8
10 11
Bagian bawah dari tuberkel itu adalah sub klutaneus dan sewaktu
adalah tulang pipa dengan sebuat batang dan dua ujung, ujung atas
berbentuk kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari tibia.
Meskipun permukaan persendiannya tidak begitu sesuai dengan Gambar 2.1 Anatomi knee joint padangan
anterior
yang lainnya, sendi lutut dikelilingi ligamen yang kuat dan dilindungi oleh (Netter, 2014)
otot yang kuat pula. Ligamen dan otot inilah yang membuat sendi lutut Keterangan Gambar :
menjadi sendi yang terkuat dan paling stabil dalam tubuh dan jarang 1. Ligamen Krusiatum Anterior 9. Gerdys Tubercle
2. Condilus Lateralis Femur 10. Ligamen Krusiatum
terkena dislokasi traumatik. Ligamen dan otot yang mengelilingi sendi 3. Epicondilus Lateralis Femur Posterior
4. Otot Popliteus 11. Epicondilus Medialis Femur
lutut berfungsi dalam gerakan sendi. Otot kuadrisep dan ligamen 5. Fibular Collateral Ligamen 12. Condilus Medialis Femur
6. Meniscus Lateral 13. Meniscus Medial
krusiatum berfungsi dalam gerakan ekstensi. Untuk gerakan fleksi yang 7. Ligamen Traverse 14. Tibia Collateral Ligamen
8. Caput Fibula 15. Condilus Medialis Tibia
paling berperan adalah otot pada gastrocnemius, sedangkan untuk rotasi 16. Tuberositas Tibia
medial digunakan otot popliteus yaitu otot yang terletak di dalam dari
Keterangan Gambar :
belakang tibia (Pearce, 2018).
1. Membran Synovium
2. Articular Kartilago
3. Tibia
4. Superpatellar Fat Body
5. Superpatellar Bursa
6. Patella
7. Subcutaneus Patellar Bursa
8. Articular Cavity
9. Membran Synovium
10. Pattelar Ligamen
11. Interpatellar Fat Pad
Gambar 2.2 Anatomi knee joint 12. Subcutaneus Infrapatellar
pandangan lateral Bursa
(Netter, 2014) 13. Deep Infrapatellar Bursa
14. Meniscus Lateralis
15. Tibial Tuberosity
12 13
Knee joint dapat melakukan fleksi, ekstensi dan rotasi. Pada saat Hanya ligamenta collateralia yang tegang saat posisi ekstensi.
sendi lutut dalam keadaan ekstensi maksimal, rotasi medial femur Ligamenta cruciata atau paling tidak sebagian dari ligamen ini tegang
mengakibatkan pemutaran dan peregangan semua ligamentum utama dan dalam setiap posisi sendi. Pada saat terjadi ekstensi yang berlebih
lutut berubah menjadi struktur yang secara mekanis kokoh, cartilago (hiperekstensi), maka condylus femoralis akan berputar sehingga
menisci ditekan seperti bantal karet diantara condylus femoralis dan ligamenta collateralia tibia tidak terdapat lipatan sama sekali.
Sebelum dapat dilakukan fleksi sendi, ligamentum-ligamentum utama Saat fleksi knee joint, maka ligamenta collateralia fibula dan
harus mengurai kembali dan mengendur untuk memungkinkan terjadinya ligamenta collateralia tibia longgar sempurna sedangkan ligamenta
gerakan-gerakan diantara permukaan sendi. Proses mengurai dan cruciata anterior dan posterior teregang.
mengendur ini terjadi oleh musculus popliteus yang memutar femur ke c. Gerakan rotasi
lateral terhadap tibia. Sekali lagi menisci harus menyesuaikan bentuknya Pada saat terjadi gerakan rotasi medial, maka Ligamenta cruciata
terhadap perubahan bentuk condylus femoris. Perlekatan musculus akan terpilin satu dengan yang lainnya. Kemudian, serabut-serabut
popliteus pada meniscus lateralis mengakibatkan struktur ini tertarik juga ligamenta collateralia tibia dorsalis mengalami peregangan.
ke belakang. Sedangkan pada saat rotasi lateral, maka ligamenta cruciata akan
Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi sembilan puluh derajat, dapat sedikit longgar.
dilakukan rotasi dalam derajat tertentu. Pada posisi fleksi, tibia secara
pasif dapat juga digerakkan ke depan dan belakang terhadap femur. Hal
(Snell, 2012).
3. Patologi Osteoarthritis
a. Pengertian
Gambar 2.3 Sumbu gerak knee joint (A) Posisi ekstensi , (B) Posisi dan kaki. Jenis OA terbanyak di dunia adalah osteoartritis lutut
fleksi, (C) Posisi Fleksi dan rotasi internal (Schunke, 2015)
dengan persentase sebanyak 83 % (Kohn MD, et.al., 2016;
Keterangan gambar :
Rezende, et.al., 2013). Penyakit ini menyebabkan gangguan yang
1. Meniskus
2. Ligamen krusiatum anterior bersifat progresif pada jaringan sendi seperti kartilago, sinovium,
3. Ligamen krusiatum posterior
4. Ligamen kollateral tibia dan tulang subkondral. Pada akhirnya, kartilago sendi mengalami
5. Ligamen kollateral fibula
degenerasi sehingga permukaan sendi mengalami fisura, ulserasi,
2014).
1) Patologi
Pada sebagian besar kasus, osteoarthritis timbul secara Gambar 2.5 Perubahan Sendi saat Osteoartritis
(Musumeci, et. al, 2015)
perlahan tanpa kausa pemicu yang jelas sebagai suatu
Keterangan Gambar :
fenomena penuaan (osteoarthritis idiopatik atau primer).
1. Otot
Pada kasus-kasus ini, penyakit biasanya melibatkan beberapa 2. Rongga sinovial
3. Bursa
sendi (oligoartikular) meskipun dapat juga generalisata. Pada 4. Kapsul artikular
5. Tendon
sekitar 5% kasus, osteoarthritis timbul pada usia lebih muda 6. Tulang
7. Kartilago artikular
yang mempunyai faktor-faktor predisposisi, misalnya riwayat 8. Cairan sinovial berkurang
dan kartilago artikular
cedera sendi makrotraumatik atau mikrotraumatik berulang menghubungkan ujung
tulang
cacat perkembangan kongenital satu (atau lebih) sendi, atau 9. Kartilago artikular hancur
total
penyakit sistemik tertentu, seperti diabetes, okronosis,
2) Faktor resiko
hemokromatosis, atau obesitas berlebihan. Pada keadaan-
Faktor resiko penyebab osteoarthritis yaitu individu itu
keadaan ini, penyakit disebut osteoarthritis sekunder dan
sendiri, antara lain :
sering melibatkan satu atau beberapa sendi presdiposisi,
a) Umur dan gender
misalnya gangguan sendi bahu atau siku pada pemain
Umur merupakan faktor resiko paling kuat.
baseball, dan sendi lutut pada pemain basket (Kumar, 2010).
Mekanismenya masih belum jelas, namun sangat
kerusakan kartilago.
18 19
Prevalensi pada wanita lebih besar daripada pria, visfatin. Adipokin ini dapat mengalami disregulasi yang
tingkat keparahan OA juga lebih besar pada wanita. dapat mensekresikan faktor-faktor proinflamasi
Penelitian menunjukkan bahwa hormon berperan dalam (Musumeci, et. al., 2015).
Seseorang dengan obesitas berisiko 2,96 kali lebih pada lutut (Musumeci, et. al., 2015).
tinggi terkena OA daripada orang dengan indeks masa Faktor resiko penyebab dari osteoarthritis juga bisa
tubuh normal, sedangkan overweight memiliki resiko 2 disebabkan karena sendi itu sendiri, antara lain :
kali lebih tinggi terkena OA (Neogi & Zang, 2013). a) Aktivitas fisik
Obesitas meningkatkan resiko OA dengan beberapa Gerakan sendi berulang dapat menjadi predisposisi
mekanisme, diantaranya meningkatkan beban sendi, OA, namun gerakan sendi lutut dan otot disekitar lutut
perubahan komposisi tubuh yang menyebabkan terjadinya yang tepat dapat memperkuat dan menstabilkan sendi,
inflamasi, mengubah faktor perilaku seperti menurunkan sehingga mengurangi resiko OA. OA lutut juga bisa
aktivitas fisik yang akhirnya menghilangkan kemampuan berkaitan dengan riwayat cedera. Cedera yang
dan kekuatan protektif otot sekitar sendi. Pada OA lutut, meningkatkan resiko OA lutut adalah robeknya meniskus
obesitas menyebabkan kelemahan otot-otot disekitar atau cedera ligament cruciate anterior (Musumeci, et. al.,
Pada pasien obesitas, jaringan lemak dapat juga Kelemahan dan atrofi otot dapat disebabkan karena
ditemukan dibelakang patella di area sendi lutut, biasa berkurangnya aktivitas sendi akibat rasa nyeri OA. Pada
disebut infrapatellar fat pad, jaringan lemak ini dapat beberapa studi yang mempelajari tentang hubungan
menghasilkan adipokin, yaitu sitokin yang menghasilkan kekuatan otot dan sendi lutut (Al-Johani, et. al., 2014,
sel lemak, seperti leptin, adiponektin, resistin, dan Alnahdi, et,al., 2012), kelemahan otot quadriceps
20 21
meningkatkan resiko terjadinya OA lutut (Alnahdi, et,al., ditemukan kelainan sinovia pada lebih dari 50 % penderita
2012). Quadriceps merupakan kelompok otot terbesar OA lutut, sebagian besar tidak disertai manifestasi klinis
yang melewati sendi lutut dan berpotensi besar menyerap sinovitis. Peradangan sinovial biasanya ditemukan di
energi dan tekanan pada sendi lutut. Otot ini berperan sekitar kerusakan tulang dan kartilago (Rezende, Campo
penting dalam proses berjalan, berdiri dan menaiki tangga. & Pailo, 2013).
untuk mengurangi rasa nyeri, menyebabkan otot-otot Penyakit osteoarthritis (OA) dapat diklasifikasikan antara
quadriceps mengalami kelemahan dan atrofi (Al-Johani, lain (Sjamsuhidajat, et.al., 2017) :
Lutut yang tidak selaras akan menyebabkan kelainan penyebabnya dan dapat mengenai satu atau beberapa
gait dan beresiko OA lutut di masa mendatang. Bentuk sendi. Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita kulit
varus pada lutut dapat menyebabkan kerusakan kartilago putih usia pertengahan dan umumnya menyerang banyak
sendi dan berujung pada penyempitan celah sendi jika sendi (poliartikuler) dengan nyeri akut disertai rasa panas
pencetus OA. Seperti halnya pada kasus OA lain, OA sekunder disebabkan oleh penyakit yang
kerusakan paling parah pada kasus OA lutut terjadi pada menimbulkan kerusakan pada sinovia.
biologis yang teraktivasi karena proses inflamasi. Diagnosis OA lutut dapat ditegakkan dengan temuan
Sinovial juga mengalami gangguan seperti halnya klinis saja atau dengan kombinasi temuan klinis dan
Kriteria diagnosis yang dikembangkan oleh American berarti bahwa ini sebagai penyebab satu-satunya keluhan
College of Rheumatology antara lain (Lespasio, et. al, 2017) : penderita. Kriteria radiologis osteoarthritis sebagai berikut
Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan sebelumnya, a) Osteofit pada tepi sendi atau tempat melekatnya ligamen
ditambah krepitasi pada gerakan sendi aktif, kaku di pagi b) Adanya periartikuler ossicle terutama pada DIP dan PIP
hari dengan durasi kurang dari 30 menit, usia > 50 tahun, c) Penyempitan celah sendi disertai sklerosis jaringan tulang
pada lutut saat pemeriksaan dan tidak teraba hangat. d) Adanya kista dengan dinding yang sklerotik pada daerah
Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan sebelumnya, e) Perubahan bentuk tulang, misal pada caput femur
ditambah bukti radiografi adanya osteofit pada tepi sendi 4. Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint
ditambah gejala krepitasi pada gerakan aktif, kaku di pagi a. Definisi Pemeriksaan Knee Joint
hari dengan durasi kurang dari 30 menit dan usia > 50 Teknik pemeriksaan radiografi knee joint adalah teknik
c) Klinis ditambah laboratorium memperoleh radiograf guna membantu menegakkan diagnosa (Long,
Nyeri lutut hampir tiap hari pada bulan sebelumnya, 2016). Secara historis, radiografi konvensional berperan integral
ditambah krepitasi pada gerakan aktif, kaku dipagi hari dalam diagnosis dan penentuan penyakit sendi, foto polos paling
dengan durasi kurang dari 30 menit, usia > 50 tahun, sesuai dilakukan bila terdapat riwayat trauma, kecurigaan infeksi,
nyeri tekan tulang saat pemeriksaan, pembesaran tulang, kronik disabilitas progresif, atau kelainan monoaartikuler bila
tidak teraba hangat, LED < 40 mm/jam, rheumatid factor dipertimbangkan terapi alternatif atau bila bermanfaat sebagai
< 1,40 dan cairan sinovial sesuai tanda OA penilaian dasar proses yang diduga kronik (Isselbacher, 2015).
Pemeriksaan radiologis membantu diagnosis Menurut Braun dan Garry (2011) proyeksi yang dapat digunakan
osteoarthritis, tetapi adanya kelainan radiologis tidak terlalu dalam menegakkan klinis osteoarthritis pada knee joint adalah
24 25
proyeksi AP bilateral weight bearing. Menurut Hiroyuki, et.al (2017) untuk melihat adanya kista subkondral dan sklerosis subkondral
proyeksi yang dapat digunakan dalam menegakkan klinis (Melnic et.al., 2014).
osteoarthritis pada knee joint adalah Fixed Flexion View (FFW) atau Radiograf diambil pada sisi kanan dan sisi kiri knee joint.
proyeksi AP bilateral weight bearing dan Standing Extended View Pasien berdiri sejajar dengan bucky, knee joint yang diperiksa maju
(SEV) atau PA bilateral weight bearing, sedangkan menurut LaValley kedepan dengan sisi lateral knee joint yang sakit menempel pada
(2005) osteoarthritis dapat dievaluasi dengan proyeksi lateral weight bucky dan knee joint tersebut sejajar dengan bucky. Knee joint yang
bearing yang berperan sebagai validitas dan reliabilitas untuk diperiksa difleksikan 300 dan menjadi tumpuan berat tubuh. Ujung
mengevaluasi tibiofemoral joint space. jari kaki dari knee joint yang tidak diperiksa menyentuh tumit dari
b. Persiapan Pasien dan Alat knee joint yang diperiksa kemudian ekstensi penuh untuk mengunci
Pemeriksaan knee joint tidak memerlukan persiapan pasien secara posisi (LaValley, 2005).
Gambar 2.10 Posisi Pasien Proyeksi PA Weight Bearing (Long, untuk melihat JSW dan osteofit (Braun, 2011).
2016)
Kegunaan utama radiografi dalam diagnosis OA adalah untuk
Kriteria Radiograf : Kedua sendi lutut tidak mengalami rotasi
mengevaluasi JSW. JSW ini selanjutnya dapat digunakan untuk
Sendi lutut pada pertengahan kaset.
mengevaluasi JSN. Pendeteksian JSN merupakan penelitian terbaru
30 31
saat kini yaitu menggunakan skema penilaian KL. Teknik ini mengevaluasi tibiofemoral joint space pada aspek medial dan lateral
dilakukan dengan cara sendi lutut difleksikan menggunakan variasi (LaValley, 2005).
fleksi pada sendi tersebut untuk melihat pembentukan osteofit dan b. Metode-Metode Grading Osteoarthritis
JSN (Braun cit. Leach, et.al, 2011). Berdasarkan gambaran radiologi, OA lutut dapat
Proyeksi AP berdiri pada sendi lutut berguna untuk melihat diklasifikasikan dalam lima grade menurut Kellgren-Lawrence, yaitu
kelurusan femur dan tibia. Apapun kelainannya, dengan menggunakan (Vaishya, et. al, 2016) :
teknik weight bearing maka sendi akan semakin menekan dan melekat a) Grade 0 : tidak ditemukan penyempitan ruang sendi atau
seperti keadaan nyatanya. Teknik ini mungkin saja dilakukan pada perubahan reaktif
kedua sendi dimasukkan dalam area pemotretan sebagai perbandingan b) Grade 1 : penyempitan ruang sendi meragukan dengan
Marsh, et.al (2013) dalam jurnalnya yang dikutip dari Wirth et.al c) Grade 2 : osteofit jelas, kemungkinan penyempitan ruang sendi
dan Conaghan et.al juga menambahkan bahwa gold standard teknik d) Grade 3 : osteofit sedang, penyempitan ruang sendi jelas, nampak
radiografi menggunakan sinar-X untuk melihat perkembangan OA ini sklerosis, kemungkinan deformitas pada ujung tulang
adalah untuk melihat pengukuran JSW dari radiografi tersebut yang e) Grade 4 : osteofit besar, penyempitan ruang sendi jelas, sklerosis
nantinya dapat digunakan untuk mengobservasi JSN. berat, nampak deformitas ujung tulang.
Hal ini karena para peneliti menemukan bahwa studi weight bearing
jika tidak menggunakan teknik weight bearing (Long cit. Leach et.al,
Gambar 2.12 (A) penyempitan ruang sendi meragukan dengan d) Grade 4 : terjadi erosi tulang moderat (5-10 mm)
kemungkinan bentukan osteofit (grade 1), (B) osteofit jelas,
kemungkinan penyempitan ruang sendi (grade 2), (C) Osteofit sedang, e) Grade 5 : terjadi erosi tulang (10 mm)
penyempitan ruang sendi jelas, nampak sklerosis, kemungkinan
deformitas pada ujung tulang (grade 3), (D) osteofit besar, B. Pertanyaan Penelitian
penyempitan ruang sendi jelas, sklerosis berat, nampak deformitas
ujung tulang (grade 4) (Kohn MD, Sassoon, Fernando, 2016) 1. Apa saja persiapan alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan
2. Apa saja persiapan pasien pada pemeriksaan sendi lutut dengan klinis
osteoarthritis?
3. Apa saja proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan sendi lutut dengan
klinis osteoarthritis?
klinis osteoarthritis?
osteoarthritis?
34
7. Mengapa kaki pasien yang diperiksa tidak menjadi tumpuan berat tubuh
posisi berdiri?
10. Apa saja informasi diagnostik yang diperoleh dari proyeksi AP weight
bearing dengan posisi pasien berdiri pada pemeriksaan knee joint dengan
klinis osteoarthritis?
11. Apa saja informasi diagnostik yang diperoleh dari proyeksi lateral