Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

2
Opened: Monday, 30 October 2023, 12:00 AM
Due: Monday, 13 November 2023, 3:00 PM
To do: Make a submission
1. Ketentuan apa saja dalam perubahan UU Nomer 30 Tahun 2002
tentang KPK yang dapat dianggap tidak sesuai dengan semangat Reformasi
khususnya dalam pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
2. Materi apa saja dalam UU Nomer 19 Tahun 2019 yang dapat dianggap
melemahkan KPK.
3. Apakah ketentuan dalam UU Nomer 19 Tahun 2019 mengenai penyadapan dan
penggeledahan yang dilakukan oleh KPK sudah sesuai dengan penghormatan
terhadap HAM.

Jawaban 1

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
mempunyai tugas, antara lain:

1. Berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan


pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Menjadi Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Sedangkan dalam Revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 menjadi UU Nomor 19 Tahun


2019 terdapat beberapa pasal diubah yang berpotensi penghambat pemberantasan
korupsi diantaranya;

1. Dalam pasal 46 UU Nomor 30 Tahun 2002 disebutkan bahwa pemeriksaan


tersangka oleh KPK merujuk pada ketentuan tersebut. Sedangkan dalam UU
Nomor 19 Tahun 2019 diubah menjadi pemeriksaan tersangka oleh KPK merujuk
pada ketentuan yang ada dalam Kitab Hukum Acara Pidana.

Dari perubahan tersebut terlihat bahwa Undang-undang yang berlaku khusus


sebagai dasar hukum dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, disamakan
hukum acaranya dengan tindak pidana biasa.
2. Dalam pasal 21 ayat (4) dan (6) UU Nomor 30 tahun 2002, kewenangan pimpinan
KPK sebagai penanggung jawab tertinggi yang berwenang menerbitkan surat
perintah penyelidikan, penyidikan, penahanan, penuntutan, dan penangkapan.
Dalam UU Nomor 19 tahun 2019, pasal tersebut dihapus dan kewenangan
pimpinan KPK diambil alih oleh Dewan Pengawas.

Jawaban 2

Materi apa saja dalam UU Nomer 19 Tahun 2019 yang dapat dianggap
melemahkan KPK:

Pasal 3 UU No.19 Tahun 2019 mengatur KPK adalah lembaga negara dalam
rumpun kekuasaan eksekutif.

Meski pasal ini menyebut dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya KPK
bersifat independen dan bebas dari kekuasaan manapun, Abraham menilai
ketentuan ini tetap membuat KPK tidak independen.

- Pasal 1 angka (6) UU No.19 Tahun 2019 yang mengatur pegawai KPK adalah
aparatur sipil negara (ASN). Ada sejumlah hambatan dalam pemberantasan
korupsi jika status pegawai KPK berubah menjadi ASN karena bersifat
birokratis dan mudah dikooptasi kepentingan politik (kekuasaan).
- Pemberhentian pimpinan KPK dapat dilakukan karena melakukan perbuatan
tercela. Ketentuan ini akan diatur lebih lanjut melalui Keputusan Presiden.
Ketentuan ini harus diperjelas secara rinci apa yang dimaksud dengan
“melakukan perbuatan tercela.” Kriteria itu penting guna mencegah proses
pencopotan pimpinan KPK secara tidak fair.
- Pasal 37B ayat (1) huruf b UU No.19 Tahun 2019. Mengatur tindakan
penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan terlebih dulu harus
mendapatkan izin dari Dewan Pengawas.

Dari beberapa pasal hasil revisi tersebut dianggap cacat formal karena UU No.19
Tahun 2019 ini menghasilkan ketentuan yang melemahkan KPK. Misalnya terkait
dengan independensi lembaga; tafsir keliru pengawasan; kewenangan berlebih
Dewan Pengawas; pemberian SP3; hilangnya status penyidik dan penuntut pada
pimpinan KPK.

Jawaban 3

Dalam revisi Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tersebut Mekanisme dan


batasan kewenangan penyadapan oleh KPK saya menganalisis bahwa baik
adanya sebab Penyadapan oleh KPK harus diawasi agar tidak melanggar hak
asasi manusia (HAM)
Dari revisi ini Kewenangan untuk melakukan penyadapan tidak lagi bebas
dilakukan oleh penyidik KPK yang sedang memeriksa suatu perkara. Walaupun
dasarnya penyadapan sangat diperlukan untuk mendapatkan bukti dalam kasus-
kasus korupsi namun tetap mengindahkan penghormatan terhadap HAM.

Dari uraian diatas, saya menganalisis bahwa penyadapan yang dilakukan oleh
KPK tersebut adalah berdasarkan hukum dan sah untuk dilakukan karena tindak
pidana korupsi dikategorikan sebagai hal yang luar biasa (extraordinary crime).
Walaupun demikian, komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi tidak
harus menghilangkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Oleh karena
itu penyadapan yang dilakukan oleh KPK tersebut harus dikaji terlebih dahulu
oleh lembaga tertentu dalam hal ini Dewan Pengawas, sebelum diizinkan untuk
melakukan penyadapan agar sesuai dengan norma-norma lain yang berlaku
secara luas.

Anda mungkin juga menyukai