(191403008)
TAHUN 2020-2021
Kesuraman pemberantasan korupsi di tahun 2019
17 Agustus 2019
Data ICW : 338 Narapidana dapat remisi
5 September 2019
DPR Agendaklan bahas revisi uu KPK
6 September 2019
Pegawai KPK Berunjuk rasa tolak revisi UU KPK
13 September 2019
Voting komisi III DPR, Irjen Firli Bahuri anggota polisi aktif jadi Ketua KPK
13 September 2019
Presiden Jokowi setuju dengan sebagian RUU KPK
16 September 2019
Sidang Paripurna DPR umumkan pimpinan KPK terpilih Periode 2019-2023
17 September 2019
DPR Sahkan UU KPK terbaru
19-24 September 2019
Unjuk rasa mahasiswa tolak revisi UU KPK dan RKUHP
20 November 2019
Pimpinan KPK 2016-2019 ajukan gugatan revisi UU KPK ke MK
27 November 2019
Beberapa Napi korupsi dapat grasi dan remisi
2 Desember 2019
KPU Terbitkan PKPU Pilkada 2020
Eks Napi korupsi bias maju menjadi calon kepala daerah
20 Desember 2019
Pelantikan komisioner dan dewan pengawasan KPK
Ketua KPK masih tetap anggota POLRI
Pada akhir Desember 2019
Presiden Jokowi berencana terbitkan Perpres KPK
Menurut ICW 2019 adalah tahun kehancuran KPK dan itu disebabkan karena Presiden Jokowi
dan DPR banyak melakukan Revisi UU KPK dan selain itu juga disebabkan oleh pemimpim
KPK terbaru tidak berintegritas dan memiliki rekam jejak yang bermasalah.
Menurut Laode M Syarif Tahun 2019 adalah The Darkest Moment atas terjadi banyaknya revisi
UU KPK yang dimana KPK tidak pernah dilibatkan dalam proses surat menyurat antara DPR
dengan Pemerintah. KPK tidak dapat berbuat apa-apa atas apa yang terjadi. Walupun sudah
melakukan banyak upaya seperti bertemu dengan Mentri Hukum dan HAM, Mentri
Kesertariatan Negara bahkan bertemu dengan Presiden
Tetapi Supratman Andi Agtas selaku Ketua Baleg DPR mengatakan bahwa tidak semua UU itu
harus masuk dalam Program Legislasi Nasional tahunan dan itu sudah terdapat pada pasal 23
ayat 2 huruf A dan B.
Menurut Donal Fariz sebagai Koor.Divisi Korupsi Politik ICW menyampaikan bahwa dalam
Surat Keputusan Pimpinan DPR RI no 19 tahun 2019 yang ditanda tangani oleh Bambang
Susantyo, terdapat 55 RUU Prolegnas Prioritas dan tidak ada satu pun UU KPK tentang surat
menyurat dalil yang diinginkan oleh KPK. Dan ia juga mengatakan bahwa Urgensi yang
dimaksudkan DPR adalah KPK membahayakan bagi polisi karena dalam periode 2014-2019
terdapat 23 anggota DPR diproses hukum oleh KPK.
Donal Fariz juga mengatakan pada pasal 96 UU 12 tahun 2011 Tata Cara Perundang-undangan
menyatakan bahwa seaharusnya Proses pembentukan Perundang-undangan melibatkan
partisipasi masyarakat.
Sedangkan pada tanggal 13 September 2019 Supratman Andi Agtas selaku Ketua Baleg DPR RI
mengatakan bahwa tidak lagi butuh partisipasi masyarakat.
Pada 3 Februari 2019 Laode M Syarif mengatakan KPK menyampaikan pada Badan Legislasi
bahwa KPK masih belum butuh adanya perubahan UU KPK yang telah ditanda tangani oleh 5
komisioner . Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menganggap KPK sulit diawasi
karena tidak pernah mengikuti saran yang diberikan DPR.
Perdebatan sengit terjadi antara Masinton dan Laode. Masinton menganggap KPK sulit
diawasi. Masinton menunjukkan notula rapat dengar pendapat Komisi 3 DPR dengan KPK.
Menurutnya, KPK tidak mengikuti saran yang diberikan DPR. Hal itulah yang dijadikan klaim
bahwa KPK butuh Dewan Pengawas.
Laode membantah klaim Masinton. Menurutnya, KPK telah menjalankan saran-saran itu.
Pihaknya juga melaporkan apa yang telah KPK lakukan pada rapat dengar pendapat selanjutnya.
Dari beberapa kejadian dan pendapat-pendapat dari para ahli yang sudah saya sebutkan di atas
dapat disimpulkan bahwa meskipun akan memiliki pimpinan baru KPK, para pegiat korupsi
justru menyatakan pesimistis dengan upaya negara mencegah dan memberantas tindak pidana
korupsi. Bahkan, dikatakan, negara dalam keadaan bahaya atau darurat korupsi karena pimpinan
baru KPK nantinya akan bekerja berdasarkan UU KPK baru yang dianggap melemahkan KPK.
Gagalnya para pegiat antikorupsi untuk mendorong Presiden mengeluarkan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (perppu), ditambah lagi dengan ditolaknya uji materi UU KPK oleh
Mahkamah Konstitusi, semua itu dimaknai sebagai lonceng kematian bagi upaya penegakan
hukum korupsi yang dijalankan selama ini.
Keberadaan pimpinan baru KPK yang pernah ditolak oleh internal KPK diyakini akan
menimbulkan gesekan-gesekan baru di dalam tubuh KPK sendiri sekalipun ia berjanji untuk
bertindak profesional dan akan merangkul semua pihak. pergantian pimpinan berarti ada
tantangan dan harapan. Kita harus melihat kondisi yang ada sebagai tantangan dan peluang ke
depan, tentu saja peluang akan menimbulkan harapan baru. Tantangan dan peluang muncul tidak
saja bagi lembaga KPK, tetapi juga bagi lembaga penegakan hukum lain untuk meningkatkan
kinerja. Peluang dan kompetisi sudah terbuka untuk menjadi yang terbaik di dalam kinerja
penegakan hukum, khususnya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Menurut saya Perlu strategi dan komitmen bersama untuk saling mengisi dan saling
berkoordinasi di dalam upaya mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi. Ini artinya
komitmen bersama dibangun berdasarkan hubungan kemitraan bukan karena struktur.
Dan KPK akan tetap melakukan tindakan hukum termasuk tertangkap tangan sebagaimana diatur
dalam KUHAP dan hukum acara pidana khusus lainnya. Penindakan akan dilakukan semaksimal
mungkin dengan penekanan dalam upaya pengembalian kerugian negara melalui strategi
pemulihan aset. Salah satu realisasi bahwa KPK tidak akan mengurangi penindakan adalah
dengan membentuk tim khusus untuk mendalami indikasi pencucian uang dari hasill korupsi.
Penanganan perkara Tindak Pidana Pencucian Uang akan menjadi prioritas KPK periode 2019-
2023.
Guna mendukung dua sasaran strategis yang telah ditetapkan, KPK juga menetapkan empat
fokus area, yakni korupsi di sektor bisnis, politik, yang dilakukan penegak hukum, dan pada
sektor pelayanan publik.
Empat fokus area ini akan KPK jalankan mengacu kepada lima kebijakan Presiden RI:
pembangunan Sumber Daya Manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi,
penyederhaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Dengan begitu, KPK akan fokus dalam penanganan perkara dengan tiga kriteria, yakni
menguasai hajat hidup orang banyak, berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional,
DAFTAR PUSTAKA
eputarpengetahuan.co.id/2017/07/30-pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-bentuk-faktor-penyebab-
ciri-ciri-dampak-cara-mengatasi-korupsi.html
https://acch.kpk.go.id/id/component/content/article?id=144:sejarah-panjang-pemberantasan-korupsi-
di-indonesia
https://mediaindonesia.com/read/detail/280412-tahun-depan-penuh-tantangan
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191226164618-12-460126/2019-tahun-suram-
pemberantasan-korupsi
https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/58213625d99373230cff92ea/dampak-
dampak-korupsi?page=2
https://kumparan.com/kumparannews/kaleidoskop-2019-5-kasus-korupsi-dengan-nilai-terbesar-
1sWzDbLTGiv/full