Anda di halaman 1dari 2

NAMA ; MOH.

IKBAL
KELAS ; G BT 8
NIM ; D 101 21 303

Hak Lintas Transit


SELAT MALAKA

Istilah “Hak Lintas Transit” digunakan pada Part III tentang Rezim Selat yang digunakan untuk
pelayaran internasional, yaitu selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu
bagian laut lepas atau zona ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas atau suatu zona ekonomi
eksklusif lainnya. Contohnya adalah Selat Malaka. Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Thailand

SELAT SUNDA
Selat Sunda sebagai salah satu alur pelayaran yang terletak di jalur pelayaran ALKI I dan
merupakan salah satu pintu gerbang lalu lintas pelayaran Internasional sehingga Selat Sunda
merupakan bagian dari jalur utama perdagangan antara benua Asia dan Australia.
lintas damai. Indonesia mengimplementasikan ketentuanUNCLOS 1982 terkait hak lintas kapal
dan pesawat udara asing melalui Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2002 tentang hak dan
kewajiban kapal dan pesawat udara asing dalam melaksanakan hak lintas alur laut kepulauan
yang ditetapkan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)5.
Selat Sunda sebagai salah satu alur pelayaran yang terletak di jalur pelayaran ALKI I dan
merupakan salah satu pintu gerbang lalu lintas pelayaran Internasional sehingga Selat Sunda
merupakan bagian dari jalur utama perdagangan antara benua Asia dan Australia.

1. ALKI I untuk pelayaran dari Laut Cina Selatan ke Samudera Hindia atau sebaliknya,
melintasi Laut Natuna - Selat Karimata – Laut Jawa - Selat Sunda[1].
2. ALKI II untuk pelayaran dari Laut Sulawesi ke Samudera Hindia atau sebaliknya, melintasi
Laut Sulawesi - Selat Makassar - Laut Flores - Selat Lombok[2].
3. ALKI III-A untuk pelayaran dari Samudra Pasific ke Samudera Hindia atau sebaliknya,
melintasi Laut Maluku - Laut Seram - Laut Banda - Selat Ombai Laut Sawu [1].
4. ALKI III-B untuk pelayaran dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia atau sebaliknya,
melintasi Laut Maluku – Laut Seram - Laut Banda - Selat Leti[2].
5. ALKI III-C untuk pelayaran dari Samudera Pasific ke Laut Arafura atau sebaliknya, melintasi
Laut Maluku - Laut Seram - Laut Banda[3].
6. ALKI III-D untuk pelayaran dari Samudera Pasific ke Samudera Hindia atau sebaliknya,
melintasi Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Selat Ombai – Laut Sawu[4].
7. ALKI III-E yang menjadi satu dengan Alur Laut Kepulauan IIIA pada titik IIIA-2,untuk
pelayaran dari Samudera Hindia ke Laut Sulaesi atau sebaliknya, melintasi Laut Sawu - Selat
Ombai - Laut Banda - Laut Seram - Laut Maluku atau untuk pelayaran dari Laut Timor ke Laut
Sulawesi atau sebaliknya, melintasi Selat Leti, Laut Banda, Laut Seram, dan Laut Maluku atau
untuk pelayaran dari Laut Arafura ke Laut Sulawesi atau sebaliknya, melintasi Laut Banda, Laut
Seram, dan Laut Maluku[5].

[1] PP No. 37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (4).


[2] PP No. 37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (5).
[3] PP No.37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (5).
[4] PP No.37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (5).
[5] PP No.37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (5).

[1] PP No. 37 tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing Dalam
Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan Yang Ditetapkan
Pasal 11 ayat (1)
[2] PP No. 37 tahun 2002 Pasal 11 ayat (3) : Peta Kepulauan Indonesia dan Sekitarnya. Kawasan
Barat. Sekala 1 : 4.000.000.

Anda mungkin juga menyukai