(LKj IP)
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenanNya Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2021 dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun sesuai dengan amanat dalam Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) yang
didukung manajemen kinerja yang akuntabel sudah merupakan tekad pimpinan
instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Sejalan dengan era
globalisasi yang banyak membawa perubahan strategis, memberi pengaruh
kepada masyarakat yang semakin kritis dengan berbagai tuntutan, terutama
kepada para pengelola negara untuk menjalankan tugasnya secara bertanggung
jawab, bersih, transparan, dan akuntabel.
Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan
dalam perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan dan penataan
serta peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan prima kepada masyarakat.
ii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2021 merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan.
LKjIP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan
rencana kinerja (performance plan) tahun 2021 yang merupakan penjabaran
tahunan dari Renstra Perangkat Daerah Tahun 2016-2021 yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Nomor 132 Tahun 2017 dan Peraturan Bupati Nomor
74 Tahun 2021.
LKjIP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti
untuk menjawab pertanyaan, sejauhmana sasaran pembangunan yang
ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) PD
yang telah dicanangkan pada tahun 2021 telah berhasil dicapai.
Dari 1 (Satu) IKU PD tahun 2021, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa
IKU dapat dicapai dengan kategori sangat tinggi. Keberhasilan capaian IKU
Perangkat Daerah merupakan hasil dari upaya-upaya Perangkat Daerah, juga
berkat dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta
maupun masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan
sinergi dalam memenuhi program-program Perangkat Daerah pada tahun 2021.
Beberapa indikator sasaran yang belum dapat memenuhi target kinerja,
karena ada beberapa hambatan kendala yang apabila tidak segera diantisipasi
dapat berpengaruh pada capaian sasaran yang akan datang.
Untuk mengoptimalkan capaian sasaran dan mengantisipasi perubahan
yang akan terjadi pada masa mendatang perlu ada langkah kebijakan
teknis/operasional untuk memantapkan kebijakan agar tujuan dapat terlaksana
sehingga misi kabupaten Gunungkidul dapat dilaksanakan/dicapai sebagai
upaya untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan.
Adapun langkah-langkah kebijakan teknis/operasional yang diupayakan
untuk mengatasi berbagai hambatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas guna pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dengan sasaran pelayanan kesehatan yang
bermutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat,
b. Keluarga yang sadar gizi dan berperilaku hidup bersih sehat melalui:
a. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita;
b. Perbaikan status gizi masyarakat;
c. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular;
iv
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
v
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
vi
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 4
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja 9
Tabel 2.2 Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 10
Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama 10
Tabel 2.4 Indikator Kinerja Program Dinas Kesehatan Tahun 2021 14
Tabel 2.5 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2021 17
Tabel 2.6 Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 18
Tabel 2.7 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan 19
Tahun 2021
Tabel 2.8 Program dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2021 20
Tabel 3.1 Pengukuran dengan Skala Ordinal 22
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Tahun 2021 23
Tabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis Dinas KesehatanTahun 2021 23
Tabel 3.4 Capaian Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 25
Tahun 2021
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas 26
Kesehatan”
Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Status Gizi 29
Masyarakat”
Tabel 3.7 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 3 “Menurunnya Angka 35
Kesakitan Akibat Penyakit Menular Dan Tidak Menular”
Tabel 3.8 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 4 .“Pembangunan dan 37
peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan”
Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 5 “Peningkatan Sumber 38
Daya Kesehatan”
Tabel 3.10 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 6 “Peningkatan Sumber Daya 38
Kesehatan”
Tabel 3.11 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 7 “Meningkatnya Upaya 39
Pelayanan Kesehatan”
Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 8 “Meningkatnya penyelenggaraan 40
BLUD Puskesmas”
Tabel 3.13 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 9 “Peningkatan Sumber Daya 42
Kesehatan”
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 10 “Meningkatnya Pelayanan 42
Laboratorium Sesuai Standar Waktu “
Tabel 3.15 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta 43
Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan”
vii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.16 Rincian Anggaran dan Realisasi yang Mendukung Sasaran Strategis Dinas 45
Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.17 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Meningkatnya 46
Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik”
Tabel 3.18 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung 2 “Akuntabilitas 47
Pengelolaan Keuangan”
Tabel 3.19 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Kesesuaian antar 47
Lembaga dalam Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah”
Tabel 3.20 Rincian Anggaran dan Realisasi Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi 49
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.21 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2021 49
viii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan 4
Gambar 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural Pada Akhir 5
Tahun 2021
Gambar 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan 6
Pada Akhir Tahun 2021
Gambar 3.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2021 27
Gambar 3.2 Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 28
Gambar 3.3 Angka Kematian Bayi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 28
Gambar 3.4 Prevalensi Balita Wasting Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 30
Gambar 3.5 Persentase Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Kabupaten 35
Gunungkidul Tahun 2017-2021
ix
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
BAB
PENDAHULUAN
I
A. Latar Belakang
1
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
1. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
Pemerintah Daerah dan Tugas Pembantuan di Bidang Kesehatan. Fungsi
Dinas Kesehatan adalah :
2
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan yaitu:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, yang terdiri dari:
1) Subbagian Perencanaan;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum;
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang terdiri dari:
1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan
Zoonosis;
2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
3) Seksi Survailans dan dan Imunisasi;
d. Bidang Pelayanan Kesehatan, yang terdiri dari:
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Tradisional;
2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus;
3) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Kesehatan Masyarakat, yang terdiri dari:
1) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
2) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
3) Seksi Kesehatan Lingkungan;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri dari:
1) Seksi Kefarmasian;
2) Seksi Bina Tenaga dan Fasilitas Kesehatan;
3) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan;
g. Unit organisasi bersifat khusus;
h. UPT; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
3
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Gambar 1.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2021
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
4
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan
Pada Akhir Tahun 2021
1. Masalah Gizi Ganda: gizi buruk, gizi kurang dan stunting masih belum
tertuntaskan, sementara penyakit yang disebabkan oleh konsumsi zat gizi yang
tidak seimbang mulai mendominasi 10 besar penyakit penyebab kematian.
Kasus gizi buruk, gizi kurang dan Stunting di Kabupaten Gunungkidul masih
ada walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Kurang Energi
Kronis pada Ibu Hamil masih dibawah target Kabupaten, walaupun masih di
atas target Nasional (<20%). Hasil Sample Registration System Tahun 2014
dan Riskesdas 2013, penyebab kematian didominasi penyakit: stroke,
serangan jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan keganasan (kanker).
2. Peningkatan HIV-AIDS
Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan penemuan kasus HIV-AIDS.
Metode Voluntary Conseling and Testing (VCT) yang bersifat sukarela
untuk menjaring secara dini HIV-AIDS masih perlu lebih dioptimalkan.
5
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Kematian ibu, bayi dan anak yang bisa dicegah masih perlu terus diupayakan,
penyebab utama yang terjadi dikarenakan perdarahan pada persalinan dan
kehamilan di usia dini. Program 1000 hari pertama kehidupan dan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja menjadi harapan baru agar terjadi penurunan
signifikan pada Angka Kematian Ibu dan Anak (Bayi).
6
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
7
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
BAB
PERENCANAAN KINERJA
II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang
menjadi tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah
diberikan oleh masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut
dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatansebagai dokumen teknis
operasional.
A. Rencana Strategis Dinas KesehatanTahun 2016 - 2021
8
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
tahun 2021 RSUD Wonosari belum menjadi bagian dari UPT Dinas Kesehatan
sehingga dalam penilaian kinerja masih dilakukan oleh RSUD Wonosari.
Adapun Sasaran pendukung tugas dan fungsi Dinas Kesehatan disajikan
dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2
Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan
No. Sasaran PD Indikator Sasaran Program
1 Kepuasan masyarakat Nilai IKM PD
terhadap penyelenggaraan Persentase pemenuhan kebutuhan
pelayanan publik meningkat administrasi perkantoran
Persentase pemenuhan kebutuhan
Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase PNS/Aparatur Sipil taat kode
aturan
2 Akuntabilitas pengelolaan Persentase Laporan tepat waktu dan
keuangan meningkat akuntabel
3 Kesesuaian program dalam Persentase Dokumen Perencanaan dan
dokumen perencanaan Pelaporan SKPD yang disusun tepat
Perangkat Daerah waktu
Tabel 2.3
Indikator Kinerja Utama
Sasaran Indikator Kinerja
No Strategis Utama (IKU) Alasan/Penjelasan/ Formulasi
1 Meningkatnya Angka Harapan Angka perkiraan lama hidup rata-
kualitas Hidup rata dengan asumsi tidak ada
Kesehatan perubahan pola mortalitas
menurut umur
Tipe Data: Non Komulatif
10
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
2. Program-program
11
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
12
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
13
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
14
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
15
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
16
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 2.5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan
Tahun 2021
Target
Akhir
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Renstra
2021
1. Angka Harapan Hidup Tahun
74,22
(tahun)
Angka Kematian ibu per per
1.000 Kelahiran Hidup. 100.000
Meningkatnya Apabila kelahiran hidup
1 Kelahiran 4
Kualitas Kesehatan <100.000, maka digunakan
hidup.
angka absolut (jumlah
kematian ibu).
per 1.000
Angka Kematian bayi per
Kelahiran 7
1.000 Kelahiran Hidup
hidup
Meningkatnya %
Prevalensi balita Wasting
2 status gizi 1,6
(kurus dan sangat kurus)
masyarakat
Persentase angka %
Menurunnya angka keberhasilan pengobatan 90
3 kesakitan akibat TB
penyakit menular Prevalensi penderita %
dan tidak menular hipertensi yang berkunjung 15
ke Puskesmas
Pembangunan dan %
Persentase Cakupan
peningkatan sarana
kunjungan rawat jalan dan
4 prasarana 85
rawat inap di sarana
pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan
Peningkatan Persentase ketersediaan %
5 Sumber Daya obat generik esensial dan 92,7
Kesehatan vaksin di Puskesmas
Persentase Pelayanan %
Kesehatan masyarakat
Pelayanan Jaminan Peserta jaminan Kesehatan
6 95
Kesehatan dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan
17
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Meningkatnya %
Persentase Puskesmas
7 upaya pelayanan 100
yang terakreditasi
kesehatan
Indeks Kepuasan %
Meningkatnya
Masyarakat terhadap
8 penyelenggaraan 85
pelayanan kesehatan
BLUD Puskesmas
Puskesmas
Indeks Kepuasan %
9 Meningkatnya
Masyarakat terhadap
pelayanan BLUD 79
pelayanan kesehatan RSUD
Rumah Sakit
Saptosari
Meningkatnya %
Persentase penyelesaian
pelayanan
10 pemeriksaan laboratorium 100
laboratorium
sesuai standar waktu
kesehatan
Promosi Kesehatan %
Persentase IKS (Indikator
11 dan Pemberdayaan 36
Keluarga Sehat)
Masyarakat
Tabel 2.6
Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan Tahun 2021
18
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
akuntabel
3 Kesesuaian program Persentase Dokumen % 100
dalam dokumen Perencanaan dan
perencanaan Pelaporan SKPD yang
Perangkat Daerah disusun tepat waktu
Tabel 2.7
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
Dinas kesehatan Tahun 2021
19
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 2.8
Program dan Anggaran
Dinas kesehatan Tahun 2021
No. Program Anggaran (Rp.) Keterangan
20
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
BAB AKUNTABILITAS
III KINERJA
Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah
satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi
pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan
publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah,
pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting
dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah
berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain
juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja
organisasi pemerintah.
1. Pengukuran Kinerja
21
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Realisasi
Capaian indikator kinerja = X 100%
Rencana
Rencana
Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal
22
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal
dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok
sasaran tersebut.
Tabel 3.3
Capaian Sasaran Strategis Dinas KesehatanTahun 2021
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Sasaran Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun
Strategis Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Meningkatnya Angka Harapan
Kualitas Hidup (tahun)
74.12 74.22 74.19 99.96 74.22 100
Kesehatan Angka Kematian
ibu per 1.000
Kelahiran Hidup.
Apabila kelahiran
1 hidup <100.000, 7 4 16 25.00 4 100
maka digunakan
angka absolut
(jumlah kematian
ibu)
Angka Kematian
bayi per 1.000 84 7 10.3 67.96 7 100
Kelahiran Hidup
Prevalensi balita
Meningkatnya
Wasting (kurus
2 status gizi
dan sangat
3.65 16 4.25 26.56 16 100
masyarakat
kurus)
23
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
24
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Persentase
Meningkatnya penyelesaian
pelayanan pemeriksaan
10
laboratorium laboratorium
88 100 100 100.00 100 100
kesehatan sesuai standar
waktu
Promosi
Persentase IKS
Kesehatan dan
11
Pemberdayaan
(Indikator 36.61 36 36.61 101.69 36 100
Keluarga Sehat)
Masyarakat
Tabel 3.4
Capaian Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas KesehatanTahun 2021
Berikut ini akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan
capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:
25
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Sasaran 1
“ Meningkatnya Kualitas Kesehatan”
26
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Target AHH dari rencana kinerja 74,22 pada tahun 2021 dapat terealisasi
sebesar 74,19 (BPS, 2021) sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 99,96%.
Capaian AHH Gunungkidul pada 2020 adalah 74,12 tahun (BPS 2021), sehingga
ada peningkatan sebesar 0,07. Salah satu indikator pokok untuk mengukur
derajat kesehatan masyarakat adalah AHH. Salah satu indikator pokok untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat adalah AHH. Perkembangan angka
harapan hidup tahun 2015-2021 Gunungkidul tercatat mengalami peningkatan.
Data time series AHH tersaji pada Gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2021
Sumber: Bidang Persandian dan Statistik Dinas Kominfo Kab. Gunungkidul, 2021
Jumlah kematian ibu dihitung dari kejadian kematian ibu pada masa
kehamilan (Bumil), persalinan (Bulin), dan nifas (Bufas). Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Gunungkidul berfluktuasi dalam kurun 2015-2021 tergambar
data historisnya dalam time series pada Gambar 3.2. Jumlah kematian ibu
cenderung menurun, di tahun 2015 sejumlah 7 ibu, menjadi 5 ibu di tahun 2016
dan naik menjadi 12 ibu ditahun 2017, namun 2018 turun menjadi 8 kematian ibu,
tahun 2019 turun menjadi 6 kasus, tahun 2020 naik menjadi 7 kasus dan di 2021
naik drastic menjadi 16 kasus. Dibandingkan dengan capaian Nasional, AKI di
Gunungkidul lebih baik. Dibandingkan dengan capaian Provinsi, AKI di
Gunungkidul lebih rendah, namun bukan penyumbang terbanyak kasus kematian
ibu.
27
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Gambar 3.2
Jumlah Kematian Ibu
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021
Gambar 3.3
Angka Kematian Bayi
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021
Sumber: Seksi Bina Kesga Bidang Kesmas Dinkes Gunungkidul Tahun 2021
Kondisi pencapaian angka umur harapan hidup, jumlah kematian ibu, dan
angka kematian bayi yang positif menunjukkan hasil dari program/kegiatan yang
telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanya peran dari pemerintah
semata. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari pihak non
pemerintah seperti swasta dan organisasi masyarakat yang juga menjadi mitra
kesehatan di berbagai jenjang.
Permasalahan:
a. Adanya pandemi Corona Virus -19 ( Covid-19) sehingga banyak ibu hamil
yang terpapar Covid 19 dan menyebabkan peningkatan kematian pada ibu
hamil tersebut ;
28
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
b. Beberapa kasus kematian ibu tidak dapat dicegah (Un Avoidable) artinya ibu
tidak seharusnya hamil dengan kondisi penyakit penyerta tertentu yang belum
teratasi;
c. Adanya keterlambatan dalam mengenali tanda bahaya/risiko tinggi ibu hamil
dan bersalin baik oleh keluarga maupun oleh tenaga kesehatan;
d. Skrining ibu hamil risiko tiggi terutama dalam ANC terpadu kurang optimal,
sehingga terjadi keterlambatan dalam penanganan/pengendalian;
e. Belum optimalnya sistem rujukan gawat darurat maternal neonatal;
Solusi:
a. Pemberdayaan masyarakat dimasa pandemi ini untuk selalu menjaga
kesehatan dan mencegah penularan covid-19 ;
b. Sosialisasi (informasi dan edukasi masyarakat) tentang kesehatan reproduksi
calon pengantin dan pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak;
c. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan ANC terpadu dan
skrining risiko tinggi ibu hamil;
d. Sosialisasi dan penguatan manual rujukan maternal neonatal;
Sasaran 2
“ Meningkatnya Status Gizi Masyarakat”
29
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Gambar 3.4
Prevalensi Balita Wasting
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021
Permasalahan:
1. Kemiskinan
Kemiskinan terkait dengan kemampuan daya beli keluarga untuk menyediakan
pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi kecukupan zat
gizi anak balita. Keluarga miskin tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
makan anak dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
anak. Kekurangan zat gizi dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan anak
menderita gizi buruk. Hasil penelitian di Bangladesh mengungkapkan bahwa
status ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan antenatal, usia ibu
saat melahirkan dan status gizi ibu merupakan faktor yang menentukan
terjadinya gizi buruk (Nure Alam Siddiqi & Nuruzzaman Haque, 2011)
Ini terkait dengan tingkat pendidikan dan akses informasi tentang kesehatan.
Pola asuh adalah kemampuan keluarga dalam memberikan pola makan mulai
bayi lahir sampai usia balita. Bayi umur 0–6 bulan diberikan air susu ibu (ASI)
saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain (ASI Ekslusif). Anak
berusia 6–24 bulan mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP
ASI). Baru setelah umur 24 bulan, anak diberikan makanan lengkap. Akses
informasi adalah kemampuan keluarga dalam memperoleh informasi gizi, baik
melalui media cetak/elektronik maupun informasi dari pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas, Pustu, Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan
swasta.
30
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
pemberian makanan yang buruk (Ubesie et al., 2012). Pendidikan gizi dan
perubahan perilaku ibu secara berkelanjutan sangat efektif untuk meningkatkan
status gizi anak yang kurang menjadi lebih baik (Roy et al., 2005)
Sebagian besar balita gizi buruk tidak mendapatkan ASI Eksklusif pada umur 0
– 6 bulan tetapi diberikan susu formula serta pemberian MP ASI dan makanan
lengkap terlalu dini. Sehingga dapat mengakibatkan intoleran pada saluran
pencernaan, diare dan kelainan/radang pada saluran pencernaan yang
akhirnya mengalami kesulitan makan yang mengakibatkan berkurangnya
asupan zat gizi.
Pola asuh yang salah bisa juga terjadi pada keadaan dan kebiasaan ibu
sebelum dan selama kehamilan serta pemeriksaan kehamilan yang tidak
dipelayanan kesehatan sehingga dapat menyebabkan bayi lahir rendah (BBLR)
yang akan sangat mudah sekali terkena penyakit infeksi.
3. Penyakit Kronis
Balita dengan status gizi
buruk akan mudah sekali terkena
penyakit infeksi yang diakibatkan
kondisi tubuhnya lemah, begitu juga
dengan balita yang menderita
infeksi akan mudah sekali status
gizinya menjadi buruk. Sebagian
besar balita gizi buruk akan disertai
dengan penyakit infeksi seperti
Gantroentritis, TBC dan ISPA
Pnemonia sehingga dalam
penanganan harus didahulukan pengobatan penyakit yang diderita. Menurut
UNICEF (Unicef, 2013) penyebab langsung gizi buruk adalah intake makan
anak dan penyakit infeksi yang diderita anak.
Timbulnya KEP tidak hanya karena intake makan yang bergizi kurang
tetapi karena penyakit infeksi. Anak yg mendapat makan cukup baik tetapi
sering diserang diare atau demam akhirnya dapat menderita KEP.
Gizi buruk bukan masalah kurang makan atau kelaparan saja. Penyebab
gizi buruk lebih kompleks dengan penyebab langsung berupa makanan anak
yang kurang baik kuantitas maupun kualitasnya dan penyakit infeksi seperti
diare, ISPA, Pnemonia dan TBC. Dimana semua itu juga dipengaruhi oleh
faktor kemiskinan, pendidikan, pelayanan kesehatan, kebersihan lingkungan,
adat dan kebiasaan pengasuhan anak (pola asuh) dan kepedulian masyarakat.
Penanganan masalah gizi buruk tidak akan mampu diselesaikan oleh sektor
kesehatan saja tanpa adanya dukungan sektor lain yang terkait.
31
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Solusi:
1. Upaya yang dilaksanakan untuk pencegahan dan penanggulangan balita gizi
buruk adalah :
a. Peningkatan kapasitas petugas dan
kader kesehatan melalui pelatihan
Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak
(PMBA).
b. Peningkatan kapasitas petugas, kader
kesehatan dan masyarakat melalui
pelatihan pemberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan masalah gizi,
kesehatan ibu anak, dan kesehatan
32
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
lingkungan.
c. Pemberian PMT pemulihan bagi balita gizi buruk selama 3 bulan dan
mikronutrien.
d. Pendampingan oleh kader dan petugas kesehatan untuk keluarga balita
gizi buruk
e. Balita gizi buruk dari keluarga miskin yang belum mempunyai jaminan
kesehatan untuk diupayakan mendapat jaminan kesehatan
f. Balita gizi buruk yang ditemukan di prioritas untuk mendapatkan perawatan
di TFC/Pusat Pemulihan Gizi
g. Mengembangkan CFC (penanganan balita gizi buruk berbasis masyarakat)
di Puskesmas
h. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait untuk menjadikan keluarga balita
gizi buruk untuk menjadi sasaran intervensi program di masing-masing
lintas sector terkait.
i. Meningkatkan peran pengurus Kalurahan Sehat dalam Suirveilance Gizi di
wilayahnya.
2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi kurang yaitu disebabkan
oleh diantaranya pendidikan dan pengetahuan orang tua terutama masalah
kesehatan dan gizi yang diperoleh melalui informasi-informasi baik melalui
penyuluhan langsung maupun dari media-media yang ada, sedangkan upaya
penurunan status gizi kurang telah dilakukan yaitu dengan dukungan program
upaya perbaikan gizi masyarakat (UPGK) dengan kegiatan penimbangan balita
setiap bulannya di posyandu yang
disertai dengan kegiatan-kegiatan
lainnya seperti pemberian makanan
tambahan baik PMT penyuluhan
maupun PMT pemulihan dan
perawatan bagi penderita gizi
kurang/buruk yang memerlukan
perawatan dan Pemberian PMT
pada balita gizi kurang/buruk.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam
pemenuhan menu gizi seimbang
dalam keluarga
33
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Sasaran 3
“Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
tidak menular”
Tabel 3.7
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 3
“Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular Dan Tidak Menular”
34
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Gambar 3.5
Persentase Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021
Gambar 3.5 menunjukan bahwa realisasi kasus TB BTA positif yang sembuh
pada tahun 2016 sebesar 74% yang berarti bahwa dalam kurun waktu 5 tahun
(2016-2021) angka kesembuhan TB BTA positif sangat fluktuatif capaiannya naik
turun. Faktor penyebab rendahnya angka kesembuhan bisa dibagi dua pihak;
penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan (pasien). Sejumlah faktor
penghambat yang dapat mempengaruhi angka kesembuhan: (1) Putus berobat
karena merasa sudah enak; (2) Pengobatan tidak teratur karena berpindah-pindah
tempat kerja; (3) Kebosanan minum obat; (4) Pasien kurang motivasi; (5) Efek
samping obat (reaksi pada tubuh setelah minum obat) (6) penderita TB meninggal /
pindah pengobatan sebelum pengobatan selesai / lengkap.
35
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Permasalahan:
a. Belum semua kasus TB di masyarakat ditemukan sehingga masih banyak pasien
TB yang belum diobati, dan pastinya hal ini akan menjadi sumber penularan.
b. Adanya epidemi HIV akan meningkatkan kejadian koinfeksi TB HIV.
c. Kasus TB Multi Drug Resistance (MDR) mulai meningkat.
d. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan besarnya tantangan yang
ditimbulkan akibat penyakit TB, menjadikan pengendalian TB belum dapat
berjalan optimal.
e. Petugas TB hanya sebagai tugas sampiran, yang semestinya merupakan
tugas pokok
f. Masih terdapat UPK (Rumah Sakit/Klinik) yang kurang berkomitmen terhadap
penanggulangan TB dengan strategi DOTS
g. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat menyebabkan
rendahnya pengobatan dini, dan meningkatnya putus berobat
h. Stigma masyarakat, penyakit TB dianggap memalukan sehingga berusaha
menyembunyikan
Solusi:
a. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dengan KIE
b. Meningkatkan peran PMO dalam keberhasilan pengobatan TB dengan
memantau keteraturan berobat pasien berjalan dengan baik.
c. Memaksimalkan peran Pusk/Pustu/PPM/Ponpes/Praktisi Swasta (RS, klinik,
praktek dokter) yang memiliki potensi meningkatkan penjaringan kasus,
CDR, maupun pengobatan kasus TB dengan strategi DOTS.
d. Meningkatkan pengetahuan SDM terutama petugas TB, HIV, dokter dan
perawat dengan pelatihan-pelatihan.
Sasaran 4
“Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana
pelayanan kesehatan”
36
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.8
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 4
“Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria
Target Realisasi Renstra terhadap
2020 kinerja (%) 2021 2021 (%)
Persentase Cakupan
kunjungan rawat
1 jalan dan rawat inap 70 85 95 111.76 ST 85 100
di sarana pelayanan
kesehatan
Permasalahan:
1. Jumlah Sumber daya Manusia terbatas, ditambah lagi SDM yang ada
sebagian melakukan tracing pasien kontak Covid-19 dan vaksinasi covid 19.
2. Kompetensi untuk SDM kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama (
FKTM ) masih sangat kurang.
Solusi
1. Membuat jadwal piket untuk tracing pasien Covid 19.
2. Solusinya peningkatan kapasitas SDM secara rutin sesuai perkembangan era
sekarang ini.
Sasaran 5
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
37
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.9
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 5
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Tahun 2021 Target
Realisasi Capaian s/d
Akhir
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria 2021 terhadap
Renstra
2020 Target Realisasi kinerja 2021 (%)
2021
(%)
Persentase ketersediaan
1 obat generik esensial dan 96.4 92.7 97.17 104.82 ST 927 100
vaksin di Puskesmas
Sasaran 6
“Pelayanan Jaminan Kesehatan”
Tabel 3.10
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 6
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Tahun 2021
Target
Realisasi Capaian s/d
Akhir
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria Renstra 2021 terhadap
2020 Target Realisasi kinerja 2021 (%)
2021
(%)
Persentase Pelayanan
Kesehatan masyarakat
Peserta jaminan 106,6
1 96 90 95,97 ST 95 101,02
Kesehatan dalam Sistem 3
Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Kesehatan
38
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Sasaran 7
“Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan”
Tabel 3.11
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 7
“Meningkatnya Upaya Pelayanan Kesehatan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Indikator Akhir s/d 2021
No. Tahun Capaian Kriteria
Kinerja Renstra terhadap
2020 Target Realisasi kinerja 2021 2021 (%)
(%)
Persentase
1 Puskesmas yang 100 100 100 100,00 ST 100 100,00
terakreditasi
39
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Permasalahan:
Solusi :
Survei akreditasi hanyalah
sebuah proses penilaian dari
pihak eksternal. Situasi pandemi
tidak membuat proses
peningkatan mutu yang
berkesinambungan berhenti.
Justru situasi pandemi ini akan
mampu menguji apakah proses
peningkatan mutu benar-benar
dijalankan di Puskesmas.
Sasaran 8
“Meningkatnya penyelenggaraan BLUD Puskesmas”
40
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Permasalahan:
Fluktuasi indeks kepuasan masyarakat dari tahun ke tahun belum dianalisa
lebih mendalam untuk mengetahui faktor penyebabnya.
Solusi :
Perlu mempertimbangkan karakteristik responden, karena latar belakang
responden yang sangat bervariasi merupakan penyebab terjadinya fluktuasi
indeks kepuasan masyarakat. Tingkat kepuasan antara lain dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.
Sasaran 9
“Meningkatnya pelayanan BLUD Rumah Sakit”
41
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.13
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 9
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Target Capaian
Realisasi Tahun 2021
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Kriteria
Capaian Renstra terhadap
2020 Target Realisasi
kinerja (%) 2021 2021 (%)
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
1 83.31 79 82.01 103.81 ST 79 100
pelayanan kesehatan
RSUD Wonosari
Indeks Keselamatan
2 Pasien RSUD 97.07 100 98.95 98.95 ST 100 100
Wonosari
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
3 79,907 60 82 136.46 ST 60 100
pelayanan kesehatan
RSUD Saptosari
Jumlah 113.07 ST
Sasaran 10
“Meningkatnya Pelayanan Laboratorium Sesuai Standar
Waktu”
Tabel 3.14
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 10
“Meningkatnya Pelayanan Laboratorium Sesuai Standar Waktu”
Target Capaian s/d
Tahun 2021
Realisasi Akhir 2021
No. Indikator Kinerja Kriteria
Tahun 2021 Capaian Renstra terhadap
Target Realisasi 2021 2021 (%)
kinerja (%)
Persentase
penyelesaian
1 pemeriksaan 100 100 100 100.00 ST 100 100
laboratorium sesuai
standar waktu
42
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Permasalahan:
1. Kurangnya tenaga yang berkompeten sesuai standar Laboratorium kesehatan
Daerah
2. Alat laboratorium yang masih terbatas sehingga sangat berpengaruh pada
standar waktu yang telah ditetapkan.
Solusi:
1. Penyediaan SDM yang sesuai kompetensi standar Laboratorium kesehatan
Daerah
2. Penyediaan Alat laboratorium sesuai standar Laboratorium Kesehatan Daerah
Sasaran 11
“Meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan”
Tabel 3.15
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
“Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan”
43
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Permasalahan:
a. Cakupan PHBS yang masih menjadi perhatian antara lain perilaku anggota
keluarga >10 tahun tidak merokok di dalam rumah, biasa mengkonsumsi
buah dan sayur setiap hari, dan ASI Ekslusif
b. Strata Desa siaga belum bisa strata madyakarena belum adanya peraturan
kepala desa tentang pengembangan desa siaga
c. Strata posyandu purnama dan mandiri karena masih belum 50% anggota KK
mengikuti kegiatan dana sehat terorganisir serta belum adanya program
tambahan selain kegiatan penimbangan balita di posyandu seperti BKB,
PAUD, Usila dll
44
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Solusi:
Tabel 3.16
Rincian Anggaran dan Realisasi yang Mendukung Sasaran Strategis
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Anggaran Realisasi Capaian Selisih Efisiensi
No Nama Program
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (%)
Program Pemenuhan
Upaya Kesehatan
1 156,550,773,943.00 134,619,338,888.99 85.99 21,931,435,054.01 14.01
Perorangan Dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
Program Peningkatan
2 Kapasitas Sumber Daya 5,377,890,200.00 3,598,627,683.00 66.92 1,779,262,517.00 33.08
Manusia Kesehatan
Program Sediaan
3 Farmasialat Kesehatan 239,251,000.00 189,634,780.00 79.26 49,616,220.00 20.74
Dan Makanan Minuman
Program Pemberdayaan
4 Masyarakat Bidang 1,365,304,800.00 1,106,063,500.00 81.01 259,241,300.00 18.99
Kesehatan
Program Penyelenggaraan
5 Keistimewaan Yogyakarta 872,000,000.00 790,062,083.00 90.60 81,937,917.00 9.40
Urusan Kebudayaan
Program Kepegawaian
6 31,800,000.00 25,600,000.00 80.50 6,200,000.00 19.50
Daerah
Jumlah 164,437,019,943.00 140,329,326,934.99 85.34 24,107,693,008.01 14.66
45
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.17
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Meningkatnya Kepuasan
Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik”
Target Capaian
Realisasi Tahun 2021
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Kriteria
Capaian Renstra terhadap
2020 Target Realisasi
kinerja (%) 2021 2021 (%)
1 Nilai IKM PD 80,05 79,59 81,66 100,58 ST 80 100
Persentase pemenuhan
2 kebutuhan administrasi 100 100 100 100 ST 100 100
perkantoran
Persentase pemenuhan
3 kebutuhan Sarana dan 100 100 100 100 ST 100 100
Prasarana Aparatur
Persentase
4 PNS/Aparatur Sipil taat 100 100 100 100 ST 100 100
kode aturan
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,14 ST
46
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.18
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun Kriteria
Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Persentase
Laporan
Keuangan yang
1 disusun 100 100 100 100 ST 100 100
tepat waktu
dan
akuntabel
47
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
3. Kejadian kasus KLB tidak dapat diprediksi dan kesiapan biaya yang belum
optimal serta kesiapan jejaring dan SDM yang belum memadai.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengaktifkan
System Kewaspadaan Dini (SKD) kabupaten disamping pemantapan jejaring
dan pelatihan SDM serta usulan biaya yang siap pakai.
4. Produsen obat (BUMN) belum mampu menyediakan seluruh jenis obat DOEN
untuk PKD pada saat proses pengadaan dilaksanakan.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukan alternatif
pengganti yang fungsinya sejenis (Jenis lain).
5. Masih terbatasnya jumlah sampel pangan yang diperiksa, karena terbatasnya
sumber dana.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
pembinaan secara berkesinambungan terutama pada pihak produsen untuk
meminimalkan terjadinya keracunan baik pada obat maupun pangan.
6. Keterbatas Sumber Daya Manusia profesi Kesehatan
Upaya mengusulkan pengadaan CPNS dan pengangkatan tenaga kontrak
khusunya tenaga kontrak BLUD Puskesmas.
48
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.20
Rincian Anggaran dan Realisasi Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas KesehatanTahun 2021
Capaian Efisiensi
No Nama Program Anggaran(Rp) Realisasi (Rp) Selisih(Rp)
(%) (%)
Program Penunjang
1 Urusan Pemerintahan 245,370,970,846.89 216,759,363,655.07 88.34 28,611,607,191.82 11.66
Daerah Kabupaten/Kota
B. Realisasi Anggaran
49
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
BAB
IV PENUTUP
Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah
diuraikan dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Dinas
Kesehatan untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam
pembangunan. Namun demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi
perbaikan kinerja ke depan.
Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik,
persoalan-persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik
pula. Tantangan-tantangan ini terutama nampak pada kondisi pandemi Covid 19
yang mana banyak yang terkonfirmasi positif sehingga sangat mempengaruhi
kualitas kesehatan masyarakat seperti Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi
dan status gizi masyarakat. Namun Dinas Kesehatan sudah melakukan kegiatan
pencegahan seperti vaksinasi massal yang sekarang sudah digalakkan pada
tahun 2021 ini.
50
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021
51