Anda di halaman 1dari 15

Koagulasi dan Flokulasi Air Sungai

Coagulation and Flocculation of River Water


Dinda Regita Pramesti
210307007
TPPL 2A
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok (Alfian Rachmat Diansyah;Ashila Rosya Nasution;Dinda Regita Pramesti;Muhamad Faqih
Nurul Ihsan)

ABSTRAK

Air merupakan komponen penting bagi kehidupan di bumi. Air digunakan untuk kebutuhan sehari-hari manusia
seperti mandi, mencuci, memasak, dan untuk air minum. Sumber air bersih dapat berasal dari air tanah, air laut, maupun
air permukaan seperti danau, rawa, waduk, dan air sungai. Sungai Kalisabuk merupakan salah satu sungai yang berada
di Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Gedung Informatika dan Lingkunngan
Politeknik Negeri Cilacap, untuk mengetahui pengaruh penambahan koagulan terhadap efisiensi penyisihan
TDS, kekeruhan, dan minyak, serta dapat menganalisis dan menentukan dosis optimal koagulan terhadap
parameter warna, bau, pH, suhu, kekeruhan, TDS, minyak. Sungai yang akan diteliti adalah Sungai Kalisabuk
yang berada di Desa Kalisabuk. Metode penelitian menggunakan metode koagulasi dan flokulasi. Berdasarkan analisis
data pengamatan dapat disimpulkan bahwa penambahan koagulan yang baik terhadap efisiensi penyisihan TDS,
minyak, dan kekeruhan adalah pada dosis penambahan koagulan 0,2 gram.

Kata kunci : Air sungai,Flokulasi, Koagulan, Minyak, TDS.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan komponen penting bagi kehidupan di bumi. Air digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
manusia seperti mandi, mencuci, memasak, dan untuk air minum. Selain itu air juga digunakan untuk
kegiatan industri, dan kegiatan pertanian. Air menjadi masalah penting dan mendapatkan perhatian khusus
karena jika kualitas dan kuantitas air yang ada dalam keadaan tercemar suatu zat berbahaya maka akan
berdampak buruk bagi lingkungan maupun manusia (Al Idrus, 2018). Sumber air bersih dapat berasal dari air
tanah, air laut, maupun air permukaan seperti danau, rawa, waduk, dan air sungai.

Sungai Kalisabuk merupakan salah satu sungai yang berada di Kabupaten Cilacap. Sungai tersebut
nantinya akan mengalir ke sungai yang lebih besar yaitu Sungai Serayu. Air sungai tersebut sampai saat ini
masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan seharihari seperti kegiatan mandi, mencuci, dan
untuk pengairan sawah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Gedung Informatika dan
Lingkunngan Politeknik Negeri Cilacap, untuk mengetahui pengaruh penambahan koagulan terhadap
efisiensi penyisihan TDS, kekeruhan, dan minyak, serta dapat menganalisis dan menentukan dosis optimal
koagulan terhadap parameter warna, bau, pH, suhu, kekeruhan, TDS, minyak. Sungai yang akan diteliti
adalah Sungai Kalisabuk yang berada di Desa Kalisabuk.

Tinjauan Pustaka

Air Sungai

Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serbaguna
bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi sungai yaitu sebagai sumber air minum, sarana
transportasi, sumber irigasi, peikanan dan lain sebagainya. Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan
sungai menjadi rentan terhadap pencemaran air. Begitu pula pertumbuhan industri dapat menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan (Soemarwoto, 2003).
Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan kondisi yang diakibatkan adanya masukan beban pencemar/limbah buangan
yang berupai gas, bahan yang terlarut, dan partikulat. Pencemar yang masuk ke dalam badan perairan dapat
dilakukan melalui atmosfer. tanah, limpasan ran off dari lahan pertanian, limbah domestik, perkotaan,
industri, dan lain-lain (Effendi, 2003). Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun
biologis. Menurut PP 82 tahun 2001, pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke
tingkat tertentu yang cemenyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.

Koagulasi

Koagulasi yaitu proses pencampuran koagulan (bahan kimia) atau pengendap ke dalam air baku dengan
kecepatan perputaran yang tinggi dalam waktu yang singkat. Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan
pada air baku untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap
secara gravimetri. Koagulasi merupakan proses pengolahan air dimana zat padat melayang ukuran sangat
kecil dan koloid digabungkan dan membentuk flok-flok dengan cara penambahan zat kimin (misalnya PAC
dan Tawas). Dari proses ini diharapkan flok-flok yang dihasilkan dapat di saring (Susanto, 2008).

Flokulasi

Fokulasi adalah penyisihan kekeruhan air dengan cara pengumpulan partikel kecil menjadi partikel yang
lebih besar. Gaya antar molekul yang diperoleh dari agitasi meruakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap laju terbentuknya partikel flok. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhailan proses
flokulasi adalah pengadukan secara lambat, keadaan ini memberi kesempatan partikel melakukan kontak
atau hubungan agar membentuk penggabungan (agglomeration). Pengadukan lambat ini dilakukan secara
hati-hati karena flok-flok yang besar akan mudah pecah melalui pengadukan dengan kecepatan tinggi
(Susanto, 2008).

2. METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan untuk ini adalah beaker glass 1000 ml (1 buah), beker glass 500 ml (2 buah), gelas
ukur 100 ml (1 buah), jar test, pengaduk kaca (1 buah), pipet tetes (1 buah), thermometer (1 buah), pH meter,
TDS meter, corong gelas (1 buah). Bahan yang digunakan adalah sampel air sungai (1000ml), larutan HCl
0,1 N, Al2(SO4)3, aquades, dan kertas saring.
Prosedur Penelitian
Pengaturan pH Sampel
Masukkan air sampel 1000 ml ke dalam gelas beker, kemudian ukur menggunakan pH meter, pH harus
berada direntang 6,0 – 6,5. Jika pH > 6,5 maka perlu penambahan larutan HCl 0,1 N dan jika pH < 6,0 maka
perlu penambahan larutan NaOH 0,1 N. Pada pengukuran yang kami lakukan mendapatkan nilai pH sebesar
8,12 sehingga perlu di netralkan menggunakan HCl sebanyak 11,25 ml.
Penentuan Dosis Optimum Koagulan Al2(SO4)3
Bagi air sampel 1000 ml dalam 4 gelas beker dengan masing-masing berisi 250 ml air sampel.
Masukkan koagulan Al2(SO4)3 pada gelas A 0,2 gr, gelas B 0,4 gr, gelas C 0,6 gr, dan gelas D 0,8 gr.
Lakukan pengadukan cepat dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit kemudian pengadukan lambat dengan
kecepatan 20 rpm selama 10 menit menggunakan alat jar test. Kemudian diamkan selama 20 menit hingga
terbentuk flok, lalu saring menggunakan kertas saring, ambil cairan bening dan uji kembali menggunakan
parameter bau, warna, pH, suhu, minyak, kekeruhan, dan TDS.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pengaturan pH Sampel Air Sungai


N pH
Sampel Jumlah tetes reagen
o Setelah
Awal yang dipakai
pengaturan
1 A 8,12 6,5 225 tetes = 11,25 mL
2 B 8,12 6,5 225 tetes = 11,25 mL
3 C 8,12 6,5 225 tetes = 11,25 mL
4 D 8,12 6,5 225 tetes = 11,25 mL

pH awal sampel kurang dari 6 - 6,5 maka larutan reagen yang dipakai adalah larutan HCL 0,1 N untuk
menetralkan pH. Berdasarkan tabel 1, membutuhkan 11,25 ml untuk menurunkan pH 8,12 hingga pH 6,5.

Penentuan dosis optimum koagulan.

Tabel 2. Parameter Warna


Dosis Sebelum Setelah
Sampel
Koagulan, g pengolahan pengolahan
A 0,2

B 0,4

Kuning Keruh Bening


C 0,6

D 0,8

Dapat dilihat pada tabel 2, dari penambahan dosis koagulan 0,2;0,4;0,6;0,8 gram dapat menghilangkan
kekeruhan pada air sampel sehingga warna menjadi bening.

Tabel 3. Parameter Bau


Dosis Sebelum Setelah
Sampel
Koagulan, g pengolahan pengolahan
A 0,2

B 0,4

Bau Air kelapa Tidak Berbau


C 0,6

D 0,8

Sebelum penambahan koagulan, bau sampel seperti bau air kelapa, namun setelah di koagulasi dan
flokulasi bau nya hilang.

Tabel 4. Parameter Suhu


Dosis Sebelum Setelah
Sampel
Koagulan, g pengolahan pengolahan
A 0,2 25 ℃ 25 ℃

B 0,4 25 ℃ 25 ℃
C 0,6 25 ℃ 25 ℃

D 0,8 25 ℃ 25℃

Berdasarkan tabel 4, nilai suhu konstan.

Tabel 5. Parameter pH
Dosis Sebelum Setelah
Sampel
Koagulan, g pengolahan pengolahan
A 0,2 6,5 5

B 0,4 6,5 5

C 0,6 6,5 4

D 0,8 6,5 5

Setelah diilakukan treatment pada air sampel, nilai pH menurun.

Tabel 6. Parameter TDS


Sebelum Setelah
Dosis
Sampel pengolahan pengolahan
Koagulan, g
ppm ppm
A 0,2 237 614

B 0,4 238,8 942

C 0,6 239,7 1192

D 0,8 240,8 1213

Berdasarkan tabel 6, nilai TDS setelah di treatment yang paling kecil adalah milik sampel 1 dan yang
paling besar adalah sampel 4. Dan setelah dilakukan perhitungan efisiensi penyisihan, penambahan dosis
yang paling baik adalah sampel 1.

Tabel 7. Parameter Minyak


Sebelum Setelah
Dosis
Sampel pengolahan pengolahan
Koagulan, g
ppm ppm
A 0,2 2,149 0,447

B 0,4 2,149 0,513

C 0,6 2,149 0,531

D 0,8 2,147 0,560


Berdasarkan tabel 7, nilai kandungan minyak setelah di treatment yang paling kecil adalah milik
sampel 1 dan yang paling besar adalah sampel 4. Dan setelah dilakukan perhitungan efisiensi penyisihan,
penambahan dosis yang paling baik adalah sampel 1.

Tabel 8. Parameter Kekeruhan


Sebelum Setelah
Dosis
Sampel pengolahan pengolahan
Koagulan, g
NTU NTU
A 0,2 187 0,16

B 0,4 191 0,66

C 0,6 205 1,95

D 0,8 210 4,02

Berdasarkan tabel 8, nilai kekeruhan setelah di treatment yang paling kecil adalah milik sampel 1 dan
yang paling besar adalah sampel 4. Dan setelah dilakukan perhitungan efisiensi penyisihan, penambahan
dosis yang paling baik adalah sampel 1.

Grafik TDS
1400
1192 1213
1200

1000 942

800
TDS mg/L

614
600

400

200

0
0.2 0.4 0.6 0.8
Dosis Koagulan (gram)

Grafik 1. TDS

Berdasarkan grafik 1, hubungan konsentrasi dengan dosis koagulen, nilai TDS tertinggi ada pada
penambahan dosis 0,8 gram, sedangkan nilai yang terendah ada pada penambahan dosis koagulen 0,2 gram.
Grafik Kekeruhan
4.5
4.02
4
3.5

Kekeruhan (NTU)
3
2.5
1.95
2
1.5
1 0.66
0.5 0.16
0
0.2 0.4 0.6 0.8
Dosis Koagulan (gram)

Grafik 2. Kekeruhan

Berdasarkan grafik 2, hubungan konsentrasi dengan dosis koagulen, nilai kekeruhan tertinggi ada pada
penambahan dosis 0,8 gram, sedangkan nilai yang terendah ada pada penambahan dosis koagulen 0,2 gram.

Grafik Minyak
0.6 0.56
0.513 0.531
0.5 0.447
0.4
Minyak (mg/L)

0.3

0.2

0.1

0
0.2 0.4 0.6 0.8
Dosis Koagulan (gram)

Grafik 3. Minyak

Berdasarkan grafik 3, hubungan konsentrasi dengan dosis koagulen, nilai kandungan minyak tertinggi
ada pada penambahan dosis 0,8 gram, sedangkan nilai yang terendah ada pada penambahan dosis koagulen
0,2 gram.

Perhitungan

Pengenceran HCL 32 Persen menjadi 0,1 N

Mr HCl = 36,5 gram/mol


Densitas HCL = 1,18 gram/mol
HCl = H++ Cl-
E=1
Mencari Mol HCl:
. ρ.10
M= (1)
BM
gram
32. 1 ,18 .10
mol
M=
gram
36 , 5
mol
377 , 6
M=
36 , 5
M = 0,03452

N1.V1=N2.V2
0,3452.V1 = 0,1.250
0,3452
V1 =
25
V1 = 7,423

Perhitungan Dosis Koagulan

mg massa koagulan
Dosis koagulan, = (2)
L volume air sampel
Sampel A:
0 , 2 gr
Dosis koagulan=
250 ml
Dosis koagulan=800 mg/ L

- Sampel B:
0 , 4 gram
Dosis koagulan=
250 ml
Dosis koagulan=1600 mg/ L

- Sampel C:
0 ,6 gram
Dosis koagulan=
250 ml
Dosis koagulan=2400 mg/ L

- Sampel D:
0 ,8 gram
Dosis koagulan=
250 ml
Dosis koagulan=3200 mg/ L

Perhitungan Efisiensi Penyisihan (Parameter TDS, Minyak, Kekeruhan)

Efisiensi Penyisiℎan , %=( Ci ) − Ce¿ /Ci x 100 % (3)


 TDS
- Sampel A

( )
.
mg
237 −614 mg/ L
L
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
237 mg/ L

Efisiensi Penyisiℎan =−159 , 07 %


- Sampel B

( )
.
mg
238 , 8 −942 mg/ L
L
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
238 , 8 mg/ L
Efisiensi Penyisiℎan =−294 ,7 %
- Sampel C

( )
.
mg
239 , 7 −1192mg/ L
L
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
239 , 7 mg/ L

Efisiensi Penyisiℎan =−397 , 28 %

- Sampel D

( )
.
mg
231 , 2 −1,511 mg/ L
L
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
231 , 2 mg/ L

Efisiensi Penyisiℎan =−553 , 54 %

 Minyak
- Sampel A
mg mg
2,149
− 0,447
L L
- Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
mg
2,149
L
Efisiensi Penyisiℎan =79 ,19 %

- Sampel B
mg mg
2,149
− 0,513
L L
- Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
mg
2,149
L
Efisiensi Penyisiℎan =76 , 12%

- Sampel C
mg mg
2,149
− 0,531
L L
- Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
mg
2,149
L
Efisiensi Penyisiℎan =75 , 29 %

- Sampel D
mg mg
2,149
− 0,572
L L
- Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
mg
2,149
L
Efisiensi Penyisiℎan =73 ,39 %

 Kekeruhan
- Sampel A
187 NTU −0 , 16 NTU
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
187 NTU
Efisiensi Penyisiℎan =99 , 91 %

- Sampel B
191 NTU − 0 , 66 NTU
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
191 NTU
Efisiensi Penyisiℎan =99 , 65 %

- Sampel C
205 NTU −1 , 95 NTU
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
205 NTU
Efisiensi Penyisiℎan =99 , 04 %

- Sampel D
210 NTU −4 , 02 NTU
Efisiensi Penyisiℎan = x 100 %
210 NTU
Efisiensi Penyisiℎan =98 , 08 %

4. KESIMPULAN

Penambahan koagulan yang baik terhadap efisiensi penyisihan TDS, minyak, dan kekeruhan adalah
pada dosis penambahan koagulan 0,2 gram.

SARAN

Dalam pengambilan data alangkah baiknya lebih diteliti lagi agar meminimalisir kesalahan dan
kekeliruan, serta dalam penggunaan alat labih diperhatikan lagi prosedurnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Ibu Ilma Fadlillah S.Si.,M.Eng sebagai dosen pembimbing dalam Praktikum
Pengendalian Pencemaran Air atas ilmunya yang diberikan kepada kami. Terima kasih kepada mas/mba
asisten laboratorium yang telah membantu kami dalam pelaksanaan praktikum kali ini. Serta terima kasih
kepada anggota kelompok saya atas kerjasama nya dalam praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al Idrus, S. W. (2015). Analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana pada Sungai
Jangkuk, Kekalik dan Sekarbela Kota Mataram. Jurnal Pijar Mipa, 10(2).

Soemarwoto, Otto. 2003. Analisis mengenai dampak lingkungan. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

Effendi, H, Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta, 2003.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Sutanto, T.D., Adfa, M dan Tarigan, N. 2006. Buah Kelor (Moringa Oleifera Lamk) Tanaman Ajaib
Yang Dapat Digunakan Untuk Mengurangi Kadar Ion Logam Dalam Air. Universitas Bengkulu,
Indonesia. Jumal Gradien (3)
LAMPIRAN 1 : SCAN LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN 2 : FOTO KEGIATAN PRAKTIK

Penimbangan Pengukuran Pengukuran


koalgulan : 08 – Penetralan pH : 08 – salinitas : 08 – konduktivity : 08 –
09/06/2023 09/06/2023 09/06/2023 09/06/2023

keterangan
Pengukuran Pengukuran gambar : 08 –
TDS : 08 – minyak : 08 – 09/06/2023
Pengukuran kekeruhan :
09/06/2023 09/06/2023
08 – 09/06/2023

Pengukuran
DO : 08 –
09/06/2023 Pengadukan jar test 120 Hasil setelah
rpm; 1 menit : 08 – Penyaringan
pengadukan jar test
09/06/2023 flok : 08 –
: 08 – 09/06/2023
09/06/2023

COD detector : 08 –
09/06/2023
COD meter
150oC; 2 jam; 1
jam
pendinginan : 08
– 09/06/2023

Anda mungkin juga menyukai