LATAR BELAKANG PENYAMPAIAN MATERI

INTEROGASI MERUPAKAN SALAH SATU RANGKAIAN PENEYELIDIKAN

UNTUK MENDAPATKAN KETERANGAN SAKSI, KETERANGAN AHLI, SERTA
PETUNJUK DAN KETERANGAN TERSANGKA.
DALAM KENYATAAN SEMUA KETERANGAN DIBERIKAN BELUM
SELURUHNYA PENUHI UNSUR PASAL YANG DILANGGAR, MASIH SERING
BERSIFAT SUBYEKTIF.
PADA HAKEKATNYA INTEROGASI MERUPAKAN KOMUNIKASI TIMBAL
BALIK ANTARA INTEROGATOR DENGAN YANG DIINTEROGASI, LANCAR
TIDAKNYA SANGAT TERGANTUNG PADA PENDEKATAN, PENGETAHUAN
DAN TRAMPIL PEMERIKSA.
PERAN GIAT INTEROGATOR DALAM PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN,
MERUPAKAN PENENTU KEBERHASILAN LIDIK DAN SIDIK SECARA
MENYELURUH.

PENGERTIAN

1. INTEROGASI ADALAH SALAH SATU TEHNIK PEMERIKSAAN / SAKSI

ATAU TERSANGKA DALAM RANGKA PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
DENGAN CARA MENGAJUKAN PERTANYAAN BAIK LISAN MAUPUN
TULISAN KEPADA TERSANGKA ATAU SAKSI GUNA MENDAPATKAN
KETERANGAN, PETUNJUK-PETUNJUK DAN ALAT BUKTI LAINNYA
DAN KEBENARAN KETERLIBATAN TERSANGKA DALAM RANGKA
PEMBUATAN BAP. KETERANGAN : DALAM HAL TERSANGKA
TERTANGKAP TANGAN, POLISI/PETUGAS KEAMANAN/SECURITY
BISA LANGSUNG MELAKSANAKAN INTEROGASI AWAL UNTUK
MENGUMPULKAN KETERANGAN / KRONOLOGIS KEJADIAN.
2. INTEROGATOR ADALAH PEJABAT YANG KARENA KEWAJIBAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU KETENTUAN LAIN
MEMPUNYAI KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN INTEROGASI.
3. BERITA ACARA INTEROGASI ADALAH CATATAN ATAU TULISAN
OTENTIK YANG DIBUAT DALAM BENTUK TERTENTU OLEH
INTEROGATOR ATAS KEKUATAN SUMPAH JABATAN YANG MEMUAT
URAIAN KEJADIAN YANG DIKETAHUI MENCAKUP / MEMENUHI
UNSUR TINDAK PIDANA YANG DIPERSANGKAKAN .
 PENAMPILAN PEMERIKSA

1. PENAMPILAN PEMERIKSA SEBAGAI PIHAK YANG MEMBUTUHKAN

INFORMASI BERSIKAPLAH YANG WAJAR TIDAK TERLALU KAKU
ATAU SANTAI.
2. TIDAK MEMBUAT BAP PADA SAAT TAHAP MENGAJUKAN
PERTANYAAN.
3. BERPAKAIAN YANG SOPAN DAN RAPI.
4. TIDAK MEMPOSISIKAN DIRINYA SEBAGAI PIHAK YANG DIRUGIKAN
OLEH TERSANGKA, BERSIKAPLAH YANG NETRAL DAN
PROFESIONAL.
5. JANGAN MENJAKUKAN PERTANYAAN / PERNYATAAN YANG
EMOSIONAL DAN ATAU MENIMBULKAN PERDEBATAN.
6. BERUSAHA UNTUK TETAP MENGHARGAI PIHAK YANG DIPERIKSA
SECARA WAJAR, PERHATIKAN NORMA-NORMA KESOPANAN &
KESUSILAAN SERTA BERUSAHA UNTUK MENGGALI KEBENARAN,
KARENANYA HINDARI SIKAP YANG DAPAT MENIMBULKAN KESAN
UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAAN / MENCARI-CARI
KESALAHAN.
7. PADA SAAT MENDENGARKAN CERITA YANG DIPERIKSA,
DENGARKAN APA YANG DICERITAKAN DENGAN PENUH
PERHATIAN, PERHATIKAN PERILAKU YANG DIPERIKSA, TERUTAMA
PADA MIMIK , SERTA AMATI MUNCULNYA TITIK-TITIK KRITIS.
8. HINDARI PENGGUNAAN KATA-KATA / KALIMAT YANG LANGSUNG
MENUNJUK PADA PERMASALAHANNYA, SEBAB DAPAT
MENGGANGGU KOMUNIKASI.
9. SUDAH MEMPELAJARI TINDAK PIDANA YANG TERJADI & PIHAK
YANG AKAN DIPERIKSA, SEHINGGA PEMERIKSA DAPAT
MENEMPATKAN DIRI SEBAGAI ORANG YANG DIPERIKSA SERTA
DAPAT MENGERTI / MEMAHAMI SITUASI YANG DIPERIKSA BAIK
PADA SAAT KEJADIAN MAUPUN PADA SAAT DIPERIKSA, SEHINGGA
DAPAT MENEBAK JALAN PEMIKIRANNYA, BAGAIMANA BERAKSI
TERHADAP PERTANYAAN PEMERIKSA SERTA JAWABAN YANG
MUNGKIN AKAN DISAMPAIKAN.
10. GUNAKAN BAHASA YANG SEDERHANA DAN MUDAH DIMENGERTI.
 TAHAP-TAHAP PEMERIKSAAN

I. TAHAP PEMBINA PEMBICARAAN AWAL

1. MENCIPTAKAN HUBUNGAN / KONTAK AWAL, MERUPAKAN BASIS

UTAMA UNTUK MENGHASILKAN PEMERIKSAAN YANG LANCAR,
YANG HARUS DIPERTAHANKAN SELAMA PEMERIKSAAN
BERLANGSUNG.
2. DIAWALI DENGAN PEMERIKSAAN MEMPERKENALKAN DIRI,
DENGAN RAMAH & SIMPATIK, YANG DILANJUTKAN MENANYAKAN
IDENTITAS TERPERIKSA / YANG DIDUGA SEBAGAI TERSANGKA
SEBAIKNYA PEMERIKSA MEMFOTOCOPY KTP TERPERIKSA.
3. PADA TAHAP INI PEMERIKSA HANYA MENANYAKAN MASALAH
YANG RINGAN & UMUM, BELUM PADA PERMASALAHAN TINDAK
PIDANA YANG AKAN DIPERIKSA.
4. HASIL TAHAP INI TERBINANYA SITUASI YANG KONDUSIF &
MEMUNGKINKAN PEMERIKSA DAPAT MENAKSIR “KEKUATAN
LAWAN” SECARA GARIS BESAR.

PERSYARATAN PEMBUATAN

BERITA ACARA PEMERIKSAAN

 ISI BERITA ACARA PEMERIKSAAN

SETIAP PERTANYAAN DALAM KEGIATAN PEMERIKSAAN, KHUSUSNYA

PADA PERTANYAAN POKOK MERUPAKAN PENJABARAN DARI UNSUR-
UNSUR PASAL YANG DIPERSANGKAKAN DALAM BENTUK “7KAH”
( SIADIDEMENBABI ), SECARA TUNTAS, BAIK PERTANYAAN TERHADAP
SAKSI, AHLI MAUPUN TERSANGKA, SEHINGGA DAPAT MENGAKOMODIR
SEMUA INFORMASI YANGA DIPERLUKAN DALAM BENTUK PEMBUKTIAN,
SEHINGGA MAMPU MEYAKINKAN PIHAK-PIHAK TERKAIT TENTANG :

 APA YANG SEBENARNYA TERJADI?

 KAPAN PERISTIWA PIDANA ITU TERJADI?
 DIMANA PERISTIWA PIDANA ITU TERJADI?
 BAGAIMANA PERISTIWA PIDANA ITU TERJADI?
 MENGAPA PERISTIWA PIDANA TERSEBUT TERJADI?
 SIAPA YANG DIDUGA SEBAGAI PELAKU?

OLEH ;

AKP. GATOT STIA

SATRESKRIM POLSEK CICENDO
 ANALISA DAN KAJIAN TKP
A. PENGERTIAN

1. TINDAKAN PERTAMA DI TKP / TP TKP

ADALAH TIDANDAKAN KEPOLISIAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

DENGAN SEGERA SETELAH TERJADINYA SUATU TINDAKAN PIDANA/
PELANGGARAN UNTUK MELAKSANAKAN /MEMBERIKAN
PERTOLONGAN/PERLINDUNGAN SERTA REPRESIF TAHAP AWAL KEPADA
KORBAN/ANGGOTA MASYARAKAT DENGAN TUJUAN UNTUK MENJADIKAN
TEMPAT KEJADIAN TERSEBUT BERADA DALAM KEADAAN STATUS QUO,
GUNA MENCARI KEBENARAN MATERIAL DALAM PENYELIDIKAN
PERKARA.

2. TEMPAT KEJADIAN PERKARA / TKP.

ADALAH TEMPAT DIMANA SUATU PERISTIWA TELAH TERJADI /

DILAKUKAN DAN TEMPAT –TEMPAT LAIN DIMANA BARANG BUKTI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERISTIWA TERSEBUT DAPAT DIKETEMUKAN
SEHINGGA TEMPAT KEJADIAN PERKARA ADALAH SUMBER KETERANGAN
YANG LENGKAP UNTUK MENENTUKAN APA YANG TELAH TERJADI SERTA
SIAPAKAH PELAKU/ PEMBUATNYA.

B. JENIS –JENIS TKP

1. TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN KRIMINALITAS/ TINDAK

PIDANA.
CONTOH:
- ANCAMAN / PELEDAKAN BOM OLEH PELAKU TERORIS
- T.P PERAMPOKAN
- T.P PEMBUNUHAN
- T.P CURAS

2. TINDAKAN PERTAMA DI TEMPAT KEJADIAN KECELAKAAN LALU

LINTAS.
3. TINDAKAN PERTAMA DALAM MENANGANI TEMPAT KEJADIAN
LAINNYA.
TAKTIK DAN TEHNIK TINDAKAN PERTAMA DI TKP

TEPAT WAKTU PADA SAAT TIBA DI TKP

PENGAMATAN UMUM SITUASI DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA.

PENGAMATAN KHUSUS TERHADAP :

1. BARANG – BARANG BUKTI DI TEMPAT KEJADIAN
2. ORANG-ORANG SAKSI, PELAKU DAN KORBAN
3. TEMPAT-TEMPAT KEJADIAN PERKARA.
ATUR POSISI ANGGOTA ;

1. BUAT BATAS PENGAMAN DI TKP DENGAN TALI / TAMBANG

2. JAGA TEMPAT KEJADIAN PERKARA JANGAN SAMPAI RUSAK
( ORANG YANG TIDAK BERKEMPENTINGAN DILARANG MASUK )
3. BERI TANDA JALANNYA PELAKU MAUPUN KELUARNYA PELAKU
KEJAHATAN.
4. TANGKAP PELAKU BILA MASIH DI TKP.
5. MINTA BANTUAN MASYARAKAT SETEMPAT ( RT/RW) BILA PERLU.
6. JANGAN MENAMBAH DAN MEGURANGI BUKTI DI TKP.
7. KEPALA ROMBONGAN MASUK KE TKP MELAKUKAN PEMERIKSAAN
DENGAN MEMBAWA TANDA-TANDA.
8. BILA DIDALAM TKP TERDAPAT KORBAN MENINGGAL/ MATI SEGERA
LAKUKAN PENGUKURAN BAIK TERHADAP KORBAN MAUPUN
BARANG BUKTI YANG BERADA DI DALAM TKP.
KEGIATAN / TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN SEGERA OLEH
PETUGAS KEPOLISIAN / SECURITY / KARYAWAN / STAFF APABILA ADA
TINDAKAN PIDANA DI HOTEL, MALL, KANTOR / INSTANSI :

I. TEMPAT KEJADIAN
MENUTUP / MENGAMANKAN TEMPAT TKP ( PERTAHANKAN STATUS QUO )
YANG RINCIANNYA ADALAH :

1. MEMERINTAHKAN ORANG YANG BERADA DI TKP PADA WAKTU

TERJADINYA TINDAK PIDANA UNTUK TIDAK / DILARANG
MENINGGALKAN TKP.
2. MELARANG SETIAP ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN UNTUK
MASUK KE TKP.
3. BERUSAHA MENANGKAP PELAKU YANG DIPERKIRAKAN MASIH
ADA DI TKP.
4. MINTA BANTUAN / PARTISIPASI MASYARAKAT SETEMPAT /
SEKITARNYA ( RT/RW) PAMONG DESA DENGAN MELAKSANAKAN
PENGAMANAN TKP ATAU TURUT MEMBUBARKAN MASA DI TKP.
5. DILARANG UNTUK MENAMBAH / MENGURANGI BARANG BUKTI
YANG ADA SESUAI DENGAN FAKTA YANG ADA.

TERHADAP KORBAN

BILA KORBAN LUKA BERAT / RINGAN / PINGSAN

1. USAHAKAN PERTOLONGAN MENURUT PETUNJUK P3K

2. AMANKAN KORBAN, KIRIM KE DOKTER/ RUMAH SAKIT TERDEKAT
3. CATAT IDENTITAS KORBAN.
4. TANDAI LETAK KORBAN.
KEADAAN KORBAN KRITIS / GAWAT :

1. CATAT IDENTITAS
2. USAHAKAN UNTUK MENDAPATKAN KETERANGAN
3. PETUNJUK DAN IDENTITAS PELAKU
4. USAHAKAN PENYELAMATAN KORBAN

KEADAAN KORBAN MATI :

1. JAGA AGAR TETAP PADA POSISINYA.

2. DIUSAHAKAN JANGAN TERLALU BANYAK MENYENTUH KORBAN.
3. BILA POSISI KORBAN MENGGANGGU ARUS LALU LINTAS DAPAT
DIPINDAHKAN DENGAN MEMBERI TANDA TERLEBIH DAHULU.
4. KIRIM KERUMAH SAKIT UNTUK MENDAPATKAN VISUM DOKTER.

PEMBERITAHUAN :
1. SEGERA HUBUNGI KESATUAN POLRI TERDEKAT DENGAN ALKON
YANG ADA ATAU CARAKA
2. USAHAKAN JANGAN MENINGGALKAN TKP.

SAKSI-SAKSI

1. MELAKUKAN WAWANCARA MENGAJUKAN PERTANYAAN –

PERTANYAAN KEPADA ORANG-ORANG / PIHAK-PIHAK YANG
DIPERKIRAKAN / DIDUGA MELIHAT , MENGETAHUI ATAU
MENGALAMI KEJADIAN TERSEBUT.
2. MENGKLASIFIKASIKAN SAKSI-SAKSI YANG DIDUGA KERAS
TERLIBAT DALAM TINDAK PIDANAN TERSEBUT.
3. MENGADAKAN PEMERIKSAAAN SINGKAT TERHADAP SAKSI-SAKSI
DAN CATAT IDENTITASNYA SERTA LARANG UNTUK
MENINGGALKAN TKP UNTUK SEMENTARA.
4. GELEDAH SAKSI-SAKSI YANG DICURIGAI DAN TAHAN SAMPAI
PENYIDIK DATANG.

PELAKU :

1. TANGKAP DAN GELEDAH BAGI PELAKU YANG MASIH BERADA DI

TKP.
2. CATAT IDENTITASNYA SERTA KOMPORTIR DENGAN KORBAN.
3. CEGAH JANGAN SAMPAI MENGHILANGKAN / MERUSAK ATAU
MERUBAH POSISI BARANG BUKTI.
4. ADAKAN PENCARIAN SINGKAT KALAU DIPERKIRAKAN PARA
PELAKU MASIH BERADA DI TKP.
BEKAS / BARANG BUKTI :

1. JAGA JANGAN SAMPAI RUSAK / HAPUS BERUBAH LETAKNYA.

2. CATAT DAN PISAHKAN BARANG BUKTI WAKTU DIKETEMUKAN
SERTA SETELAH DIADAKAN PEMERIKSAAN, ATAU SETELAH
DIADAKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN AKIBAT CUACA.
3. LAKUKAN PENCARIAN BARANG BUKTI DI TKP DAN SEKITARNYA,
APABILA PERLU DENGAN PENGGELEDAHAN BADAN DENGAN TELITI
DAN PENUH KEWASPADAAN.

LAPORAN SINGKAT :

1. SETELAH PETUGAS DARI FUNGSI TEKNIS DATANG ( SERSE / LANTAS)

SEGERA LAPORKAN SEMUA KEJADIAN YANG TELAH DITANGANI.
2. NAMA DAN ALAMAT SAKSI-SAKSI SERTA PELAKU YANG DICURIGAI.
3. SERAH TERIMAKAN PENAGANAN TKP SELANJUTNYA KEPADA
PETUGAS KEPOLISIAN.

PENYAJI MATERI SATRESKRIM POLSEK CICENDO

AKP. GATOT STIA