1,
2476-9703 MUALLIMUNA: JURNAL MADRASAH IBTIDAIYAH Oktober 2023
Terbit sejak Alamat web jurnal: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/jurnalmuallimuna Halaman:
2015 27-41
Article history
Received: Revised: Accepted: Published:
05 Mei 2023 25 Mei 2023 21 Juni 2023 31 Juli 2023
Kata Kunci: kurikulum merdeka, keterampilan abad 21, projek, profil pelajar
Pancasila
27
28
students who can answer the challenges of the times by applying 21st century learning
skills which include 4C (communication, collaboration, creativity, and critical thinking).
This study aims to describe how the planning, implementation process, and evaluation of
projects to strengthen the profile of Pancasila students in implementing 21st century
learning skills oriented to an independent curriculum in elementary schools. The research
method used was qualitative by describing the conditions in the field in detail and depth.
Data collection techniques in the research conducted included interviews, observation,
and documentation. Testing the validity of the data was carried out using the
triangulation method, namely comparing and re-checking findings from various sources
and different techniques. The data analysis technique used is data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The results of this study are: 1) Project planning,
which includes forming a team/group as a facilitator or project implementer, knowing
what the school readiness stage is in implementing the project, establishing dimensions,
themes, and project time allocation, preparing project modules, and designing an
assessment of the results reporting project, 2) The process of implementing the project,
namely through the introduction, contextual, action, and share stages, 3) Evaluation of
the project, namely by conducting formative, summative, and diagnostic assessments
through the implementation of work titles. The implementation of 21st century learning
skills can be applied to projects to strengthen the profile of Pancasila students by
implementing 4C.
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia sekarang mengalami perubahan, seperti perubahan
sistem pendidikan yang terarah, terencana, dan berkesinambungan agar mampu
memperbaiki mutu pendidikan dan menanggung pemerataan pendidikan dengan tujuan
menyiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan perubahan zaman secara
lokal, nasional, maupun global (Faiz, Parhan, & Ananda, 2022). Berbagai bentuk
inovasi perubahan perkembangan pendidikan di Indonesia yaitu telah melakukan
perubahan kurikulum lebih dari 10 sejak mula kemerdekaan Indonesia sampai sekarang,
hal ini berdampak pada perubahan gaya belajar mengajar pada setiap kurikulumnya.
Perubahan kurikulum di Indonesia dimulai dari adanya kurikulum rentjana
pembelajaran pada tahun 1947 sampai kurikulum baru saat ini yang menjadi
perbincangan, yakni kurikulum merdeka. Adanya kurikulum baru yang dibentuk oleh
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia tersebut
merupakan bukti Indonesia telah memperbarui kurikulum pendidikan sebanyak tiga kali
kurang dari sepuluh tahun (Sugiri & Priatmoko, 2020).
Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kurikulum prototipe pada tahun 2021
kemudian diperbaiki menjadi kurikulum merdeka pada tahun 2022. Ciri-ciri dari
kurikulum merdeka yang telah ditetapkan pemerintah yaitu adanya Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila atau disingkat dengan sebutan P5. P5 adalah pembelajaran lintas
disiplin ilmu melalui projek yang bersifat kontekstual dan mengacu pada persoalan yang
berada di lingkup satuan pendidikan dan bertujuan meningkatkan kecakapan dan
karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila (Satria, Adiprima, Wulan,
& Harjatanaya, 2022). Projek ini dapat dilaksanakan secara fleksibel di satuan
pendidikan artinya fleksibel dari segi aktivitas, muatan, maupun waktu pelaksanaannya.
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
29
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
30
METODE
Jenis penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif yang tujuannya untuk
menghasilkan kesimpulan berupa data yang digambarkan secara rinci. Penelitian
kualitatif merupakan suatu pendekatan ilmiah dengan menjelaskan kondisi tertentu dan
mendeskripsikan realitas dengan nyata, disusun dengan kalimat berdasarkan teknik
analisis data yang relevan dan didapat dari kondisi sebenarnya (Usman & Akbar, 2006).
Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah studi lapangan.
Dalam penelitian ini data dan sumber data untuk mencari informasi yang sesuai
dengan fokus penelitian adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapat secara langsung dari guru, data tersebut dapat berupa dokumen perancangan dan
pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kemudian data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh melalui sumber pustaka seperti buku, jurnal penelitian
internasional maupun nasional, skripsi yang relevan dengan fokus penelitian. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi pada pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila kelas IV untuk mendapatkan data tentang implementasi
keterampilan pembelajaran abad 21 berorientasi kurikulum merdeka melalui projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan
guru kelas IV pelaksana projek. Tujuan dilakukannya wawancara yaitu untuk mencari
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
31
tahu bagaimana kondisi nyata di lapangan guru sekolah dasar dalam upaya
mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Teknik pengumpulan
data dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dokumentasi mengenai kondisi sekolah,
sarana dan prasarana, serta modul proyek dalam implementasi keterampilan pembelajaran
abad 21 berorientasi kurikulum merdeka melalui projek penguatan profil pelajar
Pancasila di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.
Objek yang diteliti dalam penelitian yang dilakukan yaitu implementasi
keterampilan abad 21 melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Subjek yang
berpartisipasi yaitu guru sebagai pelopor dalam menjalankan pembelajaran dengan
mengimplementasikan keterampilan abad 21, guru sebagai perancang proyek yang akan
dikembangkan dalam mencapai profil pelajar Pancasila, dan guru sebagai pelaksana
kurikulum merdeka. Subjek lainnya adalah peserta didik kelas 4 SD Muhammadiyah 1
Ketelan Surakarta. Subjek tambahan sebagai penguat hasil penelitian adalah kepala
sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta yang memiliki peran sebagai penggerak
dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan sekolah khususnya pada implementasi
kurikulum merdeka.
Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi dengan membandingkan dan
memeriksa kembali hasil temuan dari beragam sumber dan teknik yang berbeda. Teknik
analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu dengan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan (Ismiyanti & Handoyo, 2021). Reduksi data ini
merupakan proses pemilihan data-data menjadi sederhana, mengkategorisasikan data
yang diperlukan dan tidak diperlukan serta mengorganisasikan data yang telah diperoleh
hingga mendapatkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan. Penyajian
data dilakukan dengan menyusun informasi data temuan secara sistematis sehingga dapat
dilakukan tahap berikutnya yaitu penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
terhadap penelitian yang dilakukan. Pada tahap penarikan kesimpulan ini dilakukan
dengan cara: (1) memikirkan ulang selama penulisan penelitian; (2) meninjau kembali
catatan hasil temuan di lapangan; (3) melakukan berbagai usaha dalam menempatkan
salinan temuan dalam seperangkat data lain.
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
32
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
33
dari daerah lain. Waktu pelaksaan projek dapat disesuaikan dengan kondisi di setiap
sekolah. Di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta melaksanakan projek setiap
seminggu sekali atau empat kali dalam sebulan, ini sudah termasuk pada penentuan tema.
Tahapan perencanaan P5 yang keempat adalah penyusunan modul projek. Modul
projek disusun oleh guru kelas sebagai pelaksana projek. Guru kelas IV sekaligus guru
pelaksana projek SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Tri Yuninarti mengungkapkan
bahwa modul projek disusun berdasar pada dimensi, elemen, dan sub elemen profil
pelajar Pancasila. Modul projek kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta dengan
tema kearifan lokal yang telah dirancang guru sudah sesuai karena telah memenuhi
komponen yang telah ditentukan. Adapun komponen dari modul projek yaitu terdapat
profil modul, tujuan, aktivitas, dan asesmen. Rencana aktivitas yang akan dimunculkan
pada pelaksanaan projek dalam menerapkan keterampilan pembelajaran abad 21 termuat
pada modul projek yang penulis rinci dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Perencanaan Aktivitas yang Termuat dalam Modul Projek dalam Menerapkan
Keterampilan Pembelajaran Abad 21
No. Tahap Keterampilan Aktivitas dalam pelaksanaan
Pembelajaran Abad P5
21
1. Tahap pengenalan Communication dan - Peserta didik memberikan
(fell) collaboration jawaban atas pertanyaan
pemantik yang diajukan
oleh guru.
- Peserta didik berkolaborasi
dengan kelompok untuk
menjawab pertanyaan dari
guru.
2. Tahap kontekstual Communication, - Peserta didik setiap kelas
(imagine) collaboration, dibagi menjadi beberapa
creativity, dan tim/kelompok.
critical thinking - Peserta didik diharuskan
untuk berdiskusi bersama
dengan anggota
kelompoknya.
3. Tahap aksi (do) Communication, - Peserta didik berdiskusi
collaboration, dan dengan kelompoknya untuk
creativity menentukan makanan yang
akan dibuat.
- Peserta didik bersama
dengan kelompoknya
memulai untuk membuat
produk makanan Nusantara
sesuai dengan tema.
- Peserta didik dibebaskan
mengolah masakan menjadi
kreasi dan sajian yang
menarik.
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
34
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
35
Pembahasan
Pelaksanaan P5 yang telah dilakukan di dalamnya terdapat keterampilan
pembelajaran abad 21 yang biasa disebut dengan 4C, yaitu communication (komunikasi),
collaboration (kolaborasi), critical thinking (berpikir kritis), dan creativity (kreativitas).
Perihal tersebut relevan dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa pelaksanaan
P5 menjadi jawaban dari tantangan abad 21 (Anton & Trisoni, 2022). Lebih lanjut
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
36
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
37
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
38
Hal ini merupakan bentuk kolaborasi tim untuk mewujudkan tujuan yang sama
(Yulliyanti, 2021). Kolaborasi adalah gotong royong dalam suatu kelompok untuk
mendiskusikan suatu hal (Yanti & Rochmah, 2018). Kegiatan tersebut merupakan
implementasi dari keterampilan pembelajaran abad 21 yaitu berupa komunikasi
(communication), kolaborasi (collaboration), dan berpikir kritis (critical thinking).
Tahap pelaksanaan P5 dalam mengimplementasikan keterampilan pembelajaran
abad 21 yang ketiga adalah tahap aksi (do). Pada tahap aksi ini, peserta didik merumuskan
peran dalam aksi yang nyata (Budiono, 2023). Tahap ini diawali dengan membuat
proposal sederhana atau time schedule. Kemudian peserta didik menentukan masakan
yang akan dibuat, menyiapkan alat dan bahan, dan praktik pembuatan masakan Nusantara
yang telah ditentukan.
Peserta didik bersama dengan kelompoknya memulai untuk membuat produk
makanan Nusantara sesuai dengan tema yaitu berupa gudangan, makanan dari singkong,
dan dawet ayu. Siswa dibebaskan untuk mengolah masakan mereka masing-masing
menjadi kreasi yang menarik. Hal ini didukung bahwa creativity merupakan kemampuan
untuk membuat sesuatu baru yang menarik (Nurhalisah, Paida, & Rahmatiah, 2022).
Siswa sangat kompak dan bersemangat saat membuat produk tersebut. Hal ini
relevan/sesuai dengan penelitian terdahulu yang mengemukakan bahwasanya kegiatan
interaksi peserta didik yang dilakukan secara berkelompok akan terjalin komunikasi antar
teman (Utami, 2015). Pengimplementasian keterampilan pembelajaran abad 21 sangat
terlihat di tahap aksi ini. Peserta didik saling berkomunikasi (communication), bergotong
royong/ berkolaborasi (collaboration), berkreativitas dengan ide-idenya yang kritis
(creativity). Pendidik memiliki kewajiban untuk membentuk peserta didik supaya
menjadi pelajar yang kreatif (Risminawati & Rofi’ah, 2015). Peserta didik harus kreatif
dikarenakan tantangan yang dihadapi peserta didik saat melaksanakan pembelajaran di
sekolah di era abad 21 yaitu memecahkan suatu permasalahan atau isu yang menjadi
topik pembelajarannya (Beghetto & Zhao, 2022).
Tahap pelaksanaan P5 dalam mengimplementasikan keterampilan pembelajaran
abad 21 yang keempat adalah tahap share. Pada tahap share, peserta didik secara
berkelompok mempresentasikan hasil produk yang telah dibuat. Mereka
mempresentasikan dengan memberikan informasi mengenai alat dan bahan yang
diperlukan saat membuat produk makanan Nusantara berupa gudangan dan dawet ayu.
Kemudian mereka menjelaskan bagaimana cara pembuatannya. Kegiatan tersebut
merupakan implementasi dari keterampilan pembelajaran abad 21 yang berupa
komunikasi (communication) dan kolaborasi (collaboration). Setelah mempresentasikan
hasil produk, guru memberikan penilaian sebagai bentuk evaluasi. Guru dan peserta didik
melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan dan hasil projek. Hasil dari refleksi yang
telah dilakukan maka digunakan sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut pelaksanaan
projek ke depannya.
Kegiatan projek yang telah dilaksanakan melalui berbagai rangkaian perlu
dievaluasi supaya pembelajaran dapat lebih bermakna (Kholidah et al., 2022). Evaluasi
merupakan suatu bentuk penilaian mengenai seberapa jauh suatu kegiatan telah tercapai,
untuk mengetahui perbedaan pencapaian dengan standar tertentu. Bentuk evaluasi dapat
menggunakan asesmen sumatif, formatif, dan diagnostik (Suardipa & Primayana, 2020).
Asesmen formatif dilakukan dengan guru memberikan penilaian di akhir proses projek
yaitu mengadakan gelar karya atau pameran hasil produk yang telah dibuat peserta didik.
Pameran ini dimanfaatkan guru untuk memberikan penilaian kepada siswa saat
mempresentasikan pengalaman belajarnya mengenai pembuatan masakan daerah kepada
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
39
orang lain, yang tentunya menjadi pengalaman yang sangat berharga dan bermakna.
Asesmen sumatif dilakukan dengan menilai produk yang dibuat peserta didik, mulai dari
rasa dan penampilan. Sedangkan asesmen diagnostik dilakukan dengan guru menanyakan
mengenai keadaan siswa selama projek berlangsung, apa saja yang sudah dipelajari, dan
kendala atau kesulitan apa yang dialami. Selain itu, asesmen ini berguna untuk
mendiagnosis sejauh mana peserta didik menyerap ilmu yang didapatkan dari guru selama
pembelajaran (Kuswara, NUrmiati, Gazali, & Lume, 2021). Hal ini berguna sebagai
refleksi dan tindak lanjut untuk memperbaiki projek ke depannya (Seco & Cendana,
2022).
PENUTUP
Dalam mengimplementasikan keterampilan pembelajaran abad 21 berorientasi
kurikulum merdeka melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kelas IV SD
Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta terdapat beberapa perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Perencanaan P5 untuk mengimplementasikan keterampilan pembelajaran abad
21, yaitu: 1) pembentukan tim/kelompok sebagai fasilitator atau pelaksana projek, 2)
mengetahui bagaimana tahap kesiapan sekolah dalam melaksanakan projek, 3)
menetapkan dimensi, tema, dan alokasi waktu pelaksanaan projek, 4) penyusunan modul
projek, dan 5) perancangan asesmen pelaporan hasil projek. Proses pelaksanaan P5 untuk
mengimplementasikan keterampilan pembelajaran abad 21 meliputi empat tahap, yaitu:
1) tahap fell (pengenalan), 2) tahap kontekstual, 3) tahap do (aksi), dan 4) tahap share.
Evaluasi P5 untuk mengimplementasikan keterampilan pembelajaran abad 21 dilakukan
dengan mengadakan berbagai asesmen, yaitu asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik
melalui pelaksanaan gelar karya. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh
peneliti mengenai hal tersebut, maka telah didapati kesimpulan bahwasanya implementasi
keterampilan pembelajaran abad 21 dapat terlaksana melalui pelaksanaan P5. Pada
pelaksanaan P5 di dalamnya terdapat kegiatan yang menunjukkan keterampilan
pembelajaran abad 21 yang disebut dengan 4C, yaitu communication (komunikasi),
collaboration (kolaborasi), critical thinking (berpikir kritis), dan creativity (kreativitas).
DAFTAR PUSTAKA
Anton, & Trisoni, R. (2022). Konstribusi Keterampilan 4c Terhadap Projek Penguatan
Propil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(3),
528–535. https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i3.1895
Beghetto, R. A., & Zhao, Y. (2022). Democratizing Creative Educational Experiences.
Review of Research in Education, 46(1), vii–xv.
https://doi.org/10.3102/0091732X221089872
Budiono, A. N. (2023). Analisis Persepsi Komite Pembelajaran dan Praktik Baik Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Journal on
Education, 5(2), 5340–5352. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.1278
Dike, D. D. (2019). Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Penguatan Karakter Di
Sekolah Dasar Kota Sintang Kalimantan Barat. Profesi Pendidikan Dasar, 1(2),
145–164. https://doi.org/10.23917/ppd.v1i2.9159
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah
40
Faiz, A., Parhan, M., & Ananda, R. (2022). Paradigma Baru dalam Kurikulum Prototipe.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1544–1550.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.2410
Fatkhul Arifin, Tri Anzani Ashari, F. (2021). Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah.
Jurnal PGSD, 7(2), 53. https://doi.org/10.31602/muallimuna.v8i1.
Halimah, L. (2017). Keterampilan Mengajar sebagai Inspirasi untuk Menjadi Guru yang
Excellent di Abad Ke-21 (Cetakan 1; N. F. Atif, ed.). Bandung: Refika Aditama.
Hidayati, A., Zaim, M., Rukun, K., & Darmansyah. (2014). The Development of
Character Education Curriculum for Elementary Student in West Sumatera.
International Journal of Education and Research, 2(5), 61–70. Retrieved from
https://www.ijern.com/journal/June-2014/16.pdf
Hikmasari, P., Kartono, K., & Mariani, S. (2018). Analisis Hasil Asesmen Diagnostik dan
Pengajaran Remedial pada Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika melalui Model Problem Based Learning. Prisma, Prosiding Seminar
Nasional Matematika, 1, 400–408. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/19610
Ismiyanti, Y., & Handoyo, E. (2021). Analisis Persepsi Dosen dan Mahasiswa terhadap
Penerapan Model Kewirausahaan Berbasis Karakter. Ideas: Jurnal Pendidikan,
Sosial, Dan Budaya, 7(4), 79. https://doi.org/10.32884/ideas.v7i4.478
Kholidah, L. N., Winaryo, I., & Inriyani, Y. (2022). Evaluasi Program Kegiatan P5
Kearifan Lokal Fase D di Sekolah Menengah Pertama. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(6), 7569–7577. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i6.4177
Kurniawaty, I., Faiz, A., & Purwati, P. (2022). Strategi Penguatan Profil Pelajar Pancasila
di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5170–5175.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3139
Kuswara, R. D., NUrmiati, Gazali, Z., & Lume. (2021). Asesmen Diagnostik Non-
Kognitif Gaya Belajar Siswa di Sekolah Penggerak SMPN 4 Keruak, Lombok
Timur. Alamtana: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3), 128–134.
https://doi.org/https://doi.org/10.51673/jaltn.v2i3.828
Malik, R. S. (2018). Educational Challenges in 21St Century and Sustainable
Development. Journal of Sustainable Development Education and Research, 2(1),
9. https://doi.org/10.17509/jsder.v2i1.12266
Maulidah, E. (2021). Keterampilan 4C Dalam Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini.
Childhood Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 52–68.
https://doi.org/10.53515/cji.2021.2.1.52-68
Nurhalisah, Paida, A., & Rahmatiah. (2022). Implementasi Pembelajaran Critical ,
Communication , Collaboration And Creativity ( 4c ) oleh Guru Bahasa Indonesia
di SMPN 10 Barru. DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(2), 170–
178. https://doi.org/https://doi.org/10.53769/deiktis.v2i2.257
Nurhayati, Jamaris, & Marsidin, S. (2022). Strengthening Pancasila Student Profiles In
Independent Learning Curriculum In Elementary School. International Journal Of
Humanities Education and Social Sciences (IJHESS), 1(6), 976–988.
https://doi.org/10.55227/ijhess.v1i6.183
Prihadi, E. (2018). Pengembangan Keterampilan 4C melalui Metode Poster Comment
pada Mata Pelajarann PAI dan Budi Pekerti. Jurnal Pendidikan Islam Rabbani,
2(1), 464–479. Retrieved from
https://journal.unsika.ac.id/index.php/rabbani/article/view/1745
Purnama, B. J. (2022). Workshop Teknik Kelompok sebagai Strategi Efektif
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 9, No. 1, Oktober 2023 I Halaman: 27-41
41
Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abda 21 berorientasi pada Kurikulum … I Nurin Ainani Arifah