Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP-PRINSIP PSIKOLOGI ISLAMI

Bagus Rlyono

Hoffstra University

INTISARI

Tulisan ini bermaksud membahas pengertian dan konsep-konsep dasar

mengenai agama dan sains, karena bagaimanapun juga usaha peru­

musan disiplin Psikologi /slami disemangati oleh gerakan lslamisasi ilmu

pengetahuan. Kemudian pada bagian kedua akan dibahas mengenai

tujuan akhir, bidang garap dan titik fokus dari Psikologi /slami sehingga

kita akan memiliki arah yangjelas dalam usaha mengembangkan disiplin

ini /ebih /anjut. Pada bagian ketiga dari tulisan ini akan ditefaah metode­

metode yang dapat dipakai da/am pengembangan disiplin Psikologi

fslami. Pembahasan tersebut juga akan disertai dengan contoh-contoh

ap/ikasinya dalam desain-desain penelitian dan penerapan yang akan

sangat dibutuhkan dalam usaha menjadikan Psikologi /slami sebagai

ilmu yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.

Kata kuncl: Psikologi lslami, nilai kunci, intregrated psychology.

Bagus Rlyono, lahir di Surakarta, 12 Juni arya tulis mengenai Psikologi lslami

1963, adalah do.sen Fakutta.s Psikologi UGM. K selama ini belum ada yang mengemu­

Saar ini sedang menempuh pendidikan kakan suatu teori yang tengkap dengan

pascasarjana di Hoftstra University, New asumsi serta proposisinya sehingga dapat

York, Amerika. Menjadi salah seorang merangsang kegiatan penelitian. Tanpa

pendiri Yayasan lnsan Kami/, sebuah ya­ adanya teori yang siap diuji, sutit dilakukan

yasan yang secara khusus melakukan kegiatan penelltian di bidang Psikologi

pengkajian dan penerapan Psiko/ogi lslami. lslami, padahal hasil penelitian diperlukan

Pernah menjadi ketua yayasan inf pada untuk membangun suatu disiplin ilmu yang

periods 1995 - 1997. kokoh. Memang, beberapa penelitian me·

ngenai religiusitas pemeluk Islam telah

banyak dilakukan (misalnya: Anggarasari,

1997; Aahayu, 1997; Nashori, 1998; Wi·

djanarko, 1997). Namun telaah-telaahnya

didasart<an pada tecri-tecrl psikologi yang

berkembang bukan dari paradigma Islam

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbin­

cangan keilmuan tentang Psikologi lslami

selama ini baru menyentuh tataran filosofis

dan belum masuk dalam metodologi itmiah

18 PSIKOLOGIKA Nomor6Tahunlll 1996


Prinsip-prinsip Psikologi lslami

(sains). Jika wacana ini mandeg dalam bih tinggi. Penguasaan ilmu pengetahuan

kancah perdebatan fitosofis maka sulit ini merupak.an salah satu kunci dari peran

diharapkan manfaat praktisnya, karena manusia sebagai khaiifatullah ti


/ ardl. Oleh

metodologi ilmiah adalah jembatan yang karena itu Allah meninggikan mereka yang

mampu menerjemahkan filosofi ke ajang berilmu beberapa derajat (OS Al Mujaadi­

praktek dan amalan keseharian. Hanya lah, 58:11).

dengan jalan demikianlah ilmu bisa dirasa­


"... Allah akan meningfikan oran{rOl'8ng
kan manfaatnya oleh masyarakat banyak.·
yang beriman di antaramu dan orang­
Untuk membangun paradigma dan ba­
orang yang diberi ilmu pengetahuan
ngunan ilmu Psikologi lslami secara serius
beberapa derajat. Dan Allah Maha Me­
yang bisa menjadi "rahmatan Iii 'alamiin",
ngetahui apa yang kamu kerjakan."
per1u diletakkan dasar yang kuat. jelas dan

dapat merangsang pemiklran lanjutan yang Untuk itulah konsistensi dalarn tata-per-

bisa secara kumu1atif menegakkan ba­ istilahan perlu dijaga dalam wacana Psiko­

ngunan ilmu baru ini. Salah satu jalannya logi tslami. Dari beberapa literatur yang

ada1ah dengan meletakkan dasar-dasar ada, nampak bahwa perhatian terhadap

metodologi ilmiah. Untuk itulah tulisan ini konsistensi istilah ini teryata kurang, seperti

dimaksudkan sebagai sumbangan pikiran tertihat dalam terbitan perdana Islamic Psy­

yang diharapkan dapat menjadi landasan chology Newsletter {1998). Dalam artikel­

untuk pengembangan disiplin Psikologi artikel yang tennuat di publikasi tersebut

lslami yang workable, memberikan inspirasi terdapat kerancuan antara istilah "metodologi"

dan dapat ditindak lanjuti. dan 'rnetode" {hal 9), antara "metodologi"

dan "teori" (hal 10), atau antara "metode"

dan •paradigma" (hal 10).


SAJNS YANG REUGIUS ATAWA AGAMA
Sebagai 1angkah pertama akan dibahas
YANG SAINTIAK
pengertian mengenai Islam sebagai agama

Psikologi sebagai salah satu disiplin yang merupakan satu dari dua kata kunci

ilmu ada1ah termasuk dalam golongan dalam Psikologi \slami. Agama atau am
Isl

sains yang memilikl sifat-sifat dan atribvt· ni merupakan inti dari paradigma Psikotogi
i

atribut tertentu yang berbeda dengan ilmu slami


l yang rne njadikannya berbeda de­

pengetahuan yang tidak saintifik. Oleh ka­ ngan aliran-a/iran psikologi yang lainnya.

rena itu untuk memahami Psikologi lslami Oleh karena tu kegagalan memahami pe­
i

kita akan membahas dasar-dasar penger­ ngertian agama atau slam


I de ngan menda­

tian serta ciri-ciri dan silat-sifat sains di lam berarti juga kegagalan dalam memahami

samping penefaahan mengenai Islam se­ ko nsep yang paling mendasar dari Psiko­

bagai agama. logi lslami. Dengan demikian dapat dikatakan

Pemahaman mengenai konsep-konsep bahw a pemahaman mengenai pe ngertian

dasar serta istilah-istitah spesifik ini sangat dan konsep agama atau Islam adalah pra­

penting da1am komunikasi ilmu pengeta­ syarat wajib dalam memahami atau mem­

huan. Seperti kita ketahui bersama, Allah bangun paradigma Psikologi srami.
r

mengajarkan Hmu kepada manusia adalah

pertama-tama melalui nama-nama (OS 2:


PENGERTIAN AGAMA
31-34}. Pengertian mengenai nama-nama

benda itulah yang membedakan Adam dari slam sebagai agama sering diartikan
I

mataikat dan iblis, sehingga derajatnya le- sebagai sekedat narna dari sa lah satu agama

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun 111 1998


19
Bagus Riyono

di antara agama·agama lainnya. Pemikiran maka agama itu adalah Islam. Sehingga

seperti ini adalah suatu jebakan intelektual lslam bukanlah salah satu di antara agama­

yang sulit dilepaskan ketika kita bermaksud agama yang lain, melainkan satu.satunya

untuk mengembangkan Psikologi lslami. agama yang mampu menghubungkan ma­

Artmya adalah bahwa konsekuensi dari nusia dengan Penciptcinya dalam berbagai

pola pikir semacam itu akan menggiring kita segi kehidupan secara multi dimensional.

untuk berpandangan bahwa tentunya juga Hal ini bukan berarti bahwa keberadaan

ada Psikologi Kristen atau Psikologi Budha agama-agama yang lain diingkari, namun

dan sebagainya, sebagai alternatif yang mereka adalah agama-agama masa lalu

setara dengan Psikologi lslami. Akibatnya, yang belum sempurna yang inldusif dan

Psikologi lslami akan dipahami sebagai se-­ telah disempumakan ke dalam Islam. Jadi

kedar ilmu psikologi yang disesuaikan de-­ dapat dikatakan bahwa saat ini, sejak

ngan "budaya• Islam (salah satu jenis lndi· turunnya Surat Al Maidah ayat 3 tersebut,

genous Psychology}, sehingga kehilangan agama dan Islam adalah dua sisi dari satu

makna yang signifikan mengenai potensi mata uang. Islam adalah agama dan agama

universalitasnya. adaJah Islam (Islam i


s the Religion itselfJ,

Oleh karena itu tugas pertama psikolog suatu kesatuan antara nama dan esensi.

Muslim adalah meluruskan pola pikir kita Berdasar paradigma tersebut maka

mengenai pengertian Islam dan agama. Psikologi lslaml seniestinya adalah psi­

Untuk memahami pola pikir mengenai Is· kologi yang sempuma karena didasarkan

lam sebagai agama yang akan dijabarkan pada paradigma keagamaan yang sem­

berikut ini, keimanan terhadap asumsi ke-­ puma. Demikian juga dalam hubungannya

benaran Al Our'an adalah syarat mutlak, dengan aliran-aliran psikologi yang lain,

karena tanpa keimanan seseorang tidak maka Psikologi lstami tentunya mencakup

akan mampu untuk menerima argumentasi dan menyempurnakan aliran-aliran yang

berikut ini. Asumsi ini adalah hal yang biasa lain. Oleh karena itu dengan bahasa lain

dalam sains, karena tanpa adanya asumsi Psikologi ISlami dapat juga disebul sebagai

ilmuwan tidak bisa berdiskusi di atas integrated psychology. Sebagai integrated

landasan yang sama. Hal ini akan dijelas­ psychology PsikO,ogi lslami ditunM untuk

kan lebih lanjut pada pembahasan tentang mampu mengintegrasikan "cuitan-cuitan"

teori dan paradigma ilmiah. ilmu psikologi yang telah berkembang

Menurut pengertian yang benar, Islam sejauh ini dalam sebuah paradigma yang

adalah satu-satunya agama yang diterima terpadu.

di sisi Allah, karena ketika disebut sebagai Untuk memperkuat argumentasi terse­

Islam, agama tersebut telah disempuma­ but marilah kita telaah lebih lanjut penger­

kan oleh Allah {Al Maidah, ayat 3). tian Islam dalam Al Qur'an. Al Qur'an lidak

pemah meletakkan Islam sebagai agama


"'... Pada hari ini telah Ku·sempumakan
yang sejajar dengan agama-agama lain.
untuk kamu agamamu, clan telah Ku·
Yang diterangkan dalam Our'an adalah
cukupkan kepadamu ni'mat·Ku, da.n te­
bagaimana menjadi orang yang bertaqwa,
/ah Ku-ridhai Islam itu jadi agama ba·
bagaimana meningkatkan keimanan dan
gimu . . . ..
sebagainya. Kita dilarang bertindak seperti

Artinya kalau kita mengartikan agama kaum Yahudi dan Nasrani yang merasa

sebagai suatu aturan atau tata cara bagai­ agama mereka adalah identik dengan ke-­

mana manusia berhubungan dengan Allah, lompok dan merasa benar sendiri (OS

PSIKOLOGIKANomor6Tahun UI 1998
20
Prinsip-prinsip Psikologt tslami

2:111-112). serta amalannya (QS Al Baqarah (2): 62).

"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) ber­ "Sesungguhnya orang-orang mu'min,

kata: "Seka/i-kali ti
dak a/can masuk surga orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani

kecuali orang-orang Yahudi atau Nasra­ dan orang-orang Shabiin, siapa saja di

ni."' Demikian itu (hanya) angan-angan antara mereka yang benar-benar ber­

mereka yang kosong be/aka. Katakan­ iman kepada Allah, hari kemudian dan

/ah:'Tunjukkanlah bukti kebenaranmu beramal saleh, mereka akan menerima

jika kamu adalah orang-orang yang pahala dari Tuhan. mereka, tidak ada

benar". kekhawatiran terhadap mereka, dan

(Tidak demikian.) Bahkan barang siapa tidak (pu/a) mereka bersedih hati."

yang menyerahkan diri kepada Allah,


Walaupun mereka dikenal sebagai pe-
sedang ia berbuat kebajikan, maka
nganut Yahudi atau Nasrani, tetapi jika
baginya pahala pada si
si Tuhannya dan
mereka lebih bertakwa kepada Allah, maka
tidak ada kekhawatiran terhadap me­
mereka akan lebih tinggi derajatnya dlban·
reka dan tidak {pula) mereka bersed1h
dingkan orang yang mengaku Islam tetapi
hati."'
belum melaksanakannya secara kompliV

Hal ini berarti bahwa ber-lslam yang kaffah.

benar tidaklah sama dengan bergabung Jadi kesimpulannya, Qur'an lebih me­

dengan kelompok Islam atau menyatakan rnentingkan esensi daripada atribut. Namun,

diri Islam lafu merasa orang lain yang bukan tentu saja salah satu dari esensi keber·

Islam adalah salah. Islam bukanlah kelom· agamaan tersebut adalah kelengkapan ;badah
pok, atau salah satu agama dari agama· atau amalan. Maksudnya, bukan berarti

agama yang ada. Islam adalah esensi ke­ yang penting beriman walaupun, misatnya,

beragamaan sejatr yang terlepas dari segala tidak sholat, atau yang penting berbuat baik

bentuk label-label kehidupan sosial manusia. daripada sholat tetapi berbuat jelek. Allah

Oleh karena rtu kalau krta mau ber­ sendirl dalam Qur'an menyebutkan bahwa

agama atau ber-1slam haruslah kaffahatau shalat adalah cara menghindarkan diri dari

menyeluruh, seperti disebutkan dalam Su· perbuatan keji dan munkar (QS AJ-Ankabut,

rat 2, AJ Baqarah ayat 208: •Hai orang-orang 29:45). Artinya shalat adalah syarat mini­

yang beriman, masuklah kamu ke da/am mal yang necessary but not sufficient untuk

Islam secara kese/uruhannyalkatfah, dan menjadikan kita orang yang mulia.

janganlah kamu turut langkah-Jangkah syai­ Berdasarkan pengertian Islam yang te­

tan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang lah dijabarkan di atas, maka Psikologi lslami

nyata bagimt.1'. Karena Islam itu sempurna seharusnya merupakan psikologi yang uni­

maka katau tidak sempuma (menyelurutv versal karena agama/lslam adalah univer­

katfah) berarti bukan Islam. Jika demikian sal. Bahkan keuniversalan Islam tidak

yang terjadi, maka kita tidak berbeda de­ terbatas hanya untuk ummat manusia saja

ngan pemeluk Yahudi atau Nasrani yang metainkan mencakup alam semesta. Islam

"keislamannya" belum lengkap. adalah rahmatan Iii alamin, demikian juga

Bahkan Qur'an menyebutkan bahwa semestinya Psikologi lslami. Pada bagian

bukan Yahudi, Nasrani atau atribut lain­ berikutnya dari tulisan ini yang dimaksud

lainnya ttu yang menentukan kualitas ke­ sebagi agama adalah Islam sehingga

beragamaan manusia, me1ainkan bagai­ sumber acuan utamanya adalah Al Qur'an.

mana sikapnya terhadap Tuhan dan hari akhir

P5'KOLOGIICA Nornor 6 Tahun Ill 1998


21
Bagus RiyonO

kan atau direkayasa ulang, maka derajat


PENGERTIAN SAIN$
saintifiknya lemah. Oleh karena itu perlu
Tltiktemuantaraagamadansainsadalah pedoman tertentu untuk dapat mengatakan
bahwa kedua-duanya berusaha mengung­
bahwa suatu kejadian adalah memang
kap kebenaran. Agama bermula dari me­ menjadi penyebab dari kejadian yang lain.
tode deduktif yang kemudian menyarankan
Seorang filosof abad 19 yang bemama
pembuktian secara induktif, sedangkan sains
John Stuart Mill menyatakan bahwa ada
menggunakan metode induktif. Agama �
tiga syarat untuk meyakinkan bahwa du�
nyampaikan kebenaran dan kemudian
fenomena memiliki hubungan sebab-ak1-
menantang manusia untuk berpikir dengan
bat. Perlama, dua fenomena tersebut harus
logika serta meneliti untuk membuktikan
berkorelasi, artinya fenomena sebab me­
kebenaran tersebut.
miliki hubungan yang konsisten dengan
Sains sebagai salah satu metcxie untuk
fenomena akibat. Kedua, dari segi waktu
menggali i1mu memiliki sistemati� dan �ri­
fenomena sebab harus terjadi sebelum ter­

ciri serta teknik-teknik tertentu. Ada t1ga


jadinya lenomena akibat. Misalnya sikap
aspek utama yang menentukan apak_ah
kebarat-baratan di kalangan remaja ber­
suatu cara penggalian ilmu termasuk sams
kotelasi positif dengan frekuensi mereka
atau bukan. Aspek-aspek tersebut adalah,
menonton mm barat. Jika sebelum mereka
tujuan salns, nilai-nilai kunci datam sains dan
sering nonton film barat perilaku mereka
pandangan mengenai care terbaik dala�
memang sudah �ebarat-baratan, berarti
melaksanakan penggalian ilmu melalui
perilaku menonton film barat, walaupun

sains. memiliki korelasi positif, bukanlah pe­


Tu)uandart ..... ada ercet, yaitlJ lXlluk
nyebab dari sikap kebarat-baratan tersebut.
mendeskripsikan, menerangkan. meralllru
Syarat yang ketiga adalah bahwa dalam
dan mengontrol fenomena. Deskripsi sen­
timbulnya fenomena yang dipercaya se­
diri memiliki empat aspek, yaitu definisi
bagai akibat tersebut, t;dak ada kemung­
yang unik, membedakan satu fenomena
kinan pen;etasan lain seisin f
enomena �ang
dengan fenomena lain yang mirip, penca­
dipercaya sebagai akibat tersebut. Artinya
tatan ke}adian yang mungkin akan berman­
setelah ditelaah benar-benar t;dak ditemu­
faat atau menarik untuk dipelajari, serta
kan kemungkinan penjelasan lwn mengapa
gambaran mengenai saling keterkaitan an·
fenomena akibat bisa terjadi, kecuali hanya
tara satu fenomena dengan fenomena yang
disebabkan oklh lenomena sebab.
tainnya.
Tujuan ke tiga dari sains adalah unt��
Hubungan antara satu fenomena de­
meramalkan suatu kejadian. Ramalan uu

ngan fenomena tain ini menjembatan! tujuan


dapal berupa fo,castingdari suatu kejadian,
derkriptif dengan tujuan ke dua, yaitu me­
misalnya test UMPTN dapat meramalkan
nerangkan mengapa suatu fenomena ter­
keberhasilan calon mahasiswa dalam me­
jadi. Tujuan ke dua dari sains ini intinya
nempuh pendidikan 51. Bentukkeduadari
adalah mencrangkan hubungan sebab-aki­
ramalan ini adalah penurunan hipotesis pe­
bat dari fenomena-fenomena ilmu pengeta·
nelitian dari sebuah teori, misalnya menurut
huan. llmu yang saintifik sebisa mungkin
teori Maslow motivasi seseorang akan ter­
menerangkan bahwa suatu kejadian terten­
kait dengan tingkat kebutuhan mereka.
tu disebabkan oleh kejadian lain yang spe­
Oleh karena itu dapat dirumuskan suatu
sitik dan dapat dilacak balik. Jika keterangan
hipotesis bahwa pemberian insentif ben.i�
sebab-akibat tersebut tidak dapat dibukti·
makan siang gratis tentunya akan memoti·

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tatu'I Ill 1998


22
Prinsip·prinsip.PSlkologi lslaml

vasi karyawan liQgkal rendahan yang ma­ kemandegan ilmu.

.sih pada lingkal kebutuhan dasar. Sifat sementara dari sains perlu di­

Tujuan keempat dari sains adalah me­ tekankan karena manusia dan lingkungan­

ngontrol atau mempengaruhi fenomena nya selalu berubah dengan berjalannya

berdasarkan ilmu yang telah dimiliki. Misal­ waktu. Perubahan yang terus-menerus

nya kita tahu bahwa agresivitas massa akan menjadikan apa yang bisa cocok di

didorong oleh hilangnya rasa takut karena suatu masa lidak cocok lagi pada masa

berbaumya atau kabumya idenlitas diri. yang akan datang.

Olah karena itu untuk mengontrol dan me­ Hasil kerja sains harus dlpubUkaslkan

ngendalikan perilaku agresi tersebut bisa agar bisa dicek dan direplikasi sehingga

dilakukan penyebaran rasa takut yang akan ilmu tersebut dapat diperkuat atau direvisi

menghambat mereka berbuat di luar batas­ jika memang memiliki kekurangan. Putii·

batas akal sehat. kasi hasil kerja sains ini harus sedetil mung­

NllaJ.nllal kuncl yang perlu dipegang kin sehingga orang lain dapat melakukan

daJam sains ada empat. yaitu nilai empiris, hal yang sama pada waktu dan tempat

skeptis, sementara clan bersifat publik atau yang berbeda.

diketahui umum. Keempat nilai kunci ini

per1u dipegang teguh karena dua alasan


PARADIGMA, TEORI DAN METODOLOGI
utama. Pertama, karena manusia memiliki
ILMIAH
kemampuan yang terbatas sehingga tidak

mungkin hasil kerja satu orang pada waktu Setiap aliran ilmu pengetahuan se/alu

tenentu clan di lingkungan tertentu akan ber­ dilandasi oleh paradigma tertentu, yaitu

hasi secara sef1"!)UIT1a. A.l!!swlkeciJaadalah suatu asumsi-asumsi dasar yang membim­

bahwa sains merupakan disiplin yang me­ bing perjalanan ide atau memberi kerangka

nuntut replikasi sehingga dapat berlaku terhadap perkembangan ide. Whitley (1996)

universal serta bermanfaat bagi sebanyak mendefinisikan paradigma sebagai:

mungkin orang, karena kalau temuan ilmu


•.. general ways of conceptualizing and
hanya bermanfaat pada orang tertentu di
studying the subject matter of a par­
saat tertentu maka manfaatnya akan sa­
ticular scientific field" (ha/ 10).
ngat terbatas �ekali dan kita tidak pemah

tahu apakah itu benar-benar ilmu ataukah Menu rut Thomas Kuhn (1956), perkem­

hanya tipuan belaka. • ba'ngan ilmu pengetahuan dalam sejarah­

Emplris artinya sains harus didukung nya mengalami lompatan-lompatan yang

oleh data-data yang objektif sehingga dapat besar (scientific revolution) pada saat-saat

dikomunikasikan dengan orang lain. De­ tertentu. Terjadinya lompatan besar dalam

ngan adanya komunikasi ini maka orang perkembangan ilmu pengetahuan tersebut

lain akan dapat juga melakukan hal yang selalu ditandai dengan berubahnya paradig­

sama untuk membuktikan bahwa apa yang ma yang membimbing pola pemikiran para

dicapai memang benar. ilmuwan. Contohnya, Newton mengem­

Skeptla diper1ukan dalam sains karena bangkan teori-teori fisikanya berdasarkan

tidak ada ilmu manusia yang sempuma dan paradigma bahwa alam semesta diatur

perkembangan sains hanya bisa dilakukan menurut hukum-hukum alam yang konstan

jika ada yang meragukan temuan saat itu. dan tetap, misalnya hukum kekekalan

Jika semua orang percaya dengan apa massa. Einstein mendobrak dengan teori

yang telah ditemukan maka akan terjadi relativitasnya yang mendasarkan pada

PSIKOLOGIKANomor6Tahuolll 1998
23
Bagus RiyOno

paradigma yang berbeda dari Newton, yaitu mempertahankan dan mempengaruhi

bahwa hukum-hukum alam itu tidak tetap lntensitas peritaku.

tetapi tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam wacana Psikologi lslami, mi­

Maka Einstein bilang bahwa massa dapat salnya konsep "sabar" dapat diambil seba­

berubah menjadi energi pada kondisi ter­ gai sebuah konstruk yang bisa dikaitkan

tentu, yaitu jika massa itu bergerak dengan dengan konstruk lain, misalnya "'kesuksesan

kecepatan cahaya. hidup·. Sebagai konstruk maka "sabar" per­

Dalam proses pengembangan ilmu, pa­ lu didefinisikan agar dapat dioperasionali·

radigma akan mendasari dirumuskannya sasikan dalam riset dan penerapan. Sumber

teori·teori yang nantinya harus diuji dengan definisi dapat digali dari Our'an dan Hadist,

serangkaian pene!itian. Teori - rumusan misalnya pada Surat Ali 'lmran ayat 146:

konseptual mengenai beberapa konstruk


"... Mereka tida.k menjadi lemah karena
(variabel) yarlg saling berkaitan dan
bencana yang menimpa mereka cljalan
memiliki Pola hubungan tertentu. Teori yang
Allah, dan tidak /esu dan tidak. menye­
baik, atau yang memenuhi kaidah-kaidah
rah. Allah menyukai orang-orang yang
sains, adalah yang memiliki Hga ciri yang
sabar."
sifatnya wajib dan tiga lagi ciri yang sifatnya

sunnat. Tiga ciri yang wajib dimiliki oleh Sabar, menurut ayat tersebut memiliki

sebuah teori adalah, konsisten secara logis, tiga ciri psikologis, yaitu: 1) tidak menjadi

bisa diuji (faJsiafiabiHty'J, dan konsisten de­ lemah karena bencana, 2) tidak lesu, 3)

ngan data yang ada. Sedangkan tiga ciri tida k menyerah. Dari deli nisi ni
i d apat di·

lain yang sebaiknya dimiliki oleh sebuah kembangkan definisi apera sionalnya yang

teori adalah, jelas, sederhana, dan konsis­ mem ungkinkan dilakukannya pengukuran,

ten dengan teori lain yang berkaitan. sehingga dapat dilakukan uji e mpiris me­

Teori ini merupakan alat yang utama ngenai kesabaran. j


U i e mpiris tersebut

dalam metodologi ilmiah ilmu psikologi ak an memandu kita untuk merumuskan

yang bertujuan untuk mendeskripsikan, a plikasinya, misalnya mengembangkan

menerangkan, memprediksi dan mengen­ pe latihan untuk meningkatkan kesabaran.

dalikan perilaku. Dengan teori kits dapat K omponen ketiga dari t eori adalah pro­

merumuskan informasi yang kita miliki po sisi teoritis yang merupakan pola hu­

secara sistematis dan jelas unsur-unsumya bungan antara dua atau lebih konstruk i

sehingga dapa dianalisa dan ditelaah lebih pot etis yang tercakup d alam teori tersebut.

lanjut. Di samping mengandung paradigma, H ubungan ni bisa sebab akibat atau


i kondi­

sebagai asumsi dasar, komponen dari teori si onal sifatnya. Misa lnya, motivasi kerja

yang lain adalah konstruk hipotetis beserta akan mempengaruhi prestasi kerja, moti­

delinisinya, dan proposisi atau keterkaitan vasi yang sesuai akan menyebabkan pres ­

hl.bl.ngan antara konstruk·konstruk tersebut. tasi me ningkat.

Konstruk hipotetis adalah variabel yang U ntuk keperfuan pe nelitian clan pene-­

silatnya abstrak dan merupakan konsep ra pan, maka teori tersebut perl u dijabarkan

yang diciptakan dan disepakati bersama oleh ke dalam definisi ope rasional. De fini ope ra­

para ilmuwan, misalnya "kepribadian• atau sio nal adalah penjabaran dari konstruk­

-emosr atau 'motivasi". Konstruk hipotetis kons ru t k yang ada dalam teori ke bentuk

ini adalah sebuah nama yang memertukan ya ng nyata yang bisa dilakukan dan bisa

definisi serta ciri-ciri tertentu, misalnya "me­ diu kur seca ra objektil, atau bersifat opera­

tivasi" adalah sesuatu yang mengarahkan, s o i nal. M isalnya konstruk "kemampuan

PSIKOLOOIKANornorflTatul 111 1 998


24
Prinsip-plinsip Psikologi lslami

aritmatik" dapat didefinisikan secara ope­ rneialui riset empiris. Hasil uji empiris ini

rasional sebagai kemampuan menjumlah­ nantinya akan dipakai sebagai argumentasi

kan dan mengurangkan angka-angka be­ untuk mendukung atau menolak teori yang

lasan. sedang diuji. Untuk lebih jelasnya, hu­

Hubungan antar definisi operasional bungan teisebut diilustrasikan dalam Bagan

dari konstruk-konstruk teoritis ini disebul 1 berikut ini.

sebagai hipotesis penelitian yang akan diuji

Bogan 1

Construct

x
f--���������.c:=:_�
'--��---' I

------,---------------�------
lJ
Definisi Definisi

Operasional >------�----.. Operasional

x y

Bagan 1. menunjukkan htbungan antara letak pada dampak ilmu tersebut terhadap

konstruk teoritis beserta proposisinya de­ dirinya sebagai manusia maupun pola

ngan hipotesis penelitian yang mencoba pikimya sebagai ilmuwan. llmuwan yang

mengoperasionalisasikan konsep teoritis beriman akan mengalami transformasi

yang bersifat abstrak sehingga bisa diamati yang jauh lebih dahsyat dan menyeluruh

dan diukur untuk memperoleh bukti-bukti ketika menemukan suatu ilmu baru, karena

yang bisa mendukung teori tersebut. Di temuan itu akan mempertebal imannya

samping itu juga akan bisa diperoleh ap/ikasi kepada Allah.

dari teori tersebut karena operasionalisasi Di samping itu itmuwan yang beriman

konsep akan memberikan petunjuk pelak­ dan memiliki kemampuan sintesis yang

sanaan untuk inlervensi. kuat serta selalu ingat pada Allah akan lebih

mudah memahami kesallngterkaitan antara

satu ilmu dan ilmu yang lainnya yang pemah


PERAN KEIMANAN DALAM MEMAHAMI
dia pelajari dan semua itu akan bennuara
FENOMENA ILMU PENGETAHUAN
pada keesaan Allah, atau tauhid.

Perbedaan antara ilmuwan yang ber­ Bagan 2 berikut menggambarkan per­

iman dan ilmuwan sekuler dalam mener­ bedaan antara manusia yang beriman (kha­

jemahkan temuar>temuan ilmu pengetahuan, lifatullah) dan ilmuwan sekuler yang ber­

baik yang saintifik maupun yang tidak, ter- anggapan bahwa ilmu dan keimanan adalah

PSIKOLOGIKA Nomor6Tahun Ill 1998


25
dua hal yang terpisah. Mereka melihat hal Oleh karena itu segala hal yang dapat

yang sama namun mengambit kesimpulan menyebakan manusia kehilangan kesa­

yang berbeda. Misalnya Freud menemukan darannya harus d,;egah dan segaJa haJ yang

bahwa manusia sebagian besar dikendali­ bisa dilakukan untuk menjaga kesadaran

kan oleh ketidaksadarannya, rnaka ia meng­ harus diusahakan. ltulah sebabnyaalkohol

ambil kesimpulan bahwa konsep Tuhan diharamkan karena memabukkan dan akan

dalam benak manusia merupakan salah menghilangkan kesadaran.

satu bentuk represi dari figur ayah yang Kemudian, ibadah ritual selatu memiliki

masuk datam ketidak sadaran manusia perhitungan-perhitungan yang rinci karena

sejak kecil dan dipertahankan hingga de- hal itu akan me rang sang otak kita agar se­
wasa. latu menyadari apa yang kita lakukan. Misal­

Seorang ilmuwan muslim yang kuat nya, berwixllu ada hitungannya dan urutan

imannya tentu akan melihat suatu implikasi rukunnya, shalat ada hitungan rakacltnya

lain dari fenomena yang sama. Jika memang yang bervariasi, puasa ada patokannya

manusia tidak bisa sepenuhnya mengen­ yang merangsang kita untuk berpikir kapan

dalikan perbuatannya, karena sebagian imsak, kapan maghrib, dan sebagainya.

besar perilaku dikendalikan oleh ketidak

sadarannya, maka kesadaran adalah me­ Bagan 2menunjukkan bahwa walaupun

rupakan suatu aset yang sangat berharga menemukan bukti ilmiah yang sama tetapi

sehingga hall.IS dipertahankan sekual tenaga itmuwan beriman akan menarik kesimpulan

Bagan 2

llmu dan Iman

\.
'
-
Alam 5emestll

\ : /

� �

� �

26 PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahon JU 1998


Prinsip-prinsip Psikologi lslami

yang berbeda dari itmuwan sekuter karena Anggarasari, R.E. 1997. Hubungan Tingkat

perbedaan paradigma mereka terhadap fak­ Aeligiusitas dengan Sikap Konsumtif

ta objektif. llmuwan beriman memiliki para­ pada tbu Aumah Tangga. Psikologika,

digma tauhid sehingga segala sesuatu Nomor 4 Tahun II, hal 15-20.

selalu diasosiasikan dengan keberadaan


Bastaman, H.D. 1995. lntegrasi Psikologi
dan kekuasaanAllah. Sebatiknya, ilmuwan
dengan Islam. Yogyakarta: Yayasan
sekuler atau kafir mengingkari campur ta­
lnsan Kamil & Pustaka Pelajar.
ngan Allah sebagai zat yang Maha Meling­

kupi segala fakta objektif, sehingga mereka


lnsan Kamil Foundation. 1 998. Islamic
tidak mampu mengasosiasikan fakta-fakta
Psychology Newsletter, Vol 1 No 1 .
objektif tersebut dalam bingkai tauhid yang

serba terintegrasi. Kuhn, T.S. 1 970. The Structure of Scien­

tific Revolutions. International Encyclo­

pedia of Unified Science, Vol II No 2.


PENUTUP

Berdasarkan argumentasi tersebut Nashori, F. 1998. Orientasi Keagamaan

maka dapat dipahami mengapa ilmuwan­ Mahasiswi Muslim Berjilbab dan Maha­

ilmuwan besar muslim memiliki integritas siswi Muslim Tldak Berjilbab. Psikologika,

pribadi yang kuat, yaitu semakin tinggi Nomor 5 Tahun 111, hal 27-37.

ilmunya maka akan semakin kuat pula


Rahayu, H.P. 1997. Hubungan Tingkat
keimanannya. Lain halnya ilmuwan sekuler
Religiusitas dengan Perilaku Coping
yang tingkat keahliannya tidak berkorelasi
Stress. Psikologika, Nomor 4 Tahun II,
dengan lingkat keimanannya. Bahkan bagi
ha/ 61-68.
mereka yang sekuler, sering keahliannya

justl\J menyeret mereka kepada kesolrbongan


Whitley, B.E. 1996. Principles of Research
dan perasaan paling benar dan paling
in Behavioral Science. Mountain View,
pintar. •
California: Mayfield PutJishing Company.

Widjanarko, M. 1997. Hubungan Sikap


DAFTAR PUSTAKA
Aeligius dengan Aasa Bersalah pada

Remaja Akhir yang Beragama Islam.


Al Our'an dan Terjemahannya. 1995.
Psikologka, Nomor3Tahun IJ, hal47-50.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia .

•••

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tamm 1111996


27

Anda mungkin juga menyukai