Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKj IP)

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL


DINAS KESEHATAN
Jalan Kolonel Sugiyono Nomor 17, Wonosari Gunungkidul, 55812
Telepon : (0274) 391322, Faksimile : (0274) 391322
Posel : dinkes.gunungkidulkab.go.id , Laman : dinkesgk@gmail.com
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenanNya Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2021 dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun sesuai dengan amanat dalam Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) yang
didukung manajemen kinerja yang akuntabel sudah merupakan tekad pimpinan
instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Sejalan dengan era
globalisasi yang banyak membawa perubahan strategis, memberi pengaruh
kepada masyarakat yang semakin kritis dengan berbagai tuntutan, terutama
kepada para pengelola negara untuk menjalankan tugasnya secara bertanggung
jawab, bersih, transparan, dan akuntabel.

Akuntabilitas kinerja merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol


terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini,
diperlukan evaluasi kinerja yang baik untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian hasil bisa optimal serta cara-cara yang digunakan untuk
mencapainya.

Akuntabilitas dalam bentuk laporan dapat mengekspresikan pencapaian


tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi karena pencapaian
suatu tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit
organisasi yang akan terlihat jelas pada pencapaian sasaran.

Tujuan dan sasaran tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik


organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap
berpegang pada Rencana Kerja (Renja). Laporan Kinerja Dinas Kesehatan
merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perangkat Daerah dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang telah
digariskan, serta kebijakan operasional dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.

Laporan kinerja ini juga sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan
dalam perencanaan, terutama sebagai input bagi pengelolaan dan penataan
serta peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan prima kepada masyarakat.
ii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2021 merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan.
LKjIP ini merupakan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan
rencana kinerja (performance plan) tahun 2021 yang merupakan penjabaran
tahunan dari Renstra Perangkat Daerah Tahun 2016-2021 yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Nomor 132 Tahun 2017 dan Peraturan Bupati Nomor
74 Tahun 2021.
LKjIP ini disusun dengan melakukan analisis dan mengumpulkan bukti
untuk menjawab pertanyaan, sejauhmana sasaran pembangunan yang
ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) PD
yang telah dicanangkan pada tahun 2021 telah berhasil dicapai.
Dari 1 (Satu) IKU PD tahun 2021, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa
IKU dapat dicapai dengan kategori sangat tinggi. Keberhasilan capaian IKU
Perangkat Daerah merupakan hasil dari upaya-upaya Perangkat Daerah, juga
berkat dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat baik swasta
maupun masyarakat pada umumnya yang berkepentingan secara integral dan
sinergi dalam memenuhi program-program Perangkat Daerah pada tahun 2021.
Beberapa indikator sasaran yang belum dapat memenuhi target kinerja,
karena ada beberapa hambatan kendala yang apabila tidak segera diantisipasi
dapat berpengaruh pada capaian sasaran yang akan datang.
Untuk mengoptimalkan capaian sasaran dan mengantisipasi perubahan
yang akan terjadi pada masa mendatang perlu ada langkah kebijakan
teknis/operasional untuk memantapkan kebijakan agar tujuan dapat terlaksana
sehingga misi kabupaten Gunungkidul dapat dilaksanakan/dicapai sebagai
upaya untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan.
Adapun langkah-langkah kebijakan teknis/operasional yang diupayakan
untuk mengatasi berbagai hambatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas guna pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dengan sasaran pelayanan kesehatan yang
bermutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat,
b. Keluarga yang sadar gizi dan berperilaku hidup bersih sehat melalui:
a. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita;
b. Perbaikan status gizi masyarakat;
c. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular;

iv
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

d. Peningkatan ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk obat dan


perbekalan kesehatan;
e. Pengembangan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin;
f. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
g. Penyehatan lingkungan; dan
h. Peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan kegiatan masa


depan adalah meningkatkan aparatur yang profesional serta dapat dipercaya
masyarakat melalui penataan SDM aparatur yang berkesinambungan
berdasarkan kualifikasi dan kompetensi jabatan sesuai dengan beban kerja
masing-masing Perangkat Daerah serta adanya perilaku kinerja aparatur yang
dapat bekerja ”tuntas” berdasarkan norma hukum, etika birokrasi pemerintah,
dan berbasiskan manajemen kinerja sehingga bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat modal sosial
dengan ciri adanya kepercayaan (trust) masyarakat pada pemerintah.

v
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………… ix

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang ……………………………..……………………... 1


B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ……..………………... 2
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)................................ 5

BAB II : PERENCANAAN KINERJA … ............................................… 8

A. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021.................. 8


B. Rencana Kinerja 2021 ................... ...…….……………………….. 16
C. Perjanjian Kinerja 2021.................. .......……...…………………… 19

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………… 21

A. Capaian Kinerja Organisasi ……………………………….. 21

B. Capaian Indikator Kinerja Utama dan Program Tahun 2021 23

C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 25


D. Realisasi Anggaran ..................
.........……………..………………. 49

BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………… 50

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

vi
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 4
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja 9
Tabel 2.2 Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 10
Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama 10
Tabel 2.4 Indikator Kinerja Program Dinas Kesehatan Tahun 2021 14
Tabel 2.5 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2021 17
Tabel 2.6 Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 18
Tabel 2.7 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan 19
Tahun 2021
Tabel 2.8 Program dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2021 20
Tabel 3.1 Pengukuran dengan Skala Ordinal 22
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Tahun 2021 23
Tabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis Dinas KesehatanTahun 2021 23
Tabel 3.4 Capaian Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 25
Tahun 2021
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas 26
Kesehatan”
Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Status Gizi 29
Masyarakat”
Tabel 3.7 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 3 “Menurunnya Angka 35
Kesakitan Akibat Penyakit Menular Dan Tidak Menular”
Tabel 3.8 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 4 .“Pembangunan dan 37
peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan”
Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 5 “Peningkatan Sumber 38
Daya Kesehatan”
Tabel 3.10 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 6 “Peningkatan Sumber Daya 38
Kesehatan”
Tabel 3.11 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 7 “Meningkatnya Upaya 39
Pelayanan Kesehatan”
Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 8 “Meningkatnya penyelenggaraan 40
BLUD Puskesmas”
Tabel 3.13 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 9 “Peningkatan Sumber Daya 42
Kesehatan”
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 10 “Meningkatnya Pelayanan 42
Laboratorium Sesuai Standar Waktu “
Tabel 3.15 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta 43
Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan”

vii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 3.16 Rincian Anggaran dan Realisasi yang Mendukung Sasaran Strategis Dinas 45
Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.17 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Meningkatnya 46
Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik”
Tabel 3.18 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung 2 “Akuntabilitas 47
Pengelolaan Keuangan”
Tabel 3.19 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Kesesuaian antar 47
Lembaga dalam Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah”
Tabel 3.20 Rincian Anggaran dan Realisasi Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi 49
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Tabel 3.21 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2021 49

viii
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

DAFTAR GAMBAR

Hal.
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan 4
Gambar 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural Pada Akhir 5
Tahun 2021
Gambar 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan 6
Pada Akhir Tahun 2021
Gambar 3.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2021 27
Gambar 3.2 Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 28
Gambar 3.3 Angka Kematian Bayi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 28
Gambar 3.4 Prevalensi Balita Wasting Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 30
Gambar 3.5 Persentase Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Kabupaten 35
Gunungkidul Tahun 2017-2021

ix
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

BAB
PENDAHULUAN
I
A. Latar Belakang

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,


transparan, akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja
instansi pemerintah menjadi kunci dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan
pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Dinas Kesehatanwajib menyampaikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) kepada Bupati sebagai
perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.
LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah berdasarkan
perencanaan strategis yang ditetapkan. LKj IP juga berperan sebagai alat
kendali, alat penilai kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance
serta berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Bertitik tolak dari Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 dan
Rencana Kinerja Tahunan 2021, maka LKj IP Dinas Kesehatan yang disusun
merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2021 dan menyajikan laporan
kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Dinas Kesehatan
kepada Bupati Gunungkidul.

1
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

B. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

Dinas Kesehatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten


Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Gunungkidul sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Adapun tugas pokok dan struktur organisasi Dinas Kesehatan diatur dalam
Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 73
Tahun 2021.

1. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
Pemerintah Daerah dan Tugas Pembantuan di Bidang Kesehatan. Fungsi
Dinas Kesehatan adalah :

a. perumusan kebijakan umum di bidang kesehatan;


b. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
c. penyusunan rencana kinerja dan perjanjian kinerja di bidang kesehatan;
d. pelaksanaan analisis dan penyajian data bidang kesehatan;
e. pengelolaan sistem informasi bidang kesehatan;
f. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
g. pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan zoonosis;
h. pelaksanaan survailans, dan imunisasi;
i. pelaksanaan kesehatan dasar dan tradisional;
j. pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukan dan khusus;
k. pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
l. pelaksanaan promosi kesehatan;
m. pelaksanaan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
n. pelaksanaan kesehatan ibu, anak, remaja, dan usia lanjut;
o. pelaksanaan upaya perbaikan gizi masyarakat;
p. pelaksanaan penyehatan lingkungan;
q. pelaksanaan pembinaan kefarmasian,makanan, dan minuman;
r. pelaksanaan pembinaan sumberdaya manusia kesehatan;
s. pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan;

2
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

t. penyelenggaraan sistem pengendalian intern di bidang kesehatan;


u. penyusunan dan penerapan norma, standar, pedoman, dan petunjuk
operasional di bidang kesehatan;
v. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang
kesehatan;
w. Pengelolaan unit organisasi yang bersifat Khusus; dan
x. pengelolaan UPT

2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan yaitu:

a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, yang terdiri dari:
1) Subbagian Perencanaan;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum;
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang terdiri dari:
1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan
Zoonosis;
2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
3) Seksi Survailans dan dan Imunisasi;
d. Bidang Pelayanan Kesehatan, yang terdiri dari:
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Tradisional;
2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus;
3) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Kesehatan Masyarakat, yang terdiri dari:
1) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
2) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;
3) Seksi Kesehatan Lingkungan;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri dari:
1) Seksi Kefarmasian;
2) Seksi Bina Tenaga dan Fasilitas Kesehatan;
3) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan;
g. Unit organisasi bersifat khusus;
h. UPT; dan
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, didukung


sumberdaya manusia yang memadai dengan jumlah pegawai sebanyak 1993
orang pada akhir Tahun 2021. Adapun jabatan struktural di lingkungan Dinas

3
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kesehatan sebanyak 67 jabatan, terdiri dari eselon II.a = 0jabatan, eselon


II.b=1 jabatan, eselon III = 11 jabatan, eselon IV = 55, dan eselon V = 0
jabatan. Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil non eselon sebanyak 1926
orang.

Gambar 1.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2021

Sumber : Subbagian Umum Dinas Kesehatan, 2021

Sedangkan komposisi pegawai Dinas Kesehatan berdasarkan


Golongan Ruang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan

No. Golongan/Ruang Bezetting 31 - 12 – 2021

1 Non Golongan 712


2 I/a – I/d 17
3 II/a – II/d 290
4 III/a – III/d 866
5 IV/a – IV/e 108
Jumlah 1993
Sumber : Subbagian Umum Dinas Kesehatan

4
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan
Pada Akhir Tahun 2021

Sumber : Subbagian Umum Dinas Kesehatan, 2021

C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)

Permasalahan utama yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan pada Tahun


2021 dapat diuraikan secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. Masalah Gizi Ganda: gizi buruk, gizi kurang dan stunting masih belum
tertuntaskan, sementara penyakit yang disebabkan oleh konsumsi zat gizi yang
tidak seimbang mulai mendominasi 10 besar penyakit penyebab kematian.
Kasus gizi buruk, gizi kurang dan Stunting di Kabupaten Gunungkidul masih
ada walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Kurang Energi
Kronis pada Ibu Hamil masih dibawah target Kabupaten, walaupun masih di
atas target Nasional (<20%). Hasil Sample Registration System Tahun 2014
dan Riskesdas 2013, penyebab kematian didominasi penyakit: stroke,
serangan jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan keganasan (kanker).

2. Peningkatan HIV-AIDS
Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan penemuan kasus HIV-AIDS.
Metode Voluntary Conseling and Testing (VCT) yang bersifat sukarela
untuk menjaring secara dini HIV-AIDS masih perlu lebih dioptimalkan.

3. Kesehatan Ibu dan Anak

5
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kematian ibu, bayi dan anak yang bisa dicegah masih perlu terus diupayakan,
penyebab utama yang terjadi dikarenakan perdarahan pada persalinan dan
kehamilan di usia dini. Program 1000 hari pertama kehidupan dan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja menjadi harapan baru agar terjadi penurunan
signifikan pada Angka Kematian Ibu dan Anak (Bayi).

4. PHBS belum optimal


Perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga, khususnya angka
perokok yang masih tinggi menjadi penyebab capaian program promosi
kesehatan belum optimal.

5. Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masih


terbatas. Keterbatasan sumberdana untuk pemeliharaan membuat
beberapa bangunan yang rusak belum direhabilitasi dan alat kesehatan
belum semuanya dikalibrasi.

6. Daerah endemis penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


DBD merupakan penyakit menular yang sampai sekarang belum bisa
dituntaskan di Kabupaten Gunungkidul, walaupun jumlah kematian kasus
terus ditekan. Pemberantasan DBD tanpa didukung dengan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk secara masif oleh masyarakat menjadi
pemicu sulit dituntaskannya DBD dari wilayah Gunungkidul.

7. Pola Penyakit degeneratif semakin meningkat


Trend pola penyakit menular semakin bergeser posisinya dengan penyakit-
penyakit tidak menular atau penyakit infeksi menjadi non infeksi. Usia
harapan hidup yang semakin meningkat rupanya juga membawa
konsekuensi logis terhadap munculnya kasus-kasus penyakit degeratif,
yang didukung dengan perilaku hidup yang tidak sehat. Penyakit
degeneratif yang menduduki sepuluh besar penyakit antara lain adalah
hipertensi dan diabetes mellitus (DM).

8. Kondisi Kesehatan Lingkungan yang belum memadai


Kesehatan lingkungan erat kaitannya dengan sanitasi dasar di
keluarga/masyarakat. Ketersediaan Sarana Pembuangan Air Limbah
(SPAL), jamban keluarga, tempat sampah dan ketersediaan air bersih
menjadi masalah sanitasi dasar yang belum tuntas. Dalam rangka
menyelesaikan masalah tersebut maka pelaku-pelaku pembangunan
sarana kesehatan lingkungan perlu lebih banyak melibatkan lintas sektor
dan pemberdayaan masyarakat melalui Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).

6
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

9. Kualitas Desa Siaga aktif masih belum optimal


Sebagai wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan,
Desa Siaga bisa dijadikan wadah di tingkat kalurahan. Desa Siaga yang
ada di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar masih bersifat
pembentukan tim dan perintisan, namun memelihara kegiatan nyata belum
berjalan dengan baik. Banyak hal yang harus dibenahi untuk
keberlangsungan desa siaga aktif.

10. Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJB)


Kesehatan jiwa di Kabupaten Gunungkidul seperti fenomena gunung es.
Hanya sebagian kecil yang bisa terdeteksi di sarana pelayanan kesehatan,
sementara kenyataan di masyarakat banyak dijumpai kasus jiwa yang
kurang tersentuh dengan pelayanan kesehatan. ODGJB harus bebas
pasung dan perlu ada keluarga pendamping agar tetap terjaga kesehatan
dan kebersihan.

11. Pandemi Covid-19


Pandemi covid-19 yang dimulai sekitar Maret 2020 membuat berbagai
kegiatan di bidang kesehatan agak terganggu baik dalam upaya kesehatan
perorangan maupun dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat,
hal ini disebabkan karena adanya kebijakan kebijakan yang mengatur
kegiatan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan yang dapat
menjadi media penularan covid-19, sehingga beberapa target belum bisa
tercapai karena hal tersebut diatas.

7
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

BAB
PERENCANAAN KINERJA
II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang
menjadi tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah
diberikan oleh masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut
dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatansebagai dokumen teknis
operasional.
A. Rencana Strategis Dinas KesehatanTahun 2016 - 2021

Rencana Strategis Dinas Kesehatan ditetapkan dengan Peraturan


Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Nomor 132 Tahun 2017. Dokumen tersebut merupakan alat
perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok ukur
kinerja Dinas Kesehatan dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan
oleh masyarakat.
1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.


Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 sampai
dengan 5 tahun. Tujuan yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul yaitu : “Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber
daya manusia yang berkualitas”

Selanjutnya Dinas Kesehatan menjabarkan dalam sasaran-sasaran


strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Sasaran
strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis
selama tahun 2016-2021 seperti pada tabel 2.1 :

8
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

No. Sasaran Strategis Indikator Sasaran program


1 Kesehatan Keluarga 1 Angka Harapan Hidup
2 Angka Kematian ibu per 1.000 Kelahiran Hidup.
Apabila kelahiran hidup <100.000, maka
digunakan angka absolut (jumlah kematian ibu).
3 Angka Kematian bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
2 Perbaikan Gizi 4 Prevalensi balita Wasting (kurus dan sangat
Masyarakat kurus)
3 Pencegahan Penyakit 5 Persentase angka keberhasilan pengobatan TB
6 Prevalensi penderita hipertensi yang berkunjung
ke Puskesmas
4 Pembangunan dan 7 Persentase Cakupan kunjungan rawat jalan dan
peningkatan sarana rawat inap di sarana pelayanan kesehatan
prasarana pelayanan
kesehatan
5 Peningkatan Sumber 8 Persentase ketersediaan obat generik esensial
Daya Kesehatan dan vaksin di Puskesmas
6 Pelayanan Jaminan 9 Persentase Pelayanan Kesehatan masyarakat
Kesehatan Peserta jaminan Kesehatan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan
7 Meningkatnya upaya 10 Persentase Puskesmas yang terakreditasi
pelayanan kesehatan
8 Meningkatnya 11 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan
penyelenggaraan kesehatan Puskesmas
BLUD Puskesmas
9 Meningkatnya 12 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan
pelayanan BLUD kesehatan RSUD Wonosari
Rumah Sakit 13 Indeks Keselamatan Pasien RSUD Wonosari
14 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan RSUD Saptosari
10 Meningkatnya 15 Persentase penyelesaian pemeriksaan
pelayanan laboratorium sesuai standar waktu
laboratorium
kesehatan
11 Promosi Kesehatan 16 Persentase IKS (Indikator Keluarga Sehat)
dan Pemberdayaan
Masyarakat

Selain sasaran-sasaran strategis perangkat daerah yang mendukung


secara langsung pencapaian sasaran daerah, terdapat Tiga sasaran perangkat
daerah lainnya yang mendukung tugas dan fungsi PD, yaitu kesesuaian
program dalam dokumen perencanaan Perangkat Daerah (PD), akuntabilitas
pengelolaan keuangan Perangkat Daerah (PD) meningkat, dan Kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan PD meningkat dan pada
9
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

tahun 2021 RSUD Wonosari belum menjadi bagian dari UPT Dinas Kesehatan
sehingga dalam penilaian kinerja masih dilakukan oleh RSUD Wonosari.
Adapun Sasaran pendukung tugas dan fungsi Dinas Kesehatan disajikan
dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2
Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan
No. Sasaran PD Indikator Sasaran Program
1 Kepuasan masyarakat Nilai IKM PD
terhadap penyelenggaraan Persentase pemenuhan kebutuhan
pelayanan publik meningkat administrasi perkantoran
Persentase pemenuhan kebutuhan
Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase PNS/Aparatur Sipil taat kode
aturan
2 Akuntabilitas pengelolaan Persentase Laporan tepat waktu dan
keuangan meningkat akuntabel
3 Kesesuaian program dalam Persentase Dokumen Perencanaan dan
dokumen perencanaan Pelaporan SKPD yang disusun tepat
Perangkat Daerah waktu

Dinas Kesehatan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dengan


Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 360/KPTS/2014 tentang Indikator
Kinerja Utama Dinas Kesehatan. Berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan
bahwa IKU OPD belum benar-benar bersifat outcome, sehingga Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi untuk mendampingi dan merumuskan
kembali indikator kinerja utama. Dari hasil pendampingan tersebut kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 264/KPTS/2017
tentang Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan. Adapun Indikator Kinerja
Utama Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3
Indikator Kinerja Utama
Sasaran Indikator Kinerja
No Strategis Utama (IKU) Alasan/Penjelasan/ Formulasi
1 Meningkatnya Angka Harapan Angka perkiraan lama hidup rata-
kualitas Hidup rata dengan asumsi tidak ada
Kesehatan perubahan pola mortalitas
menurut umur
Tipe Data: Non Komulatif

10
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

2. Program-program

Berdasarkan sasaran, tujuan, dan strategi Dinas Kesehatan


sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai upaya untuk
mewujudkan sasaran dan tujuan Dinas Kesehatan yang telah ditetapkan,
maka diterjemahkan kedalam berbagai aktifitas program dan kegiatan untuk
kurun waktu 2016-2021 yang terdiri dari:

a. Program Kesehatan Keluarga

Program kesehatan ini dilaksanakan dengan sasaran utama adalah


ibu, remaja, usia lanjut, bayi, dan anak. Program kesehatan keluarga ini
dilaksanakan melalui dua kegiatan dengan pendanaan yang bersumber dari
DAU, DAK, dan Dana Bagi Hasil Pajak Rokok. Dua kegiatan dalam Program
Kesehatan Keluarga adalah:
1) Pelayanan Kesehatan Ibu, Remaja dan Usia Lanjut
2) Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak

b. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program Perbaikan Gizi Masyarakat merupakan program yang


meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi
protein, anemia gizi besi, dan pemberdayaan usaha perbaikan gizi
masyarakat melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi.
Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:
1). Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Gizi;
2). Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

c. Program Pencegahan Penyakit

Program Pencegahan Penyakit merupakan program yang didalamnya


mencakup pengengendalian dan pemberantasan penyakit baik menular
maupun tidak menular. Program pencegahan penyakit ini dilaksanakan
untuk mencegah berjangkitnya penyakit atau mengurangi angka kematian
dan kesakitan, dan semaksimal mungkin menghilangkan atau mengurangi
akibat buruk dari penyakit menular.

Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:


1). Pengendalian Penyakit Menular
2). Pengendalian Penyakit Tidak Menular
3). Survailans dan Imunisasi

11
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

d. Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana Prasarana


Pelayanan Kesehatan

Arah pembangunan kesehatan adalah meningkatkan mutu,


jangkauan, dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan sangat penting artinya.
Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan:
1). Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Pelayanan Kesehatan
2). Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

e. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Program kesehatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk


meningkatkan jumlah, mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan.
Program ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah, efektifitas
dan efisiensi penggunaan biaya kesehatan. Peningkatan ketersediaan
sarana, prasarana, dan dukungan logistik yang semakin merata,
terjangkau, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat juga
menjadi sasaran kinerja dari program ini.
Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan ini dilaksanakan
melalui kegiatan yang meliputi:
1) Pelayanan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan;
2) Pembinaan dan Pelayanan Lisensi Sumberdaya Kesehatan;
3) Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan;

f. Program Pelayanan Jaminan Kesehatan

Program pelayanan jaminan kesehatan merupakan program yang


bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan bagi masyarakat
agar masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan dan melakukan
pengobatan secara tuntas dengan biaya yang relatif lebih murah bahkan
gratis bagi masyarakat miskin.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan:
1). Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat
2). Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

12
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

g. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan ini dilaksanakan


untuk mencapai peningkatan mutu pelayanan di bidang kesehatan yang
dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dibawah
koordinasi dan fasilitasi dari Dinas Kesehatan. Selain itu di dalam
program ini juga dilaksanakan pelayanan penanganan
kegawatdaruratan melalui Gunungkidul Emergency Services (GES)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini meliputi :
1) Pelayanan Medis dan Kegawatadaruratan;
2) Pelayanan Kesehatan Perorangan;
3) Pembinaan BLUD dan Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
4) Pembinaan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Tradisional.

h. Program Peningkatan Penyelenggaraan BLUD Puskesmas

Program Peningkatan Penyelenggaraan BLUD Puskesmas ini


bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, efektif, dan
efisien kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
Pelayanan BLUD Puskesmas yang didalamnya terdapat berbagai sub
kegiatan yang bersumber dana dari DAK Non Fisik (BOK) dan BLUD.

i. Program Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit

Program pelayanan kesehatan BLUD Rumah Sakit ini bertujuan


untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, efektif, dan efisien
kepada masyarakat di sarana pelayanan kesehatan rujukan. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah Pelayanan BLUD RSUD.

j. Program peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan

Program ini dilaksanakan untuk melakukan pengujian terhadap


kualitas air, kandungan bahan kimia dan zat berbahaya pada makanan
terutama jajanan anak-anak sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan
dalam program ini adalah Pengelolaan dan Pelayanan Laboratorium
Kesehatan.

k. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di
bidang kesehatan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran,

13
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatan


kesehatan sehingga secara bertahap pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan akan menghasilkan:
- Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan
kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat.
- Menumbuhkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk
melakukan tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan.
- Menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mendukung
terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program tersebut


meliputi:
1). Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
2). Pemberdayaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM);
3). Pengembangan Lingkungan Sehat.

Berdasarkan sasaran daerah dan sasaran PD kemudian dijabarkan


kedalam program PD yang masing-masing program mempunyai indikator kinerja.
Adapun Indikator kinerja program Dinas Kesehatan baik yang mendukung
sasaran strategis maupun sasaran PD adalah seperti dalam tabel berikut:
Tabel 2.4
Indikator Kinerja Program Dinas kesehatan Tahun 2021
Sasaran Indikator Sasaran
No. Alasan / Penjelasan / Formulasi
program program
1 Kesehatan Angka Harapan Hidup Angka perkiraan lama hidup rata-rata
Keluarga dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas menurut umur.
Tipologi Data : Non Komulatif
Angka Kematian ibu per
1.000 Kelahiran Hidup.
Apabila kelahiran hidup
<100.000, maka
digunakan angka absolut
(jumlah kematian ibu).
Angka Kematian bayi per
1.000 Kelahiran Hidup
2 Perbaikan Gizi Prevalensi balita Wasting
Masyarakat (kurus dan sangat kurus) X100%

3 Pencegahan Persentase angka


Penyakit keberhasilan pengobatan X 100%
TB

14
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Sasaran Indikator Sasaran


No. Alasan / Penjelasan / Formulasi
program program
Prevalensi penderita
hipertensi yang 100 %
berkunjung ke
Puskesmas
4 Pembangunan Persentase Cakupan
dan peningkatan kunjungan rawat jalan
sarana dan rawat inap di sarana
prasarana pelayanan kesehatan X100%
pelayanan
kesehatan
5 Peningkatan Persentase ketersediaan
Sumber Daya obat generik esensial
Kesehatan dan vaksin di Puskesmas X 100%

6 Pelayanan Persentase Pelayanan


Jaminan Kesehatan masyarakat
Kesehatan Peserta jaminan
Kesehatan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Kesehatan
7 Meningkatnya Persentase Puskesmas
upaya yang terakreditasi
pelayanan
kesehatan
8 Meningkatnya Indeks Kepuasan
penyelenggaraan Masyarakat terhadap
BLUD pelayanan kesehatan x 100%
Puskesmas Puskesmas

9 Meningkatnya Indeks Kepuasan Data Kualitatif berdasarkan Survey


pelayanan Masyarakat terhadap
BLUD Rumah pelayanan kesehatan
Sakit RSUD Wonosari

Indeks Keselamatan Data Kualitatif berdasarkan Survey


Pasien RSUD Wonosari

Indeks Kepuasan Data Kualitatif berdasarkan Survey


Masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
RSUD Saptosari
10 Meningkatnya Persentase penyelesaian
pelayanan pemeriksaan X 100%
laboratorium laboratorium sesuai
kesehatan standar waktu

15
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Sasaran Indikator Sasaran


No. Alasan / Penjelasan / Formulasi
program program
11 Promosi Persentase IKS
Kesehatan dan (Indikator Keluarga Jumlah Keluarga Memenuhi Syarat PHBS X100%
Pemberdayaan Sehat) Jumlah Rumah tangga yang diperiksa
Masyarakat

B. RENCANA KINERJA 2021

Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan


keputusan di depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di
masa yang akan datang tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan
serta target (quantitative objectives) apa yang harus dicapai dihubungkan
dengan tingkat pelaksanaan program/kegiatan. Perencanaan Kinerja
merupakan bentuk komitmen pencapaian kinerja yang menjabarkan
rencana kegiatan dan target kinerja tahunan organisasi.

Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah tersebut


Dinas Kesehatan menyusun perencanaan kinerja tahunan yang disusun
dalam bentuk Rencana Kerja Dinas Kesehatan. Dengan diterbitkannya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu menyusun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan Renja.

Rencana Kinerja Tahunan 2021 mencerminkan rencana kegiatan,


program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan dan misi
yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis PD Tahun 2016-2021.
Pada dasarnya RKT 2021 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai
Dinas Kesehatan selama tahun 2021. Target kinerja merepresentasikan
nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2021 dari semua indikator
kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan.
Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur dalam
mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian tujuan.

16
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Target sasaran untuk Tahun 2021 merupakan target tahun kelima


dari Renstra Dinas Kesehatan 2016-2021 dan Rencana Kinerja Tahunan
2021 yang memuat sasaran strategis, indikator kinerja, dan target yang
akan dicapai. RKT 2021 dengan IKU OPD sebagai berikut:

Tabel 2.5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan
Tahun 2021
Target
Akhir
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan
Renstra
2021
1. Angka Harapan Hidup Tahun
74,22
(tahun)
Angka Kematian ibu per per
1.000 Kelahiran Hidup. 100.000
Meningkatnya Apabila kelahiran hidup
1 Kelahiran 4
Kualitas Kesehatan <100.000, maka digunakan
hidup.
angka absolut (jumlah
kematian ibu).
per 1.000
Angka Kematian bayi per
Kelahiran 7
1.000 Kelahiran Hidup
hidup
Meningkatnya %
Prevalensi balita Wasting
2 status gizi 1,6
(kurus dan sangat kurus)
masyarakat
Persentase angka %
Menurunnya angka keberhasilan pengobatan 90
3 kesakitan akibat TB
penyakit menular Prevalensi penderita %
dan tidak menular hipertensi yang berkunjung 15
ke Puskesmas
Pembangunan dan %
Persentase Cakupan
peningkatan sarana
kunjungan rawat jalan dan
4 prasarana 85
rawat inap di sarana
pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan
Peningkatan Persentase ketersediaan %
5 Sumber Daya obat generik esensial dan 92,7
Kesehatan vaksin di Puskesmas
Persentase Pelayanan %
Kesehatan masyarakat
Pelayanan Jaminan Peserta jaminan Kesehatan
6 95
Kesehatan dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan

17
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Meningkatnya %
Persentase Puskesmas
7 upaya pelayanan 100
yang terakreditasi
kesehatan
Indeks Kepuasan %
Meningkatnya
Masyarakat terhadap
8 penyelenggaraan 85
pelayanan kesehatan
BLUD Puskesmas
Puskesmas
Indeks Kepuasan %
9 Meningkatnya
Masyarakat terhadap
pelayanan BLUD 79
pelayanan kesehatan RSUD
Rumah Sakit
Saptosari
Meningkatnya %
Persentase penyelesaian
pelayanan
10 pemeriksaan laboratorium 100
laboratorium
sesuai standar waktu
kesehatan
Promosi Kesehatan %
Persentase IKS (Indikator
11 dan Pemberdayaan 36
Keluarga Sehat)
Masyarakat

Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor


264/KPTS/2017 tanggal 13 November 2017 tentang Indikator Kinerja
Utama Dinas Kesehatan berubah menjadi Angka Harapan Hidup saja
dengan target pada tahun 2021 sebesar 74,22. Namun demikian untuk
mencapai IKU tersebut dilaksanakan dengan sasaran tersebut diatas.

Tabel 2.6
Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan Tahun 2021

No. Sasaran PD Indikator Kinerja Satuan Target


Program
1 Meningkatnya Nilai IKM PD % 80
Kepuasan masyarakat
terhadap Persentase % 100
penyelenggaraan pemenuhankebutuhan
pelayanan publik administrasiperkantoran
meningkat Persentase pemenuhan % 100
kebutuhan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Persentase % 100
PNS/Aparatur Sipil taat
kode aturan
2 Akuntabilitas Persentase Laporan % 100
pengelolaan keuangan Keuangan yang
meningkat disusun
tepat waktu dan

18
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

akuntabel
3 Kesesuaian program Persentase Dokumen % 100
dalam dokumen Perencanaan dan
perencanaan Pelaporan SKPD yang
Perangkat Daerah disusun tepat waktu

C. PERJANJIAN KINERJA 2021

Perjanjian Kinerja Tahun 2021 merupakan suatu dokumen kontrak


kinerja antara Kepala Dinas Kesehatan dengan Bupati Gunungkidul untuk
mewujudkan target kinerja tahun kelima dari Renstra Dinas KesehatanTahun
2016-2021 berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh Perangkat
Daerah. Perjanjian Kinerja Tahun 2021 mencerminkan rencana kegiatan,
program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas KesehatanTahun 2016-2021. Pada
dasarnya perjanjian kinerja Tahun 2021 menguraikan target kinerja yang
hendak dicapai Dinas Kesehatan selama Tahun 2021. Target kinerja
merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama Tahun 2021 dari
semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran
tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur dalam
mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian tujuannya.
Dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2021 disusun
setelah diterimanya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor
DPA/A.1/1.02.0.00.0.00.01.00/001/2021 dan diubah seiring dengan perubahan
DPA Nomor DPPA/A.1/1.02.0.00.0.00.01.0000/001/2021. Perubahan
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2021 sebagai berikut :

Tabel 2.7
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
Dinas kesehatan Tahun 2021

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target


1 Meningkatnya kualitas Angka Harapan Tahun 74,22
Kesehatan Hidup

19
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 2.8
Program dan Anggaran
Dinas kesehatan Tahun 2021
No. Program Anggaran (Rp.) Keterangan

1 Program Penunjang Urusan APBD


Pemerintahan Daerah 245,370,970,846.89
Kabupaten/Kota

2 Program Pemenuhan Upaya APBD


Kesehatan Perorangan Dan Upaya 156,550,773,943.00
Kesehatan Masyarakat

3 Program Peningkatan Kapasitas APBD


5,377,890,200.00
Sumber Daya Manusia Kesehatan

4 Program Sediaan Farmasialat APBD


239,251,000.00
Kesehatan Dan Makanan Minuman

5 Program Pemberdayaan Masyarakat APBD


1,365,304,800.00
Bidang Kesehatan

6 Program Penyelenggaraan APBD


Keistimewaan Yogyakarta Urusan 872,000,000.00
Kebudayaan

7 Program Kepegawaian Daerah 31,800,000.00 APBD

20
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

BAB AKUNTABILITAS
III KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari


pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang
sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/ kegiatan dan
sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan
perubahan, baik pada level keluaran, hasil, maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah
satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi
pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan
publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah,
pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting
dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah
berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain
juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja
organisasi pemerintah.

1. Pengukuran Kinerja

Kerangka Pengukuran kinerja di Dinas Kesehatan dilakukan dengan mengacu


pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai
berikut:

21
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau


semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja,
digunakan rumus:

Realisasi
Capaian indikator kinerja = X 100%
Rencana

b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja


atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja,
digunakan rumus:

Rencana - (Realisasi - Rencana)


ACapaian indikator kinerja = X 100%
t Rencana

(2x Rencana) – Realisasi


Capaian indikator = X 100%

Rencana

Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan


interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu:

Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal

Skala Ordinal Predikat/Kategori


91 ≤ 100% Sangat Tinggi
76% ≤ 90% Tinggi
66% ≤ 75% Sedang
51% ≤ 65% Rendah
< 50% Sangat Rendah

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan


“Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran nilai mean
setiap kategori ditetapkan sebagai berikut :
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator
untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil)

22
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal
dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok
sasaran tersebut.

Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori


Capaian sasaran = X 100%
Jumlah indikator kinerja sasaran

B. Capaian Indikator Kinerja Utama dan Program Tahun 2021

Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah


dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja,
yang selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Kesehatan
tahun 2021. Pencapaian IKU tahun 2021 secara ringkas ditunjukkan pada Tabel
3.2 berikut.
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas KesehatanTahun 2021
Tahun 2021 Target Capaian s/d
Realisasi
Sasaran Indikator Akhir 2021
No. Tahun Capaian Renstra
Strategis Kinerja terhadap
2020 Target Realisasi Kinerja (2021) 2021 (%)
(%)
Angka
1 Meningkatnya
Harapan
Kualitas
Hidup
74.12 74.22 74.19 99.96 74.22 100
Kesehatan
(tahun)

Tabel 3.3
Capaian Sasaran Strategis Dinas KesehatanTahun 2021
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Sasaran Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun
Strategis Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Meningkatnya Angka Harapan
Kualitas Hidup (tahun)
74.12 74.22 74.19 99.96 74.22 100
Kesehatan Angka Kematian
ibu per 1.000
Kelahiran Hidup.
Apabila kelahiran
1 hidup <100.000, 7 4 16 25.00 4 100
maka digunakan
angka absolut
(jumlah kematian
ibu)
Angka Kematian
bayi per 1.000 84 7 10.3 67.96 7 100
Kelahiran Hidup
Prevalensi balita
Meningkatnya
Wasting (kurus
2 status gizi
dan sangat
3.65 16 4.25 26.56 16 100
masyarakat
kurus)

23
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tahun 2021 Target Capaian


Realisasi
Sasaran Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun
Strategis Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Persentase
angka
Menurunnya keberhasilan
74 90 88.53 98.37 90 100
angka kesakitan pengobatan TB
3 akibat penyakit Prevalensi
menular dan tidak penderita
menular hipertensi yang 18.59 15 29 193.33 15 100
berkunjung ke
Puskesmas
Persentase
Pembangunan Cakupan
dan peningkatan kunjungan rawat
4 sarana prasarana jalan dan rawat 70 85 95 111.76 85 100
pelayanan inap di sarana
kesehatan pelayanan
kesehatan
Persentase
ketersediaan
Peningkatan
obat generik
5 Sumber Daya
esensial dan
96.4 92.7 96.9 104.53 927 100
Kesehatan
vaksin di
Puskesmas
Persentase
Pelayanan
Kesehatan
masyarakat
Pelayanan
Peserta jaminan
6 Jaminan
Kesehatan
95.97 95 95 100.00 95 100
Kesehatan
dalam Sistem
Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
Kesehatan
Persentase
Meningkatnya
Puskesmas yang
7 upaya pelayanan
terakreditasi
100 100 100 100.00 100 100
kesehatan
Indeks Kepuasan
Masyarakat
Meningkatnya
terhadap
8 penyelenggaraan
pelayanan
80.94 85 81.13 95.45 85 100
BLUD Puskesmas
kesehatan
Puskesmas
Indeks Kepuasan
Masyarakat
terhadap
pelayanan
83.31 79 82.01 103.81 79 100
kesehatan RSUD
Wonosari
Indeks
Meningkatnya
Keselamatan
9 pelayanan BLUD 97.07 100 98.95 98.95 100 100
Pasien RSUD
Rumah Sakit
Wonosari
Indeks Kepuasan
Masyarakat
terhadap
79.907 60 82 136.46 60 100
pelayanan
kesehatan RSUD
Saptosari

24
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tahun 2021 Target Capaian


Realisasi
Sasaran Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun
Strategis Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)

Persentase
Meningkatnya penyelesaian
pelayanan pemeriksaan
10
laboratorium laboratorium
88 100 100 100.00 100 100
kesehatan sesuai standar
waktu

Promosi
Persentase IKS
Kesehatan dan
11
Pemberdayaan
(Indikator 36.61 36 36.61 101.69 36 100
Keluarga Sehat)
Masyarakat

Tabel 3.4
Capaian Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas KesehatanTahun 2021

Tahun 2021 Target Capaian


Realisasi
Capaian Akhir s/d 2021
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun
Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2021
(%) 2021 2021 (%)
1 Kepuasan masyarakat Nilai IKM PD 80 80 81,66 102 80 100
terhadap
penyelenggaraan Persentase pemenuhan
pelayanan publik kebutuhan administrasi 100 100 100 100 100 100
meningkat perkantoran
Persentase pemenuhan
kebutuhan Sarana dan 100 100 100 100 100 100
Prasarana Aparatur
Persentase
PNS/Aparatur Sipil taat
kode aturan 100 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Persentase Laporan


pengelolaan keuangan Keuangan yang disusun
meningkat tepat waktu dan
100 100 100 100 100 100
akuntabel

3 Kesesuaian program Persentase Dokumen


dalam dokumen Perencanaan dan
perencanaan Pelaporan SKPD yang
100 100 100 100 100 100
Perangkat Daerah disusun tepat waktu

C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Berikut ini akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan
capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:

25
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Sasaran 1
“ Meningkatnya Kualitas Kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pelayanan kesehatan yang bermutu


serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat dengan 3 (tiga) indikator
kinerja, memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 64.31%
dengan predikat Rendah, ada penurunan capaian kinerja jika dibandingakan
dengan capaian kinerja tahun 2020 dengan capaian 80,94%. Turunnya realisasi
kinerja tersebut disebabkan oleh indikator angka kematian ibu yang capaian
kinerjanya menurun. Dari target 4 kasus, dalam tahun 2021 terdapat 16 kasus
kematian. Hal tersebut disebabkan karena pandemic Covid-19 yang mana
banyak kasus terkonfirmasi positif pada ibu hamil dan menyebabkan kematian.
Dari 16 kasus kematian ibu, 9 kasus disebabkan karena Covid-19. Selain itu juga
dipicu oleh meningkatnya jumlah ibu hamil resiko tinggi yang secara medis
sangat tidak direkomendasikan untuk hamil baik karena alasan kesehatan
maupun karena faktor usia. Untuk angka kematian bayi pada tahun 2021 terdapat
penurunan capaian kinerja, dari target 7,2 per 1000 kelahiran hidup tercapai 10,3
per 1000 kelahiran hidup. Penurunan tersebut dikarenakan masih tingginya kasus
prematur dan Bayi Baru Lahir Rendah ( BBLR) yang menjadi penyebab utama
kasus kematian bayi, keterbatasan sarana kesehatan (ruang rawat perinatologi )
menyebabkan penanganan pada kasus neonatal risiko tinggi kurang optimal dan
tingginya kasus covid-19 pada ibu hamil sehingga menyebabkan peningkatan
kasus kematian bayi di Gunungkidul. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran
pelayanan kesehatan yang bermutu serta mampu menjangkau/ dijangkau oleh
masyarakat di Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Kesehatan”

Tahun 2021 Target Capaian s/d


Realisasi
Capaian Akhir 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Kriteria
Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Angka Harapan Hidup
1
(tahun)
74.12 74.22 74.19 99.96 ST 74,22 99,74
Angka Kematian ibu per
1.000 Kelahiran Hidup.
Apabila kelahiran hidup
2
<100.000, maka
7 4 16 25.00 SR 4 57,14
digunakan angka absolut
(jumlah kematian ibu).*
Angka Kematian bayi per
3
1.000 Kelahiran Hidup
84 7 10.3 67.96 R 7 69,31

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 64.31 R


*)
Apabila kelahiran hidup <100.000, maka digunakan angka absolut.

26
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Target AHH dari rencana kinerja 74,22 pada tahun 2021 dapat terealisasi
sebesar 74,19 (BPS, 2021) sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 99,96%.
Capaian AHH Gunungkidul pada 2020 adalah 74,12 tahun (BPS 2021), sehingga
ada peningkatan sebesar 0,07. Salah satu indikator pokok untuk mengukur
derajat kesehatan masyarakat adalah AHH. Salah satu indikator pokok untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat adalah AHH. Perkembangan angka
harapan hidup tahun 2015-2021 Gunungkidul tercatat mengalami peningkatan.
Data time series AHH tersaji pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2021

Sumber: Bidang Persandian dan Statistik Dinas Kominfo Kab. Gunungkidul, 2021

Jumlah kematian ibu dihitung dari kejadian kematian ibu pada masa
kehamilan (Bumil), persalinan (Bulin), dan nifas (Bufas). Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Gunungkidul berfluktuasi dalam kurun 2015-2021 tergambar
data historisnya dalam time series pada Gambar 3.2. Jumlah kematian ibu
cenderung menurun, di tahun 2015 sejumlah 7 ibu, menjadi 5 ibu di tahun 2016
dan naik menjadi 12 ibu ditahun 2017, namun 2018 turun menjadi 8 kematian ibu,
tahun 2019 turun menjadi 6 kasus, tahun 2020 naik menjadi 7 kasus dan di 2021
naik drastic menjadi 16 kasus. Dibandingkan dengan capaian Nasional, AKI di
Gunungkidul lebih baik. Dibandingkan dengan capaian Provinsi, AKI di
Gunungkidul lebih rendah, namun bukan penyumbang terbanyak kasus kematian
ibu.

27
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Gambar 3.2
Jumlah Kematian Ibu
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

Sumber: Seksi Bina Kesga Bidang Kesmasy Dinkes Gunungkidul

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Gunungkidul berfluktuasi dalam kurun


2016-2021 seperti tergambar pada data historis yang time seriesnya seperti pada
Gambar 3.3.

Gambar 3.3
Angka Kematian Bayi
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

Sumber: Seksi Bina Kesga Bidang Kesmas Dinkes Gunungkidul Tahun 2021

Kondisi pencapaian angka umur harapan hidup, jumlah kematian ibu, dan
angka kematian bayi yang positif menunjukkan hasil dari program/kegiatan yang
telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanya peran dari pemerintah
semata. Capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting dari pihak non
pemerintah seperti swasta dan organisasi masyarakat yang juga menjadi mitra
kesehatan di berbagai jenjang.

Permasalahan:
a. Adanya pandemi Corona Virus -19 ( Covid-19) sehingga banyak ibu hamil
yang terpapar Covid 19 dan menyebabkan peningkatan kematian pada ibu
hamil tersebut ;

28
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

b. Beberapa kasus kematian ibu tidak dapat dicegah (Un Avoidable) artinya ibu
tidak seharusnya hamil dengan kondisi penyakit penyerta tertentu yang belum
teratasi;
c. Adanya keterlambatan dalam mengenali tanda bahaya/risiko tinggi ibu hamil
dan bersalin baik oleh keluarga maupun oleh tenaga kesehatan;
d. Skrining ibu hamil risiko tiggi terutama dalam ANC terpadu kurang optimal,
sehingga terjadi keterlambatan dalam penanganan/pengendalian;
e. Belum optimalnya sistem rujukan gawat darurat maternal neonatal;

Solusi:
a. Pemberdayaan masyarakat dimasa pandemi ini untuk selalu menjaga
kesehatan dan mencegah penularan covid-19 ;
b. Sosialisasi (informasi dan edukasi masyarakat) tentang kesehatan reproduksi
calon pengantin dan pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak;
c. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan ANC terpadu dan
skrining risiko tinggi ibu hamil;
d. Sosialisasi dan penguatan manual rujukan maternal neonatal;

Sasaran 2
“ Meningkatnya Status Gizi Masyarakat”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya Status Gizi Masyarakat


dengan 1 (satu) indikator kinerja, menunjukkan angka capaian kinerja sasaran
sebesar 63,01% dengan predikat Rendah. Hasil pengukuran capaian kinerja
sasaran Meningkatnya Status Gizi Masyarakat di Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
“Meningkatnya Status Gizi Masyarakat”
Tahun 2021 Target
Realisasi Capaian s/d
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria Akhir 2021 terhadap
Target Realisasi kinerja Renstra
2020 2021 (%)
(%) 2021
Prevalensi balita
1 Wasting (kurus dan 3.65 16 4.25 26.56 SR 16 100
sangat kurus)

Prevalensi balita Wasting (kurus dan sangat kurus) di Kabupaten


Gunungkidul berfluktuasi dalam kurun 2017-2021 seperti tergambar pada data
historis yang time seriesnya seperti gambar 3.12 kasus balita wasting mengalami
kenaikan berturut-turut. Balita Wasting di tahun 2017 sebesar 2,25% naik 2,26%
ditahun 2018, tahun 2019 meningkat menjadi sebesar 2,43%, tahun 2020
sebesar 3,65% dan tahun 2021 sebesar 4,25%.

29
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Gambar 3.4
Prevalensi Balita Wasting
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

Sumber: Seksi Bina Gizi Masyarakat, Bidang Kesmasy

Permasalahan:

1. Kemiskinan
Kemiskinan terkait dengan kemampuan daya beli keluarga untuk menyediakan
pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi kecukupan zat
gizi anak balita. Keluarga miskin tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
makan anak dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
anak. Kekurangan zat gizi dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan anak
menderita gizi buruk. Hasil penelitian di Bangladesh mengungkapkan bahwa
status ekonomi, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan antenatal, usia ibu
saat melahirkan dan status gizi ibu merupakan faktor yang menentukan
terjadinya gizi buruk (Nure Alam Siddiqi & Nuruzzaman Haque, 2011)

2. Pola Asuh Keluarga

Ini terkait dengan tingkat pendidikan dan akses informasi tentang kesehatan.
Pola asuh adalah kemampuan keluarga dalam memberikan pola makan mulai
bayi lahir sampai usia balita. Bayi umur 0–6 bulan diberikan air susu ibu (ASI)
saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain (ASI Ekslusif). Anak
berusia 6–24 bulan mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP
ASI). Baru setelah umur 24 bulan, anak diberikan makanan lengkap. Akses
informasi adalah kemampuan keluarga dalam memperoleh informasi gizi, baik
melalui media cetak/elektronik maupun informasi dari pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas, Pustu, Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan
swasta.

Kurang Energi Protein antara kelompok usia 6 sampai 24 bulan dikarenakan


sejumlah faktor termasuk rendahnya pemberian ASI eksklusif dan praktek

30
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

pemberian makanan yang buruk (Ubesie et al., 2012). Pendidikan gizi dan
perubahan perilaku ibu secara berkelanjutan sangat efektif untuk meningkatkan
status gizi anak yang kurang menjadi lebih baik (Roy et al., 2005)

Sebagian besar balita gizi buruk tidak mendapatkan ASI Eksklusif pada umur 0
– 6 bulan tetapi diberikan susu formula serta pemberian MP ASI dan makanan
lengkap terlalu dini. Sehingga dapat mengakibatkan intoleran pada saluran
pencernaan, diare dan kelainan/radang pada saluran pencernaan yang
akhirnya mengalami kesulitan makan yang mengakibatkan berkurangnya
asupan zat gizi.
Pola asuh yang salah bisa juga terjadi pada keadaan dan kebiasaan ibu
sebelum dan selama kehamilan serta pemeriksaan kehamilan yang tidak
dipelayanan kesehatan sehingga dapat menyebabkan bayi lahir rendah (BBLR)
yang akan sangat mudah sekali terkena penyakit infeksi.

3. Penyakit Kronis
Balita dengan status gizi
buruk akan mudah sekali terkena
penyakit infeksi yang diakibatkan
kondisi tubuhnya lemah, begitu juga
dengan balita yang menderita
infeksi akan mudah sekali status
gizinya menjadi buruk. Sebagian
besar balita gizi buruk akan disertai
dengan penyakit infeksi seperti
Gantroentritis, TBC dan ISPA
Pnemonia sehingga dalam
penanganan harus didahulukan pengobatan penyakit yang diderita. Menurut
UNICEF (Unicef, 2013) penyebab langsung gizi buruk adalah intake makan
anak dan penyakit infeksi yang diderita anak.
Timbulnya KEP tidak hanya karena intake makan yang bergizi kurang
tetapi karena penyakit infeksi. Anak yg mendapat makan cukup baik tetapi
sering diserang diare atau demam akhirnya dapat menderita KEP.
Gizi buruk bukan masalah kurang makan atau kelaparan saja. Penyebab
gizi buruk lebih kompleks dengan penyebab langsung berupa makanan anak
yang kurang baik kuantitas maupun kualitasnya dan penyakit infeksi seperti
diare, ISPA, Pnemonia dan TBC. Dimana semua itu juga dipengaruhi oleh
faktor kemiskinan, pendidikan, pelayanan kesehatan, kebersihan lingkungan,
adat dan kebiasaan pengasuhan anak (pola asuh) dan kepedulian masyarakat.
Penanganan masalah gizi buruk tidak akan mampu diselesaikan oleh sektor
kesehatan saja tanpa adanya dukungan sektor lain yang terkait.

31
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kewaspadaan terhadap terjadinya


gizi buruk dilakukan dengan pemantauan
pertumbuhan berat badan anak dengan
menimbang secara rutin setiap bulan sejak bayi
lahir hingga umur 5 tahun dengan
menggunakan KMS. Perlu diketahui bahwa
”Anak Sehat bertambah Umur Bertambah Berat
Badannya”.
Status gizi ibu akan berpengaruh
terhadap asupan gizi anak dalam janin, apabila
asupannya kurang maka akan beresiko menjadi berat badan lahir rendah
(BBLR). Ibu yang sejak awal mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) akan
lebih beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu
berat badan bayi <2500gr. Ibu yang kurang gizi sejak awal kehamilan hingga
lahir akan beresiko melahirkan anak BBLR yang juga beresiko menjadi
stunting.
Anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang
lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya
kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari
aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih
menarik dari yang tubuhnya pendek. Masalah stunting menunjukkan
ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan
protein, juga beberapa zat gizi mikro.
4. Adanya Pandemi Covid 19 yang mana banyak Posyandu yang tidak
melaksanakan kegiatan pemantauan tumbuh kembang pada Balita, karena
pembatasan pengumpulan masa.

Solusi:
1. Upaya yang dilaksanakan untuk pencegahan dan penanggulangan balita gizi
buruk adalah :
a. Peningkatan kapasitas petugas dan
kader kesehatan melalui pelatihan
Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak
(PMBA).
b. Peningkatan kapasitas petugas, kader
kesehatan dan masyarakat melalui
pelatihan pemberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan masalah gizi,
kesehatan ibu anak, dan kesehatan

32
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

lingkungan.
c. Pemberian PMT pemulihan bagi balita gizi buruk selama 3 bulan dan
mikronutrien.
d. Pendampingan oleh kader dan petugas kesehatan untuk keluarga balita
gizi buruk
e. Balita gizi buruk dari keluarga miskin yang belum mempunyai jaminan
kesehatan untuk diupayakan mendapat jaminan kesehatan
f. Balita gizi buruk yang ditemukan di prioritas untuk mendapatkan perawatan
di TFC/Pusat Pemulihan Gizi
g. Mengembangkan CFC (penanganan balita gizi buruk berbasis masyarakat)
di Puskesmas
h. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait untuk menjadikan keluarga balita
gizi buruk untuk menjadi sasaran intervensi program di masing-masing
lintas sector terkait.
i. Meningkatkan peran pengurus Kalurahan Sehat dalam Suirveilance Gizi di
wilayahnya.

2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi kurang yaitu disebabkan
oleh diantaranya pendidikan dan pengetahuan orang tua terutama masalah
kesehatan dan gizi yang diperoleh melalui informasi-informasi baik melalui
penyuluhan langsung maupun dari media-media yang ada, sedangkan upaya
penurunan status gizi kurang telah dilakukan yaitu dengan dukungan program
upaya perbaikan gizi masyarakat (UPGK) dengan kegiatan penimbangan balita
setiap bulannya di posyandu yang
disertai dengan kegiatan-kegiatan
lainnya seperti pemberian makanan
tambahan baik PMT penyuluhan
maupun PMT pemulihan dan
perawatan bagi penderita gizi
kurang/buruk yang memerlukan
perawatan dan Pemberian PMT
pada balita gizi kurang/buruk.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam
pemenuhan menu gizi seimbang
dalam keluarga

4. Optimalisasi Sistem Kewaspadaan


Pangan dan Gizi melalui penguatan dan avokasi Lintas Sektor.

33
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Sasaran 3
“Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
tidak menular”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran menurunnya angka kesakitan akibat


penyakit menular dan tidak menular dengan 2 (dua) indikator kinerja,
memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 145.85 % dengan
predikat Sangat Tinggi. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran pelayanan
kesehatan yang bermutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di
Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 3
“Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular Dan Tidak Menular”

Tahun 2021 Target Capaian


Realisasi
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria
Target Realisasi Renstra terhadap
2020 kinerja (%) 2021 2021 (%)
Persentase angka
1 keberhasilan 74 90 88.53 98.37 ST 90 100
pengobatan TB
Prevalensi penderita
hipertensi yang
2 18.59 15 29 193.33 ST 15 100
berkunjung ke
Puskesmas
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 145.85 ST

1. Angka Keberhasilan Pengobatan Penyakit TBC Paru


Angka Keberhasilan atau Cure Rate adalah persentase kasus baru BTA positif
yang sembuh di antara kasus baru TB paru BTA positif yang diobati. Angka
kesembuhan berguna untuk mengetahui efektivitas OAT standar DOTS ketika
diberikan kepada pasien TB di suatu komunitas. Angka kesembuhan yang
rendah merupakan indikator awal kemungkinan kekebalan/resistensi bakteri
tuberkulosis terhadap OAT standar. Hasil capaian prosentase kasus TBC BTA
positif yang diobati dan sembuh pada tahun 2021 tercapai 68,42% dari target
88% dan pada tahun 2021 ini tercapai 74% dari target 89%. Untuk menjamin
keberlanjutan pengobatan TBC pemerintah telah memenuhi kebutuhan Obat Anti
Tuberculosis (OAT). Disamping itu pula peran PMO (pendamping minum obat)
dalam memantau keteraturan minum obat sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan pengobatan TBC. Grafik capaian presentase pasien baru TB BTA
positif yang sembuh diantara kasus TB BTA posistif yang diobati pada tahun
2014 – 2021 tersaji pada tabel 3.5 berikut.

34
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Gambar 3.5
Persentase Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

Sumber: Seksi Penyakit Menular, Bidang P2P

Gambar 3.5 menunjukan bahwa realisasi kasus TB BTA positif yang sembuh
pada tahun 2016 sebesar 74% yang berarti bahwa dalam kurun waktu 5 tahun
(2016-2021) angka kesembuhan TB BTA positif sangat fluktuatif capaiannya naik
turun. Faktor penyebab rendahnya angka kesembuhan bisa dibagi dua pihak;
penyedia pelayanan dan pengguna pelayanan (pasien). Sejumlah faktor
penghambat yang dapat mempengaruhi angka kesembuhan: (1) Putus berobat
karena merasa sudah enak; (2) Pengobatan tidak teratur karena berpindah-pindah
tempat kerja; (3) Kebosanan minum obat; (4) Pasien kurang motivasi; (5) Efek
samping obat (reaksi pada tubuh setelah minum obat) (6) penderita TB meninggal /
pindah pengobatan sebelum pengobatan selesai / lengkap.

Upaya yang telah dilaksanakan untuk mencapai target indikator


a. Penyiapan logistik, terutama Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara teratur,
menyeluruh dan tepat waktu
b. Meningkatkan peran PMO TB dalam memantau keteraturan berobat pasien
berjalan dengan baik.
c. Public-Private-Mix, kerjasama antara institusi pemerintah dan swasta, atau
institusi pemerintah dan pemerintah, guna memperluas dan memelihara
kesinambungan strategi
DOTS, terutama di UPK
swasta (RS, klinik, praktek
dokter umum, dokter
spesialis) yang memiliki
potensi meningkatkan
penjaringan kasus, CDR,
maupun pengobatan
kasus TB dengan strategi
DOTS.
d. Melakukan pembinaan,
superfisi dan evaluasi

35
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

terhadap pelayanan di UPK guna menjaga mutu dalam pengobatan TB


e. Pencatatan dan pelaporan yang baik sehingga memungkinkan penilaian
terhadap hasil pengobatan untuk tiap pasien dan penilaian terhadap program
pelaksanaan pengawasan tuberkulosis secara keseluruhan.
f. Menerapan Sistem Informasi Terpadu Tuberkulosis (SITT) sebagai langkah
untuk monitoring program TB dengan kualitas data yang lebih baik.

Permasalahan:
a. Belum semua kasus TB di masyarakat ditemukan sehingga masih banyak pasien
TB yang belum diobati, dan pastinya hal ini akan menjadi sumber penularan.
b. Adanya epidemi HIV akan meningkatkan kejadian koinfeksi TB HIV.
c. Kasus TB Multi Drug Resistance (MDR) mulai meningkat.
d. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan besarnya tantangan yang
ditimbulkan akibat penyakit TB, menjadikan pengendalian TB belum dapat
berjalan optimal.
e. Petugas TB hanya sebagai tugas sampiran, yang semestinya merupakan
tugas pokok
f. Masih terdapat UPK (Rumah Sakit/Klinik) yang kurang berkomitmen terhadap
penanggulangan TB dengan strategi DOTS
g. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat menyebabkan
rendahnya pengobatan dini, dan meningkatnya putus berobat
h. Stigma masyarakat, penyakit TB dianggap memalukan sehingga berusaha
menyembunyikan

Solusi:
a. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dengan KIE
b. Meningkatkan peran PMO dalam keberhasilan pengobatan TB dengan
memantau keteraturan berobat pasien berjalan dengan baik.
c. Memaksimalkan peran Pusk/Pustu/PPM/Ponpes/Praktisi Swasta (RS, klinik,
praktek dokter) yang memiliki potensi meningkatkan penjaringan kasus,
CDR, maupun pengobatan kasus TB dengan strategi DOTS.
d. Meningkatkan pengetahuan SDM terutama petugas TB, HIV, dokter dan
perawat dengan pelatihan-pelatihan.

Sasaran 4
“Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana
pelayanan kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan


sarana prasarana pelayanan kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja,
memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 111.76 % dengan
predikat Tinggi.

36
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan


sarana prasarana pelayanan kesehatan di Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 4
“Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria
Target Realisasi Renstra terhadap
2020 kinerja (%) 2021 2021 (%)
Persentase Cakupan
kunjungan rawat
1 jalan dan rawat inap 70 85 95 111.76 ST 85 100
di sarana pelayanan
kesehatan

Kondisi pencapaian kinerja pembangunan dan peningkatan sarana


prasarana pelayanan kesehatan mengalami penurunan di tahun 2021 dibanding
tahun 2020 karena pada tahun ini terjadi pandemi Covid 19 yang mana
masyarakat dihimbau untuk tetap dirumah saja. Untuk kasus-kasus yang dirasa
bukan darurat banyak ditunda karena untuk mengurangi kontak, kerumunan. Hal
tersebut berpengaruh pada cakupan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

Permasalahan:
1. Jumlah Sumber daya Manusia terbatas, ditambah lagi SDM yang ada
sebagian melakukan tracing pasien kontak Covid-19 dan vaksinasi covid 19.
2. Kompetensi untuk SDM kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama (
FKTM ) masih sangat kurang.
Solusi
1. Membuat jadwal piket untuk tracing pasien Covid 19.
2. Solusinya peningkatan kapasitas SDM secara rutin sesuai perkembangan era
sekarang ini.

Sasaran 5
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran peningkatan sumber daya kesehatan


dengan 1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran
sebesar 104,10% dengan predikat Sangat Tinggi.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan
sarana prasarana pelayanan kesehatan di Tabel 3.9 berikut.

37
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 3.9
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 5
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Tahun 2021 Target
Realisasi Capaian s/d
Akhir
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria 2021 terhadap
Renstra
2020 Target Realisasi kinerja 2021 (%)
2021
(%)

Persentase ketersediaan
1 obat generik esensial dan 96.4 92.7 97.17 104.82 ST 927 100
vaksin di Puskesmas

Kondisi pencapaian kinerja Persentase ketersediaan obat generik esensial dan


vaksin di Puskesmas mengalami kenaikan di tahun 2021 dibanding tahun 2020.

Sasaran 6
“Pelayanan Jaminan Kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pelayanan jaminan kesehatan dengan


1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar
106,63% dengan predikat Sangat Tinggi.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan
sarana prasarana pelayanan kesehatan di Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 6
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Tahun 2021
Target
Realisasi Capaian s/d
Akhir
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria Renstra 2021 terhadap
2020 Target Realisasi kinerja 2021 (%)
2021
(%)

Persentase Pelayanan
Kesehatan masyarakat
Peserta jaminan 106,6
1 96 90 95,97 ST 95 101,02
Kesehatan dalam Sistem 3
Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Kesehatan

38
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Sasaran 7
“Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya upaya pelayanan


kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 100 % dengan predikat Sangat Tinggi. Dengan adanya akreditasi
Puskesmas dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Jumlah Puskesmas yang telah dilakukan survey akreditasi pada tahun 2016
sejumlah 12 Puskesmas, tahun 2017 sejumlah 10 Puskesmas, dan tahun 2018
sejumlah 8 Puskesmas dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2018
semua Puskesmas sejumlah 30 Puskesmas sudah terakreditasi.
Pada tahun 2019 sudah dimulai reakreditasi sejumlah 12 Puskesmas. Pada
tahun 2020 sebenarnya telah direncanakan dan dijadwalkan penilaian reakreditasi
untuk 10 Puskesmas. Namun karena adanya pandemi covid 19 maka survey re
akreditasi ditiadakan. Pada tahun 2021 ini pun tidak ada reakreditasi puskesmas
dikarenakan masih pandemic covid 19. Namun demikian proses peningkatan
mutu yang ada di Puskesmas terus berjalan.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran pelayanan kesehatan yang bermutu
serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di Tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 7
“Meningkatnya Upaya Pelayanan Kesehatan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Indikator Akhir s/d 2021
No. Tahun Capaian Kriteria
Kinerja Renstra terhadap
2020 Target Realisasi kinerja 2021 2021 (%)
(%)

Persentase
1 Puskesmas yang 100 100 100 100,00 ST 100 100,00
terakreditasi

Kondisi pencapaian upaya pelayanan kesehatan yang positif menunjukkan


hasil dari program/kegiatan yang telah dilakukan, diantaranya kegiatan
peningkatan mutu di puskesmas yang bertujuan untuk keselamatan pasien
(patient safety) dan perawatan berkesinambungan (continuity of care).

39
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Permasalahan:

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2021 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun
sekali. Namun situasi pandemic
membuat survey akreditasi tidak
bisa dilaksanakan.

Solusi :
Survei akreditasi hanyalah
sebuah proses penilaian dari
pihak eksternal. Situasi pandemi
tidak membuat proses
peningkatan mutu yang
berkesinambungan berhenti.
Justru situasi pandemi ini akan
mampu menguji apakah proses
peningkatan mutu benar-benar
dijalankan di Puskesmas.

Sasaran 8
“Meningkatnya penyelenggaraan BLUD Puskesmas”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya penyelenggaraan BLUD


Puskesmas dengan 1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 95.45% dengan predikat Sangat Tinggi. Capaian Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Puskesmas pada tahun 2021 hampir mencapai target.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran pelayanan kesehatan yang bermutu
serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 8
“Meningkatnya penyelenggaraan BLUD Puskesmas”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria
Target Realisasi Renstra terhadap
2020 kinerja (%)
2021 2021 (%)
Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
1 80.94 85 81.13 95.45 ST 85 100
pelayanan kesehatan
Puskesmas

40
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kondisi pencapaian upaya pelayanan kesehatan yang positif menunjukkan


hasil dari program/kegiatan yang telah dilakukan. Penilaian indeks kepuasan
masyarakat dilaksanakan oleh Dinkes dan Puskesmas pada tahun 2021 melalui
pelaksanaan survei kepuasan masyarakat. Time series hasil IKM seperti terlihat
pada Gambar 3.6
Gambar 3.6
Hasil IKM Pelayanan Puskesmas
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Sumber: Sekretariat dan Bidang Yankes Dinkes Gunungkidul Tahun 2021

Permasalahan:
Fluktuasi indeks kepuasan masyarakat dari tahun ke tahun belum dianalisa
lebih mendalam untuk mengetahui faktor penyebabnya.

Solusi :
Perlu mempertimbangkan karakteristik responden, karena latar belakang
responden yang sangat bervariasi merupakan penyebab terjadinya fluktuasi
indeks kepuasan masyarakat. Tingkat kepuasan antara lain dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.

Sasaran 9
“Meningkatnya pelayanan BLUD Rumah Sakit”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya pelayanan BLUD


Rumah Sakit dengan 3 (tiga) indikator kinerja, memperlihatkan angka capaian
kinerja sasaran sebesar 113.07 % dengan predikat Sangat Tinggi.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan
sarana prasarana pelayanan kesehatan di Tabel 3.14 berikut.

41
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 3.13
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 9
“Peningkatan Sumber Daya Kesehatan”
Target Capaian
Realisasi Tahun 2021
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Kriteria
Capaian Renstra terhadap
2020 Target Realisasi
kinerja (%) 2021 2021 (%)

Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
1 83.31 79 82.01 103.81 ST 79 100
pelayanan kesehatan
RSUD Wonosari

Indeks Keselamatan
2 Pasien RSUD 97.07 100 98.95 98.95 ST 100 100
Wonosari

Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap
3 79,907 60 82 136.46 ST 60 100
pelayanan kesehatan
RSUD Saptosari

Jumlah 113.07 ST

Sasaran 10
“Meningkatnya Pelayanan Laboratorium Sesuai Standar
Waktu”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pelayanan laboratorium


sesuai standar waktu dengan 1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan angka
capaian kinerja sasaran sebesar 100 % dengan predikat Sangat Tinggi.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Pembangunan dan peningkatan
sarana prasarana pelayanan kesehatan di Tabel 3.15 berikut :

Tabel 3.14
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran 10
“Meningkatnya Pelayanan Laboratorium Sesuai Standar Waktu”
Target Capaian s/d
Tahun 2021
Realisasi Akhir 2021
No. Indikator Kinerja Kriteria
Tahun 2021 Capaian Renstra terhadap
Target Realisasi 2021 2021 (%)
kinerja (%)

Persentase
penyelesaian
1 pemeriksaan 100 100 100 100.00 ST 100 100
laboratorium sesuai
standar waktu

42
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kondisi pencapaian kinerja Pelayanan Laboratorium Sesuai Standar Waktu


mengalami kenaikan di tahun 2021 dibanding tahun 2020. Karena pada tahun ini
merupakan tahun ke-2 pandemi Covid 19 yang mana kasus sudah mulai turun
sehingga tugas Laboratorium kesehatan dalam pengambilan dan pemeriksaan
sampel untuk rapid tes maupun pengambilan swab untuk spesimen dikirim ke
laboratorium rujukan sudah mulai berkurang .

Permasalahan:
1. Kurangnya tenaga yang berkompeten sesuai standar Laboratorium kesehatan
Daerah
2. Alat laboratorium yang masih terbatas sehingga sangat berpengaruh pada
standar waktu yang telah ditetapkan.

Solusi:
1. Penyediaan SDM yang sesuai kompetensi standar Laboratorium kesehatan
Daerah
2. Penyediaan Alat laboratorium sesuai standar Laboratorium Kesehatan Daerah

Sasaran 11
“Meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya peran serta


masyarakat dalam bidang kesehatan dengan satu indikator kinerja,
menunjukkan capaian kinerja sasaran sebesar 101.69 % dengan predikat
Sangat Tinggi Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan di Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.15
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
“Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam Bidang Kesehatan”

Tahun 2021 Target Capaian


Realisasi
Indikator Akhir s/d 2021
No. Tahun Capaian Kriteria
Kinerja Renstra terhadap
2021 Target Realisasi kinerja 2021 2021 (%)
(%)
1 Persentase IKS
(Indikator
36.61 36 36.61 101.69 ST 36 100
Keluarga
Sehat)

Kegiatan Meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dapat


dicapai dengan kegiatan:

43
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

a. Advokasi penerapan Regulasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dalam


mendukung program peningkatan peran serta masyarakat (PSM)
b. Pengembangan dusun binaan kawasan dilarang merokok
c. Pendataan Progran Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK)
d. Pendataan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga
e. Advokasi penganggaran melalui APBdesa dengan mengacu pada Peraturan
Bupati Gunungkidul No 49 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Gunungkidul No. 46 Tahun 2016 dan Peraturan Bupati Gunungkidul No 1
Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan ADD, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Gunungkidul No. 1 Tahun 2016.
f. Regulasi Perbup no 9 tahun 2014 tentang ASI Ekslusif
g. Regulasi perbup nomor 8 tahun 2015 tentang Pedoman respon cepat
Penanganan Kehamilan, Persalinan Nifas, dan Bayi Baru lahir di Kabupaten
Gunungkidul
h. Evaluasi Desa Siaga sesuai Perbup no 56 tahun 2011 tentang
Pengembangan Desa Siaga
i. Kegiatan Tilik Posyandu
j. Evaluasi strata pengembangan desa siaga
k. Evaluasi strata perkembangan posyandu
l. Advokasi dan sosialisasi Peraturan Daerah no 7 tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok
m. Pengawasan Penerapan Peraturan Daerah no 7 tahun 2015 tentang Kawasan
Tanpa Rokok oleh Satuan Tugas Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok
Pertemuan Forum Desa Siaga dan didanai dari APBDes
n. Pendanaan jamban sehat bagi KK miskin dari APBDesa dan BKK
o. Insentif kader posyandu dari dana APBdes di 144 desa
p. Pembinaan/refreshing kader posyandu dari APBDes dan dana BOK tahun
2021
q. Advokasi melalui kegiatan akselerasi UKS.

Permasalahan:

a. Cakupan PHBS yang masih menjadi perhatian antara lain perilaku anggota
keluarga >10 tahun tidak merokok di dalam rumah, biasa mengkonsumsi
buah dan sayur setiap hari, dan ASI Ekslusif
b. Strata Desa siaga belum bisa strata madyakarena belum adanya peraturan
kepala desa tentang pengembangan desa siaga
c. Strata posyandu purnama dan mandiri karena masih belum 50% anggota KK
mengikuti kegiatan dana sehat terorganisir serta belum adanya program
tambahan selain kegiatan penimbangan balita di posyandu seperti BKB,
PAUD, Usila dll

44
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Solusi:

a. Advokasi melalui kegiatan Pembina wilayah melalui dusun binaan dengan


kegiatan FGD/Curah pendapat langsung pada kegiatan pertemuan warga
padukuhan/dasa wisma/RT/PKK dusun.
b. Advokasi kepada Kepala desa agar menerbitka Peraturan Kepala Desa
tentang pengembangan desa siaga sehingga sebagai payung hukum dalam
menyusun anggaran APBDes dalam bidang kesehatan masyarakat desa
c. Advokasi penganggarana lintas sektor terutama APBDesa dan bersinergi
dengan sumber dana lain
d. Penentuan jenis kegiatan yang berdaya ungkit tinggi dalam mendukung
pencapaian kegiatan PSM
e. Otimalisasi pemanfaatan dana BOK untuk preventif dan promotif
f. Mendorong masyarakat untuk mengikuti JKN mandiri

Dalam melaksanakan program-program prioritas dianggarkan sebesar


sebesar Rp. 164,437,019,943.00 dalam realisasinya hanya membutuhkan
anggaran sebesar Rp. 140,329,326,934.99 (85.34 %) sehingga terdapat efisiensi
sebesar Rp. 24,107,693,008.01 (14.66%), berikut rincian anggaran dan
realisasinya :

Tabel 3.16
Rincian Anggaran dan Realisasi yang Mendukung Sasaran Strategis
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Anggaran Realisasi Capaian Selisih Efisiensi
No Nama Program
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (%)
Program Pemenuhan
Upaya Kesehatan
1 156,550,773,943.00 134,619,338,888.99 85.99 21,931,435,054.01 14.01
Perorangan Dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
Program Peningkatan
2 Kapasitas Sumber Daya 5,377,890,200.00 3,598,627,683.00 66.92 1,779,262,517.00 33.08
Manusia Kesehatan
Program Sediaan
3 Farmasialat Kesehatan 239,251,000.00 189,634,780.00 79.26 49,616,220.00 20.74
Dan Makanan Minuman
Program Pemberdayaan
4 Masyarakat Bidang 1,365,304,800.00 1,106,063,500.00 81.01 259,241,300.00 18.99
Kesehatan
Program Penyelenggaraan
5 Keistimewaan Yogyakarta 872,000,000.00 790,062,083.00 90.60 81,937,917.00 9.40
Urusan Kebudayaan
Program Kepegawaian
6 31,800,000.00 25,600,000.00 80.50 6,200,000.00 19.50
Daerah
Jumlah 164,437,019,943.00 140,329,326,934.99 85.34 24,107,693,008.01 14.66

45
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Disamping mencapai indikator kinerja utama yang didukung oleh program


prioritas, di setiap Perangkat Daerah juga melaksanakan program penunjang atau
pendukung untuk mencapai sasaran strategis yang dilaksanakan oleh setiap
Perangkat Daerah yaitu:

Sasaran Pendukung Perangkat Daerah


“Meningkatnya Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Pendukung Perangkat Daerah


“Meningkatnya Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan pelayanan
Publik” dengan 4 (empat) indikator kinerja, memperlihatkan rata-rata angka
capaian kinerja sasaran sebesar 100,14 % dengan predikat Sangat Tinggi. Hasil
pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pelayanan public dapat di lihat di Tabel 3.17 berikut:

Tabel 3.17
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Meningkatnya Kepuasan
Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik”
Target Capaian
Realisasi Tahun 2021
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Kriteria
Capaian Renstra terhadap
2020 Target Realisasi
kinerja (%) 2021 2021 (%)
1 Nilai IKM PD 80,05 79,59 81,66 100,58 ST 80 100
Persentase pemenuhan
2 kebutuhan administrasi 100 100 100 100 ST 100 100
perkantoran
Persentase pemenuhan
3 kebutuhan Sarana dan 100 100 100 100 ST 100 100
Prasarana Aparatur
Persentase
4 PNS/Aparatur Sipil taat 100 100 100 100 ST 100 100
kode aturan
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100,14 ST

Sasaran Pendukung Perangkat Daerah


“Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan ”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pendukung Perangkat Daerah


“Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan” dengan 1 (satu) indikator kinerja,
memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 100,00%
dengan predikat Sangat Tinggi, sama dengan capaian kinerja tahun 2020. Hasil

46
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya kepuasan masyarakat


terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dapat di lihat di Tabel 3.18 berikut:

Tabel 3.18
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung “Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Indikator Capaian Akhir s/d 2021
No. Tahun Kriteria
Kinerja Target Realisasi kinerja Renstra terhadap
2020
(%) 2021 2021 (%)
Persentase
Laporan
Keuangan yang
1 disusun 100 100 100 100 ST 100 100
tepat waktu
dan
akuntabel

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100 ST

Sasaran Pendukung Perangkat Daerah


“Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan
daerah”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Pendukung Perangkat Daerah


Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan daerah Perangkat Daerah
dengan 1 (satu) indikator kinerja, memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja
sasaran sebesar 100% dengan predikat Sangat Tinggi, sama dengan capaian
kinerja tahun 2021. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan public dapat di lihat
di Tabel 3.19 berikut:
Tabel 3.19
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Pendukung
“Kesesuaian antar Lembaga dalam Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah”
Tahun 2021 Target Capaian
Realisasi
Akhir s/d 2021
No. Indikator Kinerja Tahun Capaian Kriteria
Renstra terhadap
2021 Target Realisasi kinerja 2021 2021 (%)
(%)
Persentase
Dokumen
Perencanaan dan
1 Pelaporan SKPD 100 100 100 100 ST 100 100
yang
disusun tepat
waktu
RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100 ST

47
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan dan


upaya dalam mengatasi permasalahan adalah :
1. Pandemi Covid-19, sehingga perlu upaya pencegahan dan pengendaliannya.
2. Sarana gedung Puskesmas/Pustu/Rumah Dinas Dokter/Rumah Dinas
Paramedis yang cukup banyak, sehingga pemantauan dan pengendalian
rehabilitasi gedung kurang maksimal.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah:
a. Pemantauan dan pengendalian kegiatan rehabilitasi dimaksimalkan dengan
mengangkat kepala Puskesmas sebagai tim pengawas.
b. Memonitor kinerja konsultan pengawas agar bekerja sesuai dengan
ketentuan.
c. Memberikan laporan secara berkala.
d. Mengadakan pertemuan secara periodik antara panitia penerima dan tim
monitoring Dinas membahas kegiatan rehabilitasi fisik.

3. Kejadian kasus KLB tidak dapat diprediksi dan kesiapan biaya yang belum
optimal serta kesiapan jejaring dan SDM yang belum memadai.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengaktifkan
System Kewaspadaan Dini (SKD) kabupaten disamping pemantapan jejaring
dan pelatihan SDM serta usulan biaya yang siap pakai.
4. Produsen obat (BUMN) belum mampu menyediakan seluruh jenis obat DOEN
untuk PKD pada saat proses pengadaan dilaksanakan.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukan alternatif
pengganti yang fungsinya sejenis (Jenis lain).
5. Masih terbatasnya jumlah sampel pangan yang diperiksa, karena terbatasnya
sumber dana.
Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
pembinaan secara berkesinambungan terutama pada pihak produsen untuk
meminimalkan terjadinya keracunan baik pada obat maupun pangan.
6. Keterbatas Sumber Daya Manusia profesi Kesehatan
Upaya mengusulkan pengadaan CPNS dan pengangkatan tenaga kontrak
khusunya tenaga kontrak BLUD Puskesmas.

Dalam melaksanakan program-program pendukung tugas dan fungsi Dinas


Kesehatan Tahun 2021 tersebut di atas didukung dengan anggaran dari 1
program sebesar Rp. 245,370,970,846.89 dalam realisasinya hanya
membutuhkan anggaran sebesar Rp. 216,759,363,655.07 (88.34 %) sehingga
terdapat efisiensi sebesar Rp. 28,611,607,191.82 (11.66 %) berikut rincian
anggaran dan realisasinya :

48
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Tabel 3.20
Rincian Anggaran dan Realisasi Sasaran Pendukung Tugas dan Fungsi
Dinas KesehatanTahun 2021
Capaian Efisiensi
No Nama Program Anggaran(Rp) Realisasi (Rp) Selisih(Rp)
(%) (%)
Program Penunjang
1 Urusan Pemerintahan 245,370,970,846.89 216,759,363,655.07 88.34 28,611,607,191.82 11.66
Daerah Kabupaten/Kota

B. Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2021 sebesar 87.14%


dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 83.81%, sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 96.69%. Jika dilihat dari realisasi anggaran
per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada sasaran Meningkatnya
pelayanan laboratorium kesehatan (99.44 %). Sedangkan penyerapan terkecil
pada sasaran Meningkatnya Kualitas Kesehatan (67.91 %).
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2021 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan
disajikan pada tabel 3.21 berikut:
Tabel 3.21
Pencapaian Kinerja dan Anggaran
Dinas Kesehatan Tahun 2021
Capaian %
No. Sasaran Strategis pagu Realisasi
kinerja (%) Realisasi
1 Meningkatnya Kualitas Kesehatan 64.31 42,756,434,342.00 29,036,024,139.00 67.91
2 Meningkatnya status gizi masyarakat 26.56 2,348,146,750.00 1,954,167,756.00 83.22
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
3 145.85 2,339,003,850.00 1,606,979,411.00 68.70
tidak menular
Pembangunan dan peningkatan sarana prasarana pelayanan
4 111.76 44,928,701,377.00 40,812,680,513.14 90.84
kesehatan
5 Peningkatan Sumber Daya Kesehatan 104.82 4,144,480,338.00 3,793,535,389.00 91.53
6 Pelayanan Jaminan Kesehatan 100.00 41,383,920,050.00 39,787,865,300.00 96.14
7 Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan 100.00 1,092,696,000.00 943,204,660.00 86.32
8 Meningkatnya penyelenggaraan BLUD Puskesmas 95.45 1,340,195,877.00 1,113,080,264.00 83.05
9 Meningkatnya pelayanan BLUD Rumah Sakit 113.07 17,017,236,208.00 14,789,500,646.40 86.91
10 Meningkatnya pelayanan laboratorium kesehatan 100.00 5,285,416,600.00 5,256,008,506.45 99.44
11 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 101.69 1,800,788,551.00 1,236,280,350.00 68.65
Kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan
12 100,14 139,374,580,553.89 114,302,710,419 82.01
publik meningkat
13 Akuntabilitas pengelolaan keuangan meningkat 100 164,300,000.00 147,435,000 89.74
Kesesuaian program dalam dokumen perencanaan Perangkat
14 100 116,890,000.00 95,285,000 81.52
Daerah
Jumlah 97.19 304,092,790,496.89 254,874,757,353.99 83.81
Jumlah Belanja Pendukung (gaji) 105,715,200,293.00 102,213,933,236.00 96.69
Total Jumlah 409,807,990,789.89 357,088,690,589.99 87.14
Sumber: Data Laporan Kinerja dan Keuangan Dinkes Tahun 2021

49
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

BAB
IV PENUTUP

LKjIP menekankan pada manajemen pembangunan berbasis kinerja dan


perbaikan pelayanan publik, di mana setiap Dinas Kesehatan melakukan
pengukuran dan pelaporan atas kinerja institusi dengan menggunakan indikator
yang jelas dan terukur. Bagi Dinas Kesehatan, LKjIP menjadi bagian dari upaya
pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas publik. Sedangkan bagi publik
sendiri, LKjIP akan menjadi ukuran akan penilaian dan juga keterlibatan publik
untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintahan
yang baik.
LKjIP merupakan wujud pertanggungjawaban sistem administrasi yang
menunjukkan kemampuan menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan
tugas dan fungsi yang makin andal, profesional, efisien, efektif, dan tanggap
terhadap aspirasi rakyat serta dinamika perubahan lingkungan strategis.

Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan dengan data


pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun 2021, namun juga
melihat trend pencapaiannya dari tahun ke tahun. Secara umum, nampak bahwa
kinerja Dinas Kesehatan pada tahun 2021 adalah sangat tinggi karena dari 12
Sasaran strategis dan 3 sasaran pendukung, 12 dapat tercapai dengan kategori
sangat tinggi, 1 (satu) sasaran dengan kategori rendah dan 1 (satu) sasaran
dengan kategori sangat rendah.

Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah
diuraikan dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Dinas
Kesehatan untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam
pembangunan. Namun demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi
perbaikan kinerja ke depan.

Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik,
persoalan-persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik
pula. Tantangan-tantangan ini terutama nampak pada kondisi pandemi Covid 19
yang mana banyak yang terkonfirmasi positif sehingga sangat mempengaruhi
kualitas kesehatan masyarakat seperti Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi
dan status gizi masyarakat. Namun Dinas Kesehatan sudah melakukan kegiatan
pencegahan seperti vaksinasi massal yang sekarang sudah digalakkan pada
tahun 2021 ini.

50
Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Tahun 2021

Kedua, pentingnya koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan


dalam pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan
sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan
kontribusi berbagai pihak ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja
akan menjadi lebih sulit untuk dicapai.

Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja Perangkat Daerah yang


menjadi tujuan dari penyusunan LKjIP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga
penting dipergunakan oleh instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan di
tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan dan solusi yang sudah
dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti menjadi laporan
saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya dalam
siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan menjadikan
LKjIP benar-benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk
pijakan peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang
semakin baik.

51

Anda mungkin juga menyukai