktual terjadi atau berpotensi terjadi
akibat adanya aktivitas, produk dan jasa tidak rutin yang dilakukan atau
aktivitas yang tidak biasa atau sesekali dilakukan

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
3) N → Normal (L) : Aspek yang biasa timbul akibat adanya aktivitas, produk
dan jasa yang dilakukan
4) AN → Abnormal (L) : aspek yang tidak biasa timbul akibat adanya aktivitas
produk dan jasa
5) E → Kondisi Emergency / Keadaan darurat (LK3) bahaya actual atau
berpotensi terjadi di luar aktivitas rutin, tidak rutin, normal dan apnormal yang
menimbulkan risiko dan berdampak fatal terhadap manusia, bangunan dan
lingkungan, contoh kebakaran, ledakan, banjir, gempa, keracunan, kecelakaan,
pencemaran dan kebocoran gas.
7. Potensi / Aktual Dampak/ Risiko : isi dengan akibat / dampak dari timbulnya aspek
/ bahaya actual ataupun potensi risiko yang ditimbulkan dengan mengacu pada
Tabel B : Daftar Dampak Lingkungan dan Risiko K3.
8. Peraturan Perundangan atau Kebijakan LK3 Terkait : isi dengan peraturan
perundangan atau kebijakan LK3 terkait dengan aspek dan bahaya LK3.
9. Kemungkinan (P) : Penilaian risiko LK3
Isi dengan nilai seberapa sering kejadian timbul atau pernah terjadi sesuai Tabel C
: Nilai Kemungkinan.
10. Keparahan (S) : penilaian dampak dari risiko LK3 dengan mempertimbangkan
tingkat keparahan sesuai Tabel D : Nilai Keparahan
1) DL → Dampak Lingkungan : isi dengan luasnya dampak lingkungan yang
ditimbulkan
2) CM → Cedera Pada Manusia : isi dengan seberapa parah cedera yang terjadi
pada manusia
3) AS → Aset : isi dengan seberapa parah kerusakan property / barang atau
besarnya nilai kerugian yang terjadi.
4) RP → Reputasi Perusahaan : isi dengan reputasi perusahaan bila terjadi
risiko.
5) S → isi dengan nilai rata-rata darim keparahan :

11. Tingkat risiko awal : menentukan Tingkat Risiko Awal dengan rumus

Tingkat Risiko Awal = P x S


Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
12. Aspek Bahaya Signifikan : menentukan apakah aspek bahaya signifikan dengan
kriteria dalam Tabel E : Kriteria Aspek / Bahaya Penting.
13. Pengendalian yang ada saat ini (ECM) : menentukan apakah perusahaan memiliki
pengendalian untuk mengelola aspek LK3 contoh lihat Tabel F : Jenis
Pengendalian Risiko LK3.
14. Faktor ECM : menentukan apakah pengendalian yang ada saat ini (ECM) efektif
untuk mengendalikan aspek K3, isi dengan mengacu Tabel G : Kriteria
Penilaian Fakor ECM.
15. Tingkat Risiko : isi dengan tingkat risiko :
Tingkat Risiko = Tingkat Risiko Awal (kolom 11) x Faktor ECM (kolom 14)
16. Kategori Risiko : menentukan kategori risiko, isi dengan mengacu Tabel H :
Kategori Risiko dan tindakan yang dibutuhkan.
17. Pengendalian risiko : menentukan cara pengendalian yang diperlukan untuk
meningkatkan tingkat risiko yang dihasilkan, dengan cara :
1) Eliminasi
2) Subtitusi
3) Engineering
4) Administrasi
5) APD (Alat Pelindung Diri)
Pertimbangkan hirarki pengendalian. Kategori risiko harus berada maksimal
kategori risiko Kwardran II (Kolom 16) yaitu “dapat diterima” (risiko yang mampu
ditanggung perusahaan) dan jika ada peraturan yang mengikat (kolom 8).
18. Respon Manajemen merupakan juga bentuk control risiko terhadap hasil
identifikasi aspek lingkungan dan K3, dapat berupa :
 Program Manajemen terkait dengan Lingkungan dan K3, misalnya :
- Penggantian atau penambahan peralatan yang kurang & berbahaya
- Memberikan pengarahan pelatihan atau induksi.
- Melengkapi dan penggunaan APD, dsb nya

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen
Pengisian program manajemen diprioritaskan untuk aspek yang masuk dalam
kategori risiko kwadran ≥ III (kolom 16) dan evaluasi nilai assessment nya
penting / tinggi (kolom 12) serta kolom 17 jika ada pengendalian risikonya.
 Pembuatan Prosedur / IK / SOP, misalnya :
- Prosedur tanggap darurat
- Instruksi Kerja (IK) misal : IK pekerjaan confined space, hot work, hight at
work, dsb)
5.6 Lampiran
FK3/002/112-012 : Tabel Identifikasi Aspek / Bahaya dan Evaluasi Dampak / Risiko
Lingkungan dan K3

Dokumen ini tidak dapat digandakan tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen

Anda mungkin juga menyukai