Anda di halaman 1dari 2

SOAL DAN JAWABAN PRESENTASI ADM ISLAM KELOMPOK 1

1. Adakah ciri" yang menonjol dari pemikiran politik islam pada periode klasik?

JAWAB : Pertama, adanya pengaruh alam pikiran Yunani. Pengaruh alam pikiran Yunani dalam
teori politik menyoroti pembentukan negara sebagai hasil dari kebutuhan manusia yang tidak
dapat dipenuhi secara individual, mendorong kerjasama dan persatuan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Pemikiran ini menggambarkan konsep kolaborasi dan kesatuan dalam
membangun struktur sosial-politik yang dapat memenuhi kebutuhan kolektif manusia.

Kedua, pemikiran politik yang berkembang lebih banyak berpijak pada kondisi real (realistik)
sosial-politik. pemikiran politik yang realistik berkembang sebagai respons terhadap kondisi
sosial-politik yang ada, mencerminkan pentingnya menyesuaikan teori politik dengan realitas
yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian, kedua konsep ini memberikan landasan
penting dalam memahami dinamika pembentukan negara dan struktur politik dalam berbagai
konteks sejarah. (LUTHFIYAH)

2. Pada periode modern, kecenderungan apa saja yang dapat mempengaruhi pemikiran
politik islam ?

JAWAB : Ada 3 kecenderungan, yaitu Integralisme, interseksion, dan sekularisme.


Integralisme, interseksion, dan sekularisme adalah konsep-konsep yang memainkan peran
penting dalam dinamika sosial dan politik saat ini. Integralisme merujuk pada pandangan yang
menekankan kesatuan dan keseluruhan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk agama,
politik, dan budaya. Sementara interseksion mengacu pada pengetahuan bahwa identitas
seseorang tidak dapat direduksi menjadi satu aspek tunggal, melainkan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti ras, gender, kelas sosial, dan lainnya. Di sisi lain, sekularisme
menekankan pemisahan antara urusan agama dan negara. Ketiga konsep ini memiliki dampak
yang signifikan dalam membentuk pandangan dan kebijakan sosial serta politik di berbagai
masyarakat. (ALNES)

3. Bagaimana penganut integralisme memandang peran ajaran agama dalam pembentukan


struktur masyarakat dan negara?

JAWAB : Para penganut integralisme cenderung meyakini bahwa ajaran agama harus menjadi
landasan utama dalam pembentukan struktur masyarakat dan negara. Mereka meyakini bahwa
nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama harus menjadi panduan utama dalam menyusun hukum,
kebijakan publik, dan norma-norma sosial. Bagi mereka, agama bukan hanya sekadar aspek
individual, tetapi juga harus menjadi inti yang membentuk tatanan sosial secara keseluruhan.
Pendekatan ini menekankan pentingnya memperkuat peran agama dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat, dengan harapan menciptakan masyarakat yang lebih moral dan beretika sesuai
dengan ajaran yang diyakini. (USSY)

4. Apa yang membedakan periode pertengahan dalam sejarah Islam dari periode
sebelumnya?

JAWAB : Pada Periode Pertengahan, Islam mengalami perpecahan politik yang signifikan,
terutama ditandai dengan hancurnya dinasti Abbasiyah oleh tentara Mongol pada tahun 1258
M. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam struktur politik dan kekuasaan
di dunia Islam. Akibatnya, muncul banyak dinasti-dinasti kecil yang bersaing dalam
memperebutkan kekuasaan di kekhalifahan Islam. Perpecahan politik ini tidak hanya
memengaruhi tatanan pemerintahan, tetapi juga berdampak pada perkembangan sosial, budaya,
dan ekonomi di dunia Islam, menciptakan periode ketidakstabilan yang berdampak jangka
panjang. (JULLEK)

5. Bagaimana cara Nabi Muhammad untuk memperkokoh masyarakat dan negara yang
baru dibangun serta membentuk karakter kepemimpinannya?

JAWAB : Upaya Nabi Muhammad untuk memperkokoh masyarakat dan negara yang baru
dibangun mencerminkan kebijaksanaan dan visi kepemimpinannya. Melalui pendirian
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), beliau berhasil mempersatukan golongan
muhajirin dan anshor, menciptakan fondasi kuat bagi persatuan umat Islam. Selain itu, prinsip
patisipatif dan egaliter (al-musawah) yang menjadi doktrin fundamental dalam Islam,
memberikan landasan yang kuat untuk kesetaraan di antara umat, tanpa membedakan status
sosial atau latar belakang. Dengan demikian, Nabi Muhammad tidak hanya meneguhkan
persaudaraan di antara umatnya, tetapi juga mendorong partisipasi aktif dan kesetaraan dalam
berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. (VARA)

Anda mungkin juga menyukai