Anda di halaman 1dari 19

LEARNING AND GOING BY STUDYCASE

EKONOMI PUBLIK

Dosen Pengampu : Alzefin Y. R. M. Sinolungan, S.E, M.Si

Disusun Oleh:
Syukur Utama Zega (22305020)
Michael Rionaldo Lelet (22305011)
Maldini Tangkilsan (22305049)

UNIVERITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ILMU EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
karunia serta berkat yang melimpah sehingga kami dapat menyelesaikan Study and doing by
study case dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Dan kami juga
berterimakasih pada Nci Alzefin Y.R.M Sinolungan S.E, M.Si selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Publik Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Manado yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami harap projek ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan Ilmu
Pengetahuan kita mengenai materi yang kami akan bahas, terutama memgembangkan softskill
baik kami maupun audiens. Kami menyadari bahwa makalah studi kasus ini jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang saya buat menjadi lebih baik kedepannya. Mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga studi kasus ini, dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sedikitnya
projek makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami dan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Publik. Demikian makalah studi kasus ini kami buat, mohon maaf apabila ada
kesalahan kata-kata yang berkenan di hati pembaca.

Tondano, 02 September 2023

Penyusun
BAGAN MATERI
RINGKASAN MATERI

BAB III : KEGAGALAN PASAR DAN CAMPUR TANGAN PEMERINTAH

1.1 Konsep Pasar


Menurut bahasa pasar bisa diartikan sebagai "mercatus" yang artinya berdagang atau
sebagai tempat berdagang Sementara itu, menurut istilah pasar adalah suatu tempat atau
proses interaksi antara penjual dan pembeli suatu barang atau jasa. Menurut banyak ahli,
disimpulkan bahwa pasar memiliki dua arti dari sisi klasik dan modern. Menurut makna
klasik, pasar adalah pertemuan tempat bagi penjual dan pembeli untuk melakukan rangkaian
kegiatan pertukaran, baik barang maupun jasa. Sedangkan menurut modern Artinya, pasar
adalah media yang mengakomodasi proses pasokan dan permintaan barang dan jasa
(Indrayani, 2018).
Secara garis besar, pasar adalah yang utama faktor keberlangsungan kegiatan
ekonomi. Pada dasarnya pasar memiliki tiga fungsi, yaitu: fungsi distribusi, pembentukan
harga fungsi dan fungsi promosi

1. Pasar berperan dalam distribusi


Pasar dalam fungsi ini bertugas memfasilitasi interaksi atau media distribusi
antara produsen dan konsumen. Dengan ini fungsi, pihak yang terlibat dalam distribusi
ini aktivitas dapat berinteraksi dengan mudah dalam aktivitas menawarkan barang dan
jasa yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen.
2. Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu. Di pasar, penjual
dapat menawarkan barang mereka kepada pembeli. Dan, pembeli yang mau
membutuhkan barang atau jasa dapat menawar harga secara langsung kepada penjual.
Setelah terjadi tawar menawar antara kedua belah pihak dan harga telah disepakati atas,
harga terbentuk.
3. Pasar sebagai Alat Promosi
Pasar dikatakan sebagai sarana promosi, artinya pasar adalah tempat untuk
memperkenalkan, memasarkan, dan menginformasikan suatu produk atau layanan tentang
informasi, manfaat, dan keunggulan produk yang ditawarkan oleh produsen. Promosi
yang dilakukan oleh produsen bertujuan untuk menarik minat pembeli pada barang atau
jasa dipromosikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan promosi yaitu dengan
memasang spanduk, mendistribusikan brosur, melakukan iklan di media sosial, dan lain
sebagainya (Setiawan, 2011)

1.2 Tujuan Campur Tangan Pemerintah


Yang dimaksud dengan kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian
pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah diterangkan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari campur tangan pemerintah adalah untuk:
 Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat
dihindarkan.
 Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
 Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar dapat
mempengaruhi psar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang
merugikan.
 Menyediakan barang bersama yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara
yang penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi
kesejahteraan sosial masyarakat.
 Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau
dikurangi masalahnya

1.3 Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah


1. Membuat Peraturan-peraturan:
Tujuan pokok dari peraturan pemerintah adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi
dijalankan secara wajar dan tidak merugikan khalayak ramai. Contohnya peraturan
mengenai syarat kerja pada para pekerja di sektor industri adalah dibuat untuk menjamin
dalam pemberian gaji, upah dan tunjangan lain yang wajar dan tidak menindas. Contoh
lain peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan yang bertujuan agar industri
tidak dikembangkan secara sembarangan, sehingga kegiatan industri ini tidak
mengganggu masyarakat sekitar dan menghindari pencemaran udara. Peraturan dibuat
oleh pemerintah meliputi berbagai aspek kegiatan ekonomi, bukan saja terbatas pada
kegiatan dan pendirian industri tetapi juga kegiatan ekspor impor, perbaikan lalu lintas,
pengembangan perusahaan dan aspek kegiatan ekonomi lainnya.
2. Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal adalah Strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam pengeluarannya
dan dalam sistem dan cara-cara pengumpulan pajak. Kebijakan Moneter adalah langkah-
langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu
mempengaruhi suku bunga, operasi bank-bank dan mengatur jumlah uang yang beredar,
Kedua kebijakan ini sangat penting dalam mengatur kegiatan ekonomi. Perekonomian
selalu menghadapi masalah inflasi dan pengangguran, kebijakan ini merupakan tindakan
untuk mengatasi kenaikan harga dan kekurangan pekerjaan.
3. Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung Dalam kegiatan ekonomi terdapat
perbedaan nyata antara keuntungan yang dinikmati oleh orang yang melakukannya
(keuntungan pribadi) dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara menyeluruh
(keuntungan sosial). Adakalanya seseorang memperoleh keuntungan yang besar dalam
kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi masyarakat mengalami kerugian. Contohnya
adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan memberi kemungkinan untung yang besar
apabila sepenuhnya dijalankan oelh pihak swasta, sedang pada masyarakat merupakan
kerugian karena biaya yang besar dalam memperoleh pendidikan. Tindakan masyarakat
menyediakan pendidikan kepada sebagian besar anak-anak yang memerlukan dapat
menghindari pengeluaran yang sangat besar untuk pendidikan.
BAB IV : TEORI BARANG PUBLIK
1.1 Defenisi Barang Publik
1. Barang Publik Murni
Dalam ilmu ekonomi,barang publik adalah barang yang memiliki sifat non-rival
dan non-eksklusif. Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi
siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apa bila dikonsumsi
oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.
Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif.
Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik
adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki
oleh satubagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak
digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.Contoh: jalan raya merupakan barang
publik, kebanyakan pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut,
semua orang dapat menikmati dan manfaat dari jalan raya (noneksklusif); dan jalan raya
dapat digunakan pada waktu bersamaan. Istilah barang publik sering digunakan pada
barang yang non-eksklusif dan barang non-rival. Hal ini berarti bahwa tidak mungkin
bisa mencegah seseorang untuk tidak mengonsumsi barang publik. Danudara juga dapat
dimasukkan sebagai contoh barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah
seseorang untuk tidak menghirup udara. Barang-barang yang demikian itu sering disebut
sebagai barang publik murni.
2. Barang Publik Murni dan Penghambat
Ada beberapa barang yang tidak bersifat konsumsi bersama. Dua orang tidak
dapatmengkonsumsi roti secara bersama-sama. Manfaat dan kepuasan memakan roti
tidaktersediabagi kedua orang tersebut. Ketika mengkonsumsi barang yang tidak
dapatdikomsumsi oleh orang lain, komsumsi dua orang tersebut dapat disebut sebagai
rival.Non-eksklusifitas terjadi ketika anda tidak membayar penjual roti, maka anda tidak
dapatmengkonsumsi roti tersebut.Timbul masalah-masalah yang mengelilinginya :
a. pemanfaatan barang publik cenderung berlebihan
b. barang publik tidak memiliki harga. Hal ini disebabkan antara lain
sulitnyamenentukan standar harga maupun karena barang publik yang tidak
diperdagangkan.
c. Tidak adanya keuntungan membuat orang-orang tidak mau (kalaupun ada
sangatsedikit jumlahnya) untuk menyediakannya ataupun melestarikannya
Disinilahpemerintah berperan dengan cara menarik pajak dari masyarakat dan
danapengumpulan pajak tersebut digunakan untuk menyediakan barang publik.
d. Utilitas yang diperoleh setiap rumah tangga dari barang publik murni adalah
fungsipeningkatan tingkat persediaan dan fungsi penurunan penggunaannya

1.2 Teori Barang Publik


a. Toeri Pigou
Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat
dimanakepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yangdipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang
publik)Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal
masyarakat dalammembayar pajakdan rasa kepuasan marginal akan barang publik,
sedangkan kepuasan danketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena siaftnyaordinal.
b. Teori Bowen
Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya
padapenentuan harga pada barang swasta.Bowen mendefinisikan barang publik sebagai
barang dimana pengecualian tidak dapatditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah
tersedia maka tidak ada seorang pun yangdapat dikecualikan dari manfaat barang
tersebut.Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan permintaan permintaan
danpenawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada
prinsippengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka
akanbarang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.
c. Teori Erick Lindahl
Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja
pembayaranmasing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetpi
berupa presentase dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan
pada analisa kurvaindifferen dengan anggaran tetap yang terabatas (fixed budget
costrains).Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai
barangpublik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh
sektorswasta. Selain itu kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat
barangpublik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga
yang bersediamenunjukan prefrensinya terhadap barang publik.kritikan lainya ialah teori
ini hanya melihatpenyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang
swasta yangseharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.
d. Teori Samuelson
Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik,
yaitu :non-exclusionary dan non-rivarly, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat
mencapaikondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat
optimal.Kelemahan :
o Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih,
dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula di pilih.
o Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi kita tidaktahu
apakah menunjukkan perbaikan atau penurunan kesejahteraan seluruhmasyarakat.
o Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus
terangmengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka
inilahyang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik.
Yangmenjadi persoalan dalam penentuan jumlah barang publik yang akan disediakan
olehpemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari
konsumenbarang publik.
o Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan,
yaitubarang publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.
e. Teori Anggaran
Teori ini didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas
penggunaanbarang -barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan
BAB V : TEORI PEMUNGUTAN SUARA
1.1 Pengertian Pemungutan Suara
Merupakan alternatif dalam menentukan kesukaan dan ketidaksukaan
masyarakat akan barang publik termasuk pembiayaan akan barang publik. Pemungutan suara
dilakukan karena sistem harga tidak dapat dipakai untuk menunjukan kesukaan masyarakat
akan barang publik. Dalam contoh, jika dalam masyarakat hanya ada dua orang konsumen
atau dalam masyarakat kecil pencerminan kesukaan dapat dilakukan dengan proses negosiasi
atau tawar menawar, tetapi proses negosiasi tidak dapat dilakukan dalam masyarakat yang
besar. Oleh karena itu dalam masyarakat demokratis kesukaan-kesukaan masyarakat dan
kesediaan mereka untuk membiayai barang publik harus dilakukan dengan cara pemungutan
suara. Namun, dalam negara yang mempunyai sistem pemerintahan diktator, penguasalah
yang memutuskan barang dan jasa publik apa dan berapa jumlah yang akan disediakan dan
bagaimana cara pembiayaaan barang publik tersebut. Oleh karena itu hasil dari pemungutan
sunra tergantung dari dua faktor berikut ini:
1. Distribusi suara di antara para pemilih
2. Cara penentuan hasil pemungutan suara

1.2 Inefisiensi dan Keterpaksaan


Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana terdapat
kemungkinan suatau proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang tidak efisien dan
beberapa orang dipaksa untuk menerima proyek tersebut walaupun mereka memperoleh
manfaat yang sangat kecil dari proyek tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Pemilih Biaya Manfaat Manfaat Neto Setuju/Tidak
Kevin 10 15 5 Setuju
Utin 10 11 1 setuju
Surya 10 2 -8 Tidak
30 28 -2

Dari tabel tersebut dilihat bahwa Kevin, Utin, dan Surya harus membayar Rp 30,00 untuk
membangun suatu proyek, sedangkan hanya Kevin dan Utin yang menerima manfaat neto
yang positif sehingga mereka menyutujui pembangunan proyek tersebut. Sebaliknya, Surya
karena menerima manfaat neto yang negatif tidak menyutujui pembangunan proyek, tetapi
karena hanya dia sendiri yang tidak setuju maka proyek tersebut akan dilaksanakan. Proyek
tersebut hanya memberikan manfaat sebesar Rp 30.00, sehingga proyek tersebut secara total
tidaklah efisien. Orang yang setuju menerima manfaat bersih sebesar 6 sedangkan manfaat
neto bagi yang tidak setuju sebesar -8, sehingga yang memperoleh manfaat tidak dapat
memberikan kompesasi bagi yang kalah sehingga kondisi pareto optimum tidak tercapai.
Karena proyek tersebut disetujui oleh dua orang dan tidak disetujui oleh satu orang saja,
maka proyek tersebut akan dilaksanakan dan Surya terpaksa membayar dan menikmati
proyek tersebut

1.3 Teori Pemungutan Suara


1. Berdasarkan Suara bulat (Aklamasi)
Cara pemungutan suara dengan suara bulat 100% orang setuju akan diadakannya suatu
proyek atau pengambilan keputusan di parlemen merupakan cara yang paling baik. Hal
tersebut dikarenakan dapat melindungi minoritas dalam suatu masyarakat. Namun cara
ini sangat sulit untuk mencapai suatu keputusan, terutama apabila :
a. Jumlah pemungutan suara besar sekali
b. Apabila ada satu orang tidak setuju maka pengambilan keputusan tidak dapat tercapai
c. Seseorang dapat memblok dalam pengambilan pengambilan keputusan
2. Berdasarkan suara terbanyak
Berdasarkan cara ini, keputusan diambil apabila jumlah orang yg setuju lebih besar
daripada jumlah orang yg tidak setuju. Keputusan diambil bila suara setuju adalah 50
persen plus satu [(n/2)+1] atau dua per tiga suara [(2/3)n) menyatakan setuju.
3. Arrow Paradoks
Sistem pemungutan suara dengan cara mayoritas sederhana sepertinya akan dengan
mudah mencapai keputusan. Tetapi Arrow berhasil menunjukkan adanya masalah yang
timbul dengan system ini apabila pemungutan suara diadakan untuk menentukan pilihan
atas tiga kegiatan atau lebih. Arrow menyebutkan ada 5 syarat yang harus dipenuhi agar
pemilihan suara dapat mencapai hasil yang efisien, yaitu

 hasil yang mencerminkan kesukaan masyarakat yang sebenarnya. a. Pilihan harus


dilaksanakan secara konsisten. Misalnya ada 3 pilihan X, Y dan Z. Maksud dari
syarat yang pertama ini adalah apabila X lebih disukai dari Y: dan Y lebih disukai
dari Z maka X harus lebih disukai dari Z
 Pilihan alternative (yang kedua) tidak boleh ditekuk dengan berubahnya urut- urutan
pilihan yang disukai. Misalnya ada 5 jenis pilihan dengan urul-urutan dari yang
disukai sampai yang paling tidak disukai sebagai berikut: X, Y, Z, W. N. Di sini X
adalah yang paling disukai dan N adalah yang paling tidak disukai. Ranking dari
pilihan haruslah tidak berubah apabila urut-urutan diubah menjadi Y, X. Z W. N oleh
karena X tetap berada di atas Z, W, dan N
 c. Urat-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila satu (atau lebih) pilihan alternative
dihilangkan.
 Pemilih harus menentukan pilihannya dengan bebas
 Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan secara dictatorial

4. Berdasarkan pilihan titik (Point Voting)


Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yang sama untuk setiap jenis pilihan
dan setiap pemilihan hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan rangking proyek
yang paling disukai sampai proyek yang tidak disukai. Dalam pemungutan suara
berdasarkan pilihan titik, maka setiap pemilih akan dapat memenangkan proyek yang
disukainya dengan menggunakan strategi. Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik
(point voting) merupakan cara untuk mengatasi kelemahan dengan cara memberikan
angka tertentu kepada setiappemilih yang dapatmengalokasikannya pada setiapjenis
proyek berdasarkan kesukaannya.angka tersebut mencerminkan kesukaan pemilih pada
suatu proyek misalnya setiappemilih diberikan nilai 100 yang dapat dialokasikan
padaketiga jenis proyek jadi pemilih yang tidak suka akan memberi nilai nol pada proyek
trsebut dan akan mengalokasi semua nilainya untukproyek yang sangat disukainya.
5. Berdasarkan pilihan ganda (Plurality Voting)
Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dengan memberikan angka
berdasarkan urutan kesukaan.untukproyek yang paling disukai diberi angka 1 dan
semakin tidak disukai suatu proyek, nilai yang diberikan pada proyek tesebut semakin
besar. Misalnya ada 3 proyek J.D, dan Pmaka maksimum angka untuk proyek yang
paling tidak disukaradalah 3.proyek yang mendapat nilai terkecil adalah proyek yang
menang sedangkan proyek yang mendapat nilai terbesar adalah proyek yang kalah.
Dalam cara ini, pemilih akan memberikan urutan kesukaan terhadap pilihan mereka.
Urutan yang terendah merupaka pilihan yang paling disukai, begitu pula sebaliknya.
Pilihan yang unggul adalah polisi karena mendapatkan urutan nilai terendah.
6. Sistem Demokrasi Perwakilan
Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya tujuan untuk memikirkan kepentingan diri
masing-masing individu menyebabkan proyek-proyek pemerintah yang dilaksanakan
adalah proyek-proyek yang di inginkan oleh rakyat walaupun mereka tidak secara
langsung mengadakan pemilihan suara tetapi melalui wakil-wakil mereka. Biasanya
jarang pemilihan proyek dilakukan secara langsung melibatkan seluruh masyarakat tapi
pemungutan suara melalui wakil rakyat. Pertama kali yang menyelidi model perwakilan
adalah Joseph Schumpeter dan dikembangkan oleh Anthony Downs. Model ini berasumsi
bahwa masyarakat dan wakil rakyat bertindak rasional didasarkan kepentingan pribadi
masing2. Kepentingan wakil rakyat adalah mempertahan kan kedudukannya de ngan
demikian mereka menyuarakan kehendak masyarakat yang diwakili nya sehingga
nantinya rakyat akan memilihnya kembali pada pemilu yad. Rakyat menginginkan
memaksimumkan manfaat proyek dan meminimalkan biaya pembayaran pajak.

1.4 Koalisi dalam Pemungutan Suara


Banyak proyek pemerintah yang dilakukan tidak sendiri2 tapi dalan satu paket
terdiri beberapa proyek. Pemilih yang terdiri dari 3 wakil rakyat memilih Proyek A B C D
yang terdiri 2 paket Paket 1 proyek A.B. paket 2 Proyek C.D. Tiap pemilih diberi angka 100
yang dibagi dalam 2 proyek dalm satu paket Misalnya Individu I sisanya untuk menilai
proyek A 1 maka proyek B 99 dan untuk paket 2 Proyek C 51 sisanya proyek D 49.

1.5 Pertukaran suara atau logrolling


Merupakan suatu cara bagi pemilih untuk melakukan kolusi diantara para
pemilih yang kalah dengan cara memberikan suara agar mereka sama sama memperoleh
keuntungan dengan cara memberikan nilai lebih banyak kepada proyeck yang disukai oleh
pemilih lain apabila pemilih tersebut memberikan nilai yan lebih besar kepada proyek yang
disukai. Contoh, dalam 2 kasus, individu I kalah pada proyek B yang sangat disukainya,
sedangkan individu III kalah pada proyek D yang sangat disukainya. Dalam hal ini, individu
I dan III dapat melakukan LOGROLLING, yaitu individu I akan memberikan nilai yang
besar pada proyek D apabila individu III bersedia memberikan nilai yang lebih besar kepada
proyek A. Kedua individu itu akan puas karena proyek yang mereka sukai akan unggul.

BAB VI : EKSTERNALITAS
1.1 Defenisi Eskternalitas
Dalam mata kuliah toon ekonomi kita pernah mungkin mendengar sesekali istilah
"ekstemalitus". Sebenarnya apa definisi dari eksternalitas itu? Eksternalitas digambarkan
sebagai efek yang dirasakan oleh seseorang yang ditimbulkan oleh tindakan orang lain.
Dalam berbagai literature bacaan ada beberapa definisi eksternalitas dan klasifikasi dari
berbagai jenis eksternalitas Definisi eksternalitas secara implisit membedakan antara dua
kategori yaitu eksternalitas dalam hal hubungan laba dan eksternalitas konsumsi setiap kali
tingkat utilitas terpengaruh
Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan (utilitas atau keuntungan) beberapa agen
ekonomi yang secara langsung dipengaruhi oleh tindakan agen lain baik konsumen ataupun
produsen di dalam perekonomian. Contohnya eksternalitus ada jika produktivitas perikanan
dipengaruhi oleh kilang minyak yang berada di hulu sungai yang mencemari air sungai
sehingga produktivitas perikanan menjadi turun. Eksternalitas juga menyatakan hubungan
antara agen ekonomi yang terletak diluar sistem harga ekonomi. Tingkat ekstemalitas yang
dihasilkan tidak dikontrol secara langsung oleh harga, sehingga standar efisiensi pads
keseimbangan pasar tidak dapat diterapkan. Contoh sehari-hari termasuk polusi pabrik yang
merugikan perikanan lokal dan in hati yang dirasakan saat tetangga bangga menampilkan
mobil barunya Eksternalitas tersebut tidak dikendalikan secara langsung oleh harga. Namun
konsumen atau suatu perusahaanlah yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh tindakan
dari agen lain dalam perekonomian, yaitu, mungkin ada efek eksternal dari tindakan
konsumen lain atau perusahaan
Eksternalitas juga dapat didefinisikan sebagai hiaya ekonomi atau manfaat yang
merupakan produk sampingan dari kegiatan ekonomi tetapi yang dialokasikan di luar sistem
pasar. Ini berarti baliwa pembuat eksternalitas tidak memiliki insentif untuk
mempertimbangkan biaya eksternal atau manfaat yang dilusikan. Hal ini sama persis dengan
definisi yang diberikan sebelumnya, halwa ekstemulitas adalah biaya ekonomi atas manfaat
yang merupakan produk sampingan dari kegiatan ekonomi tetapi yang dialokasikan di luar
sistem pasar

1.2 Jenis-Jenis Eksternalitas


Efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar dengan
kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu pelaku
ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai dampak (externality) buik terhadap
mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat
interaksi ekonomi berikut ini (Pearce dan Nash, 1991, Bohm, 1991):

1. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain


Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain
jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubalsam atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain. Dampok atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi
biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) olch
produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution)
yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen
hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa
dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya
perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke
aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya
merugikan produsen lain yakni parn penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan
produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau
nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi
komoditi lain.
2. Dampak Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen dikatakan mempunyai ektemal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya
merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak atau efek
samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau
polusi. Kategori ini meliputi polusi suatu (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam
(amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara)
serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat
luas Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah
(wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk Sebagai contoh,
kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan
adanya polusi udara
3. Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseoning atau
kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Komumen seorang individu bisa dipengurahi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan
produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atan efek dari
kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya,
bisingnya suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari
tetangga, asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya
4. Dampak Konsumen Terhadap Produsen
 Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu
fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini
misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya
sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan)
atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih. Lebih jauh Baumol dan Outes (1975)
menjelaskan tentang konsep eksternalitas dalam dua pengertian yang berbeda:
 Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal yang
mempunyai ciri barang individu (private good or bad) yang mana jika barang itu
dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
 Eksternalitas yang tidak habis (an adeplatable externality) adalah suatu efek eksternal
yang mempunyai ciri harang publik (public goods) yang mana barang tersebut bisa
dikonsumsi oleh seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan kata lain, besarnya
konsumsi seseorang akan barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang
lainnya. Dari dua konsep eksternalitas ini, ekstemulitas jenis kedua merupakan masalah
pelik dalam ekonomi lingkungan Keberadaan eksternalitas yang merupakan barang
publik seperti polusi udara, uit, dan suara merupakan contoh eksternalitas jenis yang tidak
habis, yang memerlukan instrumen ekonomi untuk menginternalisasikan dampak tersebut
dalam aktivitas dan analisa ekonomi.

1.3 Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas


Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku
ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat
mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-
prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidak efisienan timbul karena salah
satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi.
Karakteristik barang atau sumber daya publik, ketidak sempurnaan pasar, kegagalan
pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsure hak pemilikan atau pengusahaan
sumber daya (property rights) tidak terpenuhi. Sejauh semua factor ini tidak ditangani dengan
baik, maka eksternalitas dan ketidak efisienan ini tidak bias dihindari.
Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan
terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang. Bagaimana mekanisme timbulnya
eksternalitas dan ketidak efisienan dari alokasi sumber daya sebagai akibat dari adanya factor
diatas diuraikan satu per satu berikut ini.
 Pertama. Keberadaan Barang Publik Haring publik (public goods) adalah barang yang
apabilai konsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan
barang tersebut. Selanjutnya. barang public sempurna (pure public good) didefinisikan
sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap
seluruh anggota masyarakat.
 Kedua, Keberadaan sumber daya bersama-SDB (common resources) atau akses terbuka
terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik
diatas Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik,
tidak ekskludabel, Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan Cuma-Cuma Namun tidak seperti borang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan
sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas
terjadi pada kasus SDB ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang
dikenal dengan istilah Tragedi Barang Umum (the Tragedy of the Commons).
 Ketiga, Ketidak Sempurnaan Pasar Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu
partisipan didalam suatu tukar menukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu
mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bias terjadi pada pasar yang tidak
sempuna (Imperfect Market) seperti pada kasus monopoli (penjualtunggal)
 Keempat, Kegagalan Pemerintah Sumber ketidak efisienan atau eksternalitas tidak saja
diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government
failure). Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan karena kepentingan pemerintah sendiri
atau kelompok tertentu mencari keuntungan (rent secking) melalui proses politik.(interest
groups) yang tidakmendorongefisiensi. Kelompok

1.4 Dampak Ekternalitas beserta Contohnya


Eksternalitas merupakan dampak yang tidak dapat dipilih atau ditolak oleh pihak
ketiga karena kejadiannya diluar kontrol pihak tersebut, oleh karena itu, banyak anggapan
bahwa eksternalitas bersifat mengikan, Merugikan disini bukan hanya merugikan pihak
ketiga yang dipengaruhi oleh eksternalitas, namun ternyata juga dapat merugikan perusahaan
yang menyebabkan eksternalitas tersebut Eksternalitas memiliki dampak yang bersifat
negatif ataupun positif.
Eksternalius negatif adalah aktivitas ckomumi yang menyebabkan dampak negatif
pada pihak ketiga. Dampak in dapat muncul saat tahap pundaka distribuatu kaum duci na
produk Polusi, salah satu contoh dampak kegiatan produksi dan distribusi dianggap sebagai
eksternalitas karena dampak yang diberikan bukan terhadap pelaku polusi, tetapi kepada
masyarakat sekitarnya Rata-rata eksternalita negatif berhubungan dengan dampak lingkungan
dari kegiatan ekonomi Eksternalitas negatif umumnya dibagi menjadi dua sisi, yaitu dari segi
produksi dan dari segi konsumsi. Sedangkan Eksternalitas positif adalah aktivitas ekonomi
yang menyebabkan dampak positif pada pihak ketiga. Sama seperti ekstemaldus negatif,
dampak yang terjadi saat tahap produksi, distribusi, atau konsumsi dari saatu produk/jasa.
Ekstemalitas positif dapat dilihat pula dari dua sisi, produksi dan konsumsi Secara unan,
terdapat 5 jenis eksternalitas, yaitu negatif, positif, inframarginal, teknologi, dan posisional

5W 1H
Eksternalitas adalah konsep dalam ekonomi yang merujuk pada efek samping dari suatu kegiatan
ekonomi yang memengaruhi pihak ketiga yang tidak terlibat dalam transaksi tersebut.
 What (Apa):
o Eksternalitas adalah efek samping dari tindakan ekonomi atau kegiatan yang tidak
tercermin dalam harga pasar atau transaksi yang terkait dengan kegiatan tersebut.
o Ini bisa berupa efek positif (eksternalitas positif) atau efek negatif (eksternalitas
negatif) yang mempengaruhi pihak ketiga yang tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

 Why (Mengapa):
o Eksternalitas muncul ketika pasar tidak memperhitungkan semua biaya atau manfaat
yang terkait dengan suatu tindakan atau kegiatan.
o Ini penting dalam analisis ekonomi karena dapat mengarah pada alokasi sumber daya
yang tidak efisien dan dapat merugikan masyarakat.

 Who (Siapa):
o Pihak-pihak yang terlibat dalam kasus eksternalitas meliputi pihak yang melakukan
kegiatan (penghasil eksternalitas), pihak yang terkena dampaknya (pihak ketiga), dan
pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengendalikan eksternalitas.

 When (Kapan):
o Eksternalitas dapat terjadi dalam berbagai konteks dan sektor ekonomi, termasuk
lingkungan (polusi), produksi (kebisingan), konsumsi (merokok), dan lainnya.
o Pengenalan dan penanganan eksternalitas seringkali menjadi perhatian saat peraturan
dan kebijakan diperbarui atau diubah.

 Where (Dimana):
o Eksternalitas dapat terjadi di berbagai tempat, baik di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan, serta di negara maju maupun berkembang.
o Efek samping dapat terjadi di tingkat lokal, regional, nasional, atau bahkan global
tergantung pada sifat kegiatan yang menghasilkan eksternalitas.
 How (Bagaimana):
o Untuk mengatasi eksternalitas negatif, pemerintah dapat menerapkan berbagai
instrumen kebijakan, seperti pajak polusi, peraturan lingkungan, dan subsidi untuk
teknologi bersih.
o Analisis eksternalitas juga dapat digunakan untuk memahami implikasi ekonomi dari
tindakan atau kebijakan tertentu dan memutuskan apakah tindakan korektif diperlukan.

BAB VII : ANALISI BIAYA DAN MANFAAT


1.1 Pengertian Biaya dan Manfaat
Menurut Kadariah (1999) tentang biaya(cost) dan manfaat benefit):
1. Biaya (Cost)
Biaya dalam proyek digolongkan menjadi empat macam, yaitu:
 Biaya Persiapan
Biaya persiapan adalah biaya yang dikeluarkan sebelum proyek yang bersangkutan
benar- benar dilaksanakan, misalnya biaya studi kelayakan pada lahan yang akan
digunakan untuk proyek termasuk di dalamnya studi kelayakan pada daerah dan
masyarakat sekitarnya dan biaya untuk mempersiapakan lahan yang akan digunakan.
 Biaya Investasi atau Modal
Biaya investasi biasanya didapat dari pinjaman suatu badan atau lembaga keuangan
baik. dari dalam negeri atau luar negeri. Yang termasuk biaya investasi adalah biaya
tanah. biaya pembangunan termasuk instalasi, biaya perabotan, biaya peralatan
(modal kerja),
 Biaya Operasional
Biaya operasional masih dapat dibagi lagi menjadi biaya gaji untuk karyawan, biaya
listrik, air dan telekomunikasi, biaya habis pakai, biaya kebersihan, dan sebagainya
 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan
Pada awal umur proyek biaya ini belum muncul tetapi setelah memasuki usia tertentu.
biasanya pada bangunan mulai terjadi kerusakan- kerusakan yang memerlukan
perbaikan Tentu saja terjadinya kerusakan kerusakan tersebut waktunya tidak menentu,
sehingga jenis biaya ini sering dijadikan satu dengan biaya operasional. Selain itu,
masih ada lagi biaya yang mencerminkan true values tetapi sulit dihitung dengan uang
seperti pencemaran udara, air, suara, rusaknya/tidak produktifnya lagi lahan, dan
sebagainya.
2. Manfaat (Benefit)
Manfaat yang akan terjadi pada suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Manfaat Langsung
Manfaat langsung dapat berupa peningkatan output secara kualitatif dan kuantitatif
akibat penggunaan alat-alat produksi yang lebih canggih, keterampilan yang lebih baik
dan sebagainya.
 Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang muncul di luar proyek, namun sebagai
dampak adanya proyek. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan
masyarakat disekitar lokasi proyek. (sulit diukur).
 Manfaat Terkait
Manfaat terkait yaitu keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan sejumlah
uang, namun benar-benar dapat dirasakan, seperti keamanan dan kenyamanan. Dalam

penelitian ini untuk penghitungan hanya didapat dari manfaat langsung dan sifatnya
terbatas, karena tingkat kesulitan menilainya secara ekonomi
1.2 Tujuan Teknik “Analisis Biaya & Manfaat”
Analisis Biaya/Manfaat atau CBA merupakan salah satu teknik penilaian risiko yang
membantu penggunanya untuk memilih atau memutuskan opsi perlakuan mana yang perlu
diambil untuk suatu risiko Teknik ini akan menimbang sisi manfaat dan sisi biaya dari setiap
perlakuan risiko Dari sisi manfaat, organisasi dapat memperoleh manfaat yang paling
menguntungkan, sedangkan dari sisi biaya, organisasi dapat mencapai tingkat efisiensi
tertentu.
Dalam prosesnya, analisis biaya/manfaat akan mempertimbangkan tingkat efisiensi
biaya dan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dari setiap perlakuan yang tersedia. Semakin
efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin tinggi manfaat yang diperoleh dari sebuah
perlakuan risiko, maka semakin besar kecenderungan perlakuan tersebut dipilih.

1.3 Metode Analisis Biaya dan Manfaat


Analisis biaya dan manfaat (Cost-Benefit Analysis, CBA) adalah sebuah metode
yang digunakan untuk mengevaluasi proyek, kebijakan, atau tindakan dengan
membandingkan semua biaya yang terlibat dengan manfaat yang diharapkan dari tindakan
tersebut. Tujuan utama dari analisis biaya dan manfaat adalah untuk membantu pengambilan
keputusan dengan memberikan informasi yang jelas tentang apakah suatu proyek atau
kebijakan layak dilakukan berdasarkan perbandingan antara biaya dan manfaatnya. Berikut
ini adalah langkah-langkah umum dalam melakukan analisis biaya dan manfaat:

 Identifikasi Proyek atau Kebijakan: Identifikasikan proyek atau kebijakan yang akan
dievaluasi. Pastikan tujuan dari proyek atau kebijakan tersebut jelas.
 Identifikasi Biaya: Identifikasikan semua biaya yang terkait dengan pelaksanaan
proyek atau kebijakan. Biaya ini bisa mencakup biaya awal, biaya operasional, biaya
pemeliharaan, dan lain sebagainya. Pastikan bahwa semua biaya yang relevan telah
dicatat.
 Identifikasi Manfaat: Identifikasikan semua manfaat yang diharapkan dari proyek
atau kebijakan tersebut. Manfaat ini bisa berupa manfaat finansial, sosial, atau
lingkungan. Manfaat juga harus diukur dalam unit yang sama dengan biaya (misalnya,
dalam mata uang).
 Estimasi Nilai Moneter: Estimasi manfaat yang tidak memiliki nilai moneter. Ini bisa
menjadi tugas yang sulit, tetapi seringkali diperlukan dalam CBA. Anda dapat
menggunakan berbagai metode seperti survei, analisis statistik, atau kajian literatur
untuk mengestimasi nilai moneter dari manfaat yang sulit diukur secara langsung.
 Waktu: Tentukan periode waktu selama proyek atau kebijakan akan dievaluasi. Ini
dapat berupa periode tahunan atau lebih lama, tergantung pada sifat proyek atau
kebijakan.
 Diskon Manfaat: Karena nilai uang di masa depan lebih rendah daripada nilai uang
saat ini, manfaat di masa depan harus didiskon ke nilai saat ini menggunakan tingkat
diskonto yang sesuai.
 Perhitungan Net Present Value (NPV): Hitung nilai sekarang bersih (NPV) dengan
mengurangkan total biaya dari total manfaat yang didiskon. NPV positif
menunjukkan bahwa proyek atau kebijakan diharapkan menghasilkan keuntungan,
sementara NPV negatif menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak layak secara
finansial.
 Analisis Sensitivitas: Lakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat memengaruhi hasil CBA. Ini dapat membantu dalam memahami
risiko dan ketidakpastian dalam proyek atau kebijakan.
 Pengambilan Keputusan: Dengan menggunakan hasil analisis biaya dan manfaat,
buatlah keputusan tentang apakah proyek atau kebijakan tersebut harus dilanjutkan,
dimodifikasi, atau dibatalkan.
 Pelaporan: Presentasikan hasil analisis biaya dan manfaat dengan jelas dan transparan
kepada semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

Analisis biaya dan manfaat adalah alat yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan
bisnis, pemerintah, dan organisasi lainnya karena membantu mengidentifikasi dan mengukur
secara kuantitatif dampak finansial dan non-finansial dari suatu tindakan atau proyek. Namun,
penting untuk diingat bahwa CBA memiliki keterbatasan, terutama dalam mengukur manfaat
yang sulit diukur secara monetaris dan dalam menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu,
sebaiknya digunakan bersama dengan analisis lainnya dan pertimbangan kualitatif dalam
pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai