Anda di halaman 1dari 35

AUTOBIOGRAFI SEJARAH MINAT

“WORTH TO WAIT”
( 2007-2023 )

Guru Pembimbing :
Ardhiyanto Wisnu Groho, S.Pd

Disusun oleh :
Faika Laudya Gabena Harahap

SMA NEGERI 2 DEPOK


Jl. Gede No. 177 Kota Depok, Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya
ucapkan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas berupa makalah Autobiografi dengan waktu yang tepat.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi
alam semesta. Semoga kita mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Aamiin.
Penulisan Autobiografi ini bermaksud untuk memenuhi tugas akhir semester mata
pelajaran Sejarah Peminatan.
Autobiografi ini berisi masa-masa hidup dan pengalaman-pengalaman penulis
yang masih diingat ketika pertama kalinya lahir hingga sekarang yang berumur 15
tahun. Tujuan menulis autobiografi ini dibuat agar pembaca mengetahui masa lalu
penulis dan bisa mengambil amanat atau hikmah dari autobiografi penulis ini.
Semoga Allah SWT, memberikan pahala atas kebaikan semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
Penyusunan Autobiografi ini sudah saya lakukan dengan semaksimal
mungkin mengikuti arahan dari guru mapel, dan saya mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber dan media internet sehingga dapat memperlancar pembuatan
Autobiografi ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memudahkan saya dalam pembuatan makalah ini. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan masukan berupa
kritikan, nasehat dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata saya
berharap mudah-mudahan tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai dan
bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 15 Mei 2023

Penulis
Faika Laudya Gabena. H
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................2
Daftar isi……….............................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................4
B. Tujuan Penulisan ........................................................5
C. Metode Penelitian ........................... ………………...5
D. Perumusan Masalah.....................................................7
E.Sumber Penelitian……………………………………..7

BAB II PEMBAHASAN
A. MASA BALITA ……………………………………..9
B. MASUK TK AL-FAUZIEN…………………………11
C. PERTAMA KALI NAIK SD.......................................13
D. KELAS 3-6 SD………………………………………16
E. ADAPTASI SMP BCI..................................................21
F. PERUBAHAN MASA CORONA……………………24
G. SMAN 2 DEPOK…………………………………….26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................29
B. Saran.............................................................................29
Daftar Pustaka………………………………………………….......
Lampiran……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Menurut para ahli, autobiografi adalah :
A. Das sollen
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan satu sama lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan ini setiap manusia memiliki
ceritanya masing-masing baik persoalan hidup maupun persoalan sosial lainnya.
Manusia memiliki kisah perjalanan hidupnya sendiri. Perjalanan hidup adalah
kisah perjuangan seseorang, setiap orang akan berproses seiring dengan
berjalannya waktu. Masing-masing manusia akan berproses hingga menjadi versi
terbaik dari diri mereka.

B. Das sein
Dalam perjalanan hidup saya sebagai manusia juga memiliki beragam
persoalan hidup, persoalan menarik, persoalan yang berarti bagi hidup saya,
maupun persoalan pahit yang pernah saya alami. Namun persoalan-persoalan
pahit ini akan saya jadikan sebuah pelajaran hidup untuk kedepannya. Perjalanan
hidup saya yang beragam ini akan saya uraikan ke dalam Autobiografi.

C. Interest
Dalam Autobiografi ini saya akan melakukan penelitian agar saya dapat
memberikan dedikasi bagi setiap orang bahwa perjalanan hidup itu menarik,
semua orang punya masa dalam hidupnya masing-masing.

D. Significant
Penelitian ini menurut saya penting karena penelitian ini unik dan menarik, tidak
semua orang mengalami hal yang sama seperti yang saya alami. Maka saya akan
membuat Autobiografi kisah perjalanan hidup saya dari mulai saya kecil hingga
beranjak remaja
b. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan autobiografi ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah
Minat semester terakhir, evaluasi tentang materi yang sudah kita pelajari selama di
kelas 10, dan menunjukkan riwayat hidup penulis dengan tujuan dapat menarik
amanat atau pesan moral yang terkandung. Selain itu, terkadang tulisan ini juga
diperlukan sebagai syarat penting di bidang pendidikan ataupun pekerjaan.

c. Metode Penelitian
Langkah-langkah Penelitian Sejarah Historiografi atau penulisan sejarah dapat
dihasilkan melalui penelitian sejarah. Sama halnya dengan penelitian ilmiah lain,
penelitian sejarah juga memiliki tahapan metode penelitian. Kuntowijoyo dalam
Pengantar Ilmu Sejarah (2010) menjelaskan bahwa penelitian sejarah mempunyai
5 tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi
(kritik sumber), interpretasi, dan penulisan. Ada beberapa sejarawan yang
menyatakan bahwa terdapat 4 tahapan penelitian sejarah yaitu heuristik
(pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan penulisan. Dua
pendapat tersebut sebenarnya sama, hanya di bagian masuk tidaknya pemilihan
topik dalam tahapan penelitian sejarah.

1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik menjadi urutan pertama dalam penelitian sejarah menurut
Kuntowijoyo dikarenakan topik yang akan dijadikan penelitian sejarah itu cukup
banyak sehingga penting bagi sejarawan untuk menentukan topik terlebih dahulu.
Menurutnya, dalam memilih topik penelitian sejarah, ada baiknya
mempertimbangkan beberapa hal yaitu kedekatan emosional dan kedekatan
intelektual. Kedekatan emosional dapat dikatakan sebagai kaitannya topik tersebut
dengan sejarawan, misalnya menentukan topik berdasarkan daerah asal.
Sedangkan kedekatan intelektual dapat dikatakan pemahaman gagasan/ide
sejarawan terkait dengan topik yang dipilih.

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)


Heuristik (pengumpulan sumber) merupakan tahapan yang cukup penting untuk
mewujudkan keberhasilan penelitian sejarah. Pada tahap ini, biasanya
kemampuan teoritik yang bersifat deduktif-spekulatif dari seorang sejarawan
akan diuji. Apabila dalam tahap ini sejarawan mampu mendapatkan sumber yang
relevan, maka akan lebih memudahkan sejarawan untuk memasuki tahap-tahap
berikutnya. Setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber yang relevan
untuk penelitiannya, maka verifikasi (kritik sumber) merupakan langkah yang
ditempuh selanjutnya. Pada dasarnya verifikasi adalah kegiatan penyeleksian
terhadap sumber-sumber yang diperoleh. Didik Pradjoko dan kawan-kawan
dalam Modul I Sejarah Indonesia: Hibah Modul Pengajaran, Content
Development Tema B1 (2001) menjelaskan bahwa verifikasi (kritik sumber)
dibagi menjadi dua, yaitu kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern atau autentisitas
merupakan penyeleksian terhadap keaslian sebuah dokumen, meliputi kertas,
tinta, gaya tulisan, bahasa, huruf, dan semua penampilan luar. Sedangkan kritik
intern atau kredibilitas merupakan penyeleksian terhadap kebenaran isi dokumen.
3. Interpretasi (Penafsiran)
Setelah dilakukan kritik terhadap sumber sejarawan akan memasuki tahap
interpretasi (penafsiran). Tahap ini menjadi penting karena merupakan tahap akhir
yang ditempuh sebelum melakukan penulisan. Pada tahap ini, sumber sejarah
yang telah berhasil dikritik dan telah pasti dijadikan sebagai bahan untuk
penulisan sejarah akan ditafsirkan. Tahap penafsiran ini dapat dikatakan sebagai
pemberian makna (analisis) serta menyatukan (sintesis) fakta-fakta yang telah
diperoleh sebelumnya. Dalam intepretasi ini juga terjadi proses imajinasi sejarah.
Kuntowijoyo berpendapat bahwa seorang sejarawan harus dapat membayangkan
apa yang terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu.
Apabila dalam diri sejarawan telah terdapat imajinasi maka lebih mudah baginya
untuk dapat merangkai fakta-fakta tersebut. Oleh karena itu, Kuntowijoyo
menekankan pentingnya imajinasi sejarah dalam penelitian dan penulisan sejarah.
Namun, satu hal yang harus dipahami ialah imajinasi ini memiliki batasan sesuai
dengan fakta. Hal tersebut dimaksudkan agar tulisan sejarah yang dihasilkan bisa
dipertanggungjawabkan objektivitasnya.

4. Historiografi (Penulisan)
Setelah 4 tahapan awal telah ditempuh, maka sejarawan telah siap untuk
melakukan historiografi (penulisan sejarah). Dalam proses penulisan ini,
kemampuan sejarawan atas teori dan metodologi akan berpengaruh terhadap
historiografi yang dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa historiografi yang
dihasilkan akan menunjukkan eksistensi dari sejarawan. Ketika tahap ini telah
diselesaikan, maka karya sejarah pun dapat dinikmati oleh khalayak.

Beberapa jenis metode penelitian yang lain adalah :


1. Metode penelitian kualitatif
Mengutip dari buku Pengantar Metodologi Penelitian (2020) karya Qomariyatus
Sholihah, penelitian kualitatif menekankan pada proses observasi atau
pengamatan obyek secara mendalam. Metode ini juga menggunakan pengalaman
sebagai dasar analisanya.

2. Metode penelitian kuantitatif


Kuantitatif lebih menekankan pada sifat serta hubungan antar-fenomena.
Kuantitatif bersifat lebih obyektif dibanding kualitatif, karena adanya uji
kuantitatif pada bagian kesimpulan. Sehingga hasilnya sering menggunakan
analisis statistik. Metode penelitian kuantitatif sering digunakan dalam bidang
ilmu pengetahuan alam, seperti fisika atau biologi. Namun, tidak sedikit pula ilmu
sosial menggunakan metode ini dengan menciptakan instrumen pengukur dari
variabel yang digunakannya.

3. Metode penelitian survei


Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei atau pengumpulan data
secara langsung dari responden penelitian. Hasil penelitiannya berupa opini atau
pendapat terkait tema penelitian. Biasanya survei dilakukan dengan menyebarkan
angket atau kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Angket atau
kuisioner ini disebarkan ke responden yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitiannya.

d. Perumusan Masalah
Dapat disimpulkan rumusan masalah yang kita bahas adalah :
1. Apa yang telah saya dapatkan selama menjalani bersekolah di Al fauzien?
2. Dampak apa saja yang saya terima saat corona?

e. Sumber Penelitian
A. Sumber Data
Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat, serta valid
mengenai objek yang diteliti, maka sangat dibutuhkan jenis dan sumber data yang
tepat untuk digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:62), dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder. Sehingga jenis dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini yakni:

1. Data Primer
Data primer merupakan data dan sumber data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama (informen inti) atau informasi yang diperoleh secara
langsung di lokasi penelitian atau objek/subjek penelitian. Data primer yang
dimaksud seperti hasil wawancara langsung dengan Anggota Badan
Permusyawaratan Desa di Desa Menceh Kecamtan Sakra Timur.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
seperti dokumen-dokumen, pengakuan-pengakuan atau hasil wawancara dengan
pihak kedua (informen penguat data) seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa beserta
Perangkatnya, LKMD, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan hasil penelitian
terdahulu yang dijadikan pembanding atau rujukan oleh peneliti.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Masa Balita
Pada 18 Juli 2007 lahir bayi perempuan lahir di Rumah Sakit Hermina Depok,
Bernama Faika Laudya Gabena Harahap yang kerap di panggil “Gaby” yang
berasal dari nama kependekan“Gabena”. Gabena sendiri adalah nama ibu dari
papa saya. Saya lahir dari sebuah pasangan bernama Raja Damang Gogo Harahap
yaitu papa saya, dan Lucy Indriani Lubis mama saya. Saya tinggal di Pesona
Khayangan Blok. DS No. 7, Depok. Disana saya tinggal disana bersama mama,
papa, ompung papa, ompung mama (nenek dan kakek dalam bahasa batak) tulang
(om) dan bujing (tante).

Saya tidak memiliki saudara, yang membuat saya adalah seorang anak tunggal
sampai sekarang. Saya hidup di lingkungan keluarga berkarir, seluruh anggota
keluarga saya memiliki pekerjaan mereka sendiri yang membuat saya lebih sering
di urus oleh pembantu dan ompung saya. Bahkan ompung papa, yang pensiun saat
saya berumur 6 tahun, masih aktif mengikuti beragam organisasi yang
membuatnya masih terikat dengan kantornya di BKKBN. Saya lebih banyak
menghabiskan waktu saya dengan ompung mama, ompung papa dan pembantu.

Keluarga saya bisa di bilang cukup strict atau ketat sejak kecil, dikarenakan saya
anak satu-satunya. Saya tidak begitu sering menghabiskan waktu dengan tetangga
di sekitar rumah kecuali sabtu minggu. Banyak sekali situasi dimana membuat
saya tidak bisa bermain dengan tetangga sakitar, seperti terlalu panas, tidak ada
yang menemani atau memantau, atau bahkan akan ada penjahat yang mencoba
untuk menangkap saya lalu menjual organ tubuh saya atau memperkosa saya.
Saya selalu menonton anak tetangga yang seumuran dengan saya bermain sepedah
di saat saya tidak boleh keluar rumah yang membuat saya sekalinya di bolehkan
untuk bermain keluar dengan sepedah itu pun juga dari pantauan orang tua, saya
selalu kabur memutari komplek sampai ibu saya yang sedang berada di salon yang
berada di samping rumah langsung pergi memutari komplek dengan keadaan
rambut yang sudah di blow.

Jika ompung papa sedang tidak ada urusan, kita mengantarkan ompung mama ke
kampusnya untuk mengajar, ompung mama adalah seorang dosen yang mengajar
di Jagakarsa. Saya memiliki 2 pembantu berbeda yang sudah menemani keluarga
saya sejak mama saya kuliah. Pertama mbak Ani yang fokus mengurus saya,
terkadang membersihkan rumah dan memasak, lalu mbak War yang mencuci
pakaian, cuci piring dan pekerjaan rumah lain nya. Mbak Ani adalah pembantu
yang sudah menetap selama 10 tahun dengan keluarga saya, kalau mbak War
adalah pembantu yang datang pagi pulang sore. Jika ompung papa sedang sibuk,
dan ompung mama ke kampus terkadang saya di titipkan ke rumah tetangga depan
rumah dengan pembantu saya, dikarenakan keluarga saya tidak percaya
meninggalkan saya dengan seorang pembantu di rumah.

Tapi mbak Ani dan mbak War berhenti bekerja setelah saya masuk SD, yang
membuat saya mengganti pembantu untuk beberapa kali. Saya ingat babysitter
saya Bernama mbak Eci, karena sifat saya yang nakal banyak sekali moment-
moment seperti saya yang sudah mandi main seluncuran tanah, lalu mandi lagi
dan bermain tanah lagi. Lalu juga saya yang di kejar anjing lalu saya lompat ke
mbak Eci, yang membuat mbak Eci tergigit anjing tetangga. Saya juga perna
bercanda menampar pipi nya karena terinspirasi dari film-film yang saya tonton,
lalu mbak Eci mengadu ke mama saya, yang membuat saya tidak boleh menonton
film lagi bahkan film barbie pun tidak.

Karena kurang nya waktu yang saya habiskan dengan orang tua, membuat saya
bergantung kepada pembantu yang datang pada saat pagi lalu pulang sore nya.
Saya ingat, ada mbak yang menidurkan saya siang hari ia langsung pergi dari
rumah karena ingin melanjutkan pekerjaan nya di rumah lain, saya langsung
bangun lagi dan mengejar nya agar ia tidak pergi meninggalkan saya sendirian
bersama ompung saya, saya merasa tidak memiliki teman karena factor tidak
memiliki saudara dan tidak boleh keluar rumah, yang membuat pembantu saya
lelah lalu mengadukan ke ompung saya. Lalu dia pergi di saat ompung saya
menahan saya sambil menangis tersedu sedu.

Pada saat masa balita saya merasa penting nya untuk tidak begitu mengurung
anak, karena masa-masa kecil sangat berpengaruh untuk masa pertumbuhan nya.
Saya juga merasa karena saya tunggal banyak sekali perbedaan bagaimana
tumbuh kembang saya di banding dengan anak yang memiliki saudara. Menurut
saya penting nya mengasah anak dengan menemani nya bermain, mengajak nya
mengeksplor dunia luar, memberikan banyak perhatian, tapi juga dengan
bimbingan yang tepat.
b. Masuk TK AL-FAUZIEN
Faktor lingkungan rumah saya sangat mempengaruhi kehidupan saya saat pertama
kali masuk ke TK pada tahun 2011. Saya TK di AL-FAUZIEN Blok. V Pesona
Depok Estate, Jl. Margonda No.12, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok,
Jawa Barat 16431, termasuk ke dalam komplek saya di pesona khayangan juga.
Banyak tetangga saya yang bersekolah disana juga. Seperti yang saya bilang tadi,
faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan saya di sekolah, saya menjadi
anak yang pemalu, saya tidak memiliki teman dan bahkan di bully di sekolah.
Saya pikir karena saya memiliki badan yang gemuk dan rambut yang keriting
membuat orang-orang tidak suka dengan saya, anak-anak perempuan di kelas saya
menjauhi saya tanpa sebab, saya di cubit dan di bicarakan dari belakang. Saya
perna cerita ke ompung saya, kalau saya tidak memiliki teman, ompung saya
bilang kita harus mendekati duluan jika ingin punya teman, mengajak nya
berbincang dan mengajak nya bermain duluan. Saya lakukan apa yang ompung
saya bilang tetapi mereka tetap menjauhi saya dan menghiraukan saya, jika ada
anak baru yang pindah, saya selalu mencoba untuk mendekati nya untuk membuat
teman tetapi anak perempuan yang lain menarik nya, saya ingat ada anak baru
Bernama Arin, saat ia memperkenalkan diri di depan kelas saya sangat senang,
saya langsung mengajak nya berbincang saat dia duduk di karpet, tiba-tiba anak
perempuan di kelas saya menarik nya membuat saya kesepian lagi. tiba-tiba saya
di cubit oleh anak baru tersebut.

Karena saya di musuhi oleh anak perempuan, saya menjadi bermain dengan anak
laki-laki di sekolah saya, yang juga bertetangga dengan saya, Namanya Agha.
Karena anak laki-laki suka berantam, saya menjadi suka ikut berantam dengan
anak yang lain di mobil jemputan. Saya ingat dulu nama supir bus jemputan
namanya mas Rudi dan yang menemani nya mas Awang. Saya selalu mengikuti
Agha, saya berantam dengan anak-anak di jemputan. Saya ingat dulu saat
memasuki TK B anak TK A mengatai saya gendut seperti babi dan lain-lain. Saya
langsung membanting nya ke lantai bus dan mendorong kepala nya ke pintu bus.
Hingga suatu Ketika, kepala sekolah menegur saya dan Agha karena suka
berantam di jemputan. Mungkin, anak TK A tersebut mengadu ke ibu nya lalu ibu
nya melaporkan ke sekolah. Untung saja orang tua saya tidak di panggil.

Saya menjadi memiliki kepribadian yang tomboy, bisa di bilang karena lebih
sering bergaul dengan anak laki-laki. Saya tetap di jauhi oleh teman sekelas yang
perempuan, tetapi setiap mereka membully saya, saya tetap diam dan menangis
tetapi saat guru bertanya kenapa saya hanya diam, dipikir-pikir lagi saya merasa
seperti orang bodoh jika mengingat masa itu. Saya tidak pernah mengadu, karena
saya juga tidak mengerti dengan situasi yang saya hadapi. Saya tidak perna
melawan, karena saya pikir lemah untuk melawan sesama perempuan, padahal
saya sendiri perempuan.
Saya selalu iri dengan anak-anak seumuran saya yang saat pulang sekolah di
jemput oleh orang tua nya, saya selalu pulang dengan bus jemputan. Saat hari
pertama masuk sekolah, saya bingung dimana orang tua saya? Saya melihat
semua anak di jemput oleh orang tua nya tetapi tidak dengan saya, sampai saya
melihat ada seorang ibu yang mirip dengan mama saya, saya pikir itu mama saya
lalu saya berlari dan memeluk nya, ternyata ia adalah ibu teman sekelas saya.
Padahal saya sudah sangat senang, pada saat itu.

Saat pulang sekolah, kebiasaan saya adalah mandi lalu tidur siang, tetapi saya
tidak pernah suka tidur siang saya ingin seperti tetangga-tetangga saya yang lain
termasuk Agha bermain sepedah di luar, tetapi pintu rumah selalu di kunci, sampai
saya mengerti bagaimana cara membuka pintu, ompung mama langsung
mengambil kunci rumah dan menyembunyikan nya. Hobi saya adalah
menggambar, kalau ditanya “kenapa gaby gak mau tidur siang? Mau nya
ngapain?” saya pasti akan menjawab saya mau nya menggambar. Tapi karena
paksaan tidur siang ini juga tubuh saya menjadi yang tertinggi di banding anak
seumuran saya.

Pada saat TK adalah zaman-zaman nya kita koleksi sticker yang lucu-lucu. Semua
anak perempuan di kelas saya saling memamerkan koleksi sticker mereka yang
mereka tempel di tas folder. Mereka saling barter sticker jika mereka
menginginkan nya. Saya selalu iri karena tidak memiliki dan tidak boleh meminta
sticker mereka, jika saya ingin berbicara dengan mereka, mereka selalu
mengabaikan saya. Hingga pernah suatu ketika, saya membawa tas folder saya
yang sudah saya hias dengan sticker yang baru saya beli, mereka langsung
mengerumuni saya dan meminta sticker saya,padahal saya tidak membolehkan
tapi mereka langsung mengambil paksa dan meninggalkan tas folder saya dengan
keadaan botak tanpa sticker. Saya hanya diam dan menangis, jika guru bertanya
kenapa saya hanya bisa diam. Sampai saya ingat jika pengambilan rapot, guru
pasti bercerita saya suka menangis tanpa sebab.

c. Pertama Kali Naik SD


Masuklah saya ke kelas 1 SD di AL-FAUZIEN, begitu banyak anak baru yang
saya temui, saya masih tidak tau bagaimana cara membuat teman tapi saya masih
suka menggambar, terkadang gambaran saya membuat orang-orang di sekitar saya
menjadi menarik perhatian mereka kepada saya, yang membuat saya merasa value
saya adalah hasil karya saya. Setiap ada lomba poster atau tugas menggambar
pasti orang-orang dating ke saya dan meminta digambarkan oleh saya.
Begitu banyak anak baru, sampai ketemu dengan satu anak laki-laki yang sangat
berisik di kelas bernama Kaeo. Kaeo memiliki badan yang sangat tinggi, dia
blesteran Jepang yang membuat nya memiliki kulit putih dan mata yang sipit. Ia
sangat sensitive dengan orang-orang yang bercanda dengan nya, ia bisa tiba-tiba
berteriak, memukul, dan melakukan hal-hal yang berlebihan lain nya. Membuat
orang-orang menjadi semakin gencar mengganggu nya. Saya perna duduk
sebangku saat lunch time, kita bercanda sampai tertawa terbahak bahak, yang
membuat nya sampai makanan nya yaitu telur jatuh ke lantai membuat dia marah
dan memukul saya. Saya langsung menutup muka saya dan menangis, satu kelas
langsung heboh dan memanggil guru.

Di kelas juga di bagi menjadi dua kubu, yaitu kubu Frozen yaitu anak-anak yang
menyukai film frozen karya Disney termasuk saya. Lalu kubu yang menyukai
CJR atau cowboy junior yang hanya di isi oleh Aisya anak yang sangat nakal ia
selalu membicarakan yang lain, memprovokasi teman sekelas dan selalu ingin apa
yang ia inginkan terpenuhi, selain Aisya ada Keya, ia tidak begitu melakukan
banyak hal ia hanya mengikuti Aisya karena Aisya adalah teman nya yang ia kenal
sejak lama. Saya selalu menjadi perantara antara Frozen dan CJR, tapi sejujurnya
saya lebih pilih berada di Frozen karena anak-anak nya lebih baik, tetapi Aisya
selalu menarik saya untuk bermain Bersama nya. Salah satu anak di kubu Frozen
bernaam Aqilla selalu mencoba untuk menarik saya untuk Bersama dengan nya
tetapi Aisya selalu menarik saya Kembali.

Pernah suatu ketika, crayon saya tidak terlihat lalu saya menemukan crayon saya
di ambil oleh seorang anak Bernama Silsi, waktu saya mencoba untuk
mengejarnya, tiba-tiba kaki dan kanan dan tangan kanan saya di tarik oleh teman
sekelas lain yang membuat saya kesusahan untuk mengejar Silsi, tapi karena
badan saya yang besar saya berhasil menangkap Silsi dan membuat nya memohon
maaf.

Juga pernah, ada seorang anak laki-laki Bernama Rafi, ia anak yang nakal tetapi
juga pintar di sekolah. Ia selalu mengejek saya gendut dengan teman nya yang
lain, bahkan sampai mengumpati barang saya, tetapi Aisya memberi tau
keberadaan barang yang di umpati oleh Rafi. Aisya memberi ide untuk membalas
dendam kepada Rafi dengan mengumpati barang nya balik. Saya mengikuti
usulan Aisya dengan mengumpati sepatu Rafi di balik loker nya, Rafi langsung
marah dan menanyakan saya “kamu umpetin dimana gaby?” saya jawab saja
“tidak tau” ia langsung berlari keluar kelas. Tiba-tiba kakak laki-laki nya yaitu
bernama Ehsan, menghampiri saya dan memarahi saya karna menyembunyikan
sepatu adik nya. Saya hanya bisa diam karena sudah ketakutan duluan. Aisya yang
aslinya menyuruh saya melakukan semua hal itu hanya bisa bersembunyi dan
dating pada saat Ehsan pergi. Saya menangis, lalu guru kelas menghampiri saya
dan mengatakan “makanya kamu harus nya ga usil” saya tetap diam.

Naik lah saya ke kelas 2 SD, saya sekelas lagi dengan Agha awalnya saya senang
karena teringat dengan masa TK, terkadang saya bermain berantam-berantaman di
kelas sampai terlihat oleh guru, tetapi ia lebih sering menghabiskan waktunya
dengan bermain Bersama yang lain. Saya yang tidak punya teman pun mencoba
untuk main keluar kelas dan duduk di pinggir lapangan. Saya bertemu dengan
anak yang sangat cantik Bernama Annisa.

Kami berkenalan, saya megobrol tentang banyak hal dengan nya mulai dari kartu
aikatsu yang sedang nge trend, dia dari kelas sebelah dan kami sama-sama masih
kelas 2 SD. Annisa cerita ia dari tadi memperhatikan kakak kelas yang tampan
‘katanya’ ia menyuruh saya untuk menanyakan nama kakak kelas tersebut, ia
berkata jika saya tidak menanyakan nya dalam hitungan ke 5 ia tidak akan
berbicara dengan saya lagi. Saya yang posisi nya sangat ingin punya teman,
akhirnya mengikuti omongan nya, padahal saya tidak ingin. Saya berdiri mencoba
mendekati kakak kelas yang ia tunjuk dia menghitung dari 1, 2, 3, 4, lalu saya
panik Annisa sudah memelototi saya menunjukkan jari nya yang sudah mau
menjadi angka 5. Saya langsung mendekati kakak kelas tersebut “kak, Namanya
siapa?” saya mendengar dia mengatakan Iqbal, tetapi saya tidak begitu jelas
mendengar nya membuat saya kalang kabut karena posisi nya si Iqbal Iqbal ini
sedang bermain sepak bola. Saya langsung menghampiri Annisa lagi, dan
memberitau kalau nama kakak kelas tersebut adalah Iqbal. Annisa tampak
kecewa, dan berkata kalua harusnya nama kakak kelas tersebut adalah (saya lupa)
saya kesal, ia sudah menyuruh saya dan tidak terima dengan informasi yang saya
berikan? Dan dia ternyata juga sudah tau Namanya tapi tetap menyuruh saya.

Saya tidak pernah menyukai naik jemputan sepulang sekolah, saya ingin bersama
mama saya, tetapi tidak pernah bisa karena ia sibuk bekerja. Ia hanya bisa
mengantar saya ke sekolah pagi hari nya, yang membuat saya menjadi selalu tidak
ingin naik jemputan sampai saat saya mengecek mobil jemputan saya melihat
Annisa saya langsung senang karena merasa memiliki teman di jemputan, Annisa
selalu ditemani oleh pembantu nya di mobil jemputan yang artinya ia selalu
terpantau atau dalam pengawasan pembantu nya. Saya mengobrol dengan Annisa
dengan senang, sampai saya memperkenalkan buku yang baru saya beli yang
berjudul “Now! Girls Generstion” yang berisi tentang penting nya untuk tidak
melakukan diskriminasi gender, saat saya dulu SD saya tidak begitu mengerti apa
isi buku nya, sebetulnya amanat yang bisa saya dapatkan dari buku tersebut
sekarang adalah bahwa mau itu perempuan atau laki-laki, semua memiliki
kelebihan dan kekurangan bukan berarti karena tugas Wanita adalah membereskan
rumah menjadikan mereka tidak bisa berkembang, semua gender memiliki hak
dan kewajiban mereka masing-masing. Tetapi, ya anak SD lah namanya, saya
malah menjadi membuat geng dengan Annisa di buku tersebut tertulis untuk tidak
berteman dengan laki-laki dan tidak mengidolakan artis laki-laki.

Saya dekat dengan anak laki-laki di kelas saya bernama Adit, saya diam-diam
berteman dengan nya agar tidak diketahui Annisa, sampai tiba-tiba Annisa
menghampiri kelas saya melihat saya tertawa Bersama Adit, Annisa langsung
marah dan mengingatkan perjanjian kita yang ada di buku saya. Saya langsung
beralasan kalua berteman dengan laki-laki itu tidak apa-apa. Padahal saya
mengatakan itu agar Annisa tidak marah, saya lalu mencoret peraturan tidak boleh
berteman dengan laki-laki.

Annisa mempunyai adik perempuan Bernama Tasya, Tasya berbeda setahun


dengan saya, saat say akelas 2 ia kelas 1. Pernah waktu itu saya bercanda di
belakang dengan posisi paling Annisa, lalu Tasya, Dara lalu terakhir saya. Saya
bercanda dengan Dara, kami saling colek-colekan, tiup-tiupan mata tapi reaksi dia
sangat berlebihan, saya meniup matanya lalu tangan nya mengenai mata Tasya
lalu Tasya menangis yang membuat saya dan Dara di salahi karena membuat
Tasya menangis, Dara yang tidak mau disalahi langsung melempar kesalahan ke
saya yang membuat satu jemputan memojoki saya dan menyuruh saya untuk
meminta maaf kepada Tasya, yang berujung saya diam saja.

Saya dengar dari orang tua saya, kalau saya akan pindah rumah ke Cikarang, saya
tidak mau karena sudah nyaman dengan teman-teman disini, lalu dengan dramatis
nya saya membuat surat yang saya hias untuk dua teman saya yaitu Annisa dan
Silsi, saya memberikan surat berisi perkataan kalau saya akan pindah rumah ke
Cikarang, betapa dramatis nya saya, Silsi saja sampai bertanya “kenapa ga
langsung ngomong saja?” saya saja bingung kenapa saya melakukan sesuatu yang
ribet? Tapi sepertinya karena saya ingin dapat apresiasi dari hasil karya surat
saya.. yah anak SD butuh validasi. Silsi bertanya apakah saya serius akan pindah
rumah, saya bilang tidak tau saya baru dengar dari orang tua saya, lalu saya
memberikan surat tersebut ke Annisa, Annisa tidak begitu banyak berbicara saya
tidak tau respon dia seperti apa karena kami berbeda kelas.

Sejak kejadian itu saya menjadi tidak dekat dengan Annisa tanpa sebab, ia
menjauhi saya, saya mencoba untuk berbicara dengan nya tetapi dia mengabaikan
saya. Ia selalu memberikan tatapan sinis ke saya tetapi saya hanya memberikan
senyum ke dia. Saya pernah, memberikan surat yang sudah saya hinas dan warna
dengan sedemikian rupa, tetapi ia hanya merobek nya bahkan tidak membaca
surat yang ada didalam nya. Sepertinya ia memiliki masalah internal dengan
keluarga nya yang membuat nya menjadi berubah. Lalu ia pindah sekolah saat
memasuki kelas 4 SD.

d. Kelas 3 – 6 SD
Di kelas 3 SD ini banyak sekali yang terjadi, untuk pertama kali nya saya punya
teman di kelas nama mereka adalah Tata dan Dara, iya Dara yang sebelum nya
saya ceritakan di bagian C. Bisa di bilang pertemanan kami terbentuk karena kami
bertiga tidak memiliki teman juga, jadi ya kami terbentuk dari ‘sisaan’ tapi tetap
saja bermain Bersama mereka sangat mengasnyikkan. Kami bernyanyi, menari,
mengobrol tentang apa saja yang terjadi di hidup kami.

Dara tidak pernah berubah, sebetulnya sangat seru bermain dengan nya tetapi ia
terlalu berlebihan atau kasar. Kami sedang tertawa bersama, tiba-tiba dia
mendorongku sampai terseret di karpet, tidak hanya saya yang terkadang
terganggu oleh Dara tetapi Tata pun juga. Tapi saya mengerti kenapa Dara tumbuh
seperti itu, ia memiliki adik laki-laki Bernama Dave, Dara menjadi tidak begitu
mendapatkan perhatian orang tua nya karena orang tua nya hanya fokus ke adik
nya, yang membuat Dara mendapatkan afeksi yang kurang. Sampailah ia
mendapat teman yang membuat diri nya senang, maka dari itu sikap nya menjadi
berlebihan.

Guru wali kelas, kelas 3 ada 2 yaitu Ms. Tari dan Ms. Eka. Ms. Tari sangat baik, ia
orang yang pengertian, sabar, dan lebih suka meyelesaikan masalah dengan
tenang. Berbeda dengan Ms. Eka, ia samgat tidak menyukai saya, saya pun tidak
tau alasan nya. Tapi mungkin itu faktor saya yang suka mengobrol di kelas,
sebenarnya saya juga salah karena tidak memerhatikan, tetapi saya tidak mengerti
karena ia menjelaskan dengan Bahasa inggris. Saat SD pelajaran kelas 1-3
menggunakan buku Cambridge, saya yang tidak perna belajar Bahasa inggris
menjadi selalu tidak mengerti mata pelajaran dia, dia mengajar IPA dan MTK.

Hal annoying yang di lakukan oleh Dara sangat banyak, pernah saat saya sedang
remedial MTK ia tiba-tiba menarik saya sambal berkata “gab akum au bahas hal
penting banget” saya sudah bilang kalau saya sedang melakukan remedial MTK
tetapi ia tetap memaksa dan menarik saya keluar kelas. Ms. Eka yang melihat
semua itu langsung marah dan menarik saya dari Dara lalu mengtakan “kamu
gimana sih lagi remedial MTK malah main-main’ lalu saya balas dengan ‘Ini ms,
tiba-tiba Dara narik aku tiba-tiba”, “Ya berarti kamu dong yang bilang gakmau.”
Saya kesal, karena saya tidak perna di mengerti oleh guru selalu ada salah paham
yang membuat orang-orang menjadi tidak menyukai saya.

Hal menarik yang saya ingat di kelas 3 adalah, Aikatsu. Semua anak perempuan
memamerkan kartu Aikatsu mereka, termasuk saya. Saya juga marathon
menonton episode Aikatsu tanpa henti. Kami bahkan melakukan olahraga seperti
karakter Ichigo, Aoi, Ran, dan Erika ( karakter dalam Aikatsu ) slime dan juga
squishy juga marak di mainkan pada saat itu, mama saya tidak membolehkan saya
bermain slime dan squishy karena di anggap tidak penting, buang-buang duit, dan
tidak berguna. Jujur saja apa yang di bilang oleh mama saya benar sih, tetapi
nama nya anak SD pasti ingin merasakan apa yang teman-teman nya rasakan atau
FOMO (fear of missing out)

Naik lah ke kelas 4 SD. Di kelas 4 SD ini berbeda dari sebelum-sebelum nya, saya
mendapatkan banyak teman. Disini saya lebih diterima, tapi karena itu saya tidak
begitu memedulikan akademik. Nilai saya hancur, remedial 5 mata pelajaran.
Saya bahkan merusak ayunan TK tapi untung nya sekolah memaafkan dan tidak
meminta ganti rugi. Tapi pada kelas 4 ini pertama kali nya saya terjun ke dunia
perlombaan.

Saya tiba-tiba terpilih mengikuti lomba dongeng, dikarenakan saya orang batak,
orang-orang berpikir suara saya keras dan berpotensi untuk ikut lomba yang
mementingkan suara. Pada saat itu saya bingung apakah saya harus mengambil
kesempatan ini atau tidak. Saya tidak memiliki begitu banyak kepercayaan diri
untuk mengikuti lomba tersebut, tetapi Mr. Arif selaku pengurus lomba di sekolah
saya dan Ms. Anti guru yang mengurus library meyakinkan saya dan mengajarkan
saya bagaimana cara story telling yang benar, saya belajar bagaimana intonasi,
artikulasi, cara penguasaan panggung, ekspresi, dan lain-lain. Tapi sayang nya,
saya sangat buruk dalam hal menghapal teks yang membuat cara penyampaian
saya dalam mendongeng terhambat.

Ini pertama kali nya saya mengikuti lomba, langsung menuju tingkatan nasional,
satu Indonesia mengikuti lomba ini juga, lokasi perlombaan di gedung kementrian
kehutanan yang membuat saya merasa tertekan. Saya latihan selama sebulan tetapi
karena ini pertama kali nya membuat saya sangat tegang, rasanya semua teks yang
saya hafal menjadi tidak membuahkan hasil. Ms. Anti berkata, saya tidak harus
selalu mengikuti apa kata teks, saya bisa improvisasi dan kunci dari improvisasi
adalah mengerti jalan cerita. Saya begitu tegang jadi pada saat hari perlombaan,
tiba-tiba saya terdiam di tengah panggung.

Pada waktu itu lah, untuk pertama kali nya orang-orang mendekati saya, orang-
orang memperhatikan saya. Sampai pada saat saya pulang kampung selama
seminggu, pulang-pulang saat ke kelas semua orang memeluk mencubit perut saya
sampai saya jatuh dari meja. Tapi jika di ingat-ingat lagi, semua yang saya
dapatkan itu karena prestasi yang saya raih, orang-orang mendekat karena maksud
tertentu.

Saya juga perna lomba dongeng tingkat sekota depok, pada saat itu saya merasa
sudah sangat bagus pada saat tampil, rasa percaya diri untuk menang sangat tinggi
mulai dari ekspresi intonasi cara saya menyampaikan sangat bagus, saya bahkan
dapat menghafal teks hanya dalam waktu 3 hari. Tetapi saya tidak menang,
kenapa? Karena sempat pada saat wawancara, saya di tanya, cerita saya tentang
apa, saya jelaskan tentang anak kodok yang tidak di bolehkan bermain jauh dari
rumah nya lalu dia di tanpa sadar bermain terlalu jauh yang membuatnya bertemu
dengan beragam ikan lain nya. Lalu ditanya lagi, apa amanat nya? Saya dengan
santai nya balas “gatau” dan ya, pada detik itu harus nya saya sadar, saya gagal.

Saya mengikuti lomba dongeng tidak sekali dua kali, dan tidak pernah menang.
Sempat tampil di Margo city untuk memenuhi sebuah event sekali. Lalu karena
sekolah sudah sering memperlombakan saya, mereka mencoba mendaftarkan saya
di lomba puisi juga, yang berakhir bagus saya perna menang sekota depok
melawan anak SMP dan SMA, FL2N, dan tingkat sekolah juara 1. Tapi, saya
pernah di suruh untuk tampil di acara sekolah, saya kabur ke toilet karena saya
tidak percaya diri saya yang yakin akan di tertawai. Saya berani jika membaca
puisi depan orang yang tidak saya kenal seperti juri atau peserta lomba lain nya.
Tapi kalau di depan orang yang saya kenal seperti anak-anak sekolah, saya tidak
berani karena saya tau mereka tidak mengerti bagaimana membaca puisi yang
seharus nya membuat saya merasa akan menjadi bahan tontonan mereka.

Di kelas 5 lagi-lagi saya memiliki guru yang cukup mirip dengan Ms. Eka di kelas
3, nama guru tersebut Ms. Lily. Ms. Lily, selalu menegur apapun yang saya
lakukan, karena saya tidak begitu dekat dengan teman sekelas membuat guru
terkadang tidak begitu memedulikan saya. Saya pernah, sedang pelajaran IPS
membahas tentang sejarah-sejarah kerajaan di Indonesia, pada saat itu saya
sekelompok dengan laki-laki semua yang membuat saya tidak begitu nyaman dan
sedikit menjauh dengan kelompok saya. Lalu Ms. Lily menghampiri saya dan
berkata “kamu niat sekolah apa enggak sih? Buku aja gada di meja.” Saya yang
SEPENUH NYA INGAT, kalua meninggalkan buku paket di meja, langsung
menge cek tapi kok tidak ada? Saya langsung mengecek desk meja berkali-kali
dan tidak ada aja. Saya langsung merogoh tas saya sebanyak 6 kali dan hasilnya
nihil tidak ada buku IPS saya sama sekali. Saya Kembali ke tempat duduk tanpa
buku, Ms. Lily langsung mulai berbicara lagi, “kamu ke sekolah tujuan nya
apasih? Buku aja gada blablablabla” saya tidak ingat, dan tidak mau mengingat
kembali apa perkataan nya, sampai mata pelajarajan berakhir yang saya dengarkan
hanya omelan nya. Teman saya Nadra, menghampiri saya tiba-tiba memberikan
buku paket IPS SAYA, YANG DARI TADI SAYA CARI. Saya bertanya, “nad kok
buku paket nya sama kamu?” di balas nya “tadi aku dapet dari icha.” Saya
langsung menghampiri icha, “icha dapet buku ini darimana?” tanya saya sambil
menunjukkan buku paket IPS saya. Icha balas “aku dapet dari Ms. Lily, aku ga
bawa buku paket terus dia langsung kasih buku ini.” Saya langsung terdiam
mematung. Perasaan kesal emosi sedih semua tercampur aduk, Nadra yang posisi
nya tau situasi saya langsung mengatakan “gab, kasi tau Ms. Lily lah bukan salah
kamu kalau kamu tadi buku nya gada.” Saya hanya bisa terdiam tanpa energi,
“udah lah nad udah capek aku.” Balas saya, Nadra yang tidak puas dengan
jawaban saya langsung spontan berbicara dengan mas Ms. Lily. “Ms, Gaby buku
nya gada soalnya buku nya Ms ambil tadi.” Ms. Lily sambal bermain dengan
handphone nya hanya membalas, “oh ya?”

Di kelas 5 ini adalah moment dimana saya merasakan begitu banyak permusuhan,
tidak hanya dari guru tetapi dari teman sekelas juga. Nadra teman saya satu-satu
nya pernah tiba-tiba di Tarik oleh anak perempuan di kelas pada saat saya sedang
tidak ada di kelas mereka berkata “udah kamu main sama kita aja gausah sama
gaby.” Saya dan Nadra memang sangat dekat, tapi entah kenapa saya selalu di
anggap menjadi pemnghambat Nadra. Saat bagi rapot, Ms. Lily memberi tau
orang tua Nadra, kalua Nadra dan saya harus dipisah karena Nadra akan tidak
berkembang jika terus menempel bersama saya.

Tapi waktu yang sangat mengharukan bagi saya adalah pada saat 1 kelas sudah
janjian untuk menonton film bioskop bersama. Saya tidak dibolehkan oleh mama
saya karena ia sibuk tidak ada yang mau mengantar, tetapi ompung saya rela
langsung menyetir dan membayar tiket nonton disaat film nya sudah mau di
mulai.

Pasti kalian berfikir tidak mungkin saya tidak disukai tanpa alasan, tapi sejujurnya
saya juga tidak punya alasan kuat kenapa mereka tidak menyukai saya. Saya dan
Nadra, pada saat jam istirahat ke dua atau lunch time kami suka makan di tangga
bawah dekat Gedung TK, di saat anak yang lain makan di kelas. Karena kami
terpisah dengan anak yang lain, kami menjadi tidak tau jika lunch time sudah
selesai, jadi kami suka tertinggal di saat yang lain sudah berbaris di depan kelas.
Peraturan nya adalah, kita harus baris di depan kelas setelah lunch time untuk
menuju shalat di MPH (ruang serba guna). Saking sering nya telat, kami sampai
perna pergi ke ruangan kepala sekolah.

Saya tidak begitu menyukai kepala sekolah di SD saya. Ia pernah pada saat saya
dan Nadra di panggil ke ruang kepala sekolah ia berkata “Jangan karena kamu
berprestasi, kamu jadi nakal di sekolah.” Disitu saya hanya bisa diam, mau
membantah pun saya tidak punya tenaga rasanya sangat menyebalkan karena di
anggap saya menjadi semena mena karena merasa punya kuasa akan ‘sesuatu’
juga pernah pada saat upacara, kepala sekolah mengumumkan kalua saya menang
juara1 lomba membaca puisi, karena respon saya yang MUNGKIN di anggap nya
negatif, saya hanya tertawa dan menunjukkan ekspresi sombong dengan tujuan
bercanda ia menjadi selalu memperhatikan saya. Lalu pada saat ia menjelaskan
ketentuan untuk memakai soskaki putih, saya reflek mengangkat kaki saya untuk
mengecek soskaki yang saya kenakan, ia langsung menegur di mic “Gaby gausah
di cek juga dong soskaki nya.”

Di kelas 6, baru kali ini saya merasa memiliki teman yang cocok dengan saya,
awalnya saya dekat dengan Firyal karena ia adalah teman sebangku saya, kami
selalu membicarakan webtoon. Webtoon adalah suatu aplikasi membaca komik
yang sangat saya sukai hingga sekarang, begitu banyak pilihan cerita menarik dari
beragam genre. Saya menjadi dekat karena membahas cerita-cerita yang kami
bahas dari webtoon. Firyal juga berteman dengan Anin dan Huma yang membuat
kami jadi berteman ber 4 pada saat itu.

Untuk pertama kali nya saya bermain dengan teman adalah saat kelas 6 ini, saya
pergi bermain ke rumah Firyal Bersama dengan Keya. Pada saat itu mama saya
aslinya tidak setuju karena malas antar jemput dan tidak begitu peduli, saya
sampai meminta Firyal untuk memberi tau ibu nya untuk memberi tau mama saya
untuk membolehkan saya bermain ke rumah nya.

Yang saya dapat kan setelah lulus dari SD AL-FAUZIEN adalah, saya dapat
membedakan bagaimana anak yang berasal dari keluarga harmonis dan keluarga
yang kurang harmonis seperti apa. Dan bagaimana karakter anak terbentuk karena
didikan dari rumah. Saya sendiri sekarang sadar didikan keluarga saya membuat
apa yang saya lakukan dan pikirkan sekarang, sekolah hanya pelengkap yang
mencoba untuk mengisi kekosongan tersebut.
e. Adaptasi SMP BCI
Saya dan Firyal memang sudah janjian untuk masuk BCI atau Budi Cendikia
Islamic School yang termasuk ke s berlokasi di HR9G+7J2, Jl. Boulevard Grand
Depok City, Kalimulya, Kec. Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat 16413. Awalnya
saya sangat terkejut karena pada saat tes masuk IQ saya mencapai 122 yang
membuat saya dapat masuk ke kelas unggulan atau prodigy yang diberinama kelas
‘Alexandria’, dan ternyata Firyal juga keterima di kelas unggulan dengan IQ 130.
Huma dan Anin memasuki sekolah SMP 2 Depok atau ‘bangor’

Pada saat hari pertama MPLS, tidak ada orang yang saya kenal membuat saya
hanya bisa diam dan menggambar. Saya ingat pada saat saya menggambar, tiba-
tiba ada seorang anak Bernama Icha (bukan Icha teman SD) ia menarik kertas
saya lalu memamerkan gambar saya ke orang-orang di kelas membuat saya
menjadi pusat perhatian sampai beberapa hari berikutnya. Masa MPLS tidak
begitu menarik menurutku, ini adalah masa-masa pertama kali nya kami
beradaptasi dengan peraturan di BCI.

Di kelas saya hanya ada 20 anak, kami bahkan mendapat buku yang berbeda di
banding kelas regular ada beberapa buku yang berasal dari Cambridge, maka dari
itu kami di khusus kan untuk lebih fokus menggunakan Bahasa. Inggris. Pasti
orang-orang mengira kalau kami semua adalah anak pintar yang memiliki nilai
tinggi saat ujian masuk tapi faktanya tidak, waktu saya tes akademik saya terlalu
malu untuk bertanya bagaimana cara zoom soal ujian nya yang membuat saya
tidak bersungguh sungguh dalam mengerjakan soal tersebut, saya dari dulu tidak
pernah memikirkan nilai akademik yang membuat saya bingung bagaimana
mungkin saya bisa masuk ke kelas ini? Mungkin kalua Firyal dapat di mengerti ia
memang sudah terkenal pintar sejak SD.

Di kelas unggulan ini, saya menjadi dekat dengan anak yang berasal dari SD
Binakheir, Binakheir adalah sekolah yang pernah saya datangi waktu lomba puisi,
saya meraih posisi juara pertama disana. Anak Binakheir tersebut mereka adalah
Dennisha dan Rissa. Awalnya Firyal yang sebangku dengan mereka lah yang
awalnya dekat dengan mereka tetapi karena saya dekat Firyal saya menjadi
bertmena ber 4 dengan mereka juga.

Di kelas saya yang anak lulusan Al Fauzien tidak hanya saya dan Firyal, tetapi ada
Zila dan Aqilla juga. Saya selalu Bersama Zila dari saya TK B di Al Fauzien,
sudah lagi kami selalu berada di jemputan yang sama sejak SD sampai SMP.
Kurang lebih sudah 4 tahun saya dan Zila berada di jemputan yang sama. Di kelas
7 ini banyak sekali hal yang saya sesali mulai dari secara sikap atau perilaku yang
pernah saya lakukan dan nilai-nilai yang tidak saya pedulikan. Entah apa isi
kepala anak berumur 12 tahun ini, saya selalu tidur, bersikap seenaknya, berbuat
kasar, tidak pernah belajar untuk ujian.

Karena wajah saya yang mungkin terlihat RBF (Resting Bitch Face) membuat
kakak kelas menjadi membicarakan saya. Anak-anak di BCI menurut saya,
terlewat julid. Mereka selalu membicarakan orang dari belakang bahkan hal
terkecil apapun. Saya pernah di bilang miskin karena memiliki rok yang sedikit
menggantung. Saya masih ingat jelas bagaimana perilaku kakak kelas disana yang
terkadang membuat saya merasa tidak nyaman untuk menjalankan aktifitas sehari-
hari di sekolah, saya juga terlibat banyak kasus dari segi yang tidak di ketaui guru
sampai yang ke ruang BK (Bimbingan Konseling)

Tetapi, kasus-kasus tersebut selalu menjadi hal yang paling tidak penting untuk
diperdebatkan contoh nya seperti kasus Dennisha, ada seorang kaka kelas yang
menyukai nya bernama Rea atau Rey, dia memiliki pacar Bernama Hasna. Karena
rasa tertarik Rea kepada Dennisha, membuat Rea memutuskan pacarnya Hasna
dan, yang membuat Dennisha di bicarakan di 1 angkatan, kelas 8 karena Rey
menyebarkan nya ke orang-orang. Dennisha dan Hasna mengikuti paduan suara
sekolah, yang membuat mereka menjadi bertemu dalam beberapa waktu, setelah
kejadian Rea dan Dennisha tersebut, Hasna menyindir-nyindir Dennisha Bersama
dengan gang nya. “Pasti langsung mau tuh.” “Gampang itu mah.” Sindir teman-
teman Hasna, yang mengartikan kalau Dennisha gampang di dekati atau terbilang
‘murah’ Esok pagi nya, Dennisha menangis di sekolah.

Karena saya kelas unggulan, membuat 1 sekolah selalu membicarakan kelas saya,
karena kelas saya mendapat ‘spesialisasi’ sering sekali terjadi sindir menyindir
yang tidak jelas bahkan anak kelas lain yang tidak mau bergaul dengan kelas saya
karena perasaan ‘minder’ menganggap kelas saya kelas anak-anak pintar
misalnya, BCI di wajibkan kelas 7 untuk mendapatkan pelatihan militer yang
disebut “Puzdiksi” saat pertama kali ada nya pengumuman puzdiksi, semua orang
langsung membicarakan nya bagaimana puzdiksi sangat tidak nyaman mulai dari
kita yang selalu di bawah terik matahari, sebelum makan saja harus telungkup di
lantai dan lain-lain dan puzdiksi ini bersifat wajib, jika kita tidak bisa ikut maka
kita harus ikut tahun depan Bersama dengan adik kelas. Sampai tiba-tiba saat saya
dengan teman saya Dennisha sedang duduk di ruang library datang kakak kelas
mengatakan dengan suara yang lantang “anak Alexandria kira-kira bisa gak ya
nolak puzdiksi” “Keenakan gasi kalo boleh gak puzdiksi?” sambil melihat kea rah
saya dan teman saya, yang dengan maksud karena kami kelas unggulan kami
dapat melakukan apa yang kami mau, saya dan Dennisah hanya diam mereka
terus saja berbicara yang lain-lain.
Saya merasa masa SMP saya adalah masa peralihan saya untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang lebih dewasa berbeda dengan SD, karena itu banyak
sekali moment moment memalukan yang tidak pantas di ceritakan. Kesimpulan
yang saya dapatkan di kelas 7 ini adalah, jangan lah jadi orang yang begitu ingin
mendapat validasi orang lain sampai melakukan hal impulsive yang membuatmu
menyesal di kemudia hari, karena hal kecil sangat berefek di masa depan secara
psikologis dan mindset. Sampai lah masa corona di mulai.

f. Perubahan Masa Corona


Sejak 16 Maret 2020, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar sekolah
menjalankan sekolah daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal itu
dikarenakan demi memutus penyebaran virus Covid-19 di lingkungan sekolah.
Karena Corona ini lah hidup saya berubah sangat besar, mulai dari sekolah
maupun di rumah. Tingkat afektifitas belajar yang rendah membuat saya lebih
banyak menghabiskan waktu saya selama corona untuk tidur di jam pelajaran.
Ujian pun 100% mencontek walaupun katanya dapat terpantau.

Tapi hal yang paling berpengaruh adalah bagaimana cara berpikir saya. 2 tahun
masa pandemic saya habiskan dengan memikirkan diri saya sendiri. Hal-hal yang
tidak pernah saya lakukan atau saya coba, saya lakukan semua nya. Saya bangun
jam 5 pagi, olahraga memutatri komplek, makan makanan sehat, tidur di bawah
jam 12 malam, tidak begitu banyak menghabiskan waktu dengan ponsel.

Hal-hal positif yang saya lakukan tumbuh dari pemikiran negative saya. Saya
merasa tidak percaya diri dengan diri saya sendiri saya bahkan jijik untuk melihat
diri saya dicermin, saya tidak bisa tidur tiap malam karena memikirkan masa lalu
yang sudah berlalu dan tidak bisa di ubah, penyesalan akan hal-hal penting dalam
hidup saya, tekanan dari orang tua yang stress karena tidak menghasilkan uang
sebanyak seperti waktu sebelum corona, menghabiskan waktu sehari 12 jam lebih
hanya untuk menonton anime atau kdrama, sampai tidak bisa tidur dan terus
menangis sampai subuh.

Bagaimana saya bisa mengubah habit buruk tersebut? Saya selalu berpikir,
bagaimana agar saya stop untuk memikirkan hal-hal buruk di masa lalu?
Bagaimana cara nya agar saya bisa lebih menghargai diri saya sendiri? Lagi-lagi
tentang keluarga, karena saya anak tunggal yang memiliki limgkungan keluarga
berkarir saya memiliki banyak waktu yang saya habiskan sendiri di rumah, yang
membangun sifat individualisme yang artinya melakukan segala hal sendiri. Saya
menjadi orang yang hanya mementingkan kenyamanan saya sendiri, jadi saat saya
pusing memikirkan hal yang tidak jelas, saya langsung jogging atau berjalan cepat
memutari komplek dengan pemikiran semakin kepala sakit memikirkan hal yang
tidak perlu semakin kencang saya berlari. Perasaan ngos-ngosan karena olahraga
lebih baik dari pada ngos-ngosan memikirkan hal yang sudah terjadi. Tidur terlalu
malam juga menjadi faktor kenapa selalu overthinking. Dan faktor orang susah
tidur adalah karena kurang nya aktifitas fisik, jadi saya mencoba untuk memenuhi
kebutuhan badan dengan berolahraga dan istirahat yang cukup.

Saya menjadi pribadi yang tidak bergantung dengan orang lain dan tidak terlarut
dengan masalah. Saat corona saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk
memepalajari kepribadian orang teori-teori seperti MBTI, enneagram type,
instinctual variants, tritypes, socionics, big 5 SLOAN, attitudinal psyche dan
tempraments. Saya menjadi lebih mengerti bagaimana orang bertindak dan lebih
mengerti diri saya sendiri. MBTI saya adalah ENTP atau Extrovert, Intuition,
Thinking, Prospecting (Ne Ti Fe Si) lalu enneagram saya adalah 7w8, tritype 783,
instinctual variants saya sp/sx, socionics saya ILI big 5 saya SCUEI, attitudinal
psyche saya masih saya cari tau karena lumayan susah untuk menentukan nya dan
terakhir temperament saya adalah sanguine-choleric. Saya sangat tertarik
membahas teori-teori tersebut, saya bisa membicarakan dalam berjam-jam tanpa
henti, saya suka menganalisis orang-orang di sekitar saya seperti apa contoh nya
mama saya adalah ESTP 3w2 387, papa saya ESTP 8w9 836, ompung mama
ESFJ 1w2 126, ompung papa ESTJ 1w9 186, tulang ISTP saya tidak begitu tau
enneagram nya karena ia orang yang tertutup.

Setelah perpisahan kelas 9, saya dan teman sekelas janjian untuk berlibur ke dufan
bersama, tetapi kami salah memperkirakan jadwal dibuka tiket fast track nya jadi
kita tidak kedapatan tiket fast track yang membuat kami hanya dapat menaiki
beberapa wahana itu saja tidak sampai 3 wahana. Saat saya dan Firyal menaiki
poci-poci yaitu wahana berbentuk cangkir yang dapat kita putar sendiri, saya dam
Firyal memutarnya sangat kencang dibandingkan orang lain sampai saat saya
turun dari cangkir saya berjalan tidak beraturan tidak sadar dengan Langkah saya
sampai saat saya menuruni tangga saya tidak sadar dan menginjak bolongan
dengan keadaan kaki saya yang miring, saya langsung kesakitan dan mencoba
untuk meluruskan kaki, Firyal langsung memberi tau teman sekelas untuk
memanggil petugas dufan mengangkat saya untuk dibawa ke UKS. Sampai nya di
UKS saya dikejutkan dengan orang di depan saya kesurupan dia tertidur tetapi
sambal tertawa membuat orang-orang mengerumuni nya. Saya yang posisi nya
tidak bisa berjalan karena kaki terkilir lalu bengkak hanya bisa terdiam berharap
orang yang kesurupan tidak mendekat ke saya.
g. SMAN 2 DEPOK
SMAN 2 DEPOK berlokasi di Jl. Gede No.177, Abadijaya, Kecamatam
Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16417. Di SMA ini saya bertekad untuk
berubah, tidak mengulangi kesalahan yang pernah saya lakukan di mas SMP saya
rasa sudah cukup main-main nya, untuk kali ini saya harus serius untuk masuk ke
perguruan tinggi. Sudah cukup saya melakukan hal-hal yang tidak berguna. Saya
memilih jurusan IPS dikarenakan saya ingin masuk fakultas hukum di UI. Saya
yakin saya mampu untuk masuk kesana atas usaha saya.

Orang tua saya memasukkan saya ke bimbel BA (Brain Academy) yang berasal
dari ruang guru. Awalnya saya masih bisa mengkontrol rutinitas saya yang
seminggu dua kali mengikuti bimbel, tertapi saya di suruh untuk masuk EF
(English First) juga. Saya menjadi selalu menghabiskan waktu saya untuk bimbel
BA hari senin, EF hari selasa, BA hari rabu, dan EF hari kamis, BA di mulai dari
jam 17:00 – 20:30, lalu EF dari jam 18:30 – 20:00. Saya tidak memiliki waktu
untuk bersantai, mama saya juga tidak memperbolehkan saya kemana-mana
membuat saya stress bahkan kurang tidur karena seperti yang kalian tau tugas di
semester 1 sangatlah banyak dibanding semester 2.

Karena rutinitas tersebut lah membuat saya Kembali seperti sebelum corona atau
bahkan lebih parah, berat badan saya naik drastis, wajah berjerawat, bahkan
rambut yang jarang di keramas, sampai wajah yang terbakar panas nya matahari.
Begitu banyak faktor yang bisa di bilang membuat saya menjadi terlihat buruk,
tetapi saya tidak memedulikan semua itu karena penampilan bukan lah semua nya
buktinya saya menjadi dapat akrab dengan banyak anak di kelas ini.

Saya ingat, pada pelajaran Sejarah Indonesia, saya belum selesai mengerjakan
tugas menjawab 10 soal menggunakan gambar dan sumber nya, karena tidak
sanggup mengerjakan sejarah setelah pulang BA saya berniat untuk melanjutkan
nya di sekolah, orang-orang mengumpulkan sementara saya masih mengerjakan
pak Wikka bertanya di kelas “bagi yang belum mengumpulkan sekarang, kasi
saya alasan kenapa kalian bisa telat.” Saat itu saya sangat menyesal tidak berusaha
untuk mengatakan alasan saya kenapa saya bisa belum mengumpulkan, saya tidak
berbicara karena saya piker alasan karena saya les tidak efektif atau tidak dapat
diterima karena dari posisi ini harus nya saya yang dapat mengontrol waktu untuk
mengerjakan tugas nya. Saya berniat untuk nmengumpulkan sebelum pulang
sekolah, pas saja saat jam pramuka saya sudah selesai mengerjakan tugas tersebut,
salah saya disini adalah saya tidak memberitau pak Wikka dulu kalua saya
menaruh buku saya di meja nya tanpa sepengatahuan pak Wikka. Minggu depan
saat mata pelajaran sejarah saya menanyakan buku sejarah yang sudah saya
kerjakan tugas nya, tapi pak Wikka tidak merasa menilai buku tulis saya, ia
menyuruh saya untuk mengecek buku saya di meja nya, saat di ruang guru saya
tidak menemukan sama sekali buku pak Wikka sampai saya bertanya ke kelas lain
mungkin saja buku saya tercampur dengan kelas lain tapi konfirmasi dari kelas
lain tidak begitu jelas yang membuat buku saya sepenuh nya hilang dari meja pak
Wikka, yang membuat saya harus mengerjakan lagi ulang.

Karena saya ikut EF saya menjadi teliti setiap pelajaran Bahasa inggris seperti
pelajaran LM pun, orang-orang menjadi sedikit bergantung dengan saya setiap
pelajaran Bahasa inggris, pernah pada saat di suruh untuk mengerjakan soal
Bahasa inggris semua orang mencontek ke saya, saya terima-terima saja karena
ini hanya tugas yang menurut saya mudah atau sederhana, saat itu Bahasa inggris
di ajarkan oleh Ma’am Kokom, saya mengikuti sama seperti instruksi lalu saat
saya mau mengumpulkan tiba-tiba Ma’am Kokom berkata kalau saya harus
menulis keterangan di pilihan jawaban saya, saya bingung kapan ia berkata seperti
itu. Sudah lagi waktunya sudah mau selesai saya langsung mencoba untuk
menulis dengan ssecepat tenaga di saat sementara orang-orang di sekitar saya
menunggu untuk saya contekkan, saya langsung berlari mengejar Ma’am Kokom
yang tiba-tiba meninggalkan kelas, orang-orang yang di dekat saya langsung
mengejar saya yang posisi nya belum selesai mengerjakan langsung lah mereka
terdengar kesal karena saya meninggalkan mereka, saya sih tidak peduli salah
mereka karena tidak berusaha untuk mengerjakan nya. Tetapi, nilai saya mendapat
74 yang berarti remedial lalu orang yang mencontek ke saya mendapat 80.

Saya suka bersekolah di SMA kali ini, mungkin karena ini pertama kali nya saya
masuk negri saya lebih merasa bebas, dapat mengekspresikan pendapat saya dan
menjumpai teman yang beragam, berbeda dengan sekolah sebelum nya sekolah
swasta lebih memiliki banyak peraturan, siswa selalu di pantau bahkan mengurusi
permasalahan siswa, lalu anak-anak di negri tidak se judgmental di swasta. Saya
juga bertemu banyak orang di tempat les dan bertemu orang-orang baru lain nya.

Satu hal yang saya sadari adalah, mau bagaimanapun kehidupan kalian tetapi
mindset kalian hanya fokus ke titik jelek nya saja, kalian tidak akan bisa
berkembang. Memang, dibutuhkan banyak waktu dan kesadaran untuk mendapat
kan pencerahan, tetapi bukan berarti kalian hanya bisa mengeluh dan menangis
tidak jelas, menangis tidak akan membuatkan hasil. Jadi, kalu kalian memang
ingin berubah, tutup mulut kalian dan mulai bergerak. Di SMA ini memberitau
saya bagaimana cara bersyukur mulai dari yang paling kecil, naik gojek panas-
panasan sehabis pulang sekolah sambil menggunakan earphone mendengarkan
lagu Lana Del Rey saja sudah cukup menyenangkan.

My favorite Lana Del Rey song list :


1. Honeymoon album edition
a. high by the beach
b. freak
c. art deco
d. religion
e. Salvatore

2. Ultraviolance album edition


a. west coast
b. pretty when you cry
c. money power glory
d. fucked my way up to the top
e. sad girl
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Apapun yang datang di kehidupan saya tidak datang tanpa alasan, masalah apapun
harus kita hadapi dengan lapang dada. Semakin banyak rintangan yang kita hadapi
semakin banyak hal baru dari bagaimana cara kita meningkatkan diri kita menjadi
versi yang lebih baik dari kemarin-kemarin hari. Apa yang saya rasakan, selalu
berdampak untuk kedepan nya maka dari itu kita harus bisa menyikapi sesuatu
dengan tidak berlebihan.

b. Saran
Masih banyak kekurangan dalam autobiografi ini secara dari tutur kata, kalimat
yang kurang efektif, dan urutan kejadian yang tidak runut. Jika kalian ingin
membuat autobiografi usahakan untuk merencanakan dulu apa yang ingin kalian
bahas, urut kan setiap kejadian waktu di kehidupan kalian.

Daftar Pustaka
1. Foto-foto dari koleksi pribadi yang di kumpulkan dari tahum ke tahun.
2. Bukti ke lulusan dari SMP Budi Cendikia Islamic School
3. Juara 1 lomba membaca puisi tingkat antar sekolah Binakheir 21 oktober 2017
3. Bukti juara 3 lomba puisi tingkat sekota depok 27 April 2018
Lampiran
Bukti ke lulusan
dari SMP Budi
Cendikia Islamic
School

Bukti Juara 1 lomba


membaca puisi
tingkat antar sekolah
di Binakheir
Bukti juara 3 lomba
puisi tingkat sekota
depok melawan
anak SMP dan SMA
saat kelas 6 SD

Piagam
Penghargaan
menjadi peserta
lomba OLKA SD
Al-Azhar

Al-Fauzien award
being the most
expressive student
in music
Sertifikat menjadi
peserta lomba puisi
tingkat nasional di
Gedung kementerian
kehutanan

Piagam penghargaan
prestasi pada bidang
Pendidikan
Foto dengan
teman SMP BCI

Foto saat ke
dufan sebelum
tragedy kaki
terkilir
Foto saat
mengerjakan
tugas drama
Bahasa inggris
SMA

Foto saat
pagelaran SMA
Teman di BA

Teman sekelas di
X IPS 4

Anda mungkin juga menyukai