ARGUMENTASI
PROTEKSI
Ahmad Yousuf Kurniawan
1
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
2
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Pendahuluan
Tahun/Era
Era Columbus mendarat di Amerika, Spanyol menjarah Amerika Selatan, inggris-Belanda
merkantilisme menjajah Indonesia dan Asia, melakukan perdagangan monopoli bahan mentah untuk
mengumpulkan kekayaan/emas.
1700an Revolusi Industri di Inggris menjadikan Inggris kekuatan ekonomi dunia mengalahkan pesaing
eropa lainnya yang masih berdagang gaya lama. Muncul gerakan “proteksi” untuk membatasi
impor dari Inggris untuk melindungi industry mereka yang baru tumbuh.
Proteksi di antara negara Eropa dan Jepang turut memicu Perang Dunia I.
1920-1930 Krisis keuangan internasional
1942 Perang Dunia II, salah satunya akibat pemberlakuan proteksi terhadap Jerman dan Jepang.
1950an Setelah PD II, USA menjadi kekuatan ekonomi dunia, tapi Jerman dan Jepang mulai bangkit
lagi dan mengancam ekonomi USA.
3
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Tahun/Era
1947 Pembentukan GATT, melandasi aturan perdagangan multilateral dan forum negoisasi
1950an Vested interest tetap berkecamuk
1960an Putaran-putaran GATT untuk mengurangi proteksi, bea masuk & kuota kecuali sektor
pertanian dan tekstil
1970an Muncul pressure group dan tekanan structural terhadap negara berkembang sehingga mucul
proteksi gaya baru
1980an Ada pengalihan dari subsidi ke Tindakan perdagangan unfair
1990an Diskriminasi dan pengaburan proteksi
4
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
8
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Tarif Optimal
Kekuatan Monopoli-Monopsoni pada Perdagangan Internasional
UK’s cloth
UK’s offer
negara dari per unit ekspor. curve
• Marginal TOT menunjukkan angka
A
tambahan unit dari impor dari
setiap penambahan 1 unit barang 0 50 51 US’s steel
ekspor
• US export 50 steel, maka UK ekspor 200 cloth. TOT US = A.
• Jika US nambah ekspor 1, UK harus menambah ekpor 2, TOT
berubah dari OD ke OG.
• Marginal TOT US positif sampai OH, kemudian nol di titik H dan
negative (E)
10
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
11
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
12
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
13
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Perang Tarif
• Tahun 1930, USA menaikkan tarif efektif sebesar 50% meski mendapat protes dari ahli
ekonomi.
• Akibatnya timbul retaliation (pembalasan) dari negara lain secara luas.
• Spanyol membalas dengan WAIS tariff, sehingga impor otomotif dari USA turun 94%
• Swiss memboikot barang impor dari USA.
• Italia memberlakukan tarif tinggi pada produk otomotif USA dan Perancis.
• Canada menaikkan tarif 3 kali lipat.
• Australia, Cuba Perancis, Mexico, dan New Zealand ikut menaikkan tarif.
• Volume perdagangan menurun drastis, pengangguran meningkat, dan harga barang terlalu
rendah di semua negara.
• Di USA, ekspor produk pertanian turun drastis, tidak sebanding dengan permintaan
domestic. Akibatnya petani mengalami gagal kredit dan bank kolaps.
• Terjadi krisis ekonomi dunia tahun 1930an yang berujung pada Perang Dunia II.
14
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Distorsi Domestik
• Endogenous distortion adalah distorsi yang terjadi karena pasar yang tidak
sempurna, seperti ekonomi eksternal, struktur pasar monopoli atau monopsoni.
• Policy-induced distortion, adalah distoris yang terjadi karena kebijakan
ekonomi, seperti: tarif, subsidi produksi, dan pajak konsumsi.
• Distorsi domestic ini melanggar Pareto Optimal, dan tidak bisa disembuhkan
dengan intervensi perdagangan. Kebijakan optimal untuk menghilangkan
distorsi ini adalah menghilangkan kebijakan yang menyebabkan distorsi ini.
• Secara umum ada 4 intervensi melalui pajak dan subsidi
• Perdagangan internasional (melalui subsidi dan pajak ekspor dan impor)
• Produksi domestic (pajak dan subsidi produksi)
• Konsumsi domestic (pajak dan subsidi konsumsi)
• Faktor tenaga kerja (pajak dan subsidi penggunaan tenaga kerja)
16
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
• Bastable (1903). Argumen Mill memenuhi syarat “perlu” tapi belum memenuhi
syarat “cukup”. Infant industry harus mampu mengumpulkan tabungan yang
cukup untuk mengkompensasi kerugian ekonomi dimana ada industri lama yang
sebelumnya menderita selama “periode pembelajaran” (untuk memperoleh skill
dan pengalaman), sedangkan industri baru diproteksi. Bastable mengusulkan
biaya selama “pembelajaran” sebagai investasi untuk mendapatkan keuntungan
lebih tinggi.
• Johnson (1965). Infant industry argument mengurangi secara nyata bahwa
persaingan bebas menyebabkan alokasi inefisiensi social dari sumber investasi.
Karena domestic distortion, sektor swasta “dicegah” untuk menginvestasikan
dana yang cukup untuk industri baru (karena private rate return < social rate
return, sehingga investasi tidak menguntungkan bagi industri). Di sisi lain
investasi bagi industri baru terlalu tinggi karena pasar modal tidak sempurna.
• Kebijakan optimal mungkin bukanlah pemberlakuan tarif optimal, tetapi
semacam kebijakan subsidi. Hal ini karena adanya distorsi domestic.
20
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
21
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
22
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
23
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Kebijakan Industrial
• Karena persaingan meningkat, USA mencari negara yang menerapkan
“praktek perdagangan yang tidak adil”, mulai dari taktik promosi
ekspor dan pembatasan impor sampai ke kebijakan industrial dan
target industry tertentu. Tersangkanya Jepang, kemudian sekarang
China.
• Subsidi yang masif pada industri tertentu (baja, otomotif, tekstil,
elektronik, IT, nanotechnology, semikonduktor).
• Perlu kehati-hatian menjaga industry yang berkaitan teknologi tinggi,
rentan yang bocor dan menciptakan ekternalitas.
28
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
30
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
31
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Konsekuensi
• Muncul biaya ekonomi dalam bentuk kemakmuran yang hilang daerah
karena melanggar prinsip Pareto Optimal.
• Intervensi non-ekonomi oleh pemerintah menyebabkan hilangnya
kemakmuran.
• Kehilangan dapat diminimalisir jika pemerintah melakukan intervensi
tepat di titik dimana tujuan non-ekonomis berada.
32
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Kebijakan Optimal
Tujuan Kebijakan Optimal
Produksi komoditas tertentu harus ditingkatkan Subsidi Produksi
(alasan militer)
Konsumsi barang mewah harus dibatasi untuk Pajak konsumsi
mencegah kecemburuan sosial
Mengurangi volume impor untuk mencapai Tarif pada produk impor
kemandirian bangsa
Penggunaan faktor produksi (tenaga kerja) lokal Subsidi langsung pada penggunaan tenaga kerja
tersebut
References
• Boediono. 1989. Ekonomi Internasional. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. BPFE,
Yogyakarta.
• Chacholiades, M. 1990. International Economics. McGraw-Hill.
• Halwani, H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Edisi ke-2. Ghalia Indonesia,
Bogor.
• Van Marrewick, C. 2006. International Economics: Theory, Application and Policy. Oxford
University Press.
34
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN
Appendix
Pareto optimality is the state
at which resources in a given
system are optimized in a way
that one dimension cannot
improve without a second
worsening.
35
UNIVERSITAS Fakultas Pertanian | Program Studi Agribisnis
LAMBUNG MANGKURAT AHMAD YOUSUF KURNIAWAN