Anda di halaman 1dari 25

Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan

Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan


Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Lampu √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Pencahayaan sudah
LED □ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai mempertimbangkan
Eksterior □ Rusak Sedang fungsi ruang, rata-

□ Rusak Berat rata tingkat


pencahayaan pada
bidang ruang,
penggunaan
armature dan sistem
pencahayaan.

Pencahayaan buatan berbeda antar satu ruang dengan ruang lainnya. Hal tersebut
dikarenakan masing-masing kegiatan memerlukan tingkat pencahayaan buatan yang
berbeda-beda tergantung pada fungsi ruang, rata-rata tingkat pencahayaan pada bidang
ruang, penggunaan armature dan sistem pencahayaan sesuai dengan SNI 03-6575-2001
tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
Sistem pencahayaan buatan juga perlu didesain agar efektif dan efisien terhadap
sumber energi. Pada bangunan Rumah Tinggal terbagi menjadi pecahayaan buatan
interior dan pencahayaan buatan eksterior. Pencahaan buatan pada ruang dalam dan ruang
luar secara keseluruhan menggunakan lampu LED.

C. Luminasi Pencahayaan Alami


Tabel 4.94 Luminasi Pencahayaan Alami pada Bangunan Rumah Tinggal
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Teras Hasil : 1469 lux OK

98
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Ruang Tidur Hasil : 557 lux OK

Ruang Jemur Hasil : 1421 lux OK

Tingkat luminasi alami harus mempertimbangkan fungsi ruang dan rata-rata


tingkat pencahayaan pada bidang ruang sesuai dengan SNI 03-6575-2001 tentang tata
cara perancangan sistem pencahayaan pada bangunan gedung. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat luminasi alami adalah fungsi dari bangunan itu sendiri.

99
D. Luminasi Pencahayaan Buatan
Tabel 4.95 Luminasi Pencahayaan Buatan pada Bangunan
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Ruang Tidur Hasil : 295 lux Memenuhi standar
(120-250 lux) minimum yang di
syaratkan dalam
SNI 03-6575-2001
(120-250 lux).

Dapur Hasil : 251 lux Memenuhi standar


(250 lux) minimum yang di
syaratkan dalam
SNI 03-6575-2001
(250 lux).

Toilet Hasil : 267 lux Memenuhi standar


(250 lux) minimum yang di
syaratkan dalam
SNI 03-6575-2001
(250 lux).

Tingkat iluminasi buatan harus mempertimbangkan fungsi ruang dan rata-rata


tingkat pencahayaan pada bidang ruang sesuai dengan SNI 03-6575-2001 tentang tata
cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Besaran tingkat
luminasi pencahayaan berdasarkan fungsi dapat dilihat pada tabel berikut:

100
Tabel 4.96 Besaran Luminasi Pencahayaan Buatan Berdasarkan Fungsi Bangunan

101
4.3.3 Pemeriksaan Sistem Penyediaan Air Bersih/Minum
A. Sumber Air Bersih/Minum
Tabel 4.97 Sumber Air Bersih/Minum pada Bangunan Rumah Tinggal
Pengamatan Pemeriksaan
Pengetesan dan Pengujian
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Keterangan
(Apabila Diperlukan)
Kerusakan Kondisi Faktual
PLN √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Sumber air
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai bersih/ minum
□ Rusak Sedang dari bangunan
□ Rusak Berat Rumah Tinggal
bersumber dari
sumber air
bersih dari
kawasan.

102
B. Sistem Distribusi Air Bersih/Minum
Tabel 4.98 Distribusi Air Bersih/Minum pada Bangunan Rumah Tinggal
Pemeriksaan Pengetesan dan
Pengamatan Visual
Sampel Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
terhadap Kerusakan
Faktual Diperlukan)
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

C. Kualitas Air Bersih/Minum


Tabel 4.99 Kualitas Air Bersih/Minum pada Bangunan
Pemeriksaan Visual Pengujian Kualitas
Sampel Keterangan
terhadap Kondisi Kualitas (Apabila Diperlukan)
Keran √ Baik Hasil : 7,11 PH Sesuai dengan
Halaman □ Tidak Baik Peraturan Menteri
Kesehatan No.32
Tahun 2017
(Hygiene Sanitasi
6,5 – 8,5 PH)

103
Pemeriksaan Visual Pengujian Kualitas
Sampel Keterangan
terhadap Kondisi Kualitas (Apabila Diperlukan)
Kitchen Sink √ Baik Hasil : 8,25 PH Sesuai dengan
□ Tidak Baik Peraturan Menteri
Kesehatan No.32
Tahun 2017
(Hygiene Sanitasi
6,5 – 8,5 PH)

Keran Toilet √ Baik Hasil : 8,09 PH Sesuai dengan


□ Tidak Baik Peraturan Menteri
Kesehatan No.32
Tahun 2017
(Hygiene Sanitasi
6,5 – 8,5 PH)

Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017 tentang kualitas air bersih yaitu:
 Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa
penyakit, dan tempat perkembangbiakan vector
 Jika air bersumber dari sarana air perpipaan, tidak boleh ada koneksi silang
dengan pipa air limbah di bawah permukaan tanah.
 Jika sumber air tanah non perpipaan, sarananya terlindung dari sumber
kontaminasi baik limbah domestik maupun industri.
 Penggantian air Kolam Renang dilakukan sebelum kualitas air melebihi Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang.
 Standar PH air untuk keperluan hygiene sanitasi yaitu 6,5 – 8,5
 Standar PH air untuk keperluan kolam renang yaitu 7-7,8

104
Berdasarkan pada hasil survei dan pemeriksaan, kondisi kualitas air bersih/minum
untuk keperluan hygiene dalam keadaan tidak baik dan berfungsi dengan baik.

D. Debit Air Bersih/Minum


Tabel 4.100 Debit Air Bersih/Minum pada Bangunan Rumah Tinggal
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Keran Halaman Hasil : 2,5 km/h = 3,519 x 10-4 m3/s OK

Kitchen Sink Hasil : 3,9 km/h = 5,489 x 10-4 m3/s OK

Keran Toilet Hasil : 1,2 km/h = 1,689 x 10-4 m3/s OK

105
Perhitungan debit aliran air:
Diketahui :
 Diameter lubang air : 1 dim  1 inch
 Kecepatan aliran (v) : 2,5 km/h
Penyelesaian :
 Jari jari =

= 1 = 0,5 ℎ ~ 0,0127

 Kecepatan aliran = 2,5 km/h = 2500 m/3600s


= 0,694 m/s
Q = A.v
= (π x r2) x v
= (3,14 x 0,01272) x 0,694 m/s
= 3,519 x 10-4 m3/s
Tekanan statis air dikatup pengatur (1-4 kg/cm2), kecepatan aliran air berkisar
(1,2-3,9 km/jam).

4.3.4 Pemeriksaan Sistem Penyediaan Air Kotor


A. Peralatan Saniter
Tabel 4.101 Peralatan Saniter pada Bangunan Rumah Tinggal
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Kloset √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Kloset sudah sesuai
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai dengan SNI yang berlaku.
□ Rusak Sedang Kloset yang digunakan
□ Rusak Berat sudah memiliki
penggelontor yang
berkapasitas 4,5 liter per
sekali pakai.

106
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Shower √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Area shower sudah diatas
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai sudah sesuai ketentuan
□ Rusak Sedang SNI dimana ruang shower
□ Rusak Berat harus memiliki luas lantai
minimal 1 m² yang boleh
berbentuk persegi panjang
atau segitiga dengan
syarat setiap sisinya
memiliki panjang minimal
1 meter. Shower ini juga
menggunakan dinding
yang halus dari bahan
yang tahan karat, tidak
menyarap air dan rapat air
dengan ketinggian diatas
180 cm diatas lantai.

B. Instalasi Inlet/Outlet
Tabel 4.102 Instalasi Inlet/Outlet pada Bangunan Rumah Tinggal
Pengamatan Pemeriksaan
Pengetesan dan Pengujian
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Keterangan
(Apabila Diperlukan)
Kerusakan Kondisi Faktual
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

107
C. Sistem Jaringan Pembuangan
Tabel 4.103 Sistem Jaringan Pembuangan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: -
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Pipa air limbah yang ditanam sudah sesuai ketentuan yakni berukuran minimal 2
inci (63 mm), disertai dengan pipa ven pada setiap instalasi pipa air limbah yang memiliki
ukuran paling kecil diameter 25 mm.

D. Sistem Penampungan dan Pengolahan


Tabel 4.104 Sistem Penampungan dan Pengolahan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Bioseptictank √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: 1 unit Bangunan Rumah
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Tinggal
□ Rusak Sedang menggunakan bio
□ Rusak Berat septic tank yang
kapasitasnya
sudah cukup untuk
menampung
semua air kotor

108
4.3.5 Pemeriksaan Sistem Pengelolaan Kotoran dan Sampah
A. Inlet Pembuangan
Tabel 4.105 Sistem Jaringan Pembuangan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Tempat √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Diameter 50 cm Memenuhi
Sampah □ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Pengelolaan sampah pada Rumah Tinggal ini dilakukan dengan mengumpulkan


sampah – sampah sesuai dengan karakteristiknya. Selain itu untuk sampah umum juga
disediakan menurut kategorinya agar lebih mudah pada saat akan dikelola. Pada Rumah
Tinggal sudah tersedia tempat sampah di setiap area bangunan sebelum dibawa ke
penampungan sementara.

B. Penampungan Sementara dalam Persil


Tabel 4.106 Penampungan Sementara dalam Persil pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Kondisi Faktual Diperlukan)
Tempat √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Diameter 50 cm Memenuhi
Sampah □ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

109
Sampah – sampah yang sudah dikelompokan tersebut dikumpulkan pada tempat
penampungan sementara.

C. Pengolahan dalam Persil


Tabel 4.107 Pengolahan dalam Persil pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Faktual Diperlukan)
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Untuk sampah umum semua kategori ditempatkan di satu tempat pembuangan


yang nantinya akan dipilah oleh pihak ketiga. Kemudian sampah-sampah akan diangkut
oleh pihak ketiga yang khusus menangani sampah-sampah tersebut untuk dikelola lebih
lanjut sesuai dengan ketentuan.

4.3.6 Pemeriksaan Sistem Pengelolaan Air Hujan (Grey Water)


A. Sistem Penangkap Air Hujan Termasuk Talang
Tabel 4.108 Sistem Penangkap Air Hujan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Faktual Diperlukan)
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

110
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Faktual Diperlukan)
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Air hujan dari atap gedung dan tempat–tempat yang lain dialirkan ke saluran
drainase yang kemudian dialirkan ke selokan kota. Sistem penangkap air hujan untuk di
atap datar menggunakan drainase atap yang kemudian disalurkan melalui pipa-pipa
menuju ke saluran drainase di halaman.

B. Sistem Penyaluran Air Hujan, Termasuk Pipa Tegak dan Drainase dalam Persil
Tabel 4.109 Sistem Penyaluran Air Hujan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Faktual Diperlukan)
1 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3 √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: - Memenuhi
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Standar
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Sistem penyaluran air hujan berupa pipa tegak dari atap disebar di dalam
bangunan. Kemudian disalurkan menuju ke saluran drainase di area halaman.

111
C. Sistem Penampungan, Pengolahan, Peresapan dan/ Pembuangan Air Hujan
Tabel 4.110 Sistem Penangkap Air Hujan pada Bangunan
Pengamatan Pemeriksaan Pengetesan dan
Sampel Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Pengujian (Apabila Keterangan
Kerusakan Faktual Diperlukan)
Tidak □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil: Tidak Ada Tidak Ada
Ada □ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat

Tidak ada pengolahan air hujan, air hujan dalam kawasan langsung dibuang
menuju ke selokan kota.

4.3.7 Pemeriksaan Penggunaan Bahan Bangunan Gedung


A. Bahan Bangunan yang Mengandung Bahan Berbahaya/Beracun
Tabel 4.111 Kandungan Bahan Berbahaya/Beracun pada Rumah Tinggal
Pengukuran Menggunakan Peralatan
√ Tidak Ada
□ Ada

Berdasarkan pada hasil survei Rumah Tinggal secara keseluruhan menggunakan


bahan yang sesuai sehingga aman dan tidak beracun. Bahan bangunan yang digunakan
pada bangunan ini sudah memenuhi standar dan tidak ada menggunakan material yang
dapat mengkontaminasi.
B. Bahan Bangunan yang Menyebabkan Efek Silau Dan Pantulan
Tabel 4.112 Efek Silau dan Pantulan pada Rumah Tinggal
Pengukuran Menggunakan Peralatan
□ Tidak Ada
√ Ada, yaitu Efek Silau Dari Material Kaca

Bangunan Rumah Tinggal banyak menggunakan jendela dan pintu kaca yang
lebar sehingga dapat menimbulkan efek silau dan pantulan. Kaca yang lebar tersebut
banyak terdapat pada ruang tidur, dan ruang tamu.
Pada Rumah Tinggal, efek silau dan pantulan dapat direduksi dikarenakan
terdapat tanaman perindang pada sisi bangunan. Meskipun tidak semua dapat tereduksi,
namun eksiting vegetasi tersebut memberi efek yang cukup besar dalam mengurangi silau

112
dan pengendalian temperatur ruang utamanya pada bangunan yang menghadap langsung
pada sumber cahaya. Selain itu penambahan gorden dan shading pada jendela dan bukaan
lainnya dimaksudkan untuk mengurangi efek silau dan pantulan yang ada.

Gambar 4.13 Efek Silau pada Ruang Tamu dan Dapur

C. Bangunan yang Menyebabkan Efek Peningkatan Suhu


Tabel 4.113 Efek Peningkatan Suhu pada Rumah Tinggal
Pengukuran Menggunakan Peralatan
□ Tidak Ada
√ Ada, yaitu Efek dari Bias Sinar Matahari yang Mengenai Bangunan

Akibat dari banyaknya penggunaan material kaca pada bangunan Rumah Tinggal,
efek peningkatan suhu yang dihasilkan cukup tinggi pada ruang-ruang seperti ruang tidur.
Peningkatan suhu yang terjadi pada bangunan dikendalikan dengan penggunaan kipas
angin, bukaan jendela, ventilasi, AC spilt, dan pemilihan material penutup atap yang
dapat mengurangi peningkatan suhu.
Selain itu, penambahan gorden pada bidang-bidang bukaan dimaksudkan untuk
mereduksi peningkatan suhu akibat cuaca atau udara panas disekitar bangunan.
Ketinggian plafond dibuat tinggi sebagai adaptasi dari penggunaan AC atau pengendalian
udara mekanik lainnya yang diusahakan seminimal mungkin. Orientasi bangunan juga
didesain searah dengan laju angin sehingga sirkulasi angin dengan cepat mengeluarkan
udara panas pada bangunan melalui bukaan, ventilasi atau kisi-kisi.

113
Gambar 4.14 Sistem Pengkondisian Udara akibat Bias Sinar Matahari

4.4 Pemeriksaan Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung


4.4.1 Ruang Gerak dan Hubungan Antar ruang dalam Bangunan Gedung
A. Jumlah Pengguna atau Batas Okupansi
Tabel 4.114 Jumlah Pengguna atau Batas Okupansi pada Rumah Tinggal
Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi
Pengamatan
Sampel Faktual dengan Rencana Teknis dan Keterangan
Visual
Gambar Terbangun
Ruang Tidur Hasil: 50 % √ Sesuai OK
□ Tidak Sesuai
Dapur Hasil: 50 % √ Sesuai OK
□ Tidak Sesuai
Toilet Hasil: 100 % √ Sesuai OK
□ Tidak Sesuai

Jumlah pengguna atau batas okupansi tergantung pada fungsi ruang, jumlah
pengguna, perabot/peralatan, aksesbilitas ruang, SNI dan standar baku terkait. Rumah
Tinggal merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagi hunian, sehingga yang menjadi
tolak ukur jumlah pengguna adalah bangunan komersil dan fasilitas penunjangnya. Ruang
- ruang yang terdapat pada bangunan Rumah Tinggal seperti ruang tidur, ruang tamu,
dapur, toilet, teras, ruang jemur, dan garasi.
Berdasarkan pada perhitungan dan survei di lapangan, didapatkan occupancy
ruang sampel pada Rumah Tinggal adalah ± 67%. Perhitungan okupansi menggunakan
rumus sebagai berikut:

114
= ! " #$ % #$ # #
100

Maka, &' ()* = 100 yaitu ± 100%.

Di atas merupakan perhitungan occupancy pada kamar mandi. Rumus yang sama
digunakan untuk menghitung occupancy pada ruangan lainnya. Setelah didapatkan
occupancy pada setiap ruang sampel, setelah dirata-ratakan didapatkan hasil occupancy
pada bangunan Rumah Tinggal adalah ± 67 %.

B. Kapasitas Dan Tata Letak Perabot


Tabel 4.115 Kapasitas dan Tata Letak Perabot
Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual
Sampel Keterangan
Visual dengan Rencana Teknis dan Gambar Terbangun
Ruang Hasil: 1 Orang √ Sesuai Sesuai
Tidur □ Tidak Sesuai Kapasitas
Dapur Hasil: 1 Orang √ Sesuai Sesuai
□ Tidak Sesuai Kapasitas
Toilet Hasil: 1 Orang √ Sesuai Sesuai
□ Tidak Sesuai Kapasitas

Kapasitas dan tata letak perabot pada Rumah Tinggal berbeda antara fasilitas
utama, fasilitas penunjang dan fasilitas service tergantung pada fungsi ruang, jumlah
pengguna, perabot/peralatan, aksesbilitas ruang, SNI dan standar baku terkait. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.116 Kapasitas Ruang Rumah Tinggal


SAMPEL KAPASITAS
Ruang Tidur 2
Dapur 2
Toilet 1

115
4.4.2 Pemeriksaan Kondisi Udara Dalam Ruang
A. Temperatur Ruang
Tabel 4.117 Temperatur dalam Ruang pada Rumah Tinggal
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan

Ruang Tidur Hasil : 30,6°C Temperatur


(20-25°C) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6196-2000 (20-
25°C).

Dapur Hasil : 30,9°C Temperatur


(20-25°C) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6196-2000 (20-
25°C).

Toilet Hasil : 30,5°C Temperatur


(20-25°C) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6196-2000 (20-
25°C).

116
Temperatur dalam ruang mempertimbangkan fungsi ruang, volume ruang, jumlah
pengguna, orientasi bangunan, letak geografis dan penggunaan material bangunan sesuai
dengan SNI 03-6389-2000 tentang konservasi energi selubung bangunan pada bangunan
gedung, SNI 03-6390-2000 tentang konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung, SNI 03-6196-2000 tentang prosedur audit energi pada bangunan gedung dan SNI
03-6571-2001 tentang tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara
pada bangunan gedung. Setelah melakukan pengukuran temperatur pada Rumah Tinggal
didapatkan hasil rata-rata tingkat temperatur Rumah Tinggal adalah 30,67° C.

B. Kelembaban Ruang
Tabel 4.118 Kelembaban dalam Ruang pada Rumah Tinggal

Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan

Ruang Tidur Hasil : 68,5% Kelembaban


(45-65%) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6390-2000 (45-
65%).

Dapur Hasil : 76,7% Kelembaban


(45-65%) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6390-2000 (45-
65%).

117
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan

Toilet Hasil : 78,6% Kelembaban


(45-65%) dalam ruang
lebih dari
standar yang di
syaratkan
dalam SNI 03-
6390-2000 (45-
65%).

Kelembaban dalam ruang mempertimbangkan fungsi ruang, volume ruang,


jumlah pengguna, orientasi bangunan, letak geografis dan penggunaan material bangunan
sesuai dengan SNI 03-6389-2000 tentang konservasi energi selubung bangunan pada
bangunan gedung, SNI 03-6390-2000 tentang konservasi energi sistem tata udara pada
bangunan gedung, SNI 03-6196-2000 tentang prosedur audit energi pada bangunan
gedung dan SNI 03-6571-2001 tentang tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedung.

4.4.3 Pemeriksaan Pandangan Dari dan Ke Dalam Bangunan Gedung


A. Pandangan Dari Dalam Ruang ke Luar Bangunan
Tabel 4.119 Pandangan Diri dalam Setiap Ruang ke Luar Bangunan
Sampel Ruang Pengamatan Visual

Ruang Tamu √ Tidak Mengganggu


□ Mengganggu

118
Pandangan diri dalam setiap ruang ke luar bangunan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
1. Gubahan masa bangunan
2. Rancangan bukaan
3. Tata ruang dalam dan luar bangunan
4. Rancangan bentuk luar bangunan
5. Pemanfaatan potensi ruang luar bangunan gedung
6. Penyediaan RTH dan
7. SNI dan standar baku terkait
Rancangan bukaan pada bangunan Rumah Tinggal mempertimbangkan
pencahayaan secara optimal, sirkulasi udara dan penyediaan RTH sehingga pandangan
diri dari dalam ke luar bangunan sangat luas dengan adanya bukaan berupa jendela dan
pintu kaca yang mengarah langsung menuju area taman/landscape dan teras. Bukaan pada
Rumah Tinggal berupa pintu, ventilasi dan jendela yang menggunakan material kaca dan
kayu. Material yang digunakan merupakan material yang kuat dan tahan cuaca.

B. Pandangan dari Luar Bangunan


Tabel 4.120 Pandangan dari Luar Bangunan Rumah Tinggal
Sampel Ruang Pengamatan Visual
Ruang Tamu √ Tidak Mengganggu
□ Mengganggu

Pandangan dari luar ke dalam setiap ruang mempertimbangkan hal-hal berikut:


1. Rancangan bukaan
2. Tata ruang dalam dan luar bangunan

119
3. Rancangan bentuk luar bangunan
4. Keberadaan bangunan gedung yang ada dan/atau yang ada disekitarnya
5. Pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar
6. Penyediaan RTH
7. SNI dan standar baku terkait.
Pandangan diri dari luar banguan ke dalam setiap ruang pada bangunan cukup
luas utamanya pada bangunan yang memaksimalkan potensi view. Pada bangunan seperti
garase dan gudang visibilitas sangat luas dikarenakan karakter bangunan yang memiliki
bukaan kaca dan membutuhkan potensi view sekitar yang positif. Sedangkan pada area
ruang penunjang visibilitas dibatasi agar tidak mengganggu kegiatan pengguna. Selain
itu visibilitas dari luar bangunan juga terhalang vegetasi yang dimaksudkan untuk
mengurangi efek silau dan pantulan dari sinar.

4.4.4 Pemeriksaan Kondisi Getaran dan Kebisingan Dalam Bangunan Gedung


A. Tingkat Getaran
Tabel 4.121 Tingkat Getaran dalam Bangunan Rumah Tinggal
Sampel Ruang Pengukuran Menggunakan Peralatan

Tidak Ada Hasil: Tidak Ada

B. Tingkat Kebisingan
Tabel 4.122 Tingkat Kebisingan dalam Bangunan Rumah Tinggal
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Ruang Tidur Hasil: 97,5 db Tidak
(30-40 dB) memenuhi
standar
Tingkat
Kebisingan
Bangunan
Maksimum
(30-40 dB)

120
Sampel Pengukuran Menggunakan Alat Keterangan
Dapur Hasil: 87,5 db Tidak
(45-55 dB) memenuhi
standar
Tingkat
Kebisingan
Bangunan
Maksimum
(45-55 dB)

Toilet Hasil: 97,0 db Tidak


(40-50 dB) memenuhi
standar
Tingkat
Kebisingan
Bangunan
Maksimum
(40-50 dB)

Tingkat kebisingan pada bangunan Rumah Tinggal tergantung pada tingkat bunyi,
waktu reverberasi, jenis kegiatan, penggunaan peralatan, sumber bising lainnya dan
kemampuan ruang untuk meredam kebisingan. Berikut merupakan tabel rentang
kebisingan bangunan berdasarkan pada fungsi bangunan:

Tabel 4.123 Standar Tingkat Kebisingan Bangunan Gedung

121
4.5 Pemeriksaan Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
4.5.1 Pemeriksaan Sarana Hubungan Horizontal Antarruang/Antarbangunan
A. Kondisi Bukaan Pintu
Tabel 4.124 Pintu pada Rumah Tinggal
Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan Pengujian
Sampel Pengukuran Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan (Apabila
Kerusakan
Gambar Terbangun Diperlukan)
Ruang Dimensi: √ Tidak Rusak √ Sesuai Hasil: Berfungsi
Tamu 110x214 cm □ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai Material kayu dengan baik
Arah Bukaan: □ Rusak Sedang dan
Kedalam □ Rusak Berat memenuhi
standar
minimal 210
cm.

122

Anda mungkin juga menyukai