Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN BELANJA

PADA DINAS PANGAN ACEH TAHUN 2020-2022

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :
MUHMMAD FARHAN
NPM : 2202110045

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian..................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................5
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN....................................................6
2.1. Landasan Teori..................................................................6
2.1.1 Pengertian Anggaran....................................................6
2.1.1.1 Jenis-jenis Anggaran.......................................7
2.1.1.2 Fungsi Anggaran..............................................8
2.1.1.3 Struktur Anggaran...........................................8
2.1.2 Belanja Modal..............................................................9
2.1.2.1 Klasifikasi Belanja Modal.........................10
2.1.3 Efektivitas..................................................................11
2.1.4 Efisiensi.....................................................................12
2.2 Penelitian Sebelumnya.....................................................13
2.3 Kerangka Pemikiran..........................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................20
3.1 Desain Penelitian............................................................20
3.1.1 Tujuan Penelitian..................................................20
3.1.2 Tingkat Intervensi Peneliti....................................20
3.1.3 Horizon Waktu......................................................20
3.1.4 Unit Analisis......................................................21
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.....................21
3.3 Metode Analisis Data.................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................29

i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi

yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya

dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang.

Anggaran publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi untuk tiap-tiap

program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik

masyarakat. Anggaran publik merupakan alat perencanaan sekaligus alat

pengendalian. Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasi target yang harus

dicapai oleh publik melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran

belanja lembaga organisasi pemerintah, akan dilihat apakah anggaran yang telah

dibuat dapat berperan sebagai pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan publik.

Laporan realisasi anggaran merupakan jenis laporan keuangan daerah yang lebih

dahulu dihasilkan sebelum kemudian diisyaratkan untuk membuat laporan neraca

dan laporan arus kas.

Anggaran dalam sektor publik merupakan penyelenggara pemerintah.

Usaha pemerintah daerah dalam menggali sumber dana yang berasal dari potensi

daerah yang dimiliki serta kemampuan mengelola dan memanfaatkan sumber

dana yang ada tercemin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk

informasi yang dapat disampaikan secara relevan apabila menggunakan sistem

yang tepat pula,


1
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD adalah rencana keuangan

tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetuji oleh pemerintah daerah

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta ditetapkan dengan

peraturan daerah. APBD merupakan instrument kebijakan pemerintah daerah.

Anggaran daerah juga digunakan sebagai alat untuk menentukan besar

pendapatan dan pengeluaran.

Berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, efektivitas didefinisikan

sebagai pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu

dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil yang telah ditetapkan.

Sedangkan efisiensi dijelaskan sebagai hubungan antara masukan dan keluaran.

Efisiensi merupakan ukuran apakah penganggaran barang dan jasa yang dibeli

dan digunakan oleh organisasi perangkat pemerintah untuk mencapai tujuan

organisasi perangkat pemerintah dapat mencapai manfaat tertentu.

Pengendalian keuangan sangat penting dilakukan oleh Kepala Dinas

Pangan Aceh yaitu supaya anggaran belanja yang di tetapkan dapat membiayai

semua kebutuhan program yang dijalankan serta realisasinya dapat sesuai dengan

anggaran yang ditetapkan. Dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah juga disebutkan bahwa untuk pelaksanaan

kewenangan pemerintahan daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana

perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi

2
Khusus (DAK), serta bagian daerah dari hasil pajak dan sumber daya alam.

Dinas Pangan merupakan sebuah dinas yang bertanggung jawab akan

segala sesuatu yang menyangkut tentang urusan pemerintah dan pembangunan di

bidang ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan untuk melakukan

program maka dinas pangan harus membuat sebuah anggaran untuk belanja yang

akan digunakan dalam satu periode atau untuk anggaran belanja pada satu tahun

periode tersebut. Upaya penyiapan peningkatan fungsi pelayanan publik, dan

pengembangan mekanisme dan sistem pelayanan diimplementasikan oleh Dinas

Pangan Aceh menjadi tujuan dan sasaran yang diharapkan sehingga dapat

meningkatkan kapasitas Dinas Pangan Aceh dan mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik.

Berikut merupakan rincian data mengenai perencanaan dan realisasi

anggaran belanja Pada Dinas Pangan Aceh dari tahun 2020 hingga 2022 : dapat

dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Realisasi Anggaran Belanja Tahun
Anggaran 2020-2022 pada Dinas
Pangan Aceh

Tahun Rencana Anggaran Realisasi Anggaran Persentase


(Rp) (Rp) (%)
2020 32.641.512.241,00 29.579.711.451,13 90.62
2021 40.357.230.433,00 37.190.024.410,74 92.15
2022 38.921.655.295,00 33.335.294.976,00 85.65
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( 2024 )

3
Berdasarkan table 1.1, memperlihatkan rencana anggaran Tahun 2020

rencana anggaran total Rp32.641.512.241,00 terealisasikan sebesar

Rp29.579.711.451,13 atau (90.62%). Pada Tahun 2021 rencana anggaran

Rp40.357.230.433,00 terealisasikan sebesar Rp37.190.024.410,74 atau (92.15%).

Dan pada Tahun 2022 rencana anggaran sebesar Rp38.921.655.295,00 dan

terealisasinya sebesar Rp33.335.294.976,00 atau (85.65%), umumnya hal ini

menunjukkan bahwa anggaran yang terealisasikan tidak mampu menyerap seluruh

anggaran yang ada pada rencana anggaran semula, meskipun Tahun 2022 rencana

anggaran menurun dibandingkan Tahun 2021.

Berdasarkan pengamatan di Dinas Pangan Aceh anggaran dan realisasi

belanja dinas Pangan Aceh dapat dilihat dari presentase realisasinya secara

keseluruhan sudah terealisasi secara optimal hanya ditahun 2022 realisasinya

menurun yaitu 85,65 ini disebabkan karena ada beberapa program yang

dianggarkan tetapi tidak direalisasikan atau dilaksanakan, pengukuran efektifitas

hanya melihat apakah suatu program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dinas Pangan Aceh didalam pelaksanaan anggaran belanja masih ada beberapa

program yang dianggarkan teteapi tidak direalisasikan atau dilaksanakan.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk

skripsi dengan judul: “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Belanja Pada

Dinas Pangan Aceh tahun 2020-2022

4
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Dinas Pangan Aceh

Tahun 2020- 2022?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

anggaran belanja Dinas Pangan Aceh Tahun 2020-2022.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penilitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikuti:

1. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan atau pengetahuan bagi penulis mengenai kinerja
keuangan pada Dinas Pangan Aceh.
b. Sebagai bahan masukan atau informasi serta bahan pertimbangan bagi
kementrian dan Lembaga Pendidikan khususnya kinerja keuangan.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya mengenai
kinerja keuangan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada Analisis Efektivitas dan

Efisiensi Anggaran Belanja pada Dinas Pangan Aceh pada periode tahun 2020-

2022.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Anggaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana

keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah,

Anggaran sektor publik yaitu anggaran yang dipresentasikan dalam APBN dan

APBD menggambarkan tentang rencana keuangan di masa datang mengenai

jumlah pendapatan, belanja, surplus/defisit, pembiayaan, serta program kerja dan

aktivitas yang akan dilakukan ( Mahmudi, 2019:60).

Pada penelitian (Sari, 2022) dengan judul Analisis efektivitas dan efisiensi

pelaksanaan anggaran belanja memiliki hasil Teori yang digunakan untuk

mengetahui dan menganalisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran

belanja adalah analisis dan perhitungan tingkat efektivitas dan efisiensi.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana kegiatan

pemerintah daerah yang dituangkan dalam bentuk angka dan menunjukkan

adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal dan beban yang

merupakan batas maksimal untuk suatu periode anggaran.

Mardiasmo, (2009:61), mendefinisikan anggaran merupakan pernyataan

etimasi kinerja yang hendak dicapacapai selama satu periode waktu tertentu

yang dinyatakan dalam ukuran finansial.

6
Anggaran publik merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian.

Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai

oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian

mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui legislatif untuk

dibelanjakan. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran

belanja lembaga/organisasi pemerintah, akan dilihat apakah anggaran yang telah

dibuat dapat berperan sebagai pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan

pemerintah. penganggaran adalah salah satu proses politik dikarenakan pada

sektor pemerintah anggaran wajib memiliki sifat yang terbuka dan transparan

agar dapat diketahui oleh masyarakat. Proses dari penganggaran sektor publik

dimulai pada saat dilakukan rumusan strategi.

Anggaran adalah rencana kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk

finansial, meliputi usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode

waktu, serta usulan cara–cara memenuhi pengeluaran tersebut (dalam Halim,

2014).

2.1.1.1 Jenis-jenis Anggaran


Menurut Mardiasmo (2015) dalam Muhammad Agung Pratama 2021
tedapat jenis-jenis anggaran dibagi menjadi dua :
1. Anggaran Operasional
Anggaran yang berisi rencana kebutuhan sehari-hari oleh pemerintah
pusat/daerah untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Belanja operasi
merupakan bagian dari anggaran operasional. Belanja operasi adalah
belanja yang manfaatnya hanya untuk satu periode anggaran dan tidak
dimaksudkan untuk menambahkan aset pemerintah. Klasifikasi belanja
operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang non-
investasi, pembayaran bunga, hutang, subsidi, dan belanja operasional.
2. Anggaran Modal /Investasi
Anggaran yang berisi rencana jangka panjang dan pembelanjaan aktiva
tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot kantor. Belanja
modal merupakan bagian dari anggaran modal/investasi.

7
2.1.1.2 Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin, M. (2013), seluruh fungsi anggaran di dalam suatu


organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 4 fungsi pokok yaitu fungsi :
1. Planning (Perencanaan) Fungsi ini mendefinisikan tujuan, strategi yang
akan digunakan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang ingin dihasilkan
dan dicapai perusahaan di masa yang akan datang berkaitan dengan
fungsi ini.
2. Organizing (Pengorganisasian) Perusahaan perlu mencari sumber daya
yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana tersebut setelah semuanya
telah ditentukan. Carilah peralatan, gedung, pekerja, dan modal saat
berusaha mendapatkan bahan baku.
3. Actuating (Menggerakkan) Setelah sumber daya yang dibutuhkan
diperoleh, tugas manajemen selanjutnya adalah mengarahkan dan
mengelola setiap sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dapat
digunakan sesuai fungsinya. Setiap sumber daya yang ada harus
dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Controlling (Pengendalian) Setelah sumber daya yang dibutuhkan
perusahaan diperoleh dan diarahkan untuk bekerja sesuai fungsinya
masing-masing, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa masing-
masing sumber daya tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Upaya untuk memastikan bahwa setiap sumber daya
organisasi telah bekerja secara efisien terkait dengan fungsi ini

2.1.1.3 Struktur Anggaran

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut

Halim dan Kusufi (2014:100-112) dan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah

sebagai berikut :

1. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi : pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain- lain PAD
yang sah
b. Dana Perimbangan, meliputi : dana bagi hasil, dana lokasi umum dan
dana aloksi khusus.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, meliputi : hibah, dana darurat

8
dari pemerintah, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada
kabupaten/kota

2. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurangan nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah terdiri dari :
a. Belanja tidak Langsung, meliputi : belanja pegawai, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
b. Belanja langsung, meliputi : belanja pegawai, belanja barang dan jas dan
belanja modal.

3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

a. Penerimaan pembiayaan, mencakup : selisih lebih perhitungan anggaran


tahun lalu (SILPA), pencairan dana cadangan, penerimaan pinjaman
daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, penerimaan
piutang daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
b. Pengeluaran pembiayaan, mencakup : pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal (investasi pemerintah daerah).

2.1.2 Belanja Modal

Belanja Modal merupakan Belanja Pemerintah Daerah yang manfaatnya

melebihi 1 tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan

selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya

pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum (Halim, 2019). Belanja

modal untuk masing-masing Kab/Kota dapat dilihat dalam Laporan Realisasi

APBD.

Belanja Modal adalah belanja yang dilakukan pemerintah yang

menghasilkan aktiva tetap tertentu (Nordiawan,2006). Belanja modal

dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni peralatan,

bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara

9
untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan membangun sendiri,

menukarkan dengan aset tetap lainnya, atau juga dengan membeli.

Dewi (2006) mengutarakan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang

dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset

tetap / inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi,termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan

yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan

kapasitas dan kualitas aset, Kategori belanja modal menurut Ghozali (2008)

adalah sebagai berikut:

a. Pengeluaran mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset


lainnya yang dengan demikian menambah aset Pemda
b. Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh Pemda
c. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual

2.1.2.1 Klasifikasi Belanja Modal

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No 02 , dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010, pengertian belanja modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah aset tetap/ inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu

periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,

serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset, belanja modal terdiri dari :

a. Belanja Modal Tanah


Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan
untuk pengadaan/pembelian/pembebasan penyelesaian, balik nama dan
sewa tanah, pengosongan, pengurungan, peralatan, pematangan tanah,
pembuatan sertiFikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan
perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi

10
baik
c. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang
digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan
kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin
dimaksud dalam kondisi siap pakai.
d. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran/biaya
yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan
termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan
pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai
gedung dan bangunan dimaksud.
e. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah
pengeluaran/biaya yang digunakan untuk Pengadaan / penambahan /
penggantian / peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan
dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai
jalan irigasi dan jaringan dimaksudkan dalam kondisi siap pakai.
f. Belanja Modal Fisik lainnya
Belanja Modal Fisik lainnya adalah pengeluaran/biaya yang
digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian / peningkatan
pembangunan / pembuatan serta perawatan terhadap Fisik lainnya yang
tidak dapat dikatagorikan kedalam kriteria belanja modal tanah,
peralata dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan
jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa
beli, pembelian barang-barang kesenian, barang peurbakala dan barang
untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal
ilmiah. anggaran, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

2.1.3 Efektivitas

Konsep efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam

pencapaian tujuan sebuah kegiatan/kebijakan dimana ukuran efektivitas

merupakan refleksi output. Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan

hubungan antara output dan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap apa

pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

11
Menurut Mardiasmo (2018:134) Efektif lebih mengarah kepada pencapaian

sasaran. Efektivitas selalu diartikan sebagai suatu penghematan, karena bisa

mengganggu operasi, sehingga pada giliranya akan mempengaruhi hasil akhir.

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya. Rumus efektivitas menurut Mahsun (2019:187) adalah

sebagai berikut:

Realisasi Anggaran
Efektivitas= X 100 %
Target Anggaran

Kriteria Efektivitas, perbandingannya diukur dengan kriteria penilaian


pengelolaan keuangan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Kriteria Rasio Efektivitas
No Rasio Efektivitas (%) Kemampuan Keuangan
1 > 100 Sangat Efektif
2 90-100 Efektif
3 80-90 Cukup Efektif
4 60-80 Kurang Efektif
5 ≤ 60 Tidak Efektif
Sumber: Mahsun, 2019:187

2.1.4 Efisiensi
Menurut Mahmudi (2019) Efisiensi ialah perbandingan antara keluaran

dengan masukan atau dengan istilah lain output per unit input. Suatu organisasi,

program, atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output

tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu

menghasilkan output sebesar besarnya (spending well).

12
Efisiensi pelaksanaan anggaran dapat diukur menggunakan perbandingan

realisasi belanja langsung dengan realisasi belanja. Dimana, belanja meliputi

belanja langsung dan tidak langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang

merupakan input (sumber daya) yang dianggarkan yang terkait secara langsung

dengan pelaksanaan program. Sedangkan belanja tidak langsung merupakan

belanja yang dianggarkan (sumber daya) yang tidak terkait secara langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Berikut formula untuk mengukur tingkat efisiensi anggaran belanja:

Efisiensi = Realisasi Anggaran Belanja / (Anggaran Belanja) x 100%

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690. 900-327 Tahun 1996,

kriteria tingkat efektivitas anggaran belanja dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2
Kriteria Efisiensi
Persentase Pengukuran Kriteria Efisiensi
100% Keatas Tidak Efisien
90% Sampai 100% Kurang Efisien
80% Sampai 90% Cukup efisien
60% Sampai 80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien
Sumber: Kepmendegri Tahun 1996 No. 690.900.327,2016

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya terkait dengan judul penelitian pernah di lakukan

oleh

Jarkasi, dkk ,(2022) dengan judul Analisis Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

13
Belanja dinas pangan, tanaman pangan dan hortikultura provinsi Kalimantan timur

Tahun Anggaran 2018-2020. Hasil penelitiannya menunjukkan pelaksanaan

anggaran belanja pada tahun 2018-2020 dilihat dari analisis efektifitas pada dinas

pangan, tanaman pangan dan hortikultura provinsi Kalimantan Timur dinilai

cukup efektif berada pada angka 80%, sedangkan pada tahun 2019 dinilai efektif

berada pada angka 90%, sehingga hipotesis pertama diterima : Pelaksanaan

anggaran belanja pada tahun 2018-2020 dinilai tidak efisien berada pada angka

100% keatas sehingga hipotesis kedua ditolak.

Sari (2022), Penelitian ini dilakukan dengan data runtun waktu (time series)

dari tahun 2019-2021. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang

bersumber dari sumutprov.go.id. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan anggaran belanja pada tahun 2019-2021 pada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dilihat dari analisis efektivitas anggaran belanja dinilai efektif

hal ini dapat dilihat dari rasio efektivitas anggaran belanja pada tahun 2019

sebesar 90,13%, tahun 2020 sebesar 95,14% dan tahun 2021 sebesar 93,62% dan

pelaksanaan anggaran belanja pada tahun 2019-2021 pada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dilihat dari analisis efisiensi anggaran belanja dinilai efisien hal

ini dapat dilihat dari rasio efisiensi anggaran belanja pada tahun 2019 sebesar

70,74%, tahun 2020 sebesar 61,43% dan tahun 2021 sebesar 68,94%. Oleh

karena itu, pelaksanaan anggaran belanja pada Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara termasuk dalam kriteria efektif dan efisien.

Ismael (2023), Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama

Kejelasan Sasaran Anggaran, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran,

14
Kompetensi Sumber Daya Manusia Handal, dan Sistem Informasi berpengaruh

signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran pada lingkup kerja Kanwil

DJKN Suluttenggomalut. Secara parsial Kejelasan Sasaran Anggaran dan

Kompetensi Sumber Daya Manusia Handal berpengaruh tapi tidak signifikan

terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran pada lingkup kerja Kanwil DJKN

Suluttenggomalut, berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap efektivitas

pelaksanaan anggaran pada lingkup kerja Kanwil DJKN Suluttenggomalut

Sri (2023), Penelitian ini memperoleh hasil bahwa tingkat efektivitas

realisasi anggaran pendapatan asli daerah pada Dinas Koperasi dan UKM

Provinsi Jawa Timur tahun 2019 dan 2020 memiliki kriteria sangat efektif dan

tahun 2021 memiliki kriteria cukup efektif. Sedangkan untuk tingkat efisiensi

realisasi anggaran belanja daerah tahun 2019 – 2021 memperoleh kritera kurang

efisien.

Sahala (2023), Hasil analisis data menunjukkan bahwa efektivitas anggaran

belanja tahun 2014 dan tahun 2015 yang kategori cukup efektif masingmasing

dengan persentase 89,99% tahun 2014 dan 88,16% pada tahun 2015, sedangkan

untuk tahun 2016 – 2019 efektivitas memiliki kategori Efektif dengan masing-

masing persentase 94,66% pada tahun 2016, 94,11% tahun 2017, 93,57% tahun

2018, dan 90,47% tahun 2019. Sedangkan untuk efisiensi anggaran belanja

pemerintahan kota Tebing Tinggi, hanya tahun 2018 yang mengalami efisien

sebesar 61,98%, sedangkan tahun 2014 – 2017 dan tahun 2019 dikategorikan

sangat efisien karena tingkat persentasenya dibawah 50%. Untuk program-

program anggaran belanja tahun 2014 – 2019, hanya tahun 2014 dan 2019

15
program-program anggaran belanja mengalami cukup efektif.

Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara penelitian sebelumnya

dan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Peneliti, Judul
No Tahun Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Jarkasi, dkk Analisis Menunjukkan pelaksanaan
1 Persamaan Perbedaan
(2022) Efisiensi dan anggaran belanja pada
Objek lokasi
Efektivitas tahun anggaran 2018 dan
Anggaran penelitian, penelitian,dan
2020 dilihat dari analisis
Belanja dinas yaitu waktu
efektivitas pada Dinas
pangan, menganalisis penelitian
Pangan, Tanaman Pangan
tanaman pangan realisasi
Dan Hortikultura Provinsi
dan hortikultura anggaran
Kalimantan Timur dinilai
provinsi cukup efektif berada pada
Kalimantan angka
timur 80-an%, sedangkan pada
tahun anggaran 2019
dinilai
efektif berada pada angka
90-an% sehingga hipotesis
pertama diterima;
Pelaksanaan anggaran
belanja pada
tahun anggaran 2018 s/d
2020 dilihat dari analisis
efisiensi
pada Dinas Pangan,
Tanaman Pangan Dan
Hortikultura
Provinsi Kalimantan
Timur dinilai tidak efisien
2 Sari Analisis menunjukkan bahwa Persamaan Penulis
(2022) Efisiensi dan objek meneliti Dinas
pelaksanaan anggaran
Efektivitas penelitian, Pangan
Pelaksanaan belanja pada tahun 2019- yaitu sedangkan
Anggaran menganalis Penelitian
2021 pada Pemerintah
Belanja Pada realisasi sebelumnya
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara anggaran Meneliti
Provinsi Pemerintahan
dilihat dari analisis
Sumatera Provinsi
Utara efektivitas anggaran Sumatra Utara.
Penulis
belanja dinilai efektif hal
meneliti tahun
ini dapat dilihat dari rasio 2020-2022,
sedangkan
efektivitas anggaran
penelitian pada
belanja pada tahun 2019 tahun 2019-
2021
sebesar 90,13%, tahun

16
2020 sebesar 95,14%.
No Peneliti, Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Tahun Penelitian

3 Ismael Analisis Persamaan Perbedaan


Menunjukkan bahwa secara
(2023) Efektifitas Objek lokasi
Pelaksanaan bersama-sama Kejelasan Penelitian penelitian,
Anggaran yaitu kemudian
Sasaran Anggaran,
Belanja Pada mengenai peneulis
Lingkungan Monitoring dan Evaluasi Analisis meneliti
Kerja Kantor Anggaran mengenai
Pelaksanaan Anggaran,
Wilayah efektifitas dan
Direktorat Kompetensi Sumber Daya efisiensi
Jendaral sedangkan
Manusia Handal, dan
Kekayaan penelitian
Negara Sistem Informasi sebelumnya
Sulawesi hanya
berpengaruh signifikan
Utara menggunakan
terhadap efektivitas efektifitas
pelaksanaan anggaran.
4 Sri Analisis memperoleh hasil bahwa Persamaan Perbedaan
(2023) Efektivitas Objek lokasi
tingkat efektivitas realisasi
Dan Efisiensi Penelitian, penelitian dan
Realisasi anggaran pendapatan asli yaitu waktu
Anggaran mengenai penelitian
Pendapatan daerah pada Dinas Koperasi
Analisis
dan Belanja dan UKM Provinsi Jawa Realisasi
Daerah Pada
anggaran
Dinas Timur tahun 2019 dan 2020
Koperasi dan
UKM Provinsi memiliki kriteria sangat
Jawa Timur efektif dan tahun 2021
memiliki kriteria cukup
efektif. Sedangkan untuk
tingkat efisiensi realisasi
anggaran belanja daerah
tahun 2019 – 2021
memperoleh kritera kurang

efisien.
5 Sahala Analisis menunjukkan bahwa Persamaan Perbedaan
(2023) Efektifitas efektivitas anggaran Objek lokasi
dan Efisiensi belanja tahun 2014 dan Penelitian, penelitian dan
Pelaksanaan tahun 2015 yang kategori yaitu waktu
Anggaran cukup efektif masing- mengenai penelitian
Belanja masing dengan persentase Analisis
Tahun 2014- 89,99% tahun 2014 dan Realisasi
2019 Pada 88,16% pada tahun 2015, anggaran
Pemko sedangkan untuk tahun
Tebing 2016 – 2019 efektivitas
Tinggi memiliki kategori Efektif

17
dengan masing-masing
persentase 94,66% pada
tahun 2016, 94,11% tahun
2017, 93,57% tahun 2018,
dan 90,47% tahun 2019.

18
2.3 Kerangka Pemikiran
Menganalisis tingkat efektivitas dan efisiensi anggaran belanja pada Dinas

Pangan Aceh adalah suatu proses penilaian mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan pekerjaan/kegiatan dalam bidang pengelolaan anggaran.

Pengukuran efektivitas dan efisiensi keuangan daerah dapat dilakukan dengan

menghitung rasio efektivitas dan rasio efisiensi keuangan daerah. Efektivitas

menggambarkan kemampuan Dinas Pangan Aceh dalam merealisasikan

pendapat oleh pemerintah Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan

kemampuan yang semakin baik.

Efisiensi menggambarkan kemampuan Dinas Pangan Aceh dalam

merealisasikan anggaran belanja langsung dan kemudian dibandingkan

dengan merealisasikan anggaran belanja yang dinilai berdasarkan besarnya

biaya/sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam hal ini semakin sedikit biaya yang digunakan untuk mencapai hasil

yang diharapkan maka dapat dikatakan semakin efisien.

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran

Dinas Pangan Aceh

Pengelolaan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran

Efektifitas Efisiensi

Analisa dan Evaluasi

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sekaran (2019:152) desain penelitian adalah rencana struktur

penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin

menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif. Desain penelitian dapat meliputi

beberapa elemen yaitu; tujuan penelitian, jenis penelitian, tingkat investasi

penelitian, horizon waktu dan unit analisis.

3.1.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui dan Menganalisis Anggaran

Belanja pada Dinas Pangan Aceh Tahun 2020-2022. Lokasi yang dipilih dari

penelitian ini adalah pada Dinas Pangan Aceh. Objek penelitian yang akan diteliti

adalah Anggaran Belanja pada Dinas Pangan Tahun 2020-2022.

3.1.2. Tingkat Intervensi Peneliti

Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi minimal di

mana peneliti melakukan penelitiaanya tanpa mengintervensi adalah Anggaran

belanja pada Dinas Pangan Aceh Tahun 2020-2022.

3.1.3. Horizon Waktu

Menurut Sugiyono (2020) deret waktu (time series) adalah serangakaian

nilai-nilai variabel yang disusun berdasarkan waktu. Analisis time series

20
mempelajari pola gerakan nilai-nilai variabel pada satu interval waktu (misalnya

minggu, bulan, tahun) yang teratur. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa

pola lama akan terulang. Sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.

3.1.4. Unit Analisis

Data yang dikumpulkan secara individual digunakan untuk menghitung

unit analisis pada tingkat agregasi yang lebih besar. Karakteristik tingkat analisis

yaitu bahwa tingkat yang lebih rendah termaksud dalam tingkat yang lebih tinggi.

Sifat informasi yang dikumpulkan serta tingkat di mana data dijumlahkan untuk

analisis, adalah integral dengan keputusan yang dibuat dalam memilih unit

analisis. Unit analisis dalam penelitian ini adalah keuangan.

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data merupakan sumber di mana data dapat diperoleh peneliti.

Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir mengenai

kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan juga validitasnya.

Menurut Sutopo (2018), ”Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data

merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih

dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data

atau kedalaman informasi yang diperoleh”. Menurut Sugiyono (2018:147) Data

yang di pergunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang terlebih dahulu dilaporkan dan dikumpulkan oleh orang atau

instansi di luar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu

21
sesungguhnya adalah data yang asli. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-

instransi, perpustakaan, maupun dari pihak lainnya.

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu

metode yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah

literature-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku, teks maupun

penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Pengumpulan data

dalam penulisan ini dilakukan dengan cara studi dokumentasi yaitu sebuah tulisan

yang memuat informasi. Mengumpulkan data Skunder yang diperoleh dari Dinas

Pangan Aceh seperti dokumen mengenai profil Dinas Pangan Aceh, data laporan

keuangan dan lainnya.

3.3 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Sugiyono (2018) penelitian kualitatif adalah “suatu metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif bertumpu

pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat

penelitian, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang

dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian. Dalam menganalisa data

yang telah dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini, dilakukan dengan

22
metode kualitatif yaitu suatu metode analisis yang membandingkan tinjauan

teoritis dengan hasil penelitian yang diperoleh, kemudian mengambil kesimpulan

dan memberi saran” Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut;

Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan Dinas Pangan Aceh dalam

merealisikan pendapatan yang direncanakan dibandingkan yang diterapkan

berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan dalam menjalankan tugas

dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebasar satu

atau seratus persen. Namun demikian semakin tinggi rasio efektifitas,

menggambarkan kemampuan daerah semakin baik. Rumus efektifitas menurut

Mahsun (2019:187) adalah sebagai berikut:

Realisasi Anggaran
Efektivitas= X 100 %
Target Anggaran

Tabel 3.1
Kategori Kemampuan Efektivitas
Kemampuan keuangan Rasio efektivitas (%)

Sangat efektif >100


Efektif >90-100
Cukup efektif >80-90
Kurang efektif >60-80
Tidak efektif ≤60
Sumber: Mahsun (2019:187)

Untuk memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio ini dibandingkan dengan

rasio efisiensi. Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan

antara besarnya bias yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan

23
realisasi pendapatan yang diterima. Semakin kecil rasio efisiensi, maka akan

semakin baik kinerja organisasi (Mahsun, 2019:187). Dengan demikian efisiensi

dapat di rumuskan sebagai berikut :

Pendapatan
Efisiensi= X 100 %
Jumlah Belanja

Tabel 3.2
Kategori Kemampuan Efisiensi Keuangan
Kemampuan keuangan Rasio efisinsi (%)

Tidak efisiensi >100


Kurang efisiensi >.90-100
Cukup efisiensi >80-90
Efisiensi >60-80
Sangat efisiensi ≤ 60

24
DAFTAR PUSTAKA

Abriano, Nova, Muhammad Yusuf, and Aulia Rahmah. "Analisis Efektifitas dan

Efisiensi Realisasi Laporan Keuangan pada Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2019-2021." JEPP: Jurnal Ekonomi

Pembangunan Dan Pariwisata 3.2 (2023): 122-130.

Agnika, M., & Putra, S. S. (2021). Analisis kinerja anggaran pendapatan dan

belanja daerah pada pemerintah daerah kabupaten Subang sebelum dan saat

pandemi Covid-19. Indonesian Accounting Research Journal, 1(3), 493-

503.

ERIC RJ. Simulasi anggaran belanja daerah Kabupaten Sleman, 2002

berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun

2002 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Fahlevi, H., & Ananta, M. R. (2015). Analisis efisiensi dan efektifitas anggaran
belanja langsung-Studi pada SKPD di Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Administrasi Publik, 1(2), 37-44.
Halim, Abdul (2019). Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat
Hafiz, Abdul. 2009. Penatausahaan da Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta:
Salemba Empat.
Halim Abdul, Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Halim, kusufi Huda AM, (2014) Strategi Realokasi Anggaran sebagai Referensi
Struktur Anggaran Daerah yang Efisien. Indonesian Treasury Review:
Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan Publik. 2023 Sep
30;8(3). 100-112.
Ismael Internasional ,Tarigan, Daisy SM Engka, and Agnes L. Ch P. Lapian. "
Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja pada Lingkup Kerja
Kantor Wilayah direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sulawesi Utara,
Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara (Kanwil djkn Suluttenggomalut),

29
Kementerian Keuangan." Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan
Daerah 24.1 (2023): 64-79.
Jarkasih, M., Ruliana, T., & Rachmawati, I. (2022). Analisis Efektivitas Dan
Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Dinas Pangan, Tanaman Pangan
Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Ekonomia, 11(1), 282-290.
Khaira, F., Umar, Z., Gadeng, T., & Yola, C. (2022). Analisi efektifitas dan
efisiensi anggaran belanja pada dinas pangan aceh tahun 2018-2020. Jurnal
Akuntansi Muhammadiyah (JAM), 12(2).
Mardiasmo, Armono, D. and Widiyaningsih, N., 2021. Analisis Efisiensi dan
Efektivitas Realisasi Anggaran Belanja pada Dinas Koperasi, UMK, UM
dan Perindustrian Kota Metro Tahun Anggaran 2017-2020. Jurnal Aplikasi
Bisnis, 20(1), pp.323-331.
Milenia, A. F., Sibarani, J. L., & Hidayat, A. (2022). Analisis Efektivitas dan
Efisiensi Realisasi Anggaran sebagai Pengukuran Kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan
Perpajakan, 5(2), 105-113.
Mahmudi (2019). Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua.Yogyakarta:
UPP STIM YKPN. Mahmudi, 2009. Analisis Efektifitas dan Efisiensi
Anggaran Belanja. Yogyakarta. Mahmudi, 2010. Daerah,Jakarta, Penerbit
Erlangga.

Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta

Mahsun, M. (2019). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Manan, A. (2014). Analisis Penerapan Permendagri No 13 Tahun 2006


Terhadap Efisiensi Penggunaan Anggaran Belanja Satuan Perangkat
Daerah Pada Kantor Kas Daerah Kabupaten Gresik (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).
Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga, Cetakan Kedua,
Buku I. Jakarta: Salemba Empat
Ningsih, E. R. W. (2016). Analisis kinerja pengelolaan anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten jembrana (Doctoral dissertation, University

30
of Muhammadiyah Malang).
Nordiawan, D., & Hertianti, A. (2006). Akuntansi sektor publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006.

Pankey, Imanuel dan Sherly. 2015. Analisis Eektivitas dan Efisiensi Anggaran
Belanja pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal EMBA, Vol.3 No.4, Hal 33-43.
Purba, S., & Silalahi, M. (2021). Analisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

anggaran belanja tahun 2014-2019 pada pemko tebing tinggi. Jurnal

ilmiah ekonomi dan bisnis triangle, 2(1), 142-150.

Ritonga, M. J., & Meilady, C. B. (2009). Pendekatan informal media relation


dalam membangun hubungan dengan wartawan komunikologi: Jurnal
Ilmiah Ilmu Komunikasi, 6(2).
Shala Purba, K. N. (2023). Analisis Efektivitasn dan Efisiensi Anggaran (Studi
Kasus Dinas Pendidikan Provinsi Lampung) (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sumatera Utara).
Sari, Devi Purnama, Eka Andriani, and Zulia Hanum. "Analisis Efektivitas dan

Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja pada pemerintah Provinsi

Sumatera Utara." Jurnal Bisman (2022): 8-18.

Simanihuruk, M. H. 2013, Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah

Nomor 02 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Dalam Penyajian

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Medan, Skripsi, Fakultas

Ekonomi, Universitas HKBP Nommensen, Medan.

Sekaran, U. (2019). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sriyanto, Y. G., Munte, A. Y., & Baharata, R. W. (2023). Analisis Efektivitas

Dan Efisiensi Kinerja Keuangan Pada Badan Kepegawaian Negara Tahun

2018-2021. Jurnal Maneksi, 12(2), 314-417.

.Sari, D. P., Andriani, E., & Hanum, Z. (2023). Analisis Efektivitas dan Efisiensi

31
Pelaksanaan Anggaran Belanja pada pemerintah Provinsi Sumatera
Utara. Jurnal Bisman, 8-18.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sutopo, A. H. (2018). Terampil Mengolah Data. Kualitatif Dengan NVIVO.


Jakarta : Prenada

Sri Trisnaningsih,S & Zhafiri, R. G.(2023). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi

Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pada Dinas Koperasi

Dan UKM Provinsi Jawa Timur. Journal of Economic, Bussines and

Accounting (COSTING), 6(2), 2436-2445.

Tulangow, A. P., & Runtu, T. (2016). Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan


Dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(3).

32

Anda mungkin juga menyukai