NIM : 03040220107
Soal UAS
1. Rekonstruksi poin-poin penting dan substantif artikel yang sudah anda tulis dan anda
presentasi dalam diskusi kelas. (Jawaban antara 800-100 kata)
2. Seorang pembaharu muncul karena tantangan agar Islam tetap relevan dalam berbagai
situasi. Faktor apa yang membuat Syeikh M Abduh "tidak terbuai" dengan agitasi
politik Jamaluddin al-Afgani (jawaban minimal 500 kata)
3. Apa motivasi Sir Ahmad Khan di India bekerjasama dengan Inggris ? Apakah anda
bisa mengungkap perbedaan dan persemaan antar Sir Ahmad di India dengan Sayyid
Usman yang diangkat oleh Belanda sebagai mufti Islam di Batavia ? (Jawaban
maksimal 500 kata).
4. Setelah anda membaca pemikiran dan tantangan yang dihadapi oleh para pembaharu,
siapa diantara mereka yang paling anda kagumi ? Apa alasannya (Jawaban maksimal
500 kata).
Jawaban UAS
1
Khairiyanto, Pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh Serta Relasinya Dengan Realitas Sosial
di Indonesia, Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy, Vol. 1, No. 2, 2019.
2
Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 38.
Ahmad Khan percaya bahwa bekerja sama dengan Inggris dapat membantu
memperbaiki situasi ini dan memberikan kesempatan untuk kemajuan umat Muslim.
selain itu, ia terkesan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan sosial yang
dicapai oleh Barat, terutama dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ia
percaya bahwa nilai-nilai Barat seperti ilmu pengetahuan, rasionalitas, dan modernitas
dapat memberikan kontribusi positif dalam pembaruan dan kemajuan umat Muslim di
India. Ia juga mengadopsi pendekatan pragmatis dalam melihat hubungan dengan
penguasa kolonial Inggris. Ia menyadari bahwa Inggris memiliki kekuasaan yang
dominan di India pada saat itu dan melihat bekerja sama dengan mereka sebagai cara
untuk memperoleh manfaat dan mendapatkan dukungan dalam upaya pembaruan dan
pendidikan umat Muslim. Dalam pandangan Ahmad Khan, pemerintahan Inggris
adalah pemerintahan yang sah. Ia berpikir, jika muslim di bawah pemerintahan
Inggris maka muslim dapat hidup damai, hukum syari’at diberlakukan, dan dalam
banyak hal umat muslim bergantung kepada kebijakan pemerintahan Inggris.3
Sir Ahmad Khan di India dan Sayyid Usman yang diangkat oleh Belanda sebagai
Mufti Islam di Batavia memiliki perbedaan dan persamaan dalam konteks sejarah dan
perannya sebagai pemimpin Muslim. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
1) Mereka memiliki berada di lokasi dan kekuasaan yang berbeda Sir Ahmad
Khan beroperasi di India, sedangkan Sayyid Usman aktif di Batavia (sekarang
Jakarta), yang saat itu merupakan wilayah yang dikuasai oleh Belanda.
Keduanya berada di bawah penguasaan kolonial yang berbeda.
2) Keduanya memiliki konteks kolonial yang berbeda. Sir Ahmad Khan
berinteraksi dengan pemerintah kolonial Inggris, sedangkan Sayyid Usman
terlibat dengan pemerintah kolonial Belanda. Konteks kolonial yang berbeda
dapat mempengaruhi pendekatan dan tindakan mereka dalam memimpin umat
Muslim.
3) Selain itu, mereka juga memiliki pendekatan pembaruan yang berbeda. Sir
Ahmad Khan lebih fokus pada pembaruan pendidikan dan pemikiran di
kalangan umat Muslim India. Dia mendirikan Aligarh Muslim University dan
memperjuangkan pendidikan modern. Sayyid Usman, di sisi lain, berfokus
pada pembaruan hukum Islam dan peran sebagai Mufti untuk komunitas
Muslim di Batavia.
3
Rifai Shodiq Fathoni, “Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) – Biografi Tokoh”, 15 Mei 2016.
https://wawasansejarah.com/sayyid-ahmad-khan/. Diakses pada 7 Juli 2023.
Adapun persamaan antara keduanya adalah:
1) Baik Sir Ahmad Khan maupun Sayyid Usman diakui sebagai tokoh
pemimpin Muslim pada zamannya. Keduanya berjuang untuk
meningkatkan kondisi umat Muslim dan memperkuat identitas Islam di
bawah kekuasaan kolonial.
2) Keduanya menganjurkan pembaruan dalam konteks masing-masing. Sir
Ahmad Khan berfokus pada pembaruan pendidikan dan modernisasi
pemikiran Islam, sedangkan Sayyid Usman berusaha memperbarui hukum
Islam dan memberikan arahan keagamaan kepada umat Muslim di Batavia.
3) Baik Sir Ahmad Khan maupun Sayyid Usman memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komunitas Muslim di wilayah masing-masing. Mereka
bekerja untuk memperkuat identitas dan keberdayaan umat Muslim dalam
menghadapi tantangan kolonial.
4. Setelah saya membaca pemikiran dan tantangan yang dihadapi oleh para pembaharu,
saya memiliki satu tokoh yang saya kagumi. Gus Dur adalah tokoh pembaharu
muslim yang saya kagumi, dengan alasan Gus Dur dikenal karena pendekatannya
yang inklusif terhadap agama dan keberagaman. Ia memperjuangkan toleransi
antaragama, kebebasan beragama, dan menghormati perbedaan agama dan budaya.
Sikapnya yang terbuka dan mendukung keragaman dianggap sebagai nilai penting
dalam masyarakat yang multikultural. Ia memiliki pemahaman yang mendalam
tentang agama, politik, dan sosial. Kepemimpinannya di Nahdlatul Ulama (NU) dan
sebagai Presiden Indonesia menunjukkan dedikasinya dalam memajukan kebaikan
masyarakat dan menjaga keharmonisan antarumat beragama. Gus Dur ecara konsisten
mengkritik otoritarianisme dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia berjuang untuk
demokrasi, kebebasan berpendapat, dan hak asasi manusia. Sikapnya yang berani dan
tegas dalam melawan otoritarianisme membuatnya dihormati sebagai pembela
kebebasan dan keadilan.
REFERENSI
Yecki Bus, “Sir Sayyid Ahmad Khan dan Rekontruksisme Pendidikan Islam Ala India”,
Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 3, No. 1, 2015.