Filsafat Cabang Ilmu Etika Nilai dan Keilmuan Keilmuan Olahraga Norma
Penalaran Mengetahui, Praktik Etika
Moral Menilai dalam dalam Olahraga dan Berbuat Olahraga Filsafat berasal dari bahasa Yunani "Philoshiphia" yang terdiri dari penggabungan dua kata Philein yang mempnyai arti mencintai dan Sophia yang mempunyai arti kebijaksanaan. Jadi Philosophia adalah cinta akan kebijaksanaan dan berusaha untuk memilikinya. Ada tiga hal yang mendorong seseorang untuk berfikir atau berfilsafat, yaitu : 1.Kekaguman atau keheranan 2.Keraguan atau kegengsian 3.Kesadaran atau keterbatasan manusia Cabang-cabang keilmuan hasil dari filsafat begitu beragam yang diungkapkan oleh beberapa filsuf, namun dalam pembahasan sosiologi olahraga hanya diungkapkan tiga cabang ilmu filsafat, yakni : • Logika Logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran-pikiran yang dinyatakan dalam perbuatan (cara kerja). Dalam penilaian logika lebih tegas (benar atau salah) karena sifatnya yang universal di seluruh belahan dunia. • Estetika Estetika adalah cabang ilmu filsafat yang menyangkut bidang keindahan terutama dalam seni dan rasa, norma dan nilai. Dalam penilaian estetika (yang dinyatakan dalama bentuk keindahan), lebih bersifat individualis, yaitu penilaian yang sangat tergantung dari latar belakang individu tersebut. • Etika Secara etimologis, kata ethics berasal dari kata Yunani, ethike yang berarti ilmu tentang moral atau karakter. Studi tentang etika itu secara khas sehubungan dengan prinsip kewajiban manusia atau studi tentang semua kualitas mental yang membedakan sesorang atau suku bangsa. 1. Perumusan Istilah etika, moralitas baik dan buruk Moral berasal dari kata latin, mos dan dimaksudkan sebagai adat istiadat atau tata krama. Dalam pengertian teknis moral menunjukkan apakah perbuatan sesorang baik atau buruk, bajik atau jahat, atau karakter bertanggungjawab. Moral berkaitan dengan niat, sedangkan etika adalah studi tentang moral. Karena itu dalam tulisan tentang filsafat olahraga ini kita dapat mengatakan bahwa penggunaan dopping merupakan perbuatan tidak bermoral, sama halnya dengan bermain “nyabun” dalam sepakbola. Etika mempelajari hal-hal di balik isu moral, sementara moral mempersoalkan tindakan , motif dan maksud dari perbuatan. 2. Kategori nilai non formal Frankena (1973) membagi nilai non formal ke dalam beberapa kategori : • Nilai utilitas, sesuatu dinilai baik karena kemanfaatannya bagi maksud tertentu. • Nilai ekstrinsik, sesuatu dinilai baik karena merupakan alat untuk menjadi baik. • Nilai inheren, sesuatu dinilai baik karena pengalaman yang diperoleh tatkala diresapi atau direnungi, didalamnya terkandung nilai berharga. • Nilai Intrinsik, sesuatu dinilai baik karena didalamnya terkandung sesuatu yang baik. • Nilai kontribusi, sesuatu dinilai baik karena kontribusinya yang baik bagi hidup atau bagian dari hidup. • Nilai final, Segala sesuatu atau kombinasi sesuatu yang dinilai baik secara keseluruhan. > >
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita